Free Essay

Enron

In:

Submitted By jq999
Words 2870
Pages 12
Universitas Indonesia

Analisis Kasus: Skandal Enron

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Etika Bisnis dan Tata Kelola

Oleh:
Jonathan Tjahjadi (1406513893)
Justinus Okky M. P. (1406513911)
Pandu Dewanto (1406514132)
Revana Aryani (1406514246)

Dosen: Dr. Lily Sudhartio

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS INDONESIA
APRIL 2015

“Saya sangat meragukan bahwa manajemen Enron mendatangi tempat kerja mereka di pagi hari dan dan berkata, ‘Marilah hari ini kita lihat tindakan ilegal apakah yang dapat kita lakukan untuk menghancurkan pemegang saham.’ Sesungguhnya, mereka menetapkan sasaran strategis yang terlalu tinggi bagi perusahaan mereka...yang selama beberapa waktu memang dapat dicapai. Dalam melakukan hal tersebut mereka membangun reputasi dan mendapatkan pengakuan dari para investor. Akan tetapi pada akhirnya, hal tersebut tak lagi mampu dilakukan. Secara perlahan-lahan mereka makin dekat dengan praktek interpretasi yang ekstrem terhadap pelaporan keuangan. Hal selanjutnya yang terjadi adalah mereka mengalami kejatuhan luar biasa.”
- Norman R. Augustine, mantan pimpinan Lockhead Martin Corporation, dalam penerimaan Ethics Resource Center’s Stanley C. Pace Leadership di Ethics Award tahun 2004 -

Daftar Isi 1. Ulasan Kebangkitan dan Kejatuhan Enron 1 2. Penyebab Kebangkrutan Enron 2 3. Prisonner’s Dilemma yang ditunjukkan dalam kasus Enron 4 4. Siapa yang secara moral bertanggung jawab atas kebangkrutan Enron? 5 5. Pembelajaran dari Skandal Enron 6 6. Catatan Tambahan 7 Referensi 9

1. Ulasan Kebangkitan dan Kejatuhan Enron Sepanjang 1990-an, Enron hampir secara mendunia dianggap sebagai salah satu perusahaan paling inovatif. Ia merepresentasikan sebuah praktek bisnis baru dalam industri energi yang tidak konvensional dan meninggalkan cara-cara lama. Inovasi yang dimiliki Enron pada masanya adalah berbagai jenis produk instrumen derivatif energi, dimulai dari yang paling sederhana berupa kontrak berjangka (futures) untuk energi hingga special purposes entity sebagai bagian dari langkah strategis Enron untuk selalu menjadi perusahaan terdepan dalam industrinya. Enron didirikan pada tahun 1985 sebagai salah satu perusahaan listrik, gas alam, komunikasi, bubur kertas, dan perusahaan kertas terkemuka di dunia. Sebelum mengalami kebangkrutan pada akhir tahun 2001, pendapatan tahunannya berkisar di angka $9 miliar pada tahun 1995 menjadi lebih dari $100 miliar pada tahun 2000. Pada akhir tahun 2001, terungkap bahwa pelaporan keuangan milik Enron ditopang oleh praktek akuntansi yang direncanakan secara kreatif, terstruktur, dan sistematis. Oleh karena itu, terjadi restatement laporan keuangan Enron untuk lima tahun sebelumnya dan ditemukan bahwa Enron mengalami kerugian sebesar $586 juta. Menurut Thomas (2002), hal ini menyebabkan penurunan harga saham Enron dari $90 per saham pada pertengahan 2000 menjadi kurang dari $1 per saham pada akhir 2001 sehingga pemegang saham kehilangan hampir $11 miliar. Oleh karena akumulasi kejatuhan keuangan tersebut, Enron mengalami kebangkrutan pada 2 Desember 2001. Inovasi yang dilakukan oleh Enron bersifat menyeluruh di sepanjang rantai pasok mereka. Bisnis mereka mencakup pipa gas alam, pemasaran, perdagangan allowance, hingga meliputi pertambangan dan perdagangan batu bara. Mereka menciptakan pasar spot nasional pertama untuk gas dengan adanya commodity swaps, kontrak berjangka, dan kontrak derivatif lainnya sebagai alat untuk memitigasi risiko dan volatilitas harga gas. Hasilnya adalah reputasi yang dibangun Enron dalam industrinya sebagai inovator dan penggerak perubahan dalam perdagangan energi maupun batu bara. Melalui strategi agresif yang dilakukan oleh Enron, investasi besar-besaran dalam perusahaan maupun industri menjadi hal yang tak terelakkan. Akumulasi aset secara signifikan yang sebagian besar didanai oleh utang, menyebabkan Enron untuk menjalankan suatu strategi keuangan yang melibatkan special purposes entity (SPE). Strategi ini menghasilkan rasio debt-to-equity perusahaan yang terjaga karena adanya kemitraan dengan perusahaan SPE. Sebagai hasilnya, di atas kertas, leverage Enron tidak akan tampak berlebihan meski mereka mendanai investasi besar-besaran melalui utang. Kombinasi antara kompleksitas bisnis yang makin meningkat, investasi yang tak kunjung henti, dan target pertumbuhan yang terus meningkat menyebabkan komplikasi keuangan. Komplikasi ini tak hanya menyerang pendanaan maupun penganggaran keuangan, tetapi hingga pencatatan keuangan. Akibatnya adalah pelaporan keuangan yang tidak diungkapkan secara cukup transparan dan mistatement besar-besaran. Kebangkrutan Enron menjadi pembelajaran penting dalam sejarah korporasi di Amerika Serikat dan tonggak penting kelahiran beberapa peraturan yang lebih ketat, termasuk di dalamnya Sarbanes Oxley Act pada tahun 2002. Peraturan ini menandai lahirnya praktek yang lebih ketat untuk pelaporan keuangan dan pengendalian internal.
2. Penyebab Kebangkrutan Enron
2.1 Faktor Kejujuran Menurut Kirk Hanson yang merupakan direktur eksekutif Markkula Center untuk Etika Terapan, kurangnya kejujuran oleh manajemen tentang kesehatan perusahaan menjadi salah satu penyebab utama kebangkrutan Enron. Para eksekutif senior mempercayai bahwa Enron harus menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukannya dan bahwa mereka harus melindungi reputasi dan kompensasi mereka sebagai eksekutif paling sukses di Amerika Serikat. Dari sudut pandang etika, beberapa kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manajemen Enron adalah itikad baik dan pengungkapan secara terbuka. Dalam hal ini, adalah suatu oxymoron ketika Chief Executive Officer (CEO) Enron mengatakan kepada karyawannya bahwa harga saham mungkin akan meningkat ketika di saat yang sama ia juga sedang menjual sahamnya.

