Free Essay

Economic of Strategic

In:

Submitted By willpras21
Words 2872
Pages 12
Laporan 18 Juni 2014

MICHAEL E. PORTER’S
GENERIC STRATEGIES

Oleh:
Aileen Gitta Wijaya / 0131111005
Angky Rinaldi / 0131111140
Fransisca Natania / 0131111279
Oviani Natalia / 0131111132
Syamsul Bakhri Salam / 0131111177
William Prasetya Tanuwijaya/ 0131111016

ECONOMICS OF STRATEGY
S1 BISNIS
PRASETIYA MULYA BUSINESS SCHOOL
2011
Pada tugas akhir kali ini, kami mengambil pembahasan teori chapter 9 yang berjudul Strategic Positioning for Competitive Advantage dan fokus kepada analisa teori Michael Porter yang terkenal yaitu Generic Strategies. Berikut ini adalah bagannya: Cost Leadership
Strategi ini berbicara mengenai langkah perusahaan untuk mengalahkan kompetitornya dengan menawarkan produk atau jasa yang memiliki cost atau biaya yang lebih rendah. Berikut ini adalah 3 tipe pendekatan cost leadership: 1. Benefit Parity: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki benefit atau manfaat yang sama, namun dengan cost atau biaya yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan kompetitor. 2. Benefit Proximity: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki benefit atau manfaat yang sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan kompetitor. 3. Qualitatively Different from its rivals: Perusahaan mendefinisikan ulang suatu produk atau jasa dengan cara mengubah benefit maupun cost yang dimilikinya sehingga berbeda dari konsep awal mula produk atau jasa tersebut. AirAsia Berhad adalah sebuah maskapai penerbangan dengan sistem low-cost yang berkantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia, yang mulai beroperasi sejak 18 November 1996. AirAsia telah dinobatkan sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah terbaik di dunia, yaitu sebesar US $ 0,023 per available seat kilometers (ASK), dan sekaligus juga merupakan pelopor low-cost travel di Asia. Saat ini, AirAsia Group beroperasi di penerbangan domestik dan internasional, dengan jumlah cakupan 100 tujuan atau destinations, yang tersebar di 22 negara. Jika dianalisa lebih lanjut, kesuksesan yang diraih AirAsia tidak terlepas dari slogannya yang berbunyi “Now Everyone Can Fly”. AirAsia memiliki konsep agar seluruh masyarakat yang ingin berpergian, dapat melakukannya melalui fasilitas maskapai penerbangan, dimana pada umumnya travelling via maskapai penerbangan jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan transportasi lain seperti darat maupun laut (kereta api, bis, kapal laut). Konsep utama AirAsia adalah “low fare, no frills”, yang berarti bahwa harga tiket penerbangan yang tertera merupakan harga yang sesungguhnya, tanpa ada penambahan harga-harga lain layaknya iklan para kompetitor yang bertujuan untuk menarik perhatian, dimana pada akhirnya harga tiket melambung tinggi. Tidak hanya itu saja, no frills yang dimaksud juga melambangkan simplicity. AirAsia berusaha semaksimal mungkin untuk memotong biaya-biaya servis yang tidak diperlukan guna mencapai visinya untuk menjadi lowest cost airline in every market it serves. Hal ini tercermin dalam pengaplikasian benefit proximity ke dalam desain dan kualitas tempat duduk atau kursi penumpang pesawat AirAsia. Jarak antara kursi penumpang yang dimiliki AirAsia cenderung agak sempit bila dibandingkan dengan para kompetitornya, seperti Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Cathay Pacific Airways, dan lain-lain. Tidak hanya itu saja, kualitas tempat duduk yang dimiliki Air Asiapun tergolong agak keras dan berukuran lebih kecil. Begitu juga dengan servis makanan, dimana kompetitor lain biasanya telah memasukkan biaya makanan ke dalam harga tiket pesawat, AirAsia bertindak sebaliknya. AirAsia menekan biaya tiketnya dengan menghilangkan servis makanan di dalam pesawat, yang mana pada kenyataannya, banyak makanan atau snack yang terbuang setiap penerbangan karena tidak setiap konsumen mengkonsumsinya. Maka dari itu, AirAsia memberikan charge tambahan bagi mereka yang benar-benar ingin dan membutuhkan makanan selama penerbangan berlangsung. Hal yang sama juga berlaku pada batasan maksimum atau jatah bagasi free yang disediakan AirAsia, yang mana lagi-lagi tidak sebesar para kompetitornya. Untuk memperkuat bukti konkrit prestasi dan kekuatan branding AirAsia yang menganut sistem cost leadership, berikut ini adalah daftar penghargaan yang pernah diraih AirAsia: (1) ATW Value Airline of the Year 2012; (2) Best Asian Low-Cost Carrier By TTG Travel Awards 2011; (3) World‟s Best Low Cost Airline 2011; dan (4) Best Low Cost Airline 2011 – Asia by Skytrax. Dari seluruh informasi ini, maka tidaklah heran jika penelitian menyebutkan bahwa “every 3 minutes, an AirAsia aircraft is either taking off or landing somewhere in Asia.”
Benefit Leadership
Strategi ini berbicara mengenai langkah perusahaan untuk mengalahkan kompetitornya dengan menawarkan produk atau jasa yang memiliki benefit atau keuntungan lebih. Berikut ini adalah 3 tipe pendekatan benefit leadership: 1. Cost Parity: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki cost atau biaya yang sama, namun berhasil menciptakan benefit atau manfaat yang lebih tinggi, bila dibandingkan dengan kompetitor. 2. Cost Proximity: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki cost atau biaya yang sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan kompetitor. 3. Substantially higher B and C: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki benefit atau manfaat, dan cost atau biaya yang benar-benar berbeda dari kompetitor.
