Free Essay

Economic Consquence

In:

Submitted By santysaridewi
Words 4563
Pages 19
CHAPTER 8
Economic Consequences and Positive Accounting Theory
8.1 Overview
Economic Consequences
Sebuah konsep yang menilai bahwa, lepas dari implikasi teori pasar sekuritas yang efisien , pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan dalam kebijakan yang penting, terutama penting bagi manajemen. Bila hal tersebut penting bagi manajemen maka secara tidak langsung kebijakan akuntansi penting juga bagi investor yang memiliki perusahaan karena sangat mungkin manajer mengubah dengan baik operasi dari perusahaan karena mungkin merubah kebijakan akuntansinya.
Pentingnya kita mempelajari EC adalah mempelajari peristiwa yang paling menarik dalam praktik akuntansi diderivikasi ke EC selain itu adanya saran bahwa
”kebijakan akuntansi adalah bukanlah suatu masalah” dengan adanya pengalaman akuntan (auditor).Didalam EC ada PAT (Teori Akuntansi Positif).
Teori akuntansi positif
TAP berkenaan dengan memprediksi tindakan-tindakan sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon standar akuntansi baru yang diusulkan. Dikatakan positif karena sebuah teori ini berusaha membuat prediksi yang baik tentag peristiwa dunia nyata. PAT berkenaan dengan prediksi tentang tindakan memilih kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana perusahaan menanggapi kebijakan standar akuntasi yang baru. Tujuannya adalah memahami dan memprediksi pilihan kebijakan akuntansi manajerial diantara perusahaan yang berbeda.
8.2 The Rise of Economic Consequences
Secara umum Zeff (1978) mendefinisikan Economic Consequences sebagai dampak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisis, pemerintah, dan kreditor. Esensinya adalah bahwa laporan akuntansi dapat

mempengaruhi keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan hasil keputusan yang dibuat. Economic Consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract). Kebijakan akuntansi merupakan sumber informasi yang penting bagi investor. Kebijakan Akuntansi (AP) memiliki economic consequences bagi berbagai konstituen pemakai LK, walaupun jika AP tidak secara langsung berpengaruh pada arus kas perusahaan. Konstituen yang berbeda memilih

mengkomplikasikan

AP

yang

penyusunan

berbeda standar pula.

Economic

akuntansi

yang

consequences mensyaratkan keseimbangan yang tepat tentang pertimbangan akuntansi dan politik .
8.3 Employee Stock Option
Dua bidang Economic Consequences yang tampak jelas adalah Opsi saham karyawan dengan eksplorasi minyak dan gas. Employee Stock Option merupakan hak bagi karyawan yang membeli saham perusahaan pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. ESO di US didasarkan pada APB 25 dicatat sebagai biaya apabila perbedaan antara nilai pasar saham pada tanggal opsi dihibahkan pada karyawan dan harga exercise atau strike, perbedaan ini disebut nilai intrisik opsi. Perusahaan US menentukan harga strike price sama dengan harga pasar.
8.4

Accounting for Government Assistance

Pemerintah sering menyediakan manfaat bagi perusahaan supaya keputusan perusahaan bisa mengikuti kebijakan pemerintah yang ada, misalnya pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan yang mematuhi peraturan lokasi pabrik, dll.
Hal ini dapat memberikan bantuan kepada perusahaan dalam meningkatkan profitnya serta dapat membantu perusahaan dalam mencapai sektor ekonomi dengan baik. Bantuan ini untuk menstimulasi penelitian dan perkembangan dari kebijakan pemerintahan. Perlakuan akuntansi untuk bantuan pemerintah ini lebih kompleks. Dengan akun historical, maka kita bisa membuat akun alternative untuk bantuan pemerintah ini:



Jumlah nominal bantuan ini bisa dibawa menjadi pendapatan saat diterima.



Bantuan ini bisa dikreditkan untuk aset baru.



Bantuan ini bisa diklaimkan sebagai pendapatan di depan dan diakui selama masa kegunaan aset.

Teori akuntansi biaya historical tampaknya tidak sesuai dengan metode yang digunakan untuk hal ini. Kesesuaian antara biaya dan pendapatan menghasilkan hasil yang ambigu. Konsekuensinya, bantuan pemerintah harus dicocokkan dengan tindakan yang diambil ke dalam suatu pendapatan secepat mungkin ketika perusahaan mengkualifikasi ini.
SUMMARY
Aspek dari akuntansi untuk bantuan pemerintah adalah layak untuk diakui.
Dikarenakan, konsep penyesuaian biaya dan pendapatan biasanya digunakan untuk akun-akun yang hampir sama.
8.5 Stock Market Reaction to Successful Efforts Accounting in The Oil &
Gas Industry
Ilustrasi ketiga dari konsekuensi ekonomi adalah juga berhubungan dengan minyak dan gas meskipun fokusnya berbeda. Hal ini akan melihat reaksi dari para investor. Sesuai dengan bab sebelumnya, tidak akan ada dampak pada harga saham perusahaan di harga pasar yang muncul dari perubahan kebijakan akuntansi jika kebijakan itu tidak mempengaruhi arus kas. Semenjak adanya kebijakan akuntansi yang tidak memberi dampak secara langsung terhadap arus kas untuk biaya pencarian minyak dan gas, maka teori efisiensi pasar sekuritas memprediksikan bahwa harusnya tidak ada tujuan pihak pemerintah maupun manajemen yang berkaitan dengan metode SE (Successful Effort). Jika SE mengekspresikan kinerja pemerintah dan perusahaan kecil minyak dan gas, maka hal ini akan memperkuat arumen dari konsekuensi ekonomi, yaitu pasar telah bereaksi terhadap kemungkinan disfungsi pihak manajemen.

8.6 The Relationship Between Efficient Securities Market Theory &
Economic Consequences
Pada point ini, kita memiliki anomaly. Teori pasar sekuritas efisien memprediksi tidak ada reaksi harga terhadap perubahan kebijakan akuntansi yang berdampak pada profitabilitas dan arus kas. Jika tidak ada reaksi harga sekuritas, maka hal ini menjadi tidak jelas mengapa pihak manajemen dan pemerintah harus memperhatikan kebijakan akuntansi yang digunakan pada perusahaan. Maka dari itu, teori efisien pasar sekuritas menekankan pentingkan pengungkapan penuh termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Bagaimanapun, salah satu pengungkapan dari

