Free Essay

Asdasds

In:

Submitted By anthonywijaya
Words 2404
Pages 10
Dibuat oleh kelompok 4:
Anthony Wijaya /0131141216 Kelas : Bisnis 2L
Danita Adriani /0131141209 Materi : Middle Class in Indonesia
Eldo Mahadika /0131141107
Nita Surlyanti /0131141165

Kelas Menengah di Indonesia

I. Pandangan para ahli

Analisa kelas modern pada dasarnya bersumber dari dua tradisi pemikiran, Karl Marx dan Max Weber. Berikut akan dikupas padangan tentang kelas modern menurut masing-masing tokoh.

A. Karl Marx
Karl Marx dengan konsepsi “Marxisme” membuat suatu pendapat sendiri mengenai konsep kelas sosial. Ia berpendapat bahawa konsep kelas hanyalah alat analisa untuk melihat mekanisme penghisapan dari satu golongan atas golongan lain. Kelas sosial diukur dari seberapa seseorang memiliki faktor produksi, dan digambarkan sebagai gambaran seperti “kasta”.
Ada beberapa unsur dalam teori kelas Karl Marx yang perlu diperhatikan. Pertama, tampak betapa besarnya peran segi struktural dibandingkan segi kesadaran dan moralitas. Pertentangan antar buruh dengan majikan bersifat objektif karena berdasarkan kepentingan objektif yang didasarkan kedudukan mereka masing-masing dalam proses produksi. Kedua, karena kepentingan kelas pemilik dengan kelas buruh secara objektif bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang berbeda terhadap perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada umumnya mesti bersikap konserfatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas bawah pada umumnya, akan besikap progresif dan revolusioner. Ketiga, dengan demikian menjadi jelas mengapa bagi Marx setiap kemajuan dalam susunan masyarakat hanya dapat tercapai melalui revolusi. Begitu kepentingan kelas bawah yang sudah lama ditindas mendapat angin, kekuasaan kelas penindas mesti dilawan dan digulingkan. Apabila kelas bawah bertambah kuat, kepentingannya pun akan mengalahkan kepentingan kelas atas, jadi akan mengubah ketergantungan dari pada pemilik dan itu berarti membongkar kekuasaan kelas atas.

B. Max Weber
Max Weber berpendapat bahwa kelas menengah tidak harus diukur melalui cara kepemilikan faktor produksi. Weber menggunakan pendekatan yang mencoba menggabungan serta membedakan antara pendapatan, pendidikan, status sosial atau semua hal yang dapat dikuantifikasi. Penentuan kelas menengah dapat dipisahkan sesuai perbedaan pendapatan serta jabatan dalam kerja.
Asumsi Max Weber sering dikaitkan dengan konsep pluralisme, terkadang konsep tersebut membayangkan masyarakat tersususn dari kelompok-kelompok kekuasaan yang berseteru, dan setiap kelompok menggunakan kekuasaan untuk memajukan kepentingannya sendiri.
Teori elit pluralis Weber mencoba menyangkal konsepsi Marx tentang kelas penguasa. Pemikiran Marx telah memepengaruhi satu kontraposisi, umumnya dikenal sebagai teori elit penguasa, meskipun banyak pendukungnya tidak secara langsung menghubungkannya dengan kerangka kerja Marx.
II. Golongan Kelas Menengah
Menurut Karl Marx, golongan kelas menengah adalah golongan yang mendukung golongan kelas borjuis (pro-kapitalis). Pada akhirnya pengelompokan kelas sosial hanya ada golongan pemilik modal (borjuis) dan golonga proletar yang merupakan kelas pekerja miskin.
Perkembangan selanjutnya kelas menengah membesar kuat dan terorganisir. Pada awal abad 20, para pemikir di Eropa telah banyak memunculkan teoritisi yang disebut ‘Marxisme’ yang mengarah pada studi kelas menengah baru. Hingga saat ini, kelas menengah dapat dibedakan melalui klasifikasi kelas pekerja yang lebih kompleks dari dahulu seperti petani dan pengusaha.
Selanjutnya pemikiran yang juga berpengaruh luas adalah pemikiran Weber. Bagi Weber, kelas menengah tidak harus diukur melalui cara kepemilikan faktor produksi. Weber menggunakan pendekatan yang mencoba menggabungan serta membedakan antara pendapatan, pendidikan, status sosial atau semua hal yang dapat dikuantifikasi.

