Free Essay

Daiwa Bank Operational Management Case

In:

Submitted By lindaping
Words 4935
Pages 20
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank adalah lembaga keuangan yang sangat berperan penting dalam perkembangan ekonomi terutama sejak awal abad ke 19 dan telah mengalami transformasi dan pendalaman fungsi dari hanya menjadi perantara keuangan dengan produk sederhana seperti deposito dan pinjaman sehingga menjadi sangat kompleks dan bervariasi antara lain dari segi skala, ukuran, produk, teknologi, konsentrasi jenis bank dan pangsa pasar. Dengan kompleksitas usaha dan produk yang terus meningkat tersebut, bank menghadapi banyak tantangan dan permasalahan yang harus dikelola dengan baik agar dapat bertahan dan terus berkembang sejalan dengan tujuan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu masalah yang sangat penting dan menjadi perhatian baik dari kalangan bank ataupun regulator, adalah masalah operasional. Manajemen operasi dilaksanakan untuk melakukan mitigasi risiko kerugian yang mungkin terjadi karena masalah operasional. Manajemen risiko operasional dilakukan dengan melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Sementara, pengelolaan sedapat mungkin terintegrasi dalam satu sistem pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif dan mampu menganalisa dan mengelola seluruh risiko yang terkait, di mana risiko operasional adalah elemen yang tak terpisahkan di dalamnya.
Masalah operasional yang umumnya terjadi di dalam bank adalah ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Termasuk di dalamnya adalah proses administrasi serta sistem dan prosedur.
Sejalan dengan perkembangan perbankan, banyak terjadi kasus perbankan yang terkait masalah operasional dan telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi bank bahkan sampai menyebabkan kebangkrutan. Penyebab utama mengapa terjadi masalah operasional ini umumnya adalah karena kegagalan pengendalian/ failure on control dan teknologi/ globalisasi. Di samping itu, ada unsur-unsur perubahan yang dapat menjadi pemicu masalah operasional, antara lain otomatisasi, ketergantungan pada teknologi, outsorcing, terorisme, peningkatkan globalisasi, insentif dan perdagangan aktif, peningkatan jumlah dan volume transaksi serta peningkatan litigasi hokum.
Contoh yang sering disebutkan untuk masalah operasional perbankan adalah kasus yang terjadi pada Barings Brothers and Co. Ltd, London, yang mengalami kebangkrutan setelah rugi trading sebesar GBP 827 juta. Akar masalah kasus ini adalah karena kegagalan proses dan prosedur pengendalian internal. Seorang trader di Singapore yang bekerja di Singapore Futures Exchange berhasil menyembunyikan kerugian tersebut selama lebih dari dua tahun. Akar masalah ini adalah karena trader ini dapat bertindak selaku front office dan back office sehingga dapat melakukan otorisasi terhadap transaksi yang dibuatnya sendiri/ tidak adanya segregation of duties.
Contoh lainnya adalah ketika UBS Warburg, sebuah bank di Swiss, pada akhir November 2001, mengalami kerugian sebesar USD 50 juta dikarenakan salah seorang staffnya salah menjual 610,000 lot saham perusahaan Densu untuk harga sebesar JPY 16 per satuan, padahal seharusnya melakukan penjualan 16 lot saham dengan harga JPY 610,000 per satuan. Dalam hal ini, alert warning yang terdapat pada sistem komputer menjadi salah satu topik perdebatan.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, menjadi penting untuk menganalisa bagaimana sebuah masalah operasional terjadi dan apa akibatnya terhadap bank tersebut secara khusus dan kepada regulator serta bahkan sistem perbankan secara keseluruhan. Lebih lanjut lagi, kita dapat melihat apa sebenarnya titik tolak masalah yang terjadi dan apa yang telah dilakukan untuk mengatasinya. Untuk learning point, tentunya tindakan pencegahan apa yang perlu diimplikasikan agar hal serupa tidak terjadi di masa mendatang dan tentunya harus dapat dikembangkan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan lain yang mungkin terjadi terkait masalah operasional.

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah masalah operasional yang pernah terjadi di salah satu bank dan memberikan dampak yang cukup serius tidak hanya kepada bank tersebut, namun juga kepada dunia perbankan internasional, termasuk regulator dan lembaga keuangan lainnya.
Kasus yang diambil adalah kasus pada tahun 1995 yang menimpa sebuah bank Jepang, Daiwa Bank, Ltd. (sekarang bernama Resona Bank, Ltd.) yang membuka cabang di United States, sehingga melibatkan pemerintahan dua negara dan dampak yang ditimbulkan tidak hanya berupa materi namun juga reputasi dan hal-hal lainnya yang bersifat non materi.
Uraian dan analisa kasus adalah sebatas satu kejadian tersebut, dengan mengulas latar belakang dan detail kejadian serta penyelesaian kasus dan dampak yang diakibatkan kasus tersebut kepada pihak-pihak terkait seperti bank itu sendiri, bank sentral di Jepang dan United States, pemerintah Jepang dan US serta perbankan internasional.

1.4 Metode Penulisan

Data dikumpulkan dari berbagai sumber baik berupa dokumen resmi lembaga keuangan, regulator ataupun media massa. Selain itu juga terdapat data internal perusahaan seperti keadaaan perusahaan pada waktu terkait, waktu selanjutnya dan perbandingannya dengan kondisi terkini. Kemudian, juga dimasukkan sekilas data terkait kasus-kasus operasional perbankan yang terjadi dalam kurun waktu dua tahun terakhir dan menjadi bahan pembelajaran dunia perbankan secara internasional.
Dalam proses tinjuan teori, selain teori manajemen operasi juga dimasukkan teori tentang manajemen risiko operasional perbankan sebagai pelengkap dan ditujukan untuk upaya pencegahan masalah operasional perbankan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran umum tentang penulisan yang terdiri dari beberapa sub bab, yang menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, ruang lingkup dan batasan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Kasus
Bab ini memberikan penjelasan tentang sejarah, uraian, penyelidikan dan penyelesaian kasus. Juga digambarkan sekilas kondisi Daiwa Bank kemudian dan kondisi terkini..
Bab III Pembahasan Bab ini membahas tentang tinjauan teori dan analisa kasus.
Bab IV Penutup
Bab ini menguraikan mengenai keimpulan dan saran berdasarkan bab-bab sebelumnya.
Lampiran Sekilas Kasus-Kasus Perbankan Terkait Masalah Operasional

BAB 2
TINJAUAN KASUS

2.1 Sejarah Bank Daiwa, Ltd.

The Osaka Nomura Bank, sebagai cikal bakal The Daiwa Bank, Ltd. (selanjutnya disebut sebagai “Daiwa”), didirikan di Osaka pada Mei 1918 oleh Tokushichi Nomura dan kemudian memulai kegiatannya pada bulan Agustus tahun yang sama di pusat perdagangan di jepang saat itu, yaitu di Osaka. Pada tahun 1927, namanya kemudian diganti menjadi The Nomura Bank, Ltd. dan ditetapkan bahwa bank ini akan berkonsentrasi pada pendanaan untuk perusahaan kecil dan menengah/ small and medium-sized enterprises. Berdasarkan target pasar perbankan dan untuk lebih berkonsentrasi pada pasar sekuritas yang sedang berkembang saat itu, maka dibentuklah perusahaan sekuritas terpisah dan dikenal sebagai The Nomura Securities., Co. Ltd. Tokushichi Nomura, Founder