Apple merupakan perusahaan multinasional yang mendesain, mengembangkan, dan menjual barang elektronik untuk konsumen, software, online service, dan personal computer. Beberapa hardware Apple yang paling terkenal adalah komputer Mac, Iphone, Ipad, dan Ipod. Di sisi lain, online service Apple yang terkenal meliputi iTunes Store, iCloud, dan App store, yang dapat dengan mudah kita temui di dalam gadget-gadget hasil produksi Apple sendiri.
Perusahaan Apple ini pada awalnya didirikan oleh 3 orang, yaitu Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne pada tahun 1976. Mulanya, mereka hanya menjual dan mengembangkan personal computer saja. Tetapi seiring berjalannya waktu dan kesuksesan yang mereka raih, saat ini telah berubah menjadi salah satu perusahaan IT dan phone maker terbesar di dunia dengan jutaan pengguna yang selalu setia menggunakan produk Apple.
Jika disesuaikan dengan teori di atas, Apple merupakan contoh perusahaan yang menggunakan strategi benefit leadership, yaitu dengan menawarkan substantially higher B and C. Apple memiliki produk-produk premium dengan kualitas dan manfaat yang berada di atas para kompetitornya, tentunya dengan harga yang lebih tinggi dan biaya yang lebih besar karena Apple menerapkan teknologi yang lebih hebat dan mutakhir.
Untuk menciptakan sebuah benefit yang lebih besar daripada kompetitornya, perusahaan harus melakukan inovasi secara terus-menerus sehingga mampu berada selangkah di depan. Hal ini tercermin dari produk-produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh Apple. 3 produk Apple yang sangat revolusioner, yaitu iPhone, iPod, dan iPad, telah memberikan benefit yang berada jauh diatas kompetitornya. iPod merupakan sebuah produk gebrakan baru dengan konsep dan sistem yang belum pernah ada sebelumnya. Saat itu, mayoritas perusahaan sejenis masih bergerak dan fokus terhadap mp3 player biasa, yang hanya mampu menyimpan lagu dalam hitungan megabyte, dimana iPod muncul dengan kapasitas memori dalam hitungan gigabyte. iPhone sendiri memiliki processor yang canggih, dengan RAM yang besar, serta layar yang sangat jernih. Selain unggul dari segi spesifikasi gadget, Apple juga unggul dalam segi kualitas fisik produknya. Apple selalu menggunakan material terbaik, sebagai contoh adalah metal yang digunakan sebagai bahan luar gadget, dimana mayoritas kompetitor sejenis seperti Samsung menggunakan bahan plastik.
Selain dari sisi produk, penerapan benefit leadership yang dilakukan Apple juga terlihat dari sisi jasa, yaitu dengan memberikan layanan terbaik kepada para konsumennya. Hal ini tercermin dari online service yang ditawarkan oleh Apple, seperti iTunes Store dan iCloud. Di dalam aplikasi online service ini, para pengguna Apple akan mendapatkan banyak manfaat yang lebih besar daripada apa yang ditawarkan oleh kompetitornya.
Walaupun menganut strategi benefit leadership, tingkat profitabilitas Apple tidak akan kalah dengan perusahaan lain yang menjual produk yang kualitasnya lebih rendah dan harga yang lebih murah, dan alasannya akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Terdapat konsumen tertentu yang mau membayar gadget dengan harga premium. Hal ini dikarenakan dengan lifestyle saat ini, mempunyai gadget yang paling bagus merupakan sebuah gengsi tersendiri. Terbukti dengan terbentuknya loyalitas konsumen yang sangat tinggi dibandingkan dengan yang lain, dimana para pengguna Apple akan sangat sulit untuk berpindah ke merek lain. Mereka pun akan selalu menunggu produk terbaru Apple walaupun jaraknya hanya sekitar 1 tahun saja. 2. Produk yang dijual Apple merupakan experience good. Pada awal iPod baru diluncurkan, banyak pihak yang meremehkan produk tersebut karena merupakan sebuah produk baru yang belum pernah ada. Namun setelah konsumen membeli dan mencoba iPod tersebut, mereka baru dapat menilai manfaat dan keunggulan produk tersebut. Begitu juga engan iPhone dan iPad, pada awalnya belum dapat diterima banyak orang, namun setelah beberapa orang mencoba produk tersebut barulah mereka dapat merasakan benefit yang ditawarkan.
Stuck in the Middle
Stuck in the middle adalah ketika perusahaan tidak memiliki strategi yang jelas (cost-benefit leadership, differentiation, maupun focus) dan berusaha menjadi seperti perusahaan-perusahaan lain yang sukses. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak biaya yang terbuang yang biasanya dikarenakan ingin mengambil beberapa pasar maupun sektor.
Nokia merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia yang memproduksi peralatan telekomunikasi. Nokia merupakan hasil merger dari beberapa perusahaan di Finlandia. Nokia yang berpusat di kota Espoo, Finlandia ini dikenal dengan produk telepon genggamnya yang dipasarkan untuk seluruh segmen pasar dengan menawarkan tipe-tipe protokol utama seperti GSM, CDMA, dan W -CDMA (UTMS).
