Free Essay

Earning Management

In:

Submitted By erlinda
Words 5010
Pages 21
104

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 – 115

EARNINGS MANAGEMENT: SUATU TELAAH PUSTAKA
Tatang Ary Gumanti Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dan Akuntansi - Universitas Jember ABSTRAK Earnings management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru yang telah menambah wacana perkembangan teori akuntansi. Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya laba (earnings), demi kepentingan pribadi dan/atau perusahaan. Manajemen laba itu sendiri tidak dapat diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Secara teoritis ada banyak cara atau metode yang dapat ditempuh oleh manajer (pembuat laporan keuangan) untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan (reported earnings) yang memang memungkinkan ditinjau dari teori akuntansi positif (positive accounting theory). Teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer memiliki insentif atau dorongan untuk dapat memaksimalkan kesejahteraannya. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ditemui dalam banyak konteks. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa atau variabel-variabel ekonomi tertentu dapat dijadikan sebagai sarana untuk memanaje laba. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi para peneliti akuntansi khususnya, dan peneliti manajemen umumnya, untuk meneliti kemungkinan munculnya manajemen laba pada satu aspek atau konteks ekonomi. Kata kunci: Manajemen laba, teori akuntansi positif, akrual, laba. ABSTRACT Earnings management is a new phenomenon, which has contributed to the development of accounting theory. The term earnings management occurs as a direct consequence of the efforts undertaken by managers or preparers of financial statements in an attempt to affect accounting information, especially earnings, for his/her own and/or company’s benefits. Earnings management can not be interpreted as a negative action since it does not solely concern with earnings manipulation. Theoretically, there are many ways or methods available for managers or preparers of financial statements to affect reported earnings,

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka (Tatang Ary Gumanti)

105

which are considerably possible from the view of positive accounting theory. The positive accounting theory suggests that managers may have the incentives and intention to behave opportunistically for obtaining his/her private gains by selecting certain accounting methods. Empirical studies have shown that earnings management is evidenced in many economic contexts. This indicates that certain economic events or variables can be utilized as a mechanism for managing earnings. This evidence provides opportunity for accounting researchers, in particular, and management researchers to examine the possibility of occurrence of earnings management in various economic contexts. Keywords: Earnings management, positive accounting theory, accruals, earnings. 1. PENDAHULUAN Istilah earnings management atau manajemen laba mungkin tidak terlalu asing bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi, baik praktisi maupun akademisi.1 Istilah tersebut mulai menarik perhatian para peneliti, khususnya peneliti akuntansi, karena sering dihubungkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan (preparers of financial statements). Sekilas, tampak bahwa manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba (earnings) atau prestasi usaha suatu organisasi. Hal ini tidaklah aneh karena tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh sering dikaitkan dengan prestasi manajemen disamping memang adalah suatu yang lazim bahwa besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh.2 Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bila manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan atau laba yang dicapai. Istilah manajemen laba muncul pada saat peneliti, khususnya peneliti akuntansi, mencoba mengkaitkan hubungan antara suatu variabel ekonomi tertentu dan upayaupaya manajer untuk mengambil manfaat atas variabel tersebut. Apabila kita bicara
Earnings management atau manajemen laba berbeda dengan perataan laba ( ncome smoothing). i Perataan laba merupakan salah satu aspek dalam manajemen laba. Istilah manajemen laba mungkin lebih tepat untuk mengartikan earnings management. Istilah lain yang mungkin kita temui dalam mengartikan earnings management adalah pengelolaan laba atau pengelolaan keuntungan atau manajemen keuntungan. Peng-Indonesiaan istilah tersebut mengikuti Salno dan Baridwan (2000:1819). Untuk keperluan pembahasan dalam tulisan ini, penulis menggunakan istilah manajemen laba.
1

Untuk tidak mengaburkan penafsiran, dalam tulisan ini penulis menyamakan arti laba dengan keuntungan, (profits, earnings, gains, dan income). Walaupun dalam literatur istilah-istilah tersebut memiliki arti yang secara konsep mungkin berbeda, untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini dianggap sama, karena memang agak sulit untuk secara tegas membedakannya. Jadi dalam tulisan ini profits, earnings, income , dan atau gains digunakan secara bergantian (interchangeably). Untuk penjelasan secara lebih rinci tentang arti masing-masing istilah tersebut, pembaca silakan melihat Anthony dan Reece (1989).
2

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

106

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 – 115

tentang manajemen laba, bahasan kita tidak akan terlepas dari suatu teori baru di akuntansi, yaitu teori akuntansi positif atau positive accounting theory. Mungkin dapat dikatakan bahwa salah satu pioner teori akuntansi positif adalah Watts dan Zimmerman (1978; 1986; 1990). 3 Dalam buku mereka yang berjudul “Positive Accounting Theory”, Watts dan Zimmerman (1986) memaparkan suatu teori akuntansi yang berusaha mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau ciri-ciri suatu unit usaha tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan. Lebih khususnya, Watts dan Zimmerman (1986) mengungkapkan pengaruh dari variabel-variabel ekonomi terhadap motivasi manajer untuk memilih suatu metode akuntansi. Mereka menegaskan bahwa teori akuntansi positif mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangannya, sebab teori ini dapat memberikan pedoman kepada para pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan akan konsekuensi dari keputusan tersebut. Dari sekian banyak penelitian, yang berbasis pada teori akuntansi positif, salah satunya yang diteliti dan menarik perhatian adalah penelitian tentang manajemen laba. Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba menjadi menarik untuk diteliti karena dapat memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk memanaje atau mengatur data keuangan yang dilaporkan. Perlu dicatat disini bahwa manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena memang diperkenankan menurut accounting regulations. Melihat kenyataan semakin menariknya topik manajemen laba bagi para peneliti akuntansi, khususnya, dan para pemerhati manajemen, penulis mencoba mengungkap fenomena tersebut. Bahkan ada satu komentar khusus yang muncul di jurnal Accounting Horizon yang membahas cukup lengkap earnings management (Schipper, 1989). Tujuan lain dari tulisan ini adalah untuk menunjukkan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan fenomena dimaksud. Pengaturan tulisan ini adalah sebagai berikut. Bagian kedua dari tulisan ini mencoba untuk menggali faktor-faktor apa yang bisa menyebabkan manajer memanaje data keuangan yang dilaporkan. Bagian ini dikuti dengan bahasan tentang langkah-langkah atau metode-metode yang bisa ditempuh para manajer untuk memanaje laba (earnings). Bagian keempat secara sekilas membahas penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini. Bagian akhir dari tulisan ini adalah suatu ringkasan secara garis besar.

