Free Essay

Economi

In:

Submitted By asdarmunandar
Words 3868
Pages 16
BAB 7

A. PENGGABUNGAN USAHA
Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.
Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999 :”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”

Sifat Penggabungan Usaha * Horizontal integration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama, misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga. * Vertical integration
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar * Conglomeration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

Alasan-Alasan Penggabungan Usaha
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah: * Manfaat Biaya (Cost Adventage).
Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi. * Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi. * Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. * Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).
Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing. * Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

Bentuk Penggabungan Usaha
Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut : 1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai berikut : * Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut. * Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi. * Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).
2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi : * Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya. * Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru * Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha 1. Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest a) Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan b) Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung c) Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung d) Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan yang bergabung. 2. Metode Pembelian ((by purchase method))
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase * Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya * Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan). * Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.

Alasan perusahaan melakukan diversifikasi produk:
Alasan perusahaan melakukan diversifikasi produk:
Tidak hanya perusahaan yang sudah dewasa, perusahaan yang ingin mencapai tahap dewasapun melakukan diversifikasi produk, diversifikasi produk sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, karena diversifikasi sangat membantu,dengan tidak bergantung kepada satu produk/barang saja, apabila salah satu produk/barang menurun dalam pasaran/tidak laku, perusahaan tersebut akan menjual produk lainnya yang sedang in sekarangn ini. Dan seharusnya perusahaan melakukan diversifikasi dengan berbagai macam barang dan tidak mempunya jenis/kegunaan yang hampir sama, kareana apabila perusahaan melakukan diversifikasi dengan dua produk/barang dan mempunyai fungsi yang hampir sama ketika perusahaan mengalami penurunan perusahaan tersebut bisa menglami kebangkrutan,
Tujuan Investasi Jangka Panjang
Suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang tentunya didasarkan pada tujuan tertentu yang kemungkinan berbeda dengan perusahaan lain. Dalam uraian di depan telah disebutkan bahwa salah satu tujuan investasi adalah untuk mencari keuntungan. Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung. Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut: a) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. b) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial. c) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut. d) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan. e) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis. f) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

B. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara Pemilikan perusahaan pusat atas perusahaan cabangnya, dalam satu satuan ekonomi. Laporan Keuangan Konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk pusat perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih cabang perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan – akan entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan atau diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya..
Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan. Artinya; jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.
Laporan keuangan konsolidasi harus disusun jika salah satu perusahaan yang bergabung memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya perusahaan investor (acquirer). Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan tersebut tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi

Tujuan laporan keuangan konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.

Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi * Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya. * Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi Perlu disadari; Disamping memberi manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain: * Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus. * Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu pula dengan aktiva. * Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan * Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang * Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.

Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Sebagai informasi awal, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut: * Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan bersama sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan kepemilkan antar perusahaan. * Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4
A. Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi
Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain, harus menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Suatu perusahaan yang memiliki 50% atau kurang saham berhak suara pada perusahaan lain, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi apabila dapat dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan keuangan konsolidasi harus mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila: a) Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka pendek. b) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak mampu mengalihkan dananya kepada induk perusahaan.
Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi salah satu kriteria di atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.
B. Prosedur Konsolidasi
Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus dieliminasi. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan tersebut berbeda maka laporan keuangan anak perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang: a. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan. b. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih dari tiga bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan yang signifikan, yang terjadi antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila tidak mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, maka harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda tersebut dan proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.
Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi konsolidasi.
I nvestasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi, terhitung sejak investasi tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai anak perusahaan dan juga bukan perusahaan asosiasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi pada Perusahaan Asosiasi.

C. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI
Pengertian
perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari investornya.
Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya, apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.”
Jadi, jika penyertaan saham perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %, maka penyertaan saham perusahaan dibukukan dengan metode biaya

Pengaruh Signifikan
Istilah "perusahaan asosiasi" digunakan untuk menggambarkan suatu perusahaan dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20% hak suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya

Metode Akuntansi * Metode Ekuitas
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul dari perubahan dalam ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing, dan dari penyesuaian selisih yang timbul dari penggabungan usaha. * Metode Biaya
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee sebesar biaya perolehan. Investor menyakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang signifikan terhadap perusahaan asosiasi, investor memiliki tolok ukur atas kinerja perusahaan asosiasi, yaitu imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan tanggungjawab ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga mencakup bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.
Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga dipertanggung jawabkan dengan menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal dimana: a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dala perusahaan asosiasi tetapi menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan

Penerapan Metode Ekuitas
Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak berbeda dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi. Selanjutnya, konsep yang mendasari prosedur konsolidasi yang digunakan dalam perolehan anak perusahaan digunakan dalam perolehan investasi dalam perusahaan asosiasi.
Investasi dalam perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak tanggal pada saat investasi tersebut memenuhi definisi perusahaan asosiasi. Selisih (baik positif maupun negatif) antara biaya perolehan (acquisition cost) dengan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (net identificable asset) pada tanggal akuisisi harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha.Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba rugi setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut: a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya. b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net identifiable assets) .
Laporan keuangan perusahaan asosiasl yang paling akhir digunakan oleh investor dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor. Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, perusahaan asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan oleh investor, laporan pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor. Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan, dapat digunakan laporan keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan yang berbeda, akan tetapi prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu penggunaan tanggal tersebut konsisten dari periode ke periode.
Jika digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda, penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi antara investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal laporan keuangan perusahaan asosiasi dan tanggal laporan keuangan investor.
Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang serupa. Apabila perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang lain daripada yang digunakan investor untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka penyesuaian tertentu dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi apabila laporan tersebut digunakan oleh investor dalam penerapan metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut harus diungkapkan.
Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau belum dideklarasikan.Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakru oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi penurunan permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk mengakui penurunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan asosiasi secara individual penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan untuk setiap perusahaan asosiasi secara individual.

D. SPECIAL PUPURPOSE ENTITY (SPE)
Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary), misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPV ini merupakan salah satu bentuk off-balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak (transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain (SPV) untuk melaksanakan aktivitas bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.

Tujuan SPE : * Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan induk (sponsor) off-balance-sheet * Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek ke dalam bentuk liquid * Mengurangi besarnya pajak

Karakteristik SPE : * Memiliki modal yang terbatas * Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen * Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak sebagai perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV. * Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu sesuai perjanjian.

Alasan pembentukan SPE : * Sekuritisasi * Risk sharing * Keuntungan kompetitif * Financial enginering * Regulatory reasons

Standar akuntansi : * Accounting Research Bulletin (ARB) 51, Consolidated Financial Statement * SFAS 125 Accounting for Transfer and Servicing of Financial Assets and Extinguishment of Liabilities * FASB Interpretation 46 (R) SIC-12 PSAK No 4 Tahun 2002

Similar Documents

Premium Essay

Economi

...Example Candidate Responses (Standards Booklet) Cambridge International AS and A Level Economics 9708 Cambridge Advanced University of Cambridge International Examinations retains the copyright on all its publications. Registered Centres are permitted to copy material from this booklet for their own internal use. However, we cannot give permission to Centres to photocopy any material that is acknowledged to a third party even for internal use within a Centre. © University of Cambridge International Examinations 2012 Contents Introduction ........................................................................................................................... 2 Assessment at a glance ........................................................................................................ 3 Paper 2 ................................................................................................................................. 4 Paper 4 ............................................................................................................................... 77 Introduction Introduction The main aim of this booklet is to exemplify standards for those teaching Cambridge International AS and A Level Economics (9708), and to show how different levels of candidates’ performance relate to the subject’s curriculum and assessment objectives. In this booklet a range of candidate responses has been chosen as far as possible to exemplify good, average and weak answers...

Words: 7066 - Pages: 29

Premium Essay

Economis

...COMPANY PROFILE | Maruti Suzuki India Limited (MSIL, formerly known as Maruti Udyog Limited) is a subsidiary of Suzuki Motor Corporation, Japan. MSIL has been the leader of the Indian car market for over two and a half decades. The company has two manufacturing facilities located at Gurgaon and Manesar, south of New Delhi, India. Both the facilities have a combined capability to produce over a 1.2 million (1,200,000) passenger car units annually. The company plans to expand its manufacturing capacity to 1.75 million by 2013. For this the company will be investing around Rs. 60 Billion (Rs 6,000 Crores) over the period till 2013. The company offers a wide range of cars across different segments. It offers 14 brands and over 150 variants - Maruti 800, people movers, Omni and Eeco, international brands Alto, Alto-K10, A-star, WagonR, Swift, Ritz and Estilo, off-roader Gypsy, SUV Grand Vitara, sedans SX4 and Swift DZire In an environment friendly initiative, in August 2010 Maruti Suzuki introduced factory fitted CNG option on 5 models across vehicle segments. These include Eeco, Alto, Estilo, Wagon R and Sx4. In fiscal 2009-10 Maruti Suzuki became the only Indian company to manufacture and sell One Million cars in a year. Maruti Suzuki has employee strength over 7,600 (as at end March 2010), In 2009-10, the company sold a record 10,18,365 vehicles including 1,47,575 units of exports. With this, at the end of March 2010, Maruti Suzuki had a market share of 53.3...

