Free Essay

Karier

In:

Submitted By ocey
Words 6105
Pages 25
PEREKONOMIAN INDONESIA
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI III

[pic]

Dosen Pengampu:
Drs. H. Edy Yusuf Agung Gunanto, Msc., Ph.D.

Kelompok 6: Chintya Stephania H (12030113120042) Juwita Puspitandari (12030113120107) Carolina Reni Damayanti (12030113120119) Fauziah Afni Rahmawati (12030113140258)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3 2.1. LATAR BELAKANG 3 2.2. RUMUSAN MASALAH 3 2.3. TUJUAN PENULISAN 4 2.4. MANFAAT PENULISAN 5 2.5. Paket Kebijakan Pemerintah III 6 2.6. Daya Beli Masyarakat 8 2.7. Pengentasan Kemiskinan 10 2.8. Kesempatan Kerja dan Pengangguran 12 2.9. Pengembangan Dunia Usaha 13 2.10. Pengembangan UMKM 14 2.11. Tingkat Inflasi 15 2.12. Tingkat Suku Bunga 15 2.13. Tingkat Kurs Rupiah 16
BAB III 17
KESIMPULAN 17
BAB IV 19
LAMPIRAN 19

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, potensi yang juga mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia dengan ekonomi paling besar di Asia Tenggara sering disebut sebagai calon layak untuk menjadi salah satu anggota negara-negara BRIC (Brasilia, Rusia, India, dan Cina) karena ekonominya dengan cepat menunjukan tanda-tanda perkembangan yang sama dengan anggota lain tersebut. Peranan badan usaha milik negara (BUMN) dan kelompok usaha swasta sangat besar, menunjukkan adanya tanda positif untuk awal periode perkembangan ekonomi yang penting. Namun, juga perlu disebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang kompleks dan berisi risiko tertentu untuk investasi serta mengalami kesulitan dalam rangka dinamika yang unik.

Sehingga dalam menghadapi perekonomian Indonesia dalam menyikapi ekonomi dunia, maka Presiden Joko Widodo meluncurkan paket kebijakan ekonomi untuk menstabilisasi perekonomian domestik ditengah tekanan ekonomi global pada tahun 2015. Pemerintah bersama otoritas moneter, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, telah melakukan langkah-langkah dalam upaya menciptakan kondisi ekonomi makro yang kondusif. Tujuan dari kebijkan ini tidak saja berupa stimulus bagi dunia usaha, tetapi juga dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat terutama yang berpenghasilan rendah. Selama ini pemerintah telah melakukan upaya stabilisasi fiskal dan moneter, termasuk di dalamnya pengendalian inflasi.Selain itu, pemerintah juga telah melakukan langkah-langkah untuk melindungi masyarakat, seperti pemberdayaan usaha mikro dan penyaluran kredit dengan suku bunga rendah.Namun langkah-langkah itu belum cukup, oleh karena itu, pemerintah Indonesia meluncurkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama pada September 2015.

RUMUSAN MASALAH

Dengan keadaan ekonomi Indonesia saat ini, Presiden Joko Widodo mengeluarkan paket kebijakan pemerintah untuk menghadapi masalah ekonomi di Indonesia. Sehingga Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Apa saja isi dari paket kebijakan pemerintah III?

b. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III terhadap daya beli masyarakat?

c. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap pengentasan kemiskinan yang ada di Indonesia?

d. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap kesempatan kerja dan pengangguran yang ada di Indonesia?

e. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap Pengembangan dunia usaha yang ada di Indonesia?

f. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap pengembangan UMKM yang ada di Indonesia?

g. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap tingkat inflasi yang ada di Indonesia?

h. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap tingkat suku bunga yang ada di Indonesia?

i. Apakah pengaruh dari penetapan paket kebijakan pemerintah III teradap tingkat kur rupiah yang ada di Indonesia?

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini yaitu: a. Untuk mengetahui isi dari Paket Kebijakan Pemerintah III. b. Untuk mengetahui pengaruh penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap daya beli masyarakat. c. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap pengntasan kemiskinan di Indonesia saat ini. d. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap penanggulangan kesempatan kerja dan pengangguran. e. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap perkembangan dunia usaha. f. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap pengembangan UMKM. g. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap tinkat inflasi. h. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap tingkat suku bunga. i. Untuk mengetahui pengaruh dari penetapan Paket Kebijakan Pemerintah III terhadap kurs rupiah.

MANFAAT PENULISAN

Penulisan makalah ini Penulis lakukan berharap dapat memberikan manfaat yaitu: a. Memberikan informasi mengenai Paket Kebijakan Pemerintah III yang ada dan sedang berlangsung di Indonesia; b. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penulisan makalah selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN

Paket Kebijakan Pemerintah III

Penurunan harga BBM, listrik dan gas 1) Harga BBM • Harga avtur, LPG 12 kg, Pertamax, dan Pertalite efektif turun sejak 1 Oktober 2015. • Harga solar turun Rp 200 per liter baik untuk solar bersubsidi ataupun non-subsidi. Dengan penurunan ini, harga eceran solar bersubsidi akan menjadi Rp 6.700 per liter. Penurunan harga solar ini berlaku 3 hari sejak pengumuman ini. • Harga BBM jenis premium tetap alias tidak berubah, yakni Rp 7.400 per liter di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan Rp 7.300 per liter (di luar Jamali). 2) Harga gas • Harga gas untuk pabrik dari lapangan gas ditetapkan sesuai dengan kemampuan daya beli industri pupuk, yakni sebesar 7dollar AS million metric british thermal unit (MMBTU). • Harga gas untuk industri lainnya (seperti petrokimia dan keramik) akan diturunkan sesuai dengan kemampuan industri masing-masing. Penurunan harga gas dimungkinkan dengan melakukan efisiensi pada sistem distribusi gas serta pengurangan penerimaan negara atau PNBP gas. Meski demikian, penurunan harga gas ini tidak akan memengaruhi besaran penerimaan yang menjadi bagian perusahaan gas yang berkontrak kerja sama. • Penurunan harga gas untuk industri tersebut akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2016. 3) Tarif listrik • Tarif listrik untuk pelanggan industri I3 dan I4 akan turun mengikuti turunnya harga minyak bumi (automatic tariff adjustment). • Diskon tarif hingga 30 persen untuk pemakaian listrik mulai tengah malam pukul 23.00 hingga pagi hari pukul 08.00, pada saat beban sistem ketenagalistrikan rendah. • Penundaan pembayaran tagihan rekening listrik hingga 60 persen dari tagihan selama setahun dan melunasi 40 persen sisanya secara angsuran pada bulan ke-13, khusus untuk industri padat karya. Perluasan penerima KUR/ Kredit Usaha Rakyat 1) Setelah menurunkan tingkat bunga KUR dari sekitar 22 persen menjadi 12 persen pada paket kebijakan ekonomi tahap III ini, pemerintah memperluas penerima KUR. Kini keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai dapat menerima KUR untuk dipergunakan dalam sektor usaha produktif. Penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal. 1) Kementerian ATR/BPN merevisi Permen Nomor 2 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Agraria, Tata Ruang, dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal. 2) Beberapa substansi pengaturan baru ini mencakup beberapa hal, seperti: • Pemohon mendapatkan informasi tentang ketersediaan lahan (semula 7 hari menjadi 3 jam). • Seluruh permohonan didaftarkan sebagai bentuk kepastian bagi pemohon terhadap ketersediaan dan rencana penggunaan lahan. Surat akan dikeluarkan dalam waktu 3 jam. • Kelengkapan perizinan prinsip: Proposal, pendirian perusahaan, hak atas tanah menjadi persyaratan awal untuk dimulainya kegiatan lapangan. Ada persyaratan yang dapat menyusul sampai dengan sebelum diterbitkannya keputusan tentang hak penggunaan lahan. 3) Jangka waktu pengurusan (persyaratan harus lengkap): • Hak guna usaha (HGU) dari semula 30–90 hari menjadi 20 hari kerja untuk lahan dengan luas sampai dengan 200 hektar, dan menjadi 45 hari kerja untuk lahan dengan luas di atas 200 hektar. • Perpanjangan/pembaruan HGU dari semula 20–50 hari menjadi 7 hari kerja untuk lahan dengan luas di bawah 200 hektar atau 14 hari kerja untuk lahan dengan luas di atas 200 hektar. • Permohonan hak guna bangunan/hak pakai dari semula 20–50 hari kerja dipersingkat menjadi 20 hari kerja (luas lahan sampai dengan 15 hektar) atau 30 hari kerja (luas lahan di atas 15 hektar). • Perpanjangan/pembaruan hak guna bangunan/hak pakai dari semula 20–50 hari kerja menjadi 5 hari kerja (luas lahan sampai dengan 15 hektar) atau 7 hari kerja (luas di atas 15 hektar). • Hak atas tanah dari semula 5 hari kerja diperpendek menjadi 1 hari kerja saja. • Penyelesaian pengaduan dari semula 5 hari kerja dipersingkat menjadi2 hari kerja. • Perpanjangan hak penggunaan lahan yang didasarkan pada evaluasi tentang pengelolaan dan penggunaan lahan, termasuk audit luas lahan, tidak lagi memakai persyaratan seperti awal permohonan.

