Free Essay

Mea (Masyarakat Ekonomi Asia)

In:

Submitted By brigitanovena
Words 2944
Pages 12
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) atau Pasar Bebas Asia merupakan kawasan yang akan dibentuk oleh Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara. Bertujuan untuk meminimalisasi adanya hambatan-hambatan dalam melakukan perdagangan lintas kawasan. Memungkinkan satu negara dapat menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara lain di kawasan Asia Tenggara yang tentunya akan membuat kompetisi antar negara semakin ketat. Oleh karena itu, keberadaan MEA menjadi sebuah langkah awal bagi Indonesia untuk mengembangkan kualitas perdagangan khusunya di kawasan Asia Tenggara. MEA memiliki dua sisi bagi Indonesia. Yang pertama, MEA menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas sumber daya yang dimiliki Indonesia. Yang kedua, dapat menjadi bumerang bagi Indonesia apabila tidak memanfaatkannya dengan baik. Berkurangnya hambatan perdagangan akan berdampak pada meningkatnya kuantitas ekspor dan impor yang akhirnya akan meningkatkan Gross Domestic Product bagi Indonesia. Dengan adanya perdagangan bebas, Indonesia dapat meningkatkan ekspor. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan hubungan harmonis antarbangsa. Ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi pada industri impor ke industri ekspor. Akan tetapi harus tetap waspada akan resiko kompetisi yang muncul dengan banyaknya barang impor yang masuk dan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk luar negeri yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, harus dilakukan prediksi atau peramalan terhadap ekspor dan impor dalam perekonomian Indonesia menjelang Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

II. PERUMUSAN MASALAH 1. Apakah peluang dan tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi MEA? 2. Apakah kegiatan ekspor impor memengaruhi perekonomian Indonesia? 3. Berapa peramalan nilai ekspor dan impor yang dapat dicapai oleh Indonesia beberapa tahun kedepan? III. LANDASAN TEORI Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) suatu program bagi negara-negara Asia Tenggara utnuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar dapat menjadi sebuah akses yang lebih mudah dalam menerapkan penghapusan bea masuk. Rencananya MEA akan berlaku akhir tahun 2015 dan diberlakukan secara bertahap sehingga kawasan negara ASEAN berada pada satu wilayah perdagangan.Negara-negara di kawasan Asia Tenggara saling bersaig dalam melakukan perdagangan. Dengan daya saing yang tinggi, perekonomian dapat menjaga pertumbuhan ekonominya dan mulai membangun kehidupan negara yang teratur. Oleh sebab itu, banyak negara tetap mengandalkan kekuatan perdagangan untuk membangun ekonominya dan selalu menjaga daya saingnya agar selalu eksis dalam perdagangan dunia. Pembentukan MEA di landaskan pada empat dasar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi ke ekonomi global. Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus menghapuskan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Juga menjadi sebuah kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

BAB II PEMBAHASAN A. Peluang dan tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi MEA * Peluang Bagi Indonesia, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Dengan adanya pasar bebas, barang indonesia dapat memperluas jangkauan ekspor dan impor tanpa ada biaya dan penahanan barang terlalu lama di bea cukai, selain itu para tenaga kerja Indonesia dapat bekerja di negara anggota ASEAN dengan bebas dan sesuai dengan ketrampilan yang dimilikinya. Serta para investor dapat memperluas ruang investasi tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. * Tantangan Tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan komoditas homogen yang diperjual belikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik. Indonesia masih memiliki tingkat peraturan yang kurang mengikat sehingga dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tantangan terbesar dalam menghadapi MEA adalah Indonesia seharusnya “menyerang” bukan “bertahan”. Karena apabila hanya bertahan atau hanya berbisnis di dalam negeri, maka daya saing yang di miliki tidak akan berkembang. Harus disadari bahwa banyak peluang yang masih dapat dimanfaatkan, yang tentunya semua itu sanggup dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Faktor-faktor untuk meningkatkan daya saing, yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia, yakni: * Infrastruktur
Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2013/2014 yang dibuat oleh World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-38. Sementara itu kualitas infrastruktur Indonesia menempati peringkat ke-82 dari 148 negara atau berada pada peringkat ke-5 diantara negara-negara inti ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur Indonesia masih jauh tertinggal.