Words: 1045 - Pages: 5

Premium Essay

Economi

...IV. Developments in science and technology The one common thread in all studies of globalization is the role of information and communications technologies (ICTs) in facilitating the advanced producer service, production, innovation, and knowledge functions that have come to characterize the urban condition at the heart of this process. ICTs provide the instantaneous and real-time connectivity that underpins many of the main theoretical concepts used for analyzing and comprehending the globalization phenomenon. These range from Harvey’s time-space compression to Castells’s network society and Sassen’s global city and hierarchies of global urban networks. ICTs and Urban Competitiveness in Dubai The ICT sector in Dubai has developed along three axes: ICT policy and capacity, human resource capacity, and local and regional networkind capacity. As noted earlier, urban capacity and interaction in these three areas ultimately determine the effectiveness of public policy for successfully addressing the challenge of providing the necessary network capacity and local and global connectivity for an innovative, learning knowledge economy. ICT Policy and Capacity Under the federal structure of UAE, development of the telecommunications sector in the country is a federal rather than emirate responsibility. As such, all telecommunications and Internet facilities in Dubai, as in other UAE cities, are governed by and offered through the public telecommunications...

Words: 1828 - Pages: 8

Premium Essay

Economis

...What is quantitative easing? Usually, central banks try to raise the amount of lending and activity in the economy indirectly, by cutting interest rates. Lower interest rates encourage people to spend, not save. But when interest rates can go no lower, a central bank's only option is to pump money into the economy directly. That is quantitative easing (QE). The way the central bank does this is by buying assets - usually government bonds - using money it has simply created out of thin air. The institutions selling those bonds (either commercial banks or other financial businesses such as insurance companies) will then have "new" money in their accounts, which then boosts the money supply. It was tried first by a central bank in Japan to get it out of a period of deflation following its asset bubble collapse in the 1990s. Prior to 2009, QE had never been tried before in the UK. Is this printing money? These days the Bank of England does not have to literally print money - it is all done electronically. However, economists still argue that QE is the same principle as printing money as it is a deliberate expansion of the central bank's balance sheet and the monetary base. How does it work? Under QE a central bank purchases government bonds from private sector companies or institutions, typically insurance companies, pension funds and High Street banks. This increased demand for the government bonds pushes up their value, thereby making them more...

Words: 831 - Pages: 4

Free Essay

Economis

...Introduction Topic – Elasticity of Demand Demand for Cars based on the Fuel Type and the Interest Rates offered by Financial Institutions. Under Professor Pratap Mohanty By Group 4 EPGDIM (2012-14) Nupur Kinger (41) Rachit Luthra (46) Ravi Mohan Dabral (50) Rohit Jaswal (54) Udai (62) Table of Contents Page No. 1. | Executive Summary | 3 | 2. | Objectives | 4 | 3. | Methodology | 5 | 4. | Analysis of Objectives | 8 | 5. | Conclusions and Assumptions | 19 | 6. | References | 20 | Executive Summary OVERVIEW The new car market abounds with choice. A myriad of models, fuel type and financing options available face the new car purchaser; each different vehicle type carefully designed so as to display a combination that differentiates it from the competition. From a consumer’s point of view, of course, the ‘attributes’ of a vehicle include...