Webber membagi masyarakat kapitalis ekonomi menjadi lima kelas, yaitu: * Kelas pemilik dilapisan teratas yang identik dengan kelas borjuis * Kelas pekerja ditingkat terbawah yang identik dengan kelas buruh * Kelas-kelas Intelegensia * Kelas-kelas Manager dan administrator * Borjuis kecil
Dari tiga golongan terakhir hasil identifikasi Weber itu, kemudian dikembangkan oleh aliran Marxis dan non-Marxis menjadi teori mengenai golongan menengah baru. Golongan menengah lama menurut aliran ini terdiri dari produsen kecil, pengrajin dan kaum professional yang independent dari petani kecil. Sedangkan golongan menengah baru muncul sebagai pegawai kecil, pengawas pabrik, pegawai teknis, guru, dan pegawai pemerintah atau semacamnya yang timbul pada masyarakat kapitalis.
Dalam perkembangan sosiologi di Amerika timbul pula upaya untuk membedakan golongan-golongan masyarakat secara hirarkis, dengan tekanan melihat ketidak samaan atau kepincangan social karena perbedaan tingkat pendapatan,pembagian kekayaan, jenjang kekuasaan, prestise, umur, etnisitas. Dengan cara ini tidak butuh lagi dilakukan analisis kelas melainkan stratifikasi yang menghasilkan strata- strata dalam masyarakat.
Dalam konsep sosiologi terdapat perbedaan antara kelas dan elite. Konsep terakhir ini dikemukakan oleh sosiolog Itali,Pareto dan Mosca. Apabila konsep kelas berdasarkan pada batasan ekonomi, maka konsep-konsep elite didasarkan pengertian dan ekonomi. Golongan borjuis sebagai suatu kelas dapat juga dapat dikategorikan sebagai elite ekonomi, tapi belum tentu sebagai elite politik. Karena elite politik bisa dipegang oleh golongan agama atau militer. Jadi elite adalah sesuatu yang bersifat plural sedangkan kelas adalah sesuati yang mengandung pengertian yang homoggen.
III. Sosok kelas menengah di Indonesia
Kebangkitan nasional pada abad 20, semula diwakili oleh dua golongan, yaitu kaum priyayi dan pedagang. Akan tetapi tidak banyak yang tahu bahwa kebangkitan nasional ini didahului oleh kebangkitan nasionalis Cina. Karena pada saat itu Cina kecewa terhadap sikap pemerintahan kolonial Belanda yang dalam politik etisnya ingin mengangkat kaum pribumi dari kemiskinan dengan konsekuensi merugikan ekonomi golongan Cina.
Sebenarnya golongan Cina ini telah menjadi golongan menengah yang efektif. Mereka tidak saja mengusai perdagangan dan pengkreditan rakyat, tetapi juga mendirikan industri-industri, menerbitkan koran-koran.Politisi golongan menengah Cina di Indonesia dipengaruhi oleh gerakan Nasionalisme Tiongkok yang membentuk golongan cina modern. Dari Koran-koran itu kaum pribumi banyak belajar sehingga melahirkan tokoh semacam Tirtoadisuryo. Pada tahun 1907 ia menerbitkan Koran Medan Priyayi yang memberikan kesegaran kepada koran-koran pada saat itu. Dia juga mempelopori berdirinya Serikat Priyayi 1909, Serikat Islam Jakarta dan Bogor yang mengilhami terbentuknya Serikat Dagang Islam di Solo tahun 1900. Tapi kemudian gerakan ekonomi itu dirubah menjadi Sarekat Islam oleh Tjokroaminoto. Kebangkitan golongan menengah pribumi ini lebih diwarnai oleh politik daripada ekonomi.
Golongan menengah pada masa kolonial ada dua golongan, yaitu: * Golongan menengah Cina, yang terdiri dari pengusaha kelas menengah yang bergerak disektor perdagangan, Industri skala menengah dan perkreditan rakyat. * Golongan menengah pribumi. Golongan ini tidak hanya dilihat dari posisi ekonominya tetapi juga dari tingkat pendidikan dan gaya hidup. Maka golongan pribumi itu terdiri dari pegawai, golongan terpelajar, pedagang kecil, pengusaha kecil, pengrajin, petani maju.