2.2 Faktor Konflik Kepentingan Konflik kepentingan dan kurangnya pengawasan independen atas manajemen Enron turut pula berkontribusi atas runtuhnya perusahaan. Dalam hal ini, terdapat peran ganda yang dimainkan oleh Arthur Andersen. Sebagai salah satu auditor eksternal terkemuka, mereka tidak hanya menjadi audior keuangan Enron tetapi juga menjadi konsultan perusahaan. Hal ini didukung pula oleh fakta bahwa kebijakan kompensasi Enron menimbulkan fokus yang tidak jelas pada pertumbuhan laba dan harga saham. Sementara investigasi terus berlanjut, Enron telah berupaya untuk menyelamatkan bisnisnya dengan memisahkan berbagai asset dengan bantuan SPE dan auditor Andersen.

2.3 Enron dan reputasi Arthur Andersen Pengungkapan penyimpangan akuntansi di Enron pada kuartal ketiga tahun 2001 menyebabkan regulator dan media memusatkan perhatian luas pada auditor eksternal mereka, Arthur Andersen. Besarnya dugaan kesalahan akuntansi yang dikombinasikan dengan peran Andersen sebagai auditor Enron, memberikan dampak terhadap reputasi auditor sebagai salah satu kegagalan audit. Salah satu hal yang paling merusak reputasi Andersen adalah pengakuan mereka pada tanggal 10 Januari 2002 bahwa karyawan Andersen telah menghancurkan berbagai dokumen dan surat-surat yang berkaitan dengan perjanjian Enron. Untuk mengetahui dampak lebih jauh akan hal ini, terdapat studi yang melaporkan bahwa dalam 3 hari setelah pengungkapan tersebut, klien Andersen lainnya mengalami reaksi pasar -2.03%. Reaksi ini merupakan reaksi negatif, terutama jika dibandingkan kinerja perusahaan klien Big 4 lainnya. Secara keseluruhan, disimpulkan bahwa adanya penghancuran dokumen tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi kualitas audit Andersen, hingga menghasilkan efek negatif pada nilai pasar dari klien Andersen lainnya.

2.4 Faktor penipuan akuntansi
2.4.1 Praktek Mark to Market Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan untuk tunduk pada berbagai peraturan dan mekanisme pasar, pengawasan oleh regulator, pemerintah, dan pengawasan oleh badan-badan lainnya termasuk auditor, analis ekuitas, dan lembaga pemeringkat kredit. Pada bagian ini, ulasan mengenai mekanisme tata kelola eksternal yaitu peran auditor eksternal akan ditekankan. Dengan tingginya eksposur derivatif yang dimiliki oleh Enron, sesuai pencatatan akuntansi maka Enron diharuskan untuk melakukan pencatatan mark to market untuk transaksi derivatif tersebut. Metode yang umum digunakan untuk melakukan penilaian mark-to-market instrumen derivatif adalah dengan discounted cash flow. Karena terdapat beberapa asumsi penilaian yang digunakan dalam metode ini, perusahaan dapat menggunakan parameter tersendiri untuk melakukan penilaian mark to market. Lebih jauh lagi, semakin kompleks instrumen derivatif yang dimiliki perusahaan, metode penilaian akan menjadi semakin rumit dan tidak biasa, sehingga makin rentan terhadap risiko pemodelan yang kurang tepat. Dalam hal ini, agar Enron mampu memenuhi tuntutan investor untuk menciptakan situasi yang menguntungkan secara konsisten, metode penilaian mark to market dilakukan dengan peramalan arus kas masa depan dalam jumlah yang tinggi dengan tingkat diskonto yang rendah. Melalui metode tersebut, nilai kini instrumen derivatif Enron akan tercatat dalam jumlah yang menguntungkan dan menyebabkan pencatatan pendapatan yang tinggi. Hal tersebut akan menjadi masalah apabila peramalan arus kas masa depan terlalu optimis sehingga jika kontrak derivatif tersebut jatuh tempo, nilai terealisasi akan berbeda secara signifikan dengan nilai mark to market yang telah dilakukan sebelumnya.