Words: 2114 - Pages: 9

Free Essay

Economis

...SOME PEOPLE LOOK FOR A BEAUTIFUL PLACE. OTHERS MAKE A PLACE BEAUTIFUL INSTANTLY….. PORTACABIN was established in the year 1985. After extensive survey of the use of the fabrication technique and future demands a project report was prepared by MR. V.Kumar who was then the joint director with Bureau of Indian Standards. The module was selected based on the climatic, economic need of the country. Mr. Kumar with a rich knowledge of Indian standards tried his best to keep control of the quality from raw material to production. After our first few NTPC, NHPC, Nathpa jakari projects, soon it was recognized as a must site office by GDA, DDA, Lucknow Development Authority etc. PORTACABIN started fulfilling the needs of security requirements of VIP'S, VVIP's, Embassies. Presently we are into latest technique of sandwiched panel technology catering to various segments of the society. Our goal is to be a leader in our area of operation while maintaining the highest level of business ethics and technological innovations. Pre-Engineered vs. Conventional Construction PORTACABIN feature several advantages over traditional "stick-built" and block construction. The offices are engineered for easy installation and relocation the structural while providing integrity and strength of conventional construction. A summary of the advantages of Pre- Engineered construction are listed below. Flexibility The wall panels and framework are pre-finished creating a system which is 100% reusable. This...

Words: 1154 - Pages: 5

Free Essay

Economi

...Persamaan Gelombang Berjalan- Pada sebuah tali yang panjang diregangkan di dalam arah x di mana sebuah gelombang transversal sedang berjalan. Pada saat t = 0, bentuk tali dinyatakan: y = f (x) ……………………………………………………… (1.11) dengan y adalah pergeseran transversal tali pada kedudukan x. Bentuk gelombang tali yang mungkin pada t = 0 ditunjukkan pada Gambar. Pada waktu t gelombang tersebut berjalan sejauh vt ke kanan, dengan v menunjukkan besarnya kecepatan gelombang, yang dianggap konstan. Maka persamaan kurva pada waktu t adalah: y = f (x – vt) ……………………………………………. (1.12) Persamaan (1.12) adalah persamaan umum yang menyatakan sebuah gelombang yang berjalan ke kanan, di mana x akan semakin besar dengan bertambahnya waktu, dan secara grafis ditunjukkan pada Gambar 1.11(b). Apabila kita ingin menyatakan sebuah gelombang yang berjalan ke kiri, maka: y = f (x + vt) ……………………………………………….. (1.13) Untuk sebuah fase khas dari sebuah gelombang yang berjalan ke kanan berlaku: x – vt = konstan Maka dari diferensiasi terhadap waktu akan diperoleh: dx/dt = v Dengan v adalah kecepatan fase gelombang. Untuk gelombang yang berjalan ke kiri kita memperoleh kecepatan fase gelombang adalah -v. Persamaan gelombang tali pada waktu t = 0 dinyatakan: y = A sin (2π/λ)x ……………………………………………… (1.15)   Gambar 1.6 Gelombang yang merambat pada seutas tali beruva kurva sinus Bentuk gelombang tersebut adalah sebuah kurva sinus, ditunjukkan pada Gambar 1.12. Pergeseran maksimum, A, adalah amplitudo kurva sinus...

Words: 1495 - Pages: 6

Premium Essay

Managerial Economis

...Is the Death Penalty Effective? Name Institution Is the Death Penalty Effective? The death penalty debate has been ongoing with supporters saying that it contributes towards the deterrent of crime. In the 1970s, this form of punishment was suspended for being unconstitutional (Bedau, 1997). Abolitionists of the death penalty believe that the issue of using capital punishment to deter crime is dependent on the mind of a murderer because it is psychological. Research shows that 88% of the leading criminologists agree that the death penalty does not deter crime (Radelet & Lacock, 2009). Death penalty is a debatable topic, but research shows that it has not deterred crime levels. According to Radelet & Lacock (2009), the use of the death penalty to punish criminals had no effect on the crime levels across the states. Ninety-one percent of the respondents during the study indicated that there are misconceptions on the reason for supporting the death penalty. Politicians support this form of punishment to appear tough on crime while an overwhelming seventy-five percent of the respondent believe it is a diversion from the real solution to social issues. The respondents were positive that adding the number of executions carried out annually or speeding the process would have little or no effect on crime levels in society. The rate of homicides in abolition states is lower than in death penalty states. Research shows that...