* Biaya Logistik Dampak dari rendahnya infrastruktur berpengaruh pada semakin mahalnya biaya logistik di Indonesia. Perdagangan menjadi kurang efisien mengingat biaya logistik yang mahal dibandingkan negara anggota ASEAN. Berdasarkan Logistic Performance Index (LPI, 12), Indonesia menempati peringkat ke-59 dari 155 negara, di bawah peringkat Thailand, Filipina, dan Vietnam. * Sumber Daya Manusia Bonus demografi yang dimiliki Indonesia, tidak akan memberikan keuntungan apa pun tanpa adanya perbaikan kualitas SDM. Data dari ASEAN Productivity Organization (APO) menunjukkan dari 1000 tenaga kerja Indonesia hanya ada sekitar 4,3% yang terampil, sedangkan Filipina 8,3%, Malaysia 32,6%, dan Singapura 34,7%. Berdasarkan struktur pasar, tenaga kerja didominasi oleh pekerja lulusan SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%, dimana saat ini sebagian dunia kerja mensyaratkan lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan Malaysia yang sebagian besar penduduknya lulusan S1. * UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Dari delapan aturan kunci peringkat kompetitif dunia yang dikeluarkan oleh International Institute for Management Development (IMD), salah satunya adalah dukungan terhadap UMKM. Pada masa krisis moneter, UMKM mampu bertahan dan terus berkembang, hal tersebut dapat memberikan peluang peningkatan daya saing. Namun demikian, UMKM masih berada pada area kurang diperhatikan oleh pemerintah. * Pertanian Salah satu jantung perekonomian Indonesia adalah pertanian. Peningkatan keunggulan komparatif di sektor prioritas integrasi, antara lain adalah pembangunan pertanian perlu terus dilakukan, mengingat bahwa luas daratan yang dimiliki Indonesia lebih besar dan tingkat konsumsi yang tinggi terhadap hasil pertanian. B. Pengaruh Kegiatan Ekspor dan Impor terhadap perekonomian Indonesia
Ekspor dan Impor merupakan faktor penting yang berdampak dalam perkembangan perekonomian. GDP (Gross Domestic Product) yang merupakan sumber pendapatan negara. Sebagai masyarakat, harus mampu menggali segala sesuatu sumber daya yang ada di negara Indonesia. Ekspor impor menggambarkan adanya perdagangan yang merupakan konsep dari ekonomi pembangunan, dengan adanya perdagangan Internasional.
Ekspor dan impor memegang peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Agregasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB).
Ekspor merupakan kegiatan ekonomi yang sudah lama dilakukan oleh Indonesia. Sekitar tahun 1993, kegiatan ekspor dan impor mulai digalakkan dan menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Para ahli mengatakan bahwa ekspor dan investasi merupakan”Engine of Growth”. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan pada umumnya didukung oleh peningkatan ekspor dan investasi. Dalam perdagangan luar negeri, ekspor dibagi menjadi ekspor minyak dan gas (migas) dan ekspor non minyak dan gas (non migas).