2.4.2 SPE - Special Purpose Entity Peraturan akuntansi memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengecualikan SPE dari laporan keuangannya jika terdapat pihak independen memiliki kontrol SPE dan jika pihak independen ini memiliki setidaknya 3% saham dari SPE tersebut. Berawal dari celah dalam peraturan akuntansi tersebut, Enron menggunakan SPE sebagai cara untuk menyembunyikan utang perusahaan yang tinggi karena hal tersebut dapat menghambat kegiatan investasi dan memicu bank untuk menarik dananya. Melalui saham Enron sebagai jaminan, SPE, yang dipimpin oleh CFO Enron yaitu Fastow, meminjam dana dalam jumlah besar. Dana ini digunakan untuk penyeimbang bagi kontrak-kontrak Enron yang dinilai terlalu tinggi. Dengan demikian, SPE memungkinkan Enron untuk mengkonversi pinjaman dan aset yang didanai oleh utang menjadi pendapatan. Selain itu, pengambilalihan oleh SPE menyebabkan Enron mentransfer lebih banyak saham kepada SPE. Namun, utang tersebut dan aset yang dibeli oleh SPE tidak dilaporkan pada laporan keuangan Enron. Dalam hal ini, para investor tidak mengetahui bahwa pendapatan Enron yang terus meningkat lebih banyak disebabkan oleh adanya utang yang dimasukkan ke dalam skema SPE.
3. Prisonner’s Dilemma yang ditunjukkan dalam kasus Enron Pada saat runtuhnya perusahaan, Enron telah terlibat dalam serangkaian kegiatan bisnis termasuk produksi energi dan perdagangan komoditas yang berhubungan dengan energi beserta instrumen derivatifnya. Dengan demikian, banyak kegiatan yang seharusnya tunduk pada pengawasan Komisi Komoditas dan Perdagangan Berjangka (CFTC) atau Komisi Regulator Energi Federal (FERC). Misi utama CFTC adalah untuk memastikan bahwa pasar komoditas berjangka dan opsi beroperasi secara terbuka dan kompetitif, sementara FERC mengatur pengiriman antar negara dan pasar untuk produk-produk energi. Selain itu, terdapat pula pengawasan federal untuk perusahaan publik yaitu Securities and Exchange Commission (SEC). Kompleksitas bisnis dan peraturan di atas membutuhkan adanya dukungan dari pihak eksternal untuk membantu Enron tetap bertumbuh setiap tahunnya. Dalam sebuah “permainan” yang bertujuan pada win-win solution untuk seluruh pihak terlibat, masing-masing pihak berusaha untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri bahkan jika hasil terbaik dapat dicapai ketika bekerja sama satu dengan yang lain. Hal ini menjadi pemicu adanya penipuan akuntansi maupun benturan kepentingan antara Enron dan Arthur Andersen. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar keuntungan maksimal, sehingga perbuatan yang salah seperti penipuan akuntansi akan merugikan kepentingan pemegang saham. Arthur Andersen memainkan peran ganda yang berpotensi tinggi untuk saling tumpang tindih, yaitu sebagai auditor keuangan (fungsi pengawasan) maupun sebagai konsultan (fungsi pendukung manajemen). Secara konseptual, hal ini berarti bahwa Andersen melakukan audit berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaannya sendiri dalam peran Andersen sebagai konsultan Enron. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan yang sangat besar bahwa Enron dan Andersen melakukan hal-hal yang memaksimalkan kepentingan diri sendiri dan merugikan pemegang saham.
4. Siapa yang secara moral bertanggung jawab atas kebangkrutan Enron?
4.1 Dari Sudut Pandang Individu Sebagaimana tindakan perusahaan yang berawal dari pilihan dan tindakan individu manusia, maka penanggung jawab skandal Enron adalah orang-orang yang dipandang sebagai pembawa utama kewajiban dan tanggung jawab moral. Dalam hal ini, pimpinan dewan Kenneth Lay, CEO Jeffrey Skilling, dan CFO Andrew Fastow, menjadi pemain kunci skandal Enron. Mereka turut serta dalam pelanggaran etika profesi dan tindakan penyimpangan secara pidana. Akan tetapi selain itu, karyawan Enron pun sebenarnya turut serta dalam skema skandal Enron yang sistematis tersebut. Ketika pimpinan dewan Kenneth Lay dan CEO Jeffrey Skilling memerintahkan karyawan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang disadari secara penuh bahwa tindakan tersebut salah, karyawan tersebut juga bertanggung jawab secara moral untuk tindakan yang dilakukan.
Secara hukum, tanggung jawab dan konsekuensi tindakan-tindakan tersebut ditentukan oleh pengadilan. Akan tetapi terlepas dari hasil hukum, manajemen senior Enron mengalami kegagalan atas sebuah kebenaran dan pengungkapan. Hal ini yang menjadi tonggak masalah etika bisnis dalam skandal Enron. Pada tingkat tertentu, hampir menjadi bukan prioritas mengenai putusan pengadilan dalam skandal Enron. Skandal ini adalah pembelajaran menyakitkan mengenai praktek bisnis yang tidak menjunjung etika, yang merusak keseluruhan pihak berkepentingan Enron.

4.2 Dari Sudut Pandang Perusahaan Tindakan manajemen dikaitkan dengan perusahaan sepanjang manajemen bertindak dalam ranah otoritas mereka sendiri. Namun, dalam hal ini pemegang saham Enron tidak mengetahui adanya praktek penipuan yang dilakukan oleh manajemen Enron. Oleh karena itu, jika dewan pengawas dan pemegang saham lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pimpinan dewan, CEO, CFO, dan karyawan-karyawan yang terkait, bukan tidak mungkin bahwa Enron dapat menghindari skandal dan kebangkrutannya.

