Free Essay

Pengukuran Kinerja

In:

Submitted By vanhaaz
Words 705
Pages 3
[pic]

UNIVERSITAS INDONESIA

RINGKASAN ARTIKEL
PRAKTEK PROFESIONAL

PENGUKURAN KINERJA:
DARI FILOSOFI KE PRAKTEK

MAKALAH INDIVIDU MATA AJAR
MANAJEMEN STRATEJIK

IQBAL FANHAZ NPM. 1306358046
Kelas AKM 13-1 PAGI

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI - PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
JAKARTA
MARET 2014
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain, kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

|Nama Mahasiswa |: |Iqbal Fanhaz |
|NPM |: |1306358046 |
|Kelas |: |AKM 13-1 Pagi |
|Mata Ajar |: |Manajemen Stratejik |
|Judul Makalah/Tugas |: |Pengukuran Kinerja: Dari Filosofi ke Praktek |
|Pengajar |: |Rudyan Kopot, S.E, M.BA |
|Sesi Pertemuan ke |: |VI |
|Semester |: |Genap 2013/2014 |
|Hari/Tanggal Penyerahan |: |Jum’at, 21 Maret 2014 |
|Tanda Tangan |: | |

PENGUKURAN KINERJA:
DARI FILOSOFI KE PRAKTEK

Artikel Manajemen Stratejik yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 2004 di Jurnal Internasional Produktivitas dan Manajemen Kinerja ini ditulis oleh Stefan Tangen, yang merupakan akademisi dari Jurusan Teknik Produksi, Institut Teknologi Kerajaan, Stockholm, Swedia. Dalam tulisannya Tangen menyajikan pendekatan yang lebih mutakhir tentang pengukuran kinerja dan upayanya dalam mengatasi keterbatasan pengukuran kinerja yang selama ini biasa dilakukan. Pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai proses mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas tindakan yang dilakukan suatu organisasi perusahaan. Dan seperti yang kita ketahui bersama, selama beberapa tahun terakhir telah terjadi kemajuan yang pesat dalam perancangan kerangka dan sistem pengukuran kinerja dan produktivitas di kalangan akademisi dan praktisi. Namun di banyak perusahaan, masih melakukan pengukuran kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja keuangan semata. Dan akibatnya menimbulkan permasalahan yang kompleks bagi perusahaan. Karena tolok ukur keuangan ini sejatinya memiliki banyak kekurangan. Beberapa keterbatasan cara tradisional tersebut diantaranya adalah tolok ukur keuangan tidak secara secara langsung terkait dengan strategi manufaktur, tidak melaporkan secara akurat pada biaya akan proses, produk dan pelanggan, serta tolok ukur keuangan tidak mengidentifikasi biaya kualitas secara memadai. Untuk itulah diperlukan pengetahuan lebih bagaimana cara menentukan tolok ukur kinerja yang tepat dan merancang Sistem Manajemen Kinerja baru yang cocok untuk diterapkan di perusahaan. Dengan teknik menggabungkan tiga disiplin ilmu yang berbeda yakni ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi. Adapun teknik pengukuran kinerja yang tepat menurut Tangen sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tujuan pengukuran, tingkatan detail yang diperlukan, waktu yang tersedia untuk pengukuran, keberadaan data yang telah ditentukan, serta biaya yang disediakan untuk pengukuran kinerja itu sendiri. Dan dalam tulisannya Tangen juga menyebutkan persyaratan Sistem Manajemen Kinerja yang baik harus memiliki ketentuan sebagai berikut. Mendukung tujuan strategis perusahaan, memiliki keseimbangan yang tepat, menjaga area optimalisasi, memiliki sejumlah tolok kinerja, mudah diakses dan mudah dipahami. Berbagai macam pendekatan pengukuran kinerja yang kita kenal untuk mengatasi keterbatasan Sistem Manajemen Kinerja yang semata-mata mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan antara lain, Activity-based Costing (ABC), Model Sink dan Tuttle, Balanced Scorecard (BSC), Piramida Kinerja, Theory of Constraints (TOC), Prisma Kinerja, dan kerangka Medori dan Steeple.