C. Peramalan nilai ekspor dan impor Indonesia:
Variabel yang digunakan untuk memprediksi perekonomian Indonesia adalah ekspor dan impor. Data ekspor, impor migas dan non-migas diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tersedia di BPS merupakan data ekspor impor migas dan non-migas dari tahun 1990-2012. Untuk memprediksi seperti apa keadaan perekonomian Indonesia menjelang Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), maka perlu dilakukan peramalan pada tahun 2013 sampai 2016 kedepan. Data tersebut diolah menggunakan forecast dengan menggunakan metode procast. Metode procast digunakan karena dapat menentukan metode mana yang paling baik dan cocok untuk mengolah data tersebut. Dalam peramalan ini, procast menentukan bahwa metode yang paling baik dan cocok untuk digunakan adalah metode Holt-Winters. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa prediksi nilai ekspor dan impor baik migas dan non-migas terus naik dari tahun 2013-2016. Pada akhir tahun 2012 diketahui bahwa nilai ekspor migas sejumlah 36.977,3 juta US$. Lalu diprediksi terus mengalami peningkatan pada akhir tahun 2015 senilai 49.195,25 juta US$ dan akhir tahun 2016 senilai 46.332,54 juta US$. Ekspor non-migas akhir tahun 2012 diketahui senilai 153.043 juta US$. Ekspor non-migas diprediksi akan mengalami peningkatan di akhir tahun 2015 senilai 208.368,78 juta US$ dan akhir tahun 2016 senilai 210.357,26 juta US$. Dengan hasil tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang dilihat dari tingkat nilai ekpor akan terus naik menjelang Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Pada akhir tahun 2012 diketahui bahwa nilai impor migas sejumlah 42.564,2 juta US$. Lalu diprediksi terus mengalami peningkatan pada akhir 2015 senilai 47.254,89 juta US$ dan akhir tahun 2016 senilai 56.136,72 juta US$. Impor non-migas akhir tahun 2012 diketahui senilai 149.125,3 juta US$. Diprediksi akan mengalami peningkatan pada akhir tahun 2015 senilai 213.759,81 juta US$ dan pada akhir 2016 senilai 217.795,97 juta US$. Dengan hasil tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang dilihat dari tingkat niali impor akan terus naik menjelang Masyarakat Ekonomi Asia (MEA). Dari proses peramalan dengan metode Holt-Winters diketahui bahwa assurancy measures sebagai berikut: * Ekspor Migas MAPE = 12.78% R-square = 85.28% RMSE = 3.427,84 Artinya, bahwa tingkat error (MAPE) rendah yaitu yang senilai 12.78%. Tingkat error (RMSE) rendah senilai 3.427,84. R-square menunjukkan tingkat kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat sebesar 85.28%. Semakin kecil nilai MAPE serta RMSE menunjukkan data semakin baik. Dan semakin tinggi nilai R-square menunjukkan semakin baiknya data. * Ekspor Non-Migas MAPE = 9.97% R-square = 95.59% RMSE = 8.660,83 Artinya, bahwa tingkat error (MAPE) rendah yaitu yang senilai 9.97%. Tingkat error (RMSE) rendah senilai 8.660,83. R-square menunjukkan tingkat kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat sebesar 95.59%. Semakin kecil nilai MAPE serta RMSE menunjukkan data semakin baik. Dan semakin tinggi nilai R-square menunjukkan semakin baiknya data. * Impor Migas MAPE = 37.01% R-square = 89.65% RMSE = 3.995,15 Artinya, bahwa tingkat error (MAPE) cukup tinggi yaitu yang senilai 37.01%. Tingkat error (RMSE) rendah senilai 3.995,15. R-square menunjukkan tingkat kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat sebesar 89.65%. Semakin kecil nilai MAPE serta RMSE menunjukkan data semakin baik. Dan semakin tinggi nilai R-square menunjukkan semakin baiknya data. * Impor Non-Migas MAPE = 17.98% R-square = 91.60% RMSE = 10.773,04 Artinya, bahwa tingkat error (MAPE) rendah yaitu yang senilai 17.98%. Tingkat error (RMSE) rendah senilai 10.773,04. R-square menunjukkan tingkat kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat sebesar 91.60%. Semakin kecil nilai MAPE serta RMSE menunjukkan data semakin baik. Dan semakin tinggi nilai R-square menunjukkan semakin baiknya data. BAB III KESIMPULAN Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk semakin meningkatkan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Begitu banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai perekonomian Indonesia yang lebih baik kedepannya. Namun, tantangan dalam menghadapi MEA tentunya menjadi hal yang patut dipertimbangkan untuk mengambil langkah, keputusan serta kebijakan yang terbaik bagi Indonesia. Walaupun begitu, dengan adanya semangat dan kerja keras memupuk banyak peluang yang masih dapat dimanfaatkan, semua tantangan dapat terlewati dan hal itu pasti sanggup dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Ekspor dan impor menjadi salah satu dari banyak variabel yang dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui seberapa baik kondisi perekonomian Indonesia. Ekspor dan impor memegang peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Maka, semakin besar nilai ekspor dan impor, menunjukkan semakin baiknya kondisi perekonomian sebuah negara. Dari hasil forecast terhadap variabel ekspor dan impor dari tahun 1990 sampai 2012, dapat dilihat bahwa nilai ekspor dan impor Indonesia sampai akhir tahun 2016 akan mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil dari peramalan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia menjelang Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) akan terus meningkat. Hal tersebut menjadi langkah awal yang baik bagi Indonesia untuk turut serta mengembangkan kualitas perdagangan dalam menciptakan pasar bebas di kawasan Asia Tenggara.

