Free Essay

Critical Prespective on Organization Theory Postmodernism, Realism, and Complexity

In:

Submitted By fadhli11
Words 2252
Pages 10
Critical perspectives on organisation theory
Postmodernism, Realism and Complexity

Learning objectives * Diskusikan kontribusi Postmodernisme (PM) teori organisasi. * Sebutkan kekuatan dan kelemahan dari PM. * Memahami prinsip utama realis perspektif. Jelaskan pengaruh teori kompleksitas pada pemahaman kita tentang organisasi dan yang (dari kompleksitas) keuntungan utama dan kerugian * Menghargai keterbatasan pendekatan rasional untuk organisasi. * Memahami bagaimana PM, realisme dan kompleksitas memperluas cakupan untuk pilihan organisasi.

POSTMODERNISM
Postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern. Zaman modern dicirikan dengan pengutamaan rasio, objektivitas, totalitas, strukturalisasi/sistematisasi, universalisasi tunggal dan kemajuan saints. Postmodern memiliki ide cita-cita, ingin meningkatkan kondisi sosial, budaya dan kesadaran akan semua realitas serta perkembangan dalam berbagai bidang. Postmodern mengkritik modernisme yang dianggap telah menyebabkan sentralisasi dan universalisasi ide di berbagai bidang ilmu dan teknologi, dengan pengaruhnya yang mencengkram kokoh dalam bentuknya globalisasi dunia.
Definisi dari Post Modernisme
1. Postmodernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard).
2. Postmodernisme adalah pengembangan dari modernitas (Jameson, dengan alasan tidak mungkin kita dapat masuk jenjang postmodernisme tanpa melalui tahapan modernisme).
3. Postmodernisme adalah usaha keras sebagai reaksi dari kesiasiaan zaman modernis yang sirna begitu saja bagai ditiup angin. Adapun penyebab dari kesia-siaan zaman modernis adalah akibat dari tekanan yang bersumber dari prasangka (insting, wahm) belaka (Zygmunt Bauman dalam karyanya “Post-Modern Ethics”).
4. Postmodernisme merupakan suatu pemberontakan pada janji modernisme yang menjanjikan keadilan dan kemakmuran manusia yang dinilai gagal memenuhi janjinya (Eddy Peter P).
5.Postmodernisme adalah sebuah aliran pemikiran dan menjadi semacam paradigma baru, yang merupakan antitesis dari modernisme, yang dinilai telah gagal dan tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman. Modernisme yang ditandai oleh kepercayaan penuh pada keunggulan sains, teknologi, dan pola hidup sekuler, ternyata tidak cukup kokoh untuk menopang era industrialisasi yang dikampanyekan dapat membawa kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat (Maysa Syifa Aljauza)
6. Postmodernisme adalah sebuah teori yang lahir akibat dari tidak terpenuhinya janji Teori Modernisasi akan terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi para penganut Teori Modernisasi (Abdul Kadir).
Postmodernisme adalah sebuah reaksi melawan modernisme yang muncul sejak akhir abad XIX. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi, dan moralitas digantikan oleh relativisme. Kenyataan tidak lebih dari sebuah konstruk sosial; kebenaran sama dengan kekuatan atau kekuasaan. Identitas diri muncul dari kelompok. Postmodernisme mempunyai karakteristik fragmentasi (terpecah-pecah menjadi lebih kecil), tidak menentukan ( i ndeterm i nac y) , dan sebuah ketidakpercayaan terhadap semua hal universal (pandangan dunia) dan struktur kekuatan.
Postmodernisme adalah pandangan dunia yang menyangkal semua pandangan dunia. Singkatnya, postmodernisme mengatakan bahwa tidak ada kebenaran universal yang valid untuk setiap orang. Individu terkunci dalam perspektif terbatas oleh ras, gender, dan grup etnis masing-masing