Daya Beli Masyarakat

Daya beli adalah kemampuan suatu mata uang untuk membeli barang atau jasa. Maka daya beli masyarakat dapat disimpulkan menjadi kemampuan atas kepemilikan mata uang yang dimiliki masyarakat dalam membeli barang atau jasa. Daya beli masyarakat itu sendiri dapat berubah karena beberapa pengaruh, faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat anatar lain: a. Tingkat Pendapatan Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji. Makin tinggi pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya. b. Tingkat Pendidikan Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Contohnya seorang sarjana lebih membutuhkan computer dibandingkan seseorang lulusan sekolah dasar. c. Tingkat Kebutuhan Kebutuhan setiap orang berbbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota daya belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa. d. Kebiasaan Masyarakat Di zaman yang serba modern muncul kecenderungan konsumerisme didalam masyarakat. Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli b arang dan jasa yang benar-benar dibutuhkan, maka secara tidak langsung telah meningkatkan kesejahteraan hidup. e. Harga Barang Jika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen akan naik. Hal ini sesuai dengan hokum permintaan. f. Mode Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat mempengaruhi konsumsi. Sehubungan dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Pemerintah III ini menimbul dampak pada daya beli masyarakat Indonesia. Terutama dengan point pertama paket kebijakan pemerintah III mengenai penurunan harga BBM, listrik, dan gas. Penurunan harga yang dikeluarkan pemerintah mengakibatkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini sengaja dilakukan pemerintah untuk mengatasi tingkat inflasi yang diinginkan di Indonesia. Pemerintah mengambil langkah menurunkan harga solar dengan harapan akan mendorong penurunan harga kebutuhan pokok sehingga akan meningkatnya daya beli masyarakat. Pemicu dibuatnya aturan ini karena pada awal tahun 2015, ekonomi Indonesia mengalami kemerosotan yang sangat tajam yang diakibatkan oleh menguatnya ekonomi Amerika Serikat dan Cina, yang mengakibatkan harga komoditas dunia turun secara keseluruhan. Fenomena seperti itu mengakibatkan penurunan ekonomi sepanjang tahun di Indonesia. Terlebih lagi indonesia mengalami penururan nilai mata uang, yang diakibatkan ketidakpastian atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentrak serta aksi devaluasi Yuan dari Cina pada Agustus 2015. Hingga berimbas pada Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHS-GBEI) yang berfluktuasi dan cenderung melemah. Sehingga pemerintah dibantu dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi dengan harapan dapat secara bertahap mengembalikan gairah perekonomian nasional. Garis besar penerbitan paket kebijakan ekonomi ini yaitu untuk mempercepat pengembangan ekonomi makro yang kondusif, menggerakkan ekonomi nasional, melindungi masyarakat berpenghasilan rendah serta menggerakkan ekonomi pedesaan. Pada awal tahun 2016 sudah dapat dilihat bahwa dengan dilakukannya penurunan harga terhadap BBM, listrik, dan gas telah mampu menaikkan daya beli masyarakat sedikit demi sedikit. Pengusaha yang terbiasa bergantung dengan BBM seperti nelayan contohnya, dapat mengurangi biaya nelayan dan menggunakan uangnya untuk kebutuhan lain. Kemudian masyarakat atau kelompok kerja yang bergantung pada listrik, dapat memanfaatkan layanan pemerintah atas penerunan harga listrik. Selain itu pemerintah juga memberikan keringanan bagi usaha-usaha kecil yang menjalankan usahanya dengan memberikan kemudahaan pembayaran listri dengan sistem angsuran, sehingga mendorong pengusaha kecil untuk terus berkembang dan terus berproduksi. Serta penurunan harga gas mampu meningkatkan kinerja perusahan bahan bakar, sehingga perusahaan tersebut dapat memangkas biaya-biayanya dan menghasilkan harga barang yang lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Keputusan seperti itulah yang mengakibatkan daya beli masyarakat semakin meningkat. Sehingga sedikit demi sedikit akan memperbaiki inflasi di Indonesia agar sesuai dengan tingkat inflasi yang telah diharapkan direncanakan sebelumnya oleh pemerintah Indonesia dengan dibantu oleh Bank Indonesia.

Pengentasan Kemiskinan

Kemiskinan adala keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan yang meluas merupakan tantangan terbesar dalam upaya upaya Pembangunan suatu negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali tugas dalam mengatasi kemiskinan yang ada saat ini. Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2 milyar penduduk dunia yang hidup dengan pendapatan kurang dari satu dolar perhari dan lebih dari 2,8 milyar penduduk dunia hanya berpenghasilan kurang dari dua dollar perharinya. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dibanyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang baguspun menjadi tidak akan berarti bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian atau pemerataannya. Dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah mengakibatkan jumlah penduduk miskin kembali membengkak dan kondisi tersebut diikuti pula dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang telah diambil pemerintah berfokus pada: a. peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui upaya padat karya, perdagangan ekspor serta pengembangan UMKM b. peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar , pangan dan gizi), c. pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) yang bertujuan untuk membuka kesempatan berpartisipasi bagi masyarakat miskin dalam proses pembangunan dan meningkatkan peluang dan posisi tawar masyarakat miskin, d. perbaikan sistem bantuan dan jaminan sosial lewat Program Keluarga Harapan (PKH). Beberapa proyek pemberdayaan masyarakat antara lain P2KP, PPK, CERD, SPADA, PEMP, WSSLIC, dan P2MPD. Untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia perlu diketahui sebenarnya faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan atau mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kemiskinan (jumlah penduduk miskin) di Indonesia sehingga kedepannya dapat diformulasikan sebuah kebijakan publik yang efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negara ini dan tidak hanya sekedar penurunan angka-angka saja melainkan secara kualitatif juga. Dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Ekonomi III ini khususnya point perluasan penerima KUR/ Kredit Usaha Rakyat diharapkan dapat membantu permasalahan negara dalam pengentasan kemiskinan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud untuk memudahkan bagi para warga negara Indonesia untuk meminjam uang kepada pemerintah dalam memenuhi modal kerjanya. Masyrakat dapat menggunakan kebijakan ini untuk melancarkan usaha-usaha kecilnya sehingga dapat berkembang lebih besar lagi. Harapan pemerintah atas point ini bahwa, ketika masyarakat telah diberi kemudahan dalam mendapatkan modal usaha. Maka diharapkan pula bahwa dengan begitu masyarakat dapat meningkatkan usahanya sehingga akan secara tidak langsung dapat menaikan pendapatan Indonesia. Selain itu usaha-usaha kecil ini juga dapat digunakan sebagai jalan bagi masyarakat lain yang tidak bisa menjalankan usahanya sendiri untuk ikut berpartisipasi menjadi karyawan pada pusat-pusat usaha padat karya. Sehingga dengan kemudahan pemberian pinjaman modal ini dapat memberikan kemakmuran bagi para masyarakat Indonesia. Baik masyarakat yang meminjam modal dari pemerintah dan dapat memperoleh keuntungan besar. maupun masyarakat yang mendapatkan lapangan kerja atas pendirian usaha baru tadi. Jadi kebijakan ini secara langsung akan mampu meningkatkan pendapatan masing-masing individu Indonesia. Serta diharapkan dapat mengatasi kemiskinan yang ada di Indonesia.