DAFTAR BACAAN http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/897 http://crmsindonesia.org/knowledge/crms-articles/peluang-tantangan-dan-risiko-bagi-indonesia-dengan-adanya-masyarakat-ekonomi http://www.crmsindonesia.org/node/624 http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=7911 http://www.pikiran-rakyat.com/node/303163 http://ekonomi.kabo.biz/2014/08/masyarakat-ekonomi-asean-mea.html Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

LAMPIRAN Tabel Nilai Ekspor dan Impor (juta US$) 1990-2012 [Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)] Tahun | Nonmigas | Migas | Jumlah | | Ekspor | Impor | Ekspor | Impor | Ekspor | Impor | 1990 | 14604.2 | 19916.6 | 11071.1 | 1920.4 | 25675.3 | 21837 | 1991 | 18247.5 | 23558.5 | 10894.9 | 2310.3 | 29142.4 | 25868.8 | 1992 | 23296.1 | 25164.6 | 10670.9 | 2115 | 33967 | 27279.6 | 1993 | 27077.2 | 26157.2 | 9745.8 | 2170.6 | 36823 | 28327.8 | 1994 | 30359.8 | 29616.1 | 9693.6 | 2367.4 | 40053.4 | 31983.5 | 1995 | 34953.6 | 37717.9 | 10464.4 | 2910.8 | 45418 | 40628.7 | 1996 | 38093 | 39333 | 11721.8 | 3595.5 | 49814.8 | 42928.5 | 1997 | 41821.1 | 37755.7 | 11622.5 | 3924.1 | 53443.6 | 41679.8 | 1998 | 40975.5 | 24683.2 | 7872.1 | 2653.7 | 48847.6 | 27336.9 | 1999 | 38873.2 | 20322.2 | 9792.2 | 3681.1 | 48665.4 | 24003.3 | 2000 | 47757.4 | 27495.3 | 14366.6 | 6019.5 | 62124 | 33514.8 | 2001 | 43684.6 | 25490.3 | 12636.3 | 5471.8 | 56320.9 | 30962.1 | 2002 | 45046.1 | 24763.1 | 12112.7 | 6525.8 | 57158.8 | 31288.9 | 2003 | 47406.8 | 24939.8 | 13651.4 | 7610.9 | 61058.2 | 32550.7 | 2004 | 55939.3 | 34792.5 | 15645.3 | 11732 | 71584.6 | 46524.5 | 2005 | 66428.4 | 40243.2 | 19231.6 | 17457.7 | 85660 | 57700.9 | 2006 | 79589.1 | 42102.6 | 21209.5 | 18962.9 | 100798.6 | 61065.5 | 2007 | 92012.3 | 52540.6 | 22088.6 | 21932.8 | 114100.9 | 74473.4 | 2008 | 107894.2 | 98644.4 | 29126.3 | 30552.9 | 137020.4 | 129197.3 | 2009 | 97491.7 | 77848.5 | 19018.3 | 18980.7 | 116510 | 96829.2 | 2010 | 129739.5 | 108250.6 | 28039.6 | 27412.7 | 157779.1 | 135663.3 | 2011 | 162019.6 | 136734.1 | 41477 | 40701.5 | 203496.6 | 177435.6 | 2012 | 153043 | 149125.3 | 36977.3 | 42564.2 | 190020.3 | 191689.5 |