Salah satu upaya untuk membina kelas menengah di Indonesia dengan cara politik Banteng yang diprakarsai oleh Ir. Djuanda. Program ini dilakukan oleh pemerintah melalui perjuangan partai untuk meningkatkan partisipasi golongan pribumi dalampersaingan dengan golongan Cina dan timur asing lainnya. Pada tahun 1947 pemerintah berencana untuk pembangunan suatu perekonomian nasional, namun rencana ini tidak bias dilakukan karena agresi Belanda dan pemberontakan dari dalam. Barulah pada tahun 1951 rencana ini dihidupkan kembali dalam bentuk rencana Urgensi Industrialisasi, melalui Induk Kerajinan Rakyat. Tetapi rencana ini tidak sempat dilaksanakan karena kabinet pada waktu itu keburu jatuh.
Pada tahun 1957 rencana ini dapat dilakukan secara besar-besaran melalui polotik Banteng. Pada masa Demokrasi Terpimpin, perusahaan-perusahaan Negara dapat kesempatan untuk beroperasi secara lebih luas. Ketiga sektor perekonomian, yaitu sektor negara, koperasi dan swasta mendapat kesempatan untuk berkembang secara kuantitatif. Tetapi ketiga sektor itu tidak berkembang secara efisien, hal ini disebabkan proteksi yang berlebihan dan inflasi yang tidak memungkinkan perusahaan apapun untuk merencanakan biaya yang rasional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.
Pada masa pemerintahan orde baru, titik berat kesempatan diberikan kepada sektor swasta, terutama asing dan non-pribumi melalui perundang-undangan penanaman modal asing dalam negeri. Pada masa ini golongan tengah tumbuh dengan cepat. Tapi golongan keturunan Cina tumbuh lebih hebat lagi, perusahaan-perusahaan swasta domestic terbesar dikuasai oleh golongan ekonomi tersebut. Monopoli dan oligopoli hadir bersama-sama dengan golongan ekonomi kuat yang mula-mula menguasai distribusi mulai menjalar ke bagian produksi.
Pada saat seperti ini pemerintah Indonesia mendorong peranan koperasi agar petani dan pengusaha kecil dapat menguasai aspek penyediaan sarana produksi, pengelolaan hasil dan pemasarannya, sehingga dapat mengangkat kedudukan ekonomi mereka. Proses pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri sangat membantu untuk meningkatkan peranan pribumi di bidang ekonomi.
Setelah hal ini dilakukan, orang-orang Indonesia dan golongan pribumi menduduki posisi elite,hal ini dilihat dari segi sosiologisnya. Mereka bukan termasuk golongan borjuis menurut kategori ekonomi. Pada umumnya, golongan pribumi dalam struktur perusahaan menempati posisi golongan menengah. Kecuali segolongan kecil yang dapat berkembang menjadi borjuis berkat fasilitas dari pemerintahan.
Dapat disimpulkan, bahwa posisi borjuis seperti zaman kolonial telah dipecah menjadi dua. Posisi elite politik telah berpindah ketangan pribumi, tetapi posisi ekonominya telah jatuh ke tangan golongan keturunan Cina.
Pada saat ini di Indonesia, golongan menengah bisa dikatakan berada diantara golongan menengah atas dan golongan menengah bawah. Tidak terlalu miskin dan juga tidak terlalu kaya sehingga bisa disebut sebagai golongan “sedang-sedang saja”.Adapun pengertian kelas menengah bisa dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan relatif dan pendekatan absolut. Menurut Lester Thurow (1987) mendefinisikan kelas menengah berdasarkan pendekatan relatif di Amerika Serikat sebagai kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan (income) dalam rentang antara 75% dan 125% dari titik tengah (median) pendapatan perkapita. Sedangkan menurut Banerjee dan Duflo (2008) berdasarkan pendekatan absolut mendefinisikan kelas menengah dengan dua alternatif angka absolut yaitu rentang pendapatan perkapita per hari $2-$4 dan $6-$10. Menurut Asia Development Bank (ADB) (2010) mendefinisikan kelas menengah dengan rentang pengeluaran perkapita perhari sebesar $2-$20. Rentang inilah yang sering dipakai untuk mengukur jumlah kelas menengah di Indonesia.Adapun kriteria penggolongan pengeluaran pada golongan ini berdasarkan standar kategorisasi Bank Dunia yaitu 4-10 dollar AS.
Kelas menengah tidak ditentukan secara kuantitatif saja. Berbagai indikator kualitatif bisa digunakan seperti tingkat pendidikan, akses pada layanan kesehatan, pekerjaan, bahkan indikator psikografis seperti tingkat wawasan pengetahuan, investasi, atau kesadaran partisipasi politik. Berdasarkan indikator kualitatif ciri-ciri kelas menengah adalah cenderung bepergian ke luar kota atau ke luar negeri, memiliki tabungan (deposito) yang tinggi, tingkah sosial cenderung individualisme, sering mengikuti perkembangan gaya hidup, mengubah model rumah dalam kurun biasanya 5 tahun sekali, menempuh pendidikan di luar negeri, memilih sekolah yang berkualitas, dan memiliki hobi berbiaya.Dalam kelas menengah ini terdapat sejumlah kaum akademisi, kaum cendikiawan,reformis, intelektual, para pengusaha muda, pengacara, tokoh-tokoh politik,aktifis kebudayaan, kaum teknokrat, aktifis LSM, para juru dakwah, publikfigur, para presenter, para pengamat ekonomi dan sejenisnya (Robison 1993:60)

