Free Essay

Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

In:

Submitted By hadiagustana
Words 5410
Pages 22
1. Pendahuluan

Struktur pasar dasar perekonomian secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Pengelompokan ini berdasarkan pada empat hal pokok, yaitu: ciri-ciri jenis barang yang dihasilkan, banyak perusahaan dalam kegiatan yang menghasilkan barang tersebut, mudah tidaknya perusahaan baru menjalankan kegiatan untuk memproduksi barang tersebut, dan besar kekuatan suatu perusahaan di dalam pasar. Struktur pasar merupakan salah satu bagian dalam kerangka pemikiran yang dikenal dengan structure-conduct-performance yang merupakan salah satu alat untuk menganalisis sektor industri. Struktur pasar persaingan sempurna merupakan bentuk yang paling ideal, karena menganggap system pasar ini akan menjamin terwujudnya kegiatan perekonomian yang sangat efisien. Model persaingan sempurna mengasumsikan bahwa ada banyak penjual dan pembeli, produk yang diperjualbelikan merupakan produk yang standar, setiap perusahaan mudah untuk masuk maupun keluar pasar dan pelaku pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna dan lengkap. Monopoli merupakan bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya pasar monopoli, yaitu mempunyai sumber daya tertentu yang unik, menikmati skala ekonomis (monopoli alamiah), dan melalui undang-undang (peraturan paten, hak cipta, dan hak usaha eksklusif). Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya merupakan pasar yang berada di antara dua struktur pasar yang ekstrim, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Pada pasar persaingan monopolistis terdapat bayak perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Sedangkan pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri hanya beberapa perusahaan saja, yang ada kalanya hanya dua perusahaan saja dan disebut duopoli. Dalam kenyataan sehari-hari, sektor industri sangat jauh dari hal yang ideal ini seperti di sebutkan di atas. Oleh karena itu, dalam membuat analisis industri perlu dicermati seberapa besar persaingan yang terjadi sehingga dapat membuat kebijakan yang tepat bila ingin mengembangkan industri tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas persaingan yang terjadi di industri telekomunikasi berdasarkan makalah-makalah yang telah dipublikasi. Pada umumnya dipercaya bahwa persaingan pasar akan mendorong perusahaan untuk mencari teknologi yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan. Kebanyakan industri telekomunikasi di negara berkembang masih mempunyai struktur monopoli alamiah. Monopolist mungkin akan memperoleh lebih banyak keuntungan dengan cara sederhana yaitu menaikkan harga produksi. Karena kemudahan ini mungkin akan member insentif yang kecil bagi monopolist untuk mencari teknologi yang lebih baik. Konsekuensinya, oarang lebih percaya bahwa kompetisi akan mendorong efisiensi produksi. Di sisi lain, adanya skala ekonomis akan mendukung perilaku monopolist, dengan persaingan akan menyebabkan setiap perusahaan akan mempunyai ukuran yang kecil dan tidak dapat mencapai skala ekonomis secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan efisiensi produksi (yang mempunyai implikasi terhadap kesejahteraan), perdebatan antara persaingan dengan monopolist akan menghasilkan trade-off antara efisiensi dengan skala ekonomis. Regulated monopoli merupakan hibrid yang mengkompromikan kedua hasil tersebut. Kinerja dari regulated monoply dipengaruhi oleh adanya struktur informasi yang asimetri antara perusahaan dengan pembuat regulasi.

2. Struktur Industri Telekomunikasi

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi wireless (tanpa kabel). Ada beberapa indikasi yang dapat dilihat pada proses perkembangan teknologi wireless. Indikasi tersebut adalah: beralihnya ke teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Arah perkembangan teknologi wireless, semuanya menuju ke teknologi Mobile Telecommunications System. Teknologi tersebut dapat didekati dari teknologi cordless, cellular (seluler) maupun satelit. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.

[pic]

Telekomunikasi seluler sangat cepat mengalami difusi teknologi yang dikarenakan keterbatasan dari teknologi telekomunikasi konvensional yang memerlukan waktu lama untuk pengembangan jaringan begitu juga waktu tunggu untuk memperoleh sambungan bagi pelanggan. Hubungan antara persaingan dan difusi dalam literatur ekonomi sering dinyatakan dalam difusi dari inovasi teknologi yang pada umumnya makin banyak jumlah perusahaan maka akan semakin cepat terjadi difusi inovasi. Tidak seperti dalam industri telekomunikasi konvensional yang kebanyakan masih mengikuti struktur pasar monopoli alamiah, telekomunikasi seluler sejak beralih dari analog ke digital struktur pasar monopoli tidak dapat dipertahankan lagi. Inovasi teknologi telah meningkatkan efisiensi dalam menggunakan spektum gelombang radio dan akhirnya makin besar ukuran pasar baik bagi pelanggan maupun operator. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa meningkatnya potensi pasar akan mendorong banyak operator yang masuk ke industri ini. Ada dua alasan yang sering dikemukan untuk menjelaskan hal ini:

• Perkembangan teknologi akan mendorong banyak perusahaan masuk ke pasar.

• Persaingan di pasar akan meningkat seiring dengan kecepatan difusi teknologi telekomunikasi seluler ini.

Teknologi telekomunikasi seluler sangat cepat mengalami perkembangan. Hal ini didorong oleh keterbatasan spektrum (band-width) gelombang elektromagnetik. Pada sistem analog generasi pertama beroperasi pada daerah dengan frekuensi 450 MHz, dan meningkat menjadi 900 MHz pada generasi kedua. Perkembangan teknologi telah menurunkan kebutuhan spektrum per pelanggan sehingga pada gelombang yang sama dapat digunakan oleh lebih dari satu operator. Hal ini membuat struktur monopoli alamiah yang ada sebelumnya menjadi makin kurang penting artinya. Perkembangan yang sangat dasar terjadi setelah diketemukan teknologi digital. Mula-mula teknologi digital dioperasikan pada spektrum 900 MHz. Teknologi ini mampu untuk mengakomodasi tiga sampai empat kali lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan teknologi analog. Yang paling berhasil dari teknologi digital adalah penggunaan GSM (Global System for Mobile), yang telah melaju jauh meninggalkan pesaingnya seperti sistem CDMA dan D-AMPS yang lebih lambat diterima oleh pasar (Gruber, 2001). Teknologi digital telah membuka peluang untuk meningkatkan kapasitas keseluruhan sistem karena lebih efisien dalam penggunaan spektrum. Hal ini akan memungkinkan lebih dari satu operator untuk mengeksploitasi skala ekonomis. Secara umum struktur pasar telekomunikasi seluler menjadi duopoli atau oligopoli. Karena makin cepat perkembangan teknologinya dan kendala kapasitas makin berkurang, maka semakin banyak perusahaan yang dapat masuk ke pasar dan akan meningkatkan derajat persaingan.

Untuk mengetahui trend industri telekomunikasi yang ada, kita harus mengetahui terlebih dahulu struktur lingkungan industrinya. Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasi perusahaan. Perkembangan suatu industri tidak terlepas dari persaingan para pelaku didalamnya. Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan. keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:

- Jasa Pengganti:

✓ macam-macam jasa subsitusi

✓ perbedaan harga relatif antara jasa subsitusi dengan jasa telekomunikasi itu sendiri

✓ kecendrungan pelanggan terhadap jasa subsitusi

Jika ancaman barang subsitusi itu rendah maka potensi keuntungan dalam industri tersebut tetap tinggi.

- Daya Tawar Pelanggan dan Kondisi Pasar:

✓ banyaknya pelanggan

✓ pembagian pasar

✓ sensitifitas pelanggan terhadap perubahan harga dan perubahan layanan

Jika daya tawar pelanggan lemah, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut akan naik.

- Daya Tawar Pemasok:

✓ asal pemasok

✓ konsentrasi pemasok

✓ keberadaan input subsitusi

Jika daya tawar pemasok rendah, maka potensi keuntungan dalam industri akan naik.

- Kondisi Persaingan antar Perusahaan:

✓ pemain dominan

✓ pemain lainnya

✓ hubungan persaingan antar pemain

✓ pertumbuhan industri

- Ancaman Pendatang Baru:

✓ skala ekonomi

✓ identitas merek

✓ kebutuhan modal

✓ kebijakan pemerintah

Jika penghalang masuk dalam industri itu kuat, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut tetap besar.