Nokia sendiri berdiri sejak tahun 1871, namun pada saat itu Nokia belum memproduksi perangkat seluler. Nokia mulai memproduksi alat komunikasi yaitu radio telephone pada tahun 1979, kemudian disusul dengan hadirnya Nordic Mobile Telephone (NMT) pada tahun 1981, Global System for Mobile communication (GSM) pada tahun 1987, dan tercatat sejak 1992 hingga 2005 keberhasilan Nokia terus berlanjut. Hingga pada sekitar tahun 2007 Apple berhasil mengalahkan harga saham Nokia di pasar telepon genggam.
Kompetitor baru Nokia yang hadir dengan strategi yang lebih terfokus, seperti Apple yang menganut benefit leadership dan perusahaan ponsel China yang menganut cost leadership, akhirnya berhasil mengalahkan Nokia dengan cepat. Apple dengan produknya iPhone berhasil merebut pasar kalangan menengah ke atas dengan kemewahan dan diferensiasi produk yang ditawarkan. Sedangkan Google dengan operating system Android berusaha menyamai sistem yang dipergunakan Apple namun dengan harga yang lebih murah.
Keberhasilan Apple merebut pasar Nokia tidak semerta-merta berkat teknologi yang mereka miliki semata, melainkan juga dipengaruhi oleh desain iPhone yang minimalis, user interface, dan experience yang diberikan kepada konsumen yang mana kemudian berhasil mengubah cara pandang konsumen terhadap smartphone. Merespon kesuksesan Apple tersebut, Nokiapun berusaha untuk tetap mempertahankan pasarnya dengan menghadirkan produk N 5800 XM. Akan tetapi ternyata usaha Nokia gagal dikarenakan sistem operasi Symbian yang dimilikinya tidak mampu menjalankan aplikasi dengan baik dan fitur touch screen yang kurang sensitif bila dibandingkan dengan iPhone.
Bagaikan pepatah “sudah jatuh, tertimpa tangga pula”, Nokia yang belum berhasil pulih dari hentakan iPhone, kembali dikejutkan dengan kemunculan kompetitor baru yaitu Blackberry yang menawarkan kemudahan koneksi dan layanan blackberry internet service. Blackberry Messenger atau yang lebih dikenal dengan BBM berhasil menarik sebagian pasar Nokia yang tersisa. Merespon isu ini, Nokia kemudian tidak mau kalah dengan menghadirkan Nokia Messaging, Ovi Chat, dan Ovi Contact. Namun ternyata, layanan keluaran Nokia ini lagi-lagi tidak mampu bersaing dan kalah bila dibandingkan Blackberry.
Ketika Nokia sedang berada dalam kondisi kepanikan dan kesibukkannya terkait produk iPhone dan Blackberry, Nokia tidak menyadari kemunculan operating system baru yaitu Android yang mana pada awalnya disebut sebagai ‘copycat’ dari iPhone. Sistem open source yang ditawarkan oleh Androidlah yang membuatnya berhasil. Sistem yang dapat digunakan di headset lain, semakin mempermudah perkembangan dan pertumbuhan Android. Merespon isu ini, Nokia kemudian berusaha mengalahkannya dengan menciptakan sistem OS Meego di Nokia N9, yang pada akhirnya lagi-lagi gagal bersaing.
Berdasarkan history singkat diatas, terlihat bahwa Nokia tidak fokus dalam memposisikan produk yang dijualnya. Hal ini membuat ketika kompetitor masuk ke dalam pasar, Nokia menjadi tidak fokus dan berusaha melakukan tindakan “copycat” untuk mengalahkan kompetitor tersebut. Tetapi pada kenyataannya, sebenarnya Nokia telah kalah semenjak awal karena telah “keduluan” sehingga kompetitor berhasil mendapatkan market share yang banyak terlebih dahulu. Tidak hanya itu saja, faktor kesalahan Nokia yang kedua terdapat pada divisi research and development mereka yang kurang terlatih bila dibandingkan dengan para kompetitor. Jika Nokia ingin mengalahkan kompetitor “trendsetter” tersebut, Nokia harus menjadi “followers” yang memiliki sistem atau fitur yang lebih daripada si “trendsetter”, untuk dapat men-drive customer agar kembali kepada Nokia.
Customer Specialization Focus
Bagian lu ya Sul.. Paper max 10 hlmn, lu atur aja.. Pembahasan lu tpi jgn jdi dikit n ngak dalem, liat contoh Ovi n Sisca ya mreka punya bagus.. Kalo ngak cukup, yg bagian awal ntu gambar delete aja, jdi lgsung masuk ke Cost Leadership.. Tapi mesti na cukup c, ini space lu 2 halaman full wkwkwk (kalo tulisan merah ini d delete smua, bsa kliatan)
Font Calibri 11
Awal paragraf dimulai menjorok d 1,5
Klik kananparagraphbefore 0pt, after 12pt, line spacing 1,5
Pastiin susunan kata yg rapi ya jgn brantakan. No typo. Bhs Inggris pake huruf italic, kayak customer, strategy, goal, profit, plan. Okay slamat brjuang!!
Product Specialization Focus
Gillette merupakan merek pisau cukur yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1901, oleh King C. Gilette dan berbasis di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Setelah berdiri selama lebih dari 100 tahun, kini Gilette telah menguasai hampir seluruh pasar dunia dalam bidang pisau cukur, terutama di Amerika, Eropa, dan Asia.
Gillette merupakan salah satu perusahaan yang mengedepankan product specialization focus, karena perusahaan tersebut hanya fokus untuk memproduksi pisau cukur dan cream untuk cukur. Sesuai dengan teori ini, Gillette hanya memproduksi sedikit jenis produk namun menawarkan produk tersebut ke customer groups yang berbeda. Selain itu, dengan hanya memproduksi sedikit jenis produk, perusahaan dapat lebih fokus kepada keinginan dan kepuasan konsumen. Meskipun hanya memproduksi sedikit jenis produk, perusahaan yang melakukan spesialisasi produk memiliki segmen pasar yang luas.