Dari beberapa pendekatan baru Sistem Manajemen Kinerja yang telah disebutkan di atas terbukti mengatasi beberapa keterbatasan cara pengukuran kinerja yang tradisional. Dimana menurut Tangen model Piramida Kinerja yang dirancang Cross dan Lynch serta model Balanced Scorecard oleh Kaplan dan Norton secara strategi dipilih menjadi dua yang terbaik di antara Sistem Manajemen Kinerja yang telah ada tersebut.
Namun di balik itu, Tangen juga menunjukkan ke kita bahwa kerangka modern yang ia buat kelemahannya hanya membahas isu-isu konseptual yang mendasar (filosofis) dengan membatasi jumlah tolok ukur kinerja untuk mengurangi informasi-informasi yang berlebihan. Padahal pembahasan mengenai hal yang praktis dari pengukuran kinerja sangat diperlukan bagi praktisi. Untuk itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang menggali tentang bagaimana kerangka kerja konseptual ini dapat menjabarkan dan menyesuaikan dengan kebutuhan pengukuran kinerja yang tentunya pada level operasionalnya di masing-masing departemen sebuah perusahaan mempunyai skala prioritas dan karakteristik tersendiri. Dengan kata lain para praktisi pengukuran kinerja harus menerjemahkan kerangka menjadi tolok ukur yang praktis, dengan langkah-langkah sebagai berikut. Mereka harus menentukan masing-masing tolok ukur kinerja, memutuskan seberapa sering harus diukur dan pada tingkat yang rinci seperti apa. Selanjutnya, dari kerangka kerja yang baru ini mereka harus membuat sendiri panduan bagaimana cara pengukurannya.

Similar Documents

Free Essay

Pengukuran Kinerja Organisasi

...PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK [pic] (Ringkasan Materi Kuliah) Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik Oleh: |RANGGA RATRIASA | (F1314115) | |TAUFIK RISQIYANTO | (F1314083) | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Layanan yang disediakan gratis dan dibiayai oleh pajak adalah ciri khas dari akuntansi sektor publik. Layanan yang dijual di pasar yang kompetitif, pendapatan penjualan akan memberikan informasi keuangan tentang bagaimana pengguna layanan menilai layanan yang diberikan: pengukuran pendapatan, bidang akuntansi, akan menjadi ukuran kinerja yang relevan. Penerimaan pajak tidak dapat memberikan tindakan tersebut. Permintaan tak henti-hentinya untuk pengukuran kinerja di sektor publik bertemu dengan tindakan-tindakan non-keuangan. Ini jenis tindakan memberikan tantangan tersendiri bagi akuntansi sektor publik. Tahap setelah operasional anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya serta menilai akuntabilitas organisasi dan manager. Pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksenya organisasi. A. PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI SEKTOR PUBLIK. Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang...

Words: 3993 - Pages: 16

Free Essay

Thesis

...Utami Puji Lestari BALANCED SCORECARD (BSC) SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN Utami Puji Lestari * ABSTRACT Performance measurement plays an important role in the business world, due to the execution of performance measurement can know the effectiveness of the establishment of a strategy and its application within a certain time. Performance measurement can detect weaknesses or deficiencies that are still present in the company, to be further improvements in the future. Balance Scorecard provides a means of measuring the performance of companies that includes four perspectives, namely financial perspective, customer perspective, internal business, and learning and growth perspective. Furthermore, the results of performance measurement can be used to develop the strategy of the company so that the company can implement it in a comprehensive manner both in terms of financial and non-financial. Keywords: performance management and Balanced Scorecad PENDAHULUAN Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu (Ceacilia...

Words: 2911 - Pages: 12

Free Essay

Balance Score Card

...Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan. Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan dan salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Dewasa...

