Free Essay

Hakekat Musik

In:

Submitted By EggyGraha
Words 1816
Pages 8
Hakekat Musik
Oleh: Saras Dewi

Pendahuluan
Setiap saat, kita selalu bersinggungan dengan musik. Baik bermain alat musik, menikmati nyanyian, hingga bersiul. Manusia tidak pernah luput dari musik. Meskipun setiap saat bersentuhan dengan musik, sulit untuk dijelaskan secara definitif apa yang dimaksud dengan musik? Secara informal kita memahami bahwa musik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan nada yang juga menyebabkan rasa menyenangkan bagi kita. Namun secara formal, sulit sekali memberikan definisi umum yang dapat disepakati oleh semua pengkaji musik, pakar estetika, hingga para filosof. Secara garis besar, musik dapat kita anggap sebagai kesatuan nada-nada yang terorganisir sehingga membentuk suara yang harmonis. Tetapi di sisi lain, tidak semua musik adalah nada-nada yang terorganisir dan patuh pada suatu pola bermusik. Sebagian besar yang kita klaim sebagai musik, terkadang datang dari alam, atau suara-suara yang muncul di sekitar kita. Inilah yang menyebabkan beberapa kontradiksi perihal apa yang dimaksud dengan musik?
Tanpa berlama-lama berkutat dalam perdebatan definisi musik. Kita beranjak membahas hal yang lebih filosofis tentang musik. Seperti yang telah dipaparkan, meskipun musik merupakan suatu kegiatan yang lazim dilakukan oleh siapapun, dibalik pengertian keseharian dari musik, sesungguhnya terdapat pengertian yang lebih mendalam, yakni hakekat dari musik itu sendiri. Mengapa musik penting bagi manusia? Apa makna musik bagi manusia? Demikian para filosof mengkontemplasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Selintas lalu, musik sepertinya hanya sebagian kecil dari hasil kebudayaan manusia, tetapi bila dipikirkan lebih seksama, sesungguhnya musik adalah hasil karya manusia yang tidak bisa dipisahkan dari substansi keberadaannya.
Semenjak 50.000 tahun yang lalu, manusia pra-sejarah telah mempraktikan musik melalui vokalisasi. Vokalisasi yang diinspirasikan bebunyian dari alam, dimana vokalisasi tersebut digunakan untuk berbagai fungsi, salah satunya adalah ritus pemujaan terhadap alam. Perkembangan musik, dari zaman pra-sejarah, zaman kuno, abad pertengahan, renaisans, klasik, hingga kontemporer, menunjukan betapa berperannya musik dalam kehidupan manusia. Musik tidak sekedar menjadi hiburan, tetapi medium religiusitasnya, ekspresi eksistensinya, dan yang terpenting, instrumen komunikasi antar subjek.
Musik dan Emosi
Disaat hati senang, kita selalu mencari representasi perasaan kita di dalam musik, begitu juga dikala sedih, kita menyanyikan lagu dengan harapan memahami emosi yang tengah kita lalui. Begitu juga kita disaat mendengarkan musik tertentu, yang dengan mudahnya dapat membuat kita terbawa emosi, baik perasaan bahagia, patriotis, marah, sedih, malu, hingga bangga. Pesan yang tersirat di dalam partitur, atau bait lagu dapat dengan mudahnya kita pahami. Inilah kekuatan dari musik. Bahwa musik adalah ekspresi jujur emosi seseorang.
Dalam film Immortal Beloved, dikisahkanlah kehidupan Ludwig Van Beethoven dan bagaimana emosi yang ia rasakan menjelma di dalam musiknya. Beethoven adalah salah satu musisi transisional, dari zaman musik klasik, menuju era Romantik. Ciri khas dari musik Beethoven adalah komposisi yang abstrak, tanpa terlalu mematuhi pola komposisi di masa klasik. Penekanan utamanya adalah simfoni yang berkisah tentang emosi mendalam yang dihadapi oleh seseorang. Karya-karya Beethoven yang seringkali mengeksplorasi paduan kord-kord yang tidak biasa, menunjukan bagaimana musik tidak harus menurut pada suatu peraturan. Musik adalah simbol kebebasan, tujuan terpentingnya adalah penyampaian emosi tersebut.
Dalam On Aesthetic, Schopenhauer menulis, “Music is the true universal language which is understood everywhere, so that it is ceaselessly spoken in all countries and throughout all the centuries with great zeal and earnestness”
Musik adalah bahasa universal. Beethoven meyakini bahwa musiknya bertutur dengan bahasa yang dapat dipahami oleh siapapun. Salah satu contoh ilustrasi yang ditunjukan di dalam film bagaimana musik menjadi ekspresi emosi Beethoven. Dalam dialognya dengan sahabatnya Schindler ia berkata “Music is a dreadful thing, what is it? I do not understand it. What is it do? It is the power of music, it is like hypnotism” Lalu sebagai demonstrasi musik sebagai bahasa untuk bercerita, ia menjelaskan tentang Kreutzer Sonata. Bagaimana ia berusaha menyampaikan emosi kekesalannya karena tertunda menemui kekasihnya, “This is the sound of his agitation”