Fenomena masyarakat kelas menengah yang terjadi di Indonesia cukup beragam. Dalam hubungan sosial misalnya berdasarkan ciri-ciri yang telah dikemukakan di atas mereka cenderung individualisme. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi tanpa memedulikan kepentingan orang lain. Sehingga mereka hampir melupakan kodrat mereka sebagai makhluk sosial. Hal ini juga menyebabkan lunturnya sifat gotong-royong dan kekeluargaan antar sesama manusia. Padahal kedua sifat tersebut merupakan ciri khas masyarakat Indonesia yang kini hilang ditelan zaman modern.

Selain itu mereka memiliki hobi berbiaya maksudnya mereka lebih senang menghambur-hamburkan uang atau berfoya-foya.Tak heran jika mereka rela menghabiskan uang berjuta-juta demi memenuhi rasa gengsi tidak ingin kalah dengan orang lain. Kecenderungan konsumen Indonesia lebih mengutamakan membeli barang untuk style (penampilan) dibandingkan dengan utility (kegunaan).Misalnya, jika seorang mahasiswa memiliki uang yang banyak lalu disuruh memilih antara membeli mobil atau membeli buku hasilnya mereka akan cenderung memilih membeli mobil meskipun mereka sudah memunyai mobil yang masih layak dipakai. Manusia secara naluri memiliki rasa tidak puas tanpa batas terhadap materi. Inilah yang mendorong masyarakat kelas menengah untuk bersikap konsumtif tanpa bisa mengontrolnya.

Walaupun secara ekonomi kehadiran masyarakat kelas menengah mampu menunjang perekonomian Indonesia lebih baik, tetapi mereka belum bisa memberikan perubahan yang berarti terhadap keadaan perekonomian Indonesia karena sikap mereka yang konsumtif bukan produktif.

Sebaiknya pemerintah harus membuat kebijakan untuk mengontrol perilaku konsumtif yang merajalela dan mengarahkan mereka untuk lebih produktif seperti mendanai pengusaha UKM(Usaha Kecil Menengah) sehingga tercipta peluang kerja.

IV. Kelas Menengah dan Masyarakat Madani
Kelas menengah biasanya selalu dikaitkan dengan demokrasi, karena keberadaan suatu kelas menengah adalah syarat dari demokrasi. Yang dimaksud disini yaitu kelas menengah yang independen dari suatu negara, akan tetapi biasanya hal ini menjadi penghambat perkembangan nasional kearah demokratisasi.
Negara bisa memainkan peran penting dalam membina golongan menengah ini, yaitu melalui pembangunan ekonomi. Dalam peranan transisi seperti ini, negara harus kuat agar mampu menciptakan stabilitas politik. Akan tetapi, pemerintahan Indonesia selalu berganti setiap waktu. Kabinet-kabinet yang dibentuk melalui proses parlementer, tidak pernah bertahan lama. Maka dari itu dengan menggunakan demokrasi parlementer, pemerintah selalu mengalami kegoncangan kerana adanya persaingan antara kelompok-kelompok yang ingin berkuasa.
Negara Indonesia yang lahir pada 1945 itu, dibentuk oleh para kaum intelegensia atau cendekiawan. Hal ini disebabkan karena pada pertengahan abad 19, pemerintahan colonial mendidik elite pribumi guna mengisi birokrasi dan membentuk golongan professional yang kemudian menjadi pelopor kebangkitan nasional.
Di Indonesia yang belum begitu berkembang masyarakatnya. Cendekiawan cenderung ditafsirkan sebagai kaum intelegensia atau kaum terpelajar. Hal ini disebabkan karena masih sedikitnya lapisan terpelajar, karena itu kaum terpelajar masih merupakan elite. Apalagi di daerah atau pedesaan, mereka dianggap memiliki notion of superiority, ciri-ciri keunggulan, lebih dari kebanyakan. Karena itu mereka memiliki pengaruh besar dikalangan masyarakat Indonesia.
Kebanyakan golongan ini kritis terhadap lingkungannya dan mereka mampu mengalami transendesi yang berfikir melampaui kepentingan kelasnya. Kaum intelektual termasuk ulama, mereka kaum intelegensia tradisional yang tampiluntuk mewarisi misi para nabi dan filsuf.