kebijakan

akuntansi

dibuat,

maka

pasar

akan

menginterpretasikan nilai sekuritas perusahaan dengan kebijakan yang digunakan dan tidak akan terpengaruh oleh variasi pelaporan pendapatan yang timbul karena adanya selisih pada kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi memiliki potensial untuk mempengaruhi keputusan pihak manajemen termasuk dalam menanggapi kebijakan akuntansi. Hal ini menyebabkan obsevasi yang tidak konsisten, maka hal ini membawa kepada positif teori akuntansi.
8.7 The Positive Theory of Accounting
8.7.1 OUTLINE OF POSITIVE ACCOUNTING THEORY
Teori Akuntansi Positif (PAT) berkaitan dengan memprediksi tindakan seperti pilihan kebijakan akuntansi oleh pimpinan perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon dengan standar akuntansi baru yang diusulkan.
PAT mengambil pandangan bahwa perusahaan mengorganisir diri dalam cara yang paling efisien, sehingga untuk memaksimalkan prospek mereka untuk bertahan hidup perusahaan lebih terdesentralisasi daripada yang lain.
PAT mengasumsikan bahwa manajer adalah rasional (seperti investor) dan akan memilih kebijakan akuntansi dalam kepentingan terbaik mereka sendiri jika mampu melakukannya. Dengan demikian, PAT tidak mengasumsikan bahwa

manajer hanya akan bertindak untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Sebaliknya, manajer hanya akan memaksimalkan keuntungan jika ia merasakan ini berada dalam kepentingannya sendiri. Dengan demikian, PAT tidak berusaha untuk memberitahu individu atau konsistuen apa yang harus mereka lakukan.
Teori yang melakukan hal ini disebut normatif. Namun, tidak seperti teori positif, kemampuan prediksi bukanlah kriteria utama yang digunakan dalam teori normatif harus dinilai. Sebaliknya, itu dinilai oleh konsistensi logis dengan asumsi tentang bagaimana individu harus bersikap rasional.
8.7.2 THE THREE HYPOTHESES OF POSITIVE ACCOUNTING
THEORY
Prediksi yang dibuat oleh PAT sebagian besar diorganisir sekitar tiga hipotesis, dirumuskan oleh Watts dan Zimmerman (1986). Tiga hipotesis tersebut yaitu: 1. Hipotesis rencana bonus
Manajer perusahaan dengan rencana bonus itu lebih cenderung untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang ke periode berjalan.
2. Hipotesis perjanjian utang
Semakin dekat suatu perusahaan untuk pelanggaran perjanjian utang yang berbasis akuntansi, semakin besar kemungkinan manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang ke periode berjalan.
3. Hipotesis biaya politik
Semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka semakin besar kemungkinan manajer memilih prosedur akuntansi yang menunda laba yang dilaporkan dari saat ini untuk periode mendatang.

8.7.3 EMPIRICAL PAT RESEARCH
Garis Besar Teori Positif Akuntansi Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas.
Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya economic consequences. Istilah positif mengacu pada sebuah teori yang mencoba untuk membuat prediksi yang baik terhadap kejadian-kejadian nyata di dunia.
Sampai sekarang, teori positif berkenaan dengan prediksi kegiatan seperti pemilihan teori akuntansi oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan akan bereaksi merespon standar-standar akuntansi yang baru diajukan.
PAT mengambil sudut pandang bahwa perusahaan mengorganisasi diri mereka sendiri dalam cara yang paling elisien, jadi untuk memaksimalkan prospek mereka untuk bertahan, beberapa perusahaan lebih bersifat desentralisasi dibandingkan yang lain, beberapa perusahaan mengadakan kegiatan internal sementara perusahaan-perusahaan yang lain lebih memilih kegiatan-kegiatan yang lain, beberapa perusahaan lebih banyak membiayai dengan menggunakan hutang dibandingkan yang lainnya, dan seterusnya
. Bentuk organisasi yang paling efisien untuk perusahaan-perusahaan tertentu tergantung pada faktor-faktor seperti lingkungannya dipandang dari segi legal/hukum dan institusional, teknologi, tingkat persaingan dalam industri tersebut, dan seterusnya. Jika semua digabungkan, faktor-faktor ini memutuskan suatu set kesempatan investasi yang tersedia bagi perusahaan, dan kemudian, prospek masa depan perusahaan tersebut. Harus diperhatikan bahwa PAT tidak memaparkan lebih jauh hingga memberikan saran bagi perusahaan (dan para

pembuat standar) untuk benar-benar menspesifikasikan secara lengkap kebijakankebijakan akuntansi yang akan mereka gunakan.
Hal ini akan memakan biaya yang sangat besar. Sangat dimungkinkan untuk memberikan kesempatan yang cukup fleksibel bagi manajer untuk memilih kebijakan akuntansi, sehingga mereka bisa beradaptasi dengan keadaan-keadaan yang baru atau tak disangka-sangka sebelumnya. Sebagai contoh, sebuah standar akuntansi yang baru mungkin bisa menurunkan rasio hutang terhadap harta perusahaan (SFAS 106 berkenaan dengan keuntungan pasca-pensiun, merupakan suatu standar) sampai pada titik dimana pelanggaran terhadap kesepakatan hutang merupakan hal yang penting. Hal ini juga memberikan kemungkinan bagi manajemen untuk menekan biaya. Sebagai contoh, untuk berpindah dari sistem persediaan LIFO menjadi FIFO merupakan cara yang akan ditempuh manajemen untuk meningkatkan harta bahkan setelah terjadi efek dari pajak pendapatan, daripada melakukan negosiasi ulang atas kontrak hutang atau menanggung biaya yang keluar atas pelanggaran teknis.
Bagaimanapun, memberikan kesempatan yang fleksibel bagi manajemen untuk memilih dan seperangkat kebijakan akuntansi membuka kesempatan untuk menimbulkan tingkah laku opotunis/mengambil kesempatan. Maka dari itu, PAT mengasumsikan para manajer cukup rasional (seperti juga para investor) dan akan memilih kebijakan akuntansi sesuai keinginan terbesar mereka jika memang bisa melakukannya. Sampai sekarang, manajer dari perusahaan pengeboran minyak yang aktif, dengan imbalan yang diberikan sesuai dengan kontraknya didasarkan pada pendapatan bersih yang dilaporkan mungkin memilih full-cost accounting daripada successful effort sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan meningkatkan nilai masa kini (present value) dari jalur bonus mereka, walaupun pendapatan yang dilaporkan lebih tinggi pada successful efforts bisa meningkatkan probabilitas pajak yang lebih tinggi dan masuknya pendatang baru dalam industri tersebut. Tentu saja, tingkah laku oportunis bisa diantisipasi ketika imbalan, sesuai dengan kontrak manajer, dinegosiasikan dan perusahaan akan melindungi harganya sendiri dengan menurunkan imbalan formal manajer dengan