Seperti yang telah kita ketahui, Gillette hanya memproduksi pisau cukur dan cream untuk mencukur. Namun, target market Gillette memiliki cakupan yang luas. Selain dapat digunakan untuk pria maupun wanita, Gillette memproduksi pisau cukur yang memiliki harga yang berbeda, sehingga dapat mencakup selurus segment market. Pisau cukur yang di produksi Gillette memiliki kualitas produk yang bermacam-macam. Ada yang berkualitas tinggi sehingga harga yang ditawarkan pun cenderung tinggi, ada yang berkualitas sedang, dan ada pula yang berkualitas rendah sehingga harga yang ditawarkan cenderung murah. Dengan perbedaan kualitas pada jenis produk yang sama, Gillette dapat dikatakan telah mengikuti product specialization focus dan dengan demikian, Gillette dapat mencakup banyak customer groups, yaitu customer dengan tingkat ekonomi rendah, sedang, maupun tinggi.
Dengan product specialization focus, keuntungan yang diperoleh Gillette adalah perusahaan tersebut dapat tetap fokus kepada reputasi perusahaan pada pengembangan produknya. Dengan demikian, karena Gillette sudah sangat terkenal di bidang pisau cukur dan hampir semua orang telah mengetahui Gillette, perusahaan hanya perlu tetap menjaga reputasi perusahaan atas produksi pisau cukur tersebut. Keuntungan lainnya yaitu perusahaan tidak perlu mengeluarkan banyak anggaran untuk melakukan research and development produk, karena hanya sedikit jenis produk yang diproduksi. Disamping itu, keuntungan lainnya adalah perusahaan dapat fokus terhadap marketing yang ada, karena hanya sedikit lini produk yang dikeluarkan.
Namun, dengan menganut product specialization focus, terdapat pula kerugian bagi perusahaan. Kerugian-kerugian tersebut adalah: 1. Resiko tinggi: Spesialisasi produk memiliki resiko yang sangat tinggi jika terjadi penurunan permintaan pasar secara tiba-tiba. Perusahaan yang menganut spesalisasi produk dapat mengalami kerugian yang besar karena tidak memiliki produk lain. Contohnya adalah jika secara tiba-tiba muncul perusahaan baru (entrants) yang menjual pisau cukur dengan harga yang jauh lebih murah dan kualitas yang sama di pasar. Maka secara otomatis hal ini akan membuat konsumen berpaling kepada perusahaan baru tersebut dan mengancam Gillette (incumbents), karena Gillette akan kehilangan permintaan dimana produk tersebut merupakan “makanan” satu-satunya Gillette. 2. Kehilangan opportunity: Perusahaan yang memiliki sedikit lini produk otomatis akan kehilangan opportunity akan penjualan produk lainnya. Di satu sisi, jika mereka memproduksi jenis produk lain, mungkin hal tersebut akan meningkatkan profit perusahaan karena perusahaan telah memiliki nama dan reputasi yang baik dimata konsumen (umbrella branding). Jika dikaitkan dengan Gillette, jika perusahaan tersebut memproduksi peralatan mandi bagi kaum pria, mungkin profit yang didapatkan perusahaan akan meningkat, karena banyak kaum pria yang telah mengenal dan familiar dengan brand Gillette, serta sudah percaya akan kualitas Gillette, sehingga akan dengan mudah menarik perhatian mereka untuk membeli produk tersebut.
Geographic Specialization Focus
Teori ini berbicara mengenai perusahaan yang menawarkan dan menjual variasi produk kepada konsumennya pada ruang lingkup geografi tertentu (hanya 1 daerah saja). Pada beberapa kondisi bisnis tertentu, tingkat demand yang tinggi membuat pasar dipenuhi oleh banyak pemain, sehingga meningkatkan jumlah kompetitor dan tingkat persaingan yang semakin sengit. Oleh karena itu, untuk menghindari kondisi tersebut perusahaan sebaiknya fokus untuk bermain di segmen pasar dengan tingkat demand yang rendah, dengan begitu keuntungan yang didapatpun akan bertambah. Qatar Ag adalah sebuah perusahaan global yang bergerak dalam bidang investasi dan proyek-proyek di daerah Qatar. Sebagai pemain kunci yang muncul dalam industri otomotif global, perusahaan ini fokus kepada pencapaian proyek global yang memanfaatkan kekuatan industri dan keuangan Qatar, seperti komponen aluminium, bahan baterai Lithium-ion, bahan canggih ringan, dan perakitan otomotif khusus. Qatar Ag terbuka untuk investasi di seluruh dunia, dengan maksud untuk membangun Qatar menjadi fasilitas jaringan global. Dengan mengedepankan pembangunan negara yang merupakan konsumen dalam ruang lingkup sempit, serta melakukan penjualan dengan beberapa variasi produk, maka Qatar Ag dapat dikatakan menjalankan bisnis berlandaskan geographic specialization focus. Dengan hanya melakukan penjualan di negara sendiri seperti ini, maka Qatar Ag berkemungkinan memperoleh permintaan tinggi dikarenakan konsumen telah mengetahui kualitas produk dari perusahaan yang hanya fokus pada satu daerah yang telah dikenal baik. Kondisi bisnis dengan jumlah kompetitor yang tidak begitu banyak ini, membuat perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumennya dengan keuntungan yang bisa didapat meskipun tidak sebanyak perusahaan lain pada umumnya. Variasi produk yang ditawarkan oleh Qatar Ag dapat digunakan untuk kepentingan industri di negara Qatar, seperti bahan canggih ringan yang dapat digunakan dalam pembuatan gadget lokal atau perakitan otomatif khusus yang dapat dilakukan dalam menciptakan kendaraan dengan brand lokal. Dengan perbedaan variasi barang, Qatar Ag dapat membangun negara sesuai dengan visi yang diinginkannya. Karena pada dasarnya, visi perusaahaan Qatar Ag adalah membangun sebuah klaster industri otomotif pada tahun 2020 yang berbasis pengetahuan, sekaligus menciptakan lapangan kerja terampil di daerah Qatar.

