Free Essay

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Fraud Triangle Sebagai Penyebab Kecurangan Atas Laporan Keuangan

In:

Submitted By kahlidautami
Words 7625
Pages 31
1

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP FRAUD TRIANGLE SEBAGAI PENYEBAB KECURANGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KHALIDA UTAMI A1C 009 077

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRACT

The objective of this study is to examine the accounting students' perceptions of fraud triangle as a factor contributing to financial statements fraud. Fraud triangle consists of opportunity, pressure and rationalization. This study uses primary data collected from questionnaires distributed to the respondents, which are undergraduate students from class of 2008 and 2009 of Faculty of Economics, University of Mataram. Based on probability sampling technique, a total of 115 accounting students, who has attended courses in Auditing II and Auditing Practices, are accounted as sample of this study. Hypotheses analysis based on multiple regression analysis suggest that there is relationship between the fraud triangle (opportunity, pressure and rationalization) and fraudulent financial statements. The results also suggest that that accounting students have a good perception of the fraudulent financial statements. Furthermore, based on the students’ perception, the result suggests that pressures are the most likely factor to the fraud on financial statement. Keywords: fraud triangle, financial statements fraud, accounting students’ perception.

2

1.

PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk

menyediakan informasi bagi para pemakai (user). Sesuai dengan Konsep Fundamental dalam Penyusunan Laporan Keuangan (KDPLK) maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif (Kurniawati, 2012). Pada saat perusahaan publik menerbitkan laporan keuangannya, sesungguhnya perusahaan tersebut ingin menggambarkan

kondisinya dalam keadaan yang terbaik. Namun karena hal tersebut, manajemen akan melakukan berbagai cara untuk mencerminkan kinerja perusahaan dalam kondisi yang terbaik salah satunya dengan melakukan kecurangan akuntansi yang biasanya lebih sering menjadi objek kecurangan (fraud) yang dilakukan manajemen adalah pada laporan keuangan perusahaan (Prakoso, 2009). Taylor dan Glezen (2008), mendefinisikan kecurangan atas laporan keuangan (financial statement fraud) sebagai suatu kesengajaan atau kecerobohan baik berupa tindakan yang disengaja ataupun kelalaian yang mengakibatkan kekeliruan bersifat material pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan mengandung informasi yang menyesatkan. Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan (Skousen et al., 2009). Jika financial statement fraud memang sebuah masalah yang signifikan, auditor sebagai pihak yang bertanggungjawab harus dapat mendeteksi aktivitas kecurangan sebelum akhirnya berkembang menjadi skandal akuntansi yang sangat merugikan.

3

Beberapa kasus skandal akuntansi telah berkembang secara luas, seperti halnya di Amerika Serikat. Spathis (2002) menjelaskan bahwa di Amerika Serikat kecurangan akuntansi yang menimpa Enron menimbulkan kerugian yang sangat besar di hampir seluruh industri. Selain itu masih banyak lagi kasus skandal akuntansi yang telah merugikan banyak pihak, di antaranya kasus TYCO. Messier (2005) pada kasus TYCO, terjadi penyalahgunaan aktiva dalam skala besar, hal ini timbul karena adanya perlakuan yang tidak semestinya terhadap aktiva sehingga menimbulkan salah saji pada laporan keuangan. Dalam kasus ini, melibatkan eksekutif senior TYCO yang melakukan perbuatan yang tidak pantas sehingga merusak reputasi dan kredibilitas TYCO dari investor, pemberi pinjaman, dan lainnya. Menurut Statement on Auditing Standards (SAS) 99 (AU 316) ada tiga kondisi kecurangan (fraud) yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva, ketiga kondisi ini disebut segitiga fraud (fraud triangle) yang terdiri dari kesempatan (opportunity), tekanan (pressures), dan rasionalisasi (rationalization) (Skoutsen, et.al, 2009). Albrecht et al. (2009) menjelaskan kesempatan sebagai peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah dalam hal pengendalian internal. Pengendalian internal yang tidak baik akan memberi peluang orang untuk melakukan kecurangan.

4

Tekanan/motif yaitu insentif yang mendorong orang melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja (Kurniawati, 2012). Albrecht et al., (2009) mengatakan tekanan/motif ini sesungguhnya mempunyai dua bentuk yaitu nyata (direct) dan bentuk persepsi (indirect). Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, di mana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya. Sikap atau karakter adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan kecurangan. Integritas manajemen (sikap) merupakan penentu utama dari kualitas laporan keuangan. Ketika integritas manajer dipertanyakan, keandalan laporan keuangan diragukan (Molida, 2011). Mahasiswa sebagai output perguruan tinggi sebagaimana telah

ditanamkan perilaku ilmiah, santun, peduli sosial dan perilaku positif lain yang dilandasi nilai, norma dan etika memiliki peran penting untuk keberlanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pentingnya muatan etika pada mata kuliah kelompok akuntansi keuangan dan auditing yang didasarkan pada kenyataan bahwa masalah kecurangan akuntansi banyak dilakukan oleh perusahaan, yang merupakan wadah di mana sebagian besar para sarjana akuntansi bekerja (Wulandari dan Sularso, 2002). Jika pengajaran etika dimuat dengan baik dalam mata kuliah tersebut, maka mahasiswa telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai kecurangan akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan khususnya