Restrukturisasi dimaksudkan untuk menciptakan pasar dengan pesaing sehingga baik infrastruktur maupun pelayasan jasa tidak lagi bersifat monopoli alamiah. Restrukturisasi industri telekomunikasi didukung adanya landasan untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Banyak pendapat yang percaya bahwa pasar yang berkompetisi akan sejalan dengan tujuan sosial seperti pelayanan yang universal. Kecepatan perubahan teknologi telekomunikasi telah menciptakan pelayanan baru, kesempatan pasar yang baru dan lebih-lebih semakin menyatunya antara telekomunikasi dan teknologi informasi. Sehingga restrukturisasi merupakan keharusan yang perlu untuk segera dilaksanakan. Meskipun demikian, banyak juga yang berpendapat bahwa adanya restrukturisasi di industri telekomunikasi yang menciptakan persaingan merupakan ancaman bagi terciptanya pelayananan universal dan lebih ekonomis bila menggunakan satu jaringan. Beberapa negara menganggap bahwa adanya persaingan akan membuat perusahaan tidak efisien karena akan membuat ukuran perusahaan menjadi kecil. Mereka percaya bahwa skala ekonomis yang ada di tangan satu operator merupakan landasan untuk dapat menyediakan pelayanan yang universal dengan harga yang terjangkau (Lien, 2001).

Baik yang pro maupun kontra restrukturisasi, masing-masing mempunyai alasan yang masih bisa saling diperdebatkan. Kondisi restrukturisasi industri telekomunikasi di negara-negara OECD dapat dirangkum sebagai berikut. Pada tahun 1994 ada 8 negara OECD yang telah mempunyai infrastruktur persaingan dan bertambah menjadi 10 pada tahun 1997. Sampai awal tahun 1998 sudah 15 negara dari 27 negara OECD yang memiliki infrastruktur persaingan. Negara yang telah mempunyai fasilitas kompetisi berpendapat bahwa ukuran pasar di wilayah OECD telah mempunyai sedikit dorongan, baik di pasar besar maupun kecil untuk menciptakan pasar yang ada persaingan. Persaingan antar operator di negara OECD terlihat dapat meningkatkan pendapatan dan negara yang ada pesaingnya juga terlihat lebih banyak melakukan investasi dan inovasi di industri ini. Sebagai perbandingan, negara yang sudah ada infrastuktur persaingan dan yang belum ditunjukkan pada Tabel 1.

[pic]

3. Industri Telekomunikasi Seluler

Industri telepon seluler berkembang pesat di Indonesia sejak 15 tahun lalu, ini terlihat dari jumlah pelanggan telepon seluler yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia tercatat menempati posisi keempat di Asia setelah Korea Selatan, China dan Jepang.

Saat ini di Indonesia beroperasi 7 operator seluler dengan teknologi GSM (Global System for Mobile) dan lainnya ada 4 operator CDMA (Code Division Multiple Access). Menurut data Dirjen Postel, dalam periode 2006-2010 pertumbuhan rata-rata per tahun pengguna seluler di Indonesia adalah 31,9% per tahun. Hingga akhir 2010 jumlah pelanggan selular mencapai 211 juta, dimana operator GSM mendominasi 95% pasar selular, sisanya merupakan pasar CDMA 5%. Sedangkan skema pembayaran selular didominasi pra-bayar (94%) dan sisanya 6% pasca-bayar.

Telkomsel sebagai pemimpin pasar, pelanggannya sudah mencapai 94 juta pada 2010 dengan pangsa pasar sekitar 44,5%. Saat ini jangkauan telepon seluler sudah merambah hingga ke daerah terpencil. Sejak 2008 Telkomsel sebagai operator seluler telah berhasil menjangkau 100% seluruh kecamatan di Indonesia. Pertumbuhan pengguna telepon seluler di Indonesia cukup pesat, hal ini ditandai dengan tingkat penetrasi seluler yang semakin besar. Dengan populasi 230 juta penduduk, teledensitas di Indonesia untuk telepon seluler saat ini sekitar 91,7%, sementara negara ASEAN lainnya lebih tinggi, misalnya Singapura mencapai 100%.

Pesatnya perkembangan bisnis seluler ini menarik investor asing masuk ke Indonesia, beberapa operator dari kawasan Asia seperti Singapore Telecommunication Ltd (SingTel), Axiata Group Berhad (sebelumnya bernama Telekom Malaysia) serta Maxis Communication Bhd dari Malaysia telah menancapkan bisnisnya ke Indonesia membeli saham operator seluler di dalam negeri yaitu Telkomsel dan XL Axiata (sebelumnya Excelcomindo). Bahkan Indosat yang sebelumnya BUMN telekomunikasi sudah diprivatisasi, saat ini mayoritas sahamnya dikuasai asing yaitu Qatar Telecom Group sebesar 65% dengan membeli 41% milik STT (Singapore Telecommunication Tecnologies), sedangkan sisanya dari pasar melalui tender offer, sementara pemerintah Indonesia hanya memiliki 15%. Pada awal 2011, pemerintah menyetujui penambahan tambahan alokasi frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz bagi .2 operator yaitu PT. Axis Telekom Indonesia (sebleumnya PT. Natrindo Telepon Seluler) dan PT. Hutchison CP Telecommunication Indonesia. Sementara itu hampir semua pemasok teknologi telekomunikasi dunia telah berada di Indonesia untuk menikmati pasar yang besar ini. Industri seluler merupakan salah satu industri jasa yang paling dinamis dan melibatkan investasi sangat besar setiap tahunnya. Pada 2011 ini belanja perangkat jaringan telekomunikasi nasional diperkirakan mencapai US$ 4,7 miliar. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, operator melakukan merger seperti PT. Smart Telecom mengakuisisi PT. Mobile 8 dan namanya berubah menjadi PT. Smartfren Telecom pada awal 2011. Saat ini semua operator seluler mulai meninggalkan strategi tarif murah, saat ini operator seluler lebih mengandalkan layanan data dan pelanggan sebagai sumber utama pemasukan.

1. Sistem telekomunikasi selular

Di Indonesia saat ini terdapat dua system telekomunikasi seluler yaitu Global System for Mobile communication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA).

a. GSM

GSM merupakan teknologi komunikasi digital yang bekerja pada pada frekuensi 900 MHz. Di frekuensi 900 MHz, GSM memiliki 140 slot kanal frekuensi pembawa dengan rentang nilai frekuensi uplink : 890 MHz - 915 MHz dan downlink : 935 MHz - 960 MHz. Nilai rentang frekuensi (band width) untuk tiap slotnya adalah sebesar 200 kHz. Karena penggunaan frekuensi ini tidak akan mampu memenuhi tuntutan pelanggan, mengingat pertumbuhan jumlah pelanggan yang sangat pesat, maka digunakan mekanisme frekuensi re-use, yang akan mengulang penggunaan frekuensi yang sama di suatu BTS yang memiliki jarak aman tertentu. Pada 1995 pemerintah memberikan izin pengelolaan secara nasional bagi tiga operator GSM 900 tanpa melalui tender yaitu Satelindo (yang kemudian merger kedalam Indosat), Telkomsel dan XL Axiata (sebelumnya PT. Excelcomindo Pratama). Hingga saat ini 5 operator seluler GSM yang beroperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kapasitas kanal GSM, saat ini juga digunakan frekuensi 1800 MHz (1,8GHz) atau dikenal dengan Digital Cellular System ( DCS ) 1800, sebuah sistem komunikasi personal ( Personal Communication Network - PCN ) dari Eropa. GSM di frekuensi 1800 MHz biasa dikenal sebagai DCS (Digital Celluler System) 1800 atau GSM 1800 didalamnya ada 374 kanal frekuensi pembawa yang bisa digunakan untuk melayani pelanggan seluler. Kanal-kanal itu dibagi menjadi uplink : 1720 MHz - 1785 MHz dan downlink : 1805 MHz - 1880 MHz.