Words: 2767 - Pages: 12

Free Essay

Bsc Balance Scorecard

...sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada sektor keuangan saja, tanpa memperhatikan sektor non keuangan. Sistem pengukuran kinerja yang hanya menekankan pada sektor keuangan membuat perusahaan sulit untuk berkembang. Oleh karena itu pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riset kantor akuntan publik KPMG di USA yang dipimpin oleh David P. Norton, mensponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan.” Hasil studi tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel berjudul “Balanced Scorecard- Measures That Drive Performance” dalam Harvard Business Review (Januari-Februari 1992). Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan/konsumen, proses internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengertian Balanced Scorecard . Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masayang akan datang, sedangkan balanced artinya berimbang, maksunya adalah untuk mengukur kinerja seseorang diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan eksteren (Mulyadi, 2005:1).Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan-tujuan dan pengukuran-pengukuran...

Words: 1862 - Pages: 8

Free Essay

Research

...sistem penetapan target dan pengukuran penilaian manajer unit kerja berbasis kinerja. Unit-unit kerja yang berada di garda depan dalam memberikan layanan terbaik kepada para nasabah atau debitur telah ditetapkan sebagai profit center bagi Bank Mandiri. Dengan demikian setiap unit kerja tersebut diharapkan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan pemegang saham pada akhirnya sesuai dengan target masing-masing yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja unit kerja Bank Mandiri dan manajernya menggunakan alat yaitu Balanced Scorecard (BSC). Implementasi penilaian berbasiskan BSC telah berlangsung sejak tahun 2004. Dengan penerapan BSC, tidak hanya kinerja keuangan saja yang dinilai tetapi juga elemen lain seperti perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Mekanisme pembobotan dan rincian keempat perspektif dapat saja berbeda di masing-masing unit kerja, yang ditentukan oleh kebutuhan dan target setiap profit center tersebut. Yang menjadi elemen-elemen penilaian di setiap perspektif ditentukan oleh salah satu grup di Kantor Pusat, yaitu Strategic and Process Management (SPM) Group. SPM memiliki kewenangan untuk menentukan rincian faktor-faktor penilaian setiap penilaian berdasarkan permintaan grup-grup lain di kantor pusat yang membawahi seluruh profit center di seluruh Bank Mandiri. SPM menetapkan rincian pengukuran kinerja berbasiskan balanced scorecard seringkali terlambat, dirilis pada saat periode pengukuran kinerja telah berjalan yaitu sekitar...

Words: 2306 - Pages: 10

Free Essay

System

...Studi Kasus Puente Hills Toyota Dalam studi kasus Puente Hills Toyota, Howard Hakes, Wakil Presiden Hitchcock Automotive Services menggambarkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh timnya dalam mengelola stabilitas perusahaan diler automobile. Terdapat survey kepuasaan pelanggan, struktur organisasi, dengan lampiran contoh halaman laporan keuangan, kutipan dari laporan konsultasi yang menunjukkan data diler dan departemen mobil, dan kutipan dari laporan konsultasi yang menunjukkan data kompensansi manajer departemen. Untuk mengetahui kepusaan pelanggan terhadap produk dan service Puente Hills Toyota dengan menanyakan pelayanan kepada konsumen dalam bentuk kuesioner melalui serangkaian yang di fokuskan pada kepuasan terhadap : * pembuatan janji pelayanan service * penulisan pesanan pelayanan * kualitas pekerjaan * ketepatan waktu pekerjaan * harga * fasilitas Kemudian hasil dari respons pertanyaan survey dikirim secara langsung pada perusahaan dan dijumlahkan dalam indeks kepuasan konsumen (customer satisfaction indeks-CSI) yang memberi perhatian mengenai apa yang dibayar oleh pabrik dan manager diler. Pabrik sering kali merubah alokasi kendaraan pada diler jika penilaian CSI lebih rendah dari tingkatan yang bisa diterima dalam tiga tahun berturut-turut.    Contoh formulir survei kepuasan pelanggan sebagai berikut : * presentasi produk * negosiasi * dokumen final * menerima kendaraan anda * komunikasi diler ...