5

kecurangan yang terkait dengan financial statement fraud (Yeni, 2011). Sehingga seharusnya mahasiswa akan memiliki persepsi bahwa kecurangan atas laporan keuangan bersifat buruk dan dapat menyesatkan para pemakai laporan keuangan serta dapat merugikan perusahaan baik untuk hubungan eksternal bisnis, semangat kerja karyawan, reputasi perusahaan, dan branding. Bahkan efek dari tindakan kecurangan dapat memiliki dampak jangka panjang bagi perusahaan. (Musryadi, 2010). Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangel sebagai penyebab terjadinya financial statement fraud telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, salah satunya Yeni (2011). Dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa fraud triangel berpengaruh terhadap terjadinya fraudulent financial statement. Selain itu, mahasiswa telah memiliki persepsi yang baik mengenai fraudulent financial statement khususnya pada faktor-faktor pemicu kecurangan tersebut. Selain itu Vallensia (2011) yang menguji persepsi mahasiswa akuntansi dan non akuntansi terhadap korupsi, khususnya mengenai faktor-faktor yang mendorong terjadinya tindakan korupsi. Faktor-faktor itu antara lain faktor keserakahan (greed), faktor kesempatan (opportunity), faktor kebutuhan (need), dan faktor pengungkapan (exposure). Penelitian ini menyimpulkan bahwa keserakahan (greed), faktor kesempatan (opportunity), faktor kebutuhan (need), dan faktor pengungkapan (exposure) secara signifikan memicu terjadinya korupsi. Menurut Ratri (2008) bahwa mahasiswa telah memiliki persepsi yang baik terhadap praktik-praktik fraud. Praktik-praktik fraud dapat terjadi karena adanya manajemen laba, mistatement laporan keuangan, pengungkapan informasi

6

sensitif perusahaan, cost-benefit dari pengungkapan keuangan dan tanggung jawab manajer perusahaan. Persepsi mahasiswa terkait dengan praktik-praktik fraud tersebut dibuktikan juga oleh Astuti dkk. (2011) bahwa mahasiswa S1 akuntansi ekstensi baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja telah memiliki persepsi yang cukup baik terhadap keetisan praktik manajemen laba. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangel yang berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan atas laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangel sebagai penyebab kecurangan atas laporan keuangan bersifat baik atau buruk dan untuk mengetahui komponen dari fraud triangel yang paling dominan berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan atas laporan keuangan. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Opportunity Berpengaruh terhadap Terjadinya Financial Statement Fraud Menurut Albrecht et al., (2009) kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah dalam hal pengendalian internal. Pengendalian internal yang tidak baik akan memberi peluang orang untuk melakukan kecurangan.

7

Menurut Arens (2008), meskipun laporan keuangan semua perusahaan berpotensi untuk dapat dimanipulasi, namun lebih tinggi risiko terjadinya fraud ketika perusahaan yang bergerak di industri yang membutuhkan pertimbangan (judgment) dan estimasi yang signifikan dalam transaksinya. Misalnya perusahaan yang memiliki banyak persediaan yang berlokasi diberbagai lokasi. Hal lain adalah kelemahan proses akuntansi dan sistem informasi, termasuk jika ada pergantian pegawai akuntansinya. Vallensia (2011) membuktikan adanya pengaruh opportunity terhadap terjadinya korupsi yang merupakan salah satu tindakan fraud. Yeni (2011) juga membuktikan bahwa opportunity memiliki pengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Malgwi and Carter (n.d) melakukan penelitian tentang fraud, di mana hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat pengaruh opportunity terhadap terjadinya fraud. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 : opportunity berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud.

2.2 Pressures Berpengaruh terhadap Terjadinya Financial Statement Fraud Tekanan/motif merupakan hasil dari tekanan yang dirasakan pada manajer atau karyawan untuk melakukan kecurangan. Perusahaan memiliki insentif untuk memanipulasi laba, ketika salah satu dari dua kondisi berikut terjadi. 1. Stabilitas keuangan terancam oleh kondisi ekonomi dan industri. 2. Manajemen ditekan untuk memenuhi harapan pihak ketiga (investor dan kreditor)

8

Lou dan Wang (2009) berpendapat bahwa ketika perusahaan mengalami stabilitas keuangan dan tekanan eksternal perusahaan, keduanya dapat mengidentifikasi risiko lebih dari salah saji material akibat kecurangan. Jadi, ketika stabilitas keuangan perusahaan berada dalam kondisi yang terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar stabilitas keuangan perusahaan terlihat baik. Hal ini menyebabkan laporan keuangan yang dibuat menyimpang sehingga menyesatkan para pemakai laporan keuangan tersebut, misalnya investor. Yeni (2011) membuktikan bahwa pressures memiliki pengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Malgwi and Carter (n.d) melakukan penelitian tentang fraud, di mana hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat pengaruh pressures terhadap terjadinya fraud. Musryadi (2010) dan Ratri (2008) juga memberikan bukti pada penelitiannya, yang menyatakan bahwa pressures berpengaruh terhadap terjadinya fraud. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H2 : pressures berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud.

2.3 Rationalization Berpengaruh terhadap Terjadinya Financial Statement Fraud. Sikap atau karakter adalah apa yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan kecurangan. Menurut Arens (2008) sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan terjadinya financial statement fraud. Jika CEO atau manajer puncak lainnya mengabaikan proses pelaporan keuangan,

9

seperti konsisten menerbitkan perkiraan yang terlalu optimis, atau mereka terlalu khawatir tentang analis yang menentukan prakiraan, sehingga financial statement fraud lebih mungkin terjadi. Sikap manajemen atau nilai-nilai etika juga dapat membuat mereka lebih mudah untuk merasionalisasi tindakan kecurangan tersebut. Malgwi and Carter (n.d) melakukan penelitian tentang fraud, di mana hasil penelitiannya membuktikan bahwa terdapat pengaruh rationalization terhadap terjadinya fraud.. Yeni (2011) membuktikan bahwa rationalization memiliki pengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Musryadi (2010) juga memberikan bukti pada penelitiannya, yang menyatakan bahwa rationalization berpengaruh terhadap terjadinya fraud. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H3 : rationalization berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud.