5. Pembelajaran dari Skandal Enron 1. Skandal ini mengisyaratkan bahwa harus terdapat budaya perusahaan yang sehat dalam sebuah perusahaan. Dalam kasus Enron, budaya perusahaan memainkan peran penting dalam proses kebangkrutannya. Para eksekutif senior percaya bahwa Enron harus menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan. Di lain pihak, dewan pengawas dan pemegang saham yang tidak terlibat dalam skema penipuan ini bersikap terlalu optimis tentang kondisi operasional Enron. Ketika terdapat kegagalan dan kerugian dalam kinerja perusahaan, langkah yang diambil bukanlah mencoba untuk melakukan sesuatu perbaikan, melainkan berusaha sedemikian rupa untuk menutupi kerugian dan melindungi reputasi mereka. Skandal ini mengisyaratkan pembenaran kata pepatah lama, jika sesuatu terlihat too good to be true, mungkin memang terdapat sesuatu yang salah dan tersembunyi di dalamnya. 2. Amerika Serikat menggunakan pedoman GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dalam bidang akuntansi dan laporan keuangan. Sampai sebelum pada kasus Enron ini terjadi, masyarakat ekonomi terutama di Amerika Serikat percaya pada keabsahan dari pedoman yang dituangkan dalam GAAP. Nyatanya, pelaporan akuntansi dan nilai saham yang dilaporkan Enron secara umum tidak melanggar aturan GAAP (lebih jauh mengenai ini disajikan di bagian Catatan Tambahan). Nyatanya, aturan GAAP tidak mampu mendeteksi penyelewengan yang terjadi di Enron sebelum semuanya terlambat. Sebuah sistem yang lebih ketat dam komprehensif diperlukan untuk mengawasi tindakan manajemen perusahaan sehingga didapatkan informasi yang akurat mengenai situasi operasional perusahaan. Dalam hal ini, sesungguhnya banyak perilaku tata kelola yang dapat dilakukan dewan pengawas untuk menghindarkan Enron dari kebangkrutan. Mereka seharusnya memperhatikan dengan lebih teliti mengenai kegiatan bisnis yang dilakukan manajemen dan cara mereka menghasilkan pendapatan. Selain itu, karena kejatuhan Enron juga memiliki pengaruh yang sangat buruk untuk seluruh perekonomian Amerika Serikat di masanya, tanggung jawab ini tidak hanya terletak di perusahaan. Pemerintah harus menetapkan peraturan yang lebih baik dalam hal tata kelola. Hal ini, telah direpresentasikan oleh Sarbanes Oxley Act tahun 2002, yang ditetapkan berdasarkan tingginya skandal dan kasus-kasus perusahaan besar yang disebabkan oleh lemahnya tata kelola perusahaan. 3. Meskipun mark to market adalah suatu praktek pencatatan akuntansi, tetapi dengan cerdiknya hal ini digunakan oleh Jeffrey Skilling dan Andrew Fastow untuk meningkatkan harga saham, menutup kerugian, dan menarik lebih banyak investasi. Strategi ini merupakan strategi jangka pendek semata, karena tidak mungkin untuk mendapatkannya dalam operasi jangka panjang yaitu ketika konrak-kontrak derivatif Enron mengalami jatuh tempo. Hal ini menjadi salah satu pion penting praktek bisnis yang tidak beretika dan bermoral yang dilakukan oleh Enron. Pengawas federal SEC seharusnya menjadi pihak yang mampu mengawasi praktek tersebut, tetapi kompleksitas bisnis dan pencatatan telah mengaburkan kemampuan SEC untuk dapat melakukan pengawasan secara efektif. 4. Etika bisnis merupakan fokus dan seharusnya tertanam di setiap kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis. Sebagai pengelola perusahaan, sejatinya manajemen memiliki tanggung jawab untuk melakukan kegiatan demi kepentingan pemegang saham. Dalam hal inilah manajemen Enron telah gagal untuk memberikan yang terbaik bagi para pemegang saham. Di lain pihak, terdapat pula andil auditor eksternal Enron yaitu Andersen yang melakukan praktek audit dengan tidak sempurna sehingga menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan.