Meskipun keakuratan historis film The Immortal Beloved masih diperdebatkan, hal ini tidak menghalangi penikmat film untuk menginterpretasikan kisah-kisah dibalik simfoni dan sonata dari Beethoven. Berkaitan dengan kekesalan Beethoven yang gagal menemui kekasihnya, ia menuliskan di dalam suratnya untuk The Immortal Beloved.
“6 July-My journey was a fearful one: I did not reach here until 4 o’clock yesterday morning. Lacking horses the postcoach chose another route, but what an awful one; at the stage before the last I was warned not to travel at night; I was made fearful of the forest, but that only made me the more eager – and I was wrong. The coach must needs break down on the wretched road, a bottomless mud road. Without such postilions as I had with me I should have remained stuck in the road.”
Dalam filsafat seni, musik mendapat perhatian istimewa, khususnya pada tiga filosof seperti Arthur Schopenhauer, Friedrich Nietzsche dan Gabriel Marcell. Schopenhauer misalnya, dalam hirarki seni, ia menempatkan musik di kedudukan tertinggi, baginya music merupakan seni yang murni, “Yet music speaks not of things but of pure weal and woe, which are the only realities for the will: that is why it speaks so much to the heart.” Bagi Schopenhauer music bukanlah pesan yang harus dipahami secara rasional, ia menekankan bahwa musik merupakan pengalaman yang dirasakan secara intuitif, diresapi tanpa perlu kita cari penjelasan logisnya.
Musik sebagai Remedium
Musik seringkali mengekspresikan semangat zaman. Beethoven menggubah Ode To Joy untuk menggambarkan semangat persaudaraan dan pembaharuan dalam peradaban. Tetapi musik lebih kerap digunakan untuk mengekspresikan kesedihan dan kesengsaraan manusia. Beberapa karya Beethoven ditulis ketika sedang bergolak agresi Napoleon Bonaparte, ia merasakan betapa menyakitkannya peperangan, dan bagaimana kejinya perang tersebut. Perasaan muak, marah, serta duka ini terpancar dalam karya-karya Beethoven. Musik dalam konteks ini berperan sebagai pelipur, mengkonsolasikan kepedihan, dan menjadi terapi untuk menerima kesengsaraan yang tengah mendera. Tidak hanya pada abad ke-19, komposer dan maestro menunjukan protesnya terhadap kekerasan dan kekejian melalui musik. Dalam setiap pergolakan politik dan budaya sepanjang sejarah, musik selalu menjadi bagian penting dalam proses perubahan. Misalnya lagu Imagine dari John Lennon, menjadi simbol penting penolakan terhadap perang serta kekerasan yang disebabkan oleh Negara. Musik Blues, menjadi musik perjuangan African-American untuk mengeliminir diskriminasi ras.
Dalam karyanya Music and Philosophy, Gabriel Marcell mengutip naskah La Dard, “Music is the very incarnation of that which, in each one of us, protest against this frightful mutilation” Pengertian ‘frightful mutilation’ yang dibahas oleh Marcell berkaitan dengan bagaimana kehidupan manusia penuh dengan kekejaman, dan bagaimana antar manusia dapat terjadi perselisihan yang berujung pada pembunuhan, bahkan genosida. Marcell merefleksikan, bahwa musik merupakan satu-satunya petanda kepekaan nurani manusia. Selama musik masih menjadi bahasa dan penawar yang dapat menjangkau kepekaan hati, maka sesungguhnya kemanusiaan masih dapat bertahan; “I will take as an example the Arietta theme of Beethoven’s sonata opus 111. I will not hesitate to say that this theme is mercy itself, beyond all the expression of compassion that could be uttered by the human voice. What one would need to show, beginning with music, is the kind of metamorphosis by which this compassion, reaching its own summit, is transformed into jubilation, a jubilation that nonetheless derives from a persistent suffering that is, as it were, its root in the physical world. Here the durch Leiden Freude, as in so many other places in Beethoven, becomes incarnate to the point of visibility.”
