Free Essay

History of Prophet Muhammad

In:

Submitted By anakantos
Words 5693
Pages 23
Sejarah Nabi Muhammad SAW Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhala yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud berhala yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
I. Kelahiran Sang Nabi Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabiul Awwal (12 Rabiul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api abadi di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Kaabah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Kaâbah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah,Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan meletakkannya ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi “gembala” domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan. Orang bertanya kepada Nabi, Apakah Anda juga pernah menjadi gembala? Beliau menjawab, Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai orang jujur (al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan. Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti Aliyah sebagai berikut:
Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa! Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ? Nabi menjawab,Apa maksud Anda? Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata, Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda? Nafsiah berujar Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian, “Keponakan saya Muhammad bin Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen".
Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, Tak ada orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda. Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar- ada yang mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Kaâbah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Dinding kaâbah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Kaâbah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali kaâbah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, Dalam pembangunan kembali Kaabah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini. Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding kaâbah telah dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata,Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu Shafa. (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!
Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia ilahiAl-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.
Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut sahabat karib-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata, disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu. III. Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Qurâan, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hiraâ Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qurâan sebagai berikut
Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad, pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafaat. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin. Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju rumah Khodijah. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibril. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam adalah Ali.
Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata, Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang berbuat jahat). Lalu beliau menambahkan, Tak ada manusia yang pernah membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?.
Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap, Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda. Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata, Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia".
Pemakluman khilafah (imamah) Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata, Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk merawatnya.
Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata, Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda. Nabi menjawab, Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka. Abu Jahal bangkit sambil berkata, Kami siap sepuluh kali untuk mendengarnya. Nabi menjawab, Kalian harus mengakui keesaan Tuhan. Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata, Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah saja
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan,
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata,Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ˜Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.
Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Muâith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qurâan, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qurâan Allah berfirman
Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain mengatakan, Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.
Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syiâib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syiâib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya, Ayah, kemana Ibu? Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robiul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qurâan merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali. Kepadanya Nabi berkata,Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Kini tiba fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh. Serentak Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,Apa yang terjadi ? Mereka menjawab,Kami mencari Muhammad. Di mana dia? Ali berkata, Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah. Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabiul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan Ali. Orang Quraisy mengetahui hijrahnya Ali dan rombongannya diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan Ali berkata Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang. Ketika Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa, Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki Ali membengkak, air mata Nabi menetes".
Penduduk Yastrib yang kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy dengan Iman yang membara. Pada perang Badar al-washi (Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, Ali mengingatkannya dalam kata-kata Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan Ali tidak pernah Absen, Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan Ali pada perang Khandaq (parit) disebut juga dengan Ahzab kepada Amar bin Abdiwad itu, Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina".
V. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan Umar ini.
Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi, Dimanakah Ali? Dikabarkan kepada beliau bahwa Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda, Panggil dia. Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi. Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata Ali seraya mendoakannya. Mata Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan Ali maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari Ali melalui jalur khusus, Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi. Seseorang bertanya kepadanya, Apakah Anda merasakan beratnya? Ali menjawab, Saya merasakannya sama berat dengan perisai saya. Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Kaâbah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Firaun-firaun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata .. Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!
Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang “orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Baiat.
Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ? Wahai orang-orang yang ikut baiat al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...!
Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini tidak bisa tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqaidah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu... Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Firaun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa penguasa itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Kaabah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,Tahukah kalian, bulan apa ini ?Mereka serentak menjawab,Bulan Haram! .....
...Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya.....
Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan “Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.[Petikan dari laman. fatimah.org]