Similar Documents

Free Essay

Strategic Interaction in Sports - Tv Timeouts Justified by Economic Principles

...In general, strategic interaction describes the way in which two parties trade. In sports, these trades are known as sponsoring. For instance, people are confronted with sponsoring in sports seeing logos of companies on t-shirts of a club, by TV ads which are shown in breaks of sporting events or by products we buy in our neighborhood drug store that are “officially” supporting the players of a professional soccer league. In the United States of America these phenomena of strategic interaction between companies and leagues, clubs or only team members are represented even stronger than in Europe. One main difference is the absence of TV timeouts in Europe. The main goal of this paper is to show how economic principles justify the introduction of these TV timeouts. First, it will describe the changes that have taken place concerning the advertising time outs in order to connect it to the underlying economic principles afterwards. Finally, it concludes with a summary of my findings. TV timeouts are basically artificial breaks of the gameplay to show the television viewer commercials during a sporting event in order to reach an audience as large as possible. In return, the league and the clubs receive a certain amount of money from the particular companies that desire to use the setting of the sporting event to show their commercials. As a consequence, some people might hold the view that artificially stopping the game to show commercials is not only boring for the audience in...

Words: 800 - Pages: 4

Premium Essay

Exploring the Chalenges of Strategic Management Accounting in the Post Global Economic Crisis Era

...EXPLORING THE CHALLENGES OF STRATEGIC MANAGEMENT ACCOUNTING IN POST GLOBAL ECONOMIC CRISIS ERA IN NIGERIA: IMPLICATIONS FOR THE NIGERIAN PROFESSIONAL BY BENNETT B. BENNETT UNIZIK/ACC/Ph.D./2011387014F DEPARTMENT OF ACCOUNTANCY, FACULTY OF MANAGEMENT SCIENCES, NNAMDI AZIKIWE UNIVERSITY, AWKA SEPTEMBER, 2012 TABLE OF CONTENTS Certification Approval Declaration Acknowledgement List of Tables Abstract CHAPTER ONE INTRODUCTION 1.0 Background to Study 1.1 Statement of Research Problem 1.2 Objective of Study 1.3 Research Question 1.4 Research Hypothesis 1.5 Significance of the Study 1.6 Scope and Delimitation of Study 1.7 Limitations CHAPTER TWO LITERATURE REVIEW 2.1 Historical Background 2.2 Conceptual Frame work 2.3 theoretical Frame work 2.4 Review of Current Literature CHAPTER THREE METHODOLOGY 3.1 Design of the Study 3.2 Data Collection 3.3 Method of Data Analysis CHAPTER FOUR DATA PRESENTATION, ANALYSIS AND INTERPRETATION 5.1 Summary 5.2 Conclusion 5.3 Recommendations 5.4 Suggestions for Further Studies Bibliography Appendix CERTIFICATION This is to certify that this research work was carried out by Bennett, B. Bennett of the Department of Accountancy Nnamdi Azikiwe University, Awka. _______________________ Prof. B.C. Osisioma Date. APROVAL This paper titled “Exploring the Challenges of Strategic Management Accounting in Post Global Economic Crisis Era: Implications...