Pada Tahun 1948, The Nomura Bank, Ltd. Melakukan penggantian nama menjadi The Daiwa Bank, Limited – artinya great harmony dalam bahasa Jepang dan kemudian pada tahun 1958, melakukan investasi di Indonesia dengan membentuk bank campuran yang diberi nama PT. Perdania Bank (kemudian diganti namanya menjadi PT. Bank Daiwa Perdania pada tahun 1994 dan PT. Bank Resona Perdania kemudian)
Seiring dengan perkembangan ekonomi Jepang yang meningkat, Daiwa Holding saat itu menjadi satu-satunya perusahaan keuangan yang mempunyai konsentrasi bisnis pada small-medium sized enterprise, pension funds dan securities. Daiwa kemudian membuka banyak cabang di luar negeri sebagai implementasi strategi perluasan usaha di luar Jepang yaitu di New York tahun 1956, di London pada tahun 1958, Los Angeles tahun 1970, Frankfurt tahun 1971, Hong Kong tahun 1976 dan Singapore tahun 1979. Pada tahun 1980-an, Daiwa memulai langkahnya yang sangat agresif pada saat itu yaitu memasuki perdagangan dalam perbankan dan sekuritas secara aktif baik di kantor dalam negeri ataupun di kantor luar negeri. Daiwa Bank saat itu menjadi sangat unik dan kuat sebagai satu-satunya bank Jepang yang aktif secara internasional dalam perbankan, trust dan sekuritas. Dalam perkembangannya, pada tahun 1994, Daiwa telah meiliki asset sebesar USD 11.9 milyar di United States dan sebesar USD 176.1 milyar di global asset dengan jumlah kantor sebanyak 260 cabang di Jepang dan 36 cabang lainnya di luar Jepang termasuk di antaranya 18 cabang di United States. Jumlah pegawai Daiwa saat itu adalah sekitar 10,000 orang.

2.2 Uraian Kasus

Pada tahun 1995, terjadi skandal perbankan yang dialami oleh Daiwa kantor cabang New York yaitu kerugian hampir sebesar USD 1.1 milyar USD yang diakibatkan oleh salah seorang senior bond trader Daiwa, Toshihide Iguchi, karena kekalahan perdagangan di bond market, yang melibatkan 30,000 transaksi yang tidak diotorisasi selama lebih dari 11 tahun sejak tahun 1984. Kemudian Daiwa juga dikenakan denda oleh pemerintahan federal karena dituduh tidak melaporkan dan menutupi kejahatan yang dilakukan oleh Iguchi termasuk penjualan aset nasabah yang tidak diotorisasi, dengan tujuan untuk menutupi kerugian. Selain itu Daiwa juga diberikan waktu selama 90 hari untuk menutup seluruh kantor cabangnya di United States.
Berikut adalah penjelasan secara detail tentang kasus tersebut yang dirangkum dari berbagai media dan juga press release yang dikeluarkan lembaga resmi keuangan.

Bagaimana urutan peristiwa dalam kasus Daiwa?

13 Juli 1995 - Toshihide Iguchi, seorang senior bond trader Daiwa cabang New York menulis surat pengakuan sepanjang 30 halaman bahwa dia telah mengalami kerugian sebesar USD 1.875 milyar selama melakukan transaksi perdagangan US Treasury Bonds yang telah berlangsung sejak tahun 1984.
21 Juli 1995 – Iguchi mengirimkan surat kedua mengenai cara untuk mengatasi masalah tersebut.
24 Juli 1995 – Terjadi pembicaraan via telepon antara pejabat Daiwa di Jepang dengan Iguchi bahwa mereka telah menerima surat dan mengetahui masalahnya.
27 Juli 1995 – Daiwa melakukan rencana untuk menjual USD 500 juta dari preferred stock dan melakukan rencana dalam waktu dua bulan untuk mengatasi kerugian tersebut.
28 Juli 1995 – Iguchi bertemu dengan manajemen Daiwa dan setuju untuk tidak mempublikasikan masalah ini sampai November 1995.
8 Agustus 1995 - Japans Ministry of Finance diberitahukan secara informal oleh Daiwa.
18 September 1995 – Daiwa melaporkan kerugian tersebut secara formal kepada US Federal Reserve Board.
23 September 1995 - Iguchi diinterview oleh FBI agents yang kemudian menangkapnya.
26 September - Iguchi dipecat oleh Daiwa dan kasus tersebut diberitakan secara resmi kepada masyarakat.
20 Oktober 1995 - Iguchi mengaku bersalah di depan Manhattan Federal Court namun dia juga bersaksi bahwa setelah dia mengakui perbuatannya kepada Daiwa, dia masih diminta untuk menutupi kejadian itu terkait dokumentasi. Iguchi juga mengatakan bahwa pada tahun 1989 dan 1992, Daiwa telah membohongi state and federal regulator dengan memberitahu bahwa bank’s trading operation telah dipindahkan dan terpisah dari fungsi pengawasan dan record-keepers karena sebenarnya kedua bagian ini tetap dilakukan oleh pihak yang sama walaupun kantornya secara fisik telah terpisah.
23 Oktober 1995 – Daiwa mengakui kepada Manhattan Federal Court bahwa mereka meminta Iguchi untuk merahasiakan kejadian tersebut walaupun Iguchi telah mengakuinya pada bulan Juli 1995.
31 Oktober 1995 – Daiwa menulis surat pernyataan secara resmi kepada Japan Ministry of Finance mengenai detail kerugian dan rencana restrukturisasi.
Oktober 1995 – Ex General Manager Daiwa Bank New York dituntut dua bulan penjara dan satu tahun masa percobaan serta denda sebesar USD 100,000 karena membantu menyembunyikan dan menutupi kejahatan pada kasus Daiwa.
2 November 1995 - US authorities memerintahkan Daiwa untuk menutup kantornya dan menghentikan aktivitasnya di United States dalam waktu 90 hari.
3 November 1995 – Japan’s Ministry of Finance memerintahkan Daiwa untuk mengurangi aktivitasnya di luar negeri (termasuk perdagangan bond) dan mengurangi loan outstanding serta mengurangi securities holding.
6 November 1995 – Bank of Japan mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan audit bulanan kepada Daiwa dan bukannya tiga tahunan seperti yang umumnya berlaku saat itu.
Akhir Januari 1996 – Daiwa menutup kantor cabang new York
Akhir January 1996 - Daiwa setuju untuk menjual semua aset dan kantornya di US kepada The Sumitomo Bank, Ltd.
February 1996 - Daiwa setuju untuk membayar denda USD 340 juta, salah satu denda terbesar saat itu untuk kasus perbankan.
December 1996 - Iguchi dikenakan hukuman empat tahun penjara dan denda sebesar USD 2.6 juta.
20 September 2000 – Pengadilan Osaka board members and executives Daiwa saat itu dan sebelumnya untuk membayar kepada bank sebesar USD 775 juta sebagai restitusi kepada pemegang saham.

Siapakah Toshihide Iguchi?