b. CDMA

CDMA juga merupakan system teknologi digital yang digunakan dalam komunikasi baik fixed maupun mobile. Teknologi ini banyak diadopsi di negara Amerika Utara. Teknologi CDMA dikenal unggul khususnya CDMA 20001x terutama terletak pada kejernihan suara dan kecepatan transfer data. Sementara, kelebihan GSM terutama terletak pada kemampuan roaming dan luasnya penggunaan teknologi ini. Keunggulan teknologi CDMA khususnya CDMA 2000 1X mampu menghasilkan suara dengan kualitas yang jauh lebih jernih, sebab teknologi CDMA mampu menghilangkan noise sampai pada tingkat yang sangat minimal. Jernihnya kualitas suara tersebut, dianggap sebagai aspek yang penting dalam penyediaan layanan telepon. Kualitas suara telepon tetap nirkabel CDMA dianggap sama dengan kualitas telepon dengan kabel. Di dunia internasional, teknologi CDMA 2000-1X sudah banyak digunakan di berbagai negara seperti Korea Selatan, Cina dan Amerika Serikat. Di Indonesia, operator CDMA 20001x dengan lisensi seluler adalah PT. Smartfren Telecom (merger antara PT. Smart Telecom dengan PT. Mobile-8 Telecom) dan PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia. Sedangkan yang lainnya berlisensi fixed-wireless (telepon tetap nirkabel) seperti PT. Telkom, PT. Indosat dan PT. Bakrie Telecom. Kecepatan transfer data teknologi CDMA juga dianggap lebih unggul. Di Indonesia, kecepatan transfer data sampai dengan 153,6Kbps tersedia di seluruh area layanan, sedangkan . kecepatan transfer data 2.4Mbps tersedia untuk jaringan CDMA2000 1X EV-DO untuk wilayah Jakarta.

2. Pelaku usaha

Saat ini operator seluler di Indonesia terdiri dari 10 perusahaan yang terdiri dari 5.operator berbasis GSM dan 5 operator berbasis CDMA. Dalam bisnis seluler GSM terdapat 3 pemain besar yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata yang memiliki ijin secara nasional. Ketiganya beroperasi dual band yaitu menempati frekuensi 900 Mhz dan 1800 Mhz yang dapat melayani teknologi 3G.

1. Indosat

Operator GSM pertama adalah PT. Satelit Indonesia (Satelindo) yang pada awalnya dimiliki oleh Bimantara Group, Telkom dan Indosat. Kemudian Indosat dan Telkom saling bertukar saham atas kepemilikan silang di anak perusahaan (Satelindo dan Telkomsel) agar tidak terjadi tumpang tindih kepemilikan. Saham Indosat di Telkomsel ditukar dengan saham Telkom di Satelindo, sehingga kemudian Telkomsel menjadi milik Telkom dan Satelindo menjadi milik Indosat. Pada 2003 PT Satelindo dan PT Indosat Multimedia Mobile (operator IM3) anak perusahaan Indosat, melakukan merger vertikal kedalam Indosat dengan tujuan untuk menghemat operasional ekspenditur. Namun Indosat tetap mempertahankan produk seluler masing-masing yaitu kartu Matrix, kartu Mentari milik Satelindo dan kartu IM3 milik Indosat Multimedia Mobile. Selain menyediakan layanan seluler GSM, Indosat juga memiliki layanan CDMA fixed wireless yaitu Starone serta memberikan layanan SLI dan SLJJ serta layanan multi media.

Pada 2004 Indosat bekerjasama dengan Starhub, sister company Indosat yang berada di Singapore, sukses meluncurkan fitur Black Berry yaitu suatu solusi mobile yang lengkap, mencakup wireles e-mail, global address lookup, wireless calendar syncronization, juga mobile data, yang terintegrasi serta aman. Layanan BlackBerry memerlukan jaringan GPRS (General Packet Radio Services) agar memungkinkan seluruh fitur-fitur yang ada bisa berjalan dengan baik. Kemudian pada 2005 Indosat menggandeng Nokia meluncurkan layanan Black Berry Connect dimana pelanggan dapat mengakses layanan ini tanpa harus menggunakan handset khusus yang diproduksi oleh RIM (Research In Motion), tetapi tetap dapat mengaksesnya dengan handset Nokia 9500 dan Nokia 9300.

Sepanjang 2009 Indosat lebih banyak melakukan upgrade teknologi dibandingkan dengan memperluas jaringan melalui penambahan jumlah base transceiver station (BTS). Pada 2010 Indosat melakukan ekspansi 3G, peningkatan service network dan kapasitas broadband. Serta melakukan modernisasi jaringan seluler melalui penerapan teknologi single RAN SDR (Single RAN Radio) di jaringan pemancar BTS serta menyiapkan migrasi ke jaringan digital Internet Protocol. Dengan ekspansi ini Indosat dapat meningkatkan pangsa pasar serta efisiensi biaya operasi. Pada 2011 ini Indosat akan mengambil alih kendali broadband ritel, dari anak perusahaan PT. Indosat Mega Media (IM2) yang bergerak dalam Internet Service Provider.

2. Telkomsel

PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) merupakan anak perusahaan Telkom (BUMN telekomunikasi). Mulanya perusahaan ini menjadi pilot project sistem telekomunikasi bergerak berbasis teknologi digital GSM yang dikembangkan oleh Telkom dan Indosat, dengan komposisi saham 51%:49%. Masuknya mitra asing membuat komposisi saham Telkomsel berubah. Kini, Telkomsel dimiliki oleh Telkom (65%) dan Singapore Telecom Mobile (SingTel, 35%). Sekitar 50% BTS milik Telkom juga dipakai oleh Telkomsel. Sebaliknya, BTS milik Telkomsel yang digunakan layanan Flexi milik Telkom baru sekitar 8%.

Telkomsel akan menerbitkan obligasi (surat hutang) senilai Rp 2 triliun untuk memenuhi belanja modal 2007. Oleh induk perusahaan, PT Telkom, anggaran belanja modal yang diproyeksikan untuk anak usaha selularnya itu Rp 14 triliun. Dana obligasi digunakan untuk ekspansi bisnis Telkomsel demi mempertahankan penguasaan pasar 44,5%. Telkomsel mentargetkan peningkatan pelanggan dari 94 juta pada 2010 menjadi sekitar 115 juta 2011. Telkomsel saat ini merupakan market leader pada bisnis seluler di Indonesia dengan penguasaan pasar lebih 50% dengan memiliki jangkauan lebih dari 95% populasi di Indonesia. Telkomsel juga telah bekerja sama dengan 260 mitra operator roaming international di 15 negara yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Taiwan, Australia, Hongkong, Jerman, Belgia, Perancis, Arab Saudi, Italia, Yunani, Belanda, Jepang, dan Swedia.

3. XL Axiata

Pada awalnya bernama PT. Excelcomindo Pratama (XL) dan beroperasi pada 1989. Kemudian menjadi perusahaan publik dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2005 menjual 20% sahamnya ke publik. XL merupakan satu-satunya perusahaan telekomunikasi seluler yang membangun dan memiliki jaringan serat optik, yang terdiri dari jaringan utama (backbone) sepanjang sisi kanan dan sisi kiri jalan kereta api dari Bandung, Jawa Barat ke Surabaya, Jawa Timur dan mencakup kota-kota besar lainnya di Jawa. Untuk menambah kapasitas dan mengatasi lalu lintas dalam kota yang padat di Jawa Tengah, telah dibangun empat jaringan yang berhubungan dengan jaringan utama (backbone). Serat optik utama di Jawa terdiri dari 72.144 kbps dan 216 serat inti yang menggunakan synchronous digital hierarchy (SDH) untuk menghubungi masing-masing poin sepanjang backbone dan kabel cincin.

Pada September 2003 telah didirikan sekitar 4.400 kilometer kabel jaringan optik dan hingga 2010 sudah mencapai 13.000 kilometer. Pada Agustus 2007 proyek jaringan kabel laut XL dari Batam ke Johor Malaysia siap beroperasi. Proyek yang bernama Batam Rengit Cable System (BRCS) itu akan menjadi jembatan penghubung bagi jaringan XL di Indonesia dengan jaringan Telekom Malaysia (TM). Dari Rengit, TM akan menyediakan akses ke jaringan global kepada XL. Jaringan kabel optik bawah laut Batam-Rengit ini sepanjang kurang lebih 63 km. Kapasitas yang tersedia adalah 48 core. Setiap satu pair cable (@ 2 core) memiliki initial capacity sebesar 10 GHz. Dengan teknologi terbaru DWDM, satu pair cable dapat di-upgrade hingga satuan Terra Bit.

