Free Essay

Jalan Tol

In:

Submitted By ahmadalimbron
Words 4507
Pages 19
Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

PRIVATISASI JALAN TOL SEBAGAI SOLUSI DALAM MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA
INFRASTRUKTUR JALAN TOL YANG MEMADAI DI INDONESIA
Bambang Suprayitno
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia b_suprayitno@yahoo.co.id Abstract: Toll Roads Privatization to Accelerate Providing Adequate Toll Road
Infrastructure in Indonesia. The toll road is one of the vital infrastructures to enhance the industrial efficiency of an economy. Issue of toll road privatization is one of forms of economic governance which can be adopted in Indonesia. Government can save budget of government expenditures needed to build a very large number of toll roads. On the side of the road user, toll roads owned and managed by private entity entirely within a certain period would have a better service pattern. On the private side, privatization of toll roads is as one of the alternative investments is quite interesting because it is profitable. Keyword: Toll Roads, Privatization, Infrastructure Abstrak: Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya
Infrastruktur Jalan Tol yang Memadai di Indonesia. Jalan tol merupakan salah satu sarana vital yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi perindustrian suatu perekonomian. Isu privatisasi jalan tol adalah salah satu bentuk tata kelola ekonomi yang patut ditiru di Indonesia. Pemerintah bisa menggunakan dana yang diperoleh untuk membayar hutang dan membiayai pengeluaran pembangunan. Pemerintah juga bisa menghemat dana pengeluaran yang diperlukan sangat besar jumlahnya untuk membangun jalan tol. Dilihat di sisi pengguna jalan, jalan tol yang dipunyai dan dikelola dalam jangka tertentu tentunya mempunyai pola pelayanan yang lebih baik ketika diserahkan sepenuhnya kepada swasta, sebab pelayanan jalan tol diusahakan sebaik mungkin sebagaimana bisnis riil lainnya. Bagi swasta, privatisasi jalan tol ini bias dijadikan salah satu alternative investasi yang cukup menarik karena memang menguntungkan. Kata Kunci: Jalan Tol, Privatisasi, Infrastruktur

Pendahuluan
Efisiensi industry tak pelak lagi merupakan kebutuhan bagi kalangan pengusaha khususnya dan negara pada umumnya agar produknya bisa mempunyai keunggulan kompetitif terhadap negara pesaingnya. Dengan keunggulan ini maka tentunya Industri dalam negeri akan berkembang dan pada ujungnya dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik maka diharapkan akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Jalan tol merupakan salah satu sarana vital yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi perindustrian suatu perekonomian.
Ketika ekonomi suatu negara bertumpu pada perhubungan darat maka tentunya sarana transportasi berupa jalan khususnya jalan tol akan mendorong terciptanya efisiensi ekonomi di dalamnya. Sekedar untuk diketahui, ada seluas 1,8 juta km2 wilayah daratan di Indonesia (Kadin Batam dalam Basuki dkk, 2009). Dengan tercapainya efisien ekonomi maka produk
65

Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

dari industri yang bersangkutan bisa diproduksi dengan biaya rendah untuk menciptakan keunggulan kompetitif dari produk yang dihasilkan.
Sebagai salah satu jaringan jalan yang sangat berguna dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, tanpa adanya jalan tol, tipikal kondisi geografi Indonesia yang mempunyai daratan yang panjang maka biaya dari pengangkutan barang baik itu barang input maupun barang jadi akan meningkat. Dengan demikian tidak dapat dielakkan untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan ketersediaan sarana jalan tol ini.
Dalam pasal 43 Undang‐Undang
Republik Indonesia (UURI) No.38 tahun
2004 tentang Jalan disebutkan bahwa jalan tol diselenggarakan untuk:
1. memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang;
2. meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi;
3. meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan; dan
4. meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Indonesia sebagaimana halnya negara berkembang lainnya, selain menyediakan jalan tol tetapi juga sebaiknya mengelola dan menjaganya dengan baik. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan di negara berkembang kebijakan penjagaan dan perawatan secara rutin dan periodic tidak dilakukan dengan baik akibatnya terjadi kerusakan terhadap proyek jalan tol yang berakibat

66

menimbulkannya ongkos rehabilitasi dan rekonstruksi yang jauh lebih mahal (Quarty
Jr. dalam Tanaka et al, 2005:3898).
Berdasarkan kepentingan keberadaan jalan tol bagi pengembangan industry dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya maka paper ini ditujukan untuk mengkaji pentingnya privatisasi jalan tol dalam mempercepat penyediaan jalan tol dalam system transportasi di Indonesia. Untuk memberikan pembanding maka juga akan dikemukakan bagaimana pengelolaan dan kondisi jalan tol bagi perekonomian di negara maju dan berkembang lainnya pada umumnya. Ekonomika Publik Jalan Tol
Dengan adanya sifat barang mempunyai sifat rivalitas dan ekslusifitas dalam mengkonsumsinya maka pembagian barang dalam tipologinya dapat dibagi menjadi 4 kriteria. Yang dimaksud dengan rivalitas adalah adanya sifat bahwa ketika barang itu sudah ada maka penyediaan barang untuk dikonsumsi oleh pihak selanjutnya tidak memerlukan tambahan biaya artinya marginal cost bagi pihak yang mengkonsumsi selanjutnya besarnya adalah
0. Yang dimaksud ekslusifitas adalah kemungkinan untuk membuat pencegahan atau penolakan agar barang tersebut tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.
Dengan demikian, criteria barang dapat dibagi menjadi 4 sesuai dengan kombinasi dari sifat barang itu sendiri. Yang pertama adalah murni barang publik yaitu barang yang mempunyai karakteristik tidak memerlukan rivalitas dan tidak adanya ekslusifitas. Yang kedua adalah barang club yaitu barang yang mempunyai sifat

Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

eksklusifitas namun tidak mempunyai sifat rivalitas. Yang ketiga adalah barang common yaitu barang yang tidak mempunyai sifat ekslusifitas namun mempunyai sifat rivalitas dalam mengkonsumsinya. Sedangkan kategori yang keempat adalah murni barang prifat yaitu barang yang mempunyai sifat esklusifitas dan rivalitas dalam mengkonsumsinya (Hindriks dan Myles,
2005).
Dengan kategori yang telah disebutkan sebelumnya jalan tol bisa dikatakan barang club. Jalan tol hanya boleh dilewati oleh orang yang mau membayar tarif jalan tol.
Dalam penyediaannya, ketika barang tol itu sudah ada maka penyediaan untuk konsumsi selanjutnya tidak membutuhkan tambahan biaya.
Pertimbangan apakah suatu barang disediakan oleh pihak public atau swasta, contoh nyatanya adalah penyediaan jalan tol tergantung dari berbagai pertimbangan yang ada. Pertimbangan itu adalah upah alternative dan biaya material, biaya administrasi, perbedaan selera, dan isu tentang pendistribusian secara ekonomi atau berkaitan dengan isu keadilan (Rosen,
1999). Dengan demikian penyediaan jalan tol sebaiknya juga dipertimbangkan berdasarkan pertimbangan tersebut dan juga kemungkinan pertimbangan lainnya.
Ketika konteksnya sekarang pemerintah memerlukan dana yang besarnya untuk pengeluaran pembangunan seperti halnya pendidikan dan kesehatan maka tidak ada salahnya ketika jalan tol ditawarkan kepada pihak swasta untuk menyediakannya tentunya dengan konsesi yang ketat dan demi keuntungan finansial pemerintah dan