3

Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan (to explain ) dan memprediksi (to predict) praktek-praktek akuntansi (Watts dan Zimmerman, 1986:2 ).

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka (Tatang Ary Gumanti)

107

2. MENGAPA MANAJER MEMANAJE DATA KEUANGAN Sebelum menjawab pertanyaan mengapa data keuangan, khususnya earnings, penting bagi banyak pihak, terlebih dahulu diungkap apa yang dimaksud dengan manajemen laba. Manajemen laba dapat diartikan bermacam-macam, tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Misalnya, dari sudut etika, manajemen laba diartikan sebagai “any action on the part of management which affects reported income and which provides no true economic advantage to the organization and may in fact, in the long-term, be detrimental” (Merchant dan Rockness, 1994:79). Sementara Ayres (1994:28) mengartikan manajemen laba sebagai “an intentional structuring of reporting or production/investment decisions around the bottom line impact. It encompasses income smoothing behavior but also includes any attempt to alter reported income that would not occur unless management were concerned with the financial reporting implications”. Definisi lain dari manajemen laba adalah “disclosure management in the sense of purposeful intervention in the external reporting process, with intent of obtaining some private gain” (Schipper, 1989:92). Sementara itu, Rosenzweig dan Fischer (1994:31-32) mengartikan manajemen laba sebagai “ the actions of manager that are intended to increase (decrease) current reported earnings of the unit for which the manager is responsible without generating a corresponding increase (decrease) in the long-term economic profitability of the unit”. Dari tiga definisi tersebut di atas, definisi yang ketiga nampaknya memiliki arti yang lebih mendalam dibandingkan dengan definisi yang pertama dan kedua, atau keempat. Definisi yang pertama cenderung mengarahkan bahwa manajemen laba adalah tindakan yang bisa membahayakan keberadaan organisasi di masa mendatang. Hal ini mungkin tidak terlalu tepat, selama manajemen laba tidak hanya berkaitan dengan motivasi individu manajer untuk kepentingan pribadi, tetapi juga bisa untuk kepentingan perusahaan dan manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan manipulasi. Sementara itu, definisi kedua terkesan terlalu luas dan tidak secara langsung menunjukkan bahwa manajemen laba dilakukan untuk kepentingan pribadi. Untuk keperluan tulisan ini definisi yang ketiga digunakan sebagai dasar bahasan. Dalam hal ini, manajemen laba senantiasa dikaitkan dengan upaya untuk ‘memanaje’ pendapatan atau keuntungan untuk kepentingan-kepentingan tertentu yang dilandasi oleh faktor-faktor ekonomi tertentu. Walaupun hampir sama dengan definisi yang ketiga, definisi yang keempat masih terlalu luas. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa manajer ‘mengatur’ atau ‘memanaje’ laba?. Jawabannya tidak lain adalah karena baik teori maupun bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa earnings atau laba telah dijadikan sebagai suatu target dalam proses penilaian prestasi usaha suatu departemen secara khusus (manajer) atau perusahaan (organisasi) secara umum. Disamping itu, laba atau tingkat keuntungan juga merupakan alat untuk mengurangi biaya keagenan (agency costs), dari sisi teori keagenan (agency theory), dan juga biaya kontrak, dari sisi teori kontrak ( contracting theory). Misalnya, pada saat keuntungan dijadikan sebagai patokan dalam pemberian bonus, hal ini akan menciptakan dorongan kepada manajer untuk memanaje data keuangan agar dapat menerima bonus seperti yang diinginkannya. Alasan lain adalah mengingat akan pentingnya keuntungan atau perolehan secara akuntansi (accounting income) untuk pembuatan keputusan oleh banyak pihak,

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

108

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 – 115

misalnya investor, penyedia dana (kreditor), manajer, pemilik atau pemegang saham, dan pemerintah. Melihat kenyataan tersebut, tidak mengherankan bila banyak manajer memanaje data keuangan atau keuntungan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Bukti empiris juga menunjukkan bahwa keuntungan secara akuntansi adalah informasi yang relevan atas aliran kas perusahaan saat ini dan masa datang yang pada akhirnya dikaitkan dengan nilai perusahaan (firm value) (Watts dan Zimmerman, 1986). Magnan dan Cormier (1997) menyatakan bahwa ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer sehubungan dengan praktek manajemen laba. Ketiga sasaran tersebut adalah minimisasi biaya politis (political cost minimization), maksimisasi kesejahteraan manajer (manager wealth maximization), dan minimisasi biaya finansial (minimization of financing costs). Jelas disini bahwa sasaran dari manajemen laba adalah cukup komprehensif, yaitu mencakup banyak aspek dalam perusahaan baik demi keuntungan pribadi manajer maupun perusahaan secara keseluruhan. Salah satu bahasan dalam literatur tentang aktivitas yang berkaitan dengan kontrak (contracting activities) menunjukkan bahwa data akuntansi memainkan peranan penting dalam banyak aspek. Data akuntansi juga memegang peranan dalam penafsiran istilah pertukaran dalam aktivitas kontrak yang menyediakan dorongandorongan tertentu bagi manajer untuk mengatur atau mengelola data akuntansi untuk kepentingan mereka sendiri. Di sisi lain keuntungan akuntansi ( accounting earnings) adalah bagian dari data akuntansi dan telah diketahui sebagai isyarat atau acuan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijaksanaan penting bagi para pembuat dan pemakai laporan keuangan dan juga karena accounting earnings secara luas dipercayai sebagai informasi utama yang tersedia di dalam laporan keuangan suatu organisasi (Lev, 1989; Schipper, 1989; Gujarathi dan Hoskin, 1992). Akibatnya adalah tidak mengherankan bila banyak manajer yang memanaje keuntungan tergantung pada motivasi yang mendasari. Teori keagenan (agency theory) juga menekankan bahwa angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik antara pemilik perusahaan dan pengelolanya atau para manajer (DeAngelo, 1986). Dari sini jelas bahwa mengapa manajer memiliki motivasi untuk mengelola data keuangan pada umumnya dan keuntungan atau earnings pada khususnya. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining private gains). 3. BAGAIMANA MEMANAJE LABA Ayres (1994) dalam suatu artikelnya berusaha mengungkapkan, walau sekilas, tentang praktek-praktek yang dapat dilakukan oleh manajer untuk memanaje earnings atau keuntungan demi menunjukkan prestasinya. Menurut Ayres, ada tiga faktor yang bisa dikaitkan dengan munculnya praktek-praktek tersebut, yaitu manajemen akrual (accruals management), penerapan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib (adoption of mandatory accounting changes), dan perubahan akuntansi secara sukarela ( oluntary accounting changes). Faktor yang pertama biasanya dikaitkan v dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer ( anagers’ discretion). m