Saat ini XL sudah memiliki jaringan infrastruktur yang berbasis Internet Protocol (IP). Pada 2006, IP backbone XL sudah tersedia di 19 kota dan tahun ini akan menjadi 50 kota. Sekitar 60% dari jaringan backbone tersebut sudah berbasis IP. Selain teknologi 2G, 2,5G, XL juga sudah mengimplementasikan teknologi 3G dan 3,5 G termasuk untuk integrasi FMC. XL siap memasuki era full Internet Protocol, yaitu adanya konvergensi layanan voice, data, video dan broadcasting. Selain memberikan layanan seluler, XL juga memiliki produk Business Solutions yaitu layanan solusi korporat berbasis sirkit sewa (leased line), broadband dan IP (Internet Protocol). Pada Desember 2009 nama perusahaan berubah menjadi menjadi PT XL Axiata Tbk., menyusul perubahan nama perusahaan holdingnya di Malaysia. Saat ini pemegang sahamnya adalah Axiata Investment Indonesia Sdn Bhd (sebelumnya Indocel Holding Sdn Bhd) sebanyak 66,7%, Etisalat 13,3%), dan publik 20%. Axiata Investment adalah anak perusahaan Telekom Malaysia (TM) Berhad Group, kemudian pada 2009 TM berganti nama menjadi Axiata.

XL Axiata merupakan anak perusahaan dari Axiata Group Berhad yang memiliki 8 operator di Asia yaitu Aktel (Banglades), Hello (Kamboja), Idea (India), MTCE (Iran), Celcom (Malaysia), Multinet (Pakistan), M1 (Singapura), dan Dialog (Sri Lanka).

4. AXIS Telekom Indonesia

Pada awalnya perusahaan ini bernama Lippo Telecom merupakan anak perusahaan Lippo yang bekerjasama dengan Hutchison. Sejak beroperasi 2002 pelanggan yang dijaring sangat kecil. Kemudian perusahaan ini berubah nama menjadi PT. Natrindo Telepon Seluler (NTS) mengakuisisi ijin yang dimiliki 6 perusahaan lain yang memegang lisensi regional sehingga bisa beroperasi secara nasional. Pada 1998 dengan modal US$ 60 juta, NTS menang tender sebagai operator GSM pada frekuensi 1800 Mhz yang memiliki lisensi regional di Jawa Timur. Namun hal itu tidak mampu mendongkrak NTS untuk menggaet langganan. Sampai 2004 jumlah langganannya masih dibawah 100 ribu pelanggan. Kemudian Hutchison menarik diri setelah melihat situasi itu. Pelanggan NTS menyusut karena jangkauannya hanya regional, kini jumlahnya hanya tinggal 10 ribu orang dan menderita kerugian hingga US$ 20 juta. Kemudian akhir 2004, NTS menggandeng kelompok usaha Kodel dan mendapatkan izin operasi secara nasional. Tidak hanya itu, NTS juga naik pangkat menjadi operator dual band setelah mendapatkan frekuensi TDD, sehingga bisa melayani seluler 3G.

Pada 2006 NTS menggaet Maxis Communication perusahaan telekomunikasi terkemuka dari Malaysia, sebagai mitra strategis dengan membeli 51% saham NTS senilai US$ 100 juta. Maxis berkomitmen akan mengembangkan NTS agar bisa beroperasi di beberapa kota besar di Jawa mulai Juli 2006. Setiap pinggir ruas jalan tol akan segera dipasangi menara-menara BTS.

Pada pertengahan 2011, nama perusahan berubah menjadi PT AXIS Telekom Indonesia. Pemegang saham saat ini terdiri dari Saudi Telecom Company (80,1%), Maxis Communication Berhad dari Malaysia 14,9% dan sisanya PT. Harmersha Investindo 5%. Pada 2011 pemerintah menyetujui tambahan kanal frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz kepada Axis. Penambahan ini disetujui karena merupakan penambahan kanal yang pertama. Untuk penambahan kanal 3G sebesar 5MHz uplink dan downlink dikenakan biaya sama dengan tiga operator 3G lainnya yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat dan PT. XL Axiata yang sudah mengambil tambahan kanal kedua pada frekuensi 1900 MHz sebelumnya, yakni Rp 160 miliar per tahun. Axis menggunakan penambahan kanal 3G itu akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas layanan Internet mobile dan akses layanan data. Dari target pembangunan 4.000 base transceiver station (BTS) hingga akhir 2011 ini, 70% di antaranya berbasis 3G untuk mendukung strategi Axis dalam melayani komunikasi data.

5. Hutchison

PT. Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT) sebelumnya bernama PT. Cyber Access Communications yang telah mendapat ijin sebagai operator seluler GSM pada 2004. Cyber Access diambil alih oleh Hutchison Telecommunications International Ltd (HTIL) dari Hongkong yang menguasai (60%) dan Charoen Popkhand Group dari Thailand (40%). HTIL merupakan penyedia layanan 3G di Hongkong dan Israel yang menjalankan tiga merek telekomunikasi yang berbeda yaitu Hutch, Kasapa dan "3" di sembilan pasar di Afrika dan Asia termasuk Indonesia, serta memiliki lebih dari 36,5 juta pelanggan 2G dan 3G di seluruh dunia. Sementara Charoen Pokphand merupakan perusahaan multinasional Thailand yang telah ada di Indonesia sejak 1971 dengan mempekerjakan 30.000 pegawai. HTIL dan Charoen Phokphand mengeluarkan US$ 1,4 miliar untuk mengembangkan layanan GSM 3 (Three) di Indonesia. Nama perusahaan ini berubah menjadi PT. Hutchison CP Telecommunications Indonesia (HCPT). HCPT merupakan operator seluler paling baru yang mempunyai lisensi untuk 2G/1800 Mhz dan 3G/WCDMA yang beroperasi mulai Maret 2007. Nama Three ini juga digunakan digunakan Hutchison untuk produknya di beberapa negara di kawasan Asia dan Eropa termasuk Hong Kong, Australia, Inggris, Italia, Irlandia, Austria, Swedia, dan Denmark.

HCPT hadir di 67 kota di Jawa dan Bali pada Juni 2007 dan Agustus 2007 layanannya mencakup Sumatera. Sedangkan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir 2008. "3" didistribusikan oleh satu distributor nasional dan enam distributor regional yang melingkupi area Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Pada 2010 HCPT melakukan ekspansi jaringan ke Kalimantan Tengah, sebagai provinsi ke-23 jangkauan layanan Tri. Untuk pengembangan jaringan seluler di Indonesia. HCPT menggandeng beberapa vendor yaitu Siemens, Nokia, dan Converge Mbt. Siemens untuk memasok teknologi Base Tranceiver Station, Nokia mengembangkan Integrated Network dan Converge Mbt memfasilitasi penggunaan dealing system. Pada 2011 HCPT mendapatkan alokasi penambahan kanal frekuensi berbasis teknologi generasi ketiga (3G) sebesar 5 MHz. Ini merupakan penambahan frekuensi berbasis 3G.yang pertama dilakukan oleh HCPT. Sementara dua operator lainnya sudah pernah memperoleh tambahan yakni Telkomsel pada 2009 bersama Indosat dan XL Axiata pada 2010 lalu.

6. Smartfren Telecom

PT. Smartfren Telecom merupakan merger antara PT. Smart Telecom milik Sinarmas Group dengan PT Mobile-8 Telecom pada awal 2011. PT. Mobile-8 didirikan pada 2002 oleh Bimantara Group. Pada 2005 diambil alih oleh Bhakti Investama Group milik Harry Tanusoedibyo. Pada Maret 2007 Mobile-8 menggabungkan tiga anak usahanya yakni PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo), PT Metro Selular Nusantara (Metrosel) dan PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) ke dalam Mobile-8 untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan biaya. Sebelumnya ketiga operator tersebut menyediakan layanan telekomunikasi selular berbasis AMPS di berbagai wilayah seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan wilayah timur di Indonesia. Setelah mengakuisisi ketiga operator tersebut, secara bertahap Mobile-8 mengganti teknologi jaringan selulernya dari AMPS menjadi CDMA digital, sehingga mampu menyediakan layanan dengan jangkauan seluruh wilayah Indonesia. Mobile-8 adalah operator seluler berbasis CDMA 200 1X dan EV-DO. Sistem ini memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan suara dan teks berkualitas tinggi serta layanan akses data berkecepatan tinggi dan layanan berbasis video streaming. Produk yang ditawarkan oleh Mobiel-8 adalah kartu Fren yang mulai beroperasi pada 2003, layanan Fren hanya terdapat di Pulau Jawa dan luar pulau Jawa.

