Free Essay

Risiko Bisnis

In:

Submitted By iskags
Words 2745
Pages 11
ANALISIS RISIKO PEMASARAN TANAMAN HIAS POT DI PT BINA USAHA FLORA, KECAMATAN SUKARESMI, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

Pendahuluan 1.1 Latar belakang
Pada usaha tanaman hias terdapat risiko yang harus dihadapi. Volume penjualan tanaman hias pot setiap bulan cukup berflukuatif, terdapat kecenderungan perbedaan intensitas penjualan untuk bulan-bulan tertentu. Selain itu, tanaman hias pot merupakan kebutuhan tersier, sehingga jika daya beli masyarakat menurun mereka lebih mendahulukan kebutuhan primer dan sekunder dibandingkan kebutuhan tersier. Oleh karena itu, pengusaha tanaman hias harus berusaha agara permintaan akan tanaman hias tetap ada.
PT Bina Usaha Flora (BUF) merupakan salah satu perusahaan yang terdapat di wilayah Cipanas, Kabupaten Cianjur.Perusahaan ini memproduksi tanaman pot, terutama jenis semusim. Ada lebih dari 20 jenis tanaman pot yang meliputi tanaman indoor dan outdoor. Sebagian besar tanaman yang ada diperbanyak dengan benih. PT BUF terletak di komplek Taman Bunga Nusantara, jalan Mariwati Km 5,5 Desa Pataruman, Kecamatan Sukaresmi, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dalam perkembangannya, PT BUF mengalami kendala dalam pemasaran produknya maka PT BUF perlu melakukan kegiatan yang tepat untuk mengelola risiko yang dihadapi perusahaan

1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana risiko pemasaran yang dialami oleh PT BUF dan apakah sumbersumber risiko tersebut ? 2. Sejauh mana hubungan diversifikasi yang dilakukan oleh PT BUF dalam upaya mengurangi risiko? 3. Apakah bentuk strategi penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan oleh PT
BUF?

1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi risiko pemasaran dan sumber-sumber risiko tanaman hias pot yang terjadi di PT BUF. 2. Menganalisis hubungan diversifikasi usaha dengan upaya mengurangi risiko pada PT BUF. 3. Mengkaji alternatif penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan oleh PT
BUF.
Metode Penelitian
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT Bina Usaha Flora (PT BUF) yang terletak di komplek Taman Bunga Nusantara, jalan Mariwati Km 5,5 Desa Pataruman, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa tersebut merupakan tempat produksi tanaman hias yang cukup besar bergerak pada bidang potted plant, bedding plant, dan bunga potong. Perusahaan telah melakukan usaha diversifikasi untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2012 hingga April 2012.

2.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaaan PT BUF, seperti General Manager, Koordinator Ornamental dan Kepala Produksi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur dan instansi yang terkait seperti BPS, Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Hortikultura, perpustakaan LSI IPB, internet dan literatur lain yang relevan.

2.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah dengan bantuan program Microsoft Excel. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis ini untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan manajemen risiko yang diterapkan perusahaan.. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi sumber risiko, melakukan pengukuran risiko, penanganan risiko dan evaluasi untuk melihat efektivitas penanganan risiko yang diterapkan perusahaan. Analisis kuantitatif terdiri dari analisis risiko pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi.

2.3.1 Analisis Risiko pada Kegiatan Spesialisasi
Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan (deviation) terhadap return dari suatu aset. Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penyimpangan diantaranya adalah varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan kofisien variasi (coefficient variation). Penentuan peluang berdasarkan suatu kejadian pada yang dapat diukur dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya. Peluang dari masing-masing kejadian akan diperoleh pada setiap kondisi yakni tertinggi, normal dan terendah. Pengukuran peluang pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung.

2.3.1 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Diversifikasi
Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam menginvestasikan dananya dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset dinamakan dengan diversifikasi. Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha. Diversifikasi adalah salah satu upaya untuk meminimalisasi risiko yang ada. Risiko yang dihadapi disebut dengan risiko portofolio. Komoditi yang dianalisis dalam kegiatan diversifikasi adalah kombinasi dua, tiga, dan empat komoditi.
Fraction portofolio atau bobot komoditi yang diperoleh pada masingmasing komoditi ditentukan dari perbandingan luas lahan komoditi dengan total luas lahan yang diusahakan pada kegiatan portofolio tersebut. Total bobot dari beberapa kegiatan portofolio berjumlah satu.

Gambaran Umum Perusahaan

PT BUF terletak di Jalan Mariwati Km 5,5 Desa Pataruman Kecamatan Sukaresmi, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pada awal berdirinya, luas lahan yang dimiliki oleh PT BUF adalah 1,5 ha dengan luas areal produktif 6400m². Pada tahun 2006, perusahaan ini melakukan perluasan lahan budidaya yang terletak di Desa Ciwalen dengan luas lahan 2,7 ha yang dinamakan PT BUF Ornamental, pada lahan ini khusus untuk budidaya tanaman hias pot, tanaman hias hamparan, dan bunga potong dari bibit hingga siap jual. Perluasan lahan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hasil produksi agar perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat. Sedangkan lahan yang berada di Desa Paturaman khusus memproduksi bibit.
PT BUF berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen sesuai dengan mottonya ‘We Bring Colors to Your Garden’. Perusahaan ini memproduksi berbagai tanaman hias pot, tanaman hias hamparan, bibit siap tanam, dan bunga potong, seperti Snapdragon, Sunflower, African Marigold, Begonia. Gazania, French Marigold, Ornamental Pepper, Celosia, Geranium, Petunia, Coleus, Gerbera, Gloxinia, Vinca, Pentas, Dusty Miller, Torenia, dll.