Lahir di Kobe, Japan pada tahun 1951, Iguchi melanjutkan sekolah di Missouri State University jurusan Psychology dan bekerja di di Daiwa New York bagian securities custody sejak tahun 1976. Pada tahun 1980, dia dipromosikan menjadi portofolio manajer.
Pada tahun 1983, dia mengalami kerugian perdagangan sebesar USD 70,000 dan menyembunyikannya demi menyelamatkan reputasi dan pekerjaannya. Dia terus melakukan perdagangan untuk menutupi kerugian ini namun ternyata kerugian terus bergulir seperti bola salju, dan bahkan dia dibantu oleh dua orang trader lainnya yang bergabung pada tahun 1988 pada saat kerugiannya sudah mencapai lebih dari USD 75 juta. Iguchi terus menyembunyikan kerugian ini dari internal audit dan juga audit pemerintah serta pemerintahan federal.
Pada tahun 1995, karena takut akan kerusakan yang dapat ditimbulkan, dia menulis surat pengakuan kepada Presiden Daiwa mengenai apa yang telah terjadi. Saat itu, kerugian sudah mencapai lebih dari USD 1 milyar.
Iguchi ditangkap dan ditahan sementara selama 15 bulan dan kemudian dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Selama masa penahanannya, dia menulis buku dalam bahasa Jepang tentang kisah hidupnya di Amerika dan menjadi best seller di Jepang. Setelah bebas pada tahun 1999, Iguchi tinggal di Atlanta, Georgia untuk menjadi penulis dan menghasilkan banyak buku sukses di antaranya adalah My Billior Dollar Education.

2.3 Penyelidikan dan Penyelesaian Kasus

Tuduhan yang dilancarkan oleh Manhattan Federal Court

Pada November 1995, Manhattan Federal Court menuntut Daiwa dengan alasan konspirasi, kejahatan surat menyurat dan telex, menghalangi pemeriksaan lembaga keuangan, pemalsuan dokumen bank, dan melanggar hukum karena tidak melaporkan kejahatan federal. Tuduhan ini diakibatkan adanya penjualan securities yang tidak mendapatkan otorisasi pada rekening kustodian Daiwa, termasuk di dalamnya penjualan lebih dari USD 375 juta milik nasabah, yang dilakukan oleh Toshihide Iguchi, ex Executive Vice President, untuk menutupi kerugian yang dialami. Selain itu, Daiwa juga diindikasikan menghalangi dan menutupi kejadian ini, dengan tidak melaporkan kejadian ini, yang telah diketahui sejak pertengahan Juli 1995, melainkan melakukan hal sebagai berikut: (1) melakukan pembukuan palsu untuk menyembunyikan kerugian yang terjadi (2) memindahkan dan menyembunyikan bukti-bukti kejahatan dari kantor cabang Daiwa di New York ke apartemen manajer cabang New York (3) mengirimkan informasi palsu ke nasabah (4) mengirimkan laporan palsu ke Federal Reserve Board dan berusaha untuk menghalangi pemeriksaan hukum dalam pengungkapan kasus ini (5) memberikan informasi palsu tentang lokasi dan pengawasan trader Daiwa dikenai tuntutan maksimum di atas USD 1 milyar, tidak hanya karena ulah Toshihide Iguchi, namun juga karena usaha untuk menutupi kejahatan ini, yang dilakukan oleh para pejabat tingginya antara lain yang juga dikenai tuntutan adalah Masahiro Tsuda, sebagai General Manager cabang New York. Selain itu, Daiwa juga diminta untuk menutup operasinya di United States selambatnya pada tanggal 2 Februari 1996.

Pernyataan Alan Greenspan, Chairman, Board of Governors of the Federal Reserve System

Dalam pernyatannya di depan U.S. Senate pada tanggal 27 November 1995, Alan Greenspan, Chairman, Board of Governors of the Federal Reserve System, menjelaskan hal-hal sebagai berikut berdasarkan hasil penyelidikan pemerintahan United States:
 Pada tanggal 18 September 1995, Daiwa Bank bertemu dengan Fed dan melaporkan bahwa telah terjadi kerugian sebesar USD 1.1 milyar yang disebabkan oleh perdagangan yang dilakukan oleh Toshihide Iguchi, pejabat kantor cabang New York, selama sebelas tahun.
 Walaupun Daiwa telah mengetahui kejadian ini sejak Juli, namun mereka menutupi hal ini selama dua bulan dan bahkan mereka meminta Iguchi untuk tetap melakukan perdagangan untuk menutupi kejadian tersebut.
 Pejabat di Japanese Ministry of Finance yang telah mengetahui kejadian ini sejak Agustus, tidak memberitahu U.S. authorities dan juga tidak memerintahkan Daiwa untuk memberitahu U.S. authorities.
 Finance Minister Takemura mengakui kelalaian ini dan berjanji akan berkomunikasi langsung kepada U.S. authorities apabila terjadi suatu masalah.
 Pada 2 Oktober 1995, , the New York Superintendent of Banks dan the Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), bersama-sama dengan the Federal Reserve Board, menerbitkan surat perintah agar Daiwa menghentikan kegiatan perdagangannya di United States. Kemudian, pada 2 November 1995, Daiwa dituntut untuk membayar denda dan menutup seluruh kegiatan operasi perbankannya paling lambat pada Februari 1996.
 Kasus ini menimbulkan dampak sangat serius bagi penerapan pengawasan dan peraturan perbankan multinasional di mana tidak hanya terjadi kejahatan dalam waktu yang begitu lama oleh seorang penjabat kantor cabang, namun bahkan pejabat senior Daiwa melakukan cara untuk menutupi keajdian kejahatan ini dan tidak melaporkannya sesegera mungkin. Kasus ini mengganggu kepercayaan dan integritas dalam sistem perbankan yang merupakan modal utama dalam membangun system perbankan yang kuat dan berskala besar dan multinasional.
 Karena semua hal yang telah disebutkan di atas, kasus Daiwa ini tidak dapat ditoleransi oleh United States sehingga denda dan hukuman yang dijatuhkan adalah sangat beralasan.

2.4 Kondisi Selanjutnya

Berikut adalah kondisi selanjutnya yang terjadi akibat kasus Daiwa yang dapat dikelompokkan menjadi dampak internal, yaitu yang dilakukan dan atau terjadi di Daiwa dan dampak eksternal yaitu yang dilakukan dan atau terjadi di luar Daiwa.

Kondisi internal adalah sebagai berikut:

• Penutupan semua kantor di United States dan penjualan aset di United States kepada Sumitomo Bank Ltd.

• Pembayaran denda sebesar USD 340 juta kepada pengadilan di United States.

• Para pejabat Daiwa mengundurkan diri setelah kejadian tersebut yaitu Presiden Akira Fujita, Chairman Sumio Abekawa, Wakil Presiden Kenji Yasui dan Managing Director Hiroyuki Yamaji.

• Perombakan sistem yang digunakan.
Daiwa melakukan perubahan sistem secara besar-besaran yang meliputi semua kantor di Jepang, China, Indonesia, Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Eropa. Saat itu, Daiwa menggunakan jasa outsource company, IBM, untuk menyelesaikan proyek tersebut. Ini di luar kebiasaan bank Jepang yang umumnya memilih internal tim untuk melakukan perubahan sistem ataupun memilih perusahaan Jepang juga sebagai vendor.