Words: 836 - Pages: 4

Free Essay

Cycle Production (Esa Unggul Repositroty)

...Pengukuran Kinerja Mesin Produksi Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Pada Pt. Cahaya Biru Sakti Abadi PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS PADA PT. CAHAYA BIRU SAKTI ABADI Nofi Erni , Andri Fajar Maulana Jurusan Teknik Industri, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebon Jeruk Jakarta nofi.erni@esaunggul.ac.id Abstrak PT. Cahaya Biru Sakti Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur cairan penghapus tinta. Perusahaan pada saat ini menghadapi permasalahan tingkat reject produk yang tinggi, breakdown mesin yang tinggi, waktu setup mesin yang tidak standar, yang berdampak pada penurunan kualitas produk. Untuk mengetahui kinerja mesin dilakukan pengukuran dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Nilai pengukuran OEE didapat dari 3 faktor yaitu availability, performance, dan quality. Berdasarkan hasil perhitungan availability, performance, quality untuk enam mesin utama yaitu Mesin blowing 1, Blowing 2, Arburg 3, dan Arburg 4, rasio yang belum ideal adalah performance ratio dan quality ratio. Jika digabung secara keseluruhan nilai ratio tersebut telah memenuhi nilai OEE yang ideal. Penyebab tidak idealnya kondisi mesin yang mengakibatkan losses performance, adalah waiting time berupa waktu mesin menganggur untuk menunggu peralatan beroperasi. Penyebab tidak idealnya quality ratio mesin disebabkan tingginya total defect part screw cap yang diproses...

Words: 4430 - Pages: 18

Free Essay

Sementara

...secara berkelanjutan, maka perusahaan tersebut akan kalah dalam persaingan. Untuk efisien dan efektifnya suatu perusahaan, sangat diperlukan adanya suatu struktur sistem pengendalian manajemen. Dalam pembangunan struktur sistem pengendalian manajemen tersebut, terdapat tiga komponen yang perlu didesain yaitu: (1) Struktur organisasi, yang dibangun sesuai dengan karakteristik lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan; (2) Jejaring informasi, dalam hal ini jejaring informasi didesain sesuai dengan struktur organisasi; dan, (3) Sistem penghargaan, yang didesain sesuai dengan tipe pekerja dan pekerjaan yang tepat dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan. Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran keuangan, karena mudah dilakukan pengukurannya dan yang...

Words: 3469 - Pages: 14

Free Essay

Management Control System Journal

...Sistem Pengendalian Manajemen(SPM) mempelajari mengenai bagaimana suatu sistem dirancang untuk mengendalikan suatu perusahaan. SPM menerapkan berbagai sistem dalam perusahaan agar dapat memberikan kinerja terbaiknya, contohnya penerapan sistem anggaran, sistem penilaian kinerja, sistem pemberian kompensasi, struktur pusat pertanggungjawaban, penentuan alokasi biaya atau harga transfer antar bisnis unit dan lain-lain. Dalam sistem kontrol manajemen terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan antara lain, perencanaan, koordinasi, komunikasi, evaluasi, pengambilan keputusan dan mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuai dengan yang diinginkan. Pada penerapan SPM terdapat salah satu alat yang digunakan yaitu Sistem Penilaian Kinerja (SPK). Tujuan utama dari adanya SPK adalah melakukan implementasi strategi. Mekanisme penilaian kinerja yang baik dan sesuai akan meningkatkan tingkat kesuksesan implementasi strategi dari suatu organisasi. SPK dimaksudkan untuk menyampaikan kebutuhan dari stakeholder yang berbeda-beda terhadap organisasi dengan cara membuat sistem penilaian yang strategis dan komprehensif. Dari ringkasan beberapa jurnal berikut akan dibahas mengenai bagaimana sistem penilaian kinerja mempengaruhi keputusan dari organisasi. Pembahasan jurnal meliputi sistem penilaian kinerja dalam relasi hirarki antara perusahaan dan anak perusahaan, perusahaan dan perusahaan lain dalam melakukan proses bisnis, serta perannya dalam perusahaan dengan budaya yang berbeda-beda. Influencing...