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka (Tatang Ary Gumanti)

109

Contoh untuk hal ini antara lain adalah dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan (revenues), menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of an investment) (misalnya biaya perawatan aktiva tidak lancar, kerugian atau keuntungan atas penjualan aktiva), dan perkiraan-perkiraan akuntansi lainnya seperti misalnya beban piutang ragu ragu, dan perubahan perubahan metode akuntansi. Faktor yang kedua berkaitan dengan keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang wajib diterapkan oleh perusahaan, yaitu antara menerapkannya lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijaksanaan tersebut. Di banyak negara, biasanya untuk suatu kebijaksanaan akuntansi baru yang wajib (mandatory accounting policy), badan akuntansi yang ada ( overning accounting bodies) memberikan kesempatan kepada g perusahaan untuk dapat menerapkannya lebih awal dari waktu berlakunya. Para manajer tentu saja akan memilih menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang baru bila dengan penerapan tersebut akan dapat mempengaruhi baik aliran kas maupun keuntungan perusahaan. Tidak mengherankan bila banyak peneliti yang tertarik untuk mengungkap kemungkinan ini. Contoh bukti empiris penelitian tentang kewajiban penerapan kebijakan akuntansi adalah penelitian yang dilakukan oleh Ayres (1986) dan Trombley (1989). Ayres, misalnya, berusaha meneliti apakah karakteristik-karakteristik tertentu bisa mempengaruhi manajer untuk menerapkan SFAS 52 “Accounting for Foreign Currency Translation” dan menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang mengadopsi lebih awal adalah lebih kecil, kurang menguntungkan, dan cenderung mempunyai masalah dengan solvabilitasnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengadopsi lebih akhir. Ayres juga menemukan bukti bahwa dengan mengadopsi lebih awal, perusahaan bisa menaikkan keuntungannya rata-rata sebesar $ 0.38 persaham. Penelitian Ayres membuktikan bahwa dengan mengadopsi lebih awal suatu kebijaksanaan akuntansi tertentu dapat mempengaruhi prestasi usaha suatu perusahaan, yang sekaligus juga merupakan prestasi manajernya. Faktor yang ketiga, yaitu perubahan metode akuntansi secara sukarela, biasanya berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu di antara sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (generallly accepted accounting principles = GAAP). Contoh untuk hal ini adalah dengan merubah metode penilaian persediaan dari FIFO ke LIFO atau sebaliknya, merubah metode penyusutan aktiva dari metode garis lurus (stright-line) ke metode penyusutan yang dipercepat (accelerated) atau sebaliknya, dan atau pengakuan atas biaya produksi yaitu antara menggunakan metode biaya penuh (absorption atau full costing) atau biaya langsung/variable (variable atau direct costing). Walaupun manajer tidak dapat melakukan perubahan metode akuntansi secara sering, mereka dapat melakukan dengan bentuk bentuk perubahan akuntansi lain yang berbeda baik secara individu maupun bersama sama untuk beberapa periode. Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan perusahaaan besar cenderung memilih metode akuntansi yang menurunkan keuntungan (biasanya berbasis pada political cost hypothesis), perusahaan perusahaan yang sedang menghadapi kesulitan hutang cenderung untuk memilih metode akuntansi yang meningkatkan keuntungan (biasanya berbasis pada debt-equity hypothesis), dan manajer yang bekerja di

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

110

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 – 115

perusahaan yang menerapkan aturan bonus akan memilih metode akuntansi yang bisa meningkatkan keuntungan (biasanya berbasis bonus-plan hypothesis). Watts dan Zimmerman (1986, 1990) membahas dengan lengkap ketiga hypotesis tersebut. McNichols dan Wilson (1988) menambahkan faktor keempat yang bisa menjadi sarana bagi manajer untuk mempengaruhi prestasi keuangannya, yaitu melalui kebijaksanaan kebijaksanaan operasi, investasi, dan pembelanjaan (operating, investing, and financing policies). Nampak jelas disini bahwa banyak cara yang bisa dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan untuk mempengaruhi prestasi keuangan atau keuntungan. Manajemen laba juga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajer. 4. BUKTI EMPIRIS PENELITIAN TERDAHULU Penelitian-penelitian yang ada dan yang mengacu pada teori akuntansi positif telah berusaha untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel khusus perusahaan atau faktor-faktor ekonomi tertentu dan pemilihan akan suatu metode akuntansi. Penelitian-penelitian dimaksud menggunakan pendekatan pengukuran dengan dua metode, yaitu (1) pilihan metode akuntansi (accounting method choice) dan (2) metode akrual (accruals method). Mereka yang menggunakan pendekatan pilihan metode akuntansi biasanya mengujinya dengan analisis multivariat ( ultivariate analysis). m Sumbangan yang diperoleh dari penelitian-penelitian dimaksud sangat beragam dan meliputi penemuan atau penjelasan akan bentuk-bentuk sistematik dalam pilihan metode akuntansi, pengakuan akan pentingnya biaya-biaya kontrak (contracting costs) untuk akuntansi, dan ketentuan akan landasan untuk pemahaman pilihan-pilihan akuntansi (accounting choices) (Watts dan Zimmerman, 1990). Melihat banyaknya penelitian yang berusaha untuk mengungkapkan fenomena di atas (accounting choices) dan sebagaimana tujuan tulisan ini yaitu hanya untuk membahas tentang manajemen laba saja, bukti-bukti empiris yang disajikan berikut adalah penelitian-penelitian yang berkaitan dengan kemungkinan munculnya manajemen laba. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini menunjukkan bahwa praktek manajemen laba ternyata tidak selamanya terbukti. Dengan kata lain manajemen laba terbukti di suatu aktivitas ekonomi tetapi tidak di kasus yang lain. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, misalnya, penelitian dengan kasus yang sama, terdapat temuan yang bertentangan. Berikut ini diungkap penelitian-penelitian tentang manajemen laba. Healy (1985) barangkali adalah orang pertama yang mencoba untuk mengungkapkan kemungkinan munculnya manajemen laba, khususnya keterkaitan antara manajemen laba dan pola bonus ( onus schemes) dalam proses pelaporan data b keuangan. Healy beranggapan bahwa manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan keuntungan yang dilaporkan dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan bonus. Healy menemukan bukti bahwa ada hubungan yang kuat antara akrual dan dorongan-dorongan tertentu yang mempengaruhi manajer untuk mengatur jumlah pendapatan yang dilaporkan, khususnya manajer akan memilih akrual yang menurunkan pendapatan pada saat pola bonus berada di bawah atau di atas batasan