6. Catatan Tambahan
Sebenarnya, sumber utama terjadinya penyelewengan Enron adalah adanya lebih dari 3000 “Special-Purpose Entities” (SPE) yang dibuat oleh Enron untuk menyembunyikan kewajiban (liability) dan risiko dari neraca perusahaan. SPE tersebut dibuat terstruktur sesuai dengan aturan GAAP dan tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan perusahaan. Kebanyakan SPE memiliki tujuan bisnis yang sah, yaitu untuk memungkinkan perusahaan mengalihkan risiko dari diri mereka sendiri kepada investor luar dalam batas kewajaran tentunya. Namun, Enron menerbitkan surat hutang/pinjaman dan mendanai proyek kerjasama mereka dengan modal (equity) dan perjanjian derivatif mereka sendiri. Akibatnya, ketika nilai saham Enron jatuh, perusahaan tetap diwajibkan untuk mendanai proyek kerjasama dengan sumber daya aktual mereka, yaitu additional stock. Berdasarkan aturan GAAP, kewajiban kontijensi seperti yang dihasilkan dari jaminan untuk SPE tidak perlu dicatat dalam laporan keuangan melainkan disajikan dalam catatan tambahan untuk laporan keuangan kecuali kerugian sangat mungkin terjadi dan bisa diestimasikan dengan wajar. Dalam kasus SPE Bank pada umumnya, bank memiliki ratusan pinjaman, jika seseorang gagal bayar, ada ratusan orang lain untuk menutupi kekurangan. Ini adalah arus kas yang lebih beragam dibandingkan dengan saham Enron. Sehingga dapat disimpulkan, Enron menjalankan praktek SPE dengan tidak wajar dan memanfaatkan kelemahan GAAP dalam hal ini.
Enron saat itu termasuk ke dalam perusahaan terbesar ketujuh di Amerika Serikat berdasarkan pendapatan penjualan, bukan nilai aset atau nilai laba. Enron melaporkan pendapatannya dengan menggunakan metode gross yang diperbolehkan juga dengan aturan GAAP. Melihat laporan kwartal 30 Juni 2001, Enron melaporkan pendapatan $50 miliar, beban penjualan (COGS) $48.1 miliar dan pendapatan bersih $400 juta, kurang dari 1% dari total pendapatan. Jika analis laporan keuangan tidak berhati-hati menganalisa data ini, laporan keuangan Enron bisa menjadi menyesatkan.
Dari kasus Enron ini, masyarakat ekonomi dunia, khususnya Amerika, menyadari bahwa GAAP sebagai panduan akuntansi dan pelaporan keuangan perlu diperbaiki. Kontrol terhadap penyelewengan yang mungkin terjadi harus diperketat dan penyelewengan harus dapat dideteksi sedini mungkin.

Referensi 1) Ghillyer, Andrew. 2014. Business Ethics Now, 4th Edition. Mc-Graw Hill Education. 2) Moncharz, Elisa S. Et. Al. 2006. The Rise and Collapse of Enron: Financial Innovation, Errors, and Lessons. 3) Rossi III, John D. 2002. How Enron Jumped the GAAP. [Online] Available: http://www.moravian.edu/news/magazine/spring02/enron1.htm 4) The Conference Board, Inc., 845 Third Avenue, New York, NY 10022-6679. [Online] Available:www.conference-board.org. 5) Thomas, Booth Cathey. 2002. Called to Account. [Online] Available: http://www.time.com/time/business/article/0,8599,263006,00.html (April 7, 2010) 6) Thomas, William C. April 2002. Journal of Accountancy: The Rise and Fall of Enron.

Similar Documents

Premium Essay

Enron

...Enron Corporation (former NYSE ticker symbol ENE) was an American energy company that was originally involved in transmitting and distributing electricity and natural gas throughout the United States. It was founded in 1985 in Omaha, NB. The company later relocated to downtown Houston, TX and was based in the Enron Complex. Enron transformed energy into a commodity that could be traded like stock and bonds. Before its bankruptcy in late 2001, Enron employed approximately 22,000 staff and was one of the world's leading electricity, natural gas, communications and pulp and paper companies, with claimed revenues of nearly $101 billion in 2000. Fortune named Enron "America's Most Innovative Company" for six consecutive years. The top executives at Enron were: Kenneth Lay: Founder, Chairman, and Chief Executive Officer Jeffrey Skilling: President, Chief Operating Officer, and CEO (February-August 2001) Andrew Fastow: Chief Financial Officer Prior to joining Enron, Skilling told Lay that he would not join the company and build his new division unless he could use mark-to market accounting. The concept of mark-to market accounting is essentially stating potential future values as profits. Much of what happened at Enron can be linked to this form of accounting. This radical notion of value came to define the way Enron presented itself to the world, justifying the millions in profits on a business before it had generated a penny in actual revenues. Skilling felt that...

Words: 1039 - Pages: 5

Premium Essay

Enron

...A new strategy Enron was the biggest seller of natural gas in North America in 1992, their EBIT was 122 million dollar. Enron used differentiation strategy which aimed to develop and operated with different assets such as pipelines, services, paper plants, water plants and electricity plants. Enron did not just make profit on its assets but also traded with contracts of the assets and service in order to reach higher profit. This is how Enron became a favourite among investors in the ‘90s and its stock price increased 311%. The growth did not stop until the year of 2000. Enron’s market value was above 60 billion dollars and its stock price was 83,13 dollars the 31 December of 2000. The Commodity Futures Modernization Act of 2000 helped them with their derivatives businesses. “One example was during the California electricity crisis (2000-2001) where they manipulated the California energy market and sent electricity prices surging by at least a factor of eight. During that time, the price of natural gas was trading as much as $60 per thousand cubic feet in California (which was previously selling for about $3 per thousand cubic feet). This kind of manipulation increased Enron's stock price and revenues. But this not so clever manipulation of Enron made itself a political target and accelerated the ruins of their finances.” Enron’s downfall Mark-to-market Accounting The use of mark-to-market accounting later struck back. The Enron’s aggressive accounting had corrupted...