manfaat ekonomi bagi khalayak umum.
Selain itu ada beberapa manfaat yang diperoleh dari transportasi pembangunan jalan yang baik sehingga memungkinkan untuk mendorong masyarakat untuk membayar lebih yaitu penghematan waktu perjalanan, peningkatan keselamatan, dan peningkatan kualitas lingkungan (Small, 1998).
Berkaitan
dengan pembangunan ekonomi dan efisiensi, jalan tol yang merupakan salah satu bentuk infrastruktur jalan mempunyai dukungan yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi dan efisiensi industry. Hirschman mengemukakan strategi pembangunan tak seimbang yang menekankan perlunya proyek mana yang harus didahulukan sehingga dapat tercipta pembangunan yang optimal (Arsyad, 1999).
Dalam Gambar 1 terlihat bahwa pembangunan tak seimbang yang dimaksudkan adalah pembangunan yang ditekankan pada sektor prasarana (X) yang nantinya lebih menyediakan infrastruktur kegiatan ekonomi atau lebih dikenal dengan pembangunan dengan kapasitas berlebih.
Pembangunan tak seimbang lainnya adalah pembangunan yang lebih menekankan pada penyediaan sektor produksi yang secara langsung dapat menghasilkan barang‐ barang yang dibutuhkan oleh masyarakat
(Directly Productivity Activities atau DPA).
Menurut Hirschman, pembangunan tak seimbang yang lebih menekankan pembangunan pada sektor DPA adalah yang terbaik untuk NSB karena dianggap sebagai strategi yang dapat menghindari pemborosan penggunaan prasarana.

67

Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

Y

Q

Q

Q

Z

X
Gambar 1
Strategi Pembangunan Tak Seimbang

Keterangan: Q: tingkat produksi optimal pada saat kapasitas penuh
X: prasarana yang tersedia atau Social Overhead Capital (SOC)
Y: sektor produksi atau Directly Productivity Activities (DPA)
Z: kurva yang menghubungkan titik‐titik pembangunan yang seimbang
Dari
uraian mengenai strategi pembangunan di atas dapat dikemukakan bahwa pembangunan tak seimbang merupakan pilihan yang tepat karena pembangunan ini dianggap sesuai dengan konteks di negara sedang berkembang (NSB) seperti halnya Indonesia, namun pilihan strategi pembangunan tak seimbang yang dikemukakan oleh Hirschman yang lebih menekankan pada pembangunan sektor
DPA harus diterapkan secara lebih hati‐hati.
Hal ini berkaitan dengan pembiayaan public di mana pembangunan itu memerlukan dana yang besar, pembangunan yang menekankan pada penyediaan prasarana atau infrastruktur kegiatan ekonomi lebih sesuai dengan kondisi NSB. Strategi ini dengan sendirinya akan menghemat dana yang dibutuhkan untuk melakukan investasi industri barang jadi. Dengan menekankan pada pembangunan infrastruktur dan hanya memilih pembangunan pada industri yang dianggap penting saja maka akan lebih

68

optimal untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Dalam jangka pendek, pembangunan infrastruktur bisa memberdayakan masyarakat karena diperlukan tenaga yang banyak untuk membangunnya. Hal ini juga pernah dilakukan di AS pada saat terjadi
Great Depression tahun 1930‐an. Dalam jangka panjang, pembangunan infrastruktur seperti sarana irigasi, saluran air bersih, listrik, dan transportasi seperti jalan, jembatan, dan dermaga, serta komunikasi akan dapat menurunkan biaya produksi terhadap industri yang ada, dengan demikian, output yang dihasilkan akan mempunyai nilai tawar yang lebih tinggi karena harga output yang lebih murah.
Berkembangnya industri yang sudah ada dan murahnya biaya produksi dengan sendirinya memancing para investor swasta menanamkan modalnya untuk mendirikan industri baru. Kondisi ini meringankan beban pemerintah untuk mengentaskan

Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

Gambar 2
Dampak Adanya Perbaikan dan Peningkatan Infrastruktur secara
Mikro dan Makro Ekonomi

pengangguran dan otomatis kemiskinan juga akan terkurangi.
Hal
tersebut berbeda ketika pembangunan ditekankan pada pembangunan DPA atau berbagai industri secara bersama‐sama dengan hanya sedikit infrastruktur yang tersedia. Strategi ini

memerlukan dana yang cukup besar. Di sisi lain, masyarakat belum tentu dapat menyerap produk yang dihasilkan oleh berbagai industri yang dibangun tadi. Selain itu, akan timbul biaya ekonomi tinggi dalam produksinya sehingga output yang

69

Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

dihasilkan kurang bisa bersaing dari segi harga. Jika diterapkan pada kondisi dalam negeri di Indonesia saat ini, kurangnya infrastruktur mengakibatkan semakin macet jalanan di ibukota dan kota besar serta kota industri lainnya. Kondisi jalur transportasi yang jauh dari layak pakai mengakibatkan waktu tempuh yang lebih lama sehingga secara tidak langsung akan dapat meningkatkan konsumsi BBM yang pada ujungnya dapat memberatkan keuangan negara1. Pembangunan industri di Indonesia terpusat di Jawa dan Sumatera namun ironisnya sampai saat ini tak ada jalan tol yang menghubungkan secara langsung antara ujung barat dan ujung timur di Pulau
Jawa dan Sumatera apalagi di pulau‐pulau besar lainnya.
Gambaran yang sederhana di tingkat lokal dan nyata di depan kita adalah bagaimana pengaruh adanya pembangunan ring‐road yang melingkari Kota Yogyakarta.
Perkembangan daerah di sekitar ring‐road begitu pesat, dengan sendirinya timbul unit‐ unit usaha atau kegiatan ekonomi baik berupa toko‐toko dan unit‐unit produksi.
Secara sederhana, kondisi akibat adanya penambahan dan perbaikan infrastruktur dapat ditunjukkan sebagaimana dalam
Gambar 2. Di tingkat mikro, ketersediaan infrastruktur yang mencukupi dan memadai akan menurunkan biaya produksi sehingga Sebagai negara net impor minyak, semakin besar pemakaian BBM maka semakin berat beban anggaran dan dapat menguras cadangan devisa yang ada. Semakin besar BBM yang dikonsumsi maka semakin besar pula subsidi yang harus ditanggung oleh negara, selain itu, cadangan devisa yang dihimpun oleh BI akan terkuras untuk mengimpor BBM yang sebagian besar dipasok dari luar negeri.
1

70

menyebabkan semakin murahnya harga output (kurva penawaran bergeser ke kanan). Dengan kondisi seperti ini maka output yang terjual akan meningkat sehingga secara makro output riil akan meningkat. Begitu juga di tingkat makro, kondisi yang kondusif akibat adanya perbaikan dan ketersediaan infrastruktur yang memadai menyebabkan kegiatan bisnis semakin lancar dan biaya produksi akan menurun.
Biaya yang dimaksud adalah biaya yang secara langsung berkaitan dengan kegiatan produksi (seperti harga input) maupun biaya yang tak langsung (seperti komunikasi).
Kondisi ini akan merangsang pelaku bisnis untuk menambah perencanaannya untuk melakukan investasi yang lebih besar pada tingkat bunga berapapun (ditunjukkan dengan kurva marginal efficiency of capital
(MEC) yang bergeser ke kanan menjadi
MEC’). Selanjutnya tingkat investasi keseimbangan terjadi akan meningkat
(menjadi I2). Kondisi Jalan Tol di Indonesia
Sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan tol adalah jalan umum yang merupakan
I
bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Jalan tol selanjutnya dikelola oleh badan usaha di bidang jalan tol yang selanjutnya disebut Badan Usaha yaitu badan hukum yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol. Selanjutnya badan yang mengatur jalan tol disebut Badan

Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

Pengatur Jalan Tol yang selanjutnya disebut
BPJT adalah badan yang dibentuk oleh
Menteri, berada di bawah, dan bertanggung jawab kepada Menteri.
Dengan luas wilayah yang sangat luas baik daratan maupun lautan tentunya sarana transportasi darat maupun laut di
Indonesia sangatlah diperlukan. Sebagai contoh untuk di Jawa saja yang merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan di
Indonesia dan terbentang panjang daratan kira‐kira 1000km lebih namun tidak ada satu jalan tolpun yang menghubungkan ujung barat ke timur dari pulau ini.
Jalan tol pertama di Indonesia adalah
Jalan Tol Jagorawi (Jakarta Bogor Ciawi) yang dibangun pada tahun 1978 dan mempunyai panjang 59km. Sampai sekarang jalan tol di Indonesia mempunyai panjang total 649km, di mana 500,82km dioperasikan oleh PT. Jasa Marga dan sisanya oleh swasta. Sejak tahun 1980an pemerintah mengundang investor swasta untuk membangun dan mengoperasikan jalan tol (BPJT, 2006).
Keterlambatan
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan jalan tol adalah adanya ketidakpastian hukum dan adanya permainan para makelar tanah yang kurang tersentuh yang tentunya juga karena lemahnya supremasi hukum di Indonesia.
Lebih dari itu, pemerintah tidak konsisten menjalankan UU dan peraturan yang sudah ada. Hal ini dikemukakan oleh berbagai pihak yang terkait seperti pengamat jalan tol Agus Sidharta, Ketua Umum Asosiasi
Jalan Tol Indonesia (AJTI) Fatchur Rochman, anggota Komisi V DPR Nusyirwan Soedjono, dan Dirut PT Jasa Marga Frans Sunito.

Masalah lainnya adalah adanya ketidakpastian tentang tarif jalan tol dan sangat minimnya modal penyertaan dari pemerintah. Biaya pembebasan lahan dianggap sebagai sunk cost namun pada kenyataannya biaya ini sangatlah besar
(Suara Karya, 30 Juli 2007).
Sebagaimana dikemukakan oleh Frans S.
Sunito (Dirut Jasa Marga), kendala yang paling besar dihadapi oleh investor jalan tol di Indonesia adalah karena hambatan dalam pembebasan tanah. Seringkali tanah yang akan dijadikan jalan tol meningkat pesat.
Oleh karenanya Sunito (2009) memberikan masukan yang pada intinya pemerintah berkewajiban mengambil alih usaha pembebasan tanah ketika harga tanah melebihi 110% dari nilai dalam Perjanjian
Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Selain itu investor juga diberikan keleluasan untuk melakukan negosiasi ulang tentang kontrak ketika pembebasan tanah berlarut‐larut atau bahkan boleh mengundurkan diri tanpa ada penalti. Kebutuhan yang Mendesak Akan
Ketersediaan Jalan Tol dalam Sistem
Jaringan Jalan di Indonesia
Keterlambatan yang jelas harus disadari oleh pemangku kebijakan adalah pendeknya jalan tol yang dimiliki oleh Indonesia.
Dengan wilayah yang sangat luas daratannya dan terdiri atas 5 pulau besar yang mempunyai panjang lebih dari 1000km per pulaunya semestinya Indonesia mempunyai infrastruktur jalan tol yang panjang. Kenyataannya sampai tahun 2005 atau 25 tahun pembangunan jalan tol,
Indonesia hanya mempunyai 600km jalan
71

Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

tol (Dardak, 2005). Lebih tepatnya 649km di mana 600kmnya ada di Pulau Jawa (Statistik di PU online: 26 Juni 2010). Tentunya panjang jalan tol ini sangatlah minim dibanding panjang wilayah Indonesia.
Survey yang mengambil sampel 4.700 pelaku bisnis dari 80 negara menempatkan hambatan berupa infrastruktur yang buruk sebagai hambatan yang terpenting kedua setelah korupsi. Gambaran nyata lainnya adalah kurangnya jalan tol dibandingkan dengan jumlah penduduk (Sodikin, 2006).
Rasio panjang jalan tol terhadap penduduk di Indonesia adalah hanya 2,5 km per satu juta penduduk, bandingkan dengan Jepang yang rasionya 92, China adalah 77, Korea 56, dan Malaysia mempunyai rasio 55 km jalan tol per satu juta penduduk. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia kurang serius dalam pembangunan infrastruktur.
Menurut survey yang melibatkan pelaku bisnis dunia, iklim bisnis Indonesia semakin tidak kondusif. Survey yang dilakukan oleh
Global Competitiveness Report Worl
Economic Forum (WEF) dari tahun 2001 sampai tahun 2005 menyatakan bahwa pebisnis dunia merasa tidak nyaman untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena berbagai faktor yaitu korupsi, infrastruktur, birokrasi pemerintah, peraturan perpajakan, kualitas SDM, dan instabilitas kebijakan
(Astono, 2006).
Dengan adanya UU tentang jalan yang baru maka di Indonesia dilakukan pemisahan antara regulator dan pengelola jalan tol. Untuk regulator atau pengatur jalan tol diserahkan kepada Badan Pengatur
Jalan Tol berkedudukan di bawah Menteri, sedangkan peran operator lebih dibuka kepada badan usaha jalan tol, baik BUMN,
72

BUMD, maupun BUMS. Namun untuk wilayah tertentu di mana pihak swasta tidak tertarik maka pemerintah bertanggung jawab menyediakan pembiayaannya dan melakukan konstruksi serta selanjutnya dilakukan tender untuk diserahkan kepada pihak swasta untuk pengelolaan selanjutnya
(Dardak, 2005).
Dengan semakin banyaknya jaringan jalan tol tentunya sebagai salah satu prasyarat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Keberadaan jalan tol sendiri mempunyai manfaat antara lain
(BPJT, 2006):
1. Dapat menciptakan lapangan kerja formal dan informal dalam skala besar.
2. Meningkatkan penggunaan sumber daya alam dalam negeri.
3. Memposisikan kondisi yang kondusif dalam berinvestasi di Indonesia.
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ekspor.
5. Meningkatkan sektor riil dengan menciptakan efek multiplier yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Jalan tol merupakan jalan nasional, dengan demikian pembangunan dan pengembangan jalan tol merupakan tanggung jawab pemerintah. Namun tidak berarti pemerintah dengan mandiri harus mengusahakan jalan tol, pemerintah juga bisa mengadakan kerja sama dengan badan usaha untuk pengadaan dan pengembangan jalan tol ini (Pasal 43 UU No 38 tahun 2004).
Dengan berdasarkan ketentuan yang dikemukakan dalam UU tersebut maka tentunya pemerintah diperkenankan untuk

Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

menggunakan APBN dalam rangka pengembangan jalan tol di Indonesia.
Pada dasarnya pembangunan jalan tol diusahakan seminimal mungkin dibiayai oleh masyarakat. Karena jalan tol sifatnya eksklusif atau boleh melewati bagi yang mau membayarnya maka jalan tol akan dibangun ketika mempunyai sifat kelayakan secara financial. Namun ketika jalan tol tertentu tidak layak namun keberadaannya dibutuhkan maka biasanya dilakukan pembiayaan secara hybrid yaitu gabungan antara dana yang diperoleh dari masyarakat
(dari uang tol yang dikumpulkan) dengan
APBN/D (Sunito, 2009). Hal ini dilakukan karena meski secara finansial kurang menguntungkan namun secara ekonomi keberadaan jalan tersebut diharapkan dapat meningkatkan multiplier ekonomi yang lebih besar dalam perekonomian.
Pemerintah sendiri akan memberikan dukungan dalam menghadapi pembebasan lahan dengan ikut menanggung biaya kelebihan beban pembebasan lahan (land capping). Ada sekitar 28 proyek jalan tol yang termasuk di antaranya JORR II dan Tol
Trans Jawa. Sejumlah Rp4,89 triliun dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dana dianggarkan sejak tahun 2008. Dari jumlah tersebut, Rp2,63 triliun akan dialokasikan pada RAPBN Tahun 2010. Pelaksanaan penggunaan dana pada akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010 akan digunakan sebagai evaluasi kebijakan dukungan
Pemerintah ini dan sebagai dasar penetapan kelanjutan kebijakan land capping di tahun
2011 dan selanjutnya. Langkah ini ditujukan untuk menjaga kelayakan investasi jalan tol sehingga investor tetap melanjutkan dan

tertarik untuk berinvestasi lebih jauh di jalan tol ini (Nota Keuangan dan RAPBN 2010). Komparasi dengan Penyediaan Sarana
Jalan Tol di Luar Negeri
Kondisi dan panjang jalan tol di luar negeri terlebih di negara maju patut kita tiru. Dengan cukup panjangnya jalan tol menjadi prasyarat untuk mendapatkan kemajuan ekonomi dan sosialnya. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah federal, negara bagian, dan pemerintah daerah bahkan dengan badan usaha swasta maka US telah mewujudkan jaringan jalan yang cukup memadai di negaranya. Untuk data tahun 2005, panjangnya National
Highway System (NHS) yang ada di US adalah 4.412,37 km untuk daerah perdesaan dan 3.370,16 km untuk daerah perkotaan.
Sedangkan untuk jalan tol sendiri, US mempunyai 2.795,30 mil jalan tol penghubung antarnegara bagian dan
1834,62 mil jalan tol penghubung dalam negara bagian (FHWA, 2005).
Adanya isu yang mengupayakan privatisasi adalah salah satu bentuk tata kelola ekonomi yang patut ditiru di
Indonesia (Indonesia pun mulai menggait investor swasta untuk membangun jalan tol). Dalam prakteknya, UK, Irlandia, Yunani,
Spanyol, India, Australia, Malaysia,
Norwegia, Pilipina, Afrika Selatan, Chili,
Brazil Argentina dan Eropa Timur pada umunya jalan tol yang baru dimiliki oleh swasta sedangkan negara maju lainnya seperti Itali, Portugal, Spanyol, dan Kanada sedang melakukan privatisasi terhadap jalan tol yang dimilikinya. Langkah yang sama juga dilakukan di Jepang, otoritas jalan tol
73

Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

Tabel 1
Perusahaan Swasta Besar Jalan Tol dan Panjang Tol Konsesinya Perusahaan (Negara
Kapitalisasi
Jalan Tol yang
Kantor Pusat)
Pasar
dimiliki (Miles)
Abertis (Spanyol)
$10.4 billion
915
ACS
$ 7.7 billion
50 Konsesi
Autostrade (Italy)
$10.4 billion
2,080
BRISA (Portugal)
$ 4.0 billion
610
CINTRA (Spanyol)
$ 2.0 billion
1,000
Cofiroute (Prancis)
$ 1.5 billion
577
Macquarie
$ 5.5 billion
930
SyV (Spanyol)
$ 4.3 billion
1,609
Sumber: Samuel (2005) terbesar di negara tersebut menawarka 50% kepemilikan kepada para investor yang telah memiliki kepemilikan jalan tol di France,
China, Taiwan, Korea, Pakistan, Russia and
Mexico (Samuel, 2005:4).
Kondisi di China patut membuat kita iri.
Dalam proyek 20 tahun (1990‐2010), China berusaha membangun National Trunk
Hihgway System (NTHS) yang terbentang sepanjang 35.500 km. Dalam progresnya, sampai akhir tahun 2000, China telah membangun 17.900 km NTHS, ini dapat diartikan bahwa proyek 20 tahun tersebut telah terselesaikan 50% dari yang ditargetkan. Kunci keberhasilan dalam pembiayaan ini adalah beralihnya pola pembiayaan lama seperti halnya pinjaman kredit bank komersial, pinjaman internasional baik bilateral maupun multilateral, hibah pemerintah, ataupun kredit ekspor beralih menjadi pola privatisasi. Pola privatisasi seperti halnya melakukan public offering saham, penjualan obligasi, atau melalui skema leasing (Ojiro,
2003). Sedangkan untuk khusus jalan tol sendiri sampai akhir tahun 1990‐an, China

74

mempunyai 4.735 km jalan tol yang telah dioperasikan (Kuranami et al, 1999).
Realisasinya, perkembangan terakhir sampai tahun 2008, NTHS China mencapai 60.000 km di mana target pada tahun 2010 adalah
65.000 km sedangkan jalan tolnya sendiri mencapai 70% panjang jalan tol di dunia
(KPMG, 2009).
Dengan dilakukannya privatisasi maka memberikan dampak positif bagi beberapa pihak yang berkepentingan. Bagi pemerintah, privatisasi memberikan nilai sekarang dari jalan tol (sesuai dengan lamanya konsesi) dalam jumlah yang sangat besar. Dengan dana yang bisa diraih maka pemerintah bisa menggunakannya untuk membayar hutang dan membiayai pengeluaran pembangunan. Selain itu dengan privatisasi maka pemerintah bisa menghemat dana pengeluaran yang diperlukan sangat besar jumlahnya untuk membangun jalan tol. Tentunya dengan penghematan dalam jumlah besar, si pembayar pajak merasakan keringanan untuk membayar pajak. Dilihat di sisi pengguna jalan, jalan tol yang dipunyai dan

Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

dikelola dalam jangka tertentu tentunya mempunyai pola pelayanan yang lebih baik ketika diserahkan sepenuhnya kepada swasta, sebab pelayanan jalan tol diusahakan sebaik mungkin sebagaimana bisnis riil lainnya. Bagi swasta pemilik jalan tol tentunya ini jelas manfaatnya sebab jalan tol mejadi salah satu alternative investasi yang cukup menarik.
Menurut klasifikasi World Bank (Tanaka et al, 2005) ada 4 tipe privatisasi jalan tol serta beberapa varian yang telah dilakukan di dunia yaitu:
1. Concession: ketika pihak swasta mengambil alih manajemen kepemilikan jalan dari negara untuk waktu tertentu dengan pertimbangan risiko investasi.
Konsesi ini mempunyai 3 varian yaitu a)
Rehabilitate‐Operate‐Transfer (ROT); b)
Rehabilitate‐Lease‐Transfer (RLT) atau
Rehabilitate‐Rent‐Transfer (RRT); dan c)
Build‐Rehabilitate‐Operate‐Transfer
(BROT).
2. Greenfield Project: ketika badan usaha swasta dan public melakukan joint venture untuk membangun dan mengoperasikan proyek jalan baru untuk periode tertentu sesuai dengan kontrak. Ketika kontrak berakhir proyek dikembalikan ke pihak public (negara).
Variannya antara lain a) Build‐Lease‐
Own (BLO); b)Build‐Operate‐Transfer
(BOT) atau Build‐Own‐Operate‐Transfer
(BOOT); dan c) Build‐Own‐Operate
(BOO).
3. Divestiture: ketika pihak swasta membeli saham jalan tol negara melalui penjualan asset, penawaran kepada

publik, program privatisasi massal. Ada dua kategori yaitu full dan partial.
4. Management and Lease Contract: ketika isi kontraknya menunjukkan bahwa pihak swasta mengambil alih manajemen proyek jalan negara dalam jangka waktu tertentu. Jalan tol masih tetap dimiliki oleh negara namun, keputusan investasi dan tanggung jawab financial masih juga sepenuhnya di pihak negara. Dengan berbagai tipe privatisasi jalan tol ini, pemerintah bisa memformulasikan tipe mana yang pemerintah pilih sesuai dengan tujuan dan kemampuan dana yang pemerintah miliki. Pemilihan tipe ini tentunya juga dikaitkan dengan kondisi
APBN yang telah memprioritaskan pengeluaran pemerintah untuk sektor mana saja. Kesimpulan
Jalan tol merupakan salah satu sarana vital yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi perindustrian suatu perekonomian.
Ketika ekonomi suatu negara bertumpu pada perhubungan darat maka tentunya sarana transportasi berupa jalan khususnya jalan tol akan mendorong terciptanya efisiensi ekonomi di dalamnya. Indonesia mempunyai wilayah daratan yang panjang namun pada kenyataannya sejauh ini
Indonesia hanya mempunyai 649 km jalan tol. Dari uraian sebelumnya maka dapat disimpulkan: 1. Kendala yang paling besar dihadapi oleh investor jalan tol di Indonesia adalah
75

Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012

karena hambatan dalam pembebasan tanah. 2. Kondisi empiris negara lainnya menunjukkan kemajuan yang pesat dalam penyediaan jalan tol dan yang menjadi kuncinya adalah privatisasi jalan tol yang ditunjang dengan dukungan pemerintah dan penegakan hokum.
3. Pemerintah Indonesia harus mampu memberikan kepastian investasi jalan tol dan mau mengambil alih resiko khususnya dalam pembebasan tanah.
Dengan berbagai tipe privatisasi jalan tol, pemerintah bisa memformulasikan tipe mana yang pemerintah pilih sesuai dengan tujuan dan kemampuan dana yang pemerintah miliki. Pemilihan tipe tentunya juga dikaitkan dengan kondisi APBN yang disesuaikan dengan prioritas pengeluaran pemerintah untuk sektor tertentu. Daftar Pustaka
Anonim (2007).“Pembangunan Jalan Tol Tak
Boleh Tertunda”. Suara Karya. Senin, 30
Juli 2007
Arsyad.
Lincolin
(1999).
Ekonomi
Pembangunan.
Edisi
Keempat.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE
YKPN.
Astono, Banu. (2006). “Industri Nasional
Berada di Gigi “R””. Kompas. 20 Mei
2006.
Basuki, Imam, Edward Sembiring, Dewi
Safitriani, dan Desmawati Simanjuntak.
(2009). Sumber Daya laut Indonesia dan
Pengelolaannya

76

BPJT (2006). Jalan Tol: Peluang Investasi di
Indonesia.
Jakarta:
Departemen
Pekerjaan Umum.
Dardak,
Hermanto
(2005)
”Upaya
Pemerintah Memenuhi Kebutuhan
Infrastruktur Jalan”. Disampaikan pada
Sarasehan dengan tema Prospek
Pembangunan Jalan Tol di Indonesia.
Jakarta. 29 Juni 2005.
Hindriks, J and G.D. Myles (2005).
Intermediate
Public
Economics.
Cambridge: MIT Press.
KPMG (1999). Infrastructure in China:
Foundation
of
Growth.
(www.kpmg.com.cn)
Kuranami, Chiaki, Bruce P. Winston, and
Jeffrey J. Sriver (1999). “Asian Toll Road
Development ProgramReview of Recent
Toll Road Experience in Selected
Countries and Preliminary Tool Kit for
Toll Road Development”. The World
Bank Ministry of Construction, Japan.
Draft Final Report. May 1999.
Nota Keuangan dan RAPBN 2010
Office of Highway Policy Information
(2005).”Toll Facilities in the United
States: Bridges ‐ Roads ‐ Tunnels –
Ferries”. June 2005. Publication No:
FHWA‐PL‐05‐018
(http://www.fhwa.dot.gov/ohim/tollpag
e.htm)
Ojiro, Makoto (2003).”Private Sector
Participation in The Road Sector in
China”. Transport and Communications
Bulletin for Asia and the Pacific No. 73,
2003.

Privatisasi Jalan Tol Sebagai Solusi dalam Mempercepat Terwujudnya Infrastruktur
Jalan Tol yang Memadai di Indonesia – Bambang Suprayitno

Rosen, Harvey S. (1999). Public Finance. 5th
Edition. Singapore: Mc. Graw Hill.
Samuel, Peter (2005).”Should States Sell
Their Toll Roads?”. Reason Foundation
Policy Study: May 2005.
Small, Kenneth E. (1998). “Project
Evaluation”. Hand Book in Honor of John
R. Meyer. Editor: Gomez Ibanez et al.
Sodikin,
Amir.
(2006).
“Buruknya
Infrastruktur Ancam Industrialisasi”.
Kompas. 4 Agustus 2006.
Sunito, Frans S. (2009). “Pembebasan Lahan
Bagi Infrastruktur”. Sidang Komisi
Bidang Ekonomi Pada National
Summmit 2009. Hotel Ritz Carlton –
Pacific Place, Jakarta 29 Oktober 2009.
Tanaka, Diego Fernando, Haruo Ishida,
Morito Tsutsumi, and Naohisa Okamoto
(2005). “Private Finance For Road
Projects In Developing Countries:
Improving Transparency Throuh VFM
Risk Assesment”. Journal of the Eastern
Asia Society for Transportation Studies.
Vol. 6. pp. 3899 ‐ 3914. 2005.
Undang‐Undang Republik Indonesia No.38
Tahun 2004 tentang Jalan.

77

Similar Documents

Free Essay

Gambaran Umum Kota Surabaya Dan Jalan Tol

...BAB II Gambaran Umum Kajian Penelitian II. 1. Gambaran Umum Kota Surabaya II.1.1. Kondisi Geografis Kota Surabaya Wilayah kota Surabaya terletak pada koordinat 07( 21’ 00” Lintang Selatan dan 112( 36’ 00” sampai 112( 54’ 00” Bujur Timur. Batas-batas yang berbatasan dengan wilayah kota Surabaya adalah sebagai berikut : ▪ Sebelah Barat : Kabupaten Gresik ▪ Sebelah Timur : Selat Madura ▪ Sebelah Utara : Selat Madura ▪ Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo Secara umum topografi wilayah kota Surabaya berada di dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 50 mdpl. Sebagian besar (81,01 %) dari wilayah tersebut merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai 10 mdpl yang menyebar di bagian pusat kota, bagian Timur, bagian Utara dan bagian Selatan, bahkan pada daerah pantai ketinggiannya berkisar antara 1 sampai 3 mdpl dan sebagiannya lagi berada di bawah permukaan laut (tergenang pada saat air laut pasang). Hanya sebagian kecil saja wilayah kota (20 %) berada di bagian Barat kota yang merupakan daerah perbukitan rendah dengan ketinggian antara 10 sampai 50 mdpl. Keseluruhan luas wilayah kota Surabaya 326,36 km2 yang terbagi dalam lima wilayah dengan 31 Kecamatan dan 163 Kelurahan, sedangkan data administratif wilayah studi adalah sebagai berikut: Tabel II. 1 Data Administratif Wilayah Studi |No |Kecamatan |Jumlah Kelurahan |Luas Wilayah (km2) | |1 ...