sejumlah oportunistik yang diinginkan. Sehingga, adanya persaingan dalam pasar tenaga kerja bagi para manajer, para manajer tersebut bersedia bekerja dengan kompensasi yang lebih murah dari perusahaan jika mereka bisa meningkatkan kemampuan mereka, dengan memanfaatkan tingkah laku oportunis.
Sebagai hasilnya, ketika diberi imbalan sesuai dengan kontrak, manajer mendapatkan insentif dengan bertingkah laku secara oportunis dengan asumsi mereka mampu memilih diantara seperangkat kebijakan akuntansi yang ada.Seperangkat kebijakan akuntansi yang optimal bagi perusahaan yang kemudian mewakili trade-qff'ierbaik antara kebijakan akuntansi yang meminta secara ketat untuk meminimalisasi biaya kontrak pada situasi tersebut, dan memberikan fleksibilitas bagi manajer untuk mengubah kebijakan akuntansi dengan alasan perubahan situasi yang dihadapi, termasuk juga menghasilkan suatu tingkah laku oportunis.
PAT menitikberatkan kebutuhan untuk mengadakan penelitian secara empiris untuk mengetahui kebijakan akuntansi apa saja yang termasuk didalamnya dan bagaimana mereka bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain tergantung pada struktur organisasinya. Jadi tujuan dari teori ini adalah untuk memahami dam memprediksi pemilihan terhadap kebijakan akuntansi diantara perusahaan-perusahaan yang berbeda.
Sampai sekarang, PAT tidak bermaksud untuk menjelaskan pada individu atau konstitusi, apa yang harus mereka lakukan. Teori untuk melakukan ini disebut normatif.. Teori pengambilan keputusan oleh satu orang (the single person decision theory) dan teori investasi (the theory of investment) yang dijabarkan pada Bab 3 dan Bab 4 merupakan contoh dari teori normatif. Jika seorang individu ingin membuat sebuah keputusan dalam ketidakpastian maka diharapkan untuk memaksimalkan utilitas yang dikehendaki, mereka harus melaluinya sesuai dengan tuntunan dalam teori yang direkomendasikan. Terlepas dari benar atau tidak sebuah teori normatif memiliki kemampuan prediksi yang baik, tergantung pada situasi dimana individu mengambil keputusan sesuai dengan yang

digambarkan dalam teori. Tentu saja, beberapa teori normatif memiliki kemampuan prediktif, sebagai contoh,

kami

mengamati

beberapa

orang

yang

mendiversifikasikan investasi portofolio mereka. Walau bagaimanapun, kita masih bisa memiliki teori normatif yang baik walaupun teori ini mungkin tidak bisa memprediksi dengan baik. Salah satu alasannya adalah akan memakan waktu tertentu bagi pemakai untuk memahami teori ini. Beberapa orang mungkin tidak mengikuti teori normatif karena mereka tidak memahaminya, karena mereka memilih teori lainnya, atau sekedar hanya karena inertia. Sebagai contoh, investor mungkin tidak mengikuti strategi investasi yang didiversifikasi karena mereka lebih mempercayai analisis teknis, dan mungkin mengkonsentrasikan investasi mereka pada perusahaan yang direkomendasikan oleh analis investor.
Tetapi jika teori normatif memang cukup baik, sejalan dengan waktu kita harus melihatnya makin banyak digunakan ketika lebih banyak orang mulai bisa memahaminya. Bagaimanapun, tidak seperti teori positif, kemampuan prediksi bukanlah kriteria yang utama seperti yang banyak digunakan oleh teori normatif.
Tetapi, teori positif lebih banyak menggunakan konsistensi logika dengan asumsiasumsi bahwa seseorang dituntut untuk bisa bertindak secara rasional.Beberapa orang jadi terikat pada pertanyaan pendekatan teori yang mana yang benar.
Sebagai contoh, Boland and Gordon (1992) dan Demski (1988). Untuk tujuan-tujuan kita, bagaimanapun juga, sangat penting untuk melihat bahwa pendekatan normatif dan pendekatan positif terhadap perkembangan teori sangatlah berharga.

Untuk

memperluas

bahwa

pengambil

keputusan

memprosesnya secara normatif, keduanya yaitu teori positif dan teori normatif akan membuat prediksi yang mirip. Dengan berpegang pada tes empiris atas prediksi-prediksi ini, teori positif membantu menjaga teori normatif tetap pada jalurnya. Efeknya, kedua pendekatan ini saling mengisi.

Riset Empiris PAT Teori Positif Akuntansi telah membangkitkan begitu banyak riset-riset empiris. Sebagai contoh, laporan Lev (1979), merupakan telaah terhadap PAT, yang tidak membuat rekomendasi apapun tentang bagaimana sebuah perusahaan dan investor harus bereaksi terhadap SFAS 19 exposure draft.
Namun, titik beratnya adalah bagaimana investor benar-benar bereaksi terhadap full-cost perusahaan minyak dan gas bumi yang diminta untuk mengubahnya menjadi successful efforts. Sampai sekarang, telaah yang dilakukan Lev membantu kita untuk lebih bisa memahami mengapa perusahaan yang berbedabeda bisa saja memilih kebijakan akuntansi yang berbeda-beda, mengapa kadang ka1a manajer merasa keberatan atas perubahan kebijakan-kebijakan ini, dan mengapa investor mungin bereaksi terhadap pengaruh potensial yang mungkin muncul dari perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh pada pendatan bersih. Sesungguhnya, Lev memasukkan hipotesis rencana bonus dan hipotesis kesepakatan hutang sebagai alasan yang mungkin untuk reaksi yang tidak sesuai dengan keinginan dari pasar terhadap prospek perusahaan-perusahaan yang menggunakan full-cost yang dipaksa untuk mengubahnya menjadi successful efforts. Pada situasi dimana manajer dimungkinkan untuk bersikap oportunis untuk mendapatkan bonus mereka dan menghindari pelanggaran pada kesepakatan hutang, pasar yang efisien diharapkan untuk bereaksi secara negatif.
Banyak riset PAT yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana implikasi dari ketiga hipotesis yang sudah disebutkan diatas, diantaranya :
1.hipotesis rencana bonus yang diteliti oleh Healy (1985), yang menemukan bukti-bukti bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus yang didasarkan pada pendapatan bersih secara sistematis mengadopsi kebijakan akrual untk memaksimalkan bonus-bonus yang mereka harapkan.
2.Sweeney (1994) melaporkan bahwa hasil pengujian pada hipotesis kesepakatan hutang. Dia mempelajari sampel sejumlah 130 perusahaan manufaktur yang pertama kali melanggar kesepakatan hutangnya selama periode tahun 1980 sampai

1989, ditambah dengan sampel 130 perusahaan yang industri dan ukurannya mirip, dan tidak melakukan pelanggaran kesepakatan hutang. Sweeney menemukan bahwa dalam periode delapan tahun mulai dari awal lima tahun sebelumnya sampai tahun terjadinya kelalaian, perusahaan pelanggar yang membuat, (dalam rata-rata), perubahan kebijakan akuntansi pada pendapatan yang meningkat yang