Kesempatan Kerja dan Pengangguran

Paket kebijakan pemerintah jilid III memberi kemudahan bagi pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya. Hal ini diharapkan dapat memberi kesempatan bagi pengangguran untuk bisa memperoleh lapangan pekerjaan. Para pengangguran ini juga dapat memulai usahanya sendiri. Dalam paket kebijakan pemerintah jilid III ini, pemerintah memberikan perluasan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bertujuan untuk membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Kebijakan pemerintah jilid III bertujuan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja sehingga fokusnya pada kelangsungan dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat. Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jateng, Liliek Setiawan, mengatakan paket kebijakan ekonomi jilid III memiliki dampak jangka pendek yang langsung bisa dirasakan pengusaha dan mendorong geliat usaha. “Paket kebijakan ini yang ditunggu pengusaha karena berdampak langsung terhadap industri yang sudah ada. Oleh karena itu, paket kebijakan ini bisa membantu untuk menekan angka PHK,” ungkap Liliek, Kamis (8/10/2015).
Dia mengungkapkan saat ini ada sekitar 36.000 orang yang bekerja di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang di-PHK atau sekitar 1,3% dari total karyawan yang mencapai 2,7 juta orang secara nasional. Dia mengakui jumlah tersebut cukup besar. Menurut dia, pengusaha selama ini berusaha untuk menekan jumlah PHK tapi karena kondisi ekonomi yang sulit membuat PHK bertambah. “Melalui paket kebijakan jilid III ini, Presiden Joko Widodo memang berharap asosiasi bisa membantu untuk menekan jumlah pekerja yang di PHK. Perusahaan yang tutup diharapkan bisa kembali beroperasi sehingga karyawan yang di PHK bisa kembali dipekerjakan,” kata Liliek yang mengaku berdialog dengan Presiden sebelum pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid III. Dia menyampaikan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti potongan tarif tenaga listrik (TTL) hingga 30% untuk penggunaan pada pukul 23.00-08.00. Industri padat karya juga diberi kemudahan berupa pembayaran kekurangan tagihan TTL sebanyak 40% yang bisa diangsur.
Bagi pengusaha tekstil, paket kebijakan ini bisa mendorong lagi produktivitas dan memulihkan 30.000 lapangan kerja bagi buruh yang sempat dipecat. Para pengusaha tekstil yang sebagian besar menjalankan industri 24 jam per hari, bisa memaksimalkan tarif listrik yang baru ini dengan mempertinggi produktivitas pada malam hari. Sehingga buruh yang dipecat karena kelesuan ekonomi, bisa bekerja kembali.

Pengembangan Dunia Usaha

Kebijakan ekonomi jilid III Presiden Joko Widodo dinilai berpihak pada korporasi besar dan menengah sehingga menciptakan kerentanan ekonomi. Garis besar penerbitan paket kebijakan ekonomi yang telah terbit dalam tiga jilid tersebut adalah mempercepat pengembangan ekonomi makro yang kondusif, menggerakkan ekonomi nasional, melindungi masyarakat berpenghasilan rendah serta menggerakkan ekonomi pedesaan. Beragam kemudahan hadir dalam paket kebijakan tersebut antara lain deregulasi untuk mendorong perbaikan iklim investasi dan percepatan proyek pembangunan, pemberian insentif perpajakan hingga penurunan harga energi bagi sektor industri. Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Persero (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan efek positif dari paket kebijakan ekonomi pemerintah adalah kepastian penyederhanaan birokasi untuk investasi, dan insentif bagi dunia usaha.
Dengan penyederhanaan birokrasi dan pemberian insentif, investor semakin percaya diri untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Efek kebijakan lainnya, pengusaha juga tidak ragu untuk membawa dolarnya ke Tanah Air dan menukarkannya dengan rupiah. Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI), Karnadi Kuistono mengakui iklim produksi di dunia industri terus mengalami respon yang baik, pasca Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan perekonomian tahap III. Karnadi Kuistono menilai isi paket kebijakan perekonomian mulai dari tahap I hingga tahap III makin fokus untuk menguatkan pelaku usaha. Karnadi Kuistono menjelaskan, isi paket kebijakan perekonomian tahap III yang memudah proses perizinan juga membantu pelaku usaha dalam kepastian usaha mereka.
Pengamat pasar keuangan William Surya Wijaya meyakini paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah diapresiasi investor sehingga membuka peluang arus dana asing kembali masuk ke Indonesia yang akhirnya mengangkat rupiah. Ekonom Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra mengatakan pihaknya menilai paket ketiga tersebut masih fokus pada sisi investasi. Pasalnya, ia menilai dalam kebijakan pemangkasan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), efek utamanya lebih ke beban logistik. “Penurunan harga gas, diskon tarif listrik, dan pelonggaran aturan transaksi tanah merupakan usaha untuk memberikan insentif investasi dan juga memberikan beberapa pelonggaran pada sektor swasta di tengah kondisi ekonomi yang sedang tertekan” ujarnya dalam riset, Kamis (8/10) Secara keseluruhan, menurutnya kebijakan ketiga saat ini memiliki dampak stimulus yang lebih cepat pada ekonomi. Meskipun demikian, ia menilai implementasi prosesnya akan lebih mudah dan lebih cepat pada hak mengakuisisi lahan dan sisanya akan dilihat nanti

Pengembangan UMKM

Dalam rangka meningkatkan akses wirausahawan kepada kredit perbankan, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah telah menurunkan tingkat bunga KUR dari sekitar 22% menjadi 12% persen. Pada paket kebijakan ini, para keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai, dipertegas dapat menerima KUR untuk sektor usaha produktif. Menurut Darmin Nasution, “Melalui perluasan penerima KUR ini, pemerintah berharap akan muncul para wirausahawan baru.” Berbeda dengan Darmin Nasution, menurut Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna, di sisi pemihakan terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) belum masuk agenda konkret. Padahal, pelaku UMKM sejatinya terbukti mampu menyelamatkan perekonomian nasional dari badai krisis. Menurutnya, ada tiga hal yang dapat dilakukan pemerintah. Pertama, penguatan lembaga keuangan mikro, terutama yang berorientasi di perdesaan. Perlu ada regulasi untuk menjaga kesinambungan arus kesehatan finansial LKM (terutama BMT/BTM) karena mereka berhadapan langsung dengan nasabah akar rumput. Kedua, penguatan basis ekonomi rumah tangga, terutama kaum perempuan. Untuk mengurangi dampak kemiskinan, alokasi pembiayaan atau modal usaha perlu difokukan pada nasabah perempuan. Ketiga, penguatan ekonomi rumah tangga pertanian, nelayan (pesisir), dan kelompok usaha rentan (mikro). Dalam rangka meningkatkan akses wirausahawan kepada kredit perbankan, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah telah menurunkan tingkat bunga KUR dari sekitar 22% menjadi 12% persen. Pada paket kebijakan ini, para keluarga yang memiliki penghasilan tetap atau pegawai, dipertegas dapat menerima KUR untuk sektor usaha produktif. Menurut Darmin Nasution, “Melalui perluasan penerima KUR ini, pemerintah berharap akan muncul para wirausahawan baru.”

Tingkat Inflasi

Dampak paket kebijakan ekonomi jilid 3 terhadap tingkat inflasi Paket kebijakan ekonomi jilid 3 ini berisikan berisikan diantaranya tarif listrik turun, harga BBM dan BBG juga turun. Hal tersebut tentu akan menurunkan biaya yang dikeluarkan produsen sehingga harga-harga produk-produk masyarakat pun juga turun. Ketika harga komoditas turun ini lah tingkat inflasi juga turun.

Tingkat Suku Bunga

Dampak paket kebijakan ekonomi jilid 3 terhadap tingkat suku bunga. Tergambar jelas dampak dari paket kebijakan ini terhadap suku bunga di Indonesia. Dalam rangka untuk memberdayakan umkm pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari 22% menjadi 12%. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah masyarakat untuk memperoleh modal untuk usaha mikronya itu sendiri. Yang kemudian diharapkan akan mengingatkan kesejahteraan rakyat dan daya beli masyarakat pun meningkat.

