Free Essay

Knowledge Management

In:

Submitted By sandywidya
Words 3287
Pages 14
BAB 1
Paradigma Baru Era Pengetahuan

Alvin Toffler membagi sejarah peradaban manusia menjadi 3 gelombang perubahan, yaitu:
a. Era Manual, suatu zaman dimana factor dominan dari manusia yang dibutuhkan untuk mengelola system industry tradisional adalah otot (enerji fisik).
b. Era Mesin Industri, suatu zaman dimana factor dominan dari manusia yang dibutuhkan untuk mengelola system industry adalah keterampilan bekerja dengan menggunakan mesin (enerji mesin).
c. Era Pengetahuan, suatu zaman dimana factor dominan dari manusia yang dibutuhkan untuk mengelola system kerja adalah kualitas pikiran (knowledge content) yang digunakan dan diinternalisasikan (dieksplisitkan atau explicit knowledge) pada setiap proses produksi, yang pada akhirnya diwujudkan (dieksplisitkan) pada produk atau jasa yang dihasilkan.
Minimal ada tiga hal yang dapat menggambarkan tatanan kehidupan di era pengetahuan, yaitu:
a. Informasi/pengetahuan mudah diperoleh dan sekaligus dapat kadaluarsa dengan cepat.
b. Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari hari semakin kompleks.
c. Pola perubahan dalam bidang-bidang politik, ekonomi, social, dan budaya berpengaruh signifikan pada kelangsungan organisasi dengan hubungan pengaruh yang semakin sulit diprediksi.
Kehidupan semakin kompleks dan tidak pasti. Setiap perubahan akan menciptakan suatu perubahan lainnya dan pastinya tidak bisa dipredikasi. Dalam era pengetahuan kita dipaksa menyesuaikan sejumlah aturan, cara kerja, perilaku, dan paradigma. Selain itu manusia-manusia unggul jenis baru (seimbang antara kecerdasan spiritual dengan kecerdasan emosional) sangat dibutuhkan.
Organisasi yang baik adalah mereka yang mampu mensinerjikan berbagai perbedaan yang ada dalam anggotanya sehingga dicapai nilai yang maksimal. Namun banyak organisasi yang tidak mampu berubah karena manajernya tidak mampu mengikuti perubahan. Hal ini disebabkan karena mindset yang belum bisa berubah. Mindset memang sangat sulit untuk berubah. Terkadang menciptakan suasana krisis dapat membangkitkan kesadaran para anggota organisasi akan pentingnya perubahan.
Organisasi juga harus memiliki suasana kerja yang baik sehingga mampu membangkitkan semangat dan mendorong terciptanya pengetahuan eksplisit dan tasit anggotanya, sehingga para anggota dpat berinovasi dan memaksimumkan nilai tambah.
Pada era pengetahuan ada 4 karakteristik yang ditemukan pada perusahaan yang berumur panjang, yaitu; 1) sensitive terhadap lingkungan, 2) memiliki identitas/jati diri yang kuat, 3) memiliki sikap toleran terhadap perbedaan dan mampu melaksanakan proses desentralisasi kewenangan berdasarkan rasa saling percaya, dan 4) melaksanakan manajemen investasi yang rasional.
Organisasi tradisional terkadang lupa memperhatikan emosional manusia, padahal emosi manusia sebenarnya adalah sumber semnagat dan penentu efektifnya potensi intelektual seseorang. Sehingga perusahaan dituntut untuk mampu mengelola modal manusia.
Softskill merupakan salah satu hal penting yang menentukan suksesnya karir seseorang di tempat kerjanya karena kemampuan akademis tidak cukup. Etikal juga bagian dari dari kesuksesan organisasi. Selain itu kreatifitas merupakan jalan untuk bertahan hidup di era globalisasi, karena dengan kreatif, manusia akan bisa berinovasi, tetapi inovasi bukan hal yang instan karena memerlukan proses dan perlu diuji secara sistematis dan cermat.

BAB 2
Mengapa Reformasi Bangsa Indonesia Sangat Lambat?

