Free Essay

Budi Daya Kepiting

In:

Submitted By janniealdrin
Words 2066
Pages 9
BUDIDAYA KEPITING BAKAU
DENGAN POLA
“ ONE TREE ONE CRAB “

1. Pendahuluan.

a. Kebutuhan Kepiting Dunia saat ini masih memberikan peluang yang sangat besar dan menjanjikan bagi ekspor kepiting bakau maupun rajungan.

Berdasarkan data yang tersedia di Departemen Kelautan dan Perikanan, permintaan kepiting dan rajungan dari pengusaha restoran sea food Amerika Serikat saja mencapai 450 ton setiap bulan. Jumlah tersebut belum dapat dipenuhi karena keterbatasan hasil tangkapan di alam dan produksi budidaya yang masih sangat minim. Padahal, negara yang menjadi tujuan ekspor kepiting bukan hanya Amerika tetapi juga Cina, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan sejumlah negara di kawasan Eropa.

Sebuah perusahaan di Tarakan yang menjadi pengumpul sekaligus eksportir kepiting mengaku hanya sanggup mengirim 20 ton kepiting per bulan ke Korea, padahal permintaan Korea mencapai 80 ton per bulan.
Kepiting tersebut diekspor dalam bentuk segar / hidup, beku, maupun dalam kaleng.

b. Budidaya kepiting bakau dengan pola ” One Tree One Crab ”, disamping memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir dan tujuan komersial, juga untuk mendukung dan membantu akselerasi program pemerintah didalam masalah lingkungan hidup. Pola ini melibatkan seluruh komponen bangsa termasuk masyarakat pesisir.

2. Pengertian. ” One Tree One Crab ” mengandung arti bahwa setiap pohon beranak pinak satuan-satuan kepiting. Ini merupakan suatu program Eco Development dimana disamping melakukan penanaman mangrove, di sela-sela mangrove tersebut dibudidayakan kepiting dengan tehnik tertentu.

3. Mengenal tanaman mangrove.

a. Manfaat.

1) Langsung : Kayu, Serat, Arang.
2) Tidak langsung : Jasa & fungsi mangrove.
3) Habitat makanan ikan.
4) Tempat pemijahan & perbesar anak ikan.
5) Habitat unggas laut.
6) Perlindungan terhadap Abrasi, Tabir angin, redam ombak, penahan intrusi, lokalisir sedimen.
7) Wisata laut.

b. Jenis.
1) Rhizophora Mucronata ( Bakau ).
2) Rhizophora Stylosa ( Tongke besar ).
3) Rhizophora Apiculata ( Tujang ).
4) Bruguiera Parvilofa ( bius ).
5) Bruguiera Sexangula ( Tancang ).
6) Bruguiera Gymnorhiza ( Tujang merah ).
7) Sonneratia Aeba ( Pedada Bogem ).
8) Sonneratia Caseolatis ( Padada )
9) Xylocarpus Granatum ( Nyirih ).
10) Heritiera Littorahis (Bayur laut ).
11) Lumnitzera Racemora ( Tarumtum ).
12) Carbera Mangkas ( Bintaro ).
13) Nypa Fruticans ( Nipah ).
14) Avicenia spp ( api-api )

4. Mengenal Kepiting.

a. Silkus hidup. Kepiting dapat mencapai umur 3 - 4 tahun, dengan siklus :

Pembuahan Telur Larva Zoea

Kepiting dewasa Kepiting muda Megalops

Untuk menjadi kepiting dewasa, mulai dari Zoea mengalami proses pergantian kulit :

1) Fase Zoea. Membutuhkan pergantian kulit sebanyak + 20 kali, berlangsung relatif cepat, yaitu sekitar 3 - 4 hari.

2) Fase Megalops, pergantian kulit relatif lama, yaitu setiap 15 hari.

Setiap kali terjadi pergantian kulit, tubuh kepiting akan bertambah besar sekitar sepertiga ukuran semula.

b. Jenis.

1) Kepiting Rawa ( Kepiting Lawo ). Hidup di tepi pantai yang tanahnya agak berlumpur. Tempat yang paling disukainya adalah tepi pantai yang memiliki tumbuh-tumbuhan rawa seperti hutan bakau, sering bersembunyi di dalam tanah atau di sela-sela tumbuhan bakau. Bentuk tubuh agak besar, bundar dan tebal, warna kecoklat-coklatan atau hijau tua kemerah-merahan. Kepiting ini sangat digemari dan banyak diperdagangkan. Salah satu contoh kepiting rawa yang paling terkenal adalah Scylla Serrata.