Perbedaannya:
Modernism Postmodernism Purpose (Tujuan) digeser sebagai Play (Permainan) | Design (Rencana) digeser sebagai Chance (Kesempatan) | Hierarchy (Hirarki) digeser sebagai Anarchy (Anarkhi) | Centring (Berpusat) digeser sebagai Dispersal (Tersebar) | Selection (Seleksi) digeser sebagai Combination (Kombinasi) |

PENGANUT POSTMODERNISME
1. Arnold Toynbee (Orang pertama yang melontarkan Istilah postmo dernist pada tahun 1939)
2. J. Francois Lyotard, (Karyanya yang berjudul “The Postmodern Condition: A Report on Knowledge (1979),” sebagai kritikan atas karya “The Grand Narrative” yang dianggap sebagai dongeng khayalan hasil karya masa Modernitas)
3. Zygmunt Bauman
4. John Milbank
5. Flaskas

SEJARAH LAHIRNYA POSTMODERNISME
Istilah postmodernisme dibuat pada akhir tahun 1940 oleh sejarawan Inggris, Arnold Toynbee. Akan tetapi istilah tersebut baru digunakan pada pertengahan 1970 oleh kritikus seni dan teori asal Amerika, Charles Jencks, untuk menjelaskan gerakan antimodernisme seperti Pop Art, Concept Art, dan Postminimalisme.
Jean-Francois Lyotard, adalah salah satu pemikir pertama yang menulis secara lengkap mengenai postmodernisme sebagai fenomena budaya yang lebih luas. Ia memandang postmodernisme muncul sebelum dan setelah modernisme, dan merupakan sisi yang berlawanan dari modernisme. Hal ini diperkuat oleh pendapat Flaskas (2002) yang mengatakan bahwa postmodernisme adalah oposisi dari premis modernisme.
Beberapa di antaranya adalah gerakan perpindahan dari fondasionalisme menuju anti fondasionalisme, dari teori besar(grand theory) menuju teori yang spesifik, dari sesuatu yang universal menuju ke sesuatu yang sebagian dan lokal, dari kebenaran yang tunggal menuju kekebenaran yang beragam. Semua gerakan tersebut mencerminkan tantangan postmodernist kepada modernist.
Sedangkan Adian (2006) menangkap adanya gejala “nihilisme” kebudayaan barat modern. Sikap kritis yang bercikal bakal pada filsuf semacam Nietzsche, Rousseau, Schopenhauer yang menanggapi modernisme dengan penuh kecurigaan. Sikap-sikap kritis terhadap modernisme tersebut nantinya akan berkembang menjadi satu mainstream yang dinamakan postmodernisme.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA POSTMODERNISME
1. Sebagai bentuk protes akan anggapan kurangnya ekspresi dalam aliran modernisme.
2. Karena terjadinya krisis kemanusiaan modern dalam aliran modernisme.

PELUANG DAN TANTANGAN POSTMODERNISME

PELUANG
1. Posmodernisme menawarkan pikiran baru yang toleran terhadap pluralitas, pembongkaran dan lokalitas.
2. Postmodernisme menerima bentuk tradisional tetapi dengan cara yang lebih berbeda yaitu dengan cara melebih-lebihkan.
3. Postmodernisme membangkitkan kembali ketertarikan dalam sejarah dan hal-hal yang bersifat tradisional. Aliran ini tidak meniru segala sesuatu yang ada pada periode yang sebelumnya, tetapi menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan menggabungkannya.

TANTANGAN
1. Dipandang sebagai aliran yang tidak memiliki persinggungan dengan spiritualitas dan moralitas.
2. Dipandang sebagai aliran yang mempunyai bentuk tidak beraturan karena menggunakan berbagai macam gaya yang ada pada masa lalu dan menggabungkannya.

ASAS-ASAS PEMIKIRAN POSTMODERNISME
1. Penafian atas keuniversalan suatu pemikiran (totalism).
2. Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas personal maupun sosial secara terus-menerus, sebagai ganti dari permanen yang amat mereka tentang.
3. Pengingkaran atas semua jenis ideologi.
4. Pengingkaran atas setiap eksistensi obyektif dan permanen.
5. Kritik tajam atas semua jenis epistemologi.
6. Pengingkaran akan penggunaan metode permanen dan paten dalam menilai maupun berargumen.