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka (Tatang Ary Gumanti)

111

yang diikat, dan memilih akrual yang menaikkan pendapatan pada saat batasan tersebut tidak diikat. Secara umum Healy (1985) menemukan bukti akan munculnya manajemen laba. Penelitian lain (walaupun sebenarnya masih banyak yang lain) yang berusaha mengulang penelitian Healy (1985), adalah Holthausen, Larcker, dan Sloan (1995) dan Gaver, Gaver, dan Austin (1995). Kedua penelitian ini berbeda dengan penelitian Healy dalam hal metode pengukuran akrual total. Perbedaan lainnya adalah dalam hal jumlah sample dan periode waktu yang diteliti. Bila Healy (1985) menemukan manajer memilih pelaporan pendapatan yang menurun pada saat keuntungan jatuh di bawah yang disyaratkan, Gaver et al. (1995) menemukan bahwa manajer akan memilih prosedur akuntansi yang menaikkan keuntungan pada saat keuntungan berada pada yang disyaratkan, dan sebaliknya. Sementara itu, Holthausen et al. (1995) tidak menemukan bukti bahwa manajer memanipulasi keuntungan (menurunkan keuntungan) pada saat keuntungan berada di bawah syarat minimum untuk bisa menerima bonus. Secara kesuluruhan baik Gaver dan kawan kawan maupun Holthausen dan kawan kawan membuktikan akan munculnya manajemen laba di sampel yang mereka teliti. DeAngelo (1986) tidak menemukan bukti bahwa manajer mengatur data keuangan dengan melaporkan keuntungan lebih rendah dari yang diperkirakan (expected earnings) pada saat perusahaan yang mereka pimpin merencanakan membeli semua sahamnya yang ada di masyarakat (management buyout of public stockholders). Tidak seperti DeAngelo (1986) yang tidak menemukan bukti rekayasa earnings, Perry dan Williams (1994) menemukan bukti bahwa pada saat perusahaan merencanakan untuk membeli seluruh sahamnya yang beredar di masyarakat, manajer menurunkan keuntungan yang dilaporkan. Temuan ini tentu saja bertentangan dengan yang dilaporkan oleh DeAngelo (1986). Sebagai catatan, Perry dan Williams (1994) menggunakan model pendeteksian akrual yang berbeda dengan yang digunakan oleh DeAngelo (1986). Pada saat mereka menerapkan metodenya DeAngelo untuk menguji kemungkinan manajemen laba, Perry dan Williams menyatakan bahwa perbedaan hasil antara penelitian mereka dan penelitian DeAngelo disebabkan oleh kharakteristik sampelnya, bukan metode yang digunakan. Dalam penelitiannya yang lain, DeAngelo (1988) menemukan bahwa manajemen laba muncul pada saat manajer sedang menghadapi proxy contest di mana manajer berusaha menunjukkan prestasi yang menguntungkan (membaik). Sama halnya dengan DeAngelo (1986), Liberty dan Zimmerman (1986) tidak menemukan bukti bahwa manajemen laba muncul pada saat manajer atau perusahaan sedang menghadapi perundingan dengan organisasi buruhnya. Liberty dan Zimmerman beranggapan bahwa manajer akan menurunkan keuntungan perusahaan selama periode perundingan dengan alasan keuntungan akan menjadi sasaran organisasi buruh untuk menuntut perbaikan hak. Mereka tidak menemukan indikasi bahwa manajer menurunkan keuntungan pada saat terjadinya perundingan. Penelitian-penelitian yang lain secara keseluruhan membuktikan akan munculnya manajemen laba. Misalnya, manajemen laba ditemukan dalam konteks kebijakan tentang piutang ragu-ragu atau bad debts (WcNichols dan Wilson, 1988), pada saat perusahaan menghadapi penyelidikan pembebasan impor (Jones, 1991), pada saat perusahaan berada dalam penyelidikan anti-perserikatan atau antitrust investigation (Cahan, 1992), pada saat pergantian pimpinan puncak perusahaan atau top executive

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

112

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 – 115

changes (Pourciau, 1993), dan pada saat perusahaan merencanakan untuk pertama kali menjual sahamnya ke masyarakat atau initial public offering (Friedlan, 1994). Tidak seperti Friedlan (1994), Aharony, Lin, dan Loeb (1993) dalam upaya untuk menyelidiki kemungkinan munculnya manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang melakukan initial public offering, tidak menemukan bukti yang kuat bahwa pemilik perusahaan menaikkan keuntungan yang dilaporkan. Aharony et al. (1993) menemukan bukti tambahan yang menyebutkan bahwa praktek manajemen laba cenderung muncul pada perusahaan yang lebih kecil dan mempunyai debt/equity ratio tinggi. Penelitian di Indonesia menunjukkan tidak ada bukti bahwa pada periode sebelum go public, pemilik perusahaan (issuers) memilih metode akuntansi yang meningkatkan keuntungan (Gumanti, 1996). Penelitan Gumanti (2000) dengan menggunakan data yang lebih baru, yaitu untuk perusahaan yang go public antara tahun 1995 dan 1997 menunjukkan bahwa earnings management pada pasar IPO di Indonesia terbukti ada, khususnya pada periode dua tahun sebelum go public.4 Selain penelitian-penelitian tersebut di atas, ada juga penelitian yang menemukan bukti bahwa manajer melakukan praktek manajemen laba sebagai upaya untuk menghindari penurunan laba dan juga menghindari kerugian (Burgstahler dan Dichev, 1997). Praktek manajemen laba juga terbukti ditemukan pada situasi dimana perusahaan melakukan penawaran terbatas atau right issue (Rangan, 1998). Dengan menggunakan pendekatan discretionary accruals, Rangan menemukan bukti bahwa discretionary accruals secara signifikan muncul pada kuartal dimana penawaran terbatas dilakukan dan di kuartal berikutnya. Bukti yang tidak jauh berbeda dengan temuan Rangan ditunjukkan dalam penelitian Teoh, Welch, dan Wong (1998). Berdasarkan pada bukti-bukti di atas jelas sekali bahwa praktek manajemen laba tidak selamanya muncul. Dengan kata lain manajemen laba muncul di satu aktivitas ekonomi tertentu, tetapi tidak di aktivitas yang lain. Hal ini mungkin sejalan dengan pendapatnya Schipper (1989) bahwa kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa tertentu bisa mempengaruhi keputusan manajer untuk mengatur atau mengelola, entah itu dengan menaikkan ataupun menurunkan, keuntungan yang dilaporkan. Kiranya jelas bahwa manajer merekayasa keuntungan karena adanya motivasi-motivasi tertentu, yang tidak hanya melulu didorong oleh manfaat pribadi tetapi bisa juga untuk keperluan perusahaan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan bahasan di atas kiranya dapat ditarik beberapa hal penting. Pertama, manajer memanaje tingkat keuntungan yang dilaporkan (reported income) karena
Perbedaan hasil temuan penelitian Gumanti (1996; 2000) sangat dipengaruhi oleh besarnya sampel perusahaan dan ketersediaan data dimana untuk penelitian yang pertama pengujian untuk periode dua tahun sebelum go public tidak dapat dilakukan karena data laporan aliran kas (cash flow statement) belum wajib bagi perusahaan di Indonesia. Cash flow statement wajib dilaporkan per 1 Januari 1995 setelah diterbitkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
4