Words: 1713 - Pages: 7

Premium Essay

Enron

...Running Head: ENRON CORPORATION Enron Corporation July 20, 2011 Based in Houston, Texas, Enron Corporation was an American energy, commodities and service company. Enron was formed in 1985 by Kenneth Lay after merging Houston Natural Gas and InterNorth. Enron employed approximately 22,000 employees and was one of the world’s leading electricity, natural gas communications, and pulp and paper companies before its demise in late 2001. For six consecutive years, Fortune named Enron "America's Most Innovative Company". At the end of 2001, it was discovered that Enron’s financial accounting reports had been falsified and the company had filed for bankruptcy. This substantial act was known as the "Enron scandal". The Enron scandal also lead to the creation of the Sarbanes-Oxley Act of 2002, a United States federal law enacted on July 30, 2002 to enforce firmer standards for management and accounting firms. Enron has since become a popular symbol of willful corporate fraud and corruption. Describe how Enron could have been structured differently to avoid such activities. Enron withheld essential financial and accounting information from the public and its shareholders. By law Enron was required to disclose their company financial dealings. Enron’s shareholders should have been informed about their financial and accounting transaction. Several shareholders were employees who had invested their life savings into this company. Instead of promoting within the...

Words: 1010 - Pages: 5

Premium Essay

Enron

...Enron Corporation was a company that provided services which related to energys, commodities and services based in Houston Texas. Enron employed approximately 22,000 staff. It was one of the world's leading electricity, natural gas, communications, pulp, and paper companies. Enron claimed revenues of nearly $101 billion in 2000 before it filed bankruptcy in late 2001. Enron was named "America's Most Innovative Company" for six years in a row by Fortune. In 2001, Enron was accused of accounting fraud which later was recognized as the "Enron Scandal" and forced to file bankruptcy. The scandal led attention to other corporation's practices and activities from this result. The creation of the Sarbanes-Oaxely Act of 2002 was influenced by the Enron scandal as well. Enron's roots go back to a company that was formed in 1932 known as the "Northern Natural Gas Company". The company was reorganized in 1979 as leading subsidiary of a holding company known as InterNorth Inc. The company was a leader in natural gas, transmissions, and marketing. It was also a provider of natural gas liquids as well as an innovator in the plastic industry. InterNorth owned "Peak Antifreeze" as well as developing "EVAL" resins for food packaging. The Enron Corporation led itself into scandel, fraud, lies, and illegal financial cover-ups that would later be known as one of the biggest corporation scandels in history. 1. Discuss how Enron could have been structured differently to avoid such activities...

Words: 650 - Pages: 3

Premium Essay

Enron

.... Burton Final Paper: The Enron Scandal MSA 602 Dr. Pendarvis 12-4-2011 Abstract Enron's collapse is generally viewed as a morality tale - the natural result of managerial greed, a clueless board, and feckless gatekeepers. But none of these aspects of the story clearly distinguishes Enron from other major firms during the bubble era of the late 90s. This material identifies certain economic facts from the many moving parts that was Enron, and organizes them along two main threads. The first describes Enron's major businesses, and the incentives and constraints under which the managers of those businesses operated. The second thread describes the basic financial engineering tools developed by Enron's finance department. These threads are then woven into the timeline of Enron's ultimate collapse. What emerges is a tale of how bad bets that resulted in good outcomes came to be viewed by top management and the board as bets worth repeating on an ever-larger scale. Early success in highly risky ventures were ramped up and duplicated, under perverse incentives, into a financial disaster. The firm then doubled down on that disaster with non-economic hedges developed by the finance group. The CFO, in a wholesale breach of his fiduciary responsibilities, including corruption of various gatekeepers, managed to cloak the poor quality of his hedges and his motivation in creating them. This duplicity prevented...

Words: 3025 - Pages: 13

Premium Essay

Enron

...------------------------------------------------- Advanced Strategic Management Enron By Anna Medvedeva The movie Enron which was based on the Enron Corporation in Houston, Texas is mainly about the company which followed institutionalized, systematic and creative planned accounting fraud for almost a decade. This resulted in Bankruptcy of the corporation in 2001 which was also is considered to be one of the biggest scandals in the US Market. The movie depicted was a little exaggerating when it comes to the economic dealings of the company in the market with its shares. The exploitation of Jeff skilling and Andrew Fastow who were well versed with burgeoning deregulated energy market, according to me are considered to be one of the important aspects of the fraud (as shown in the movie). Enron is now also considered to be the most willful corporate fraud in modern history. The few important points according to me that can be considered to be the reason of the company’s bankruptcy could have be avoided in order to save the company’s reputation, brand and value are: * The common business practices such as the limited liability special purpose entities which were established in number by Andrew Fastrow without the liability of these entities being shown in the annual accounting booklet could have been stopped. * As a foreign exchange program Enron involved in finding Energy Investors in India in 1992 due to the energy shortage problems. Enron enlisted a 20 year power purchase program with an...

Words: 607 - Pages: 3

Premium Essay

Enron

...In the repercussion of Enron‘s bankruptcy filing, numerous Enron executives were charged with criminal acts. Those charges were fraud, insider trading and money laundering. Enron was described as―House Of Cards‖ as it was built over a pool of gasoline. It all sort of became smoke and mirror. Louis Borget, former Enron's CEO was also exposed to be rerouting company’s money to offshore accounts. Once their schemes were discovered by the auditors, Kenneth Lay encourages them to "keep making us millions". However, the traders were fired once it was revealed that Enron's reserves were gambled awaywhich nearly destroyed the company. After these facts were brought to light, Ken Lay denies having any knowledge of wrongdoing. Needless to say, when required to testify before the U.S. Congress on the reasons for Enron‘s collapse, Ken Lay, Jeff Skilling and Andrew Fastow, sought refuge under the Fifth Amendment. Andrew Fastow, Jeffrey Skilling, and Kenneth Lay are among the most notable top-level executives implicated in the collapse of Enron‘s. Kenneth Lay, the former chairman of Enron was prosecuted on 11 criminal counts of making misleading statements and fraud. Jeff Skilling, former Chief Executive Officer (CEO) of Enron was charged on 35 counts that included conspiracy wire fraud, insider trading, securities fraud, and making false statements on financial reports. Andrew Fastow, former Enron’s Chief Financial Officer (CFO), faced 98 counts of money laundering, fraud, and conspiracy in...