Words: 804 - Pages: 4

Premium Essay

Ms Economis

...Simulation Homework 2 (Due Date: April 29, 2016 @ 10:00 p.m) Sumit Kunnumkal Indian School of Business, Hyderabad, India 500032 Important Note: Submit the homework through the LMS website as a word document. Submit the excel sheet(s) that shows your simulation model along with your homework submission. Include a separate excel sheet for every simulation question and name the excel sheet according to the question number. Please be sure to follow the below instructions when building your simulation model. 1. Clearly indicate the steps in all your simulation models – what random variables form the input and what are their distributions, what is the output that you are measuring and the functional relation between the output and the input random variables. 2. In all your simulations, set the number of trials to 1000 and the seed as 1. Set the sampling type as Monte Carlo and the generator as Mersenne Twister. You are expected to follow the ISB Honor Code for the homework and case submissions. Question 1: The revenues and costs at ABC company vary from month to month and can be modeled as random variables. ABC estimates (based on past data) that its sales, cost of goods sold (COGS), marketing costs, administrative costs and miscellaneous costs for the month of January have the following distributions: January figures Sales COGS Marketing cost Administrative cost Miscellaneous cost Normal(2225,150) Uniform(870, 910) Triangular (90, 93, 96) Triangular...

Words: 548 - Pages: 3

Premium Essay

Economi Analysis

...Economics Institution Name The Keynesian economics theory explains that in the short run and especially during a period of recession, the economic output of a nation is greatly influenced by the aggregate demand. It argues that private sector creates inefficiency in the market and need the intervention of the government through fiscal and monetary policy. Classical economics on the other side explain that the government should not be involved in the market. The proponents say that the market creates its own equilibrium. They advocate for a supply side economics where supply creates enough wealth to sustain demand. The economy today needs more demand. The government should provide a stimulus through Keynesian’s fiscal policy. It can do so subsidizing car manufacturing to encourage more car production and sales. As explained by Mayer the stimulus would increase demand for gas and save the jobs lost by the petroleum companies that are making loses. Externalities are all costs paid and benefits enjoyed by a person without that person choosing to incur them (Mayer, 2010). Externalities are grouped into positive and negative externalities. An example of a positive externality is when an investor constructs an apartment building next to another person’s shop. The shop owner receives more customers. An example of a negative externality is when one gets cancer for living with a smoker. Neighbor loudly playing a stereo is exemplifies negative externality as I get to incur noise...

Words: 525 - Pages: 3

Free Essay

Development Economis

...DEVELOPMENT PROJECT URBANIZATION Urbanization is an index of transformation from traditional rural economies to modern industrial one. It is progressive concentration of population in urban unit. The traditional sector is viewed as a supplier of labor, whereas the modern sector is supposed to soak up its supply. Supply can’t be immediately soaked up because of the limited supply of capital. The Lewis model states that there is a surplus of labor in the traditional sector and labor is subject to diminishing returns and output is stagnant after a certain point. This sector is characterized by income sharing and disguised unemployment. Economic development proceeds by the transfer of labor from agriculture to industry and the simultaneous transfer of surplus food-grain production, which sustains part of the population engaged in nonagricultural activity. In the surplus labor phase, removal of labor from agriculture doesn’t affect the output or the wages. Industrial production expands without rise in industrial wage. But the increasing fall in supply of labor drives up the agricultural wages, also it reduces the output. To compensate these losses, the industrial wages have to increase. Labor moves from one sector to another on its own wishes. Classic theory of rural-urban migration is based on Harris-Todaro model. Migration in the Harris-Todaro model is viewed as a response to the...

Words: 774 - Pages: 4

Free Essay

Malaysia Economi

...Question 3 Factors that contribute to the inequality in Malaysia is 1) Globalization - Trade liberalization may shift economic inequality from a global to a domestic scale. When rich countries trade with poor countries, the low-skilled workers in the rich countries may see reduced wages as a result of the competition, while low-skilled workers in the poor countries may see increased wages 2) Social inequality - Social inequality begins in 2 thing education and culture. Education is what establishes your ability to become self-sufficient. The better the education the more opportunities open up for you to have options in life. These options can provide a lot of things, like money and security, and better choices to choose from. Culture is in there too. Some cultures refuse to learn the modern ways of science and technology, and even languages. Some cultures believe it's a bad thing to move forward from the old ways and develop new traditions and practices. While the rest of the world moves on and forward as you sit still and watch because of cultural or, economic, or education deficiencies, will result in social inequality 3) Labour market - Characterized by the free play of market forces. It has been observed in the developing economies that for unskilled jobs the supply of labours far outstrips the demand for the same. This leads to a low wage for the workers. The situation may be completely opposite in the market for skilled...