Words: 7622 - Pages: 31

Free Essay

Jalan Tol vs Ketahanan Pangan (Toll-Road vs Food Tenacity)

...Jalan Tol vs Ketahanan Pangan LATAR BELAKANG Pemerintah merencanakan pembangunan jalan tol Trans Jawa yang akan membentang sekitar 897,7 kilometer. Proyek Jalan Tol Trans Jawa senilai Rp 46,77 triliun ini akan menghubungkan Anyer hingga Banyuwangi. Jalan tol Trans Jawa akan membentang di empat provinsi dan dibagi dalam 15 ruas tol. Proyek itu bakal menyatu dengan ruas-ruas tol yang telah beroperasi saat ini, yaitu Jakarta-Anyer, Tol Dalam Kota Jakarta, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta-Cikampek, Cirebon-Kanci, Semarang Ring Road, dan Surabaya-Gempol. Selain meningkatkan aspek pelayanan publik, fungsi utama jalan tol Trans Jawa adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Namun disamping optimisme mengenai efek percepatan pertumbuhan ekonomi dari pembangunan tersebut, muncul pula pandangan yang mengkhawatirkan bila pembangunan jalan tol Trans Jawa tersebut akan mengakibatkan berubahnya ribuan hektar lahan pertanian produktif menjadi kawaasan perumahan dan industri. Semakin meluasnya konversi lahan pertanian memiliki resiko berkurangnya produksi pangan nasional yang akan semakin mengancam ketahanan pangan nasional Indonesia. Sementara saat ini produksi pertanian Indonesia sudah tidak mampu memenuhi konsumsi dalam negeri sehingga Pemerintah Indonesia terpaksa melakukan impor pangan. Pada essay ini akan dibahas mengenai analisa kepentingan dalam kasus pembangunan jalan tol Trans Jawa dari sudut pandang ilmu ekonomi, yang diharapkan dapat memperjelas arah kebijakan...

Words: 4393 - Pages: 18

Free Essay

Student

...Community Service Proposal Project name : Donation of books and cloths to charity Group leader : Kelwin Tan Seen Tiong Group members : Eng Kar Fui Choo Jian Yan Soo Wei Kin Wong Chee Ken Table of contents 1. Objective(s) of the project 2. Background of the service recipients and their need (relate to your project objectives) - provide the name, address and the contact information of the person-in-charge 3. Work to be done (with Gantt chart) 4. Potential contributions / expected outcomes 5. Appendix A – Letter of approval from Community Shelter/NGO/etc Objective(s) of the project The objective of this project is support The Salvation Army of Singapore, Malaysia and Myanmar Territory by donating pre-loved items or new items to any of their centres in Malaysia. We aid by helping them in collection of books and cloths so that their social enterprise arm, the Family Thrift Stores, would be able to process the donated items and retails those that are in good conditions at their stoners which is located in Penang, Ipoh, Melaka and Kuching at affordable prices. The funds that were generated from the selling of their stores will then be used to help them in their community project and work which include donations towards oversea disasters. We strictly aim to help their service centre in Ipoh because it is nearer as we students have difficulties regarding transportation. The collectable items will then be taken to the Ipoh drop off...

Words: 576 - Pages: 3

Free Essay

Tugas

...BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%). Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Salah satu penyumbang kemacetan ialah kopaja. Kopaja sering sekali ugal ugalan dijalan. Dan banyak dari kopaja yang kurang layak pakai. Koperasi Angkutan Jakarta (biasa di singkat Kopaja), adalah nama perusahaan yang menyediakan jasa angkutan umum berupa bus sedang di Jakarta, Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka memperoleh permasalahan antara lain: 1. Bagaimana cara mengatasi kopaja dalam kemacetan di DKI Jakarta? 2. Mengapa perlu diperbarui angkutan jenis kopaja? 3. Berapa besaran tarif yang ideal untuk kopaja ac? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah agar teman teman tau bagaimana perkembangan kopaja di DKI Jakarta dan pengaruh kopaja terhadap perkembangan transportasi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 CARA MENGATASI KOPAJA DALAM KEMACETAN Kopaja dapat diatasi dengan perbaikan layanannya maupun...

Words: 643 - Pages: 3

Free Essay

Pengaruh Getaran Seluruh Tubuh Terhadap Nyeri Punggung Bawah

...JURNAL HUBUNGAN PAPARAN GETARAN SELURUH TUBUH PADA TEMPAT DUDUK SOPIR DENGAN TINGKAT KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR TRUK DI PT ALN SIDOARJO Oleh : MUHAMMAD HUDANUL HAKIM NIM. 100710077 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2011 HUBUNGAN PAPARAN GETARAN SELURUH TUBUH PADA TEMPAT DUDUK SOPIR DENGAN TINGKAT KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA SOPIR TRUK DI PT ALN SIDOARJO Muhammad Hudanul Hakim Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga One of the causes of Low Back Pain (LBP) is exposure whole body vibration(WBV). Truck drivers are at high risk of developing LBP. The objective of this study was to analyze the association between whole body vibration exposure and level of low back pain among truck drivers of PT ALN Sidoarjo. This was an observational study with cross sectional design. Data were collected by means of questionnaire for interviewing, measuring of vibration intensity and for observation truck. The research sample were 20 truck drivers rope drawn from the population by purposive sampling with criteria. Independents variables were age, duration of exposure, working hours per day, smoking habit, regular exercise, brand of truck, years of manufacture truck, and WBV. Dependent variable was LBP. The writer used the coefficient contingency (C) and correlation rank spearman(rs) to determine the strength of association between variables. The results showed that the majority of respondents...

Words: 2653 - Pages: 11

Free Essay

Rute Busway

...Daftar Rute Jalur Busway - Transjakarta Untuk naik busway transjakarta caranya cukup mudah. Anda tinggal datang ke loket yang pasti ada di tiap-tiap halte busway. Beli tiket seharga Rp. 3.500 (Rp. 2.000 dari jam 5 sampai jam 7 pagi) di loket. Kemudian anda akan diberikan kartu magnetik yang harus anda masukkan di pintu masuk yang berputar / mesin barrier. Hati-hati karena pintu hanya berputar sekali untuk setiap tiket yang dimasukkan. Bantu dengan tangan anda ketika melewati barrier agar lebih lancar. Bis trans jakarta busway beroperasi mulai jam 5 pagi hingga jam 10 malam. Tiket yang sudah anda masukkan tidak dapat anda ambil kembali. Kemudian anda tinggal menunggu bis trans jakarta di pintu keluar masuk penumpang. Busway Transjakarta beroperasi dari jam 5 pagi hingga jam 9 malam termasuk hari libur dan hari besar. Anda tidak boleh merokok di dalam bis dan harus berhati-hati ketika di pintu masuk ke dalam bis. Lihat pijakan bawah karena bolong dan bila tidak hati-hati bisa jatuh, terperosok dan malu. Untuk menaiki bis transjakarta busway di tiap-tiap koridor anda harus mematuhi beberapa ketentuan dan persyaratan berikut ini : - Tidak membawa barang yang berukuran lebih dari 50 x 50 cm persegi - Tidak membawa barang yang berbau menyengat atau tajam - Tidak membawa barang yang berbabahaya seperti mercon, senjata tajam / sajam, bom, dll - Memberikan tempat duduk anda kepada penumpang yang sedang hamil, anak kecil, lanjut usia / lansia dan yang sedang sakit - Tidak melakukan tindakan...