Tingkat Kurs Rupiah

Dampak paket kebijakan ekonomi jilid 3 terhadap tingkat kurs rupiah. Dampak paket kebijakan ekonomi 3 juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kurs rupiah. Dimana nilai kurs rupiah kita telah meningkat semenjak kebijakan ini diputuskan. Karena apa? Karena dengan penurunan tarif listrik dan bahan bakar juga diturunkannya tingkat bunga KUR jelasakan mengutkan sector riil bangsa ini sendiri yaitu masyarakat itu sendiri. Dengan meningkatnya penghasilan masyarakat meingkat pula pemasukan negara jadi negara sudah tidak terlalu bergantung pada dana luarnegeri sendiri dan kurs pun menguat dengan sendirinya

BAB III

KESIMPULAN

Paket Kebijakan Pemerintah Jilid III yang dikeluarkan pada bulan September tahun 2015 yang berisi penurunan tarif BBM, listrik, dan gas; serta perluasan penerimaan KUR/Kredit Usaha Rakya, memberikan dampak pada berbagai aspek. Pada aspek daya beli masyarakat itu sendiri dapat berubah karena beberapa pengaruh, faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat anatar lain: Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kebutuhan, Kebiasaan Masyarakat, Harga Barang, dan Mode Sehubungan dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Pemerintah III ini menimbul dampak pada daya beli masyarakat Indonesia. Terutama dengan point pertama paket kebijakan pemerintah III mengenai penurunan harga BBM, listrik, dan gas. Penurunan harga yang dikeluarkan pemerintah mengakibatkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini sengaja dilakukan pemerintah untuk mengatasi tingkat inflasi yang diinginkan di Indonesia. Pemerintah mengambil langkah menurunkan harga solar dengan harapan akan mendorong penurunan harga kebutuhan pokok sehingga akan meningkatnya daya beli masyarakat. Sehingga sedikit demi sedikit akan memperbaiki inflasi di Indonesia agar sesuai dengan tingkat inflasi yang telah diharapkan direncanakan sebelumnya oleh pemerintah Indonesia dengan dibantu oleh Bank Indonesia. Dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Ekonomi III ini khususnya point perluasan penerima KUR/ Kredit Usaha Rakyat diharapkan dapat membantu permasalahan negara dalam pengentasan kemiskinan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud untuk memudahkan bagi para warga negara Indonesia untuk meminjam uang kepada pemerintah dalam memenuhi modal kerjanya. Masyrakat dapat menggunakan kebijakan ini untuk melancarkan usaha-usaha kecilnya sehingga dapat berkembang lebih besar lagi. Sehingga dengan kemudahan pemberian pinjaman modal ini dapat memberikan kemakmuran bagi para masyarakat Indonesia. Baik masyarakat yang meminjam modal dari pemerintah dan dapat memperoleh keuntungan besar. maupun masyarakat yang mendapatkan lapangan kerja atas pendirian usaha baru tadi. Jadi kebijakan ini secara langsung akan mampu meningkatkan pendapatan masing-masing individu Indonesia. Serta diharapkan dapat mengatasi kemiskinan yang ada di Indonesia. Paket kebijakan pemerintah jilid III memberi kemudahan bagi pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya. Hal ini diharapkan dapat memberi kesempatan bagi pengangguran untuk bisa memperoleh lapangan pekerjaan. Para pengangguran ini juga dapat memulai usahanya sendiri. Dalam paket kebijakan pemerintah jilid III ini, pemerintah memberikan perluasan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bertujuan untuk membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Kebijakan pemerintah jilid III bertujuan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja sehingga fokusnya pada kelangsungan dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat. Menurut Darmin Nasution, “Melalui perluasan penerima KUR ini, pemerintah berharap akan muncul para wirausahawan baru.” Pemerintah diharapkan dapat mengelola Paket Kebijakan ini dalam prakteknya secara efektif supaya masalah ekonomi yang terjadi di Indonesia dapat segera teratasi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat meningkat.

BAB IV

LAMPIRAN

Paket Kebijakan Jilid III Bakal Genjot Daya Beli Masyarakat

By Septian Deny on 08 Okt 2015 at 12:15 WIB

Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers terkait kebijakan ekonomi tahap II, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Paket kebijakan tahap dua difokuskan pada industri, keuangan dan ekspor. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyambut baik langkah pemerintah mengeluarkan paket kebijakan jilid III pada Rabu (7/10/2015) kemarin. Paket ini diharapkan mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat yang tengah menurun dalam sejak awal tahun ini.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Gantiah Wuryandari mengatakan, salah satu isi paket kebijakan yaitu menurunkan harga solar dinilai akan berdampak pada penurunan harga barang-barang konsumsi. Hal ini diharapkan juga membawa dampak positif bagi inflasi.
"Saya kira inti dari paket kebijakan III ini untuk meningkatkan daya beli dengan diturunkannya harga BBM (solar). Ini akan mempengaruhi kebutuhan konsumen. Dengan penurunan BBM, akan berpengaruh pada harga barang-barang dan inflasi diharapkan juga menurun," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Selain itu, penurunan harga solar ini, lanjut Gantiah, juga lebih dirasakan masyarakat bawah seperti nelayan. Harga solar yang lebih murah akan menekan biaya melaut bagi nelayan.
"Solar ini penting untuk nelayan. Jadi kalau harganya turun, maka biaya mereka akan lebih murah. Jadi bagi mereka, yang tadinya uang itu untuk beli BBM (solar), ini bisa digunakan untuk yang lain," kata dia.
Meski demikian, pemerintah juga diminta tetap hati-hati dengan potensi peningkatan harga bahan pangan kebutuhan masyarakat akibat musim kemarau yang masih berlangsung di Indonesia. Hal ini dinilai masih memberikan potensi mendorong inflasi.
"Tapi kita tidak bisa memungkiri karena ada kemarau panjang, sawah jadi mengalami kerusakan, tidak bisa dipanen. Sedangkan populasi penduduk tetap," tandasnya. (Dny/Zul) http://bisnis.liputan6.com/read/2335648/paket-kebijakan-jilid-iii-bakal-genjot-daya-beli-masyarakat Paket Kebijakan Diharapkan Gairahkan Kembali Ekonomi Indonesia

Selasa, 13/10/2015
Oleh: Satyagraha

Perekonomian nasional sejak awal 2015 mengalami kelesuan akibat gejolak yang melanda perekonomian global, terutama karena perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok yang sulit diprediksi serta turunnya harga komoditas dunia.

Dampak eksternal itu menyebabkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,71 persen pada triwulan I-2015 dan 4,67 persen pada triwulan II. Pada akhir tahun, pertumbuhan ekonomi hanya diproyeksikan mencapai kisaran 4,7-5,1 persen

Tekanan tersebut makin menghebat ketika kurs rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan karena ketidakpastian atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (the Fed) serta aksi devaluasi Yuan dari Tiongkok pada Agustus 2015.

Para pelaku pasar terlihat khawatir dalam menyikapi perkembangan tersebut sehingga imbasnya Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) ikut-ikutan berfluktuasi dan cenderung melemah, padahal arus modal keluar dari Indonesia sudah terlampau besar.

Bank Indonesia mencatat kepemilikan asing di bursa saham maupun pasar obligasi Indonesia hingga awal Oktober 2015 hanya mencapai Rp37 triliun, dibanding dengan kondisi per Desember 2014 yang tercatat sebesar Rp170 triliun.

Pada September 2015, pemerintah beserta otoritas terkait seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan saling bersinergi menerbitkan paket kebijakan secara bertahap,dengan harapan kinerja perekonomian nasional kembali bergairah.

Garis besar penerbitan paket kebijakan ekonomi yang telah terbit dalam tiga jilid tersebut adalah mempercepat pengembangan ekonomi makro yang kondusif, menggerakkan ekonomi nasional, melindungi masyarakat berpenghasilan rendah serta menggerakkan ekonomi pedesaan.

Beragam kemudahan hadir dalam paket kebijakan tersebut antara lain deregulasi untuk mendorong perbaikan iklim investasi dan percepatan proyek pembangunan, pemberian insentif perpajakan hingga penurunan harga energi bagi sektor industri.