Di zaman modern, dengan makin meningkatnya pendidikan dan tingkat pendapatan, terutama ketika terjadi ketidak puasan di lapisan masyarakat. Maka timbulah gejala baru dalam demokrasi, yakni timbulnya perkumpulan dan perhimpunan yang berpartisipasi dan bertindak sebagai lembaga pengimbang terhadap kekuatan negara. Gejala itulah yang dilihat oleh Alexis de Tocqueville (1805-1859), seorang pengamat social Prancis.
Ada tiga macam peranan yang dilakukan oleh perkumpulan dan perhimpunan tersebut, yakni: * Menyaring dan menyiarkan pendapat dan rumusan kepentingan yang jika tidak dilakukan pasti tidak akan kedengaran oleh pemerintah atau kalangan masyarakat umumnya. * Menggairahkan dan menggerakkan upaya-upaya swadaya masyarakatdaripada menggantungkan diri kepada prakarsa Negara. * Menciptakan forum pendidikan kewarganegaraan, menarikmasyarakat untuk membentuk usaha bersama dengan demikian akan mencairkan sikap menyindir serta membangkitkan tanggungjawab social yang lebih luas.
Perkumpulan dan asosiasi itulah yang kemudian disebut sebagai masyarakat madani. Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis yang dipilih dan berkuasa secara demokratis) dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai keamanan sipil (civil security), tanggung jawab sipil (civil responsibility), dan ketahanan sipil (civil resilience). Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuah prasyarat masyarakat madani, yaitu: * Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat. * Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital) yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antarkelompok. * Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau dengan kata lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.

* Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum, sehingga isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan. * Adanya persatuan antarkelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan. * Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial. * Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antarmasyarakat secara teratur, terbuka, dan terpercaya.

Similar Documents

Free Essay

Asdasd

...Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd a Asda adsad asdasd asdasd ad sdsa ds dad asd asd asd asdas das das dasd asd asd asdsa das dasd asd...

Words: 264 - Pages: 2

Premium Essay

Asdasd

...When looking at the example of “Friedmans microwave and Kitchen Specialists”, I tend to see elements from all of the leadership styles listed in question one. The University of Iowa which promotes the Democratic Leadership style contains the most elements of Art Friedman’s new direction for his company. Allowing the workers to control their scheduling, pay, discipline nearly all issues concerning their employment is the essence of a Democratic Leadership style. Now the University of Michigan and Ohio State leadership theories are essentially the same idea with a different application procedure. Art Friedman’s new leadership style is without question an employee centered leadership style, present in both Michigan and Ohio States theories. However where I am conflicted by the competing theories in regards to Friedman’s Microwave is if the Michigan/Ohio State business style allow for a democratically controlled employee scheduling, pay, merit etc. 2. Without question Content Motivation theories are at play in our case study concerning Art Friedman’s employees. Unfortunately I feel we are not given enough information to fully answer the question as it is proposed. We are not told why Friedman’s employees production was lackluster. Was the previous management style highly autocratic? Were lower level employees concerns and suggestions routinely ignored? Perhaps so. I will use the assumption that Friedman’s employees were not empowered under the previous management scenario. If we...

Words: 296 - Pages: 2

Premium Essay

Asdasd

...Intro to Geography Fall 2010 Instructor: Cissy Bennett Office: IEC 323 Office Hours: MW 11-12, TTH 10-11 and by appt. Phone: 972-3705 Email: jbennett@astate.edu Textbook: Introduction to Geography, 11th edition by Getis, Getis and Fellman Course Outline I. Introduction a. Nature and Scope of Geography b. The Geographic Grid c. Maps d. Global Time/U.S. Time Zones II. Physical Geography: Weather and Climate a. Atmospheric Temperatures b. Atmospheric Pressures and Winds c. Storms d. Climate III. Physical Geography: Landforms a. Dynamic Nature of the Earth’s Crust b. Tectonic Forces c. Gradational Forces IV. Cultural Geography a. Population Geography b. Cultural Geography c. Political Geography d. Spatial Interaction and Diffusion e. Urban Geography Course Objective: To introduce the student to the physical, political, economic and cultural dimensions of the world community from a geographical perspective. General Guidelines: A. Attendance. Exams will be based on material covered in class, so attendance is extremely important. Attendance will be taken weekly. B. Grades. There will be four exams worth 100 points each. Exams will be multiple choice and true and false. Each exam will constitute 20% of your grade. This is a web-assisted class. You will have ten blackboard assignments worth...