Words: 833 - Pages: 4

Premium Essay

Enron

...Enron and Arthur Andersen Accounting Scandal The Enron accounting scandal resulted in a loss of reputation to Arthur Andersen which was a result of fraudulent financial statement reporting. Crimes discovered included irregular accounting procedures which could be turned in as fraud which involved Enron and Arthur Andersen as its accounting firm. They were found to have committed wire fraud, security fraud, making false statements to banks, creating several “independent” companies, called “Special-Purpose Entities” (SPEs) and using them as a way to hide many bad and devalued assets to fool investors into believing Enron was financially healthy so Enron executives could pocket millions from sales of inflated stock. They created a company called LJM1 which purchased the provider’s stock at inflated prices and took them off the books at Enron. Later, when the price of the stock fell, Enron did not have the loss on its books. LJM allowed Enron to move money-losing assets off its balance sheet. LJM was also involved in complex hedging that was supposed to reduce the volatility of some of Enron's investments, including stakes in high-tech and telecom businesses. Arthur Andersen, Enron’s accountants, were accused to have allowed LJM1 to be isolated from Enron’s books, and go unnoticed. In the end, LJM1 was stuck with stock from the internet provider, which they purchased from Enron at inflated prices, and now were worth much less. Andy Fastow was the Enron executive who...

Words: 1242 - Pages: 5

Premium Essay

Enron

...Enron Corporation Describe how Enron could have been structured differently to avoid such activities. Enron had a code of ethics policy in place but failed to implement it correctly (Bagley, C.E. & Savage, D.W., 2010). An enforced code of ethics policy, which includes required annual ethics training, is crucial in setting standards for employees in regards to their ethical behavior. It reminds all employees that they need to think about how they conduct themselves on the job. Here at NASA, we have a code of ethics policy and annual ethics training. NASA’s ethics training is a required course that all employees must take. Training informs all NASA employees of what is and is not acceptable behavior. Along with the enforcement of a code of ethics policy and training, Enron needed to be structured so that people could safely come forth if they witnessed any illegal or unethical actions. Of course, the Sarbanes-Oxley Act, which makes it easier for employees to come forth, did not pass until after the Enron scandal. Another way that Enron could have been structured differently was to have a better way to scrutinize the activities that went on at Enron. That is, structure the company so that daily activities could be closely monitored. A separate group could have been created to do some internal monitoring of the activities at Enron. The things I mentioned would have been helpful in developing a better culture at Enron and could have helped limit such activities. However...

Words: 1238 - Pages: 5

Premium Essay

Enron

...Professor Young March 5, 2011 Enron was an old line energy company, owning electric power production facilities and natural gas pipelines. It engaged in several acquisitions during the late 1980s and the 1990s that dramatically increased its size. Its acquisitions included power companies in the U.S. and abroad, as well as investments in various energy and technology companies. In the 1990s, Enron reorganized itself as an energy trading company, whose primary form of business was to trade in various energy vehicles, including contracts to provide electric power in the future at pre-determined prices and similar contracts to deliver natural gas, water rights, wind power systems, broad band transmission systems, insurance, and other products. 1. Describe how Enron could have been structured differently to avoid such action. Enron, like most public companies was required by law to describe its party transaction to shareholders and the members of the investing public in several different disclosure documents. Overall, Enron failed to disclose facts that were important for understanding the substance of the transaction. Although they did disclose that there were large transactions that the CFA had interest. Enron did not give the CFO’s actual or expected benefits from these transactions or provide complete financial statements. The organizational structure could have been different by not changing the original structure. When Enron decided to change its structure by...

Words: 1126 - Pages: 5

Free Essay

Enron

...1. ENRON Enron Corporation tuvo su origen durante la recesión en el año de 1985, cuando Kenneth Lay, CEO de la Houston Gas Company, se fusionó con Internorth Inc. La nueva compañía reportó en su primer año una pérdida de $14 millones de dólares, que consistía en $12.1 billones de dólares en activos, 15,000 empleados, la segunda en la nación con la mayor red de distribución y una imponente montaña de deudas. Enron fue una empresa típica de distribución de gas natural con todas las indumentarias tradicionales de un alto grado de apalancamiento, compitiendo en una “vieja economía” de energía regulada. Se tambaleaba en la quiebra en sus primeros años de operación, Enron tuvo que lidiar con un proceso de adquisición hostil. Su estrategia de “vieja economía” no motivaba al mercado de valores. Sin embargo en la década de 1990, sufrió un cambio drástico cuando Jeffrey Skilling remplazó a Richard Kinder como CEO. La empresa se dedicaba originalmente a la administración de gasoductos dentro de los Estados Unidos, aunque luego expandió sus operaciones como intermediario de los contratos de futuros y derivados del gas natural y al desarrollo, construcción y operación de gasoductos y plantas de energía, por todo el mundo, convirtiéndose rápidamente en una empresa de renombre internacional. En 1999, Enron fue nombrada por la revista Fortune como “La Empresa más innovadora de América” “No. 1 en Administración de Calidad” y “No. 2 en Empleados Talentosos” Crecimientos vertiginosos: 1990:...