2.4 Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Fraud Triangel Sebagai Faktor Penyebab Terjadinya Financial Statement Fraud Vallensia (2011) membuktikan adanya persepsi yang cukup baik dari mahasiswa akuntansi terhadap opportunity sebagai faktor pemicu terjadinya financial statement fraud. Yeni (2011) membuktikan adanya persepsi yang cukup baik dari mahasiswa akuntansi terhadap pressures sebagai faktor pemicu terjadinya financial statement fraud. Ratri (2008) membuktikan adanya persepsi mahasiswa akuntansi yang baik terhadap praktik-praktik kecurangan (fraud) salah satunya yang disebabkan karena adanya pressures pada pelaku kecurangan. Kecurangan atas laporan keuangan terjadi karena adanya tekanan baik dari faktor

10

internal maupun eksternal perusahaan, yang menyebabkan perusahaan melakukan kecurangan terhadap laporan keuangannya. Yeni (2011) membuktikan adanya persepsi yang cukup baik dari mahasiswa akuntansi terhadap rationalization sebagai faktor pemicu terjadinya financial statement fraud. Sehingga mahasiswa telah memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup baik sehingga dapat mempersepsikan bahwa rationalization memiliki pengaruh terhadap terjadinya kecurangan atas laporan keuangan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H4 : Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud adalah baik. 2.5 Pressures Sebagai Faktor yang Paling Dominan Mempengaruhi Financial Statement Fraud Keberhasilan upaya pencegahan terjadinya kecurangan tergantung pada sifat dan pengendalian dari unsur kecurangan tersebut. Financial statement fraud dapat dikaitkan dengan salah satu dari tiga elemen fraud triangel yaitu, opportunity, pressures, dan rationalization. Oleh karena itu, yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi faktor yang menyebabkan pelaku melakukan fraud agar dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat dibentuk solusi atau pencegahan dari tindakan fraud tersebut. Misalnya, motif di balik pelaku melakukan financial statement fraud yang karena tekanan yang dirasakan sendiri lebih cenderung memiliki dorongan kuat untuk melakukan fraud daripada karena opportunity yang dirasakan atau rationalization untuk melakukan fraud. Hal ini terutama karena pressures relatif lebih dominan dalam mengontrol pelaku untuk

11

melakukan fraud. Tekanan yang dirasakan dapat dihasilkan baik secara internal maupun eksternal, dan keduanya dapat menyebabkan pelaku untuk melakukan financial statement fraud (Malgwi and Carter, n.d). Vallensia (2011) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa pressures sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya korupsi yang merupakan salah satu tindakan fraud. Musryadi (2010) menunjukkan bahwa pressures memiliki pengaruh terhadap terjadinya fraud. Malgwi and Carter (n.d) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang lebih besar dari pressure dibandingkan dengan opportunity dan rationalization terhadap terjadinya fraud. Yeni (2011) juga membuktikan bahwa pressure memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap terjadinya financial statement fraud. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H5 : Pressures sebagai faktor yang paling dominan mempengaruhi financial statement fraud 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut metodenya, penelitian ini adalah penelitian survei (survey research) yang berupa penelitian penjelasan dan pengujian hipotesa

(explanatory). Dalam penelitian survei, peneliti mendapatkan informasi yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang datanya dikumpulkan dari responden atau populasi yang akan menjadi sampel penelitian. Berdasarkan tingkat eksplanasi dan kedudukan variabel-variabelnya, penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2008) penelitian asosiatif

12

merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang digunakan adalah hubungan kausal yang bersifat sebab akibat. Di mana terdapat variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel independen). 3.2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi. Sekiranya populasi tersebut terlalu banyak jumlahnya, maka digunakan sampling. Kriteria responden untuk mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masih tercatat sebagai mahasiswa akuntansi Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Mataram 2. 3. Mahasiswa akuntansi angkatan 2008 dan 2009. Mahasiswa akuntansi yang telah mengikuti mata kuliah auditing II, dan praktek pengauditan. 3.3. Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan metode probability sampling dengan pendekatan simple random sampling. Cara demikian dilakukan karena populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa akuntansi yang bersifat homogen. Apabila populasinya homogen kemudian diambil secara acak, maka akan didapat sampel yang representatif. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data dan informasi yang relevan diperoleh penulis dengan menggunakan metoda penelitian kepustakaan dan lapangan yang terdiri dari observasi dan kuesioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

13

cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Daftar pertanyaan tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan dengan menggunakan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju). Selanjutnya hasil yang diperoleh untuk masing-masing variabel akan dihitung dengan skala likert. 3.5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan data kuantitatif . Pada penelitian ini penulis memperoleh data yang bersumber dari data primer dan data sekunder yaitu data primer dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner dari mahasiswa akuntansi angkatan 2008 dan 2009 dan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode tinjauan kepustakaan (library research) dan mengakses website maupun situs-situs. 3.6. 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Persepsi Persepsi dalam penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (2010) bahwa persepsi adalah sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Untuk mengukur apakah persepsi mahasiswa terhadap fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud memiliki kriteria baik atau buruk dengan melihat hasil rata-rata jawaban mahasiswa yang diukur menggunakan skala

14

likert dengan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju) dari pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang disajikan untuk mewakili masing-masing variabel pada setiap item pernyataan dalam kuesioner. 2. Opportunity Kesempatan yaitu peluang yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Indikator dari opportunity adalah :  Kelemahan dalam mengakses informasi  Struktur organisasi yang kompleks dan tidak stabil  Lemahnya pengendalian internal perusahaan. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju) dari pernyataanpernyataan dalam kuesioner yang disajikan untuk mewakili variabel ini. 3. Pressures Tekanan/motif yaitu insentif yang mendorong orang melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup, ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja. Indikator dalam pressures adalah:  Stabilitas keuangan yang terancam oleh kondisi ekonomi  Kegagalan pribadi atau kegagalam bisnis  Tekanan yang berlebihan untuk mencapai target keuangan  Kebutuhan keuangan pribadi