lebih

signifikan

daripada

perusahaan-perusaliaan

yang

merupakan sampel kontrol, dan bahwa pengaruh kumulatif rata-rata pada pendapatan bersih yang dilaporkan dari perubahan-perubahan ini lebih signifikan dari perusahaan yang melakukan pelanggaran. Contoh dari perubahan akuntansi pendapatan yang meningkat termasuk perubahan pada asumsi rencana pensiun, pembatasan pensiun, adopsi sistem persediaan FIFO, dan likuidasi sistem persediaan LIFO.Sweeney juga melaporkan bahwa dari 130 perusahaan yang melakukan pelanggaran, hanya 53 perusahaan yang memang benar-benar membuat perubahan kebijakan akuntansi selama periode delapan tahun yang dikelilingi pelanggaran. Hal ini, menunjukkan hasil pendahuluan selain fakta bahwa 77 perusahaan tidak sedikitpun membuat perubahan pendapatan yang meningkat. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap bentuk oportunis yang umum dari hipotesis kesepakatan hutang.Untuk mengetahui mengapa beberapa perusahaan yang melakukan pelanggaran mengadopsi kebijakan akuntansi untuk meningkatkan pendapatan bersih yang dilaporkan dan mengapa beberapa dari mereka tidak, Sweeney mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran tersebut yang memiliki fleksibilitas akuntansi dan biaya anggaran yang rendah. Dia menemukan bahwa perusahaan pada sampel perusahaan yang melakukan pelanggaran yang memiliki fleksibilitas rendah dan biaya pelanggaran yang rendah membuat sangat sedikit perubahan dibandingkan perusahaan yang yang tidak memiliki karakter seperti itu, menyatakan bahwa manajer cukup rasional responnya terhadap pelanggaran kesepakatan. Mereka muncul untuk trade-off biaya

perubahan

kebijakan

akuntansi

melawan

keuntungan-

keuntungannya.
3. Jones (1991) menggunakan hipotesis politik dalam menelaah aksi-aksi perusahaan terhadap pendapatan bersih yang dilaporkan lebih rendah selama

penelitian impor yang melegakan. Perasaan lega yang dirasakan pada perusahaan yang dipengaruhi oleh persaingan luar negeri yang tidak sehat, sebagian kecil, terpengaruh oleh keputusan politik. Legislasi perdagangan membolehkan pengakuan pada pengawasan seperti perlindungan tarif untuk perusahaanperusahaan yang terkena dampak persaingan yang tidak sehat dari persaingan luar negeri. The International Trade Commission (ITC - Komisi Perdagangan
Internasional) bertanggungjawab untuk menyelidiki apakah perlu atau tidak hukuman. Penyelidikan ini akan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi seperti penjualan dan keuntungan pada perusahaan yang terkena imbas tersebut.
Namun demikian, tetap ada dimensi politis yang bisa dipertimbangkan terhadap pengakuan adanya bantuan, sejak konsumen pada akhirnya harus membayar harga yang lebih tinggi, dan mungkin terdapat pembalasan oleh negara-negara asing.
Penetapan hukuman oleh ITC langsung disampaikan pada Presiden, yang mempunyai 60 hari untuk memutuskan apakah akan melakukan pengakuan kelegaan {grand relief) atau tidak. Jika tidak melakukan pengakuan, Kongres bisa masuk dan tidak akan mengindahkan Presiden.
Namun demikian, kemerosotan dari porfitabilitas itu (walaupun tidak dengan sengaja) tingkat kelegaannya harus diakui. Sebagai hasilnya, perusahaanperusahaan yang terkena imbasnya memiliki insentif untuk memilih kebijakan akuntansi yang bisa menurunkan lebih banyak pendapatan yang dilaporkan, sehingga bisa menjadi tumpuan kasus mereka. Tentu saja, insentif ini akan diketahui oleh ITC, para politisi, dan publik. Namun, seperti yang dipaparkan
Jones, konstitusi-konstitusi ini mungkin tidak mempunyai motivasi untuk manipulasi laba oportunis da1am bentuk apapun. Sebagai contoh, efek dari harga yang lebih tinggi, yang akan mengikuti pengakuan terhadap suatu industri, mungkin tidak cukup kuat secara efektifitas biaya bagi costumer untuk melakukan lobby melawannya. Walaupun mungkin ITC tidak sepenuhnya termotivasi untuk menyesuaikan manipulasi laba jika itu hanya simpati priori terhadap perusahaan yang terkena petisi. Tindakan-tindakan yang merupakan kegiatan pencegahan terhadap munculnya manipulasi laba diperkuat jika agak sulit untuk dideteksi.

Cara yang efektif untuk mengurangi laba yang dilaporkan tetapi sulit dideteksi adalah dengan memanipulasi kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan metode

akrual.

Sebagai

contoh,

sebuah

perusahaan

mungkin

meningkatkan pembebanan pada depresiasi dan amortisasi, hal ini mungkin menyebabkan pencatatan lebih kewajiban pada produk yang dijaminkan, kontinjensi dan rabat, dan ini mungkin menyebabkan pencatatan provisi yang agak bcrlebih pada akun yang agak meragukan dan persediaan yang sudah tidak dipakai lagi. Ini disebut sebagai discretionary accruals. Jones menelaah apakah perusahaan yang menggunakan dicretionary accrual menurunkan laba yang dilaporkan atau tidak. Dia mengumpulkan sampel sebanyak 23 perusahaan dari lima industri yang terlibat dalam enam penelitian impor relief oleh ITC dalam periode 1980 sampai 1985. Agak mudah untuk mengetahui total akrual perusahaan dalam satu tahun. Salah satu pendekatannya adalah dengan mengambil perbedaan antara arus kas operasional dengan pendapatan bersih.
Akrual diinterpretasikan dengan lebih luas, menjadi sebuah efek bagi semua kejadian yang dicatat selama tahun yang berbeda dengan arus kas. Namun, perubahan pada piutang dan hutang adalah akrual, seperti juga perubahan pada persediaan. Depresiasi beban adalah akrual negatif, menjadi bagian dari biaya properti, instalasi pabrik, dan peralatan yang dicatat pada tahun tersebut. Jones menggunakan pendekatan persamaan (equivalen approach), dengan perubahan non-kas pada modal kerja tahun berjalan dari neraca perbandingan, depresiasi beban sebagai bahan perhitungan total akrual. Namun demikian, memisahkan total akrual menjadi komponen discretionary dan non-discretionary menimbulkan masalah yang cukup besar. Hal ini disebabkan komponen non-discretionary berhubungan dengan level aktivitas bisnis. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan menderita diakibatkan adanya imbas dari persaingan luar negeri, perusahaan mungkin memiliki piutang yang lebih kecil, perusahaan juga mungkin harus menunda pembayaran kewajiban, dan menghapus sejumlah besar persediaan yang bergerak lamban. Hal-hal ini merupakan akrual negatif tapi mereka bisa disebut sebagai discretionary. Bagaimana mungkin seorang peneliti, yang tidak memiliki akses terhadap perusahaan ataupun hal-hal semacamnya dan harus

bekerja dengan menggunakan laporan keuangan, memisahkan mereka dan total akrual sehingga bisa mendapatkan komponen discretionary?
Pendekatan Jones pada masalah ini adalah untuk memperkirakan persamaan regresi berikut ini untuk tiap perusahaan j dalam sampelnya, selama periode awal sampai pada tahun penyelidikan ITC.Tujuan dari AREVjp adalah untuk mengkontrol akrual non-discretionary dari asset pada tahun berjalan dan kewajiban, dengan dasar bahwa hal ini bergantung pada aktifitas bisnis yang yang diukur melalui penerimaan. Juga PPEjt mengkontrol komponen non-discretionary dari depresiasi beban yang didasarkan pada investasi perusahaan pada capital usxels. Dengan model regresi ini memperkirakan tiap-tiap perusahaan sampel,
Jones menggunakannya untuk memprediksi akrual non-discretionary selama tahun-tahun penelitian 1TC, yaitu
Ujp=TAjp-la,+p,jAREVjp+PPE