2) Kepiting Suji ( Kepiting Laut ). Hidup di lautan lepas atau di pinggir laut yang landai dan tidak ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Bentuk tubuh pipih dan agak lonjong, warna hijau kemerah-merahan dan berbintik-bintik. Kepiting ini sangat digemari dan diperdagangkan. Jenis kepiting ini sering disebut Rajungan ( Portunus Pelagicus ).

3) Kepiting Batu. Hidup di sela-sela batu di muara sungai atau di sela-sela karang di tengah lautan. Warna kulitnya kehijau-hijauan yang sangat menarik dan sebagian dadanya berwarna putih. Kepiting ini cukup gesit dan lincah bergerak di antara batu-batuan meskipun terkena hemkasan ombak karena memiliki kaki-kaki yang panjang. Kepiting ini kurang laku di pasaran karena selain dagingnya relatif sedikit rasanya juga tidak enak. Salah satu contoh kepiting batu yang paling terkenal adalah Grapsus Tenuicristatus.

4) Kepiting Garuntu. Hidup di dasar laut yang banyak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan. Warna kekuning-kuningan, sangat malas untuk bergerak. Kurang disukai masyarakat sehingga tidak diperdagangkan.

5) Kepiting Kaefa. Hidup di lautan dan di muara sungai. Kegemarannya yang paling menonjol adalah hidup berpegangan pada kayu-kayu lapuk yang hanyut di laut maupun di muara sungai. Sering terlihat membuat lubang persembunyiannya di tebing-tebing sungai untuk tempat tinggalnya. Warna biru kehitam-hitaman. Tidak digemari dan tidak diperdagangkan.

6. Kepiting Lambogo ( Bengkalang ). Hidup di lubang-lubang di tepi pantai maupun di pematang tambak / sawah dan dianggap musuh oleh petani tambak / sawah karena sering membuat bocor pematang tambak / sawah. Kepiting inimemiliki kemampuan untuk megubah warna tubuhnya ( mimikri ) sesuai kondisi lingkungan. Kepiting ini merupakan jenis beracun dan tidak dianjurkan untuk dimakan.

7) Kepiting Belengkakem. Hidup di celah-celah akar tanaman pantai dan sering membuat lubang persembunyian di dalam tanah. Warna coklat tua dan matanya berwarna merah. Gerakannya sangat santai sehingga masyarakat memberi sebutan Kepiting Malas. Bila kulitnya luka akan keluar cairan berwarna merah seperti darah, diduga beracun sehingga dianjurkan untuk tidak dimakan.

8) Kepiting Binatu. Kepiting ini terkenal sebagai kepiting yang telah lebih baik beradaptasi dengan lingkungan darat yang lebih kering, banyak dijumpai di lumpur-lumpur lunak di dasar hutan mangrove yang tidak terlalu rimbun. Mudah dilihat karena warnya yang merah, hijau atau biru metalik terutama pada lingkungan yang berwarna hitam, namun pada malam hari warnanya putih kekuningan-kuningan dan menjelang fajar menjadi semakin tua. Ciri khas kepiting ini yang sangat menonjol satu capit kepiting jantannya sangat besar dan tidak seimbang dengan capit satunya lagi yang sangat kecil. Ciri khas lainnya adalah matanya terletak di ujung tangkat matanya.

9) Kepiting Gelenteng. Mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan darat ( terrestrial ) karena mempunyai kantung insang yang berisi air. Kebiasaannya adalah membuat lubang persembunyian yang cukup dalam sekitar 100 cm di pasir di sekitar batas atas garis pasang. Mempunyai mata bertangkai panjang serta kaki yang panjang dan lancip sehingga lincah.

10). Kepiting Tentara ( Soldier Crab ). Banyak dijumpai di pantai yang mempunyai hamparan pasir cukup luas.

c. Sifat. Paling menonjol sebagai ciri khas seluruh keluarga kepiting adalah sifat kanibalisme yaitu memangsa sesama kepiting yang kondisinya lemah.

d. Pakan.

1) Anak kepiting yang masih berbentuk larva menyukai pakan berbentuk plankton atau kutu air yang berukuran kecil 500 - 1.000 mikron ( Moina ).

2) Megalops, menyukai organisme yang lebih besar 1.000 – 5.000 mikron ( Daphnia ) dan Artemia Salina jenis udang-udangan primitif .

3) Kepiting muda dan dewasa menyukai semua jenis daging bahkan bangkaipun juga disukainya.

e. Tata cara budidaya.