Words: 3185 - Pages: 13

Free Essay

Analytical

...DESIGN  THINKING  SYSTEM   TEMA:  MASALAH  PARKIR  DI  PRASETIYA  MULYA     Oleh:   Natasha  Chiquita   0131151129   ANALYTICAL  &  CREATIVE  THINKING   BUSINESS  2i   PRASETIYA  MULYA   2016     Dalam  tugas  ini  saya  akan  membahas  masalah  dan  beberapa  solusi  mengenai  masalah  parkir  yang   ada   di   PraseRya   Mulya.   Pertama-­‐tama,   saya   akan   membahas   masalah   yang   paling   sering   dialami   oleh   prasmulyan,   yang   pertama,   parkiran   PraseRya   Mulya   sangatlah   gersang   dan   Rdak   teduh,   terutama   lahan   parkir  baru  yang  sama  sekali  Rdak  ada  pohon  ataupun  atap  penutup  dan  letaknya  sangat  jauh  dari  gedung   PraseRya  Mulya.  Selain  itu  juga,  lahan  parkir  di  PraseRya  Mulya  banyak  terdapat  tanah-­‐tanah  merah  yang   membuat  kotor  ban  mobil  juga  mobil  dari  prasmulyan,  dimana  lahan  parkir  sangat  gersang  sehingga  keRka   ada  angin,  tanah-­‐tanah  merah  itu  sangat  mengotori  mobil  prasmulyan.  Masalah  lahan  parkir  yang  gersang   dan   jauh   dari   gedung   PraseRya   Mulya...

Words: 1019 - Pages: 5

Free Essay

Sample of Business Plan

...1.0 PENGENALAN ~ Nama perniagaan dan tarikh ditubuhkan ~ Lokasi dan alamat perniagaan ~ Aktiviti utama perniagaan ~ Sejarah penubuhan dan perkembangan secara ringkas ~ Pengalaman pengasas dalam kerja dan perniagaan ~ Sebab-sebab berniaga ~ Hubungan/nilai perniagaan kepada persekitaran dan ekonomi negara secara umum ABC ENTERPRISE(ABC) yang telah ditubuhkan secara rasmi pada……merupakan sebuah perniagaan milikan tunggal. Perniagaan kini beroperasi di Lot 556, Jalan Ladang 1, Taman Sri Ladang, Kuala Terengganu, Terengganu Darul Iman. Sebagai kontraktor elektrik, ACB terlibat di dalam kerja-kerja pemasangan dan pendawaian kabel atas dan bawah, membekal, memasang dan mentauliahkan peralatan elektrik untuk kegunaan industri seperti … membaiki… Di samping itu, ABC turut menyediakan beberapa perkhidmatan sampingan untuk kerja-kerja mekanikal dan elektrikal seperti membekal dan memasang sistem pemadam api, saluran gas dan paip untuk bangunan, sistem hawa dingin dan sebagainya. Biarpun baru didaftarkan secara rasmi, perniagaan ini telah dimulakan secara sambilan lebih 5 tahun yang lalu oleh pemilik. Pemilik perniagaan ini juga mempunyai lebih 8 tahun pengalaman kerja di dalam bidang elektrik. Adalah menjadi hasrat perniagaan untuk turut serta di dalam menyumbang kepada perkembangan ekonomi negara yang sedang bergerak ke arah yang positif sejak kebelakangan ini. Perniagaan juga ingin menyahut seruan kerajaan...

Words: 2875 - Pages: 12

Free Essay

Essay

...SMK (L) Methodist Kuala Lumpur, 50150, Jalan Hang Jebat Kuala Lumpur Kerja Kursus Geografi Tempatan PMR 2013 Tajuk : Pengangkutan Awam Nama Calon: Omar Hazim Bin Zailani Tingkatan: 3H No Kad Pengenalan : 980715-14-6035 Sekolah: Sekolah Menengah Kebangsaan (L) Methodist Kuala Lumpur Guru Penilai : Encik Shardi bin Saripudden Tarikh : Tandatangan Guru: 1.0 TAJUK Kepentingan Pengangkutan Awam di Bandar Tasik Selatan, 57000, Kuala Lumpur. 2.0 Senarai Kandungan Bil.|Isi Kandungan|Muka Surat| 1.|1.0 Tajuk|| 2.|2.0 Senarai Kandungan|| 3.|3.0 Penghargaan|| 4.|4.0 Pendahuluan|| 5.|5.0 Objektif Kajian|| 6.|6.0 Kawasan Kajian|| 7.|7.0 Kaedah Kajian|| 8.|8.0 Dapatan Kajian-Konsep Pengangkutan Awam-Jenis Pengangkutan Awam-Kepentingan Perkembangan Pengangkutan Awam-Masalah Perkembangan Pengangkutan Awam-Cadangan Untuk Mengurangkan Masalah Perkembangan Pengangkutan Awam|| 9.|9.0 Rumusan|| 10.|10.0 Lampiran|| 11.|11.0 Rujukan|| 3.0 Penghargaan Saya merakamkan ucapan ribuan terima kasih kepada ibu bapa saya, Encik Zailani Bin Hassan dan Puan Peirus Binti Abdullah kerana memberi sokongan dari segi kewangan dan sokongan moral. Tidak lupa juga kepada Guru Geografi saya Encik Shardi bin Saripudden yang telah memberikan bimbingan, nasihat dan tunjuk ajar yang amat berguna. Setinggi penghargaan juga saya tujukan kepada Pengetua Sekolah, Encik Wong Chee Kheon kerana telah memberikan keizinan kepada saya menggunakan segala peralatan dan kemudahan sekolah...

Words: 1615 - Pages: 7

Free Essay

Tourism

...A. DESKRIPSI MODUL Modul berjudul Memberikan Bantuan Layanan Transfer Kedatangan dan Keberangkatan, Kode Unit PARUJPFTG02C, merupakan pedoman untuk membantu guru/instruktur melatih peserta didik dalam program keahlian Usaha Perjalanan Wisata. Isi modul ini terdiri dari : * Informasi tentang standar kompetensi yang akan dicapai * Materi yang diperlukan untuk menguasai unit kompetensi terkait * Kegiatan yang diperlukan untuk menguasai unit kompetensi ini * Saran-saran strategi pengujian (assessment) B. PRASYARAT Sebaiknya peserta diklat sudah kompeten dalam : * PARUJPFTG01C Bekerja Sebagai Pramuwisata * PARUJPFTG05C Memimpin Rombongan Tur * PARUJPFTG06C Menyiapkan dan Mempresentasikan Komentar Pemanduan Pada Tur C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa * Menyimak isi dari materi modul ini dengan cermat dan teliti * Mencermati penjelasan guru dan mengikuti langkah-langkah pemelajaran / penugasan, antara lain : * Bekerja dalam kelompok untuk mencari informasi dari sumber belajar lain (melaksanakan tugas diluar jam tatap muka) * Membaca dan merangkum informasi dari sumber belajar lain : buku, majalah, Koran, internet dan lain-lain. * Memecahkan masalah studi kasus dan mempresentasikan * Bila merasa siap, hubungi guru untuk persiapan uji kompetensi * Bila sudah dinyatakan kompeten, dapat melanjutkan ke modul berikutnya dengan konsultasi pada pembimbing...