Words: 2826 - Pages: 12

Premium Essay

Enron

...ENRON: The Idiocy and the Irony Introduction Red flags were blinding as Enron learned about possible corruption with Enron Oil Trading in Valhalla, New York. After the merger between HNG and InterNorth, the Valhalla office, originally established by InterNorth seemed all but forgotten until quarterly and annual reports were due. Supervisors Tom Harding and Steve Sulentic were rarely on-site, preferring the comfort of offices in Houston. Louis Borget who established and operated the trading business was an autocratic manager, receiving excessive incentive payment for profitable performance. Between 1984 - 1986, Valhalla continued to report profits in the emerging oil trading industry. A call to Enron in Houston by Apple Bank would shatter the false sense of security regarding Valhalla. An ensuing investigation by Arthur Andersen, an accounting firm employed by Enron, failed to produce concrete evidence of misappropriation within Valhalla. Questionable practices were identified, but Enron failed to react appropriately to this information. CEO Lay was able to persuade key executives within Enron and the board of directors to keep running Valhalla offices, with minor changes in personnel. Mick Seidl, unhappy with Lay’s influence over the board, called Mike Muckelroy to investigate Valhalla. Muckelroy’s investigation would become the tipping point regarding Valhalla. With a secret set of books discovered, fraudulent trading entities identified and $1 billion...

Words: 5014 - Pages: 21

Premium Essay

Enron

...The Enron and Corporate Governance Company Enron Corporation Industry Energy Founded Omaha, Nebraska, USA (1985) Founder Kenneth Lay Employees approx. 22,000 (2000) Fate Bankruptcy, 2001 Website enron.com To write about Enron I was inspired by documentary movie “Enron: The Smartest Guys in The Room”. It explains in details how negligence and ‘cheating’ in corporate governance can lead to disaster for whole nation. The case of Enron became classical example of the company where executives can manipulate whole industry using ‘creative accounting’ and corporate governance. Enron bankruptcy is the greatest knowing corporate failure in the US from the time when the crash of numerous savings and loan institutions in the 1980s. This scandal showed the necessity for important improvements in accounting and corporate governance in the country, along with a tight control at the moral values in the culture of business in whole and of enterprises in the country. Actually, one can find a lot of reasons why this collapse happened. And there is the problem of interest between the two roles played by Mr Andersen, as auditor but also as consultant to Enron; the lack of attention shown by members of the Enron board of directors to the off-books financial entities with which Enron did business; and the lack of truthfulness by management about the health of the company and its business operations. In some ways, the culture of Enron was the primary cause of the collapse...

Words: 1256 - Pages: 6

Premium Essay

Enron

...Enron Corp. Ivan Rodriguez Professor Daniel Smith Legal 100 April 30, 2011 2.      Discuss whether Enron’s officers acted within the scope of their authority.   3.      Describe the corporate culture at Enron.   4.      Discuss two alleged irregularities in the actions between sellers of securities and Enron.   5.      Discuss whether or not Enron was liable for the actions of its agents and employees.   The format of the report is to be as follows: o   Typed, double spaced, Times New Roman font (size 12), one inch margins on all sides, APA format. o   Type the question followed by your answer to the question. * In addition to the 3-4 pages required, a title page is to be included. The title page is to contain the title of the assignment, your name, the instructor’s name, the course title, and the date. Describe how Enron could have been structured differently to avoid such activities. Using computers, the Internet, and other resources, research the activities of the Enron Corporation (Enron), its officers, and its agents (auditors and sellers of securities). Using all the material presented thus far in the course, analyze the activities you researched. The Enron Corporation was an American energy company, which since its merger in 1985 with two other natural pipeline gas companies Houston Natural Gas and InterNorth failed to structure a corporation built around strong ethics and accordance with the law. It would be fair to predominantly commence by...

Words: 698 - Pages: 3

Premium Essay

Enron

...Enron and World Finance A Case Study in Ethics Edited by Paul H. Dembinski, Carole Lager, Andrew Cornford and Jean-Michel Bonvin Enron and World Finance Also by Observatoire de la Finance From Bretton Woods to Basel Finance & the Common Good/Bien Commun, no. 21, Spring 2005 Ethics of Taxation and Banking Secrecy Finance & the Common Good/Bien Commun, no. 12, Autumn 2002 Will the Euro Shape Europe? Finance & the Common Good/Bien Commun, no. 9, Winter 2001–2 Dommen, E. (ed.) Debt Beyond Contract Finance & the Common Good/Bien Commun, Supplement no. 2, 2001 Bonvin, J.-M. Debt and the Jubilee: Pacing the Economy Finance & the Common Good/Bien Commun, Supplement no. 1, 1999 Dembinski, P. H. (leading contributor) Economic and Financial Globalization: What the Numbers Say United Nations, Geneva, 2003 Enron and World Finance A Case Study in Ethics Edited by Paul H. Dembinski Carole Lager Andrew Cornford and Jean-Michel Bonvin in association with the Observatoire de la Finance Selection, editorial matter and Chapters 1, 2 and 16 © Observatoire de la Finance Remaining chapters © contributors 2006 All rights reserved. No reproduction, copy or transmission of this publication may be made without written permission. No paragraph of this publication may be reproduced, copied or transmitted save with written permission or in accordance with the provisions of the Copyright, Designs and Patents Act 1988, or under the terms of any licence ...

Words: 118357 - Pages: 474