Similar Documents

Premium Essay

Religion

...changed. It is God’s promise “We have revealed this Book and we will protect It”. (Quran 15:9) One example of Muslims belief not changing is they still dress the same way today as they used during the Prophets times. If you see pictures of Mary and Jesus, you will see that practicing Muslims still dress the way Mary and Jesus dressed. That’s because Muslims believe God’s laws never change. We are required to be modest that’s why Muslims still dress the same way. 
 Some religions were not complete, like Judaism or Christianity. Judaism isn’t complete because they knew that a prophet was supposed to come who was supposed to be like Moses. Christians believe that the chosen prophet who was supposed to come was Jesus. However Jesus was not like Moses. Jesus was not born a natural birth, nor did he die a natural birth and Christians believe that Jesus is the Son of God. He did not even live a long life to be an example for his people, to show people how to live. Muslims believe that Jesus is a prophet. They believe Muhammad was the chosen prophet who supposed to be like Moses and that Muhammad was the last prophet. Muhammad had many similarities to Moses; they both taught to believe in one God, they both married and had children, and both had to migrate to other lands. When Prophet Muhammad was young, many people including Christians, just by looking at him could tell that he was...

Words: 801 - Pages: 4

Premium Essay

Muhammad

...Muhammad: My Personal view of Muhammad it is probably biased by my faith as a Christian. After reading the three sources I came with a single image of Muhammad. As I began to read about the prophet Muhammad in the beginning, I could not help but agree with why his people called him the perfect person. According to Islam, Muhammad is the last prophet sent to mankind. He himself speaks of himself as the prophet of the whole mankind. According to him, this is one characteristic that differentiates him from all other prophets. Despite his power and respect that he earned among his people, he did not want to be known as such a person, but rather be treated as an equal to all of those around him. The prophet was only an instrument; he merely conveyed a message passed to him by the Angel Gabriel. Muhammad’s teachings became widespread, and focused now on practical instructions and rules for daily living, rather than on salvation and judgment. I believe, Muhammad took a brutal tribal system where most people had few rights and converted it into a democratic society where everyone was given an opportunity, from women and children to slaves, the poor, and even those of other faiths. However, as I read further about him and the rapid growth of his religion, something else came into being; a somewhat different opinion that I did not expect to have, emerged. He started becoming this person that wanted to spread his religion as much as possible, which is understandable for someone...

Words: 1042 - Pages: 5

Premium Essay

Islam

...Kayla Marshall 2012-09-REL-275-OL009: INTRODUCTION TO ISLAM Semester 1 Enrolled 2012 Islam as a religion started with the teachings of the Islamic prophet Muhammad. The word Islam stands for “submission” seen as the total surrender of self to God or Allah. A Muslim is the believer of Islam and means “one who submits to God”. Submission of God is established by following moral standards of everyday life. Muslims trust that God conveyed the Quran to Muhammad through the angel Gabriel and regarded the Quran as the fundamental source of Islam. Muslims do not see Muhammad as the founder of Islam but as the reestablishment of monotheistic faith of Jesus and other prophets. Muhammads revelations held great meaning, “The message Muhammad received in these revelation was a warning that only through devotion to the one and only God and through righteous observance of the revealed law could people attain salvation in their afterlife”, and the revelations accentuated the importance of the devotion to the one and only God. Believers are made to perceive the Five Pillars of Islam, Islamic law has made a custom of rulings that take part in all aspects of society. Muhammad greatest victories could be seen as the conquest of Mecca in 630 C.E. By “Muhammads death in 1632, his community had expanded- more by religious persuasion and political alliance than by force- to include all of western Arabia, and he had made fruitful contact with some groups in the northern Hijaz, Nejd, eastern Arabia...