KONSEP BERFILSAFAT dalam era postmodernisme adalah hasil penggabungan dari berbagai jenis pondasi pemikiran. Mereka tidak mau terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk pondasi pemikiran filsafat tertentu.

ANALISA ATAS ASAS-ASAS PEMIKIRAN POSTMODERNISME
1. Manusia postmodernis memandang sesuatu selalu melalui sudut pandang idealis, bukan realis. Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di alam realita, niscaya kehancuran yang bakal terwujud, bukan perdamaian.
2. Jika dilihat dari sisi epistemologis, skala berpikir yang disodorkan oleh teori postmodernis sangatlah dangkal. Banyak paradoksi yang akan kita dapati dari teori tersebut, jika dipaksakan pada dataran praksis akan terjadi apa yang disebut dengan “nihilisme”, kekosongan. Kosong dari prinsip, ideologi, argumentasi rasional, logika sehat, pemahaman teks, konsep beragama dsb.
3. Menurut keyakinan postmodernisme, tidak ada satu hal pun yang bersifat universal dan permanen. Sedang disisi lain, doktrin mereka, manusia selalu dituntut untuk selalu mengadakan pergolakan. Lantas, bagaimana mungkin manusia akan selalu mengadakan pergolakan, sementara tidak ada tolok ukur jelas dalam penentuan kebenaran akan pergolakan, Bagaimana mungkin manusia selalu mengkritisi segala argumentasi yang muncul, sedang tidak ada tolok ukur kebenaran berpikir?
4. Postmodernisme tidak memiliki asas-asas yang jelas (universal dan permanen). Bagaimana mungkin akal sehat manusia dapat menerima sesuatu yang tidak jelas asas dan landasannya? Jika jawaban mereka positif, jelas sekali, hal itu bertentangan dengan statemen mereka sendiri. Sebagaimana postmodernis selalu menekankan untuk mengingkari bahkan menentang hal-hal yang bersifat universal dan permanen.
Postmodernisme sebagai wacana pemikiran harus dibedakan dengan postmodernitas sebagai sebuah kenyataan sosial.
Postmodernitas adalah kondisi dimana masyarakat tidak lagi diatur oleh prinsip produksi barang, melainkan produksi dan reproduksi informasi di mana sektor jasa menjadi faktor yang paling menentukan. Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja demi memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup.
Sedangkan postmodernisme adalah wacana pemikiran baru sebagai alternatif terhadap modernisme.
Modernisme sendiri digambarkan sebagai wacana pemikiran yang meyakini adanya kebenaran mutlak sebagai objek representasi bagi subjek yang sadar, rasional, dan otonom. Sebagai realitas pemikiran baru, postmodernisme meluluhlantakkan konsep-konsep modernisme, seperti adanya subjek yang sadar-diri dan otonom, adanya representasi istimewa tentang dunia, dan sejarah linier.
Istilah “pos”, menurut kubu postmodernisme, adalah kematian modernisme yang mengusung klaim kesatuan representasi, humanisme , antroposentrisme, dan linieritas sejarah guna memberi jalan bagi pluralisme representasi, antihumanisme, dan diskontuinitas