PT. Smart Telecom (sebelumnya bernama PT Indoprima Microselindo merupakan merger PT. Primasel dengan PT. Wireless Indonesia pada 2006). Perusahaan ini mendapat lisensi berbasis teknologi CDMA2000 1X EV-DO dan akan operasi pada Juni 2007 menggunakan pita frekuensi 1900 MHz yang diperuntukkan bagi layanan telekomunikasi seluler generasi ketiga (3G) operator GSM. Sejalan dengan penertiban frekuensi 1900 Mhz untuk 3G oleh pemerintah, Primasel diminta pindah, namun Primasel bersikukuh menempati frekuensi itu karena yakin tidak akan bersinggungan dengan frekuensi 3G. Bila ternyata kemudian layanan Primasel mengganggu area 3G, maka Primasel harus keluar dari pita frekuensi 1900 Mhz tanpa kompensasi apapun dari pemerintah. Wireless Indonesia mempunyai lisensi komunikasi data (bukan seluler) dalam frekuensi 3G (generasi ketiga) sejak 2001. Saat ini WIN harus pindah dari frekuensi 1900 dan diberi tempat ke pita Time Division Duplex (TDD) di rentang 1,9 Gigahertz. Menurut Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meski Primasel tidak di core band 3G tetapi di satelit, Primasel harus pindah karena downlink Primasel masih bersinggungan juga dengan 3G. Primasel merupakan kasus unik yaitu frekuensi downlink Primasel yang memasuki wilayah 3G sedangkan frekwensi uplink nya tidak. Artinya hanya separuh dari pasangan blok frekuensi yang digunakan Primasel yang perlu dipindahkan. Dengan demikian, Primasel harus membayar setengah kewajiban operator 3G lainnya. Besarnya up front fee dan Biaya Hak Penggunaan Frekuensi hari pertama yaitu Rp 704 miliar. PT Smart Telecom mengoperasikan teknologi komunikasi generasi keempat Long Term Evolution (LTE) di wilayah Surabaya dan Malang pada akhir 2010. Teknologi ini diprioritaskan untuk pelanggan korporasi dengan kebutuhan akses internet berkecepatan tinggi. Jaringan LTE membantu pelanggan data yang ingin menggunakan kecepatan mengunduh di atas jaringan EVDO Rev B 9,3 mbps yang dikembangkan sebelumnya. Berbeda dengan teknologi Wimax yang harus membangun infrastruktur baru, teknologi LTE ini nantinya bisa memanfaatkan komponen jaringan yang sudah ada. Setelah merger, Smartfren menyelesaikan proyek business support system (BSS) dan value added service (VAS) sebagai solusi migrasi layanan. Smartfren menunjuk ZTE dari China untuk penggabungan layanan dan pelanggan melalui platform BSS dan VAS. Solusi BSS dari ZTE sendiri termasuk OCS, CRM, layanan prabayar dan pascabayar terintegrasi.

7. Sampoerna Telekomunikasi

PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) didirikan pada 2005 oleh Sampoerna Group milik Putra Sampoerna, orang terkaya kedua diIndonesia versi majalah Forbes. Melalui Miel Investment Corporation, yang keseluruhan sahamnya dimiliki Putera Sampoerna dan Trans Asia Telecom Ltd., keluarga Sampoerna aktif berekspansi ke sejumlah negara. Salah satunya ke Sri Lanka, dengan mengusung trade mark Lanka Bell. Miel Investment Corp. sendiri kini menguasai 72% (sebelumnya 67%) saham Transmarco Ltd., sebuah perusahaan yang memiliki bisnis inti di bidang telekomunikasi, ritel, dan properti, serta terdaftar di bursa efek Singapura.

Trans Asia Telecom Ltd. Merupakan kendaraan ideal bagi Sampoerna untuk menguasai bisnis telekomunikasi di kawasan regional Asia Tenggara. Setelah menjual pabrik rokoknya, PT HM Sampoerna Tbk., ke Philip Morris, keluarga Putra Sampoerna mendapat dana segar hingga US$2 miliar (setara dengan Rp18 triliun). Hal ini mendorong keluarga Sampoerna berinvestasi di berbagai bisnis baru termasuk telekomunikasi seluler melalui STI. Awal 2006 Sampoerna melalui anak perusahaannya Twinwood Venture Ltd mengakuisisi 58% saham PT. Mandara Seluler Indonesia senilai US$ 38 juta. Mandara beroperasi di Lampung yang sebelumnya mengambil alih PT. Mobisel operator seluler bergerak nordic mobile telephone (NMT) yang sudah usang.

Setelah menjadi milik STI, pada Maret 2006 produk Mandara yang sebelumnya bernama Neon berubah menjadi Ceria. Hingga kini, STI baru berhasil menggaet sekitar 50.000 pelanggan yang tersebar di Lampung, Bali, dan Lombok termasuk 8.000 pelanggan Mandara. Pihak manajemen menargetkan, dalam dua tahun ke depan, Ceria akan memiliki coverage di seluruh Nusantara. Sementara itu, dalam waktu dekat, STI akan melebarkan sayapnya ke Aceh, Medan, Padang, Jawa Barat, dan Banten. STI mentargetkan 250.000 pelanggan tahun depan. Layanan STI diawali dari Lampung akhir Februari 2007 dengan kekuatan 16 BTS dan Bali pada akhir Maret lalu memiliki 8 BTS. Sinyal dari spektrum frekuensi rendah ini menurut pengalaman di lapangan dapat diterima radius 50 km dari BTS, sehingga sangat efektif untuk menyasar masyarakat pedesaan yang belum menikmati jasa telekomunikasi. STI yang memiliki lisensi nasional dengan frekuensi rendah ini sudah menjangkau Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua pada 2007. Untuk memperluas operasionalnya, STI menerbitkan telepon umum kartu untuk Lampung dan Jawa Timur.

8. Telkom Flexi

TelkomFlexi merupakan salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Produk ini lebih dikenal dengan nama "Flexi" . Saat ini operasionalnya dikelola melalui salah satu Divisi di Telkom, yaitu Divisi Fixed Wireless Network (DIV FWN). Akan tetapi setelah dilakukan transformasi di PT Telekomunikasi Indonesia, per tanggal 1 Juli 2009, operasional dari FLEXI ini dikelola oleh Divisi Telkom Flexi (DTF). Flexi menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 1x, dan berlisensi sebagai Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel. Sampai posisi saat ini, Flexi masih menjadi operator terbesar dalam layanan FWA di Indonesia.

Flexi telah sepuluh tahun mewarnai dunia bisnis jasa telekomunikasi berbasiskan teknologi Fixed Wireless (CDMA), dengan segala tantangan dan rintangan yang dihadapi, Flexi telah membuktikan sebagai market leader bisnis Fixed Wireless di tanah air dengan lebih dari 18 juta pelanggan. Saat ini, Flexi sudah menggunakan jaringan CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah di Indonesia. Sebelumnya untuk wilayah Jakarta & Jawa Barat yang menggunakan frekuensi 1900 MHz sudah dimigrasi ke 800 MHZ sejak tanggal 31 Juli 2007. Sejalan dengan pengaturan ulang frekuensi di Indonesia, frekuensi 1900 MHz sudah digunakan sebagai frekuensi operator jaringan generasi ke-3 dan 3,5.

9. Bakrie Telecom

Bakrie Telecom memiliki produk layanan dengan nama produk Esia, Wifone, Wimode, dan BConnect. Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama PT Ratelindo, yang didirikan pada bulan Agustus 1993, sebagai anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended Time Division Multiple Access (ETDMA). Pada bulan September 2003, PT Ratelindo berubah nama menjadi PT Bakrie Telecom, yang kemudian bermigrasi ke CDMA2000-1x, dan memulai meluncurkan produk Esia. Pada awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa Barat, namun sampai akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke kota-kota lainnya.