Words: 1048 - Pages: 5

Premium Essay

Introducing Islam

...the Only God 7 The Prophet Muhammad (PBUH) 7 The Quran 9 Some Islamic Principles 10 A. Oneness of God 10 B. Oneness of mankind 10 C. Oneness of Messengers and the Message 10 D. Angels and the Day of Judgement 10 E. Innocence of Man at Birth 10 F. State and Religion 11 Practices of Islam 11 A. Creed (Shahada) 11 B. Prayers (Salat) 11 C. Fasting (Saum) 11 D. Purifying Tax (Zakat) 11 E. Pilgrimage (Haul) 12 Other Related Aspects 12 A. The Mosque 12 B. Holiday 12 The Islamic Way of Life 12 The Teachings of Islam 14 Introducing Islam Allah the One and the Only God Allah is the name of the One and Only God. Allah has ninety-nine beautiful names, such as: The Gracious, The Merciful, The Beneficent, The Creator, The All-Knowing, The All-Wise, The Lord of the Universe, The First, The Last, and others. He is the Creator of all human beings. He is the God for the Christians, the Jews, the Muslims, the Buddhists, the Hindus, the atheists, and others. Muslims worship God whose name is Allah. They put their trust in Him and they seek His help and His guidance. The Prophet Muhammad (PBUH) Muhammad (PBUH) was chosen by God to deliver His Message of Peace, namely Islam. He was born in 570 C.E. (Common Era) in Makkah, Arabia. He was entrusted with the Message of Islam when he was at the age of forty years. The revelation that he received is called the Qur'an, while the message is called Islam. Muhammad is the very last Prophet of God to mankind....

Words: 2638 - Pages: 11

Free Essay

Transcendental Religion

...ibn Ali was martyred. They pray with their hands open at their sides. They don’t use a prayer rug. Most of the Shia’s belong to the Twelver tradition, also known as the Ithna `Ashariya.("Who are the Shia? ~ Shia Sects ) This tradition seems to recognize a sequence of 12 imams. Imams are believed to have superhuman powers and were the descendants of Muhammad, and they were the sole interpreter of the Quran and Islamic faith. These descendants started with Ali and went to his sons and ended with Muhammad al-Mahdi. These imams can speak all languages, and they had knowledge of the future. Shia’s believe that Mahdi will return as the apocalyptic savor.(Halm 216) The Shia’s believe that the Imam is sinless by nature and that his authority is reliable since it comes directly from God. They think that Imams as saints so they perform pilgrimages to the Imams tombs and shrines in hopes of divine intercession. The Day of Judgment to the Shia's is believed to be when humans are resurrected, judged, and condemned or rewarded in Hell or Paradise.("Ultimate Reality and Divine Beings ") They believe that God has already sent a number of prophets and has already revealed this happening. They believe in a Satan-like character named...

Words: 1537 - Pages: 7

Premium Essay

Muhammad First Revelation

...Muhammad First Revelation While living in Mecca, Muhammad was disturbed by its people’s materialism and its traditional idolatry. Around the age of forty, during the month of Ramadan, Muhammad began to make long retreats to a cave in Hira Mountain just outside of Mecca. There, he fasted and meditated. On one of his retreats, Muhammad was visited by the Archangel Gabriel, who was sent to deliver the first revelation. Gabriel said to Muhammad “Iqraa,” meaning, “read or recite”. Muhammad replied “I cannot read,” which he really could not due to the fact that he did not receive any formal education. Gabriel repeated “Iqraa,” and Muhammed’s reply was the same. Then Gabriel asked him to repeat after him and said: "Recite in the name of your Lord who created! He created man from that which clings. Recite; and thy Lord is most Bountiful, He who has taught by the pen, taught man what he knew not" (Surah 96 of the Qur’an). Muhammad could not write as well, which is one of his miracles, to be able to memorize and recite the Qur’an without the abilities to read or write. Muhammad’s mission as a prophet was to spread the word of Islam and restore the worship of the One True God (Allah), the one and only creator and sustainer of the universe, as taught by Prophet Ibrahim and other prophets after him. Some of the first people to followed Muhammad’s message were his wife and daughters, his cousin Ali, his servant Zayd ibn Harithah, and his friend Abu Bakr. Muhammad kept his...