5. Tata cara budidaya kepiting yang distimuluskan dengan tanaman mangrove.

a. Item yang diperlukan untuk luasan 1 Ha.

1) Bibit kepiting 50.000 ekor / Ha. Bibit yang digunakan berukuran berat 30 - 50 gram / ekor atau lebar cangkang ( karapas ) 3 - 4 cm.
2) Bibit mangrove 2.500 pohon / Ha jarak tanam 2 x 2 meter ) berdaun 2 s.d. 6 lembar.
3) Sangkar kepiting 50.000 buah / Ha ( 1 ekor / sangkar ).
4) Pakan kepiting ( ikan dll yang berdaging ).
5) Bambu untuk Buis ( tempat media tanam mangrove ) dan untuk jembatan sebagai tempat mengikatkan sangkar.
6) Tali plastik untuk menggantung sangkar.
7) Paku.
8) Salinometer / Refractometer untuk mengukur salinitas air, PH meter dan Thermometer.
9) Dan lain lain sesuai keperluan.

b. Persiapan lahan. Pengecekan / pengukuran :

1) Kontur pantai landai dengan kemiringan maksimum 00 s.d. 50.
2) Kondisi pantai berlumpur.
3) Ada pasang surut dan tetap tergenangi pada saat air surut.
4) Ombak laut tenang.
5) Temperatur lokasi 250 C s.d. 300 C
6) PH air laut normal ( 7 s.d. 8 ).
7) Intensitas sinar matahari cukup.
8) Salinitas air laut 15 s.d. 35 permil.
9) Air laut tidak tercemar limbah industri.

c. Tehnik penanaman pohon mangrove.

1) Penyiapan media tanam. Buis dari bambu .a) Bambu dipotong-potong dengan ukuran panjang + 1 meter atau sesuai kebutuhan ( dengan catatan, ketinggian air saat pasang maksimum sampai di ujung atas Buis ).

b) Ruas tengah dalam bambu dihilangkan ( ujung sampai ujung lainnya berlubang )

c) Bambu dicincang tetapi cincangannya tidak terpisah ( masih bertautan ).

d.) Cincangan bambu dikembalikan dalam bentuk seperti semula lagi dan diikat.

2) Penyiapan bibit. Bibit disiapkan dengan mengumpulkan tunas-tunas mangrove yang tumbuh disekitar lokasi atau membuat pembibitan sendiri dengan membibitkan buah mangrove yang dikumpulkan.

3) Penanaman.

a) Buis ditanam di lokasi penanaman dengan jarak kiri kanan 2 meter, kemudian diisi lumpur dari lokasi setempat.

b) Bibit ditanam dalam Buis ( daun tidak boleh tergenangi air saat air pasang ), setiap buis diisi 1 atau 2 bibit tanaman.

d. Tehnik budidaya kepiting. Dengan cara 1 ekor 1 sangkar.

1) Pembuatan jembatan bambu untuk tempat menggantungkan sangkar. Jembatan dibangun di antara tanaman mangrove ( 1 syaf minimal 2 batang ) dan diperkuat dengan tiang-tiang dari bambu.

2) Sangkar diberi tali plastik, panjang disesuaikan kebutuhan dan diikatkan di kedua sisi jembatan bambu.
Untuk efisiensi dalam pemeliharaan nantinya lebih baik setiap 4 atau 5 sangkar disatukan dengan pengikat dari bambu.

3) Setelah masing-masing sangkar diisi seekor bibit kepiting dan pakannya, kemudian sangkar diturunkan / dimasukkan air ( dengan catatan sangkar tidak boleh menyentuh dasar / masih menggantung ).

e. Pemeliharaan.

1) Kepiting

a) Memberi makan sekali setiap hari. Menaikkan dan menurunkan sangkar harus pelan-pelan agar kepitingnya tidak stres.

Jenis pakan untuk budidaya kepiting adalah pakan alami seperti ikan rucah, daging kerang dan hancuran daging. Jumlah pakan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan, dapat dilihat dari sisa pakan yang tidak termakan. Jika pakan dimakan seluruhnya, maka pemberian pakan selanjutnya sebaiknya ditambah.

b) Apabila terjadi air pasang akibat luapan air sungai didekat lokasi yang mengakibatkan salinitas air turun dan atau ada polusi air akibat limbah, sangkar harus dikeluarkan dari air dan ditaruh di atas jembatan. Setelah kondisi / salinitas air normal kembali sangkar diturunkan lagi.