Pada 17 September 2007, pemerintah Indonesia memberikan lisensi atas jaringan tetap sambungan langsung internasional Indonesia kepada Bakrie Telecom. Sebagai bagian dari lisensi ini, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan tetap untuk sambungan langsung internasional. Pada 5-tahun pertama, Bakrie Telecom diharuskan membangun jaringan yang menghubungkan Batam, Singapura, dan Amerika Serikat. Jika target ini tidak terpenuhi, pemerintah akan mendenda Bakrie Telecom. Dirjen Pos dan Telekomunikasi Basuki Yusuf Iskandar memperkirakan Bakrie akan dapat mengkomersialisasi layanan ini dalam tiga tahun ke depan.

4. Market Share

[pic]

5. Kesimpulan

1. Dengan teknologi seluler maka dapat mengubah paradigma pasar monopoli alamiah menjadi pasar yang ada persaingan.

2. Persaingan usaha antar operator selular di Indonesia melalui iklan pada dasarnya berisar pada tifa hal yaitu: tariff, layanan dan bonus, produk. Dari hasil pengamatan tampak bahwa persaingan begitu tajam pada perang tarif antar operator. Akibat persaingan antar operator selular justru menjadikan konsumen pada posisi yang di untungkan karena mempunyai banyak pilihan.

Daftar Pustaka

Agus sudiyono, “Persaingan di Industri Telekomunikasi”- 2002

“Indonesian Commercial Newsletter “- Maret 2011

id.wikipedia.org

Similar Documents

Free Essay

College Student

...INDUSTRY ANALYSIS PADA INDUSTRI SEKOLAH BISNIS KELOMPOK 10 ANINDITA AMALIA PUTRI 2813100022 AWANIS LINATI HAZIRO 2813100027 DINA TANDIANA HALIM 2813100045 JURUSAN MANAJEMEN BISNIS INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA DAFTAR ISI BAB I ANALISIS PESTEL PADA INDUSTRI SEKOLAH BISNIS 1 1.1 Political Forces 1 1.2 Legal Forces 4 1.3 Economic Forces 10 1.4 Sociocultural Forces 13 1.5 Technological Forces 14 1.6 Ecological Forces 15 BAB II PORTER FIVE FORCES INDUSTRI SEKOLAH BISNIS 17 BAB III KEY SUCCESS FACTOR (KSF) 21 3.1 Pengertian Key Success Factors 21 3.2 Key Success Factor (KSF) pada Perusahaan di Industri Sekolah Bisnis 21 BAB IV PELUANG DAN ANCAMAN YANG DIHADAPI SEKOLAH BISNIS 24 4.1 Peluang dimiliki oleh Sekolah Bisnis 24 4.2 Ancaman yang Dihadapi Sekolah Bisnis 24 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 1 halaman web panduan prosedur perizinan kelembagaan pendidikan 5 Gambar 1 2 Pertumbuhan GDP Indonesia 2006-2014 10 Gambar 1 3 Pertumbuhan GNI Indonesia 2006-2014 12 Gambar 2 1 Porter Five Forces 17 DAFTAR TABEL Tabel 1 1 Dokumen Persyaratan 6 Tabel 1 2 Dokumen Persyaratan Mendirikan PTS 8 Tabel 1 3 Jumlah GDP Indonesia 2006-2014 10 Tabel 1 4 Jumlah GNI Indonesia 2006-2014 12 BAB I ANALISIS PESTEL PADA INDUSTRI SEKOLAH BISNIS 1.1 Political Forces Dalam politik di Indonesia, peraturan mengenai perguruan tinggi diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12. Di dalamnya diatur mengenai ketentuan...

Words: 6641 - Pages: 27

Free Essay

Smartfren

...Tbk adalah operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi CDMA yang memiliki lisensi selular dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas - FWA (Fixed Wireless Access), serta memiliki cakupan jaringan CDMA EV-DO (jaringan mobile broadband yang setara dengan 3G) yang terluas di Indonesia. Smartfren juga merupakan operator telekomunikasi pertama di dunia yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. B (setara dengan 3,5G dengan kecepatan download sampai dengan 14,7 Mbps) dan operator CDMA pertama yang menyediakan layanan BlackBerry di Indonesia. Sejarah Perusahaan Perseroan didirikan pada bulan Desember 2002. Setahun setelahnya, Perseroan mengakuisisi dua operator telepon selular berlisensi, yaitu Komselindo dan Metrosel. Pada Desember 2003, Perseroan meluncurkan produk Prabayar berbasis jaringan CDMA 2000-1X dengan merk “FREN”, dan disusul pada April 2004 dengan meluncurkan, produk Paskabayar pada jaringan yang sama. Perseroan kemudian mengakuisisi Telesera, sebuah operator telepon berlisensi selular dan mengalihkan sistem telekomunikasi dari ketiga operator tersebut dari sistem selular analog (AMPS) menjadi selular digital (CDMA). Pada tahun 2006, Perseroan meluncurkan layanan 3G melalui jaringan CDMA EV-DO, serta melakukan pencatatan perdana saham pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Tahun 2007, Perseroan menerbitkan obligasi Rupiah pertamanya yang juga dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, disusul penerbitan Eurobond yang...

Words: 2901 - Pages: 12

Free Essay

Ankfndengnbkdsn

...digunakan untuk mengirimkan informasi dalam jaringan telekomunikasi mobile tersebut. Basic service yang ditawarkan pada technology generasi pertama ini masih berkisar pada suara. Teknologi komunikasi mobile generasi kedua (2G) berkembang dan meluas penggunaannya pada era tahun 90-an, di mana system digital mulai booming dan digunakan di berbagai aspek teknologi menggantikan system analog. Teknologi 2G merupakan teknologi teleponi mobile yang menggunakan system digital, bukan lagi sistem analog seperti 1G. Bukan hanya booming di era 90-an, teknologi generasi kedua ini masih tetap bertahan sampai sekarang penggunaannya, meskipun tidak booming seperti dulu lagi. Teknologi komunikasi mobile yang dipadukan dengan teknologi digital tentu akan menambah banyak fasilitas, fitur, dan kemudahan bagi para penggunanya. Dengan teknologi digital, dampak yang paling dominan dari pembaruan ini adalah kapasitas yang lebih besar pada sebuah perangkat radio karena teknologi kompresi suara mulai bisa diterapkan disini.Selain itu, jaringan dengan konsep ”Intelligent Network” dapat diterapkan di sini. Maksud dari jaringan Intelligent Network adalah jaringan yang dapat lebih diprediksi, lebih sulit untuk dimanipulasi dan dicurangi, dan lebih kebal terhadap gangguan. Tidak hanya itu saja, banyak servis baru yang dapat ditambahkan pada komunikasi mobile ini. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teknologi Jaringan Telekomunikasi Jaringan Teknologi Komunikasi adalah serangkaian...

Words: 1285 - Pages: 6

Free Essay

Perkembangan Mobile Broadband Di Negara Maju vs Negara Berkembang

...Perkembangan Mobile Broadband di Negara Maju Vs Negara Berkembang March 25 2013 Oleh: Rismania.V/840129 Tulisan ini memaparkan perbandingan perkembangan teknologi broadband, khususnya mobile broadband di Negara-negara maju dan Negara-negara berkembang serta dampak positif kehadiran teknologi tersebut di berbagai aspek sosial ekonomi. Perkembangan Mobile Broadband di Negara Maju Vs Negara Berkembang 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi internet berkembang dari narrowband menuju broadband, dari kilobit menjadi gigabit. Semula internet hanya menghubungkan antara manusia satu dengan manusia yang lain, namun sekarang berkat internet broadband kita dapat terkoneksi dengan benda-benda, misalnya cctv di rumah melalui speedy access monitor. Dunia jaringan saat ini telah berubah, tidak hanya darisegi kecepatannya saja, tetapi juga ukuran, skala, dan lingkupnya (Broadband Commission; 2012 : 6). Internet broadband harus dapat diakses oleh semua kalangan. Untuk itu pada tahun 2010 International Telecommunication Union (ITU) bersama-sama dengan PBB membentuk satu komisi khusus yaitu Broadband Commission sebagai upaya realisasi akses broadband dan akses konektivitas di seluruh penjuru dunia. Dan diharapkan pada tahun 2015 inklusi digital tersebut telah tercapai (Broadband Commission; 2012 : 12). Internet berkecepatan tinggi via telepon seluler merupakan salah satu cara yang paling memungkinkan untuk mencapai hal tersebut mengingat 15% dari total...