Words: 284 - Pages: 2

Premium Essay

Asdasd

...There is a change an inevitable feature of organizational life because of the influence of global, economic, and technological development . Moreover, organization development is directed at bringing about planned change to increase an organization's effectiveness and capability to overcome difficulty. However, some people believes that there are many obstacles that organization should face during changes. This essay intends to discuss whether organization should change or not. The reason why organization should change is regarding to growth opportunities. Employees now have chance to learn new skills , exercise their creativity in the ways that ultimately benefit to the organization through new ideas . Importantly, preparing employees to deal with the opportunities in the market that organizations needs to pursue in order to increase its competitiveness. ( Chap 3 part 1 page 36 in " Change management" in Financial times Briefings).In addition, organizations also benefit from increasing satisfaction of customers and markets. Specifically, organizations are now able to introduce the new ways of meeting customer needs, new processes of delivering customer service, and new products which might attract the markets.For example, Apple Inc, the an American multinational corporation, understand and grasp the customer's needs which is phablet (more than 5 inch smartphone screen) , so they offer two new designs for the iPhone 6 which have the screen size of 4.7 inch and 5.5 inch. As...

Words: 456 - Pages: 2

Free Essay

Asdasd

...Jazoir (Jazoir Xalq Demokratik Respublikasi, JXDR) Maydoni – 2382000 kvadrat kilometr. Aholisi – 30600000 kishi.  Bu davlat Afrikaning shimolida. Uning ko‘p qismini jazirama Sahroi Kabir cho‘li egallagan. Bu yerda bepoyon yassi tekisliklar, qumliklar, oftobda qovjiragan qoyalarni ko‘rasiz. Ba’zi buloqlar yonida xurmozorlar uchrab turadi. Vohalarda odamlar yashaydi. Onda-sonda o‘t-o‘lan va suv izlab qo‘y va tuya podalarini haydab yurgan ko‘chmanchi cho‘ponlarni uchratib qolasiz. O‘rta dengiz sohili bo‘yidagi ensiz yam-yashil ko‘kalamzor yerlarni Sahroi Kabirdan Atlas tog‘lari ajratib turadi. Jazoirliklar tepalik yonbag‘irlarida va vodiylarda apelsin va limon, tok, zaytun, sabzavot, don yetishtiradilar. Mamlakat aholisining ko‘pchiligi O‘rta  dengiz sohilida yashaydi va qishloq xo‘jaligi bilan shug‘ullanadi. Yirik shaharlari – Jazoir (poytaxti) va Oranham shu yerda joylashgan. Jazoir davlatining Prezidenti Abdul Aziz Bouteflika. [pic] Jazoir yerining asosiy boyligi Sahroi Kabir qumlari ostidan topilgan neft va gazdir. Ularni qazib chiqarish oson emas. Suv topilmaydi, uni oziq-ovqat kabi uzoqdan keltirishadi. Jazoirliklar qurgan uchta quvur orqali neft Sahroi Kabirdan dengiz sohiliga olib chiqiladi. Cho‘lning yer yuzasi O‘rta dengizga tomon nishab bo‘lganidan quvurlardagi neft o‘z-o‘zidan shovullab oqadi, nasos uskunalari kam kerak bo‘ladi. Jazoir Xalq Respublikasi  Afrika qit'asining shimolida joylashgan. Mamlakat Tunis, Liviya, Marokash, Mavritaniya, Niger...

Words: 11106 - Pages: 45

Free Essay

Asdasd

...Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf hs fhpoasfi ao asd asd adds as asdd asdas ai sd api is fiadhsiuf i Asjdjka sdioa ifsahp fhise fpohidspf...

Words: 320 - Pages: 2

Free Essay

Asdasd

...In Islam there is no conflict between matter and soul, as there is no separation between economy and religion. Although Islamic economics is young in comparison with conventional economics, its characteristics, value and essence are appreciated by Muslims and the non-Muslims. The over-arching values of Islamic economics lie in the principle that it is an economic strategy that can achieve unity and harmony between the material and the spiritual life of the people. To ensure the true well-being of all individuals, irrespective of their sex, age, race, religion and wealth, Islamic economics does not seek to abolish private property, a practice done by communism, nor does it prevent individuals from serving their self-interest. It recognizes the role of the market forces in the efficient allocation of resources. It seeks to promote brotherhood, socio-economic justice and well-being of all through an integrated role of moral values, market mechanism and good governance. The differences between conventional and Islamic economics are as listed below. 1. The Role of Moral Values While conventional economics generally considers the behavior, tastes and preferences of individuals as given, Islamic economics does not do so. It places great emphasis on individual and social reforms through moral uplift. This is purportedly to be the purpose for which God’s messengers have come to this world. Moral uplift aims at changing the behavior, tastes and preferences of the individuals, and...