Words: 5785 - Pages: 24

Premium Essay

Adhi

...PT ADHI KARYA (Persero) Tbk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk DAN ENTITAS ANAK Daftar Isi AND SUBSIDIARIES Halaman/ Page Surat Pernyataan Direksi Table of Contents Directors’ Statement Letter Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian pada Tanggal 1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2012 and 2011, and Consolidated Financial Position as of January 1, 2011/ December 31, 2010 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 Consolidated Statements of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 Consolidated Statements of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 Consolidated Statements of Changes in Equity Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 Consolidated Statements of Cash Flows Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 6 Notes to the Consolidated Financial Statements R-1/079.AGA-S/4.1/2011 PT ADHI KARYA (Persero) Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT ADHI KARYA (Persero) Tbk AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION Per 31 Desember 2012 dan 2011 Serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Dalam Rupiah Penuh) As of December 31, 2012 , 2011 January 1, 2011/December 31, 2010 (In Full...

Words: 67677 - Pages: 271

Free Essay

One Malaysia

...Manifesto Barisan Nasional (BN) 2013 (PRU 13) : BR1M RM1200, Harga Kereta Turun 20%-30%, Baucar Buku (RM300) & Bantuan Sekolah (RM150) 39 by STAFF BERITA SEMASA on APRIL 8, 2013 in PILIHANRAYA UMUM 13 Manifesto Barisan Nasional : Lautan dan gelombang biru diperhebatkan paluan gendang “perang” sehingga sudah menerjah masuk di kaca-kaca televisyen dan di corong-corong radio serta tidak lupa juga di akhbar arus perdana sejak pelancaran Manifesto barisan Nasional (BN) pada Sabtu yang lalu. Jikalau hebahan dan perkongsian Manifesto Pakatan Rakyat bakal diberikan ruang dan peluang hanya selama 10 tetapi secara rakaman untuk suntingan, lain pulanya untuk khas untuk manifesto Barisan Nasional. Berapa ramai yang saksikannya pengumuman Manifesto Barisan Nasional (BN) yang disiarkan secara langsung dan mendapat liputan yang cukup meluas dikebanyakan media utama di Malaysia (Siaran langsung di Astro Awani, Astro Saluran 301(saluran berbahasa Cina) dan Astro Saluran 201(saluran berbahasa tamil) , TV1 dan TV3)  selama tempoh lebih sejam lamanya dari Stadium Tertutup Bukit Jalil? Senarai Akujanji Manifesto Barisan Nasional (BN) PRU 13? Manifesto Barisan Nasional 1 : Kos Sara Hidup * BR1M dinaikkan kepada RM1,200 untuk isi rumah; RM600 untuk orang bujang. * Baucar Buku 1Malaysia dinaikkan sehingga RM300; Bantuan Persekolahan dinaikkan kepada RM150. * Harga kereta akan diturunkan antara 20 hingga 30 peratus secara berperingkat dengan menyemak semula Dasar Automotif Nasional...

Words: 4296 - Pages: 18

Free Essay

Fiscal Policy

...THE FISCAL POLICY DISUSUN OLEH : ANGGIT WAHYUNINGSIH (8335132482) FATHIA ROFIFAH (8335132520) HALIMAH (8335132402) PUJI ROCHMANI (8335132515) SITI RANITA SAKINAH (8335132517) ULFA GINY SEPTIANINGRUM (8335132550) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNVERSITAS NEGERI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis adalah, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Selain itu, demi penyempurnaan makalah ini, penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi 2, Bapak yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga penulis dapat mengetahui lebih jauh tentang Kebijakan Fiskal, dan kepada semua pihak yang turut membantu, penulis sampaikan terima kasih atas bantuannya. Kepada pihak – pihak yang tulisannya penulis jadikan rujukan, penulis sampaikan terima kasih dan pernyataan maaf bila kurang berkenan. Jakarta, April 2014 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem ekonomi campuran. Sistem campuran adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi...

Words: 4058 - Pages: 17

Free Essay

Penilaian Kinerja Keuangan Pt Wijaya Karya (Persero), Tbk

...PENGGUNAAN ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT WIJAYA KARYA (Persero), Tbk Periode 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013 I. PENDAHULUAN Gambaran Umum Perusahaan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk atau singkatnya disebut WIKA merupakan perusahaan hasil nasionalisasi perusahaan belanda Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vin en Co. Atau NV Vis en CO. WIKA didirikan pada tahun 1960 sebagai Badan Usaha Milik Negara. WIKA adalah salah satu perusahaan konstruksi besar yang sudah banyak berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salah satu proyek besarnya adalah pembangunan Jembatan Suramadu yang kini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. WIKA juga dikenal sebagai perusahaan kontrusi yang banyak memenangkan tender proyek infrastruktur tanah air. Pada sejarah awal kinerja perusahaan ini adalah saat tahun 1972, dimana pada saat itu nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur. Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya...

Words: 1980 - Pages: 8

Free Essay

Nkkl'L

...TENERIFE DISASTER 1977 kemalangan di Tenerife berlaku pada Ahad 27 Mac pada pukul 5 petang. beberapa jam kemudian hampir kosong Boeing 747 berlepas dari Amsterdam Schiphol untuk mengambil pelancong yang dikendalikan di darat Palmas las. Di kalangan mereka di atas kapal adalah ahli RIT (kakitangan pengenalan kecemasan dutch) pada pagi Isnin di 4:00 pesawat menyentuh turun di lapangan terbang Palmas las. pasukan kemudian bergerak ke rodeos los oleh helikopter. apabila mereka tiba di Tenerife mereka bau membakar daging yang mereka sifatkan sebagai "dahsyat". tentera spanish sibuk dengan pemulihan badan-badan yang telah mati, dan juga cuba untuk memisahkan orang dutch daripada amerika. ia adalah penglihatan sangat tragis; lebih 550 mayat dalam satu penyangkut. tidak ada keterangan untuk itu, ia adalah dahsyat. rakyat belanda bertanya pada diri sendiri; apa yang kita lakukan? , apa yang boleh kita lakukan? mereka meminta izin untuk mengenal pasti mangsa mereka; mereka menerima ini pada jam 6.30 pagi. semua anggota kakitangan yang ngeri oleh apa yang mereka lihat - sebahagian besar badan adalah di atas katil sementara. pada beberapa katil masih kelihatan radas infusi. ia tidak membantu, ia tidak dapat membantu. pihak berkuasa amerika tiba terlambat, dan tidak dibenarkan untuk cuba mengenal pasti victims.the berkuasa spanish perintah mereka bahawa peralatan yang american tidak mencukupi, jadi mereka perlu membantu spanish dengan mengeraskan mayat mangsa american. mengenal pasti...

Words: 3132 - Pages: 13