Words: 1103 - Pages: 5

Premium Essay

Islam

...Hz. Muhammad (pbuh) was born in Mecca in 571 years.His father is ABDULLAH , mother is AMINE. With the members of one of the tribes from Mecca. Mother and father died at a young age, he was raised by his grandfather and his uncle Abu Talib Abdulmuttalip. He tried to trade in his youth. 25 Years Hz. He married Hatice. Due to reliable won the title Sure, he was called El Emin. In the 27th night of Ramadan 610 Hz. Muhammad (saas) in the Hira cave has been named the first revelation by the angel Gabriel (so 40 years and was the first revelation came when the prophet). In the year 622, Islam becomes uninhabitable in Mecca, the pressures of the Meccans against Muslims, the Prophet of Medina. Muhammad (pbuh) Prophet reasons like to invite. Muhammad and his Companions emigrated from Mecca to Medina.EMIGRATION called this event in Islamic history. Hijrah, the Prophet. Omar was considered the beginning of time Hijri calendar. HZ. MUHAMMAD (s.a.v.) IN THE TRIPS Battle of Badr (624) Causes; Muslims further away from the desired strength to be removed, to follow the caravan to Mecca, Muslims, seek to prevent the Muslims of Mecca trade. Muslims won the battle. Results; Islam and Muslims gained strength, the Meccans seized a large amount of booty and prisoners. Battle of Badr, the first major war between Muslims and Meccans. Muslims they won the first battle against the Meccans. Battle of Uhud (625) Causes; Meccans, they want to avenge the Battle of Badr, Damascus...

Words: 487 - Pages: 2

Premium Essay

The Man or the Creator

...The Man or the Creator Keith Clay Michael S. Bickford February 2, 2014 The Man or the Creator Two great leaders Jesus and Mohammed are different from one another in many different ways. As I put the history of these two great leaders you will see just how different they were, but how they both strive to reach the same goal. When comparing their trace of lives the impact of their death towards their religion, and how they were worship, and how their message is carried out to the world would not only open your mind, but also change your lives for the greater good. History of Jesus Jesus Christ was born about 6 B. C. in Bethlehem, an obscure village in the Roman province of Palestine to his mother the Virgin Mary, December 25th was the day he was born and has traditionally been celebrated by Christians as the birthday of Jesus, and that the angel Gabriel proclaimed him as the “Son of the most High,” the “Savior of men”. Jesus worked as a carpenter in the Galilean town of Nazareth. Jesus began his ministry after he was baptized by John the Baptist, (The act of Baptizing is the outward expression by someone that they have inwardly begun a change in their lives. They are repenting from their sins so they can begin a new relationship with God), and age 30 he began his public ministry by teaching God’s Word and performing nature-defying miracles. Jesus’ words and miraculous deeds attracted huge crowds...

Words: 1515 - Pages: 7

Premium Essay

Islam the Begining

...A merchant son named Muhammad began to preach to his community. What began as a faith of a small community of believers in Arabia rapidly became one of the major world religions. There are many factors that contributed to the development and spread of Islam, most of which occurred during the lifetime of Prophet Mohammad. Some of the key elements as to why Islam was able to flourish include; the role of Prophet Muhammad, the Quran, and the Islamic military. Prophet Muhammad Islam can base its foundation and it’s beginning to one man Muhammad. Muhammad is the sole founder of Islam; he was born in a town known as Mecca in a Arabian city known as Saudi Arabia around 570 or 571 (pg. 180 Chambers). Muhammad father died before his birth and his mother when he was only six years old. Muhammad was raised by his uncle and worked as a camel driver in caravans. (pg 180 Chambers). Muhammad was an illiterate man who had no information on Jewish and Christian scriptures. Muhammad at age twenty-five married and had four daughters. Muhammad had two significant roles in Islam his preaching and Hijra. Around the time 610 Muhammad heard the voice of an angle Gabriel telling him to reflect the word of God. Muhammad began to preach publicly but was initially only able to get a small group of people to follow him in his beliefs. Most people feared him because of his paganism threated the center of Mecca. (pg 180 Chambers). After being run out of Mecca Muhammad took his Ideas to a town...