Dalam suatu Negara terdapat sepuluh indicator yang digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan berbisnis, yaitu tingkat kemudahan untuk: memulai usaha, berurusan dengan lisensi, mempekerjakan pegawai, mendaftarkan property, mendapatkan kredit, melindungi investor, membayar pajak, perdagangan antar negara, menerapkan kontrak dan menutup usaha.
Di Indonesia BUMN seringkali didera masalah besar dan diselamatkan oleh pemerintah. Yang sering dipertanyakan adalah kualitas dari direksi di BUMN tersebut Karena banyak diantara mereka yang dipilih karena penunjukan politis untuk kepentingan tertentu. Selain itu karena merasa memonopoli suatu industry, BUMN menjadi terlena dan tidak mau berubah untuk menjadi perusahaan yang lebih baik. Banyak organisasi yang bangkrut di era tahun 1998an karena pelaku bisnis dan pemerintahan tidak memiliki kesadaran dan kepekaan atau bahkan menyepelekan dampak perubahan zaman, sehingga cara berpikir mereka yang salah.
Presiden Susilo Bambang Yodhoyono menyatakan bahwa otonomi daerah sebagai salah satu prduk utama reformasi pemerintahan, malah tidak menarik bagi investor. Hal ini deisebabkankarena pemimpin daerah berlomba-lomba membuat peraturan daerah yang menyebabkan kondisi hukum di Indonesia menjadi semakin kompleks dan justru akan menekan dunia usaha. Akibatnya, reformasi yang semula diharapakan untuk mewadahi kebebasan justru menjadi tidak jelas arahnya.
Yang hilang dari bangsa ini adalah kesabaran dan kearifan. Orang cenderung mudah marah, saling mengancam, tawuran, mengamuk, dan bahkan melakukan tindakan diluar kendali rasa kemanusiaan. Ketika kesabaran dan kearifan hilang dari masyarakat, maka bangsa ini telah kehilangan enerji social yang sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa ini.
Masalah terbesar yang dihadapi manusia di era perubahan ini sebenarnya adalah tidak berani menerima realita baru karena mereka terjebak dalam kejayaan masa lalu. Perubahan akan terus terjadi dan berlanjut, bahkan suatu saat nanti perubahan dalam kehidupan bisnis akan semakin cepat. Sebenarnya manusia bukan tidak ingin berubah, tetapi perlu menyadari perubahan itu justru menjadi tuntutan bagi dirinya
Hal lain yang menyebabkan suatu organisasi bangkrut adalah sikap dan cara pandang para pengambil keputusan yang relatif pendek. Padahal yang dibutuhkan adalah cara berpikir jangka panjang karena membangun suatu organisasi membutuhkan waktu yang panjang. Perubahan datang jika individu bergerak bukan hanya dengan omongan dan wacana saja.
Lambatnya suatu reformasi selain karena tidak memiliki sumber daya yang cukup, juga dipengaruhi oleh human capital yang lemah karena karyawan tidak mampu beradaptasi dalam cara berpikir. Untuk melakukan perubahan membutuhkan kekuatan dan enerji masa minimal – sebagaimana bom atom yang akan meledak jika jumlah enerjinya sudah mencapai titik critical mass.
Dalam era kesejagatan, para pemimpin dituntut untuk mampu:
1. Mengarahkan anggota dalam mengatasi masalah yang kompleks.
2. Meningkatkan kemampuan diri melalui pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas diri.
3. Mampu mengatasi hambatan yang dihadapi dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan berperan dengan cara yang tepat.
4. Memiliki sejumlah gagasan dan mampu mengutarakannya dengan cara yang tepat dan realistis.
5. Mampu melengkapi kekurangan yang dihadapi dalam kehidupannya.
6. Bergairah dalam melakukan berbagai kegiatan terutama yang berkaitan dengan organisasi yang dipimpinnya.
7. Senantiasa mampu melakukan penilaian secara objektif.
8. Memiliki harapan yang realistis dari semua program yang dilakukan.
Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menghantarkan dan mengawal proses reformasi dan harus menjadi pelayan bagi umatnya.

BAB 3
Pengetahuan dan Proses Belajar Manusia

Menurut Drucker (1992), kita sudah memasuki era refolusi informasi, yaitu era dimana pengetahuan berhasil diuaplikasikan pada pengetahuan itu sendiri. Kunci sukses meningkatkan kesejahteraan serta kualitas kehidupan kerja adalah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, anggota dari organisasi tersebut. Urlich (1990) menyatakan ada 4 kompetensi dasar manusia yang dibutuhkan oleh organisasi atas perusahaan adalah:
a. Mampu untuk memahami karakterisktik paradoksanatara keseimbangan untuk berpikir global namun mampu berpikir global.
b. Mampu menyeimbangkan antara bertindak efisien (downsizing) sambil meningkatkan revenue perusahaan melalui kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship.
c. Mampu memahami karakteristik dan penggunaan teknologi maju- baik teknologi proses maupun teknologi informasi untuk memaksimumkan nilai tambah perusahaan.
d. Memiliki kompetensi individual tinggi, namun seimbang dengan komitmen serta kemampuan untuk belajar dan berubah.
Bentuk pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pemgetahuan kultural, tasit, dan eksplisit. Suatu organisasi harus memiliki pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tasit secara seimbang dan berkelanjutan. Organisasi yang memiliki pengetahuan eksplisit adalah jika setiap anggota organisasi tersebut telah mampu merealisasikan pengetahuan tasitnya menjadi system dan prosedur operasional organisasi yang baik. Pengetahuan tasit yang dimiliki suatu organisasi merupakan cerminan dari penguasaan pengetahuan tasit yang dimiliki para anggotanya. Kecerdasan seseorang bersumber dari pengetahuan yang dimilikinya, ditentukan oleh kapasitas memorinya dan telah melewati proses pelatihan.
Pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki suatu makna. Informasi sendiri merupakan data yang sudah diolah, dianalisis, dan ditampilkan dengan cara yang mudah dimengerti. Dalam dunia kerja, kompetensi merupakan aspek yang penting dalam performa pekerja. Ada 2 kategori kompetensi, yaitu kompetensi teknikal dan kompetensi perilaku. Spencer dan Spencer (1993), kompetensi seseorang terbentuk dari 5 unsur, yaitu motivasi, watak, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan. Manusia merupakan mahluk yang mapu belajar dan mengahdapi perubahan dengan kompetensi yang dimilikinya. Namun terkadang proses belajar manusia tidak dibarengi oleh nurani, seharusnya dalam melakukan segala tindakan, nurani harus selalu dilibatkan.
Manusia yang dewasa adalah yang berani melakukan suatu tindakan dengan penuh pertimbangan. Covey (1989), Sumardjo (2000), dan Harefa (2000), berpendapat bahwa manusia dewasa memiliki ciri sebagai berikut; otentik, meredeka, objektif, dan moralis.
Dalam mewujudkan organisasi yang tumbuh berkembang dan mampu belajar, tentunya dibutuhkan modal. Modal organisasi dikenal 2 jenis, yaitu modal fisik (mesin, peralatan, gedung, dan kekayaan fisik lainnya) dan modal virtual (human capital).
Masing-masing manusia memiliki cara pandang dalam menghadapi berbagai peristiwa yang terjadi tergantung pada cara bagaimana organ indera kita mengobservasi adanya fakta dan bagaimana cara menafsirkan informasi serta membuat keputusan yang efektif. Otak intelektual menentukan kualitas kapasitas belajar manusia, sedangkan otak emosional dan spiritual merupakan penggerak dan pengendali proses berpikir.
Sedangkan kegagalan proses perubahan suatu organisasi disebabkan karena kurangnya pemahaman akan hakikat dari perubahan itu sendiri. Pemilik perusahaan yang hanya mementingkan keuntungan sendiri tidak akan mampu membangun perusahaan yang berumur panjang.