15

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju) dari pernyataanpernyataan dalam kuesioner yang disajikan untuk mewakili variabel ini. 4. Rationalization Sikap atau karakter adalah sesuatu yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan kecurangan. Pelaku merasa bahwa apa yang ia lakukan tersebut adalah benar, sehingga pelaku akan membiarkan diri (atau bahkan mencari) pembenaran untuk melakukan kecurangan tersebut. Indikator dari rationalization adalah:  Perilaku ketidakjujuran pelaku  Ketidakpuasan dalam pekerjaan  Karakter dari pelaku yang hanya mementingkan diri sendiri.  Nilai etika  Lingkungan Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju) dari pernyataanpernyataan dalam kuesioner yang disajikan untuk mewakili variabel ini. 5. Financial Statement Fraud Kecurangan atas laporan keuangan adalah tindakan yang disengaja atau kelalaian yang berakibat pada salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan. Kecurangan laporan keuangan terjadi karena adanya faktor-faktor yang mendorong pelaku untuk melakukan kejahatan. Indikator dari financial statement fraud :

16

 Faktor lemahnya pengendalian internal  Faktor eksternal seperti persaingan pasar yang ketat  Faktor internal perusahaan  Faktor latar belakang industri Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala likert dengan skor 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju) dari pernyataanpernyataan dalam kuesioner yang disajikan untuk mewakili variabel ini. 3.7. 3.7.1. Prosedur Analisis Data Uji Kualitas Data

3.7.1.1. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuisioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin, 2000). Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Dalam kuesioner terdapat empat item yang berisikan opportunity, pressures,

rationalization dan financial statement fraud dengan total 20 pernyataan dari ke empat item tersebut. 3.7.1.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Saifuddin, 2000). Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah

17

(Saifuddin, 2000). Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuisioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. 3.7.2. Metode Analisis Data

3.7.2.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif diperlukan untuk memberikan gambaran umum mengenai responden yang dijelaskan dengan tabel distribusi frekuensi, untuk menunjukkan demografi responden sedangkan deskripsi variabel penelitian menggunakan tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan angka maksimum, minimum, mean, dan standar deviasi yang diperoleh dari hasil jawaban responden yang diterima. 3.7.2.2. Uji Asumsi Klasik 3.7.2.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis mulivariate khususnya jika tujuannya adalah inferensi (Ghozali, 2006). Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan data tersebut normal apabila probalitas diatas 0,05. 3.7.2.2.2. Uji Multikolonieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variable dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Jika variable bebas saling berkorelasi, maka variable-variabel ini tidak otogonal.

18

Variable otogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi sesame variable bebas sama dengan nol (Ghozali, 2006). 3.7.2.2.3. Uji Heteroskedositas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. 3.7.2.3. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda (multiple regressien analysis) ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan atau pengaruh persepsi mahasiswa terhadap opportunity, pressures, dan rationalization sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud. Mengingat pada penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, maka digunakan metode analisis regresi berganda. Model regresi yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut: (Ghozali, 2006) Y= α+ β1X1 + β2X2 +β3X3 + e ................................................. (1) Keterangan : Y α : Financial Statement Fraud : Konstanta

β1- β3 : Koefisien regresi masing-masing variabel X1 X2 X3 e : Opportunity
:

Pressures

: Rationalization : Kesalahan pengganggu

19

3.7.2.4. Uji Hipotesis Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis ini menggunakan tiga pengujian, yaitu uji koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t. Tiga pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Koefisien Determinasi Pada intinya koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2 kecil maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas(Ghozali, 2006). 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh opportunity, pressures, dan rationalization secara bersama-sama sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud. 3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya akan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi dari variabel dependen.

20

4.

PEMBAHASAN

4.1 Uji Kualitas Data 4.1.1 Uji Validitas Data Hasil uji validitas data dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 1 Hasil Uji Validitas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Item OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 FSF1 FSF2 FSF3 FSF4 FSF5 Koefisien Korelasi 0,653 0,836 0,828 0,838 0,871 0,650 0,751 0,857 0,853 0,888 0,677 0,650 0,582 0,584 0,689 0,727 0,692 0,693 0,752 0,845 p-value 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Berdasarkan tabel 1seluruh item pertanyaan dinyatakan valid, tercermin pada p-value dari setiap item pertanyaan kurang dari 0,05. 4.1.2 Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas data dapat dilihat pada tabel 4.4.

21

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas Data Cronbach’s Alpha if Item Deleted 0,8907 0,8166 0,8193 0,8158 0,8048 0,8801 0,8490 0,8071 0,8085 0,7942 0,6678 0,6562 0,6823 0,6046 0,6681 0,7472 0,7583 0,7928 0,7319 0,6849 Cronbach’s Alpha 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Item OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 FSF1 FSF2 FSF3 FSF4 FSF5

Keputusan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Berdasarkan uji reliabilitas sesuai tabel 2, dapat dikatakan bahwa seluruh item reliabel, tercermin pada setiap item pertanyaan memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60. 4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif Penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kecurangan atas laporan keuangan yang di mana kecurangan atas laporan keuangan ini dipengaruhi oleh fraud triangel yang terdiri dari