Dimana p adalah tahun penelitian, TAjp adalah total akrual perusahaan j untuk tahun berjalan, dan kuantitas yang berada dalam kurung adalah nondisretionary yang diprediksi untuk tahun berjalan dari model regresi. Istilah Ujp adalah untuk menerangkan akrual discretionary untuk tahun p pada perusahaan j.
Hipotesis biaya politik memprediksikan bahwa Ujp akan menjadi negatif sehingga perusahaan yang menggunakan akrual discretionary untuk memaksa turun pendapatan bersih yang dilaporkan. Jones menemukan bukti dari tingkah laku prediksi. Untuk hampir semua perusahaan yang terdapat pada sampel, akrual discretionary seperti yang diperhitungkan dengan menggunakan persamaan adalah negatif secara signifikan pada tahun-tahun penelitian ITC. Akrual yang negatif tidak ditemukan pada tahun-tahun sebelum penelitian ITC maupun sesudahnya.
Hasil ini, walaupun tidak sekuat yang diharapkan, menyatakan bahwa perusahaanperusahaan yang terkena imbasnya secara sistematis memilih kebijakan yang

akrual untuk meningkatkan/memperbaiki kasus mereka dalam perlindungan impor, konsisten dengan hipotesis biaya politik.
8.7.4 DISTINGUISHING THE OPPORTUNISTIC AND EFFICIENT
CONTRACTING VERSIONS OF PAT
Membedakan Bagian Oportunistis Versus Versi Kontrak PAT Yang efisien seperti yang sudah disebutkan, ketiga hipotesis PAT sudah disebutkan dalam bentuk yang oportunis, yaitu mereka mengasumsikan bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalisasi utilitas relatif mereka yang mereka harapkan terhadap pemberian imbalan mereka dan kontrak hiitang dan biaya politik. Ketiga hipotesis ini juga bisa dinyatakan dalam bentuk efisiensi dengan asumsi bahwa sistem kontrol internal, termasuk monitor dari dewan direktur, oportinisme yang dibatasi, dan memotivasi manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang meminimalisasi biaya kontrak.
Sering kali, kedua bentuk PAT ini menbuat prediksi yang mirip. Sebagai contoh, dari hipotesis rencana bonus, seorang manajer mungkin memilih metode depresiasi garis lurus dibandingkan, katakanlah, declining balance sehingga bisa meningkatkan pemberian imbalan secara oportunistik. Namun demikian, kebijakan yang sama bisa dipilih untuk kepentingan hipotesis bonus untuk alasan efisiensi. Anggap jika metode depresiasi garis lurus mengukur dengan baik opportunity cost terhadap perusahaan yang menggunakan asset tetapnya.
Depresiasi garis lurus memberikan hasil pada pendapatan yang dilaporkan yang bisa mengukur kinerja manajer dengan lebih baik. Hasilnya, kebijakan ini akan memotivasi manajer dengan relatif lebih efisien (yang merupakan tujuan bonus itu sendiri sejak dan awal) terhadap kebijakan depresiasi yang lain. Juga, seperti yang diketengahkan Sweeney (1994), jika suatu perusahaan berada dalam bahaya perubahan pada

kesepakatan

hutangnya

terhadap

persediaannya

yang

menggunakan sistem LIFO, hal ini bisa dikatakan sebagai peningkatan oportunistik keuntungan pada beban kreditur. Alternatif lain, jika perubahan yang merugikan muncul dari kepatuhan sebuah aktivitas bisnis, mengurangi perseidiaan

bisa menjadi strategi bisnis yang efisien untuk meningkatkan arus kas, terutama pada perusahaan yang mengalami kerugian pajak. Konsekuensinya, bisa menjadi sulit untuk menyatakan apakah observasi yang dilakukan perusahaan dalam memilih kebijakan akuntansi didorong oleh oportunistik ataukah efisiensi. Tetapi, tanpa bisa mengetahui kemungkinan-kemungkinan ini, sulit dikatakan bahwa kita mengerti proses pemilihan kebijakan akuntansi. Riset PAT masa ini membahas masaah ini. Sebagai contoh, Christie dan Zimmerman (1994) meneliti pemilihan kebijakan akuntansi dalam sampel perusahaan-perusahaan yang menjadi target pengambilalihan. Alasan mereka adalah jika pemilihan kebijakana kuntansi yang oportunistik muncul, akan menjadi pertahanan pada perusahaan yang akan diambil alih, sementara manajemen berusaha untuk mempertahankan pekerjaan dan reputasi mereka dengan memaksimailisasi pendapatan bersih keadaan keuangan yang dilaporkan. Christie dan Zimmennan menemukan bahwa, bahkan pada sampel semacam itu, efek dari pemilihan akuntansi peningkatan pendapatan relatif sangat kecil. Dari sini, mereka mengambil alasan bahwa perluasan dari oportunisme pada populasi perusahaan yang besar bahkan lebih kecil lagi.
Pada awal tadi sudah kita menyebutkan Sweeney (1994) menemukan bahwa manajer mayoritas memikirkan biaya versus keuntungan dari perubahan kebijakna akuntansi, dan lebih banyak mengubah kebijakan akuntansi didasarkan pada masalah kesepakatan hutang hanya jika hal tersebut efektif dari segi biaya. Jika saja versi oportunistik dari hipotesis kesepakatan hutang muncul, manajer akan cenderung tidak terlalu peduli dengan biaya pada usaha mereka untuk membuat manuver atas masalah-masalah kesepakatan mereka.

Sweeney mengetengahkan bukti-bukti tambahan dalam versi efisiensi PAT dengan mengidentifikasi empat perusahaan dari sampelnya yang bisa saja sudah menunda perubahan dengan mengubah LIFO tetapi memilih untuk tidak melakukannya. Semua perusahaan ini bisa memunculkan biaya pajak substansial jika mereka sudah merubahnya. Dia juga mengidentifikasikan tiga perusahaan yang baru saja memutuskan untuk tidak memunculkan biaya perubahan satu

kebijakan akuntansi karena efek pendapatan jika melakukan hal tersebut tidak akan cukup besar untuk menunda perubahan. Secara keseluruhan, hasil temuan
Sweeney mendukung kedua versi PAT tapi menyarankan analisis perusahaan yang spesifik

dan

detail

untuk

dapat

memisahkan

keduanya.