Begitu juga di dalam film Fiddler in the Roof keluarga Tevye yang menghadapi berbagai permasalahan, kemiskinan, perpisahan, hingga diskriminasi terhadap kaum yahudi, tidak menyurutkan keceriaan mereka melalui sang ‘Fiddler’. Musik yang diwakili sang pemain biola menunjukan bagaimana tegarnya keluarga tersebut menghadapi permasalahan yang mendera keluarga hingga ras mereka. Meskipun di akhir cerita mereka harus meninggalkan kampung halamannya Anatevka, Tevye masih optimis. The Fiddler adalah simbol optimisme itu, meskipun luluh lantak mereka menjalani hidup, selama musik dan tradisi di hati mereka, maka mereka sanggup melampaui segala cobaan, “Everyone of us is a fiddler on the roof, trying to scratch out a pleasant simple tune without breaking his neck.”
Musik dan Kebebasan
Dalam The Birth of Tragedy, Friedrich Nietzsche membedakan dua jenis seni, yaitu seni Dionysian dan seni Apollonian. Terpengaruh dengan pendahulunya Schopenhauer, Nietzsche juga menganggap bahwa musik merupakan bentuk seni yang membebaskan imajinasi manusia. Ia membedakan antara seni Dionysian yang terwujud dalam musik, dan seni Apollonian yang terwujud dalam seni pahat&ukir. Ia membedakan dua kondisi yakni kondisi mimpi dan intoksikasi. Mimpi menurut Nietzsche adalah analogi ‘plastic art’, dimana masih ada wujud-wujud benda yang sesungguhnya hanyalah ilusi semata. Antara subjek-objek dan antar subjek, masih dipisahkan dalam jarak ilusif. Berbeda dengan kondisi ‘Mabuk’ atau intoksikasi, manusia tidak lagi berjarak, ia telah melebur dalam suatu spirit, ia menyadari bahwa ia dengan seluruh isi alam ini sesungguhnya terhubung; “The chariot of Dionysius is covered with flowers and garlands; panthers and tigers walk under its yoke. Transform Beethoven’s ‘Hymn of Joy’ into a painting; let your imagination conceive the multitudes bowing in the dust, awestruck –then you will approach the Dionysian”
Musik menimbulkan efek kemabukan. Dimana jarak antar manusia telah musnah, kita tidak lagi tersekat-sekat, tidak lagi terkungkung dari pembedaan etnis, gender maupun ras. Musik memang transenden, ia melampaui segala perbedaan, dan menyampaikan persamaan rasa yang dialami oleh setiap orang. Nietzsche menggambarkan bagaimana efek musik yang menyebabkan seseorang berada dalam titik ekstase, dimana ia tidak lagi terikat, dan tidak lagi peduli dengan dunia yang menyengsarakannya, “In song and dance man expresses himself as a member of a higher community; he has forgotten how to walk and speak and is on the way toward flying into the air, dancing”
Beethoven berkata; “Music is the wine which inspires one to new generative processes, and I am Bacchus who presses out this glorious wine for mankind and makes them spiritually drunken.” Musik sungguh-sungguh membebaskan, dan ia sunggh sublim, bila kita menilik tiga karya besar Immanuel Kant, Critique of Pure Reason, Critique of Practical Reason, hingga Critique of Aesthetic Judgement. Ia menjelaskan dengan begitu terstruktur, bagaimana benturan antara akal dan intuisi, rasio dengan emosi, dapat didamaikan dengan sensibilitas tentang yang indah. Musik yang memungkinkan kita memahami dunia yang irasional, dunia yang paradox dan membingungkan.
Penutup
Setiap orang dapat beriman dalam musik, siapapun mereka, tanpa terkecuali. Tidak berlebihan bila generasi post modern menyerukan bahwa ‘music saves the soul’. Musik menjadi satu-satunya seni archaic yang menunjukan betapa istimewanya manusia. Betapa berharganya menjadi manusia, karena ia sadar akan keindahan, dan merawat keindahan tersebut sebagai fondasi keberadaannya.
Melalui pemaparan diatas, dapat dipahami berbagai aspek serta peran musik dalam hidup manusia. Bahwa musik tidak sekedar menjadi salah satu kemahiran atau kesenangan seseorang, musik menjadi penentu eksistensi seseorang, ketika ia memberontak, ia melawan dalam lagu dan nyanyian. Ketika ia ingin berkomunikasi, ia menyampaikan gagasan serta emosinya di dalam musik, dan ketika ia terpojok dalam kesengsaraan, musik telah menjadi penyelamat jiwanya. Sulit dibayangkan, bila kita harus hidup tanpa musik, betapa menjemukan dan menyiksanya bila hal itu terjadi!
Segala diskursus filsafat sesungguhnya sudah patah, dipatahkan oleh nada-nada dramatis, chromatic Beethoven. Maka tidak berlebihan bila ia mengatakan, “Music is a higher revelation than all wisdom and philosophy.” Dalam musik kita menemukan apa yang dielu-elukan Socrates. Musik itu indah, di dalamnya terendap kebenaran, dan melaluinya manusia terbebaskan.