Words: 2646 - Pages: 11

Free Essay

Analisis Faktor Terkait Daya Tarik Program Studi Manajemen Sebagai Pilihan Dalam Mendaftar Pada Perguruan Tinggi Swasta

...Nurul Mardhiah Sitio1 Kristina Sisilia2 1 Prodi S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi Bisnis, Universitas Telkom 1 nurulmardhiahsitio@telkomuniversity.ac.id 2 kristinasisilia@telkomuniversity.ac.id Abstrak Pemilihan dan pengambilan keputusan mahasiswa untuk mendaftar dikampus/universitas telah menjadi riset yang menarik dan sedang berkembang saat ini. Edukasi yang sekarang adalah sudah menjadi industri dengan kompetisi yang intensif sehingga menggunakan pemasaran jasa oleh universitas. Strategi pemasaran yang sukses akan mendapatkan jumlah mahasiswa yang lebih banyak dan lebih baik dibanding institusi/universitas lainnya. Penelitian ini ditujukan untuk memahami bagaimana (calon) mahasiswa membuat kriteria atau faktor dalam memilih dan memahami proses pengambilan keputusan dari keseluruhan alternatif kampus/universitas yang tersedia dan dapat dipilih, dimana Universitas Telkom menjadi salah satu pilihan dan khususnya Program Studi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika sebagai tujuan akhir berkuliah. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif dan berdasarkan dimensi waktunya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dalam teknik analisis faktor. Berdasarkan hasil analisis faktor pengambilan keputusan mendaftar di perguruan tinggi swasta pada mahasiswa strata satu program studi manajemen bisnis telekomunikasi dan informatika angkatan 2013 di Universitas Telkom, maka dapat...

Words: 3116 - Pages: 13

Free Essay

Accounting

...Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.   Jakarta, 21 September 2012 Penyusun DAFTAR ISI Abstrak | ............................... | i | Kata Pengantar | ............................... | ii | Daftar Isi | ............................... | iii | Mazars | ............................... | 3 | * Tentang Mazars | ............................... | 3 | * Mazars di Indonesia | ............................... | 3 | Nilai-nilai yang diterapkan Mazars | ............................... | 6 |  Etika dan keunggulan teknis Mazars | ............................... | 7 | Mazars merupakan aliansi Praxiaty | ............................... | 7 | Keahlian Mazars | ............................... | 8 | Mazars Starling Resources-Keberlangsungan Praktek Mazars | ............................... | 16 | Keahlian Mazars di berbagai bidang Industri | ............................... | 17 | Daftar Pustaka ......……………… 18 1. Mazars...

Words: 3653 - Pages: 15

Free Essay

Paradise Air

...Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan | March 4 2012 | Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) ini dipersiapkan oleh manajemen PARADISE AIR INDONESIA untuk menjelaskan status terakhir dari PARADISE AIR INDONESIA untuk kembali beroperasi dalam waktu dekat ini dan memberikan arahan yang jelas kepada organisasi internal PARADISE AIR INDONESIA apa yang harus dilakukan dalam tahun 2011– 2012 | PARADISE AIR INDONESIA | draft Table of Contents Visi, Misi Dan Sasaran 6 1.2 Maksud dan Tujuan 6 1.3 Struktur Manajemen Perusahaan 7 1.3.1 Struktur Organisasi 7 1.4 Tim Manajemen PARADISE AIR INDONESIA 7 1.5 Asumsi Asumsi 8 1.6 Kunci Keberhasilan 8 2.1 Segementing Targeting Positioning 9 2.2 Kompetisi Pasar 10 2.2.1 Persaingan dan Daya Beli 11 2.2.2 Pesaing Utama 11 2.2.3 Persaingan 12 2.3 Pemilihan Rute 12 2.4 Bandara Halim Perdanakusuma 13 3.1 Rencana Armada 15 3.2 Standard & Kriteria Pemilihan Pesawat 15 3.3 Jenis Pesawat 16 3.3.1 Studi Pesawat Yang Digunakan 16 3.3.2 Pengadaan Pesawat Boeing 16 3.3.3 Pengadaan Pesawat Sukhoi 17 3.4 Sumber Daya Manusia 18 4.1 Strategi Pemasaran 19 4.1.1 Strategi Harga 19 4.1.2 Strategi Promosi 19 4.1.3 Strategi Distribusi 20 4.1.4 Pola Distribusi 20 4.1.5 Strategi Produk Layanan 20 4.2 Pelayanan 21 4.2.1 Analisa Jasa Layanan 21 4.2.2 Perbandingan Kompetitif 22 4.2.3 Rencana Layanan 22 4.3 Penjualan 22 4.3.1 Rencana Penjualan 23 4.3.2 Literatur Penjualan 23 4.4 Perawatan...

Words: 14374 - Pages: 58

Premium Essay

Oligopoly

...karyanya pada tahun1916, yaitu “Utopia” 11. Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar lebih dari satu.Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand . Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya. Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli Pasar Oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna. Dimana pasar Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang memproduksi barang sejenis Faktor-faktor Penyebab terbentuknya Pasar Oligopoli a. Efisiensi Skala Besar Efisiensi skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya produksi). Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses produksi....

Words: 6834 - Pages: 28

Free Essay

Miltinational Corporation

...kesembilan belas di Negara-negara maju banyak bersumber dari dari pergerakan modal internasional yang cukup deras pada waktu itu. Mobiltas faktor-faktor produksi yang terjadi antar Negara mencapai titik puncaknya dengan hadirnya perusahaan-perusahaan  multinasional. Mungkin perkembangan yang terpenting dalam hubungan-hubungan ekonomi internasional selama dua dasawarsa terakhir ini adalah lonjakan mengagumkan kekuatan dan pengaruh perusahaan-perusahaan raksasa  multinasional. Merekalah penyalur utama aneka factor produksi, mulai dari modal, tenaga kerja dan teknologi produksi, semuanya dalam skala besar-besaran, dari satu Negara ke Negara lainnya. Dalam operasinya ke berbagai Negara-negara dunia ketiga, mereka menjalankan berbagai macam operasi bisnis yang inovatif dan kompleks sehingga tidak bias lagi kita pahami hanya dengan perangkat teori-teori perdagangan yang sederhana, apalagi mengenai distribusi keuntungannya. Perusahaan-perusahaan raksasa, seperti IBM, Ford, Exxon, Philips, Hitachi, British Petroleum, Renault, Volkswagen, dan Coca-Cola, telah sedemikan rupa mendunia dalam operasinya sehingga kalkulasi atas distribusi keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh produksi internasional itu kepada penduduk setempat dan pihak asing menjadi semakin sulit dilakukan. Berkembangnya Perusahaan Multi Nasional disuatu Negara...

Words: 3740 - Pages: 15

Free Essay

Kasus Telkom

...seterkenal Hans Tuanakota, Hendrawinata, atau Hadi Sutanto. Sejak awal Juni lalu, nama Eddy Pianto mencuat bersamaan dengan penolakan SEC (Securities and Exchange Commission), Bapepam Amerika Serikat terhadap Laporan Keuangan (LK) 2002 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). “Saya sering dengar namanya, tetapi saya belum pernah bertemu. Saya tidak kenal dia. Teman-teman, saat saya tanya juga, mengaku tidak kenal,” kata seorang auditor senior yang sudah malang-melintang dalam bisnis audit di Indonesia selama 30 tahun lebih. Eddy Pianto memiliki KAP yang bermarkas di Muara Karang, Jakarta. Salah seorang stafnya mengatakan, jumlah karyawan KAP Eddy Pianto ada cuma 15 orang. “Semuanya auditor,” katanya. Dengan jumlah tenaga audit segitu, KAP ini memiliki banyak pekerjaan audit. Diantaranya adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, (INKP). Kedua perusahaan ini listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tetapi TLKM adalah perusahaan yang dual listing, baik di BEJ maupun di New York Stock Exchange (NYSE), yang aturannya jauh lebih rumit ketimbang aturan di bursa Indonesia. Selain itu, BUMN telekomunikasi itu termasuk besar dari segi aset dan market capitalization, memiliki kantor yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan pendapatan utama berasal dari pulsa yang dicatat secara computerize. “Hebat. KAP Eddy Pianto bisa menerima pekerjaan mengaudit Telkom. Saya saja, yang memiliki 100 karyawan, tidak berani mengambil kerjaan itu. Karena pasti separo...