• Merubah keputusan strategis untuk mengembangkan pasar internasional dan melakukan transformasi kembali berfokus pada core domestic business. Hal ini menyebabkan penutupan secara bertahap semua kantor cabang di luar negeri sejak tahun 1995 sehingga pada tahun 1998, satu-satunya “jejak” Daiwa di pasar internasional adalah sebagai pemilik dari Bank Daiwa Perdania di Jakarta yang merupakan perusahaan lokal dan bukan kantor cabang. Walaupun demikian, Daiwa tetap membuka kantor perwakilan/ representation office di beberapa tempat seperti Singapore, Hongkong, Bangkok, Shanghai, London dan Paris.

• Turunnya target profit karena perubahan keputusan strategis. Presiden Daiwa saat itu, Takashi Kaiho, memberitahukan bahwa dengan menghentikan operasi internasional, maka target profit tahunan terpangkas sebesar 36 % sehingga turun menjadi JPY 7 milyar (USD 58 juta) dan write-off kredit macet menjadi tiga kali lipat yaitu menjadi JPY 53 milyar.

Kondisi eksternal adalah sebagai berikut:

• Penurunan/ down grading credit rating dari A to BBB oleh semua rating agency.

• Reputasi yang terganggu.
Tidak seperti Barings yang menjadi bangkrut, kasus ini tidak menempatkan Daiwa dalam bahaya kebangkrutan karena kerugian sebesar USD 1.1 milyar hanyalah 8% dari modal. Namun, reputasi Daiwa baik di jepang ataupun paar internasional menjadi turun dratis dan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali membangun reputasi yang telah didapatkan sebelum kasus ini terungkap.

• Kecurigaan U.S. Banking Authorities terhadap integrasi semua bank Jepang.
Walaupun penyebab utama dari kasus Daiwa adalah lebih bersifat internal, namun tidak dapat dipungkiri timbulnya kecurigaan otoritas perbankan di U.S akan bank Jepang sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pengawasan menjadi lebih ketat dan adanya aturan-aturan khusus terkait pengendalian internal yang diminta oleh regulator. • Kepercayaan masyarakat yang terganggu akan perbankan dan khususnya perbankan Jepang. Integritas sistem perbankan terganggu karena kasus ini yang selama ini dibangun atas dasar informasi yang akurat dan asumsi bahwa bisnis perbankan adalah atas dasar kepercayaan dan kejujuran. Pada tahun 1995, kontribusi perbankan Jepang terhadap C&I loans (Commercial and Industrial Loans) di Unites States mencapai 17 %. Lebih jauh lagi, berdasarkan riset oleh sebuah perusahaan konsultan di United States, 53% perusahaan besar di Amerika, termasuk 500 perusahaan terkaya, melakukan bisnis dengan bank Jepang. Sehingga, dapat dikatakan kasus Daiwa ini cukup memukul bagi perekonomian dan kepercayaan masyarakat terhadap bank Jepang yang sangat tinggi menjadi menurun. Hal ini menyebabkan bank Jepang harus membayar premium yang lebih tinggi untuk dalam transaksi pendanaan sehingga mempengaruhi keuntungan yang mereka hasilkan.

• Kecurigaan U.S. banking Authorities terhadap integrasi semua bank Jepang.
Walaupun penyebab utama dari kasus Daiwa adalah lebih bersifat internal, namun tidak dapat dipungkiri Lebih jauh lagi, dalam rangka mencegah masalah perbankan kemudian terutama yang bersifat sistemik, maka

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Teori

Berikut adalah tinjuan teori yang dapat kita gunakan untuk melakukan analisa kasus Daiwa.

SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities and Threats)

Analisa SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak mendukung dalam mencapai tujuan tersebut. Aplikasi analisis SWOT adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari peluang (opportunities) dan bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesess) yang dapat membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan ancaman baru. jjj Frequency versus impact Dalam teori ini, suatu kejadian operasional dapat dikategorisasikan berdasarkan risiko kemungkinan terjadinya yaitu seberapa sering terjadi/ frequency dan jumlah kerugian yang dapat ditimbulkan/ impact. Ada empat tipe kejadian yaitu:
1. Low frequency/ low impact (LFLI)
2. Low frequency/ high impact (LFHI)
3. High frequency/ low impact (HFLI)
4. High frequency/ High impact (HFHI) Low Impact High Impact
Low Frequency LFLI LFHI
High Frequency HFLI HFHI

Pada umumnya bank memperhatikan risiko kemungkinan kejadian operasional yang terfokus pada low frequency/ high impact (LFHI) dan high frequency/ low impact (HFLI). Sementara low frequency/ low impact (LFLI) kurang diperhatikan karena biaya pengelolaan dan pemantauannya lebih tinggi daripada kerugian yang ditimbulkannya. Sedangkan high frequency/ high impact (HFHI) dianggap kurang relevan karena jika jenis kejadian ini timbul, maka bank akan jatuh dalam waktu singkat dan kerugian yang ada tidak dapat diperbaiki.
Kemungkinan kejadian operasional yang dianggap perlu diperhatikan dengan seksama oleh bank adalah low frequency/ high impact (LFHI), yang dianggap paling sulit untuk dipahami dan diantisipasi. Low frequency/ high impact (LFHI), juga dianggap berpotensi menimbulkan kerugian paling besar dan dapat menimbulkan kerugian besar bagi bank seperti kasus Barings.

3.2 Analisa Kasus

Tipe masalah yang terjadi

Masalah yang terjadi di Daiwa dapat digolongkan ke dalam 3 tipe yaitu (1) aktivitas perdagangan yang tidak diotorisasi (2) Kelemahan dalam pengendalian internal untuk pegawasan kepatuhan akan hukum, peraturan dan risiko (3) Pelanggaran wewenang, tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan kepada staff senior Daiwa yang dengan kesadaran penuh melakukan tindak kejahatan selama bertahun-tahun. Ditambah lagi adanya konspirasi tingkat manajemen yang membuat kejahatan ini semakin sulit terungkap.

Penyebab kasus Daiwa

Dalam melakukan analisa kasus Daiwa, kita dapat menjabarkan penyebab kasus tersebut ke dalam penjelasan sebagai berikut:

• Ketidaksesuaian rencana strategis dan persiapan serta pengawasan pelaksanaan.
Seperti telah diterangkan sebelumnya bahwa Daiwa melakukan langkah yang sangat agresif saat itu yaitu masuk ke dalam dunia perbankan internasional dan membuka cabang-cabang di luar negeri dalam rangka memperbesar skala usaha dan tentunya meningkatkan keuntungan, maka masuk ke dalam securities trading dan pembukaan cabang New York adalah langka nyata dari keputusan strategis ini. Daiwa, seperti hampir semua bank Jepang saat itu, awalnya menghasilkan keuntungan melalui pemberian pinjaman namun kemudian saat berkembang ke high-volume securities trading, hal ini tidak didukung oleh persiapan dan pengawasan yang baik. Contohnya adalah dokumentasi transaksi yang masih dilakukan secara manual dan tidak adanya sistem komputer untuk melakukan monitoring posisi. Ditambah lagi, pengawasan yang lemah akan pengawasan pelaksanaan keputusan strategis menjadi bumerang yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi masa depan perusahaan.