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka (Tatang Ary Gumanti)

113

dimotivasi oleh beberapa faktor. Manajemen laba menjadi menarik karena mengingat akan pentingnya arti laba atau keuntungan bagi penilaian prestasi usaha suatu unit operasi atau perusahaan secara keseluruhan. Kedua, ada empat cara yang dapat dilakukan oleh manajer untuk mengatur keuntungan yaitu melalui apa yang dikenal sebagai akrual manajemen, penerapan suatu kebijakan akuntansi yang wajib lebih awal atau tepat pada saat diwajibkan, melalui perubahan prosedur akuntansi yang diperkenankan oleh badan akuntansi secara sukarela ( oluntary accounting changes), v dan melalui kebijaksanaan operasi, investasi dan pembelanjaan ( perating, investing o and financing activities). Terakhir, praktek-praktek manajemen laba tidak selamanya bisa dibuktikan, walaupun ada alasan yang memungkinkan untuk terjadinya hal tersebut. Uniknya untuk hal-hal tertentu temuan-temuan empiris menunjukkan hasil yang berbeda. Melihat kenyataan bahwa terdapat temuan-temuan yang berbeda tersebut bahkan pada suatu peristiwa atau kejadian tertentu tidak ditemukan bukti manajemen laba, adalah suatu kesempatan bagi kita, para peneliti yang tertarik dalam bidang teori akuntansi positif, untuk melakukan penelitian-penelitian baru ataupun dengan menerapkan penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat dengan sampel di negara lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguji validitas eksternal penelitian-penelitian yang telah ada. Selain itu, untuk para peneliti dan pemerhati akuntansi di Indonesia dan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada, masih terbuka kesempatan bagi kita untuk dapat mengungkap fenomena-fenomena lain yang secara kharakteristik hanya mungkin terjadi di negara kita. Misalnya, dengan meniliti pengaruh pergantian pimpinan suatu badan usaha pemerintah terhadap prestasi keuntungan (earnings performance) atau pengaruh deregulasi perbankan terhadap prestasi usaha suatu bank atau dengan meneliti hubungan antara praktek manajemen laba dan penerapan kebijakan akuntansi baru, yaitu dengan membandingkan apakah ada perbedaan antara perusahaan yang menerapkan lebih awal dan yang menerapkan tepat waktu. DAFTAR PUSTAKA Aharony, J., Lin, C. J. and Loeb, M. P. (1993). “Initial Public Offering, Accounting Choices, and Earnings Management”. Contemporary Accounting Research, 10 (1): 61-81. Anthony, A.N. and Reece, J.S. (1989). Accounting : Text and Cases. 8th Ed. Illinois: Richard D. Irwin. Ayres, F.F. (1986). “Characteristics of Firms Electing Early Adoption of SFAS 52”. Journal of Accounting and Economics, 8: 143-158. Ayres, F. L. (March 1994). “Perception of Earnings Quality: What Managers Need to Know”. Management Accounting, page: 27-29. Burgstahler, D., and Dichev, I. (1997). “Earnings Management to Avoid Earnings Decreases and Losses”. Journal of Accounting and Economics, 24: 99-126.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

114

Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 104 – 115

Cahan, S. F. (1992). “The Effects of Antitrust Investigations on Discretionary Accruals: A Refined Test of Political-Cost Hypothesis”. The Accounting Review, 67 (1): 77-95. DeAngelo, L. E. (1986). “Accounting Number as Valuation Substitutes: A Study of Management Buyouts of Public Stockholders”. The Accounting Review, 59: 400420. DeAngelo, L. E. (1988). “Managerial Competition, Information Costs, and Corporate Governance: The Use of Accounting Performance Measures in Proxy Contests”. Journal of Accounting and Economics, 12: 3-36. Friedlan, M. L. (1994). “Accounting Choices of Issuers of Initial Public Offerings”. Contemporary Accounting Research, 11 (1): 1-31. Gaver, J. J., Gaver, K. M., and Austin, J. R. (1995). “Additional Evidence on Bonus Plan and Income Management”. Journal of Accounting and Economics, 19: 3-28. Gujarathi, M.R. and Hoskin, R.E. (December 1992). “Evidence of Earnings Management by The Early Adopters of SFAS 96”. Accounting Horizon, page: 18-31. Gumanti, T.A. (1996). Earnings Management and Accounting Choices in Initial Public Offerings: Evidence from Indonesia. Thesis Master, Edith Cowan University, Perth, Australia, tidak dipublikasikan. Gumanti, T.A. (2000). “Earnings Management dalam Penawaran Pasar Perdana di Bursa Efek Jakarta”, Artikel Ilmiah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi III, Jakarta. Healy, P. M. (1985). “The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions”. Journal of Accounting and Economics, 10: 85-107. Holthausen, R. W., Larke, K. M., and Sloan, R. G. (1995). “Annual Bonus Schemes and the Manipulation of Earnings”. Journal of Accounting and Economics, 12: 29-74. Jones, J. J. (1991). “Earnings Management During Import Relief Investigations”. Journal of Accounting Research, 29 (2): 193-228. Lev, B. (1989). “On The Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two Decades of Empirical Research”. Journal of Accounting Research, 27 (2): 153-192. Magnan, M. and Cormier, D. (1997). “The Impact of Forward-Looking Financial Data in IPOs on the Quality of Financial Reporting”. Journal of Financial Statement Analysis, page: 6-17. McNichols, M., and Wilson, G, P. (1988). “Evidence of Earnings Management from the Provision for Bad Debts”. Journal of Accounting Research, 26 (Supplement): 1-31. Merchant, K, A. (1994). “The Ethics of Managing Earnings: An Empirical Investigation”. Journal of Accounting and Public Policy, 13: 79-94.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka (Tatang Ary Gumanti)