Words: 2275 - Pages: 10

Free Essay

Measuring Profitability

...Measuring Profitability Pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan profit yg diperoleh mereka. Ada dua jenis pengukuran profitabilitas untuk mengevaluasi mereka. Yg pertama pengukuran kinerja manajemen,ini pengukurannya bisa dibilang kualitatif,ga ada unsur kuantitatif biasa digunakan buat perencanaan,pengkoordinasian,dan pengendalian untuk memberikan motivasi kepada manajer di pusat laba tsb. Yg kedua ada kinerja ekonomis,nah ini udah masuk banyaka spek kuantitatif didalemnya,biasanya berupa laporan keuangan. Dari kedua pengukuran kinerja tsb ukurannya berbeda,bisa saling berkebalikan antar keduanya,kinerja manajemen mungkin aja bagus tp disisi lain kinerja ekonomisnya ga bagus. (Inget yg dijelasin di MA ama pak Anta,ketidakselarasan antara tujuan manajer dengan perusahaan). Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja ekonomis,apakah baik atau tidak. Yg pertama pake contribution margin,nah kalo pake CM ngitungnya itu caranya dengan mengurangi antara pendapatan dengan variable cost,kenapa mereka mengabaikan fixed cost? Karena mereka menganggap kalo fixed cost itu suatu beban yg uncontrollable,jd mereka merasa ga punya respinsibilities atas beban tsb,padahal kalo di liat lebih jauh,fixed cost itu hampir semuanya controllable (liat di bagian discretionary cost). Yg kedua ada direct profit,laba langsung. Jd yg gw tangkep disini,laba itu dihitung dengan membandingkan pendapatan dengan semua biaya 'langsung' yg ditanggung pusat laba tersebut,biaya yg bener2 terjadi di pusat laba itu...

Words: 347 - Pages: 2

Free Essay

Balanced Scorecard

...Balanced Scorecard and Strategy Map Merupakan alat utama dalam implementasi strategi. Antara balanced scorecard (BSC) & strategy map memiliki keterkaitan, dimana strategy map menghubungkan perspektif yang ada dalam BSC dalam kerangka sebab akibat yang menunjukkan bagaimana perusahaan dapat memperoleh kesuksesan dengan mencapai target spesifik pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yang pada akhirnya mengarahkan pada perbaikan proses internal, meningkatkan kepuasan konsumen, dan pada akhirnya berujung pada kinerja finansial yang diinginkan. Balanced Scorecard Sebelum BSC digunakan secara luas di akhir tahun 1990an, perusahaan hanya terfokus pada pengukuran kinerja finansial, dan sebagai akibatnya, pengukuran non finansial yang sebenarnya krusial menjadi terabaikan dan tidak dimonitor dengan baik. BSC memungkinkan perusahaan untuk menerapkan sistem pengukuran kinerja yang terfokus pada strategi, yang mengarahkan manager untuk fokus pada critical success factors dan memberikan imbalan apabila tercapai. BSC terdiri dari 4 perspektif: 1. Perspektif finansial, termasuk di dalamnya operating income dan cash flow; 2. Perspektif konsumen, termasuk di dalamnya kepuasan konsumen; 3. Perspektif proses internal, termasuk di dalamnya produktivitas; 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, termasuk di dalamnya training karyawan, dan jumlah produk baru atau paten. Manfaat BSC 1. Sebagai alat untuk mengecek perkembangan atas pencapaian tujuan strategis; 2. Sebagai...

Words: 391 - Pages: 2

Free Essay

Management Control System

...Berkshire Industries PLC Kami harus melakukan sesuatu yang berbeda. Perusahaan ini melakukan besar sesuai dengan semua indikator kinerja kami dipantau, dan manajer kami mendapatkan bonus bagus, tapi pemilik saham tidak menguntungkan. William Embleton William Embleton, managing director Berkshire Industries PLC, menjelaskan mengapa perusahaannya telah menerapkan sistem insentif baru berdasarkan "keuntungan ekonomi" ukuran kinerja mulai tahun 2000. Pada tahun 2002, bagaimanapun, manajer Berkshire mempertanyakan apakah sistem baru mereka telah memiliki efek yang diinginkan. Ukuran laba ekonomi baru tampaknya tidak menjadi lebih baik dalam merefleksikan kembali shareowner daripada ukuran lama - laba akuntansi - yang manajer Berkshire sebelumnya terfokus. Dan sistem baru yang menyebabkan beberapa kebingungan manajemen dan masalah ketidakadilan yang dirasakan. Mr Embleton harus memutuskan apakah akan memodifikasi sistem baru, dan jika demikian bagaimana, atau menggantinya dengan sesuatu yang lain. PERUSAHAAN Berkshire Industries PLC (Berkshire) didirikan pada tahun 1852 sebagai tempat pembuatan bir yang melayani pub lokal. Selama bertahun-tahun itu telah tumbuh, baik secara internal maupun dengan akuisisi. Pada tahun 2002, Berkshire adalah berukuran sedang, milik publik korporasi difokuskan pada minuman dan makanan ringan industri. Itu omset tahunan sekitar £ 500 juta itu mempekerjakan hampir 3.500 orang di enam negara. Berkshire tercatat di London Stock Exchange. Kantor pusat...