Riset Dechow (1994) juga berhubungan dengan kedua versi PAT. Dia berargumentasi bahwa jika akrual adalah hasil yang besar manipulasi hasil oportunistik pada laba yang dilaporkan, pasar yang efisien akan menolak mereka, dalam favor arus kas, dimana kasus arus kas harus lebih diasosiasikan dengan kembalian saham dibandingkan dengan pendapatan bersih. Alternatif lain, jika akrual merefleksikan kontrak yang efisien, pendapatan bersih sehamnya lebih bisa diasosiasikan dengan kembalian saham daripada arus kas. Tes empirisnya, menemukan bahwa pendapatan bersih lebih banyak diasosiasikan dengan kembalian daripada arus kas.
Dechow juga berargumen bahwa jika akrual relatif besar, (seperti contohnya pada perusahaan-perusahaan yang tumbuh dengan cepat), pendapatan bersih bahkan harus lebih diasosiasikan lagi dengan kembalian saham, relatif terhadap arus kas, daripada pada saat perusahaan dalam keadaan stabil (dimana arus kas dan pendapatan bersih dalam keadaan seimbang). Tes empirisnya menemukan bahwa ini adalah inti kasusnya, memberikan dukungan lebih jauh terhadap kontrak yang efisien.
8.7.5 CONCLUSIONS
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolahan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam bentuk satuan uang, dan penginterprestasian hasil proses tersebut. Sedangkan teori akuntansi merupakan susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan anatara variable dengan vriabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan

meramalkan

fenomena

yang

mungkin

akan

muncul.

Periodisasi teori akuntansi dibagi menjadi pre theory period, general scientific period, normative period, dan specific scientific period.
Perumusan teori akuntansi dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan informasi dan pendekatan teoritis. Pendekatan informal dibagi dalam pendekatan non teoritis dan pendekatan otoriter, sedangkan pendekatan teoriti dibagi ke dalam pendekatan deduktif , induktif, etik, sosiologis, ekonomi, dan eklektif. Atas dasar tujuannya teori akuntansi diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu teori akuntansi normative yang memberikan resep terhadap teori praktek akuntansi, dan teori akuntansi positif yang berusaha menjelaskan dan memprediksikan fenomena yang berkaitan dengan akuntansi.
Dalam teori akuntansi normative, isi akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Metode ini disebut juga normative accounting research atau normative theory of accounting, yang berguna dalam membahas isu “true income” dan “decision usefulness”.
Berbeda dengan teori akuntansi normatif, teori akuntansi positif berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi positif dimulai dari suatu modal ilmiah, dan kemudian dirumuskan problem penelitian untuk mengamati fenomena yang nyata yang tidak ada dalam teori.
Untuk selanjutnya dikembangkan teori untuk mrnjelaskan fenomena tersebut dan melakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan yang standar dengan melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesa, pengumpulan data dan pengujian statistic ilmiah, sehingga diketahui apakah hipotesa yang dirumuskan diterima atau tidak.

Similar Documents

Premium Essay

Macroeconomic Factor Affecting Managerial Decision

...MRC 1513 ECONOMIC ANALYSIS WORKSHOP 1A Question 1: Although managerial economics is based primarily on microeconomics, explain why it is also important for managers to understand macroeconomics. Answer: Felda Technoplant Sdn Bhd is a subsidiary of Felda Holdings Berhad and was established on 22 June 2005 as a management agency for FELDA settler plantations. Among its main activities is replanting estates, managing immature and mature plantations as well as providing oil palm planting materials for estate replanting purposes. Almost 90% of the replanting area is planted with oil palm and the remaining planted with rubber. Thus we are subject to risks inherent to the plantation industry. These include damage from pests, outbreak of diseases such as ganoderma, fire or natural disasters, unscheduled interruption in palm oil milling and rubber tapping operation, climate condition, downturns in the global, regional and national economies, changes in law and tax regulations affecting palm oil and rubber and the competitive needs of labour with other industry. Movement of commodity price in local and international market influence the price of Fresh Fruit Bunch (FFB) and rubber. This will affect managerial decision whether continuing the normal field operations or take certain mitigation action focusing only to harvesting work while other work activities such weeding and fertilizing being stop until the operational cost becomes more viable. As an example, in 2008 the FFB selling...

Words: 386 - Pages: 2

Premium Essay

Task Environment

...Set 105 Environmental Scanning/Industry Analysis – 1 1. What external environmental variables should be scanned? In conducting an external environmental scan, focus should be drawn to two environmental variables: • Societal environment (macro-environment) – This is the general environment in which the business organization operates. It is characterized by those variables on which the business has no control. It does not directly touch on the short run activities of the firm but can, and often do influence its long-run decisions. • Task environment (micro-environment) – This is the industry within which the business organization operates. This environment is characterized by various players and stakeholders who affect a business enterprise, and are also affected by it. 2. According to Porter, what determines the level of competitive intensity in an industry? According to Porter, the level of competitive intensity is determined by 5 basic competitive forces namely: (1) Threat of new entrants to a market (2) Bargaining power of suppliers (3) Bargaining power of customers or buyers (4) Threat of substitute products and (5) Degree of competitive rivalry 3. What should be scanned in the task environment? There should be an analysis of relevant elements in the task environment such as: (1) Competitors (2) Suppliers (3) Regulators (4) Strategic Partners (5) Labor and (6) Customers. 4. Discuss how a development in a corporation’s societal environment can...

Words: 269 - Pages: 2

Premium Essay

Ksfhksn

...An Assignment on Money Market and Labour Market in context of Bangladesh Course Instructor: Abdul Jalil Chowdhury SUBMITTED BY: Zinat Mahal Roll No.: 1328 Departmental of Training for BCS (Economic) cadre Officers NAPD, Ministry of Planning, Nilkhet, Dhaka-1205 Introduction Bangladesh is a developing country in where money market and labour market are two of the most important issues of economics that determine long run development of a country. The GDP and infrastructural development of a country depend largely on the successful and efficient money market and labour market. Financial sector is considered to be playing a crucial role in facilitating efficient allocation of resources and improving productivity of investment. Although the direct effect of financial institutions on the real economy is less clear, the indirect impact of financial market is essentially critical (Herring et al., 1991). Mobilization of savings, managing risks and facilitating exchange of goods and services are the functions of financial sector that connect households, firms and governments for their own purposes. An efficient financial system can be of great use for the poor through boosting the growth of the economy and reducing the financial risks by creating an enabling environment to ensure easy access to financial services for all. Money Market A segment of the financial market in which financial instruments with high liquidity and very short maturities are traded...

Words: 773 - Pages: 4

Premium Essay

Change Management

...use of feedback, decision making and human relation etc. Miller (1983) defines entrepreneurship as a multidimensional concept encompassing a company’s action relating to innovation and risk taking and proactive measures.Innovation and risk-taking has an important place in entrepreneurship. Schumpeter (1994) described role of entrepreneurship as tendency of company to engage in and support new ideas, novelty, and experimentation that may result in new products, services. Risk taking describes the nature of entrepreneur. A.H. Cole has explained entrepreneurship as, “the purposeful activity of an individual or group of associated individuals, undertaken to initiate, maintain, or earn profit by production and distribution of economic goods and services. According to Heggins, “Entrepreneurship is meant the function of seeking investment and production opportunity, organize an enterprise to undertake a new production process, raising capital, hiring...