115

Perry, S, E., and Williams, T, H. (1994). “Earnings Management Preceding Management Buyout Offers”. Journal of Accounting and Economics, 18: 157-159. Pourciau, A. (1993). “Earnings Management and Nonroutine Executives Changes”. Journal of Accounting Economics, 16 (3): 317-336. Rangan, S. (1998). “Earnings Management and the Performance of Seasoned Equity Offerings”. Journal of Financial Economics, 50: 101-122. Rosenzweig, K. and Fischer, M. (1994). “Is Managing Earnings Ethically Acceptable?”. Management Accounting, March, page: 31-34. Salno, H.M. dan Baridwan, Z. (2000). “Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Public di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3 (1): 17-34. Schipper, K. (1989). “Commentary on Earnings Management”. Accounting Horizon, 3: 91-102. Teoh, S.H., Welch, I., and Wong, T.J. (1998). “Earnings Management and the Underperformance of Seasoned Equity Offerings”. Journal of Financial Economics, 50: 63-99. Trombley, M.A. (1989). “Accounting Method Choice in the Software Industry: Characteristics of Firms Electing Early Adoption of SFAS No. 87”. Accounting Review, 64 (3): 529-538. Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. (1978). “Towards a Positive Theory of the Determination of Accounting Standards”. Accounting Review, 53 (1): 112-134. Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. (1986). Positive Accounting Theory. New York, Prentice Hall. Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. (1990). “Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective”. The Accounting Review, 60 (1): 131-156.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/

Similar Documents

Premium Essay

Earning Management

...Earning management is good or not? Introdcution This essay is to examine whether earning management is it good or bad. Though there is so many debate about whether it should be accepted to be good rather than bad, however, this essay will explain the both side of earnings management. Earnings management reduces the quality of financial reporting, it can interfere with the resource allocation in the economy and can bring adverse consequences to the financial market. This essay analyses both, causes and motives of earnings management as well as possible remedies. Therefore, it is not surprising that market participants, legislators, regulators, and academics are concerned with the need to control financial reporting abuses. The following paper will demonstrate how the effect to the good side and the bad side of it and outline the reason for the impact to appreciate the good and the bad of earnings management. Identify what is key driver of motivation either an earning management is good or bad. This will enable us to analyse the good and bad side nature of the earning management. BODY Good Side of Earning Management There is definitely a good side of earning management if it is properly practice for the benefits of the companies prior to achieving the key performance objective of the companies. Good earnings management means ―reasonable and proper practices. ―Accounting Subjectivity and Earnings Management: A Preparer Perspective‖ referred by Parfet (2000) contends:...

Words: 1173 - Pages: 5

Premium Essay

Earning Management

...The reason for and benefits of good earnings management Earnings management is a strategy used by the management of company to manipulate the company’s earnings so that the figures match a pre-determined target. This practice is carried out for the purpose of income smoothing. Thus, rather than years of exceptionally good or bad earnings, companies will try to keep the figures relatively stable by adding and removing cash from reserve accounts. One of the good earnings management activities is describe as income smoothing. It is involve that management taking actions to try to create stable financial performance by acceptable, voluntary business decisions in the context of competition and market developments. Income smoothing can be used by management that the entity when making sufficient profit to allow it. And the reason is why the management using income smoothing that the main reason is its remuneration for controlling shareholders. The benefits lie in transferring wealth to the old shareholders from new shareholders The accounting policy choice would be whether from company should be a voluntary early adopter of a new accounting standard or wait two years until adoption of the new accounting standard is required of all companies. An example of a proper management operating decision would be whether or not to implement a special discount or incentive program to increase sales near the end of a quarter when revenue targets are not being met. Another...

Words: 470 - Pages: 2

Premium Essay

Earnings Management:

...© 2000 American Accounting Association Accounting Horizons Vol. 14 No. 2 June 2000 pp. 235-250 Earnings Management: Reconciling the Views of Accounting Academics, Practitioners, and Regulators Patricia M. Dechow and Douglas J. Skinner Patricia M. Dechow is an Associate Professor and Douglas J. Skinner is a Professor, both at the University of Michigan. SYNOPSIS: We address the fact that accounting academics often have very different perceptions of earnings management than do practitioners and reguiators. Practitioners and reguiators often see earnings management as pervasive and probiematic—and in need of immediate remediai action. Academics are more sanguine, unwiiiing to beiieve that earnings management is activeiy practiced by most firms or that the earnings management that does exist should necessarily concern investors. We explore the reasons for these different perceptions, and argue that each of these groups may benefit from some rethinking of their views about earnings management. INTRODUCTION Despite significant attention on earnings management from regulators' and the financial press,^ academic research has shown limited evidence of earnings management. While practitioners and regulators seem to believe that earnings management is For example, SEC Chairman Levitt delivered a major speech on earnings management in the fall of 1998 in which he advocated a niunber of initiatives to improve the quahty of financial reporting (Levitt 1998). As part...

Words: 7836 - Pages: 32

Premium Essay

Earning Management

...Academic Year: 2014/15 Module code: P13505, Level 3 Autumn Semester Module Outline: Auditing, Governance and Scandals (AGS) |Module Convenor |Dr. Kevin Dow, AB474 | |Lectures |Dr. Kevin Dow | | |TH 4:00-5:30, TB 329 | |Additional Staff |Cass Lai, AB247 | |E-mail addresses |kevin.dow@nottingham.edu.cn | | |cass.lai@nottingham.edu.cn | |Office Hours |Dr. Kevin Dow: Th, 2:00 pm - 4:00 pm, every Thursday until Exams (except December 11 and 25) | | |Cass Lai: Th, 2:00 pm - 4:00 pm | KEY POINTS • This is a Level 3, 10 credit module; • Assessment basis: a one and a half hour Examination (100%); • Keywords: Audit; Governance; Corporate Scandals; Audit Theory and Practice; Accountability; • Pre-requisite module: P12307 Financial Reporting. MODULE AIMS To use a mix of textual and...

Words: 1810 - Pages: 8

Premium Essay

The Fundamental of Earnings Management

...Abstract With the rapid development of society and economy, the earning management in capital market becomes one of the hottest issues of general public. Earnings management actually is a process that the management of the firms control the financial report. In this research paper, I will talk about the fundamental of the earnings management, it including the concept and the feature of the earning management as well as the effect of the earnings management. Contents Abstract………………………………………………………………………………..2 Concept of earnings management……………………………………………………..4 Feature of earnings management……………………………………………………...5 Patterns of earnings management……………………………………………………..6 Evidence of earnings management for bonus purpose…………………….................7 Other motivations for earnings management……………………………………........8 The good and bad side of earnings management……………………………..............9 Conclusions…………………………………………………………..........................10 Reference………………………………......................................................................12 1. Concept of earnings management Since the 80s of 20th century, earnings management became a hot research subject in the international economics and accounting educational circles, the financial reporting and a contracting perspective can be viewed related to this hot subject. An accurate understanding of earnings management is very important to accountants, because it related to the understanding the usefulness of net income which...