Setelah paket kebijakan jilid I yang lebih banyak berisi deregulasi peraturan dikritik oleh banyak pelaku pasar karena dianggap tidak berdampak jangka pendek, respon lebih positif muncul setelah pengumuman paket kebijakan jilid III.
Pangkas Perizinan
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Persero (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan efek positif dari paket kebijakan ekonomi pemerintah adalah kepastian penyederhanaan birokasi untuk investasi, dan insentif bagi dunia usaha.
Dengan penyederhanaan birokrasi dan pemberian insentif, investor semakin percaya diri untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Efek kebijakan lainnya, pengusaha juga tidak ragu untuk membawa dolarnya ke Tanah Air dan menukarkannya dengan rupiah.
"Pada paket deregulasi (jilid I), kedua perizinan usaha dipangkas menjadi hanya tiga jam sehingga investor dapat dengan cepat menerima kepastian dalam merealisasikan investasinya," ujar Ryan terkait adanya kemudahan birokrasi tersebut.
Pengamat pasar keuangan William Surya Wijaya meyakini paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah diapresiasi investor sehingga membuka peluang arus dana asing kembali masuk ke Indonesia yang akhirnya mengangkat rupiah.
"Pemilik modal biasanya mengantisipasi terlebih dahulu dengan kembali melakukan investasi. Nilai tukar rupiah yang terapresiasi menandakan kebijakan pemerintah direspons positif," ujar William Surya Wijaya yang juga analis dari Analis Asjaya Indosurya Securities.
Ia mengemukakan bahwa salah satu kebijakan ekonomi jilid III yakni penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), gas dan tarif listrik bagi industri dapat menekan beban biaya perusahaan di sektor aneka industri di antaranya otomotif dan komponennya, tekstil dan elektronik.
Namun William Surya Wijaya mengharapkan kebijakan pemerintah itu direspon dengan penurunan harga jual produknya agar daya beli masyarakat kembali meningkat sehingga dampaknya ke ekonomi dalam negeri dapat dirasakan.
Penguatan sektor riil Sementara itu ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E Halim mengatakan Paket Kebijakan Ekonomi III yang dikeluarkan pemerintah lebih realistis untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi nasional dibandingkan paket sebelumnya.
"Ini kesempatan konsolidasi ekonomi nasional beberapa bulan ke depan menjelang 2016 dimana perkiraan kenaikan 'the Fed rate' akan diberlakukan," katanya di Kampus Universitas Indonesia, Depok.
Menurut dia, penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS perlu terus dijaga khususnya di tengah perlambatan dan ketidakpastian global. Penguatan sektor riil, lanjut dia, menjadi satu-satunya cara untuk menahan spekulasi di sektor pasar uang dan pasar modal.
"Itu yang dibutuhkan saat ini. Kalkulasi risiko-risiko lainnya tetap perlu dilakukan. Begitu juga respon cepat untuk kebijakan-kebijakan jangka pendek seperti dalam paket ketiga ini," jelas pakar marketing ini.
Anggota Komisi XI DPR RI Wilgo Zainar menambahkan paket kebijakan tersebut seharusnya bisa menjawab kebutuhan dan kepentingan dari sektor riil yang rentan terhadap gejolak apabila perekonomian nasional melemah seperti sekarang.
Untuk itu, ia mengharapkan paket kebijakan ekonomi, terutama jilid III, bisa meningkatkan daya beli serta mengurangi beban masyarakat dan sektor industri bisa kembali berproduksi tanpa khawatir harus melakukan pemutusan hubungan kerja.
"Kita harapkan paket kebijakan yang ketiga dapat menjawab kebutuhan sektor rill. Karena melambatnya perekonomian, berdampak pada sektor riil. Industri banyak yang mati, dan gelombang PHK terus terjadi," kata politikus fraksi Partai Gerindra ini.
Secara keseluruhan, besar harapan paket kebijakan dalam jangka menengah panjang mampu menjaga perekonomian nasional agar tetap bergerak dari berbagai sektor seperti investasi, industri, finansial, perbankan dan usaha kecil.
Bila pemerintah bersama pihak-pihak terkait konsisten dalam melaksanakan paket kebijakan ekonomi ini maka fundamental perekonomian Indonesia dipastikan akan membaik dan tidak lagi rentan terhadap tekanan eksternal.
Bahkan perekonomian bisa tumbuh lebih positif di 2016, karena sejumlah deregulasi peraturan untuk kemudahan investasi bisa mulai terlihat hasilnya. Meskipun demikian, ketidakpastian terkait kenaikan suku bunga the Fed, prospek perekonomian Tiongkok dan turunnya harga komoditas global, masih melanda.
Untuk itu apabila implementasi paket kebijakan ekonomi hanya setengah hati maka bisa dipastikan kepercayaan investor kembali luntur dan perekonomian nasional kembali goyah dalam menghadapi tantangan global di 2016 yang semakin beragam. (Ant.) http://www.neraca.co.id/article/60045/paket-kebijakan-diharapkan-gairahkan-kembali-ekonomi-indonesia Paket kebijakan diharapkan gairahkan kembali ekonomi Indonesia

Senin, 12 Oktober 2015 03:36 WIB | 14.534 Views

Oleh Satyagraha

[pic]

Implementasi Paket Kebijakan Ekonomi. Menko Perekonomian Darmin Nasution (tengah) menjawab pertanyaan wartawan seputar implementasi paket kebijakan ekonomi tahap I di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/9). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Jakarta (ANTARA News) - Perekonomian nasional sejak awal 2015 mengalami kelesuan akibat gejolak yang melanda perekonomian global, terutama karena perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok yang sulit diprediksi serta turunnya harga komoditas dunia.

Dampak eksternal itu menyebabkan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,71 persen pada triwulan I-2015 dan 4,67 persen pada triwulan II. Pada akhir tahun, pertumbuhan ekonomi hanya diproyeksikan mencapai kisaran 4,7-5,1 persen.

Tekanan tersebut makin menghebat ketika kurs rupiah terhadap dolar AS terus mengalami pelemahan karena ketidakpastian atas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (the Fed) serta aksi devaluasi Yuan dari Tiongkok pada Agustus 2015.

Para pelaku pasar terlihat khawatir dalam menyikapi perkembangan tersebut sehingga imbasnya Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) ikut-ikutan berfluktuasi dan cenderung melemah, padahal arus modal keluar dari Indonesia sudah terlampau besar.

Bank Indonesia mencatat kepemilikan asing di bursa saham maupun pasar obligasi Indonesia hingga awal Oktober 2015 hanya mencapai Rp37 triliun, dibanding dengan kondisi per Desember 2014 yang tercatat sebesar Rp170 triliun.

Pada September 2015, pemerintah beserta otoritas terkait seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan saling bersinergi menerbitkan paket kebijakan secara bertahap, dengan harapan kinerja perekonomian nasional kembali bergairah.

Garis besar penerbitan paket kebijakan ekonomi yang telah terbit dalam tiga jilid tersebut adalah mempercepat pengembangan ekonomi makro yang kondusif, menggerakkan ekonomi nasional, melindungi masyarakat berpenghasilan rendah serta menggerakkan ekonomi pedesaan.

Beragam kemudahan hadir dalam paket kebijakan tersebut antara lain deregulasi untuk mendorong perbaikan iklim investasi dan percepatan proyek pembangunan, pemberian insentif perpajakan hingga penurunan harga energi bagi sektor industri.

Setelah paket kebijakan jilid I yang lebih banyak berisi deregulasi peraturan dikritik oleh banyak pelaku pasar karena dianggap tidak berdampak jangka pendek, respon lebih positif muncul setelah pengumuman paket kebijakan jilid III.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Persero (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan efek positif dari paket kebijakan ekonomi pemerintah adalah kepastian penyederhanaan birokasi untuk investasi, dan insentif bagi dunia usaha.

Dengan penyederhanaan birokrasi dan pemberian insentif, investor semakin percaya diri untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Efek kebijakan lainnya, pengusaha juga tidak ragu untuk membawa dolarnya ke Tanah Air dan menukarkannya dengan rupiah.

"Pada paket deregulasi (jilid I), kedua perizinan usaha dipangkas menjadi hanya tiga jam sehingga investor dapat dengan cepat menerima kepastian dalam merealisasikan investasinya," ujar Ryan terkait adanya kemudahan birokrasi tersebut.

Pengamat pasar keuangan William Surya Wijaya meyakini paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah diapresiasi investor sehingga membuka peluang arus dana asing kembali masuk ke Indonesia yang akhirnya mengangkat rupiah.

"Pemilik modal biasanya mengantisipasi terlebih dahulu dengan kembali melakukan investasi. Nilai tukar rupiah yang terapresiasi menandakan kebijakan pemerintah direspons positif," ujar William Surya Wijaya yang juga analis dari Analis Asjaya Indosurya Securities.

Ia mengemukakan bahwa salah satu kebijakan ekonomi jilid III yakni penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), gas dan tarif listrik bagi industri dapat menekan beban biaya perusahaan di sektor aneka industri di antaranya otomotif dan komponennya, tekstil dan elektronik.

Namun William Surya Wijaya mengharapkan kebijakan pemerintah itu direspon dengan penurunan harga jual produknya agar daya beli masyarakat kembali meningkat sehingga dampaknya ke ekonomi dalam negeri dapat dirasakan.