• Tidak adanya kesadaran akan manajemen risiko dan implementasi yang baik
Dapat dikatakan bahwa tidak adanya kesadaran akan manajemen risiko operasional adalah pemicu dari masalah yang timbul. Target profit yang tinggi akan menempatkan bank dalam eksposur risiko yang tinggi dan hal ini harus dimitigasi. Mitigasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara seperti struktur organisasi yang jelas dan pembagian wewenang yang tidak over lapping. Selain itu, pengendalian internal harus tertuang dalam sistem dan prosedur kerja yang tepat.

• Kelemahan pengendalian internal
Pengendalian internal sangat lemah dan tidak sesuai dengan tingginya risiko yang diambil oleh kantor cabang New York. Walaupun sebenarnya, pada November 1992, Federal Reserve dan New York Banking Authority memerintahkan Daiwa untuk mengetatkan pengendalian operasional dan kembali diingatkan pada bulan November 1993.

• Kelemahan sistem dan prosedur
Dari semua kasus perbankan, banyak sekali yang disebabkan oleh kelemahan sistem dan prosedur. Dalam hal kasus Daiwa, sistem dan prosedur yang tidak dapat mendeteksi bahkan memperbolehkan unauthorised trading adalah kelemahan yang sangat mendasar.

• Tidak adanya rotasi pekerjaan
Dikarenakan Iguchi direkruit oleh Daiwa di New York, maka Iguchi diperlakukan sebagai long term local hire dan tidak terkena peraturan yang berlaku bagi semua staff Jepang di cabang asing yaitu masa kerja antara 3-5 tahun dan harus kembali ke Jepang setelah masa kerjanya habis. Dengan masa kerja yang lama pada posisi tersebut, dan didampingi oleh staff Jepang lainnya yang terkena peraturan rotasi, maka Iguchi menjadi sangat senior dan mempunyai pengalaman dalam perdagangan US government bond, yang tidak dimiliki oleh staff lainnya di Daiwa.

• Tidak adanya pemisahan pekerjaan/ segregration of duties.
Selama bertahun-tahun Iguchi melakukan rangkap jabatan sebagai Head of Trading dan Head of Settlement. Fungsi Head of Settlement yang seharusnya tidak hanya masalah administrasi namun juga melakukan review dan pengecekan atas pekerjaan Head of Treasury menjadi tidak ada karena dilakukan oleh orang yang sama dan hal ini digunakan oleh Iguschi untuk menutupi kejahatannya. Bahkan ketika akhirnya audit US meminta Daiwa untuk mengakhiri rangkap jabatan ini, Iguchi memilih untuk tetap menjadi Head of Settlement dengan bayaran yang lebih rendah, sehingga dia tetap dapat menutupi kejahatannya.

• Desentralisasi dan otorisasi serta insentif
Fungsi trading/ perdagangan di Daiwa New York saat itu dianggap terpisah dari aktivitas utama kantor pusat dan diberikan otorisasi yang tinggi kepada manajer operasional untuk menghasilkan keuntungan yang diimbangi dengan insentif yang tinggi. Otorisasi yang tinggi tanpa pengawasan yang cukup membuat Iguchi mengabaikan faktor risiko yang mungkin terjadi dan lebih memperhatikan keuntungan dan insentif yang akan di dapat.

• Kegagalan audit internal
Dalam menutupi kerugian yang ditimbulkan, Iguchi masuk ke dalam account nasabah dan menjual bonds pada rekening tersebut, kemudian membuat dokumen palsu seakan nasabah telah menyetujui penjualan tersebut. Bagi nasabah, mereka menganggap bond tersebut masih mereka miliki sementara Daiwa beranggapan bahwa nasabah telah melakukan penjualan dan telah menerima hasilnya. Audit internal Daiwa telah gagal menangkap kejadian ini karena walaupun mereka telah melakukan proses audit berulang kali pada cabang New York, namun mereka tidak melakukan cross-check pada bank kustodian yaitu Bankers Trust New York.

• Kegagalan audit eksternal dan audit pemerintah
External audit Daiwa, Showa Ota (bagian dari Ernst & Young) sepertinya tidak melakukan pemeriksaan terhadap cabang New York. Inspeksi yang dilakukan pada tahun 1989, yang dilakukan oleh NY State Banking Authorities ditemani oleh pemeriksa dari The Fed, tidak mendeteksi apapun. Dua inspeksi selanjutnya, pada tahun 1992 oleh pemeriksa Fed dan pada tahun 1994 oleh oleh auditor Japan’s Ministry of Finance (MOF) juga tidak mendeteksi kejahatan ini. yang sebenarnya melakukan audit regular setiap tiga tahun sekali

• Keterlambatan penanganan masalah
Ketika Iguchi akhirnya menulis surat pengakuan kepada Presiden Daiwa pada tanggal 24 Juli 1995, para pejabat Daiwa menyadari buruknya pengawasan yang telah mereka lakukan dan menjadi kebingungan. Presiden Daiwa Akira Fujita, baru melaporkan kejadian ini dua minggu kemudian secara informal kepada Ministry of Finance (MOF), dan kemudian baru melaporkan hal ini secara resmi kepada MOF dan the Fed pada 18 September 1995. Keterlambatan ini menimbulkan masalah yang lebih berat bagi Daiwa dengan tuduhan yang dilancarkan pemerintah US sehingga sanksi yang dituduhkan tidak hanya kepada Iguchi namun juga kepada Daiwa.

Hal yang khusus pada kasus Daiwa

Kasus Daiwa menjadi sangat unik karena memiliki beberapa hal yang sangat khusus, yaitu

• Tidak hanya sekedar kejahatan perbankan, namun juga melibatkan pejabat tinggi dalam institusi tersebut yang dituduh melakukan kejahatan level kedua dengan menutupi kejahatan yang dilakukan oleh staff-nya dan bahkan melakukan pemalsuan data dan membohongi pemerintahan United States.
• Adanya benturan budaya antara Jepang dan US, yaitu cara penanganan masalah yang berbeda. Bagi Jepang, kasus yang terjadi sebisa mungkin diselesaikan dahulu secara internal sebelum mengungkapkannya kepada regulator dan masyarakat. Sementara bagi United States, laporan secepat mungkin kepada regulator adalah penting demikian pula dengan pemberitahuan ke masyarakat. Hal ini menimbulkan kecurigaan oleh regulator US kepada Daiwa sehingga terjadi miskomunikasi pada awal penyelidikan.
• Kejahatan yang dilakukan telah berlangsung selama sebelas tahun tanpa diketahui dan bahkan terungkap dengan pengakuan si pelaku.
• Hukuman dan denda terbesar yang pernah dijatuhkan oleh United States, yaitu USD 340 juta dan penutupan semua kantor di United States tanpa terkecuali. Hal ini menunjukkan keseriusan United States akan kejahatan perbankan dan seakan untuk memberikan efek jera agar tidak terulang kembali.
• Efek jangka panjang yang ditimbulkan dan masih berlangsung sampai saat ini. Daiwa yang kemudian berubah nama menjadi Resona Bank saat ini masih belum membuka kembali kantor cabang di luar negeri dan masih berfokus pada pasar domestik. PT. Bank Resona Perdania di Jakarta adalah satu-satunya bisnis internasional di luar Jepang yang dimiliki Resona Bank saat ini, dengan posisi sebagai pemegang saham sebesar 43.42 % dan sebagai management controller.