Penyederhanaan tabel untuk mempermudah proses forecast: * Impor Migas dan Non-Migas Tahun | Nonmigas | | Tahun | Migas | 1990 | 14604.2 | | 1990 | 11071.1 | 1991 | 18247.5 | | 1991 | 10894.9 | 1992 | 23296.1 | | 1992 | 10670.9 | 1993 | 27077.2 | | 1993 | 9745.8 | 1994 | 30359.8 | | 1994 | 9693.6 | 1995 | 34953.6 | | 1995 | 10464.4 | 1996 | 38093 | | 1996 | 11721.8 | 1997 | 41821.1 | | 1997 | 11622.5 | 1998 | 40975.5 | | 1998 | 7872.1 | 1999 | 38873.2 | | 1999 | 9792.2 | 2000 | 47757.4 | | 2000 | 14366.6 | 2001 | 43684.6 | | 2001 | 12636.3 | 2002 | 45046.1 | | 2002 | 12112.7 | 2003 | 47406.8 | | 2003 | 13651.4 | 2004 | 55939.3 | | 2004 | 15645.3 | 2005 | 66428.4 | | 2005 | 19231.6 | 2006 | 79589.1 | | 2006 | 21209.5 | 2007 | 92012.3 | | 2007 | 22088.6 | 2008 | 107894.2 | | 2008 | 29126.3 | 2009 | 97491.7 | | 2009 | 19018.3 | 2010 | 129739.5 | | 2010 | 28039.6 | 2011 | 162019.6 | | 2011 | 41477 | 2012 | 153043 | | 2012 | 36977.3 | Hasil Forecast (2013-2016) MIGAS

* Ekspor Migas Tingkat Error dari peramalan metode Hot-Winters: Forecast -- Holt-Winters Selected | | | Date | Annual | 2013 | 39,444.55 | 2014 | 45,748.87 | 2015 | 49,195.25 | 2016 | 46,332.54 | Accuracy Measures | | Value | MAPE | | | 12.78% | R-Square | | | 85.28% | Root Mean Square Error | | 3,427.84 | | | |

NON-MIGAS

* Ekspor Non-Migas Tingkat Error peramalan dengan metode Hot-Winters: Forecast -- Holt-Winters Selected | | | Date | Annual | 2013 | 177,202.69 | 2014 | 200,403.36 | 2015 | 208,369.78 | 2016 | 210,357.26 | | | Accuracy Measures | | Value | MAPE | | | 9.97% | R-Square | | | 95.59% | Root Mean Square Error | | 8,660.83 |

* IMPOR Migas dan Non-Migas Tahun | Nonmigas | | Tahun | Migas | 1990 | 19916.6 | | 1990 | 1920.4 | 1991 | 23558.5 | | 1991 | 2310.3 | 1992 | 25164.6 | | 1992 | 2115 | 1993 | 26157.2 | | 1993 | 2170.6 | 1994 | 29616.1 | | 1994 | 2367.4 | 1995 | 37717.9 | | 1995 | 2910.8 | 1996 | 39333 | | 1996 | 3595.5 | 1997 | 37755.7 | | 1997 | 3924.1 | 1998 | 24683.2 | | 1998 | 2653.7 | 1999 | 20322.2 | | 1999 | 3681.1 | 2000 | 27495.3 | | 2000 | 6019.5 | 2001 | 25490.3 | | 2001 | 5471.8 | 2002 | 24763.1 | | 2002 | 6525.8 | 2003 | 24939.8 | | 2003 | 7610.9 | 2004 | 34792.5 | | 2004 | 11732 | 2005 | 40243.2 | | 2005 | 17457.7 | 2006 | 42102.6 | | 2006 | 18962.9 | 2007 | 52540.6 | | 2007 | 21932.8 | 2008 | 98644.4 | | 2008 | 30552.9 | 2009 | 77848.5 | | 2009 | 18980.7 | 2010 | 108250.6 | | 2010 | 27412.7 | 2011 | 136734.1 | | 2011 | 40701.5 | 2012 | 149125.3 | | 2012 | 42564.2 | Hasil Forecast (2013-2016) MIGAS * Impor Migas Tingkat Error dari peramalan metode Holt-Winters: Forecast -- Holt-Winters Selected | | | Date | Annual | 2013 | 37,035.03 | 2014 | 41,503.04 | 2015 | 47,254.89 | 2016 | 56,136.72 | Accuracy Measures | | Value | MAPE | | | 37.01% | R-Square | | | 89.65% | Root Mean Square Error | | 3,995.15 |