BAB 4
Model Belajar Individual dan Organisasional

Pembelajaran individual merupakan proses peningkatan potensi individual karena terjadi proses transformasi modal informasi baru menjadi kompetensi baru, akibat dari perluasan kompetensinya. Proses belajar individual terjadi jika pengetahuan baru berhasil diaktualisasikan dalam aktivitas sehari-hari melalui proses belajar siklus tunggal. Jika proses belajar individual siklus tunggal berhasil merubah mentalnya, berarti manusia tersebutt mampu mencapai taraf belajar siklus ganda dan pada akhirnya akan mengalami perubahan yang signifikan dalam dirinya. Dalam konteks organisasi pembelajar, proses belajar individual berperan sebagai awal dari proses belajar organisasional, dimana seluruh anggota saling berbagi dan menyesuaikan diri namun masing-masing tetap menjadi dirinya sendiri. Manusia dituntut untuk selalu belajar mengenali lingkungannya dan sekaligus mengenal dan kemudian mengaktualisasikan dirinya. Manusia juga dituntut untuk mampu menempatkan diri sesuai dengan kapasitasnya.
Spencer (1993) mendefinisikan kompetensi genenik pekerja sebagai karakter sikap perilaku, atau kemampuan pekerja yang relative bersifat stabil ketika menghadapi suatu situasi di tempat kerja, yang terbentuk dari sinerji antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan kontekstual. Ada 3 variabel kompetensi generic pekerja, yaitu kompentensi intelektual pekerja, kompetensi emosional pekerka, dan kompetensi social pekerja.
Organisasi pembelajar adalah organisasi yang memilki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan dan siklikal, karena anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan – pada tingkat superfisial maupun substansial.Nonaka dan Hirotaka (1995) mendefinisiskan belajar organisasional sebagai proses kreasi pengetahuan. Ada 4 proses transformasi pengetahuan, yaitu:
a. Perubahan pengetahuan tasit individual menjadi pengetahuan tasit organisasional.
b. Perubahan pengetahuan tasit individual menjadi pengetahuan eksplisit organisasional.
c. Perubahan pengetahuan eksplisit individual menjadi pengetahuan tasit organisasional.
d. Perubahan pengetahuan eksplisit individual menjadi pengetahuan eksplisit organisasional.
Argyris dan Schon 1978 menjelaskan konsep SMM (Share Mental Model) sebagai mekanisme transformasi pengetahuan dari individu belajar menjadi organisasi pembelajar. Konsep ini merupakan persyaratan terjadinya proses transformasi pengetahuan anatar hierarki belajar, atau persyaratan terjadinya proses belajar organisasional.
Proses belajar maju terjadi melalui 4 tahap, yaitu; proses intuisi, proses interpretasi, proses integrasi, dan proses institusionalisasi. Menurut Jann Hidayat, konsep proses belajar organisasional yaitu; 1) Belajar Organisasional Siklus Tunggal (BOST) – yang terjadi karena organisai tersebut berhasil melakukan proses integrasi pengetahuan melalui mekanisme olah pikir, dan 2) Belajar Organisasional Siklus Ganda (BOSG) – yang terjadi karena organisasi berhasil melakukan integrasi intelektual, emosional, dan spiritual secara stimultan, melalui mekanisme olah piker dan olah kalbu.

BAB 5
Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar

Istilah Knowledge Management pertama kali diperkenalkan pada tahun 1986 dalam konferensi manajemen Eropa. Kemudian konsep ini semakin berkembang dan menarik perhatian organisasi.
Dalam suatu organisasi apa yang akan terjadi bila pengetahuan tidak berjasil ditransformasikan menjdi pengetahuan perusahaan? Untuk contonya, apabila ada seoran karyawan berhenti dan perusahaan harus mencari penggantinya, maka perusahan harus memulai kembali proses pendidikan karyawan baru agar pengetahuannya menjadi setara dengan karyawan yang keluar tersebut. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa pentingnya knowledge management. Hal yang terpenting dari knowledge management adalah terbentuknya lingkungan belajar yang kondusif.
Alasan knowledge management merupakan factor penentu keberhasilan perusahaan adalah:
a. Banyak pihak akademisi menyatakan bahwa era ekonomi baru akan mengacu pada era ekonomi pemerintah.
b. Knowledge management mewakili sebuah logika progresif yang maknanya melebihi dari sekedar manajemen informasi.
c. Knowledge management dapat juga dipandang sebagai perwujudan dari sebuah integrasi dan sekaligus kulminasi dari berbagai metode organisasi yang pernah ada.
Quinn (1992) menjelaskan organisasi yang cerdas sebgaia organisasi yang mampu mengembangkan keunggulannya secara berkelanjutan dari kegiatannya yang berbasis pada pengetahuan dan pelayanan dengan mengandalkan kekayaan intelektualnya.
Ada 3 seri gelombang perubahan paradigm belajar, yaitu:
a. Era manajemen kualitas total berkembang. Dalam era ini seluruh karyawan memiliki komitmen untuk menghasilkan produk dengan kualitas prima, dimana prestasi pimpinan organisasi diukur oleh kemampuannya untuk mencapai takget zero defect.
b. Era manajemen kualitas berkembang. Era ini diawali oleh bergesernya focus perhatian organisasi, dari upaya memperbaiki proses kerja secara berkelanjutan menjadi perbaikan dalam bagaimana kita sebaiknya bekerja.
c. Era paradigm institusional. Era dimana saat pengetahuan sebagai disiplin para manajer dan pekerja.
Apabila suatu organisasi ingin menjadi organisasi kelas dunia, harus terjadi proses perbaikan dan inovasi secara berkelanjutan. Terdapat 2 hirarki belajar, yaitu belajar individual dan belajar organisasional yang satu sama lain saling melengkapi.