Words: 307 - Pages: 2

Premium Essay

The Cost of Capital, Corporation Finance and the of Investmient

...THE COST OF CAPITAL, CORPORATION FINANCE AND THE OF INVESTMIENT In the business world we make investment for two main reasons or either of them that can be for the maximization of our profite from a business or it can be for the maximaization of the market value of the assets. Businesses generally aquire the assets if the perceives that the particular asset can help in increasing the profit of the organisation. According to the theory the acquisition of the asset can help to increase the profit only if the returns arising due to that asset are more than the interest costs arising due to that asset. On the individual level when we are cosidering the purchase of any asset we should also consider the risk factor associated with that asset. Profit maximization and value maximization they both have more or less same meanings and implications. But if the case is of uncertainity then the profit maximization has no meanings, it remains meaningless for the investors. When the situation is uncertain then in that case the market value maximization becomes the basis for the theory of investment, if this notion is kept in mind then every time when we are going to make a decision to invest or not we should simply keep one thing in our mind that can be the basis of the decision, that is if we aquire the particular asset will it help to increase the value of the firm’s share? If in response of this question we comes on this point that yes it will result in increase in the value of the firm’s...

Words: 300 - Pages: 2

Free Essay

Grow Rich

...TEPAV – Economic Policy Research Foundation of Turkey The first company that we visited in Ankara was the Economic Policy Research Foundation of Turkey. There they presented to us the Turkish economic background, the actual economic position regarding European Union and Middle East and what are their challenges to keep the long-term competitiveness. Turkey is strategically located between Europe and Middle East and this advantage, after the policy reforms, made the country boost their economy by attracting companies that operates in both markets. The country is so well geographically located that we in a 3 hours flight you have an economic potential of 8,7 Trillions of dollars. The ground for this economic boom was the first generation reforms starting in 1980 with Price reforms and Trade and Financial liberalization. After that in 2001 they had the Banking reform, Privatized state owned companies, created Independent authorities to regulate the markets and they also adopted Fiscal and Monetary discipline. Nowadays, they are trying to move from an Efficiency-driven economy to an Innovation-driven economy, which means that they need to not only build or make goods in the country but also aggregate value to the goods produced. Investing in education is the only and long way to shift the economy from large scale transformation to high-tech. On the other hand, Turkey has a current account deficit and it is at historic high, it corresponds as 10% of GDP. The majority of the...

Words: 300 - Pages: 2

Premium Essay

Monetary Policy

...Monetary Policy Design in a DSGE Model 1. A simple model 1.1 Households The utility function of a representative household is ∞ ⎛ ξ C1−σ L1+η ⎞ Et ∑ β s ⎜ t + s t + s − t + s ⎟ 1+η ⎠ s =0 ⎝ 1−σ (1) The dynamics of the demand shock is ζ t = ζ t −1 + eζ ,t , where ξt = eζ . The consumption is t θ −1 ⎡ 1 ⎤ θ −1 composed of lots of goods. It is composed in a CES function Ct = ⎢ ∫ Ct (i ) θ di ⎥ . The i =0 ⎣ ⎦ 1 1−θ 1−θ consumer price index is P = ⎡ ∫ P (i ) di ⎤ . Then the demand function of each good is t t ⎢ i =0 ⎥ ⎣ ⎦ 1 θ ⎡ P (i ) ⎤ Ct (i ) = ⎢ t ⎥ Ct ⎣ Pt ⎦ The budget constraint is −θ PCt + Bt = Wt Lt + Π t + Rt −1 Bt −1 t The first order condition for Ct , Lt , and Bt are Ct−σ = λt Pt Lη = λtWt t λt = Rt λt +1|t After some calculation, we have the Euler equation and labor supply equation ξt +1Ct−+σ / Pt +1 1 β Rt Et =1 −σ ξt Ct / Pt ξt Ct−σ Pt 1.2 Firms (2) = Lη t Wt (3) Assume there is a type of price stickiness in the economy, that each firm has a probability φ that cannot change its price, and fixed the level as the last time. And it has a probability 1 − φ that can re-optimal its price. The problem of a firm which can re-optimal its price in time t is 1 Et ∑ (βφ ) s Λ t + s [ Pt* (i )Yt (i ) − Wt Lt (i )] s =0 ∞ ⎡ Pt * ⎤ s.t.Yt + s (i ) = ⎢ ⎥ Ct and Yt (i ) = At Lt (i ) ⎣ Pt + s ⎦ The dynamics of the technology shock is at = ρ a at −1 + ea ,t , where at = ln( At ) . The first order condition is ...

Words: 1198 - Pages: 5

Premium Essay

Guillermo Wk 1

...Financial Concepts in a Changing Business Michael Magons FIN/571 April 9, 2012 Beatrice Jones Financial Concepts in a Changing Business Guillermo Navalles’s furniture store is facing some new competition and has choices to make (University of Phoenix, 2012). These choices include competing with the new firm, absorbing or being absorbed by other firms, or changing from mainly manufacturing to distribution. Changing technologies and changes in the labor force influence decisions Guillermo needs to make to improve his business. Financial concepts associated with these types of changes are discussed here. Guillermo is compelled to make decisions about how he runs his company because of his own financial self-interest (Emery, Finnerty, & Stowe, 2007). The opportunity cost for Guillermo’s firm has changed since the arrival of new competition, and he must decide how to change his variable costs to maintain the prosperity of his company. His options include altering labor costs through automation or changing from a manufacturer to a distributor with more outsourcing (University of Phoenix, 2012). He is also displaying the behavioral principle because he is considering either copying the competition or adopting a business model that works for other furniture firms. Copying the behavior of another could work for Guillermo. The comparative advantage principle can also work with Guillermo because he can offer a patented coating that is flame retardant and...

Words: 468 - Pages: 2

Free Essay

History

...A Short History of Economic Thought Hans-Walter Lorenz FSU Jena Winter 2012/13 Hans-Walter Lorenz (FSU Jena) A Short History of Economic Thought Winter 2012/13 1 / 93 Outline, Relevance, and Contents Outline, Relevance, and Contents Outline Very brief overview of a few dominant authors (starting around 1700 and ending in our times) Due to time restrictions: selection is to some extent arbitrary Emphasis on authors with a major influence on the development of economics Note: Empty entries are open for students’ presentations Hans-Walter Lorenz (FSU Jena) A Short History of Economic Thought Winter 2012/13 2 / 93 Outline, Relevance, and Contents Outline, Relevance, and Contents Relevance: Reasons for concentrating on the history of thought General historic interest (assumed!) Developing a sense for connections between political/technical history and the emergence of new economic ideas Many recently discussed topics in economics have ancestors in previous decades and centuries; many ‘brand-new’ approaches actually possess long beards (however often forgotten). Hans-Walter Lorenz (FSU Jena) A Short History of Economic Thought Winter 2012/13 3 / 93 Outline, Relevance, and Contents Outline, Relevance, and Contents Contents The Classics – Quesnay, Smith, Ricardo, Say, Malthus, Marx The Neoclassics – Marshall, Walras, Menger, Gossen The Keynesian Revolution The Neoclassical Synthesis and the New Classical School Strategic...