KRITIK POSTMODERNISME * Mereka yang mengklaim tidak pernah ada era sepenuhnya modernis dan mengklaim ada bisa tidak, akibatnya, menjadi 'post' satu modernis. * Mereka yang mempertahankan bahwa perkembangan saat ini di masyarakat hanyalah perpanjangan dari apa yang telah terjadi sebelumnya daripada setiap istirahat signifikan dengan masa lalu. * Mereka yang menerima bahwa dunia sedang memasuki era baru, tapi percayalah globalisasi (lihat Bab 12), bukan postmodernisme adalah karakteristik yang menentukan.
Sumber: Lyon (2000)
Realisme
Doktrin filosofis yang percaya realitas yang dikonstruksi secara sosial. Tapi, tidak seperti postmodernis, realisme menolak gagasan beberapa realitas. Percaya bahwa manusia berpotensi untuk mengubah dunia dibatasi oleh struktur nyata dan konkrit, praktek dan konvensi dalam masyarakat. Atau juga sebagai Sebuah alternatif untuk modernisme dan postmodernisme. Realitas ada dan dapat ditemukan. Situs sosial dikonstruksi secara sosial tapi ada independen dari rancangan manusia. Acara yang dibawa oleh mekanisme sebab-akibat dan kekuatan kausal. Organisasi memiliki keduanya memungkinkan dan membatasi kekuasaan. Manajer dapat melakukan pilihan dalam batas-batas yang dikenakan oleh realitas.
Untuk menjadi seorang realis adalah, minimal, untuk menegaskan bahwa banyak entitas ada secara independen dari kita dan penyelidikan kami dari mereka. Jelas, kemudian, kebanyakan orang realis dalam arti dasar ini: kita berbeda dalam apa entitas kita realis tentang.

Realis ilmuwan sosial, bagaimanapun, adalah mungkin untuk mengklaim bahwa entitas sosial (seperti pasar, hubungan kelas, relasi gender, aturan-aturan sosial, budaya sosial atau wacana dan sebagainya) eksis secara independen dari penyelidikan kami dari mereka.
(Ackroyd dan Fleetwood, 2000a: 6)

Realisme dan Organisasi * Sebuah isu sentral adalah sejauh mana organisasi dan praktik mereka diproduksi oleh manusia tetapi masih ada eksternal kepada mereka dan membentuk perilaku mereka.

* Realis berpendapat bahwa sementara dunia sosial, termasuk organisasi, merupakan produk tindakan manusia, itu belum tentu merupakan produk manusia, tetapi ada secara independen dari manusia. Realis juga berpendapat bahwa fenomena sosial bisa ada tanpa mereka yang terlibat memiliki pengetahuan dari mereka. Misalnya, pasar hanya ada di dalam dan melalui aktivitas manusia, namun tidak ada keharusan bahwa orang-orang yang terlibat harus sadar bagian mereka bermain dalam mempertahankan mereka.

Realisme dan Sosiaty
... Orang tidak menciptakan masyarakat. Karena selalu pra-ada mereka dan adalah kondisi yang diperlukan untuk kegiatan mereka. Sebaliknya masyarakat harus dianggap sebagai sebuah ensemble struktur, praktik dan konvensi yang individu mereproduksi dan / atau mengubah, tetapi tidak akan ada kecuali mereka melakukannya. Masyarakat tidak ada secara independen dari aktivitas manusia ... Tapi itu bukan produk itu ... ?? (Bhaskar, 1989: 36)

Kritik Realisme * Hal ini tidak satu hal atau yang lain * Modernis mengkritik untuk mempromosikan konstruksi sosial * Postmodernis mengkritik untuk mengklaim hanya ada satu realitas.

COMPLECTIVITY
Bertentangan dengan Postmodernism dan Realisme, kompleksitas muncul dari ilmu-ilmu alam. kompleksitas teori peduli dengan bagaimana order dibuat dalam dinamis non sistem linear. Khususnya, mereka yang menerapkan pendekatan ini untuk organisasi mempertahankan bahwa sukses organisasi harus beroperasi di "dalam kekacauan " dan hanya bisa mempertahankan posisi ini dengan kehadiran urutan yang tepat menghasilkan aturan.