BAB 6
Tiga Pilar Organisasi Pembelajar

Kunci sukses proses transformasi organisasi ditentukan oleh keberhasilan proses transformasi anggota organisasi beserta komunitasnya. Transformasi manusia sebenarnya adalah proses untuk pendewasaan diri dari hasil belajar. Proses transformasi pengetahuan dalam organisasi akan efektif jika ide perubahan didiskusikan untuk mencapai pemaknaan bersama melalui mekanisme berbagai cara berpikir, berbagi model mental serta berbagi visi diantara para anggota organisasi secara simultan.
Karakteristik dari organisasi pembelajar adalah sebagai berikut; a) Dibangun oleh masyarakat dewasa, b) Memiliki habitat belajar yang subur untuk tumbuhnya masyarakat yang dewasa, c) Memiliki daya transformasi pengetahuan, d) Memiliki moderator relasional belajar dan moderator infrastruktur belajar, dan e) Mampu menghasilkan human capital organisasi.
Ada 2 konsep yang menjelaskan tentang organisasi pembelajar, yaitu konsep tiga pilar dan konsep bangunana organisasi pembelajar.
Konsep tiga pilar organisasi pembelajar. Tiga pilat tersebut adalah; pilar belajar individual, pilar jalur transformasi pengetahuan dan pilar belajar organisasional. Pilar belajar individu menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk belajar dan berubah, baik secara fisik maupun mental. Pilar ini terbentuk karena setiap manusia dalam organisasi mampu berkarya. Proses belajar individual dapat terjadi melalui proses belajar horizontal (olah pikir = single loop learning) dan proses belajar vertical (kalbu = double loop learning).
Pilar belajar organisasional pada hakekatnya berfungsi sebagai tempat untuk memfasilitasi masyarakat yang dewasa. Proses belajar organisasional sama dengan proses belajar individual yaitu berdasarkan siklus belajar ganda. Proses institusional berikutnya dilakukan melalui mekanisme; a) pembenaran konsep, b) pembentukan prototype, c) dan penyebaran pengetahuan ke seluruh unit organisasi.
Pilar jalur transformasi pengetahuan berfungsi untuk mengintegrasikan, mengkombinasikan dan mensinerjikan pengetahuan hasil belajar individual menjadi human capital organisasi sebagai hasil belajar organisasional. Jalur transformasi pengetahuan dibangun oleh lima disiplin, yaitu; disiplin personal mastery, disiplin berbagai visi, disiplin model mental, disiplin berpikir sistemik, dan disiplin tim pembelajar.

BAB 7
Bangunan Organisasi Pembelajar

Konsep bangunan organisasi pembelajar, yang menjelaskan tentang elemen organisasi pemebelajar yang berpengaruh dalam mendukung, memfasilitasi, mempercepat atau melindungi terjadinya proses pertumbuhan dan akumulasi disiplin organisasi pembelajar.
Komponen bangunan organisasi adalah sebagai berikut:
1. Fondasi “bangunan organisasi pembelajar” – berdiri diatas rasa saling percaya dan budaya belajar.
2. Struktur pilar pertama “bangunan organisasi pembelajar” dibangun oleh keterampilan belajar, yang minimal terdiri dari:
a. Keterampilan memecahakan masalah secara sistematik.
b. Keterampilan bereksperimen dengan menggunakan pendekatan baru.
c. Kemampuan belajar dari pengalaman dan/atau sejarah masa lalu.
d. Kemampuan belajar dari praktisi yang berhasil.
e. Kemampuan mentransfer pengetahuan dengan cepat dan efisien.
3. Struktur pilar kedua “bangunan organisasi pembelajar” – dibangun oleh fasilitas belajar, yang terdiri dar:
a. Informasi sistematik.
b. Struktur organisasi.
c. System penghargaan.
4. Atap “bangunan organisasi pembelajar” – dibangun oleh disipln belajar, yang tediri dari:
a. Disiplin personal mastery.
b. Disiplin berbagi visi.
c. Disiplin model mental.
d. Disiplin berpikir sistematik.
e. Disiplin tim pembelajar.
5. Enabler organisasi pembelajar – dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinan.
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa modal organisasi terdiri dari modal fisik dan human capital. Human capital sendiri terdiri dari modal intelektual, modal kredibilitas dan modal social. Ketiga modal tersebut idak bisa diperlakukan secara terpisah karena ketiganya merupakan satu kesatuan untuk mencapai konsep human capital yang utuh.

BAB 8
Studi Empirik Implementasi Konsep Bangunan Organisasi Pembelajar

Dalam hal ini studi empiric bertujuan untuk menguji implementasi konsep kualitas jalur informasi pengetahuan dan konsep organisasi pembelajar terhadap Sembilan perusahaan berkinerja baik. Perusahaan tersebut bergerak di industry jasa maupun manufaktur. Studi ini dilakukan tahun 2001 dengan teknik pengumpulan data dengan menyebaran kuesioner untuk manajer tingkat menengah atas.
Analisis dilakukan dengan memperhitungkan langkah nilai korelasi dari kelima organisasi pemebelajar menurut Sange (1990), yaitu personal mastery, disiplin berbagi visi, disiplin model mental, disiplin pembelajaran tim, disiplin berpikir sistematik.
Studi empirik meneliti lebih jauh untuk mengetahui faktor-faktor penghambat terbentuknya kualitas jalur transformasi pengetahuan (habitat belajar) yang baik. Dapat disimpulkan bahwa hambatan utama untuk merealisasikan organisasi pembelajar di perusahaan-perusahaan yang di studi, yaitu: (1) hambatan personal (2) hambatan karena lemahnya dukungan faktor relasional belajar (3) hambatan karena lemahnya dukungan manajerial (4) hambatan faktor infrastruktur belajar.
Pembuktian lainnya yang diperoleh melalui studi empirik ini yaitu :
1. Implementasi konsep organisasi pembelajar yang bijaksana jika dilakukan secara bertahap, mulai dari skala kecil kemudian menjadibenchmark bagi unit lainnya.
2. Proses belajar organisasional harus didahului oleh proses belajar individual.
3. Proses belajar individual dan organisasional akan membentuk suatu siklus belajar yang berlangsung terus-menerus secara berkelanjutan untuk membangun kesejahteraan bersama.
4. Konsep-konsep rasa saling percaya, budaya belajar, dan kepemimpinan serta pendekatan sistem manajemen cenderung akan efektif ketika anggota organisasi tersebut belum dewasa.
5. Masyarakat yang dinilai telah dewasa membutuhkan sistem manajemen dan kepemimpinan yang sangat berbeda dibandingkan dengan masyarakat yang belum dewasa.
6. Variabel-variabel infrastruktur belajar berfungsi sebagai alat bantu kerja, sehingga sifat maupun perannya harus disesuaikan dengan kondisi kedewasaan para anggota organisasinya.