Perubahan yang terjadi setelah kasus Daiwa

Dunia perbankan mengalami guncangan yang cukup berat setelah kasus Daiwa terungkap dan dapat dikatakan kasus ini memberikan pelajaran yang sangat baik, khususnya bagi pemerintah Jepang dan United States dan umumnya bagi dunia perbankan internasional. Japanese Ministry of Finance melakukan perbaikan dalam sistem perbankan nasional dengan terlebih dahulu melakukan penelitian untuk merumuskan sistem pengawasan bank yang lebih efektif. Perbaikan juga dilakukan dengan melibatkan diskusi khusus dengan otoritas perbankan negara lainnya, pengawasan yang lebih ketat untuk bank Jepang yang ada di luar negeri, penguatan sistem audit internal pada semua bank jepang dan perumusan penanganan yang tepat untuk tindakan bank yang dianggap illegal. Federal Reserve mengeluarkan peraturan baru yang meningkatkan otoritas dan sistem pengawasan Fed tidak hanya terhadap bank lokal namun juga terhadap bank asing yang beroperasi di United States. Peraturan khusus dikeluarkan oleh New York State Banking Department bahwa semua pegawai bank pada posisi penting harus mengambil cuti konsekutif selama sepuluh hari berturut-turut. Kasus Daiwa ini dipelajari secara serius tidak hanya oleh Jepang dan US, namun juga oleh semua negara lainnya dan banyak peraturan yang dikeluarkan dalam rangka memperkuat sistem perbankan stiap Negara tersebut. Secara umum, perbankan internasional menarik pelajaran dari kasus ini dan manajemen risiko menjadi sangat diperhatikan dan berkembang sangat pesat untuk memastikan bahwa tingkat keuntungan yang hendak dicapai bank juga mempertimbangkan level risiko yang mungkin terjadi dan bagaimana cara untuk melakukan mitigasi risiko tersebut.

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Manajemen operasi harus memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi dan penerapan manajemen risiko adalah keharusan untuk menghindari kerugian yang mungkin terjadi dan memperkirakan seberapa besar kemampuan bank untuk menyerap kerugian tersebut. Sistem manajemen risiko yang berhasil harus dapat mencakup sedikitnya empat prinsip dasar, yaitu:
1. Harus adanya pengawasan aktif dari Dewan Direksi dan Senior Management.
2. Harus adanya sistem identifikasi, pengukuran dan pelaporan risiko yang komprehensif.
3. Harus adanya sistem pengendalian internal yang menyeluruh dan menitik beratkan pada pemisahan tugas dan tanggung jawab/ segregation of duties.
4. Harus adanya struktur yang baik dalam penentuan limit dalam pengambilan risiko.

Similar Documents

Premium Essay

Derivatives

...Derivatives Debacles Case Studies of Large Losses in Derivatives Markets Anatoli Kuprianov To avoid all mistakes in the conduct of great enterprises is beyond man’s powers. Plutarch, Lives: Fabius. ecent years have witnessed numerous accounts of derivatives-related losses on the part of established and reputable firms. These episodes have precipitated concern, and even alarm, over the recent rapid growth of derivatives markets and the dangers posed by the widespread use of such instruments. What lessons do these events hold for policymakers? Do they indicate the need for stricter government supervision of derivatives markets, or for new laws and regulations to limit the use of these instruments? A better understanding of the events surrounding recent derivatives debacles can help to answer such questions. This article presents accounts of two of the costliest and most highly publicized derivatives-related losses to date. The episodes examined involve the firms of Metallgesellschaft AG and Barings PLC. Each account begins with a review of the events leading to the derivatives-related loss in question, followed by an analysis of the factors responsible for the debacle. Both incidents raise a number of public policy questions: Can government intervention stop such incidents from happening again? Is it appropriate for the government even to try? And if so, what reforms are indicated? These issues are addressed at the end of each case study, where the lessons and public policy...

Words: 16257 - Pages: 66

Premium Essay

Ethan Berman at Riskmetrics Group (a)

...and low-cost execution of risk analysis. Their business model was based on short-term software leasing. The company leased clients a CD containing a risk management application priced at $30000 annually per user and was password protected, after that clients paid by the month for the new password. Organizational Structure Since RiskMetrics Group was a new company, that formerly was a subsidiary of J.P Morgan, Berman used FLAT organizational structure. There were pro’s and con’s by using this kind of organizational structure: Competitive Advantage One of the major competitive advantage of RMG is its payment method. They use leasing payment method to attract costumer and make the costumer financial burden lighter. II. TIME LINE Early 90’s The RiskMetrics Group started as an in-house division of J.P. Morgan, the institutional investment bank. Dennis Weatherstone, chair of Morgan in the early 1990s, wanted a simple, concise daily report that measured the company’s proprietary risk at the end of each day. Why? Because the needs for accurate and clear measure of exposure to market volatilities. In the wake of such financial disasters such as Orange County, Barings, Daiwa and Showa Shell, banks and financial service firms recognized the need for accurate, clear measures of exposure to market volatility. The risk management tool known as value-at-risk, or VaR, grew out of this daily report. VaR attempted to answer the question of “how much can I lose with a 95% confidence”...

Words: 4595 - Pages: 19

Premium Essay

Operational Risk Management

...≈√ F M A G u i d e l i n e s on Operational Risk Management These guidelines were prepared by the Oesterreichische Nationalbank in cooperation with the Financial Market Authority Published by: Oesterreichische Nationalbank (OeNB) Otto-Wagner-Platz 3, 1090 Vienna, Austria Austrian Financial Market Authority (FMA) Praterstraße 23, 1020 Vienna, Austria Produced by: Oesterreichische Nationalbank Editor in chief: Günther Thonabauer, Communications Division (OeNB) Barbara Nösslinger, Staff Department for Executive Board Affairs and Public Relations (FMA) Editorial processings: Chapter I and III: Roman Buchelt, Stefan Unteregger (OeNB) Chapter II and IV: Wolfgang Fend, Radoslaw Zwizlo, Johannes Lutz (FMA) Design: Peter Buchegger, Communications Division (OeNB) Typesetting, printing and production: OeNB Printing Office Published and printed at: Otto-Wagner-Platz 3, 1090 Vienna, Austria Inquiries: Oesterreichische Nationalbank Communications Division Otto-Wagner-Platz 3, 1090 Vienna, Austria Postal address: Post Office Box 61, 1011Vienna, Austria Phone (+43-1) 40420-6666 Telefax (+43-1) 40420-6696 Austrian Financial Market Authority (FMA) Executive Board Affairs & Public Relations Division Praterstraße 23, 1020 Vienna, Austria Phone (+43-1) 24959-5100 Orders: Oesterreichische Nationalbank Documentation Management and Communications Services Otto-Wagner-Platz 3, 1090 Vienna, Austria Postal address: Post Office Box 61, 1011Vienna, Austria Phone...