22

opportunity, pressures dan rationalization. Persepsi mahasiswa menggunakan 20 item pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap semua item pertanyaan kuisioner yang diberikan kepada 115 orang responden dianggap valid dan reliabel. Statistik deskriptif yang diamati melalui nilai mean, maksimum, minimum dan simpangan baku yang bertujuan untuk memberikan gambaran suatu variabel. Pada tabel 3 menampilkan rata-rata tanggapan responden pada masing-masing pernyataan untuk setiap variabel penelitian. Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel Opportunity Pressures Rationalization Financial Statement Fraud Median 4,00 4,00 4,00 4,00 Mean 3,8147 3,9374 3,8017 3,8661 Standar Deviasi 0,64536 0,40294 0,64699 0,57657 N 115 115 115 115

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) dari keseluruhan responden terhadap variabel yang diteliti diperoleh nilai mean tertinggi sebesar 3,9374 adalah variabel pressures. Hal ini berarti bahwa variabel pressures sebagai faktor yang sangat memungkinkan terjadinya financial statement fraud. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, kriteria yang digunakan adalah jika angka singnifikansi (Sig) > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 4

23

Tabel 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Keterangan N Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 115 0,000 0,468 0,115 0,063 -0,115 1,237 0,094

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data yang menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov untuk residual pada persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kecurangan atas laporan keuangan adalah sebesar 1,237 dengan signifikansi 0,094. Oleh karena nilai probabilitas berada di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. 4.2.2.2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai VIF kurang dari 10 atau nilai toleranse (Tolerance Value) lebih dari 0,1 maka tidak ada multikolonieritas antar variabel independen yang diteliti. Nilai VIF dan toleransi dapat di lihat pada tabel 5 Tabel 5 Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Bebas Opportunity Pressures Rationalization VIF 1,365 1,355 1,111 Tolerance 0,733 0,738 0,900

24

Berdasarkan hasil pengujian multikolonieritas pada tabel 5 bahwa hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. 4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini uji statistik yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji Park, yaitu dengan meregresikan nilai kuadrat dari residual (U2i) sebagai variabel dependen dengan variabel independen tetap. Jika variabel independen (memiliki nilai signifikansi t dibawah 5%) signifikan secara statistik mempengaruhi nilai kuadrat dari residual (sebagai variabel dependen), maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat di lihat pada tabel 6. Tabel 6 Hasil uji Heterokedastisitas Model Unstandardized Coefficients B Std. Error -0,124 0,065 -0,100 0,065 -0,127 0,094 Standardized Coefficients Beta -0,196 -0,159 -0,126 t Sig.

Opportunity Pressures Rationalization

-1,905 -1,550 -1,351

0,059 0,124 0,179

25

Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas pada tabel 6 terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai kuadrat dari residual. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 4.2.3 Hasil Analisis Regresi Berganda Hasil analisis regresi berganda,bahwa diperoleh hasil berikut: Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Berganda Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Beta Error (Constant) 0,803 0,471 Opportunity 0,236 0,081 0,264 Pressures 0,263 0,080 0,295 Rationalization 0,294 0,116 0,205 F 18,929 (Sig : 0,000) R 0,582 R Square 0,338 Adj.R.Square 0,321 Variabel T Sig.

1,703 2,925 3,285 2,526

0,091 0,004 0,001 0,013

Keterangan:  Jumlah Responden (n)  Nilai t tabel α : 5%  Variabel dependen  Jumlah variabel bebas (k) = 115 = 1,960 = kecurangan atas laporan keuangan =3

Berdasrkan tabel 4.13, maka dapat disusun persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = 0,803 + 0,236 X1 + 0,263 X2 + 0,294 X3 + e

26

Berdasarkan hasil regresi berganda yang terbentuk dari tabel 7, maka dapat diketahui bahwa semua variabel independen (opportunity, pressures, dan rationalization) berpengaruh terhadap variabel dependennya (financial statement standart). Jadi setiap adanya peningkatan 1 satuan pada variabel independen sedangkan variabel lain tetap, maka akan menyebabkan peningkatan pada variabel dependen sebesar nilai koefisien masing-masing variabel independen (0,236, 0,263, dan 0,294). 4.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis Pada penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang akan diuji yaitu bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap opportunity, pressures, dan rationalization sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda (multiple regressien analysis) yaitu dengan melihat tingkat signifikansi dari masing-masing pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat diketahui bahwa hipotesis diterima atau ditolak. Analisis ini menggunakan tiga pengujian, yaitu uji koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t. 4.2.4.1 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berdasarkan tabel 8 menunjukkan nilai koefisien determinasi dari kolom Adjusted R2 adalah 0,321, hal ini berarti bahwa 32,1% variasi kecurangan atas laporan keuangan dapat dijelaskan dari tiga variabel independen yaitu opportunity, pressures, dan

27

rationalization, sedangkan sisanya 67, 9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi. Tabel 8 Nilai Adjusted R2 R 0,582(a) R Square 0,338 Adjusted R Square 0,321

4.2.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji hipotesis pertama yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara simultan dari variabel independen (opportunity, pressures, dan rationalization) terhadap variabel dependen (financial statement fraud). Variabel-variabel independen dikatakan berpengaruh apabila nilai signifikan F hitung dibawah 0,05 atau 5%. Tabel 9 Hasil Uji Simultan (Uji F) Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 12,827 25,071 37,898 Df Mean Square 3 4,276 111 0,226 114 F 18,929 Sig. 0,000(a)

Berdasarkan hasil uji simultan terhadap variabel independen yang terlihat pada tabel 9 diperoleh Fhitung (18,929) > Ftabel(2,68). Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen (opportunity, pressures, dan rationalization) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (financial statement fraud). 4.2.4.3. Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yang dapat di lihat dari nilai koefisien β dan p-value (signifikan t) dari tiap-tiap variabel

28

independen. Apabila nilai positif maka ada hubungan positif, demikian juga sebaliknya. Apabila p-value lebih dari alpha yang digunakan, maka hipotesis alternatif diterima. Tingkat keyakinan (confidence interval) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% (α = 5%), yang berarti mentoleransi tingkat penyimpangan maksimum 5%. Tabel 10 Hasil Uji Parsial (Uji t) Model Unstandardized Coefficients B 0,803 0,236 0,263 0,294 Std. Error 0,471 0,081 0,080 0,116 T Sig.