Words: 1778 - Pages: 8

Premium Essay

Earning Management: Ceo Turnover

...Introduction Theoretically, earnings management is a technique taken by manager in manipulating accounting transaction in order to achieve some specific objective. This is more likely to occur in few circumstances either the company unable to meet the investor expectation or sometimes also due to several motivation factors. Even though earnings management is often intentionally to misleading information, however it is consider as “allowable but unethical” as long as not lead to fraudulent activity. This concept is said to be unethical because it still against the objectivity and the originality of that standards even complying all the basic requirements. In this writing provide some discussion of literature review of the CEO changes and earnings management. Generally, according to big bath hypothesis, the CEO is trying to hide current higher earnings in order to secure their position in future drop earnings performance. In other hand, the contemporary CEO claim that he always does not have sufficient time especially on his first year tenure to show his capability, hence take opportunistically behavior by manipulate the account in achieving their target. Also, in few cases, CEO’s compensation also being some motivation factors. CEO big bath hypothesis Generally, the likelihood involuntary CEO turnover are positively related to a firm's earnings management. The relation surrounding CEO turnover also occurs either the current performance good or bad. Big Bath in accounting...

Words: 1680 - Pages: 7

Premium Essay

Earning Management

...Earnings management is the choice by a manager of accounting policies, or real actions that affect earnings, so as to achieve some specific reported earnings objective. Earnings management involves the artificial increase (or decrease) of revenues, profits, or earnings per share figures through aggressive accounting tactics on all earnings. Aggressive earnings management is a form of fraud which differs from reporting error. Most of this happens when management of the companies need to present and show the earnings at a certain level or certain loopholes in financial reporting standards. These are fraudulent reporting due to unfulfilling the accounting practice principles with the techniques of revenue recognition, accounting policy change, timing adoption of new standards, write-off, asset sales, provisions, accruals (discretionary) and direct changes to retained earnings. Types of Earnings Management: 1) Unsuitable revenue recognition 2) Inappropriate accruals and estimates of liabilities 3) Excessive provisions and generous reserve accounting 4) Intentional minor breaches of financial reporting requirements that tied to material breach. All of this had been used by some companies to influence the figures by bending the rules rather than breaking them, anticipate or increasing the income reduce or delay the recognition of the expenses and shifting way from debt or losses. Pattern of Earnings Management: 1) Big Bath accounting is the process where publicly traded corporations...

Words: 324 - Pages: 2

Premium Essay

Earning Management

...SUMMARY ON EARNINGS MANAGEMENT Earnings management, is the creative use of different accounting techniques to make financial statements look better. There are two types of earnings management, which may be income increasing (positive EM) and income decreasing (negative management). The modest earnings management has its positive side. View of the role of the signal from the information point of view, earnings management is an internal information management will be communicated to other stakeholders as a tool. A reasonable choice of accounting policies and disclosure of accruals, can be business-related internal information passed on, and thus affect the cost of capital. Earnings management also avoids excessive fluctuations in the profits of enterprises, profit-oriented itself is stable and long-term trends of the future of the enterprise as a good explanation. In addition, the operator can also use the surplus to manage the situation is not expected to make a flexible response, to a certain extent, to avoid breach of contract, thereby reducing the corporate cost of capital. However, there are also drawbacks of earnings management. First, earnings management is a non-effective short-term behavior, it will not increase their profits, they may even aggravate the enterprises operating difficulties, damage to the interests of shareholders. Earnings management deliberately distorts some of the accounting data, thereby reducing the financial statements, information, reliability...

Words: 364 - Pages: 2

Premium Essay

Earnings Management

...Creative accounting and earnings management are euphemisms referring to accounting practices that may follow the letter of the rules of standard accounting practices, but certainly deviate from the spirit of those rules. They are characterized by excessive complication and the use of novel ways of characterizing income, assets, or liabilities and the intent to influence readers towards the interpretations desired by the authors. The terms "innovative" or "aggressive" are also sometimes used. The term as generally understood refers to systematic misrepresentation of the true income and assets of corporations or other organizations. "Creative accounting" is at the root of a number of accounting scandals, and many proposals for accounting reform – usually centering on an updated analysis of capital and factors of production that would correctly reflect how value is added. Newspaper and television journalists have hypothesized that the stock market downturn of 2002 was precipitated by reports of accounting irregularities at Enron, Worldcom, and other firms in the United States. One commonly accepted incentive for the systemic over-reporting of corporate income which came to light in 2002 was the granting of stock options as part of executive compensation packages. Since stock prices reflect earning reports, stock options could be most profitably exercised when income is exaggerated, and the stock can be sold at an inflated profit. The most notable activist is Abraham Briloff ...

Words: 669 - Pages: 3

Free Essay

Earnings Management

...------------------------------------------------- EARNINGS MANAGEMENT IN RELATIE TOT DE BONUSCULTUUR Inhoudsopgave 1. Inleiding 2 1.1 De aanleiding 2 1.2 De probleemstelling en onderzoeksvragen 2 1.3 Onderzoeksopzet en structuurinhoud 3 2. Earnings Management 5 2.1 Definities van earnings management 5 2.2 Motieven voor earnings management 7 2.2.1 De kapitaalmarkt motieven 7 2.2.2 De contractuele motieven 8 2.2.3 De wet- en regelgeving motieven 9 2.3 Meten van earnings management 10 2.3.1 Systematische keuze voor/aanpassing van de accountingmethoden 10 2.3.2 De accruals meetmethode 10 2.3.3 Evaluatie van- en de keuze voor het meetmodel 14 2.4 IFRS 15 2.5 Het beloningsplan in relatie tot earnings management 16 4. Resultaten 20 Literatuur 25 Bijlage 27 1. Inleiding 1.1 De aanleiding “Voormalig topman SNS Reaal legt al zijn functies neer” luidde de krantenkop in het NRC Handelsblad op 3 februari 2013. De oud topman van SNS Reaal Van Keulen heeft zich teruggetrokken als voorzitter bij Holland Financial Centre toen bekend werd dat SNS Reaal werd genationaliseerd. De ondergang van SNS Reaal is ontstaan door een aantal factoren waaronder mismanagement van Keulen en andere topbestuurders van SNS. Het tij kan keren. Van Keulen werd, in de jaren voor de nationalisatie, beloond voor zijn werkzaamheden met een bonus van maar liefst 1,8 miljoen euro. Dit zorgde voor grote verontwaardiging in de publieke opinie. Hoe...