Penguatan Sektor Riil

Sementara itu ekonom Universitas Indonesia (UI) Rizal E Halim mengatakan Paket Kebijakan Ekonomi III yang dikeluarkan pemerintah lebih realistis untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi nasional dibandingkan paket sebelumnya.

"Ini kesempatan konsolidasi ekonomi nasional beberapa bulan ke depan menjelang 2016 dimana perkiraan kenaikan the Fed rate akan diberlakukan," katanya di Kampus Universitas Indonesia, Depok.

Menurut dia, penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS perlu terus dijaga khususnya di tengah perlambatan dan ketidakpastian global. Penguatan sektor riil, lanjut dia, menjadi satu-satunya cara untuk menahan spekulasi di sektor pasar uang dan pasar modal.

"Itu yang dibutuhkan saat ini. Kalkulasi risiko-risiko lainnya tetap perlu dilakukan. Begitu juga respon cepat untuk kebijakan-kebijakan jangka pendek seperti dalam paket ketiga ini," jelas pakar marketing ini.

Anggota Komisi XI DPR RI Wilgo Zainar menambahkan paket kebijakan tersebut seharusnya bisa menjawab kebutuhan dan kepentingan dari sektor riil yang rentan terhadap gejolak apabila perekonomian nasional melemah seperti sekarang.

Untuk itu, ia mengharapkan paket kebijakan ekonomi, terutama jilid III, bisa meningkatkan daya beli serta mengurangi beban masyarakat dan sektor industri bisa kembali berproduksi tanpa khawatir harus melakukan pemutusan hubungan kerja.

"Kita harapkan paket kebijakan yang ketiga dapat menjawab kebutuhan sektor rill. Karena melambatnya perekonomian, berdampak pada sektor riil. Industri banyak yang mati, dan gelombang PHK terus terjadi," kata politikus fraksi Partai Gerindra ini.

Secara keseluruhan, besar harapan paket kebijakan dalam jangka menengah panjang mampu menjaga perekonomian nasional agar tetap bergerak dari berbagai sektor seperti investasi, industri, finansial, perbankan dan usaha kecil.

Bila pemerintah bersama pihak-pihak terkait konsisten dalam melaksanakan paket kebijakan ekonomi ini maka fundamental perekonomian Indonesia dipastikan akan membaik dan tidak lagi rentan terhadap tekanan eksternal.

Bahkan perekonomian bisa tumbuh lebih positif di 2016, karena sejumlah deregulasi peraturan untuk kemudahan investasi bisa mulai terlihat hasilnya. Meskipun demikian, ketidakpastian terkait kenaikan suku bunga the Fed, prospek perekonomian Tiongkok dan turunnya harga komoditas global, masih melanda.

Untuk itu apabila implementasi paket kebijakan ekonomi hanya setengah hati maka bisa dipastikan kepercayaan investor kembali luntur dan perekonomian nasional kembali goyah dalam menghadapi tantangan global di 2016 yang semakin beragam. Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2015

Similar Documents

Free Essay

Mengelola Karier

...* DASAR-DASAR MANAJEMEN KARIER Kita dapat mendefinisikan manajemen karier sebagai proses untuk membuat karyawan dapat memahami dan mengembangkan dengan lebih baik keahlian dan minat karier mereka, dan untuk memanfaatkan keahlian dan minat ini dengan cara yang paling efektif. Pengembangan karier ialah serangkaian aktivitas sepanjang hidup (seperti workshop) yang berkontribusi pada eksplorasi, pemantapan, keberhasilan, dan pencapaian karier seseorang. Perencanaan karier adalah proses yang penuh pertimbangan saat seseorang jadi memiliki pemahaman mengenai keterampilan, pengetahuan, motivasi, dan karakteristik pribadi lainnya; dan memantapkan rencana tindak untuk mencapai tujuan spesifik. Fokus Tradisional Versus Pengembangan Karier Aktivitas SDM | Fokus Tradisional | Fokus Pengembangan Karier | Perencanaan sumber daya manusia | Menganalisis pekerjaan, keterampilan, tugas-saat ini dan di masa datang. Memproyeksikan kebutuhan. Menggunakan data statistik | Menambahkan informasi kepada data mengenai minat orang, pilihan dan sejenisnya. | Pelatihan dan pengembangan | Memberikan kesempatan untuk mempelajari keterampilan, informasi, dan perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan | Memberikan informasi jalur karier. Menambahkan orientasi pertumbuhan perorangan. | Penilaian prestasi | Memberikan peringkat dan atau penghargaan | Menambahkan rencana pengembangan dan penetapan sasaran perorangan | Perekrutan dan penempatan | Mencocokkan kebutuhan organisasi dengan orang yang memenuhi...

Words: 2790 - Pages: 12

Free Essay

Management

...MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAPER KASUS KELAS E Disusun Oleh : 1. Novia Tinci (14311095) 2. Anindha Mahiswari (14311115) 3. Avida Bellami (14311116) 4. Helga Arabella (14311129) 5. Agus Ilham (14311700) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014 I. Ringkasan Kasus Ketika Jordan Colletta bergabung dengan UPS pada tahun 1975, dia baru saja lulus dari sekolah dan baru menikah, ia tidak berpikir tentang membangun karir. Dia hanya ingin merasakan keamanan dan kenyamanan. Perusahaan mengalami kemajuan yang stabil, hasil dari perencanaan yang matang melalui program pengembangan karir UPS. Dengan menempatkan sumber daya ke dalam program tersebut dan membantu repetisi menetapkan tujuan dan mengembangkan keterampilan, bisnis dapat memungkinkan karyawan untuk tumbuh dalam organisasi mereka dan mengurangi tingkat turnover dalam proses, seperti UPS telah menemukan: tingkat turnover manajer penuh waktu adalah 4 persen. Mengembangkan tenaga penjualan dimulai dengan misi yang jelas. Pada UPS, karyawan bertemu setiap tahun dengan manajer untuk mengidentifikasi kekuatan mereka dan memutuskan keterampilan apa yang mereka butuhkan untuk pekerjaan baru dalam perusahaan. "Kami meletakkan landasan bagi pembangunan masa depan dan memetakan segera, jangka menengah, dan tujuan masa depan," kata Colletta. "Ketika saya masih petugas melacak, saya mengatakan kepada atasan saya bahwa tujuan saya adalah untuk menjadi seorang...

Words: 599 - Pages: 3

Free Essay

Internasional Management

...TUGAS INDIVIDU Management Internasional Disusun Oleh: HENDRIK PARDAMEAN 122111094 Magister Management Pascasarjana Universitas Trisakti 2012 A. Sweatshop Code of Product Sweatshop code of produk merupakan konotasi negatif untuk lingkungan pekerjaan yang sulit diterima dan berbahaya bagi karyawannya. Predikat Sweatshop diberikan kepada perusahaan yang mempekerjakan karyawannya dengan jam kerja sangat lama namun dengan kompensasi yang tidak sesuai, mempekerjakan anak dibawah umur, lingkungan pekerjaan yang amat berbahaya seperti mesin-mesin dan keadaan alam disekitarnya, tanpa adanya jaminan terhadap kecelakaan kerja yang jelas. B. Hofstede's Intercultural Dimensions Pada tahun 1983 Hofstede Melakukan analisis yang lebih menyeluruh tentang diversifikasi kultur. Analisis ini telah menyingkirkan perbedaan-perbedaan yang mungkin disebabkan oleh kebijakan atau praktik- praktik perusahaan sehingga adanya variasi yang ditemukan di antara negara- negara tersebut dapat dipercaya karena faktor-faktor kultur nasional ini. Dari studi ini, Hofstede dapat menyimpulkan adanya empat dimensi kultur nasional yang mempengaruhi para manajer dan karyawan negara yang bersangkutan, yaitu:  Power Distance (Jarak kekuatan/kewenangan)  Individualisme (Individualism)  Penghindaran situasi yang meragukan (Uncertainty Avoidance)  Masculinity (Maskulinitas) a. Jarak Kekuatan atau Kewenangan Pada dasamya manusia memiliki perbedaan...