BAB 9
Getting Start

Pada bab ini akan dijelaskan langkah praktis yang sebaiknya dilakukan untuk memulai upaya merubah organisasi tradisional menjadi organisasi pembelajar. Sebelumnya akan dijelaskan terlebih dahulu hal yang terkait dengan konsep serta asumsi yang perlu diketahui.
Berikut adalah formula organisasi pembelajar:
Organisasi Pembelajar = (Kepemimpinan) x (Fondasi Belajar) x (Keterampilan Belajar) x
(Fasilitas Belajar) x (Disiplin Belajar)
Formula diatas menjelaskan bahawa komponen bangunan organisasi pembelajar adalah sangat penting. Secara konsepsional, tahapan dalam persiapan bangunan organisasi pembelajar adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan pemimpin untuk masyarakat yang belum dewasa. Tipe kepemimpinan yang cocok untuk masyarakat ini adalah pemimpin visioner, sinerjistik, dan/atau transformasional.
2. Menyiapkan pemimpin untuk masyarakat yang sudah dewasa. Pemimpin yang dibutuhkan masyarakat ini adalah yang mampu mengayomi dan memberi spirit agar masyarakatnya mampu mempertahankan kedewasaannya secara konsisten.
3. Membangun fondasi belajar. Komponen fondasi belajar terdiri dari dua sub komponen utama, yaitu saling percaya dan budaya belajar.
4. Membangun keterampilan belajar. Peningkatan keterampilan sangat dibutuhkan dalam proses berbagi pengetahuan.
Formula lain yaitu:
Organisasi Pembelajar = (Kepemimpinan) x (Kinerja) x (Berbagi Pengetahuan) x
(Pengetahuan Eksplisit) x (Implementasi)
Dari formula diatas dapat dilihat pedoman operasional para praktisi organisasi pembelajar, yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapakan pemimpin yang tugas uatamanya adalah menbangun dan memelihara kualitas rasa saling percaya dan budaya belajar, serta mampu untuk selalu mengingatkan dan mengkomunikasikan nilai-nilai dan visi kepada seluruh anggota organisasi secara konsisten dan jelas.
2. Membangun system penilaian kinerja.
3. Membangun mekanisme proses berbagai pengetahuan. Fasilitas pendukung dalam organisasi pembelajar adalah teknologi informasi, organisasi, menghasilkan pengetahuan eksplisit, dan mampu mengimplementasikan.
Ada 4 hambatan utama untuk merealisasikan organisasi pembelajar di perusahaan adalah:
1. Hambatan personal.
2. Hambatan karena lemahnya dukungan factor relasional belajar.
3. Hambatan karena lemahnya dukungan manajerial.
4. Hambatan faktor infrastruktur belajar.
Perinsip kerja untuk meraih suatu keberhasilan adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada keberhasilan tanpa komitmen.
2. Mulai dari kecil, kemudian tumbuhkan secara bertahap.
3. Tetapkan target hasil dan ingat bahwa menggunakan alat yang tepat untuk meraih target.
4. Jika pada saat proses kekurangan waktu dan menemukan jalan buntu, buatlah hal tersebut menjadi krisis sehingga dapat menyadarkan para anggotanya.
Dalam suatu proses harus dimulai dari hal yang kecil, dalam hal ini adalah menentuka pilot group. Hal yang mendasar yang harus dipenuhi oleh pilot group adalah:
1. Anggita group harus berasal dari fungsi yang berbeda.
2. Group mulai bekerja untuk sebuah proyek khusus.
3. Keberhasilan group harus ditunjukan dalam bentuk bukti hasil kerja nyata.
4. Hubungan kerja sebaiknya informal.
5. Setiap anggota group harus memiliki sikap dan perilaku seperti mau bekerja, berkomitmen tinggi, tidak cepat puas, saling terhubungkan, dan merupakan pemimpin di kelompok operasional.
Berikut ini adalah langkah-langkah implementasi yang terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Membangun keterampilan belajar individual untuk menghasilkan personal mastery.
2. Membangun kemampuan belajar tim untuk meningkatkan efektivitas proses berbagi pengetahuan antar anggota.
3. Membangun kemampuan belajar organisasional untuk menghasilkan human capital.