Words: 3081 - Pages: 13

Premium Essay

Scramble

...How far do you agree with the view that strategic factors were the main reason in expanding the British Empire? It could be rightfully said that strategic factors where one of the main reasons for the expansion of the British Empire. However it could as well be argued that Britain had other motives for expanding their empire, such as for their own economic gain or because of their belief of self-superiority. It could be argued that strategic factors were a reason in expanding the British Empire. Prior to 1869 there was no expansionist intent however in 1869 when the French had built the Suez Canal, the canal attracted Britain as it represented a vital trade route to India and was of extreme importance strategically. was a country of economic interest and they had to control the canal as a means of protecting India and all of its economic advantages Britain This gave Egypt economic importance and the government devolved into British hands Furthermore it following the nationalist riots led by colonel Arabi, Egyptian nationalism began to emerge. Egypt was part of the Turkish Empire and Egyptians began to want freedom from the Turkish. Britain feared if they were to free themselves from Turkish rule they would form alliances with other European countries, minimising Britain’s influence. Although this could be said that this was a political reason why they expanded into North Africa Additionally strategic factors were Britain’s main reason for expansion in the south Following...

Words: 1117 - Pages: 5

Premium Essay

Dynamic Capabilities of Firms

...[pic] Ecole Superieures Libre des Sciences Commerciales Appliquees Doctorate of Business Administration Human Capital Management Paper on Dynamic Capabilities of Firms Presented to: Dr. Sherif Delawar By Mohamed Antably March 2012 Cairo, Egypt. Abstract: From one hand the dynamic capabilities of firms are the sources and methods of wealth creation and capture by private enterprise firms operating in environments of rapid technological change. Other hand, Human capital ultimate objectives are linking HR practices and knowledge with goals of the firm to achieve and develop Competitive advantages. Accordingly, linking both statements would generate that HC is not only working to achieve the organizations objectives and but also to formalize, maintain and develop the firm dynamic capabilities. HC should also work on sharing and collecting success stories, lessons learnt and implicit individuals' knowledge into institutional explicit knowledge. The competitive advantage of firms is seen as resting on distinctive processes (ways of coordinating and combining which is more difficult among horizontal levels but easy in the vertical levels applying the chain of command), shaped by the firm's asset positions (such as the firm's portfolio of difficult-to-trade knowledge assets and complementary assets), and the evolution path(s) it has adopted or inherited. The importance of path dependencies is ampled...

Words: 4356 - Pages: 18

Premium Essay

Strategy Exam Preparation

...a competitive price or acceptable value at a lower price. What is strategy? Strategy describes the goal – directed actions a firm intends to take in its quest to gain and sustain competitive advantage. Strategy is about creating superior value, while containing the cost to create it. Strategy is not a zero-sum game. It is not always the case that one party wins while all others lose. Win- win scenarios: when competitors cooperate, occasionally, with one another to achieve strategic objectives, we call this co-opetition. Strategic positioning is staking out a unique position in an industry that allows the firm to provide value to customers, while controlling costs. Strategy as a Theory of How to Compete. It provides managers with a roadmap to navigate the competitive territory. A firm´s strategy can be seen as its managers’ theory about how to gain and sustain competitive advantage. (A theory answers the questions, what causes what and why?) These theories have to reflect reality. The strategic management process, therefore, is a never-ending cycle of analysis, formulation, implementation and feedback. * It is the managers´ theories about how to gain and sustain competitive advantage. * It is...

Words: 3427 - Pages: 14

Premium Essay

5 Assigment

...detailed analysis will provide both depth and breadth vis-à-vis my research topic utilizing various research techniques and approaches. My research problem focuses on how implementing a differentiation and cost leadership strategy in parallel will facilitate mortgage companies to design a competitive advantage making industry conditions irrelevant within San Bernardino County. My research topic is designed to uncover the current strategies real estate companies are using to remain profitable and increase market share within San Bernardino County. This research problem will indentify generic strategies and uncover how focusing on both differentiation and cost leadership can create new market space or a blue ocean, thereby making rivals and economic conditions within the industry immaterial. Research Topic and Research Problem I chose this as my research problem because of the cyclical behavior surrounding the mortgage industry. The mortgage industry constantly goes...