NON-MIGAS

* Impor Non-Migas Tingkat Error peramalan dengan metode Holt-Winters: Forecast -- Holt-Winters Selected | | | Date | Annual | 2013 | 149,400.90 | 2014 | 178,555.02 | 2015 | 213,759.81 | 2016 | 217,795.97 | Accuracy Measures | | Value | MAPE | | | 17.98% | R-Square | | | 91.60% | Root Mean Square Error | | 10,773.04 |

FOTO DIRI

Similar Documents

Free Essay

Kapita Selekta

...BAB I PENDAHULUAN * Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Asean adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).  Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi ( ASEAN Vision 2020 ). Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan...

Words: 1916 - Pages: 8

Premium Essay

From Book Pi

...ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Pemain ataukah Penonton? 11.1. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint 2015 ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint adalah salah satu deklarasi yang disepakati oleh para pemimpin negara ASEAN. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint tersebut kemudian disahkan pada Rangkaian Pertemuan KTT ASEAN ke-13. AEC Blueprint bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN lebih stabil, sejahtera dan sangat kompetitif, memungkinkan bebasnya lalu lintas barang, jasa, investasi dan aliran modal. Selain itu, juga akan diupayakan kesetaraan pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan serta kesenjangan sosial ekonomi pada tahun 2015. ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint  merupakan suatu master plan bagi ASEAN untuk membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dengan mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui implementasi berbagai komitmen yang rinci, dengan sasaran dan jangka waktu yang jelas. Terkait dengan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint, ASEAN juga telah mengembangkan mekanisme Scorecard untuk mencatat implementasi dan komitmen-komitmen negara anggota  sebagaimana yang telah disepakati di dalam ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint. Scorecard dimaksud akan memberikan gambaran komprehensif bagaimana kemajuan ASEAN untuk mengimplementasikan AEC pada tahun 2015. Pada tahun 2015 ASEAN akan menjadi “satu negara”, di mana mobilitas barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal akan bergerak bebas...

Words: 3623 - Pages: 15

Free Essay

Rangkuman Gbe

...PRESENTASI GBE PROFIL PERUSAHAAN * Siloam Hospitals Group (Siloam) adalah pemimpin dalam pelayanan kesehatan terpadu di Indonesia. Saat ini, * Siloam telah mengoperasikan 20 rumah sakit dengan kapasitas total lebih dari 3.900 tempat tidur, 1.800 dokter (termasuk lebih dari 1.400 spesialis) dan lebih dari 4.400 perawat dan tenaga kesehatan. * Filosofi Siloam didukung oleh visi yang kuat dan strategi bisnis yang berpusat pada dasar 4 pilar yang memungkinkan rumah sakit untuk menyediakan akses yang adil dan terjangkau untuk perawatan berkualitas holistik di semua segmen sosial ekonomi penduduk di Indonesia. * Siloam telah diakui secara luas di pasar untuk standar kesehatan yang berkualitas dan pelayanan klinis yang inovatif dengan menerima beberapa penghargaan internasional dan domestik untuk keunggulan tersebut, termasuk akreditasi bergengsi JCI. Kolaborasi Siloam dengan Mochtar Riady Institute of Nanotechnology (MRIN) dan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan (UPH) sebagai bagian dari tiga serangkai Universitas Pelita Harapan Medical Sciences Group (UPHMS) untuk menunjukkan komitmen Siloam untuk menciptakan layanan kesehatan yang berkelanjutan. GAMBARAN INDUSTRI RUMAH SAKIT * Beberapa tahun belakangan ini, perkembangan rumah sakit di Indonesia semakin membaik. Tidak hanya rumah sakit milik pemerintah, rumah sakit-rumah sakit pengelolaan swasta pun semakin berkembang pesat. Hal ini tidak pelak membawa perubahan terutama...