Words: 50825 - Pages: 204

Premium Essay

Financial Risk Management

...ESSENTIALS of Financial Risk Management Karen A. Horcher John Wiley & Sons, Inc. ESSENTIALS of Financial Risk Management Essentials Series The Essentials Series was created for busy business advisory and corporate professionals. The books in this series were designed so that these busy professionals can quickly acquire knowledge and skills in core business areas. Each book provides need-to-have fundamentals for those professionals who must: Get up to speed quickly, because they have been promoted to a new position or have broadened their responsibility scope • • Manage a new functional area • Brush up on new developments in their area of responsibility • Add more value to their company or clients Other books in this series include: Essentials of Accounts Payable, Mary S. Schaeffer Essentials of Balanced Scorecard, Mohan Nair Essentials of Capacity Management, Reginald Tomas Yu-Lee Essentials of Capital Budgeting, James Sagner Essentials of Cash Flow, H. A. Schaeffer, Jr. Essentials of Corporate Performance Measurement, George T. Friedlob, Lydia L. F. Schleifer, and Franklin J. Plewa, Jr. Essentials of Cost Management, Joe and Catherine Stenzel Essentials of Credit, Collections, and Accounts Receivable, Mary S. Schaeffer Essentials of CRM: A Guide to Customer Relationship Management, Bryan Bergeron Essentials of Financial Analysis, George T. Friedlob and Lydia L. F. Schleifer Essentials of Financial Risk Management, Karen A. Horcher Essentials...

Words: 61657 - Pages: 247

Premium Essay

Asahi

...he was appointed president and CEO in 1998, Ishizu began implementing a number of drastic changes to the company’s structure and corporate culture in order to create a truly international enterprise. In 2002, he split AGC into four business units on a global basis which were dubbed “in-house companies” and appointed two non-Japanese executives to manage the glass business, which, at 53% of total sales and 56% of operating profits, was the core of the company. Many Japanese employees working for the company in Japan were placed under non-Japanese bosses for the first time, and many had to learn English. Do No This reorganization was accompanied by equally drastic reforms in corporate governance and the introduction of new management system for resource...

Words: 11661 - Pages: 47

Free Essay

Poters Model

...Financial Statements Consolidated Financial Statements Disclosures under the New Capital Adequacy Framework (Basel II Guidelines) Bank’s Network : List of Centres 3 4 5 6 7 17 31 32 33 34 36 42 43 51 86 87 109 110 151 169 1 MANAGING DIRECTOR & CEO’S LETTER TO THE SHAREHOLDERS I am delighted to report that your Bank has delivered another year of consistent growth in business volumes, revenues and profits during a period of slower GDP growth, tight liquidity and relatively high interest rates. The Bank has built its business upon the trust of millions of customers who avail of its products and services through a distribution network of 1,622 branches and 9,924 ATMs spread across 1,050 centres in the country. The retail deposit base continues to be the cornerstone of the growth strategy of the Bank and it has performed well in a challenging environment, reflecting the quality of our customer franchise. I am also happy to report that the Bank’s assets are healthy and growing satisfactorily. It remains the endeavor of your Bank to offer a full suite of high quality products and services to our customers to meet their evolving financial needs. The Bank continues to balance growth with profitability and this is evidenced in the healthy return on assets and return on equity reported for the year. I am happy to report that your Bank’s performance has been...

Words: 76317 - Pages: 306

Free Essay

Annual Report

...Disclosures under the New Capital Adequacy Framework (Basel II Guidelines) Bank’s Network : List of Centres 3 4 5 6 7 16 29 31 32 33 35 41 42 50 88 89 111 112 155 167 185 1 MANAGING DIRECTOR & CEO’S LETTER TO THE SHAREHOLDERS It has been a challenging environment but despite the slowing momentum of growth in the economy, your Bank has reported another consistent performance - reflected in a steady growth of our customer base, widening reach through multiple channels, healthy growth of business and revenues and stable asset quality. It is also an affirmation of the Bank’s focus on a balanced growth strategy. The Bank’s retail businesses grew steadily during the year and there was credible growth of both retail deposits and loans, supported by an expanding network that is critical to the retail franchise. We added 325 branches and 1,321 ATMs in FY 2012-13. Your Bank continues to balance growth with profitability and generate value for our stakeholders. This is evidenced by the consistently healthy return on assets and return on equity. We also have a deep and abiding commitment to the environment and the underprivileged. Towards this end, your Bank has adopted the ambitious goal of facilitating the creation of one million sustainable livelihoods by 2017 in partnership with reputed...

Words: 94514 - Pages: 379

Premium Essay

The Rise of Asian Swf: a Brief Comparison

...have been around since before that. For example Government of Singapore Investment Corporation and Temasek Holdings, the two prominent SWF from Singapore have already been established in 1981 and 1974, respectively. SWF’s asset under management amount is also increasing overtime. Preqin estimated that the growth of asset is up from USD 3.07 trillion in December 2008 to USD 6.3 trillion in March 2015 as seen in Figure 1.1 Sovereign Wealth Fund Assets under Management2. Norway’s Government Pension Fund currently has the biggest asset among them which is amounting to USD 882 billion3. It is interesting to see whether the smaller counterparts from Asia also enjoys the rise in their asset as well. The objectives of this paper is to comprehend and appreciate the dynamics of smaller SWF from emerging and developing Asia (IMF definition)4. 1 Rozanov, Andrew, 2005. Who holds the wealth of nations? Preqin estimate, updated on March 2015 3 SWF Institute estimate, updated on April 2015 4 IMF’s World Economic Outlook Database April 2015 for criteria and countries that fall into emerging and developing Asia 2 Page 1 of 52 Figure 1.1.1. Sovereign Wealth Funds Asset under Management Sovereign Wealth Funds Asset under Management in USD trillion from...

Words: 12748 - Pages: 51

Premium Essay

Investment Bank

...Careers in Investment Banking WetFeet Insider Guide 2005 Edition The WetFeet Research Methodology You hold in your hands a copy of the best-quality research available for job seekers. We have designed this Insider Guide to save you time doing your job research and to provide highly accurate information written precisely for the needs of the job-seeking public. (We also hope that you’ll enjoy reading it, because, believe it or not, the job search doesn’t have to be a pain in the neck.) Each WetFeet Insider Guide represents hundreds of hours of careful research and writing. We start with a review of the public information available. (Our writers are also experts in reading between the lines.) We augment this information with dozens of in-depth interviews of people who actually work for each company or industry we cover. And, although we keep the identity of the rank-and-file employees anonymous to encourage candor, we also interview the company’s recruiting staff extensively, to make sure that we give you, the reader, accurate information about recruiting, process, compensation, hiring targets, and so on. (WetFeet retains all editorial control of the product.) We also regularly survey our members and customers to learn about their experiences in the recruiting process. Finally, each Insider Guide goes through an editorial review and fact-checking process to make sure that the information and writing live up to our exacting standards before it goes out the door. Are we perfect...

Words: 33719 - Pages: 135

Premium Essay

Global Pharma Industry

...Pharmaceuticals and Life Sciences Global pharma looks to India: Prospects for growth Table of contents Introduction 03 Background 04 A fast growing economy An expanding pharmaceutical market Government-provided healthcare improving, but private healthcare dominates Domestic market overview 09 Background Consolidation underway, despite challenges Contract manufacturing Vaccines Over the counter market holds significant potential Reaching the untapped rural market Growing Research & Development 15 Overview Clinical trials Biotech and biosimilars on track for growth Other growth areas Bioinformatics 20 Stem cell research Medical devices Global Pharma’s evolving business models and options in India 23 Background Export-oriented business (Contract Research and Manufacturing Services) Licensing Franchising Joint ventures Wholly-owned subsidiaries Practical concerns 27 Infrastructure Tax environment Counterfeiting Intellectual property Conclusion 30 Related reading: Pharma 2020 31 References 32 Acronyms 38 Introduction The pharmaceutical industry’s main markets are under serious pressure. North America, Europe and Japan jointly account for 82% of audited and unaudited drug sales; total sales reached US$773 billion in 2008, according to IMS Health. Annual growth in the European Union (EU) has slowed to 5.8%, and sales are increasing at an even more sluggish rate...