Similar Documents

Premium Essay

Knowledge Management

...asset is knowledge, the intellectual capital of the organization. The high potential return of leveraging the knowledge capital of an organization has led to company valuations that far exceed what used to be accepted as standard. This new capital is walking around your company, is hidden in file drawers, and surfaces in conversations with clients and suppliers. There’re three kinds of knowledge capital in every organization, namely human, structural, and relationship. Sveiby (2001) believes that people can use their competence to create value in two directions: by transferring and converting knowledge externally or internally to the organization they belong to. When the managers of a firm direct the efforts of their employees internally, they create tangible goods and intangible structures such as better processes and new designs for products. When they direct their attention outwards, in addition to delivery of goods and money they also create intangible structures, such as customer relationships, brand awareness, reputation and new experiences for the customers. (Papoutsakis, 2006) 2.0 LITERATURE REVIEW This study expose to the impacts of knowledge management to an organization, on how it benefits and result to a positive revenue to the organization in term of (Return On Investment) ROI as well as the challenges on implementing knowledge management in an organization. 3.0 THE KNOWLEDGE CYCLE Source from: http://www.tfhrc.gov/pubrds/novdec99/knowledge management...

Words: 2435 - Pages: 10

Premium Essay

Knowledge Management

...Applying Corporate Knowledge Management Practices in Higher Education by Jillinda J. Kidwell, Karen M. Vander Linde, and Sandra L. Johnson We believe there is tremendous value to higher education institutions that develop initiatives to share knowledge to achieve business objectives. This article outlines the basic concepts of knowledge management as it is applied in the corporate sector, considers trends, and explores how it might be applied in higher education and whether higher education is ready to embrace it. Colleges and universities have significant opportunities to apply knowledge management practices to support every part of their mission A re the concepts of knowledge management (KM) applicable to colleges and universities? Some would argue that sharing knowledge is their raison d’être. If that is the case, then the higher education sector should be replete with examples of institutions that leverage knowledge to spur innovation, improve customer service, or achieve operational excellence. However, although some examples exist, they are the exception rather than the rule. Knowledge management is a new field, and experiments are just beginning in higher education. E D U C A U S E Q U A R T E R LY • Number 4 2000 Knowledge Basics Knowledge management is the process of transforming information and intellec- tual assets into enduring value. It connects people with the knowledge that they need to take action, when they need it. In the corporate sector...

Words: 3787 - Pages: 16

Premium Essay

Knowledge Management

...your CEO? Most of us need to use some form of knowledge to get our jobs done better and quicker.Knowledge can be said is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, expert insight, and grounded intuition that provides an environment and framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the mind of the knowers. In organizations it often becomes embedded not only in documents or repositories, but also in organizational routines, practices and norms. But how does an organization handle all of this knowledge? This is where knowledge management (KM)comes in. Knowledge management is the systematic management of an organization's knowledge assets for the purpose of creating value and meeting tactical and strategic requirements. It consists of the initiatives, processes, strategies, and systems that sustain and enhance the storage, assessment, sharing, refinement, and creation of knowledge.In order for KM to succeed, one needs a deep understanding of what constitutes knowledge and look at the forms in which knowledge exists and the different ways that it can be accessed, shared, and combined.There are essentially two different types of knowledge, explicit and tacit.Explicit knowledge includes things that you can easily pass on to someone else by teaching it or putting it into a database or a book.Tacit knowledge is less quantifiable because this is knowledge that's most often learned by experience. It's...

Words: 873 - Pages: 4

Premium Essay

Knowledge Management

...(3)Knowledge Management(KM)is a fashionable business term. Explain what is meant by knowledge and knowledge management(KM), and evaluate why KM is central to the success of an organization. Knowledge Management (KM) is a newly developed business term. Thanks to the booming of information technology (especially the internet) from the 1990s, people could get information and knowledge much easier than before. As the integration of individuals, organizations need to process and manage even more information and knowledge. Therefore, the art of knowledge management becomes very crucial for modern organizations. Before talking about the term Knowledge Management, first we need to know clearly what knowledge is. The definition for knowledge is a traditional debate topic among the philosophers. The most well known definition is as Plato suggested; knowledge is a statement which must be justified, true and believed. However, as modern people, we need to define it in a modern way, just as Oxford English Dictionary describes knowledge as (i) expertise, and skills acquired by a person through experience or education; the theoretical or practical understanding of a subject, (ii) what is known in a particular field or in total; facts and information or (iii) awareness or familiarity gained by experience of a fact or situation. Personally, I think the most refined and inclusive way to describe knowledge is; the kind of information that describes the relationship between other information...

Words: 1815 - Pages: 8

Premium Essay

Knowledge Management

...Knowledge Management and Organisational Learning Contents Title Page 1 1 Introduction 3 2 Body 3 2.1 What was the outcome of the team activity? Did you achieve your team objective? How? 3 2.2 What knowledge did you use? What worked and what did not work? 4 3 Conclusion / Recommendations 5 3.1 What did you learn? What would you do differently? 5 4 References 7 Introduction This report discusses some of the reasons for the implementation of knowledge management. It discusses the differences between data, information, and knowledge. The opinion that communication appears to play a key role in the outcome will be discussed and how it relates to effective collaboration. Furthermore, this paper discusses what knowledge management is and the reasons why knowledge management must be realised in todays’ society expanding on the methods used during the Knowledge Management and Organisational Learning module team activity; namely The Prisoner Escape activity. The prisoner escape participation activities used during the exercise will be discussed with the focus on how knowledge was shared to reach a collaborative objective. The paper concludes with the observation that knowledge sharing is the only concept that promotes progress in society. Body What was the outcome of the team activity? Did you achieve your team objective? How? The teams’ objective was to not get caught by the police and we successfully achieved that. As a team we captured, developed...

Words: 1977 - Pages: 8

Premium Essay

Knowledge Management

...Knowledge Management This case describes the many knowledge management practices that take place at Toyota Motors, which is of course the world's most money making company. Also, it describes how Toyota enables wide knowledge sharing not just within the organization but also across its supply chain. It details the practices that make Toyota a true learning organization. It discovers the role of traditional structural practices in the company's knowledge management efforts. In 2004, Toyota Motor Corporation was Japan's largest company and the world's second largest automobile company with worldwide unit sales of 6.7 million (Liker, 2003). It was acknowledged as one of the world's best knowledge enterprises, and was a three-time winner of the Global Most Admired Knowledge Enterprises (MAKE) Survey 4, and a five-time winner of the MAKE Japan Survey (www.icmrindia.org). This award identifies the best practices in the area of knowledge management. The survey studied enterprises on criteria like knowledge-based culture and products, knowledge sharing and teamwork, as well as structured learning. Many experts believed that effective knowledge management had given Toyota a strong competitive edge. Toyota's Production System manufactured a variety of high-quality vehicles at very low cost. Toyota had been extremely open about its production system. Company sources were quoted to have said, "Study us all you want"(Stalk & Lachenaur, 2004). Even with studying, no other company was...