Words: 1262 - Pages: 6

Free Essay

Green

...No. Nama Perguruan Tinggi AKADEMI AKUNTANSI PGRI JEMBER Nama Pengusul Sisda Rizqi Rindang Sari Program Kegiatan Judul Kegiatan 1 PKMK KUE TART CAENIS ( CANTIK, ENAK DAN EKONOMIS) BERBAHAN DASAR TAPE 2 AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN Nensi MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN CITRA MEDIKA SURAKARTA AKADEMI KEBIDANAN GIRI SATRIA HUSADA AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDIKA SIDOARJO Putri Purnamasari PKMK LILIN SEHAT AROMA KURINDU PANCAKE GARCINIA MANGOSTANA ( PANCAKE KULIT MANGGIS ) 3 PKMK 4 Latifah Sulistyowati PKMK Pemanfaatan Potensi Jambu Mete secara Terpadu dan Pengolahannya sebagai Abon Karmelin (Karamel Bromelin) : Pelunak Aneka Jenis Daging Dari Limbah Nanas Yang Ramah Lingkungan, Higienis Dan Praktis PUDING“BALECI”( KERES) MAKANAN BERSERATANTI ASAM URAT 5 Achmad PKMK Zainunddin Zulfi 6 Dian Kartika Sari PKMK 7 Radita Sandia PKMK Selonot Sehat (S2) Diit untuk Penderita Diabetes 8 AKADEMI PEREKAM Agustina MEDIK & INFO KES Wulandari CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Anton Sulistya CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Eka Mariyana MEDIK & INFO KES Safitri CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Ferlina Hastuti CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM Nindita Rin MEDIK & INFO KES Prasetyo D CITRA MEDIKA AKADEMI PEREKAM MEDIK & INFO KES Sri Rahayu CITRA MEDIKA AKADEMI PERIKANAN YOGYAKARTA PKMK Kasubi Wingko Kaya Akan Karbohidrat...

Words: 159309 - Pages: 638

Free Essay

Laporan Liberisasi

...1|ASC FISIP UI Laporan Penelitian ASEAN Study Center Universitas Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Makmur Keliat, Ph.D Asra Virgianita, MA Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D Agus Catur Aryanto Putro, S.Sos 2013 2|ASC FISIP UI KATA PENGANTAR Laporan penelitian ini merupakan hasil penelitian tentang Tenaga Kerja Terampil Indonesia dan Liberalisasi Jasa ASEAN yang dilakukan oleh ASEAN Study Center Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Tema penelitian ini menjadi tema penting mengingat urgensinya untuk menata kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Penelitian ini mengkaji kondisi delapan sektor yang telah disepakati di dalam Mutual Recognition Arrangement atau Mutual Recognition Agreement Framework. Analisis dirancang untuk: (1) mendapatkan gambaran mengenai nilai strategis berbagai sektor jasa yang disepakati di dalam ASEAN MRA dan MRA Framework; (2) memetakan daya saing pekerja terampil Indonesia di berbagai sektor tersebut; (3) mengidentifikasi tantangan-tantangan yang akan muncul berkaitan dengan liberalisasi sektor jasa ASEAN di masing-masing sektor jasa. Dengan kajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada pembuatan kebijakan berkaitan dengan liberalisasi sektor jasa ASEAN dengan tentu saja menempatkan kepentingan nasional Indonesia sebagai pertimbangan...

Words: 37778 - Pages: 152