Words: 1258 - Pages: 6

Free Essay

Asdasd

...Business case analysis BCA can be defined as a decision support and planning tool that projects the likely financial results and other business consequences of an action. The analysis essentially asks “What happens if we take this or that action?" The analysis answers in business terms—business costs, business benefits, and business risks. The word case in the term signals that BCA results are often used with proposals, or arguments, to “make the case” for taking action or for choosing one decision option over another. The shorter term, business case, can be defined as a recommendation for action based on BCA results. Some business people use the terms cost benefit analyis, financial justification, total cost of ownership, or return on investment analysis to emphasize the special purpose of the study, though what is usually meant by these terms fits the business case analysis (BCA) definition above. While all are essentially "business cases," decision makers and analysts should remember that none of these terms is supported by universally agreed standards. Individual organizations and companies sometimes establish their own standards for content, structure, and the case building process, but cases built elsewhere, under other local standards, can be quite different. Business case results support decision making and planning, but they also provide valuable guidance for managing and controlling projects, programs, or the life cycle of assets. Good case analysis, for instance...

Words: 410 - Pages: 2

Free Essay

Sd Asdasd Asdasd Asdasd

...Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl Asdlasdfjl...

Words: 425 - Pages: 2

Free Essay

Asdasd

...Suicide Drill The suicide drill is a basic basketball drill to develop your players' footwork and stamina. Line up your players at the baseline. When you blow the whistle, the players sprint to the free throw line. They touch the line with their hands and sprint back to the baseline, touching it. From there, they run to the half court line, touch it and then sprint back to the baseline. The process continues until each player reaches the opposite baseline, touches it and sprints back. Lateral Suicide The lateral suicide drill is a variation of the standard suicide. Instead of sprinting, the players move to each line of the court laterally with their knees bent and buttocks low, as if they were defending an opponent. Free Throw Drill Each player shoots and must make ten consecutive free throws. Another player is under the basket to rebound and pass the ball back to the shooting player. This drill is effective when the players have finished other grueling drills so they get used to the experience of shooting while exhausted. Seven-Spot Shooting The seven-spot shooting drill is an exercise to get your players comfortable in shooting jump shots from various areas of the floor. Divide the team into two groups and have each group line up at the corner of each basket. Establish seven shooting positions: starting corner, opposite corners, top of the key, free throw line and three spots on the perimeter. Each player in each group must make the shot in that position before the group...

Words: 686 - Pages: 3

Free Essay

Asdasd

...‘Why I left Goldman Sachs’ by Greg Smith Précis by Pete Laburn Landing a job at Goldman Sachs Greg Smith is a pharmacist’s son from Johannesburg, South Africa, who won a scholarship to Stanford University in America. He grew up in Edenvale, as the eldest of three siblings in a Jewish middle class family, and earned a place among the 32 people, out of the 3000 international students, who applied for a full scholarship to Stanford. Three years later, in 2000, Greg was awarded a summer internship at Goldman Sachs. Of the intern class in any year, only 40% of students would be offered a full time job at Goldman Sachs after the summer. The internship programme was very strenuous and difficult, but showed that the firm took its culture seriously and taught all potential employees about giving clients good service. The internship programme gave students an opportunity to show their merit over a 10 week period as opposed to relying on a 30 minute interview. The firm stressed the importance of giving clients the correct information, not making things up or exaggerating, but being upfront and honest, even when you make a mistake. Teamwork was also highly valued at Goldman Sachs. From Goldman’s first days until 1999 (130 years) it had prided itself on serving as an adviser to its clients, with fiduciary responsibility. A fiduciary stood in a special position of trust and obligation where the client was concerned. This role was applicable when the firm was advising the client about...

Words: 5456 - Pages: 22

Premium Essay

Asdasd

...Camillus is a complex character whose representation as the perfect historical hero, exemplifying Roman virtues, is nuanced by his, at times, semi-divine portrayal while, at others, very human and believable depiction. Although Camillus' semi-divine depiction is perceived as conveying impietas, his pietas through fulfillment of vows, as well as leadership and courage make him both human and credible as the ideal hero for Livy. Livy portrays Camillus as disconnected from plebians and possessing impietas through his semi-divine portrayal, yet redeems him as a credible and human hero through his religious observance. The image of Camillus during the triumph, celebrating his role as dictator following the siege of Veii is particularly striking, as suggested by the emphatic placement of 'maxime conspectus'. He is drawn in a 'curru', an emphatic symbol of status, in which a sense of dignity and stateliness is derived from the word choice, 'invectus' suggesting the privilege of being chauffeured into the city, while Livy's use of colour imagery, 'albis equis' to describe the horses that pull Camillus makes him appear pure and almost regal. The cumulative effect of this description is to blur the distinction between Camillus, the man, and percieved notions of divinity, reinforced by the contrast 'parumque id non civile modo sed humanum', implying transcendence semi-divine status. Camillus is seen as distancing himself from the public and as a distrusted leader through impietas to gods...