Words: 385 - Pages: 2

Premium Essay

Knowledge Management

...KNOWLEDGE MANAGEMENT Any enterprise can potentially grow profitably through its management of knowledge for intellectual capital. For this purpose, it however, needs to craft an innovative and viable design of its business system. A business system design (BSD) comprises a dynamic architecture which is isomorphic across firms in space and time. A dense dynamic nexus of social capital, human capital and knowledge management - the knowledge management nexus (KMN) - forms the core of BSD. KMN continually rationalises and revitalises the BSD. An inclusive concept of knowledge spectrum as the quintessential resource for value creation is elaborated briefly in terms of its dynamic configuration. A firm's intellectual capital (IC) is seen as the resultant of its KMN. IC represents a firm's meta-capability toward overcoming challenges and exploiting opportunities in its continual pursuit of value creation. Various methods, frameworks of KM discussed in class were : THE SKANDIA NAVIGATOR 1. Financial focus of the Skandia Navigator captures the financial outcome of our activities. It is here where we establish the long term goals and also a large part of the overall conditions for the other perspectives. This could be profitability and growth that shareholders demand. 2. Customer focus gives an indication on how well the organization meets the needs of its customers via services and products. 3. Process focus of the Skandia Navigator captures the actual processes of creating the services...

Words: 939 - Pages: 4

Premium Essay

Knowledge Management

...Tools to Enhance Innovation” Khalid Helal, khldhelal@gmail.com Master of Management, IIUM Introduction Knowledge Management (KM) is a recently emerging approach pointed at addressing today’s business challenges to increase organizational efficiency, efficacy and new innovation by applying several tools, techniques and strategies in business process. The purpose of this paper is to develop the organizational knowledge, knowledge sharing and enhancing innovation to increase the organizational and managerial efficiency. Those activities enhance and develop by the using of knowledge management tools and techniques. Further, knowledge management plays an important supporting function by providing a coordinating mechanism to enhance the changes of resources into capabilities. The knowledge management tools can influence to enhance innovation which is the significance for a firm’s performance. Literature Review A. Explicit and Tacit Knowledge (Nonaka, 2000) Has explained explicit knowledge is proper methodical or organized language shared in the form of facts, like as scientific method, specification and manual. It can be treated, memorized and systematic language”. transmitted easily. On the other side, tacit knowledge is really private and hard to formalize. Subject related intelligence fall into the several class or category of knowledge. (Wachter, 1999) Has explained “Tacit knowledge is personal and context specific, which is often developed over a long period...

Words: 1781 - Pages: 8

Premium Essay

Knowledge Management

...Introduction; `While the term is usually used in reference to professional money managers, everyone practices some form of investment management with their personal finances. There are a wide range of money management services, from the operation of passively-managed mutual funds with low fees to in-depth estate planning and consulting’- (Investopedia) `Facts, information, and skills acquired through experience or education; the theoretical or practical understanding of a subject: a thirst for knowledge her considerable knowledge of antiques about the sum of what is known: the transmission of knowledge’)-Oxford dictionary. Information, in its mainly restricted technological sense, is a sequence of symbols that preserve to be interpreted as a message. In order can be traced as signs, or broadcast as signals. Information is several kind of event that affects the state of a dynamic system. Theoretically, information is the message (word or expression) organism conveyed. The importance of this idea varies in different context. 1.1: Understand the need to manage information and knowledge within organizations: 1.1.1 The main features of information management: A management information system (MIS), or information management system, is particularly critical to businesses that work in conjunction with other businesses. An MIS has four key features. Data Gathering: MIS help to store data perfectly. The MIS stores the in order to one of two database systems. The first type of...

Words: 2563 - Pages: 11

Premium Essay

Knowledge Management

...Introduction to Knowledge Management A light bulb in the socket is worth two in the pocket. —Bill Wolf (1950–2001) This chapter provides an introduction to the study of knowledge management (KM). A brief history of knowledge management concepts is outlined, noting that much of KM existed before the actual term came into popular use. The lack of consensus over what constitutes a good definition of KM is addressed and the concept analysis technique is described as a means of clarifying the conceptual confusion that still persists over what KM is or is not. The multidisciplinary roots of KM are enumerated together with their contributions to the discipline. The two major forms of knowledge, tacit and explicit, are compared and contrasted. The importance of KM today for individuals, for communities of practice, and for organizations are described together with the emerging KM roles and responsibilities needed to ensure successful KM implementations. Learning Objectives 1. Use a framework and a clear language for knowledge management concepts. 2. Define key knowledge management concepts such as intellectual capital, organizational learning and memory, knowledge taxonomy, and communities of practice using concept analysis. 3. Provide an overview of the history of knowledge management and identify key milestones. 4. Describe the key roles and responsibilities required for knowledge management applications. 2 Chapter 1 Introduction The ability to manage knowledge is crucial in today’s...