Similar Documents

Free Essay

Individu, Kelompok, Dan Masyarakat

...Daftar Isi Pengantar........................................................................................................................2 Otak................................................................................................................................3 Perbedaan Individu.........................................................................................................7 Kelompok.....................................................................................................................19 Komunikasi..................................................................................................................22 Masyarakat...................................................................................................................25 Kebudayaan..................................................................................................................29 Kesimpulan...................................................................................................................37 Pengantar Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Tuhan memberikan otak dan hati nurani kepada manusia agar manusia dapat berpikir dan memutuskan sendiri apa yang baik dan tidak baik. Otak manusia memiliki cara kerja yang berbeda-beda sehingga menghasilkan individu dengan karakter dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Dengan segala keragaman dan perbedaannya, manusia yang pada hakikatnya adalah mahluk sosial membentuk kelompok...

Words: 7695 - Pages: 31

Free Essay

Yeeah

...MUSYAWARAh BESAR iv KELUARGA MAHASISWA INSITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Dari km its Oleh km its Untuk km its Villa nusantara tretes, 25-30 juni 2011 Pusdiklat hanudnas surabaya, 9-11 september 2011 Musyawarah Besar IV Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Penyusun : Tim Ad Hoc MUBES IV KM ITS (Juan Pandu, M Abdurrochman, M Solikhudin Z, Fanny Ristantono, M Nurman Febrian, Moch. Novian D, Rahmi Agustina, Abdi Sukmono, Firstian Rubyarto, Aulia Nur V, Helmy Yunan I, Rionda Bramanta K, Rizki Ade, Akhlis Fitanto, Mirba H. D. S., Ari Cipto) Editor : Adi Rano, Desy Gitapratama, Putra Tanujaya, A. Rifqi Rosyadi, Ken Widyaningtyas Hutomo Sampul Depan : Ken Widyaningtyas Hutomo Cetakan Pertama : Februari 2012 . . . Almamaterku, kan ku turut bimbinganmu jadi pejuang yang takkan kenal letih membangun negeri . . . MUSYAWARAH BESAR IV MAHASISWA ITS KATA PENGANTAR Akhirnya setelah penantian yang sangat panjang dan berlarut akhirnya terbit juga buku MUBES IV. Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk Badan Eksekutif Mahasiswa mulai dari jaman mas Detak, mas Nurcholis, mas Aris, dan mas Ersyad yang sudah menggagas dan memberikan „PR turunan‟ akan diadakannya MUBES IV ITS dan akhirnya berhasil terlaksana di periode BEM ITS yang digawangi oleh mas Dalu. Selain itu terima kasih juga untuk tim FKHM3 (Forum Kajian Hasil Mubes III) yang sudah mengkaji KDKM MUBES III sebelum-sebelumnya, Tim Pemandu LKMM TM...

Words: 17730 - Pages: 71

Free Essay

Green

...No. Nama Perguruan Tinggi AKADEMI AKUNTANSI PGRI JEMBER Nama Pengusul Sisda Rizqi Rindang Sari Program Kegiatan Judul Kegiatan 1 PKMK KUE TART CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat...

Words: 159309 - Pages: 638