Words: 1532 - Pages: 7

Free Essay

Summary Manajemen Kinerja

...apakah karyawan mampu menciptakan hasil yang memuaskan dan melaksanakan aktivitas untuk mencapai atau melebihi standar kinerja. Evaluasi pengembangan digunakan untuk menilai kepuasan internal dan eksternal stakeholder dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh karyawan. Evaluasi pengembangan memberikan karyawan umpan balik pada performanya sehingga karyawan dapat mengetahui kekuatan dan hasil yang diraih pada waktu tertentu, menyiapkan area untuk berkembang, menentukan tujuan untuk jangka waktu enam bulan atau satu tahun kedepan, dan meninjau hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang perusahaan inginkan. Pada intinya, evaluasi pengembangan membantu perusahaan membuat keputusan yang berhubungan dengan pengembangan karyawan dan perencanaan karier yang akan meningkatkan pekerjaan mereka. A. Tipe Evaluasi Perkembangan Ada 5 tipe kesempatan penilaian, dimana tiap-tiap tipe berbeda dalam fokus, tujuan, tugas penyelia, tugas karyawan, dan pembagian...

Words: 1469 - Pages: 6

Free Essay

Bisnis

...Buku bahasa Inggris Point 4 Kepemilikan dan Pembuatan kebijakan keluarga Yang terpenting dan paling utama dalam pertemuan keluarga ialah komunikasi antar keluarga serta juga pendidikan tidak kalah pentingnya. Seiring berjalan waktu jika tugas pendidikan dan komunikasi telah benar benar dikuasai , pertemuan keluarga akan jauh lebih efektif dan juga efektif dalam pembuatan kebijakan keluarga. Pada akhirnya pertemuan keluarga yang efektif ini pastinya akan bersifat terbuka dan proses yang aman untuk saling berbagi informasi di antara anggota keluarga dalam pertemuan keluarga. Pertemuan keluarga itu bertujuan untuk menyelesaikan masalah masalah yang terjadi seperti pergantian system yang sudah ketinggalan jaman atau budaya yang sudah tidak cocok di era modern. Mengapa pertemuan keluarga itu penting? Karena dari pertemuan keluarga itu biasanya menghasilkan suatu keputusan yang pada umumnya memiliki keputusan yang berhubungan dengan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pertemuan keluarga itu biasanya terdiri dari pemegang saham, manajemen puncak, dan keluarga pemilik. Peran pertemuan keluarga itu penting dikarenakan sebagai sarana menginformasikan, membimbing, dan mengatur hubungan antara yang memiliki hubungan antara keluarga maupun tidak memiliki hubungan antar keluarga. Pertemuan keluarga itu harus diadakan secara berkala dan sistematis, untuk membahas seluruh rencana dan menentukan keputusan secara bersama. Yang terpenting ialah masalah perencanaan suksesi, karena...

Words: 1404 - Pages: 6

Free Essay

Sahabat

...1. Boleh berkongsi apa saja Individu dari kategori ini ternyata sanggup mengenepikan krisis yang sedang dialaminya demi seorang sahabat. Tetapi jangan pula kamu mengambil kesempatan atas kebaikan dirinya pula. Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini? • Dia tidak kecoh dan mampu menyimpan rahsia walaupun perkara kecil. • Dia sering bertanyakan khabar tentang diri mu. • Karier impiannya ialah sebagai seorang ahli psikologi. 2. Memahami Kamu boleh menerima dan mendengar nasihat serta pandangan yang diberikan dengan hati terbuka. Nasihat yang diberikan juga amat meyakinkan kamu! Individu ini wajar kamu dampingi sebagai sahabat sejati! Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini • Dia sedia dihubungi bila-bila masa… 24 jam sehari, 7 hari seminggu! • Dia seorang teman yang komited. Dalam perhubungan, dia adalah pasangan yang setia. • Dalam percintaan dia banyak membantu kamu! Dia mampu mengenali sama ada individu yang kamu dampingi itu benar-benar ikhlas dengan kamu atau mungkin ingin memperalatkan diri mu sahaja! 3. Profesional Sedang kamu mengalami krisis dalam percintaan, si sahabat datang menghampiri mu dan cuba memahami situasi mu. Dia cuba memberi nasihat dengan meletakkan diri mu dalam dirinya. Nasihat dan pandangannya itu ternyata tidak mempunyai unsur berat sebelah dan sekali gus tidak meletakkan kesilapan pada mana-mana pihak! Jelaslah bahawa dia sahabat yang profesional yang wajar kamu dampingi! Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini; • Dia bijak mengawal...

Words: 344 - Pages: 2

Free Essay

Essai Masuk Mmui

...Muhammad Uda Pramudita Pembelajaran merupakan suatu langkah hidup yang mutlak di tempuh oleh setiap manusia. Pembelajaran bisa didapatkan dari langkah formal yaitu sekolah mulai dari taman kanak kanak hingga tingkat universitas, ataupun melalui bimbingan belajar program les dan kursus. Pembelajaran juga bisa didapatkan melalui langkah non formal, misal dari pengalaman kita hidup, dan dari sana kita diharapkan untuk terus berpikir dan belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik. Hidup dengan terus belajar juga sangat dianjurkan oleh agama yang saya anut. allah menjanjikan untuk meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu (Q.S. al-mujadilah/ 58: 11). Jadi dengan menuntut ilmu kita diharapkan bisa menjadi manusia yang lebih berakal dan bermartabat. Universitas Indonesia merupakan universitas yang terkemuka di Indonesia. Menurut situs www.4icu.org/id Universitas Indonesia menduduki peringkat ke tiga di Indonesia pada tahun 2014 ini, dimana penilaian ranking situs tersebut berdasarkan peringkat website yang mana berdasarkan pada algoritma termasuk lima independen metric web objektif yang diekstrak dari tiga mesin pencari yang berbeda, dari mesin pencari itu diketahui berapa banyak orang yang berminat pada masing masing universitas yang ada di Indonesia. Sejak tahun 2004, survey majalah tempo melaporkan fakta bahwa lulusan UI adalah diantara sarjana lulusan terbaik di Indonesia menurut beberapa kriteria seperti kualitas lulusan, citra yang baik, kepuasan industri yang...

Words: 400 - Pages: 2

Free Essay

Sumber Daya Manusia

...Soal : 1. Apayang dimaksud dengan manajemen sumber daya manusia – human resource management (HRM) ? 2. Sebutkan komponen – komponen dalam HRM dalam konteknya ? 3. Jelaskan tahapan seleksi sumber daya manusia ? 4. Apa yang dimaksud dengan internal recruiting ? berikan contoh ! 5. Apa yang dimaksud dengan external reckuiting ? berikan contoh ! Jawab : 1. Human Resource Management (HRM) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.HRM termasuk desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan karyawan. 2. Komponen dalam HRM:Pengusaha Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk mem -peroleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut. Karyawan Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat kompen-sasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas karyawan operasional...

Words: 456 - Pages: 2

Free Essay

Bangunan

...sering dimainkan di orkes. Anak prodigy tanpa kecuali pasti kreatif, sementara ahli matematika yg prodigious belum tentu kreatif. Sebaliknya anak prodigious belum tentu IQ nya tinggi. 2. Remediasi Alasan kedua untuk melakukan pengukuran adalah untuk menemukenali mereka yg kemampuan kreatifnya sangat rendah. Karena bermacam-macam sebab, anak-anak berbakat ini sangat miskin dalam imajinasi. Padahal imajinasi sangat penting untuk pemecahan masalah. Program remedial dalam kreativitas masih sangat langka, bahkan di Indonesia rasanya belum ada. Salah satu sebab karena kita kurang mengetahui bagaimana melakukan hal ini 3. Bimbingan Kejuruan Penggunaan tes kreativitas untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan karier masih pada tahap awal. Meskipun demikian informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam menyarankan siswa...

Words: 693 - Pages: 3

Free Essay

Business

...Business strategy multibusiness company Posted on Desember 28, 2013 | Tinggalkan komentar Siapa yang tidak kenal dengan Harry Tanoesoedibyo, pemilik dan pemimpin kelompok usaha MNC. Bisnis MNC Corporation membentang dari bidang media, keuangan, energi, dan investasi. Namun tulisan ini tidak ditujukan untuk membahas Harry Tanoe yang kini sedang semangat dengan karier politiknya. Tulisan ini berisi pembahasan mengenai perusahaan multibisnis, khususnya pola bertumbuh perusahaan-perusahaan multibisnis. Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki dan mengelola lebih dari satu bisnis. Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis Cipaganti yang memiliki bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, rental mobil), bisnis pariwisata (tour, ticketing, penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo, bisnis tambang (emas, batu bara), bisnis rental alat berat, bisnis properti, dan bisnis keuangan syariah (BPRS). Juga kelompok bisnis Kompas Gramedia yang memiliki bisnis di bidang media (koran, majalah, tabloid, televisi, penerbitan buku, percetakan, toko buku), bisnis penyelenggaraan MICE, bisnis perhotelan, bisnis pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia, serta bisnis produsen (manufaktur) tisu. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti PT. Wijaya Karya, Tbk. Juga mengelola banyak bisnis di berbagai industri. Di dunia, contoh perusahaan multibisnis tak terhitung. Misalnya saja raksasa Mitsubishi Corporation dari Jepang. Konglomerat...