1

(Constant) Opportunity Pressures Rationalization

1,703 2,925 3,285 2,526

0,091 0,004 0,001 0,013

Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel independen terlihat pada tabel 10, berikut kriteria signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 11 Kriteria Signifikansi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen No Variabel 1. Opportunity 2. Pressures 3. Rationalization thitung 2,925 3,285 2,526 ttabel ±1,960 ±1,960 ±1,960 Sig 0,004 0,001 0,013 Kriteria Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak

Penjelasan: 1. Variabel Opportunity Hasil uji parsial terhadap variabel Opportunity diperoleh thitung sebesar 2,925 dengan ttabel 1,960 dan tingkat signifikansi sebesar 0,004. Jadi terdapat pengaruh Opportunity sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement

29

fraud yang ditunjukkan oleh thitung (2,925) > ttabel (1,960) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05). 2. Variabel Pressures Hasil uji parsial terhadap variabel Pressures diperoleh thitung sebesar 3,285 dengan ttabel 1,960 dan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Jadi terdapat pengaruh pressures sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud yang ditunjukkan oleh thitung (3,285) > ttabel (1,960) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). 3. Variabel Rationalization Hasil uji parsial terhadap variabel Rationalization diperoleh thitung sebesar 2,526 dengan ttabel 1,960 dan tingkat signifikansi sebesar 0,013. Jadi terdapat pengaruh rationalization sebagai faktor penyebab terjadinya financial

statement fraud yang ditunjukkan oleh thitung (2,526) > ttabel (1,960) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1, 2, dan 3 yang menyatakan bahwa secara parsial opportunity, pressures, dan rationalization berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. 4.3. Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil uji simultan terhadap variabel independen yang terlihat pada tabel 9 diperoleh Fhitung (18,929) > Ftabel(2,68). Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini konsisten dengan penelitian

30

yang dilakukan Yeni (2011), Malgwi and Carter (n.d) dan Mursyadi (2010) yang menyatakan bahwa fraud triangel secara simultan berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen (opportunity, pressures, dan rationalization) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (financial statement fraud). Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel opportunity sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud diperoleh thitung (2,925) > ttabel (1,960) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05). Hasil ini mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya, yaitu opportunity berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Vallensia (2011), Yeni (2011) dan Malgwi and Carter (n.d) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh opportunity sebagai faktor penyebab terjadinya fraud. Kesempatan terjadi akibat adanya keadaan yang menyebabkan pelaku secara leluasa dapat menjalankan aksinya yang disebabkan oleh pengendalian internal yang lemah, ketidakdisplinan, kelemahan dalam mengakses informasi, tidak ada mekanisme audit, dan sikap apatis. Hal yang paling menonjol di sini adalah dalam hal pengendalian internal. Pengendalian internal yang tidak baik akan memberi peluang orang untuk melakukan kecurangan. Menurut Arens (2008), meskipun laporan keuangan semua perusahaan berpotensi untuk dapat dimanipulasi, namun lebih tinggi risiko terjadinya fraud ketika perusahaan yang bergerak di industri yang membutuhkan pertimbangan (judgment) dan estimasi yang signifikan dalam transaksinya. Misalnya perusahaan yang memiliki banyak persediaan yang bertempat

31

diberbagai lokasi. Hal lain adalah kelemahan proses akuntansi dan sistem informasi, termasuk jika ada pergantian pegawai akuntansinya. Jadi, hal ini juga menyebabkan laporan keuangan yang dibuat menyimpang sehingga menyesatkan para pemakai laporan keuangan tersebut, misalnya investor. Hal ini sesuai dengan teori personal pada pendekatan greed or temptation yang menyatakan bahwa sifat seseorang pada dasarnya serakah dan bahwa setiap karyawan akan mencuri jika ada kesempatan. Sehingga organisasi tertentu akan mengalami kerugian yang besar dari pencurian yang dilakukan karyawan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa opportunity berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel pressures sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud diperoleh thitung (3,285) > ttabel (1,960) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Hasil ini mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya, yaitu pressures berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2008), Yeni (2011), Malgwi and Carter (n.d), dan Musryadi (2010) yang membuktikan bahwa pressures memiliki pengaruh terhadap terjadinya fraud. Tekanan yang dirasakan pada manajer atau karyawan pada suatu perusahaan dapat terjadi ketika adanya faktor internal dan eksternal pelaku yang menekan pelaku untuk melakukan kecurangan, salah satu faktor tersebut adalah stabilitas keuangan yang terancam oleh kondisi ekonomi dan industri. Hal ini sesuai dengan teori personal pada pendekatan “the need approach” dan “deviant individual background” yang

32

menyatakan bahwa karyawan melakukan pencurian pada organisasi karena ingin memenuhi kebutuhan keuangan dan kebutuhan sosial, serta latar belakang individu yang menyimpang sehingga tekanan dari berbagai pihak (misalnya

pimpinan). Pada workplace theories pada pendekatan “perceived organizational fairness” pencurian yang dilakukan karyawan dipandang sebagai penanganan khusus terhadap perilaku menyimpang yang dirasakan dari pimpinannya, sehingga pendekatan ini menunjukkan “flip side” dari “theft by inherently bad employees” yang menyatakan bahwa pimpinan sebagai penyebab karyawan melakukan pencurian. Sehingga dapat disimpulakan bahwa pressures berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel rationalization sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud diperoleh thitung (2,526) > ttabel (1,960) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05). Hasil ini mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya, yaitu rationalization berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2008) Yeni (2011), Malgwi and Carter (n.d) dan Musryadi (2010) yang

membuktikan bahwa rationalization memiliki pengaruh terhadap terjadinya fraud. Sikap atau karakter adalah sesuatu yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan kecurangan. Menurut Arens (2008) sikap manajemen puncak terhadap pelaporan keuangan merupakan faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan terjadinya financial statement fraud. Jika CEO atau manajer puncak lainnya mendominasi pada proses pelaporan keuangan, seperti