Words: 880 - Pages: 4

Free Essay

Asdasds

...European Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions EMCC case studies Industrial change in the textiles and leather sector: Hennes & Mauritz Company facts Market dynamics and company changes Organisation and the market Employees Virtualisation of the workplace Research and development Contact details Source list EMCC case studies are available in electronic format only Wyattville Road, Loughlinstown, Dublin 18, Ireland. - Tel: (+353 1) 204 31 00 - Fax: 282 42 09 / 282 64 56 email: postmaster@eurofound.eu.int - website: www.eurofound.eu.int Company facts Hennes & Mauritz (H&M) is well known throughout Europe as a highly successful company selling low-priced fashion clothing and accessories. Erling Persson established the company in Sweden in 1947, and today the Persson family is still on the company board. In recent years, Hennes & Mauritz has been very successful, expanding its outlets at a rapid pace. Today it is one of the most important players on the retail fashion textile market. After opening its first store (as Hennes) in Sweden in 1947, the company expanded to the Danish and Norwegian markets in the 1960s and to the British market in 1976. In 1965, following the take-over of Mauritz, the company became Hennes & Mauritz. In 1974 the company was quoted on the Swedish stock exchange. Since then, Hennes & Mauritz has been entering several other European countries at a steady pace, being present in the USA since the year 2000. Today Hennes...

Words: 3803 - Pages: 16

Free Essay

Asdasd

...WE ACCEPT DIGITAL T-SHIRT PRINTING! Print & Press (your t-shirt) White/Light colored shirts P120 Black/Dark colored shirts P130 Print & press (our t-shirt) White/Light colored shirts P220 Black/Dark colored shirts P230 Vinyl Print Any colored shirts P100 (your shirt) P200 (our shirt) PRICES DEPEND ON THE SIZE OF YOUR DESIGN. Note: Bring your own design. For more details, you may contact this number: 4221204/09327131211 WE ACCEPT DIGITAL T-SHIRT PRINTING! Print & Press (your t-shirt) White/Light colored shirts P120 Black/Dark colored shirts P130 Print & press (our t-shirt) White/Light colored shirts P220 Black/Dark colored shirts P230 Vinyl Print Any colored shirts P100 (your shirt) P200 (our shirt) PRICES DEPEND ON THE SIZE OF YOUR DESIGN. Note: Bring your own design. For more details, you may contact this number: 4221204/09327131211 WE ACCEPT DIGITAL T-SHIRT PRINTING! Print & Press (your t-shirt) White/Light colored shirts P120 Black/Dark colored shirts P130 Print & press (our t-shirt) White/Light colored shirts P220 Black/Dark colored shirts P230 Vinyl Print Any colored shirts P100 (your shirt) P200 (our shirt) PRICES DEPEND ON THE SIZE OF YOUR DESIGN. Note: Bring your own design. For more details, you may contact this number: 4221204/09327131211 WE ACCEPT DIGITAL T-SHIRT...

Words: 288 - Pages: 2

Premium Essay

Asdasd

...ISSN 1940-204X TallTree2 Hotel Casino John R. Mills University of Nevada at Reno Jeffrey Wong University of Nevada, Reno Background could be generated by the players gambling. Thus, room prices as well as food and drink prices were set very low to get the customer in the door and keep them there with the notion that these reduced costs would be recouped with 过去其他部门低成本,靠赌博收益,现在变了,见收 casino customer play. 益表分析 But, as the hotel casino structure expanded into luxury hotel complexes with upscale shopping centers (substantially increasing capital expenditures), management now wants these departments to operate more like profit centers. Whereas 20 years ago the casino department generated over 90% of total property revenues, current property revenues are more spread over a range of departments. The current income statement (Worksheet #1) for TallTree2 Hotel Casino shows that 64% of revenues are generated by gaming while rooms (14%), food (12%), beverage (6%), and other (4%) make up the remaining 36%. Northern Nevada casino operations are cyclical, with 收入的季节性 peak demands occurring on Friday and Saturday (100% 特征 hotel occupancy) and during July, August, September, and October. Hotel room rates can change substantially, with rates during the slow period as low as $49 but the same room selling during the Hot August Night Special event for $350 per night. Special holidays such as Thanksgiving and Christmas have traditionally been very slow for casinos...

Words: 4984 - Pages: 20