Words: 685 - Pages: 3

Free Essay

Negosiation

...Setelah lima bulan dan lebih dari 30 sesi negosiasi yang melelahkan dengan BPV yang Pengembangan Korporat dan Unit lisensi, mitra peter Welz itu, preston spitzer, berdiri untuk berjalan keluar. untuk Welz, cfo dari perusahaan baru publik, isxure (diucapkan "mata-shure"), mendarat kesepakatan dengan BPV mewakili perbedaan mencolok antara membuat kuartal terakhir tahun 2003 angka dan jatuh buruk pendek. Perjanjian akan membuat BPV menjadi pelanggan tunggal terbesar isxure itu, penyemenan dan hubungan isxure dengan akun tenda ini akan mengirim sinyal positif yang kuat kepada para investor dan pelanggan potensial lainnya. Sebaliknya, kebuntuan mempertaruhkan reaksi pasar menghukum dan kapasitas jangka panjang berkurang untuk menandatangani account utama. namun sesi ini memiliki halmarks frustating putaran sebelum negosiasi. menggoda dekat dengan istilah, hadiah selalu tampak menghilang sebagai tim peter ditekan untuk menutup kesepakatan. ini telah menjadi pertemuan khusus. preston spitzer, kepala pengembangan perusahaan dan lisensi (CDL) Unit, telah mendirikan sessionweeks ini lalu, meyakinkan tim isxure bahwa secara pribadi akan hadir bersama stafnya "untuk meninjau dan menyelesaikan apa yang telah dinegosiasikan." tidak mengherankan, Welz letih mencatat, pertemuan dimulai tanpa Spitzer. Isxure dimulai dengan lapangan dasar berdasarkan fakta, sabar menjawab pertanyaan dan keberatan BPV itu dari pertemuan terakhir. The BPV sisi terus menyuarakan keprihatinan dan tampaknya poin...

Words: 717 - Pages: 3

Premium Essay

Literature Survey on Job Satisfaction

...LITERATURE SURVEY On Job Satisfaction and Leadership Berikut merupakan survei literatur tentang faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja. Kepuasan kerja dan motivasi dipengaruhi secara positif oleh variabel pengakuan dan penghargaan dengan dimensi sebagai berikut: peluang promosi, prosedur operasi, pekerjaan itu sendiri, pengakuan, relasi dengan rekan kerja, kepuasan terhadap kompensasi, rasa aman, supervisor, dan pengembangan karier (Danis & Usman, 2010). Kepuasan kerja juga berkorelasi positif dengan keadilan organisasional: keadilan distributif, prosedural, interaksional (Al-Zu’bi, 2010). Pada perusahaan dengan tingkat upah yang rendah dan tingkat kepuasan karyawan sedang, kontribusi faktor-faktor kepuasan kerja paling besar ditentukan oleh faktor rekan sekerja, lingkungan kerja, dan pemimpin, tetapi paling rendah oleh faktor upah dan tunjangan (Salviah, 2002). Persepsi karyawan terhadap keadilan kompensasi memiliki korelasi yang signifikan terhadap kepuasan kerjanya (Astuti, 2001) Kebalikannya dari kepuasan kerja karyawan tingkat operasional, Batthi (20010) stres ditentukan 67% oleh faktor di dalam organisasi (beban kerja, waktu kerja, kepemimpinan, kebijakan perusahaan, kondisi kerja) dan 33% faktor di luar organisasi (kondisi ekonomi, keluarga karyawan, cuaca). Selain faktor di atas, salah satu yang perlu diketahui oleh pemimpin adalah seberapa besar pengaruh kepemimpinan, gaya kepemimpinan, dan spiritualitas pemimpin terhadap kepuasan kerja. Penelitian Aydin dan...

Words: 1501 - Pages: 7

Free Essay

General Business Environment: Social

...TOPIKAL PAPER Social Environment ANALISIS PENGARUH SOCIAL ENVIRONMENT TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS HASNUR GROUP Pengajar: Avin Fadilla, M.Si., Dr. Sylvia Kartika Dhamayanti 14/374749/PEK/19866 EKSEKUTIF B ANGKATAN 28 C PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA JAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, para pelaku bisnis yang terjun di dalamnya tidak dapat menghindari permasalahan ketidakpastian yang bisa ditimbulkan dari berbagai hal. Bisnis sebagai suatu entitas, terbentuk di tengah-tengah lingkungan bisnis, yang secara otomatis akan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya melalui cara-caranya dalam bertindak agar dapat diterima. Kemampuan beradaptasi organisasi akan menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu bisnis. Salah satu aspek dari lingkungan bisnis adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial mempunyai arti yang sangat penting dalam dunia bisnis. Apabila kondisi lingkungan sosial kondusif (mendukung), maka kondisi tersebut akan mendorong pelaku bisnis untuk melakukan investasi pada lingkungan yang dirasakannya sesuai. Namun jika yang terjadi kondisi sebaliknya, maka organisasi harus lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan keputusannya untuk berinvestasi. Lingkungan sosial sangat mempengaruhi seorang pebisnis dalam menciptakan peluang usaha. Pebisnis yang jeli akan melihat peluang bisnis berdasarkan faktor sosial yang ditemukan dalam masyarakat...

Words: 2948 - Pages: 12

Free Essay

Management Strategic

...2.1 General Manager – Lebih dari Sekedar Perencana Strategi General manajer suatu perusahaan adalah eksekutif yang berada di puncak perusahaan atau SBU dan yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti ketua (chairman), dewan komisaris, direktur utama perusahaan, wakil direktur senior, wakil direktur pelaksana dan wakil direktur. Kalau perusahaan itu dibagi menjadi unit bisnis strategis atau divisi operasi, maka orang yang mengepalai unit ini juga merupakan general manajer (GM). Penelitian pada tahun 1976 tentang GM pada 500 perusahaan Amerika Serikat menyingkap profil sebagai berikut berdasarkan sifat – sifat yang paling sering dijumpai. GM yang khas ialah seorang pria yang mendapat gaji di atas $200.000 setahun. Dia berumur sekitar 60 tahun dan mungkin lulusan perguruan tinggi. Dia berasal dari keluarga kelas pekerja dan merintis kariernya melalui bagian pemasaran organisasi, sampai ke atas. Namun profil yang demikian tidak banyak artinya bagi kita. Latar belakang lainnya dan jalan menuju ke puncak ini mungkin tergantung pada kondisi ekonomi dan strategi organisasi. Misalnya, ada penghujung tahun 1970-an banyak perusahaan menjadi lebih tertarik pada marjin laba daripada meningkatkan pangsa pasarnya atau memasuki bisnis baru ; hal ini mengarah pada peningkatan jumlah GM yang diangkat dari kalangan akuntan/controller. Ketika suatu studi tahun 1982 mnemukan sedikit perbedaan dengan studi tahun 1976, kondisi...

Words: 1247 - Pages: 5

Premium Essay

Important of Philosophy

...Volume 6 Number 2 (2012): 73-84 http://www.infactispax.org/journal/ Editorial Essay The Importance of Philosophy for Education in a Democratic Society Dale T. Snauwaert The University of Toledo Dale.snauwaert@utoledo.edu This essay explores the importance of philosophy for the study and practice of education in a democratic society. It will be argued that at its core education is a normative enterprise, in that it is driven by fundamental social values as well as the imperatives of social justice. These values and imperatives powerfully shape every dimension of educational theory, policy, and practice. From this perspective, education requires a normative frame of reference. Democracy, understood as not only a political system but more fundamentally as a way of life grounded in specific values and principles, provides a powerful point of reference. At the heart of democracy is the value of liberty, understood as self-determination. Self-determination requires that there should be careful reflection upon and rational deliberation concerning social values and, in turn, the imperatives of justice that inform the purposes and practices of education. It will be argued that philosophy constitutes a mode of inquiry and a discipline that enriches the capacity for reflection and rational deliberation, and hence it is essential for both democracy and the study and practice of education in a democratic society. Education as a Normative Enterprise There are a number...

Words: 4813 - Pages: 20