Words: 2221 - Pages: 9

Free Essay

Balanced Scorecard

...Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang diturunkan dari visi dan strategi serta merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu bisnis. Perusahaan-perusahaan inovatif tidak memandang balanced scorecard hanya sebagai sistem pengukuran operasional atau taktis, tetapi menggunakannya sebagai suatu sistem manajemen strategis yang mengelola strategi perusahaan sepanjang waktu. Pendekatan balanced scorecard melakukan pengukuran kinerja berdasarkan pada aspek finansial maupun non finansial. Aspek non finansial mendapat perhatian karena pada dasarnya peningkatan kinerja keuangan berasal dari aspek non finansial yaitu peningkatan efektivitas proses bisnis, komitmen organisasi dan kepercayaan customer terhadap produk, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja maka fokus perhatian haruslah ditujukan kepada peningkatan kinerja di bidang non-finansial karena dari situlah kinerja keuangan berasal. Dalam balanced scorecard yang ditampilkan pada Gambar 1, terdapat empat perspektif yang berbeda dari suatu aktivitas perusahaan yang dapat dievaluasi, yaitu: • Perspektif Finansial, • Perspektif Pelanggan, • Perspektif Proses Bisnis Internal, • Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Pemahaman akan empat perspektif ini menjadi penentu penerapan konsep balanced scorecard secara tepat dan berhasil. Perspektif finansial memberikan petunjuk apakah strategi organisasi serta implementasinya meningkatkan pendapatan keuangan organisasi. Untuk...

Words: 342 - Pages: 2

Free Essay

Solution Enagers Case

...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN [pic] MAKALAH EVALUASI ATAS PENGUKURAN KINERJA PADA ENAGERS INDUSTRIES, INC Diajukan oleh : OKDIANI DARUNIFAH NPM : 144060006344 Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VII T.A. 2014/2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH |NAMA |: |OKDIANI DARUNIFAH | |NOMOR POKOK MAHASISWA |: |144060006344 | |BIDANG SKRIPSI |: |AKUNTANSI MANAJEMEN | |JUDUL SKRIPSI |: |EVALUASI ATAS PENGUKURAN KINERJA PADA ENAGERS INDUSTRIES, INC | Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya makalah ini adalah hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme saya siap dinyatakan tidak lulus dan...

Words: 2724 - Pages: 11

Free Essay

Pusat Laba

...Pusat Laba Bab 5 Pusat Laba Pusat Laba adalah suatu unit organisai yang didalamnya pendapatan dan beban diukur secara moneter.Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk menggunka suatu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator, lalu setelah itu fokuskan pada pengelolaan unit-unit bisnis sebagai pusat laba, dengan mengingat bahwa istilah unit bisnis dan pusat laba adalah tidak sama. Kemudian, akan dijelaskan bagaimana fungsi-fungsi produksi dan pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba. Suatu organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah.ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran , mak proses ini disebut dengan istilah Divisionalisasi Kondisi – Kondisi dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba Banyak keputusan manajemen melibatkan usulan meninggkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan penjualan. Keputusan seperti ini disebut sebagai pertimbangan biaya/ pendapatan ( expense/ revenue trade-off ) . tambahan beban iklan adalah salah satu contohnya. Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ketingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi: 1. Manajer harus memiliki akses ke informasi releven yang dibutuhkan...

Words: 4024 - Pages: 17