Words: 6274 - Pages: 26

Free Essay

Human Capital Theory

...An organization's ability to learn, and translate that learning into action rapidly, is the ultimate competitive advantage. Jack Welch. Human Capital Theory (HCT) purports that peoples learning capacity when effectively utilised results in profitability for the individual, organisation and society at large. It underlines or seeks to explain why Human Resource Development (HRD) is beneficial not only for the individual, but for the firm and the macro-economy. The extent to which firms undertake training is important in establishing the amount of support for human capital theory. During 2001 – 2002, the Australian Bureau of Statistics reported 81% of all Australian employers provided some training for their employees. Of all employers, 79% provided unplanned or on-the-job training while 41% provided structured or specified content training. These statistics are evidence of employers approach in that training is seen as a necessity; but does management d understand the link between training and improved performance outcomes? Capital is a product that yields returns. Traditionally we associate this with investment funds, land or equipment. Taylorism emerged in the 1890’s and focused on applying science to the engineering process with a view to driving efficiencies by way of increasing productivity by refining processes or reducing inefficiencies via reduced wastage. It was not until the 1950’s that consideration was given that workers contributions could be recognised...

Words: 2835 - Pages: 12

Premium Essay

Differentiating Between Market Structures

...Differentiating Between Market Structures Each market is unique and differentiating between market structures is critical in understanding a company’s economic future. Market structures have distinct dealings, which define the type of structure a particular organization belongs. Determining the difference between market structures includes the number of firms, barriers a new company would have when entering this market, along with pricing and output decisions and potential for profits. Monopoly, oligopoly, monopolistic competition, and perfect competition are the four market structures. In the market space of construction and mining equipment, for more than eight decades, Caterpillar Inc. has established key growth predictions among emerging markets to provide presence across the world in more than 180 countries. “Caterpillar is the world's leading manufacturer of construction and mining equipment, diesel and natural gas engines, industrial gas turbines and diesel-electric locomotives” (Caterpillar, 2013). When considering the construction and mining equipment market on a global level Caterpillar along with a few other big competitors dominate this market space. Caterpillar currently holds almost 30% of the global machinery market, which put them in a competitive position with Deere and Co., Komatsu, Terex, and Cummins (Trefis, 2011). Because the number of firms controlling this market is only a few, this defines Caterpillar in the oligopoly market structure. Colander...

Words: 1164 - Pages: 5

Premium Essay

Qct 1

...the concept of a normal return on investment related to the distinction between business and economic profit? The difference between the business profit which is useful for accounting and tax purposes and economic profit is that in economic profit, profit is calculated by revenue of the firm minus its explicit costs and implicit costs. On the other hand, business profit refers to the revenue of the firm minus the explicit or accounting cost of the firm. Now, in business accounting normal return is the minimum profit that is required to cover the expenditures of the firm’s inputs and all of the expenses associated with it. A profit will be anything greater than the breakeven profit. On the other hand, economic profit is just forgone cost estimation. Therefore, normal profit is required in business profit and not in economic profit, which is one of the differences between the two types of profits. Problem 6: Determine which of the two investment projects of Problem 5 the manager should choose if the discount rate of the firm is 20 percent. Project 2 Answer is: 450,000/1+.2 Problem 9: A women managing a photocopying establishment for 25,000 per year decides to open her own duplicating place. Her revenue during the first year of operation is $120,000 and her expenses are as follows a. Explicit cost $81,000 b. Implicit cost $35,000 c. Business profit $39,000 d. Economic profit $4,000 e. Normal return on investment $4,000 Froeb and McCann’s Chapter 3 3-2 ...

Words: 485 - Pages: 2

Free Essay

Why People Are Warkoholics

...dedication and with immense concentration is almost certain to achieve his or her desired target. Now question arises what’s the motivation behind being workaholics? People who are in business or in service or even government employees have some or the other motivation to work. Business houses wants to work in order to achieve better sales and net profit compared to the last years, with the help of various planning and implementing the same. Person in service works to achieve sales target or the weekly or monthly reports targets in order to get better variables and incentives. Government employee work to help in the development of economy, by making various committees for infrastructure development, social development etc. In the current economic situation companies survives only if it has right entrepreneur. Entrepreneur makes the plans by his innovative thinking and plan is executed with the help of his or her employees. Employees in return get incentive along with fixed salary and entrepreneur gets better profit. One thing in common in all of them is vision, thus they become workaholic to achieve that piece of success which they ever dreamt off. More the person works, more he is near to achieve his or her target. Targets can either be net profit for businessman, sales target or monthly reports target of service man or development of economy and society for politician or government employee. Therefore person working day and night does not mean he or she does not have aim or...

Words: 284 - Pages: 2

Free Essay

The World Is Flat

...Thomas L. Friedman, a journalist¸ often travels the globe. On a visit to India he ran across and idea that sparked his want to author The World is Flat. The seemingly simplistic idea is that from information and economic aspects the world is “flat”. In the modern age, individuals and countries have greater access to technological advances, which help level the playing field in terms of communication and gathering information. He presents his ideas through specific stories, interviews, and conversations had with executives in different countries who have similar ideas about globalization. The Next Convergence, written by Michael Spence, expresses the idea that prior to World War II the rich countries were getting richer and the poor were getting poorer. This is the idea of divergence; modern convergence is Spence’s main claim throughout this book. Convergence is the shift in the global economy in which developing countries have experienced rapid growth. He has the idea that fairly soon the developing countries will be on par with the countries with advanced economies. Ultimately, both books have similar messages, but the messages are presented in different ways. A key aspect of Friedman’s book is that globalization occurred rapidly. The Berlin Wall collapse, occurring during the end of 1989, was his first of ten “forces” that flattened the world. Throughout thousands of years of human existence and multiple economies, I do not believe any have experienced a rapid increase...

Words: 1380 - Pages: 6

Premium Essay

Individual Case Study 1

...Priscilla Rivera Morphew Bus 3533 Individual Case Study One 1. I searched San Diego, CA for a major city because my boyfriend is a marine in the making. He is in boot camp at the moment and loves what he does or what he is going to do for years to come. The default price on the picture was $26.00. 2. Getty images’ business model takes advantage of the opportunities created by IT because it refers to the products. In a way, I see it as it can help sell a photo and at the same time encourage the person who is buying it to try what they see in other photos. For example, I was not planning to go to San Diego, California because I have never been on a plane, but looking at pictures and seeing how beautiful it probably is makes me want to go there. 3. In my opinion, Getty Images’ marginal cost isn’t sustainable because it doesn’t seem like people would buy one item in a large quantity. Getty Images’ prices are sustainable because if not then the business would go nowhere. Its key to continued success is being able to sell and at the bottom of most photos it lets you have an option to look at more pictures before getting a price. It gives the customer more of an option than before. 4. Getty Images’ competitive strategy is being the customer more options before settling on one photo. If you click on more photos from the same photographer then it will have options to look at more by selecting what you would like to see. 5. Getty Images’ use information systems...

Words: 626 - Pages: 3