Summary * Berasal dari ilmu-ilmu alam * Kekhawatiran munculnya urutan dinamis, sistem non-linear, misalnya sistem cuaca

* konsep-konsep utama : 1. Chaos and order 2. Edge of Chaos 3. Three Type of Order 4. Order Generating Rules

Chaos And Order * Chaos bukan keacakan tetapi bentuk yang berbeda dari order. * Chaos dan ketertiban adalah atribut kembar sistem dinamis, non-linear (kompleks), dan, dalam kekacauan, perintah tersembunyi dapat tersembunyi di bawah apa yang tampak benar-benar acak. * Chaos menjelaskan gangguan yang kompleks, tak terduga, dan tertib di mana pola perilaku terungkap dalam bentuk tidak teratur tetapi mirip; kepingan salju semua berbeda tetapi semua memiliki enam sisi.

Three Type Order 1. Stabil keseimbangan - sistem tersebut dapat menjadi begitu stabil bahwa mereka mengeras dan mati. 2. Ketidakstabilan Explosive - sistem tersebut dapat menjadi terlalu tidak stabil dan, seperti kanker, keluar dari kendali dan menghancurkan diri mereka sendiri. 3. Ketidakstabilan terbatas - ini adalah sistem yang kompleks yang, terbelah antara stabilitas dan ketidakstabilan, memiliki kemampuan untuk mengubah diri agar dapat bertahan hidup.
Edge of Chaos
... Sistem yang kompleks memiliki sejumlah besar pelaku belum berinteraksi independen. Daripada pernah mencapai keseimbangan yang stabil, yang paling adaptif dari sistem yang kompleks (misalnya, zona intertidal) terus berubah terus menerus dengan tetap di puitis disebut 'tepi kekacauan' yang ada antara ketertiban dan kekacauan. Dengan tinggal di zona antara ini, sistem ini tidak pernah cukup puas menjadi ekuilibrium stabil tetapi tidak pernah cukup berantakan. Sebaliknya, sistem ini, yang tetap terus-menerus siap antara keteraturan dan kekacauan, menunjukkan perubahan yang paling produktif, kompleks dan terus-menerus ...
Order Generating Rules
Dalam berbagai menakjubkan dari konteks, struktur atau perilaku yang tampaknya kompleks muncul dari sistem ditandai dengan aturan yang sangat sederhana. Sistem ini dikatakan self-organized dan sifat mereka dikatakan muncul. Contoh termegah adalah alam semesta itu sendiri, penuh kompleksitas yang muncul dari aturan sederhana ditambah kesempatan.

Implications for organisations
Implikasi 1 Akan ada kebutuhan untuk demokrasi yang lebih besar dan daya pemerataan dalam semua aspek kehidupan organisasi, bukan hanya sempit partisipasi karyawan dalam perubahan.
Implikasi 2 Skala kecil perubahan yang meningkat dan skala besar perubahan radikal-transformasional perlu ditolak demi 'jenis ketiga' yang terletak antara kedua, dan yang terus-menerus dan didasarkan pada self-organisasi di tim / tingkat kelompok .
Implikasi 3 Dalam mencapai perubahan yang efektif, aturan agar menghasilkan memiliki potensi untuk mengatasi keterbatasan rasional, linear, top-down, pendekatan strategi-didorong untuk berubah.

Complexity Crtisme
Membutuhkan ekstensi utama demokrasi organisasi - organisasi yang siap untuk ini?
Perlu berhati-hati mengadopsi konsep yang kontroversial dan masih berkembang dalam ilmu alam.
Tidak jelas apakah promotor yang melihatnya sebagai perangkat kiasan atau sebagai pendekatan matematis.

Postmodernism, Realism and complexity The Implications for organisations
Postmodernisme - memberikan ruang lebar bagi munculnya strategi dan alternatif pilihan, tetapi juga menekankan pentingnya budaya, kekuasaan dan politik dalam bagaimana strategi yang dipilih dan disahkan dan bagaimana pilihan yang dibuat.
Realisme - melihat tempat organisasi 'untuk bermanuver dan membuat pilihan, hal ini seperti dibatasi oleh struktur yang rumit baik di dunia alam dan sosial yang ada.
Kompleksitas - organisasi yang diperlukan untuk menjadi jauh lebih demokratis dari yang ada sekarang. Penghargaan bergerak dari beberapa ke banyak.

Similar Documents