2) Pohon mangrove. Pemeliharaan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja pemelihara / penjaga kepiting dan dilakukan bersamaan dengan saat pemberian makan kepiting atau setiap saat.

Pemeliharaan meliputi menjaga agar tanaman tetap tegak, menyulam yang mati sehingga tanaman dapat tumbuh subur.

6. Panen. Panen kepiting biasanya dilakukan setelah masa pemeliharaan mencapai 3 - 5 bulan, dengan ukuran 3 - 4 ekor / kg.

7. Analisis bisnis untuk 50.000 ekor kepiting ( luas lahan 1 Ha ).

a. Modal Investasi.

NO ITEM JML SAT @ Rp. JUMLAH ( Rp )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. Bibit & tanam bakau
Bibit Kepiting
Sangkar Kepiting
Bambu untuk jembatan
Paku
Tali ijuk
Tali plastik
Kawat
Ongkos 10 org, 10 hari
Senter
Accu ( 6 volt )
Kabel
Jepit accu
Dop Senter
Sepatu boot
Refractometer/Salinometer
2.500
50.000
50.000
5.600
2
0,2
4
2
100
2
2
10
4
4
2
1 Pohon
Ekor
Buah
Batang
Kg
Rol
Rol
Kg
HOK
Buah
Buah
Meter
Buah
Buah
Pasang
Unit
7.000,-
1.000,-
15.000,-
8.000,-
7,500,-
1.000.000,-
200.000,-
30.000,-
50.000,-
50.000,-
150.000,-
2.000,-
5.000,-
2.500,-
100.000,-
2.000.000,- 17.500.000,-
50.000.000,-
750.000.000,-
44.800.000,-
15.000,-
200.000,-
800.000,-
60.000,-
5.000.000,-
100.000,-
300.000,-
20.000,-
20.000,-
10.000,-
200.000,-
2.000.000,-

JUMLAH 871.025.000,-

b. Modal Operasional ( per bulan )

NO ITEM JML SAT @ Rp. JUMLAH ( Rp )
1.
2.
3.
4. Pakan (1 kg=100 ekor /hr)
Pemberi pakan / bulan
Penjaga malam / bulan
Transport / bulan 500
25
2
1 Kg
Orang
orang 2.000,-
500.000,-
1.000.000,-
2.000.000,- 30.000.000,-
12.500.000,-
2.000.000,-
2.000.000,-
JUMLAH 46.500.000,-

c. Pendapatan. Harga jual setelah dipotong sharing untuk Tenaga penjaga & pemberi makan kepiting 1 %, rata-rata Rp. 36.000,- / kg.

Mortalitas 5 %, pendapatan = 11.875 ekor x Rp 36.000,- = Rp. 427.500.000,-

d. Dengan pinjaman modal investasi + Rp. 1.000.000.000,- dan bunga 12 % per tahun, seluruh pinjaman pokok beserta bunganya akan lunas dalam waktu 18 bulan ( selama 5 kali usaha ). Dalam Cah Flow di akhir TAHUN KELIMA Saldo mencapai + Rp. 3.400.000.000,-

8. Kesimpulan.

a. Program ” One Tree One Crab ” merupakan suatu program yang mendukung akselerasi program pemerintah didalam menata lingkungan dengan melibatkan seluruh masyarakat. Program ini berupaya merubah yang semula tanaman mangrove hanya sebagai tanaman pelindung dirubah menjadi tanaman produktif. Output dari program ini disamping memberikan sumbangan yang sangat besar bagi Negara dan Dunia didalam meningkatkan wilayah menjadi paru-paru dunia juga sekaligus memiliki manfaat yang langsung bisa dinikmati khususnya masyarakat pesisir.

b. Tehnik dan cara melaksanakan Program ” One Tree One Crab ” tidaklah terlalu sulit, karena baik dalam penanaman pohon mangrove maupun budidaya kepiting tidak memerlukan skill yang tinggi, asal cermat dan telaten khususnya didalam pemeliharaan kepiting pasti akan memberikan hasil yang diharapkan.

c. Dari segi nilai bisnisnya, usaha budidaya kepiting melalui program ” One Tree One Crab ” ini layak untuk dilakukan karena memberikan keuntungan yang sangat besar apalagi bisa menghasilkan kualitas ekspor.

Similar Documents

Free Essay

Green

...No. Nama Perguruan Tinggi AKADEMI AKUNTANSI PGRI JEMBER Nama Pengusul Sisda Rizqi Rindang Sari Program Kegiatan Judul Kegiatan 1 PKMK KUE TART CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat...

Words: 159309 - Pages: 638