Words: 2149 - Pages: 9

Premium Essay

Financia Planning

...Running Head: STRATEGIC & FINANCIAL PLANNING OF FROEDERT HOSPITAL Strategic & Financial Planning of Froedert Hospital [Name of the writer] [Name of the institution] [Page Break]Strategic & Financial Planning of Froedert Hospital Thesis Statement The purpose of this assignment is to analyze the financial & business administration of Froedert Hospital to develop a draft action plan to improve the business of the organization. (Suzanne, 1993) Introduction Produce regular performance & financial plans is an essential component of planning & analytical work of the companies. Operational planning can reduce irrational use of funds of the company by the timely planning of business operations, inventory, financial flows & monitoring their actual implementation. Operational planning is still a weak point of business management of the U.S. health care organizations. About the Organization Froedtert Hospital is a 500-bed academic medical center containing workforce being provided by the staff of The Medical College of Wisconsin. The hospital has been honored with the prestigious Magnet title given by the U.S. Nurses. It works as an eastern Wisconsin recommendation center for higher remedial practice care consisting of thirty seven areas of expertise & subspecialties. (Suzanne, 1993) Objectives of Strategic & Financial Planning...

Words: 1621 - Pages: 7

Free Essay

Business

...Critically assess the theory and practice of Strategic Planning in Tourism. Introduction Tourism is simply defined as the travel for variety of purposes such as: leisure, recreational and business. It is the fastest growing industry worldwide. In other words, tourism refers to all sorts of trips done by residents of a country for non-migratory purposes both within the country and abroad thus, includes all journeys exceeding 24 hours for business, health, recreation, or study purposes. (WTO, 1986). Clearly the tourism definition has not yet stabilized. (Beaver 2005). Similarly, Tourism is a lucrative economic activity where international corporations and hospitality industry in the global travel is dominant. (Jaakson 1998). Franklin (2003) argues that tourism is no longer something that occurs away from everyday life rather tourism is everyday activity that has turned out to be one of the ways in which our life functions. Tourism helps in bringing both economic and non-economic benefits and costs to the host destination. Tourism is considered as the fabric to most of the industries including transportation, the food industry, clothing and retail, sports, health care, etc. Unlike other industry, tourism plays a significant role in variety of industries with multi-functioning abilities; particularly in media sector- travel section of Newspaper contains various advertisements on tourism. Thus, media is considered to be very effective way of marketing tourism so as to gain benefits...

Words: 2697 - Pages: 11

Premium Essay

Audthe

...PEST Analysis The analysis of the external macro environments that affects all firms is vital in strategic management process. P.E.S.T. is a short form for the Political, Economic, Social, and Technological features of the external macro-environment. The external factors usually are not in the firm’s control and at times are presented as threats. But the changes in the external environment also form new opportunities. Numerous of the macro-environmental factors are country specific to the areas and a PEST analysis will be carried out for all countries of attention. Some of the factors that might be considered in a PEST analysis include: - • Political Factors. The factors, which assist the organization to develop a strategic corporate strategy, include, Political constancy in the country, threat of military incursion, legal structure for agreement implementation, detailed business rules & tariffs and preferential trade associates. Anti reliance regulations, Pricing system taxation, wage structures, working hour’s instructions, obligatory employee benefits and Industrial safety regulations are also considered when analysis of the organization is made. • Economic Factors The analysis of the economic features of the country where the operations are being made is very essential. The economics factors required to be analyzed include, form of economic system in countries of operation, government interference in the market, proportional advantages of host country, exchange rates &...

Words: 835 - Pages: 4

Premium Essay

Iba4010

...NAMES :KIBE MAUREEN I.D NO: 632107 COURSE:IBA 4010 LECTURER:LUKA EPAINITO OBBANDA TASK : ASSIGNMENT 1 TITLE: TRADE BLOCS SEMESTER: FALL 2013 INTRODUCTION ECOWAS is an acronym to mean Economic Community of West African States whereas a trading bloc is a set of countries which engage in international trade together, and are usually related through a free trade agreement or other association.ECOWAS was established in May, 1975 as a regional institutional framework for the coordination and promotion of economic cooperation and sustainable development in West Africa. The challenges of economic develpoment in an underdeveloped and highly unstable environment such as west africa appear enormous and so leave one to ponder on the possibilty of success or otherwise in realizing such an idea. ESTABLISHMENT OF ECOWAS ECOWAS was established in 1975 to coordinate and promote trade,cooperation and sustainable development throughout West Africa.The signing of the ECOWAS treaty of Lagos was indeed a kind of radical response to the plague of poverty and underdevelopment bedeviling West Africa, and as a result, practically provided the much desired framework for the realization of rapid and sustainable socio-political and economic development throughout the sub-region, and has till date the following member states: Republic of Benin,Burkina Faso,Cape Verde,Cote d’Ivoire, Gambia,Ghana,Guinea,Guinea Bissau,Liberia,Mali,Niger,Nigeria,Senegal,Sierra Leone and the Republic of...

Words: 1149 - Pages: 5

Premium Essay

The Latest and Newest Thing

...|Equivalent courses offered at Aalto University, School Of Economics. | | | | | |Courses offered are subject to changes. | | |Updated information on the courses will be sent to successful candidates by Aalto | | |University, School Of Economics. | | | | | |*The same course can be transferred only as 1 course. | |First Level Modules | | |ACC1006 Accounting Information Systems |International Technology Venturing | |BSP1005 Managerial Economics |TU91.2010 Managerial Economics ...