Words: 5089 - Pages: 21

Premium Essay

Prophet

...Muḥammad (Arabic: محمد‎; c. 570 – 8 June 632[1]), full name Abū al-Qāsim Muḥammad ibn ʿAbd Allāh ibn ʿAbd al-Muṭṭalib ibn Hāshim(ابو القاسم محمد ابن عبد الله ابن عبد المطلب ابن هاشم), was a man from Meccawho unified Arabia into a single religious polity under Islam. Believed byMuslims and Bahá'ís to be a messenger and prophet of God, Muhammad is almost universally considered by Muslims as the last prophet sent by God to mankind. While non-Muslims regard Muhammad as the founder of Islam, Muslims consider him to have restored the unalteredoriginal monotheistic faith of Adam, Noah, Abraham, Moses, Jesus, andother prophets. Muslims discuss Muhammad and other prophets of Islam with reverence, adding the phrase peace be upon him whenever their names are mentioned. Born in about 570 CE in the Arabian city of Mecca,Muhammad was orphaned at an early age; he was raised under the care of his paternal uncle Abu Talib. After his childhood Muhammad primarily worked as a merchant.Occasionally he would retreat to a cave in the mountains for several nights of seclusion and prayer; later, at age 40, he reported at this spot, that he was visited by Gabriel and received his first revelationfrom God. Three years after this event Muhammad started preachingthese revelations publicly, proclaiming that "God is One", that complete "surrender" (lit. islām) to Him is the only way (dīn)acceptable to God, and that he was a prophet and messenger of God, in the same vein asother Islamic prophets. Muhammad...

Words: 511 - Pages: 3

Premium Essay

Jesus and Muhammad

...Jesus and Muhammad Whitney Parrish HUM/130 1/18/2014 Auslyn Nieto Our world was evolved around religion. Religion is our base of life. All religions have their origins, and its most important models or prophets or people that people believed to have a major role in the upcoming of their religion. Islam religion has a prophet, Muhammad, who they praise. Christianity religion has Jesus, the Son of God, who is also known as the Messiah. Jesus and Muhammad have their differences, but can be similar, considering they are traced back to the same person, Abraham. Both play major roles in their religions’ history that influence they way they live today. Starting with Islam religion, Muhammad was born around 570 CE. Islamic people believe Muhammad to be the last messenger of God. Muhammad was born into the Hashin clan of the Quraysh tribe. Fisher 2014) Muhammad grew up in poverty. His father died before he was born and his mother when he was six. He was known for his trustworthy character. As Muhammad got older, he spent most of his time in solitary retreat. “They provided opportunities for contemplation, away from the world.” (Fisher 2014) Muhammad was very spiritual. At age forty, Muhammad was visited during one of his retreats. According to Fisher, he was visited by Gabriel, an angel in human-like form, and told him to recite. Gabriel told him the words that became the first words of their holy scripture, Qur’an. He told his family what happened, who believed him. Later he...

Words: 1269 - Pages: 6

Premium Essay

Community Corrections Fnial Paer

...Jesus and Muhammad paper It has always been conflict and confusion between Muslim world and the Christianity In fact they are more alike than we think even though they were born at different times in different part of the world Jesus was born in Bethlehem over 2,000 years ago (Jesus central) Muhammad was born 570 CE (Albalagh) . Both these two men served similar purpose while they where on earth, Jesus pushed Christianity and Muhammad pushed Islam around the time when Judaism was strong, Jesus, Muhammad known to introduce, and strengthening both respective religion. (Associated content) In this paper I will explain the history of both men and compare what conclusion their lives and death had on both of their religions and how it influence their followers Jesus was born in Bethlehem in the fourth year before the Common Era (or BCE). Mary and Joseph was Jesus earthly parents, shepherds came to see Jesus the shepherds told, about the birth by God’s angels. They thought Jesus (God saves) their savior. (Associated content) When Jesus was young around twelve year old he when to Jerusalem with his earthly parents for Passover, he was lost in a crowd as soon as they have found him he was in a temple talking about the torah with the rabbis. His knowledge was not like an ordinary twelve year old child it was beyond that as they were leaving the temple he made an comment to his earthly parents Did you not know that I would be in my father’s house? Jesus made that...