Words: 9245 - Pages: 37

Premium Essay

Earnings Management

...Earnings Management Eli Mudrick Professor David Heier, CPA, MBA 11 June 2014 Earning Management This paper looks at the speech entitles “The ‘Numbers Game’” that SEC chairman Arthur Levitt delivered at the NYU Center for Law and Business regarding earnings management in 1998. While companies use many techniques and illusions to improve their numbers, this paper will only look at three: “Cookie-Jar” Reserves, “Big Bath” Charges, and Revenue Recognition. After discussing and using real world examples of these techniques, this paper will examine ethical questions related to the selection of audit committee members such as qualifications and independence. Cookie Jar Reserves Cookie Jar reserves refers to the practice of intentionally recording unreasonable estimates or one time transactions during good economic times in order to smooth out activity in bad economic times (Levitt). These transactions directly violate, not only simple human honesty, but also Conservatism, one of the main accounting principles. A real world example of the use of cookie jar reserves is the computer company Dell. In 2010, they paid a penalty to the SEC of $100 million dollars due to their using of cookie jar reserves. To establish their reserves, Dell did not disclose payments from Intel which were paid in order to maintain exclusive use of their microprocessors. When times were tough, Dell drew on these reserves. At one point, these reserves made up more than 70% of their quarterly earnings...

Words: 1083 - Pages: 5

Premium Essay

Earning Management

...2 Corinthians 4 - IVP New Testament Commentaries Resources » Commentaries » 2 Corinthians » Chapter 4 » exegesis View 2 Corinthians 4:7-12 * * * * * God's Power Is Made Known Through Ministerial Hardships Virtually every archaeological dig in the Middle East has unearthed innumerable pieces of pottery from earliest civilization forward. Pottery seems to have been a favorite material for fashioning a wide variety of utensils. It was not a costly material. The well-to-do turned to materials such as ivory, glass, marble, brass and costly wood. Pottery, on the other hand, was the material of the common person. It was used to make everything from pitchers, oil jars and bowls to griddles, washbasins and pots. Coarse clay was preferred for utilitarian ware. For more expensive vessels, the potter first refined the clay by treading it out in water. Clay pots found many uses. Items of value could be kept in them, and clay jars were especially popular for storing liquids because the pottery hindered evaporation and kept the contents cool at the same time. Even broken pieces of pottery, or "shards," found a use as writing material for notes, receipts and messages. In verses 7-15 Paul compares the gospel minister to a piece of Palestinian pottery. We have this treasure in jars of clay (v. 7). This treasure is the glorious good news about Christ (vv. 1-6). Jars of clay is actually "earthenware vessels" (ostrakinois skeuesin). The noun skeuosrefers to a vessel serving...

Words: 1701 - Pages: 7

Free Essay

Earning Managements

...Accounting fraud is a fraud or irregularities occurring because of the interests of certain parties in a company. Accounting fraud also occurs due to protect the interests or reputation of the company to obscure the eyes of outsiders. This act is illegal and shows unethical behavior because it does not show the transparency and integrity of a company in presenting its financial statements in order to grab the attention of outsiders to invest in the company or to preserve the reputation of companies that seem stable. Accounting fraud also can be describe as intentional misrepresentation or alteration of accounting records regarding sales, revenues, expenses and other factors for a profit motive company such as inflating stock values, obtaining more favorable financing or avoiding debt obligations. Employees who commit accounting fraud at the request of their employers are subject to personal criminal prosecution. Therefore, we have carried out projects concerning fraud for which we have selected Silver Bird Group Berhad as object of our project. This project is aimed to gain a better understanding of how and why accounting fraud can happen in this company. As we get information about this company that Silver Bird Group Berhad involves in the financial statements fraud as stated by the Bursa Saham Malaysia in the press release dated 11 September 2013. Securities Commission Malaysia (SC) charged two former directors of Silver Bird Group Berhad (Silver Bird) because in year...

Words: 251 - Pages: 2

Premium Essay

Earnings Management and Ethics

...Ward 29 July 2015 “Ethics and Its Ties to Earnings Management” INTRODUCTION Many professionals and accounting researchers have raised the question -Is ethics directly linked to the practice of earnings management? Earnings management is defined by Beaudoin, Cianci, and Tsakumis (2012, p.507), as “the manipulation of revenues and/or expenses to obtain a desired financial reporting outcome.” He and Yang’s article offers that the definition of earnings management is “a process in which managers use judgment in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about the underlying economic performance of the company or to influence contractual outcomes that depend on reported accounting numbers” (He and Yang 2013). So either way one looks at it, earnings management is a form of deceit. In Shafer’s (2013, p.45) paper, the author defines ethical climate by referencing Victor and Cullen (1988) as, “the prevailing perceptions among employees of organizational practices and procedures that have ethical content.” More often than none, findings have shown that companies tend to engage in earnings management through management’s actions, and not just through accounting choices. Corporations tend to conduct earnings management to meet earnings forecasts, as well as, to decrease financing and tax costs. One side of the spectrum would argue that it is perfectly fine to manage earnings, as long as it is within the generally...

Words: 2758 - Pages: 12

Premium Essay

Patterns of Earnings Management

...Managers engage in different ways to manage their earnings. They take on a specific pattern depending on the economic condition or their characteristic – that is, whether they are risk-averse or not. In the next few slides, I will describe four different patterns of earnings management: taking a bath, income minimization, income maximization, and income smoothing. Taking a Bath pattern can take place during period of organizational stress or when a company is undergoing major reorganization. In this pattern, managers feel that if they must report a loss, they might as well “clear the decks” and report a large one. They do so by writing-off assets in order to provide for future costs. Because of accrual reversal, this enhances the probability of future reported profits. The next pattern is Income Minimization. This is similar to Taking a Bath but it’s less extreme. Firms going through periods of high profitability usually take on such a pattern. Policies that suggest income minimization include rapid write-offs of capital and intangible assets and expensing A&P and research & development expenditures. It can also be noted that Canada’s progressive tax rate provides another incentive for this pattern. Looking at the other end of the spectrum, managers also manage their earnings upwards. This pattern is usually common in companies where managers are driven by bonuses. Another incentive to choose this pattern is to avoid debt covenant violation which I will explain in detail later...

Words: 353 - Pages: 2