Words: 33073 - Pages: 133

Premium Essay

Maritime Power of Chaina

...Philosophy August 2009 School of Social and Political Sciences Faculty of Arts The University of Melbourne Produced on archival quality paper ABSTRACT This thesis aims to examine how and why a continental-oriented China has shifted its maritime strategic orientation and naval force structure from its coast toward the far seas in an era of interdependent international system. Generally, China is an ancient continental land power with an incomplete oceanic awareness. With the transformation after the Cold War of China’s grand strategy from landward security to seaward security, maritime security interests have gradually become the most essential part of China’s strategic rationale. Undoubtedly, the quest for sea power and sea rights has become Beijing’s main maritime strategic issue. Given China’s escalating maritime politico-economic-military leverage in the Asia-Pacific region, its desire to become a leading sea power embodying global strategic thinking means that it must expand its maritime strategy by developing its navy and preparing for armed confrontation in terms of international relations realism. Conversely, Beijing’s maritime policy leads at the same time towards globalization, which involves multilateralism and strategic coexistence of a more pragmatic kind. This research analyses Chinese maritime strategy in the Asia-Pacific by asking: ‘Whither the Chinese maritime strategy in the ever changing Asia-Pacific security environment since the PRC was established in 1949...

Words: 115996 - Pages: 464

Premium Essay

HRD In The Knowledge Economy

...South Africa is considered a developing African country where economic development has been influenced by global economic trends and distortions in the economy that occurred under colonial and apartheid governments during the 20th century (Turok, 2008). Consequently, the South African economy was unprepared for its re-entry into the global economy after 1990, so today the country attempts to compete with other countries on the basis of an under-developed socio-economic infrastructure (Abbott, Goosen and & Coetzee, 2013). Traditionally, there are three economic sectors in a country i.e. agriculture; the primary sector, manufacturing; the secondary sector, and services; the tertiary sector. The knowledge economy is known at the quaternary...

Words: 973 - Pages: 4

Premium Essay

Critical Analysis

...Fahy, Smithee / Strategic Marketing and the Resource Based View of the Firm Strategic Marketing and the Resource Based View of the Firm John Fahy University of Limerick Alan Smithee Alloa Metropolitian University John Fahy is Professor of Marketing, Dept. of Management & Marketing, University of Limerick, Limerick, Ireland 353-61-213126 (office), 353-61-338171 (fax) John.Fahy@ul.ie. Alan Smithee is Senior Lecturer in Marketing, Alloa Metropolitian University, Alloa, Scotland. Please address all correspondence to the first author. EXECUTIVE SUMMARY The resource-based view of the firm (RBV) is one of the latest strategic management concepts to be enthusiastically embraced by marketing scholars. This paper argues that the RBV holds much promise as a framework for understanding strategic marketing issues but cautions that, before it is adopted, it needs to be fully understood. Consequently, the paper charts the development of the RBV from its origins in early economic models of imperfect competition, through the work of evolutionary economists to the contributions of strategy and marketing scholars over the past two decades. This broad literature base has given rise to a great deal of ambiguity, inconsistent use of nomenclature and several overlapping classification schema. The paper seeks to draw together common themes of firm heterogeneity, barriers to duplication, sustainable competitive advantage and Ricardian rents within an overall model of resource-based competitive...

Words: 12395 - Pages: 50

Premium Essay

Dissertation Skills

...6.2 Supplementary textbooks Asch, David and Bowman, Cliff (eds.) 1989: Readings in Strategic Management. Basingstoke: Macmillan / Open University. Barney, Jay and Hesterly, William S 2008: Strategic Management and Competitive Advantage: Concepts and Cases (2nd ed). Harlow: Pearson. Capon, Claire 2008: Understanding Strategic Management. Harlow: FT Prentice Hall. Coulter, Mary 2008: Strategic Management in Action (4th ed). Harlow: Pearson David, Fred 2007: Strategic Management: Concepts (11th ed). Harlow: Pearson. De Wit, Bob and Meyer, Ron 1994: Strategy – Process, Content, Context – An International Perspective. Minneapolis et al.: West Publishing. Heracleous, Loizos 2003: Strategy and Organization – Realizing Strategic Management. Cambridge: CUP. Hunger, David J and Wheelen, Thomas L 2007: Essentials of Strategic Management (4th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall. Johnson, Gerry; Scholes, Kevan and Whittington, Richard 2009: Fundamentals of Strategy. Harlow: FT Prentice Hall. Lynch, Richard 2009: Strategic Management (5th ed.). Harlow: FT Prentice Hall. Macmillan, Hugh and Tampoe, Mahen 2000: Strategic Management – Process, Content and Implementations. Oxford: OUP. Sutherland, Jonathan and Canwell, Diane 2004: Key Concepts in Strategic Management. Basingstoke: Palgrave Macmillan. Further Strategic Management books are available in section 658.4012 in the library. The library catalogue is available on-line at http://libcat2.gre.ac.uk/TalisPrism...

Words: 476 - Pages: 2