Words: 1547 - Pages: 7

Free Essay

The History of Jesus

...The History of Jesus and Muhammad hum130 March 20, 2011 Michael Emmart The History of Jesus and Muhammad The angel said to them, "Do not be afraid. I bring you good news of great joy that will be for all the people. Today in the town of David a Savior has been born to you; he is Christ the Lord." --Luke 2:10-11 The religion Christianity was founded on the life and teachings Of Jesus Christ. Around or just before the Common Era, about 2000 years ago Jesus was born in a small town called Bethlehem. Jesus was born unto a devout Jewess by the name of Mary and a carpenter named Joseph. Jesus was conceived by a miracle of the Holy Spirit before Mary and Joseph had any sexual relationship. Jesus was born in Bethlehem because the Roman emperor stated that all families register for a census in their ancestral hometowns. Joseph and Mary made the long difficult trip to Bethlehem, only to find that all the inns were full, with no inns to stay at, Mary gave birth to Jesus in a stable among the animals. The Gospels do not talk a lot about Jesus’ early life, but some information can be traced back to some references elsewhere. Jesus was from a town called Nazareth, where he probably worked with his father and trained to be a carpenter. At the age of twelve Jesus wander away from his parents into Jerusalem to discuss religion in the temple; the rabbis were very impressed on the knowledge, understanding and answers when discussing the Torah. When his parents finally found him, Jesus...

Words: 2017 - Pages: 9

Premium Essay

Jesus and Mohamed Comparative

...Two very important religious men in history were Jesus Christ and the prophet Muhammed Al Amin. Both men have qualities and history to compare and contrast throughout their lives connected with their respective religions and followers. The lives of these two men took place at different times in history yet the impact they had in history is monumental. The comparisons between the two are few in relation to the men themselves but the similarities in their beliefs are closer than might appear.   Jesus' life is recalled in the New Testament. According to Gospels, his mother Mary was visited by an angel announcing that Mary will give birth to the Son of God. Jesus was born in 4 CE at Galilee. His mother Mary is said to have been "A virgin when she conceived him by the Holy Spirit; her husband was Joseph, a carpenter from Bethlehem" (Fisher, 2005, p. 288). Jesus was born to Mary and Joseph by immaculate conception and from a very young age Jesus claimed to have a very different relationship with God, whom he called his Father. Jesus, which means "God Saves" (Fisher, 2005, p.288) made mention of his relationship with God at a young age. He made a journey with his parents to Jerusalem for Passover when he was a young boy of twelve years old and discussed the Torah with the rabbi's there showing his above average capacity for knowledge as a youngster and when leaving, Jesus stated aloud "Did you not know that I must be in my Father's house?" (Fisher, 2005, p.289). This statement would...

Words: 1907 - Pages: 8

Premium Essay

History of Islam

...A. THE QUR'AN 1. First, a little background on the Qur'an. Last time you'll recall we discussed the emergence of the Qur'an and the belief that it is a divine revelation from Allah. According to Islamic tradition, in the year 610 A.D. Muhammad received his first revelation from the angel Gabriel during the ninth month of Ramadan, outside the city of Mecca. I mentioned how,over a period of time from 610 when he received his first revelation to his death in 632, Muhammad had a number of revelations which today compose the 114 chapters or Surahs known as the Qur'an. 2. Now the Qur'an, just to kind of orient you to the Qur'an, is organized in a way that may be somewhat familiar to you in that it is somewhat similar to what we find at least in the epistles of Paul in the New Testament. The chapters of the Qur'an are not arranged according to chronology, but according to size, just the way the Pauline epistles are arranged according to their length, from the largest, the longest - Romans, down to the shortest. In the same way, you have the Qur'an organized according to the longest Surahs to the shortest Surahs without any particular reference to the timeframe in which they're given. 3. This sometimes can create some difficulty or dissonance when reading the Qur'an because the Qur'an also adopts what is known as "abrogation." Abrogation means that an earlier revelation can be abrogated, or overturned, by a later revelation, and so sometimes the abrogation occurs prior to when you...

Words: 3019 - Pages: 13