Words: 10806 - Pages: 44

Premium Essay

Knowledge Management

...Knowledge Management Nicholas Miller Table of Contents Abstract 3 What is Knowledge Management? 4 Features of Knowledge Management 5 People 5 Processes 5 Technology 5 Knowledge Management Applications 7 Tacit Knowledge 7 Explicit Knowledge 7 Embedded Knowledge 7 Tacit vs. Explicit Knowledge 9 The Importance of Knowledge Management 10 Summary 11 Conclusion 12 References 13 Abstract The principal objective of this research paper is to define Knowledge Management (KM). The research findings in this paper will uncover the features and applications that have derived from the Knowledge Management process. It will also examine Tacit vs. Explicit Knowledge and the importance they have in the Knowledge Management process. This research paper is presented in the form of a report hence comprehensive analysis and conclusion will be drawn from the findings of the research as it relates to the topic “Knowledge Management”. What is Knowledge Management? “Knowledge is power”, as quoted by the English philosopher Francis Bacon (1561-1626) (Henry, 2002). With the requisite knowledge, an individual or organization can achieve any goal or objective. Now we ask ourselves, “What is Knowledge Management”? To arrive at a possible response to such a question it is imperative to underline the key terms Knowledge and Management. (Cavell, 2002) claimed that Knowledge is the understanding of information and skills acquired through experience or education, which exists mostly in...

Words: 1415 - Pages: 6

Premium Essay

Knowledge Management

...information leading to transfer of knowledge from a person or an organization to others. Whereas this invariably leads to faster development, it also impacts the competitive advantage held by the innovators of processes or technology. It has therefore become strategically important for one and all in business to understand the knowledge, processes and controls to effectively manage the system of sharing and transferring the information in the most beneficial fashion. This paper dwells upon definition, types, scope, technology and modeling of knowledge and Knowledge Management while examining its strategic importance for retaining the competitive advantage by the organizations. What is knowledge? Plato first defined the concept of knowledge as ‘‘justified true belief'' in his Meno, Phaedo and Theaetetus. Although not very accurate in terms of logic, this definition has been predominant in Western philosophy (Nonaka and Takeuchi, 1995). Davenport et al. (1998) define knowledge as ``information combined with experience, context, interpretation and reflection''. The terms ‘‘knowledge'' and ‘‘information'' are often used inter-changeably in the literature and praxis but a distinction is helpful. The chain of knowledge flow is data-information-knowledge. Information is data to which meaning has been added by being categorized, classified, corrected, and condensed. Information and experience, key components of definitions of knowledge, are put into categories through the...

Words: 6564 - Pages: 27

Premium Essay

Knowledge Management

...CW3 David Lewis Knowledge Management Information Paper WOSC Class 14-005 14 November 2013 Knowledge Management Application in 1-3 Attack Battalion Within the Army organizations of today knowledge management plays a huge role in the dissemination of information to the unit and it’s soldiers. This is no different for the aviation unit in which I operate. This information can be found in FM 6-01.1, Knowledge Management Operations. It defines knowledge management as the process of enabling knowledge flow to enhance shared understanding, learning, and decision-making. But when the unit was surveyed about their understanding of knowledge management the results were surprising. Out of roughly seventy-two assigned aviators, I surveyed ten. These consisted of two senior aviators, two commissioned officers, two junior Warrant officers out of flight school, and four tracked aviators. When asked about what knowledge management was only the two senior aviators knew what it was, this is because they had attended the Warrant Officer Staff Course where they learned about knowledge management. All the aviators surveyed were surprised to find out that the Army actually had a publication breaking down knowledge management. After explaining what knowledge management was I asked the aviators to give me an example of how knowledge management was being utilized in the unit, all said the same thing; the reading card file. In aviation the dissemination of information is critical to the...

Words: 648 - Pages: 3

Premium Essay

Knowledge Management

...importance of knowledge management (KM) and are gradually directing their efforts on practices to nurture the creation, sharing and integration of knowledge management and economic development as a solution to the world`s social problems. King (2009:p4), defines Knowledge management as the planning, organizing, motivating, and controlling of people, processes and systems in any organisation (private and public) to ensure that assets that are associated with knowledge are improved and effectively employed. King (2009; p4) further explains that an effective Knowledge management process must at least encompass knowledge acquisition, creation, refinement, storage, transfer, sharing, and application. Economic development strategy is defined as a cooperative effort of businesses, civic organisations and the public or government to map out economic projects and goals that will strengthen the economic growth of a country. Economic development strategy analyses the local and regional economy and serves as a guide for establishing local and regional plan of action and identifying investment priorities and funding sources. South Africa is a constitutional democracy with a three-tier system of government and a liberated judiciary. The national, provincial and local levels of government all requires legislative and executive authorities in their own spheres, and are defined in the Constitution as distinctive, interdependent and interrelated. However, in terms of information and knowledge management...

Words: 3004 - Pages: 13

Free Essay

Knowledge Management

...RUNNING HEAD: THE CONCEPT OF KNOWLEDGE IN KM The concept of knowledge in KM: A dimensional model Forthcoming in the Journal of Knowledge Management, Volume 10, No 6, 2006 Bertolt Meyer1 and Kozo Sugiyama2 1 Department of Organizational and Social Psychology, Institute of Psychology, Humboldt University Berlin Unter den Linden 6, 10099 Berlin, Germany bmeyer@psychologie.hu-berlin.de 2 School of Knowledge Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology 1-1 Asahidai, Nomi, Ishikawa 923-1292, Japan sugi@jaist.ac.jp Abstract Purpose: To sharpen the concepts of tacit, implicit and explicit knowledge by linking them to findings from cognitive psychology and memory science and thus finding a possibility for measuring non-explicit knowledge. Methodology/Approach: A review of KM and cognitive science literature leads to a dimensional model of knowledge types that links the concepts from KM to more specific concepts from psychology. One central assumption of the model was empirically tested and put into practice in one small-scale KM project. Findings: The concepts in KM can be linked to concepts from psychology and thus receive theoretical support. The developed model enables psychometric access to a part of non-explicit knowledge through structural assessment techniques. Furthermore, the model has proven to be of value in a practical application in KM. Research limitations: The experiment and the practical application are too small in scope to provide full...

Words: 9610 - Pages: 39