Words: 17333 - Pages: 70

Free Essay

Public Securities Corporation

...1. EXECUTIVE SUMMARY Public Securities Corporation (PSC), a wholly-owned stock brokerage firm of the AFP Retirement and Separation Benefits System (AFP RSBS) envisions itself to be one of the top stock brokerage firms in the Philippines. The company was acquired by the AFP RSBS from a group of private individuals in 1994 with the main objective of taking advantage of the favorable prospects in the stock market and at the same time, to generate income for the mother company. Value turnover at the Philippine Stock Exchange slowed by 30% and lost P383 billion from P1.2 trillion in 1997 to P817 billion in 1998 due to the Asian Financial crisis. The decline in value turnover resulted to less commission income generated from broking services that caused both local and foreign brokers to leave the Philippine equities market and applied for temporary suspension, while others opted to cease operations totally. Political instability also discouraged investors in Philippine equities during the Estrada Administration. Illegal trading activities, such as frontrunning, insider trading and “kiting” resulted to the loss of investors’ confidence towards the regulatory bodies, the Securities and Exchange Commission and the Philippine Stock Exchange. This paper presents three frameworks to analyze the effectiveness of the company’s current strategy. Among the frameworks employed was PEST Analysis or Political, Economic, Social and Technological Analysis which was used to...

Words: 23871 - Pages: 96

Premium Essay

Corporate Governance Egypt

...important issue pursued by many countries in the last decade. Following, the various codes of corporate governance, used as a guidance for countries, which are set by international organizations such as World Bank, IMF and OECD are summarized. Next, the paper reviews corporate governance experiences in nine diverse, countries including both developed and emerging markets. Finally, the paper assesses corporate governance practices in Egypt, identifying existing problems and proposing recommendations in order to enhance corporate governance practices in Egypt. Acknowledgements: The Research & Markets Development Department at CASE is very pleased to present its first series of research papers that addresses an issue of both local and international importance, which is broadly examined by experts and researchers in both practice and academia. The author would like first to thank Dr. Sameh El Torgoman, Chairman of CASE, for his great support and encouragement. Dr. El Torgoman insisted that corporate governance becomes the first research working series paper to be written by Research & Markets Development, given the worldwide importance of the topic and its great relevance to the Egyptian context. Dr. El Torgoman is a great advocate of corporate governance and is determined to have CASE, one of the main driving entities, working with the Ministry of Economy & Foreign Trade and other organizations, in setting a Code for Corporate Governance in Egypt. Furthermore, the author thanks Mr. Nazre...

Words: 26570 - Pages: 107

Premium Essay

International Finance

...Sixth Edition INTERNATIONAL FINANCIAL MANAGEMENT Cheol S. Eun Bruce G. Resnick International Financial Management Sixth Edition The McGraw-Hill/Irwin Series in Finance, Insurance, and Real Estate Stephen A. Ross Franco Modigliani Professor of Finance and Economics Sloan School of Management Massachusetts Institute of Technology Consulting Editor FINANCIAL MANAGEMENT Adair Excel Applications for Corporate Finance First Edition Block, Hirt, and Danielsen Foundations of Financial Management Fourteenth Edition Brealey, Myers, and Allen Principles of Corporate Finance Tenth Edition Brealey, Myers, and Allen Principles of Corporate Finance, Concise Second Edition Brealey, Myers, and Marcus Fundamentals of Corporate Finance Sixth Edition Brooks FinGame Online 5.0 Bruner Case Studies in Finance: Managing for Corporate Value Creation Sixth Edition Chew The New Corporate Finance: Where Theory Meets Practice Third Edition Cornett, Adair, and Nofsinger Finance: Applications and Theory First Edition Cornett, Adair, and Nofsinger Finance: M Book First Edition DeMello Cases in Finance Second Edition Grinblatt (editor) Stephen A. Ross, Mentor: Influence through Generations Grinblatt and Titman Financial Markets and Corporate Strategy Second Edition Higgins Analysis for Financial Management Ninth Edition Kellison Theory of Interest Third Edition Kester, Ruback, and Tufano Case Problems in Finance Twelfth Edition Ross, Westerfield, and Jaffe Corporate Finance Ninth Edition...

Words: 186186 - Pages: 745

Premium Essay

Metro

...ANNUAL REPORT / 2014 to ascend / to rise in rank OUR VISION Building on the synergies of our rich retail experience, strong foothold in the People’s Republic of China (“the PRC”), and our strategic partnerships, Metro aims to be a leading property development and investment group in the region. Contents Key Facts 02 Corporate Data 33 Metro Holdings at a Glance 04 Partnerships 34 Chairman’s Message 06 Financial Highlights 36 Board of Directors 13 Financial Summary 38 Key Management 16 Corporate Structure 17 Corporate Social Responsibility and Sustainability Report 40 Portfolio Review 18 Corporate Governance 42 We embarked on a new chapter of our strategy by broadening our property portfolio to build sustainable streams of profitability which now includes residential and mixed-use developments, beyond our core commercial development interests. In continuing to strengthen and enhance our diversified portfolio, we remain focused on pursuing a prudent and balanced expansion approach to capitalise on our core competitive advantages for long-term growth. Key Facts NET PROFIT OF S$106.9 MILLION FOR FY2014 The Group achieved a 64.6% increase in net profit to S$106.9 million in FY2014 on the back of higher revenue from the property division, fair value adjustments and one-off items such as gains arising from the disposal of a warehouse in Singapore and negative goodwill...

Words: 51677 - Pages: 207

Premium Essay

Olam Report

...IBC If you would like to receive a printed version, please email your details to CRS@olamnet.com Olam AR 2014_IFC 250914_TH_NEW OK.indd 1 Olam A/R_Final cover Size: 662.5(W)x297(H)mm-ISO39L Olam International Limited Olam International Limited 9 Temasek Boulevard 9 Temasek Boulevard #11-02 Suntec Tower Two #11-02 Suntec Tower Two Singapore 038989 Singapore 038989 Telephone (65) 6339 4100 Telephone (65) 6339 4100 Facsimile (65) 6339 9755 Facsimile (65) 6339 9755 olamgroup.com olamgroup.com Transcending Boundaries Annual Report 2014 Annual Report 2014 olamgroup.com In an effort to reduce our printed material, we have produced this year’s Corporate Responsibility & Sustainability Report on CD. Olam International Limited | Annual Report 2014 Connectivity in the Landscape DC PMS8400c NCL U315188 GP1B 01.10.2014 175# MY C K 2 U 14-023 01/10/2014 21:12 Our Vision To be a differentiated, leading, global agri-business. Our Governing Objective Maximising intrinsic shareholder value over time for our continuing shareholders, in an ethical, socially responsible and environmentally sustainable manner. Olam AR 2014_IFC 250914_TH_NEW OK.indd 2 Olam A/R_Final cover Size: 662.5(W)x297(H)mm-ISO39L Front Cover This year’s cover design celebrates Olam’s 25 years of growth. Our name means ‘transcending boundaries’ and this has inspired our journey since our inception in 1989 in Nigeria. DC ...

Words: 89982 - Pages: 360