33

konsisten menerbitkan perkiraan yang terlalu optimis, atau mereka terlalu khawatir untuk memenuhi proyeksi laba para analis pasar, sehingga financial statement fraud lebih mungkin terjadi. Sikap manajemen atau nilai-nilai etika juga dapat membuat mereka lebih mudah untuk merasionalisasi tindakan kecurangan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rationalization berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Penelitian ini juga mampu membuktikan bahwa mahasiswa akuntansi sudah baik dalam memberikan persepsi bahwa adanya pengaruh fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud. Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi adalah positif, yaitu di lihat dari jumlah rata-rata jawaban keseluruhan responden pada semua item pernyataan memiliki rata-rata di atas tiga (mean > 3) yang ditampilkan pada tabel 3 Berikut kriteria pengambilan keputusan baik atau buruk persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud: Tabel 12 Kriteria Pengambilan Keputusan Baik atau Buruk Persepsi Mahasiswa Terhadap Fraud Triangel Sebagai Faktor Penyebab Terjadinya Financial Statement Fraud Variabel Mean Standar Signifikan Keputusan Deviasi (+) atau (-) Opportunity 3,8147 0,64536 0,004 (+) Baik Pressures 3,9374 0,40294 0,001 (+) Baik Rationalization 3,8017 0,64699 0,013 (+) Baik

Berdasarkan hasil statistik deskriptif dan uji parsial pada tabel 12 dapat diketahui bahwa rata-rata persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud sudah baik. Hal ini

34

dibuktikan dengan hasil mean pada ke tiga variabel tersebut lebih dari 3 (mean > 3 maka baik, mean 0,05 maka (-)), hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu persepsi mahasiswa terhadap fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud adalah baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Musryadi (2010), Ratri (2008), Malgwi and Carter (n.d) dan Yeni (2011) yang membuktikan bahwa persepsi mahasiswa terhadap fraud adalah baik. Jadi mahasiswa telah memiliki persepsi bahwa financial statement fraud adalah suatu tindakan yang tidak dibenarkan karena hal tersebut bersifat buruk dan dapat merugikan diri sendiri dan pihak lainnya serta fraud triangel sebagai kondisi yang selalu hadir pada diri pelaku untuk melakukan kecurangan. Tabel 12 juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata (nilai mean) dari keseluruhan responden terhadap variabel yang diteliti diperoleh nilai mean tertinggi (3,9374) dengan signifikansi jauh di bawah 0,05 ( 0,001 0,004 > 0,001) dibandingkan dengan pressures dan opportunity, jadi hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu pressures sebagai faktor yang paling dominan mempengaruhi financial statement fraud. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Malgwi and Carter (n.d), Musryadi (2010),

35

Vallensia (2011), dan Yeni (2011) yang menyatakan bahwa pressures merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya financial statement fraud. Hal ini menunjukkan bahwa sikap atau karakter yang menyebabkan satu atau lebih individu untuk secara rasional melakukan kecurangan lebih kecil pengaruhnya apabila tidak ada tekanan baik dari internal dan eksternal pribadi individu yang dapat menekan individu untuk melakukan kecurangan serta kesempatan untuk melakukan kecurangan tersebut. 5. 5.1. KESIMPULAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi terhadap fraud triangle sebagai faktor penyebab financial statement fraud. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bab sebelumnya memberikan simpulan bahwa financial statement fraud (kecurangan atas laporan keuangan) terjadi karena disebabkan oleh fraud triangel yang terdiri dari opportinity, pressures, dan rationalization. Mahasiswa akuntansi memiliki persepsi yang baik mengenai fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya kecurangan atas laporan keuangan dengan hasil rata-rata jawaban responden pada semua item pertanyaan memiliki nilai yang positif. Berdasarkan persepsi mahasiswa tersebut diketahui bahwa faktor pressures menjadi faktor yang paling memungkinkan terjadinya financial statement fraud. 5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran Pada penelitian ini, perlu diingat bahwa penelitian ini mempunyai keterbatasan. Oleh karena itu, keterbatasan ini perlu diperhatikan untuk penelitian

36

berikutnya agar mendapat data dan hasil yang lebih akurat. Keterbatasan dan saran pada penelitian ini di antaranya, jumlah responden yang digunakan hanya terdiri dari dua angkatan mahasiswa dan jumlahnya hanya terbatas pada sampel bukan populasi secara utuh. Selain itu, penelitian masih sempit hanya pada mahasiswa akuntansi Universitas Mataram yang diteliti. Maka untuk penelitian selanjutnya agar objek penelitian sebaiknya diperluas yaitu disertai dengan perbandingan dari universitas lain ataupun perbandingan antara angkatan pada satu universitas untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap fraud triangel sebagai faktor penyebab terjadinya financial statement fraud. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan bukan hanya disebabkan oleh fraud triangel, tapi masih banyak faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan pelaku untuk melakukan tindakan kecurangan, misalnya Greedy yaitu

keserakahan seseorang akan kekayaan dapat memicu orang tersebut bertindak curang karena merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki. Maka untuk penelitian selanjutnya perlu meneliti variabel lain yang dapat mempengaruhi terjadinya kecurangan. Selain itu, penelitian ini juga tidak secara langsung melakukan peneiian pada lembaga-lembaga yang terlibat langsung dalam masalah fraud, seperti di kepolisian, kejaksaan, dan lainnya. Sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat menjadikan lembaga-lembaga tersebut sebagai sampel pada penelitiannya. 1.3 Implikasi Penelitian Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