Words: 384 - Pages: 2

Free Essay

Economis: Consumption Pattern

...Consumption pattern comparative study high income vs low income. Background: Consumption Pattern The combination of qualities, quantities, acts and tendencies characterizing a community or human group’s use of resources for survival, comfort and enjoyment is called consumption pattern. Consumption pattern is not objective it is subjective. The consumption pattern changes according to the wants and needs of a person. The type of wants decides the consumption pattern. The general consumption pattern fulfils the basic need and then moves towards to the luxury. Consumption patterns are one of the most important drivers of development patterns in the industrialized world and will serve as case for the study of scenarios and transition management. What will be addressed here is less households’ consumption of a specific commodity or service such as transportation or food, than the structure, function and meaning of the consumption patterns that characterize the different lifestyles that coexist in our affluent, liberal, democratic and capitalist societies. While the concept of “consumption pattern” is omnipresent in sustainable development literature since its appearance in Agenda 21, it is generally left undefined as if it is not necessary to be more explicit about it. Here we will define a consumption pattern as that aspect of a lifestyle that relates to the Food, transport, Housing and utility, Medical, entertainment and savings. This report presents the income of the people...

Words: 1134 - Pages: 5

Premium Essay

Inflation

...TH E ECONOMI C WEEKL Y September 23, 1961 Inflatio n No t a Monetar y Phenomeno n ? Promod e K Mukherje e The cause o f inflation, according t o Keith B Griffi n (Th e Economi c Weekly . Special Number 1961 ) lies i n the structura l imbalances i n a n economy . Whil e granting this, i t i s contended here that i t does not follo w that monetary policy has n o role t o play in combating inflation. I t i s not enough t o achieve a n overall balance between output and expenditure. Wha t i s importan t is to secure an increase in the output of basic consumption and investment goods. A well-conceived monetary policy is of crucial importance in discouraging outlay and consequent income creation in wrong directions. Further, an increasing proportion of the income generated in the process of development will go to augment bank deposits, thereby increasing the capacity o f the bank s t o create credit, In the absence of a restrictive monetary policy, a serious credit inflation may consequently ensue and distort the ideal relationship envisaged by Griffin between output and expenditure. Thus, a phenomenon not primarily monetary may ultimately become largely monetary in character. ACCORDIN G t o M r Griffin , infla - tio n result s "i f eithe r desire d con - sumptio ...

Words: 2073 - Pages: 9

Free Essay

Student

...Requested by: Jianan Sun -------------------------------------------Undergraduate Academic Record SCHOOLS ATTENDED Secondary Schools: Xi'an Gaoxin Tangnan High School Higher Education Institutions: Xi'an University of Finance & Econom 08/2009 - 05/2010 Issued to: HOURS 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 QPTS 45.00 84.00 QPTS 3.00 9.00 12.00 9.00 12.00 GPA 3.000 2.800 U N O F F I C I A L Test Scores: -------------------------------------------------------Transfer Credit Applied to 2011 Fall Semester Xi'an University of Finance & Econom 08/2009 - 05/2010 XICN001 FUNDAMENTALS OF COLLEGE C 3.00 NEEDEVAL XICN002 ADVANCED MATHS 1 (ECONOMI 3.00 MA 1--XICN003 INTRODUCTION TO LAW OF EC 3.00 ECO 4--XICN004 MORAL CULTIVATION AND BAS 3.00 GEED2--XICN005 PE (1) 1.00 KHP 1--XICN006 MICRO-ECONOMICS 3.00 ECO 201 XICN007 COLLEGE CHINESE 2.00 GEED1--XICN008 ADVANCED MATHS 2 (ECONOMI 3.00 MA 123 XICN009 MANAGEMENT 3.00 MGT 301 XICN010 MACRO-ECONOMICS 2.00 ECO 202 XICN011 PRINCIPLE OF MARXISM 3.00 GEED2--XICN012 DATABASE APPLICATION 2.00 NEEDEVAL XICN013 PE (2) 1.00 KHP 1--XICN014 OUTLINE OF CHINESE MODERN 2.00 GEED2--Total 34.00 2011 Fall Semester Program: College of Business and Economics Bachelor of Science in Accounting Major: Pre-Accounting CRS NUM COURSE TITLE GRADE STA 210 INTRO TO STATISTICAL A REASONING CIS 110 COMP AND COM I B GLY 110 ENDANGERED PLANET INTR TO C ENVRNMNTL GEOL BIO 102 HUMAN ECOLOGY B ACC 201 FINANCIAL...

Words: 748 - Pages: 3