Words: 3510 - Pages: 15

Free Essay

Penerapan Web-Based Aplikasi Di Bidang Pendidikan, Perbankan Dan Bisnis

...PENERAPAN WEB-BASED APLIKASI DI BIDANG PENDIDIKAN, PERBANKAN DAN BISNIS Disusun Oleh : M. AZZUHRI AL BANNA 1301050665 06 PHM BINUS UNIVERSITY ABSTRAK Sejak booming nya internet dan teknologi beberapa tahun silan, diikuti dengan semakin berkembangnya aplikasi berbasis web. Penerapan aplikasi berbasis web pada bidang pendidikan, perbankan, dan bisnis, telah banyak manfaat yang dirasakan kepada masyarakat. Disamping memberikan banyak manfaat, juga akan dibahas dampak negatif dalam penerapan aplikasi berbasis web tersebut. kata kunci : e-commerce, e-business, e-learning, web-based application BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang nya teknologi dan zaman telah membawa manusia ke zaman globalisasi. Pengaruh internet sebagai media dalam penyebaran informasi telah membuat pergeseran besar di dunia. Ruang lingkup manusia semakin sempit dan dunia bagaikan berukuran hanya sebesar layar komputer. Pesatnya perkembangan juga berdampak dari muncul nya aplikasi berbasis Web. Aplikasi berbasis Web memungkin manusia untuk mengaksesnya dengan menggunakan web browser dimana saja dan kapan saja. Pengguna tidak perlu melakukan instalasi pada masing-masing dekstop mereka untuk menggunakan aplikasi ini. Aplikasi Web juga mulai diterapkan di berbagai bidang-bidang kehidupan demi mempermudah manusia dalam melakukan perkerjaan mereka dan saling berinteraksi. Penerapan ini terjadi pada bidang bisnis, pendidikan sampai dengan perbankan. Tak pelak, aplikasi Web telah...

Words: 4747 - Pages: 19

Free Essay

Makalah Intrapreneurship

...INTRAPRENEURSHIP TUGAS MATA KULIAH ENTREPRENEURSHIP 1 OLEH: TRI RETNO KURNIAWATI 1201130306 MBTI-37-08 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2015 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, kata entrepreneurship menjadi perbincangan dikalangan perguruan tinggi. Hal ini tidak terlepas dari adanya fenomena banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur, karena jumlah lulusan tidak sebanding dengan adanya lapangan kerja yang tersedia. Kondisi ini mendorong para praktisi pendidikan di perguruan tinggi untuk melakukan reorientasi terhadap lulusannya yang dinilai semata-mata disiapkan sebagai pencari kerja, bukan pencipta kerja. Intrapreneurship merupakan jembatan yang menghubungkan jurang ilmu pengetahuan dan pasar. Perusahaan yang sedang berjalan memiliki modal, sumbersumber, tenaga kerja terampil , marketing, distribusi yang sudah berhasil. Kemudian didalam struktur birokrasinya seringkali tidak berkembang kreativitas sehingga tidak muncul produk baru dan cara cara baru dalam berproduksi. Oleh sebab itu perusahaan mencoba mengizinkan dan mengembangkan semangat wirausaha dalam berorganisasi. Akhirnya berkembang semangat intrapreneurship  dan berkembang menjadi perusahaan besar. 2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, adapun rumusan masalah sebagai...

Words: 2353 - Pages: 10

Free Essay

Indo China

...China dengan Indonesia 2005 Hubungan dagang Indonesia-Cina memang terus meningkat, terutama setelah ditandatanganinya kerjasama Kemitraan Strategis pada tahun 2005. Kunjungan resmi pertama Perdana Menteri Jiabao ini mengukuhkan hal itu. 2010 Pemerintah Indonesia dan China menyepakati empat poin kerja sama ekonomi, yakni pembiayaan, perdagangan, investasi, serta pembangunan infrastruktur. Kesepakatan kedua negara dalam kerja sama itu dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani perwakilan kedua negara dan disaksikan oleh Wakil Presiden Boediono di Beijing,Rabu. Empat nota kesepahaman yang ditandatangani tersebut adalah kesepakatan memperluas dan mempererat kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara, kesepakatan pembiayaan bagi perdagangan dan investasi antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Bank Exim Indonesia dengan Bank Exim China. Pada kesepakatan itu ditandatangani pula kesepakatan kedua negara untuk meningkatan kerja sama pembangunan infrastruktur, serta penandatanganan pembangunan proyek PLTU Celukan Bawang, Bali Utara berkapasitas 3x1500 MW. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) mendapat fasilitas pendanaan sebesar 350 juta dolar AS dari Industrial & Commercial Bank of China untuk meningkatkan pembiayaan perdagangan dan investasi di dalam negeri. "Lembaga Pembiayaan Ekpor Indonesia (LPEI) mendapat fasilitas 350 juta dolar AS dari China Exim...

Words: 4276 - Pages: 18

Free Essay

Ga Tau

...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan yang menjalankan aktivitasnya baik yang bergerak di bidang jasa maupun barang, pastinya memiliki tujuan pemasaran yang sama yaitu menciptakan barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga pada akhirnya konsumen merasa puas dengan hasil produksi. Setelah proses produksi terselesaikan, akan berlanjut dengan aktivitas pemasaran. Agar proses pemasaran dapat berjalan dengan baik, maka dibutukan berbagai aktivitas pendukung seperti : 1. Membangun hubungan yang akrab dengan konsumen 2. Terus menerus melakukan pembaharuan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen/menangkap kembali nilai dari pelanggan 3. Mengetahui feedback apa yang didapat dari konsumen menganai produk yang dipasarkan 4. Membentuk aktivitas pemasaran yang baru Membentuk era pemasaran yang baru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah: 1. The Uncertain Economic Environment 2. The Digital Age 3. Rapid Globalization 4. Sustainable Marketing-The Call for More Social Responsibility 5. The Growth of Not-for-Profit Marketing Untuk membentuk era pemasaran yang baru yang sesuai dengan harapan dan keinginan maka kita harus bisa memahami faktor-faktor yang ada didalamnya serta dapat mengambil suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada yang dapat mengganggu aktivitas dari marketing tersebut. 1.2. Rumusan Masalah 1. Hal-hal apa saja yang memperngaruhi pembentukan atau perubahan...

Words: 3824 - Pages: 16

Free Essay

Konsep Akuntansi Sektor Publik

...BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan sektor publik sangat erat kaitannya dengan fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak eksternal terutama lembaga-lembaga tinggi negara. Di sektor publik, kebutuhan akan informasi akuntansi semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya akuntabilitas publik oleh transparansi oleh lembaga-lembaga publik. Laporan keuangan sektor publik menjadi alat atau instrumen yang utama untuk menciptakan akuntabilitas publik. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan, maka diperlukan standar akuntansi keuangan sektor publik dan sistem akuntansi sektor publik. Pengembangan standar akuntansi sektor publik merupakan sesuatu yang sangat krusial, karena kualitas standar akuntansi secara langsung akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Dengan demikian, pada mata kuliah ini perlu dikembangkan sistem akuntansi yang mampu menghasilkan sebuah laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pemahamaman sektor publik sering diartikan sebagai aturan pelengkap pemerintah yang mengakumulasi utang sektor publik dan permintaaan pinjaman sektor publik untuk suatu tahun tertentu. Artikulasi ini dampak dari sudut pandang ekonomi dan politik yang selama ini mendominasi perdebatan sektor publik. Sebelum namanya diubah, akuntansi sektor publik dikenal dengan nama akuntansi pemerintahan. Dan di berbagai kesempatan juga disebut sebagai akuntansi keuangan...

Words: 4531 - Pages: 19