37

1. Mahasiswa akuntansi hendaknya meningkatkan wawasan dan pengetahuannya mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecurangan, khususnya kecurangan pada laporan keuangan. Sehingga pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya kecurangan khususnya yang terkait dengan kecurangan atas laporan keuangan. Hal ini juga dapat berguna untuk membentuk persepsi yang lebih akurat mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecurangan. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum pendidikan akuntansi dalam upaya untuk menigkatkan kualitasnya. Setidaknya hasil penelitian ini akan dapat menjadi indikator mengenai bagaimana calon-calon akuntan dan karyawan baik di sektor swasta maupun sektor pemerintah akan berperilaku professional di masa yang akan datang. 3. Secara kebijakan diharapkan pengelola Universitas/lembaga untuk

meningkatkan pemahaman dan penghayatan yang lebih untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai yang dapat mengurangi berbagai pelanggaran dalam bidang akuntansi khususnya pelanggaran pada laporan keuangan. Sehingga melalui pemahaman dan penghayatan dengan kesadaran penuh sedini mungkin, yaitu sejak bangku perkuliahan maka diharapkan dapat mengurangi pelanggaran dan kecurangan khususnya pada bidang akuntansi.

38

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. Steve., Albrecht, Conan C., Albrecht Chad O. 2009. Fraud Examination (3th ed). Canada : South-Western Cengage Learning. Arens. 2008. Auditing and Assurance Service. Pearson Prentice Hall. Astuti, Tiswiyanti, dan Mayarni. 2011. Perbedaan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yang Sudah Bekerja Dan Yang Belum Bekerja Terhadap Praktik Earning Management. Jurnal Akuntansi Volume 13, Nomor 2, Hal 07-12. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kurniawati, Ema. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Financial Statement Fraud Dalam perspektif Fraud Triangel. Skripsi: Universitas Diponegoro. Lou dan Wang . 2009. Fraud Risk Resiko Of the Fraud Triangel Assessing The Likelihood Of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Business & Economics Research Volume 7, Number 2. Malgwi, Charles A and Carter Rakovski. n.d. Behavioral Implications of Evaluating Determinants of Academic Fraud Risk Factors. Journal of Forensic & Investigative Accounting Vol. 1, Issue 2 Messier, William F., Steven M. Glover, dan Douglas F. Prawitt. 2005. Audit & Assurance: Pendekatan Sistematis 1 Edisi 4. Salemba Empat. Molida, Resti. 2012. Pengaruh financial stability, personal financial need dan ineffective monitoring pada financial statement fraud dalam perspektif Fraud triangle. Skripsi: Universitas Diponegoro. Musryadi. 2010. Persepsi Mahasiswa Terhadap Fraud (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Hasanuddin). Skripsi: Universitas Hasanudin. Prakoso, Elang Widjaya. 2009. Analisis Index Ratio Untuk Mendeteksi Fraud Laporan Keuangan. Yogyakarta. Ratri, Dian Kartika. 2008. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap PraktikPraktik Kecurangan (Fraud). Skripsi: Universitas Brawijaya.

39

Saifuddin, Azwar. 2000. Reliabiitas dan Validitas. Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Skousen, Christopher J. dan Brady James Twedt. 2009. “Fraud Score Analysis in Emerging Markets”. Journal of Accounting and Economics, Vol. 16, No. 3, h. 301- 315. Spathis, C.T.. 2002. Detecting False Financial Statements Using Published Data: Some Evidence from Greece. Managerial Auditing Journal 17, 4: 179– 91. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Taylor H. Donald and Glezen, William. 2008. Auditing: Integrated Concepts and Procedures. New York: John Wiley & Sons, Inc. Vallensia.2011. Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Non Akuntansi Universitas Bina Nusantara Terhadap Korupsi. Skripsi: Universitas Bina Nusantara. Wulandari dan Sularso, Sri. 2002. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan Indonesia. Perspektif. Vol 7, no, 2 : 71-87. Yeni. 2011. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Universitas Bina Nusantara Terhadap Fraudulent Financial Statement. Skripsi: Universitas Bina Nusantara.

Similar Documents

Free Essay

Analisis Potensi Risiko

...i ANALISIS PREDIKSI POTENSI RISIKO FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT MELALUI FRAUD SCORE MODEL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur y ang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh : VIVA YUSTITIA RINI NIM. C2C008146 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 i ii PERSETUJUAN SKRIPSI Nama Penyusun Nomor Induk Mahasiswa Fakultas/Jurusan : Viva Yustitia Rini : C2C008078 : Ekonomika dan Bisnis / Akuntansi Judul Skripsi : ANALISIS PREDIKSI POTENSI RISIKO FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT MELALUI FRAUD SCORE MODEL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20082010) Dosen Pembimbing : Drs. H. Tarmizi Achmad, MBA, Ph.D, Akt. Semarang, 5 Juni 2012 Dosen pembimbing, (Drs. H. Tarmizi Achmad, MBA, Ph.D, Akt.) NIP . 19550418 198603 1001 ii iii PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN Nama Penyusun Nomor Induk Mahasiswa Fakultas/Jurusan : Viva Yustitia Rini : C2C008146 : Ekonomika dan Bisnis /Akuntansi Judul Usulan Skripsi : ANALISIS PREDIKSI POTENSI RISIKO FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT MELALUI FRAUD SCORE MODEL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010) Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 20 Juni 2012 Tim Penguji : 1. Drs...

Words: 10403 - Pages: 42