Hasil dan Pembahasan
4.1 Identifikasi Risiko
Tingkat risiko yang dihadapi oleh PT BUF dalam melakukan usaha tanaman hias pot dapat dihitung dengan menggunakan standard deviation,variance, dan coefficient variation. Sebelumnya perlu dicari nilai peluang yang dapat diketahui dengan melakukan penilaian risiko pemasaran berdasarkan penerimaan. Nilai peluang dilakukan dengan mengukur peluang yang diperoleh dari frekuensi kejadian yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung.
Data yang digunakan adalah data penjualan tanaman hias vinca, gloxinia, petunia dan pentas yang diperoleh perusahaan selama 24 bulan. Data ini merupakan data penjualan keempat tanaman hias apabila dilakukan pada kegiatan spesialisasi dengan menggunakan luas lahan yang sama pada saat kegiatan diversifikasi yaitu seluas 93,49 m2. Jika perusahaan melakukan kegiatan spesialisasi, kemungkinan penjualan tanaman hias pada masing-masing komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan melakukan kegiatan diversifikasi seperti saat ini. Hal ini dikarenakan penggunaan lahan yang lebih luas pada saat melakukan kegiatan spesialisasi yang memungkinkan perusahaaan untuk memproduksi masing-masing komoditi dalam jumlah yang lebih besar. Namun jelas kegiatan spesialisasi memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan pada kegiatan spesialisasi yang akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

Tahun | Bulan | Komoditi | | | Vinca | Gloxinia | Petunia | Pentas | 2010 | Januari | 1170 | 701 | 199 | 1301 | | Februari | 134 | 992 | 471 | 128 | | Maret | 1058 | 356 | 520 | 964 | | April | 172 | 0 | 122 | 5180 | | Mei | 196 | 771 | 53 | 5446 | | Juni | 1219 | 481 | 704 | 3998 | | Juli | 1064 | 201 | 1576 | 230 | | Agustus | 1496 | 70 | 1258 | 6094 | | September | 551 | 50 | 573 | 1683 | | Oktober | 291 | 0 | 536 | 383 | | November | 729 | 541 | 539 | 8057 | | Desember | 1549 | 996 | 796 | 0 | 2011 | Januari | 2047 | 2755 | 1996 | 2657 | | Februari | 507 | 551 | 2429 | 5 | | Maret | 877 | 5 | 1515 | 5849 | | April | 1067 | 50 | 1802 | 12319 | | Mei | 2212 | 45 | 1610 | 5451 | | Juni | 995 | 551 | 3454 | 1545 | | Juli | 791 | 536 | 830 | 4054 | | Agustus | 901 | 486 | 2666 | 4737 | | September | 628 | 176 | 1067 | 7215 | | Oktober | 1152 | 131 | 1059 | 7868 | | November | 2448 | 110 | 348 | 6659 | | Desember | 1256 | 70 | 1182 | 444 |

Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi pra penjualan pada PT BUF adalah sebagai berikut: 1. Waktu Penanaman Bibit
Bibit yang diproduksi oleh PT BUF merupakan bibit dengan kualitas baik. Penanaman bibit yang tepat waktu akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk tanaman vinca bibit sebaiknya ditanam saat berumur tiga sampai empat minggu, untuk tanaman petunia pada saat empat minggu, sedangkan untuk tanaman gloxinia dan pentas adalah delapan minggu. Namun terkadang penanaman bibit tidak tepat waktu, biasanya bibit ditanaman melebihi batas waktu yang seharusnya, akibatnya pertumbuhan tanaman tidak baik dan berpengaruh pada kualitas tanaman itu sendiri. Padahal tanaman hias yang siap jual haruslah memiliki kualitas yang baik, tampilan menarik, dan sesuai dengan standar yang ada agar sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2. Kondisi Cuaca dan Iklim
Kondisi cuaca dan iklim merupakan salah satu faktor alam yang dapat berpengaruh pada produksi tanaman hias. Terjadinya hujan secara terus menerus akan menyebabkan kondisi basah dan lembab yang berpengaruh kondisi tanaman hias menjadi busuk. Sedangkan musim panas dapat mengakibatkan tanaman hias menjadi kering. Namun keadaan ini jarang terjadi karena tanaman hias berada di green house sehingga terlindungi dari efek langsung hujan dan kemarau. Sebaliknya, kondisi cuaca dan iklim mengakibatnya timbulnya serangan hama dan penyakit pada tanaman hias. Serangan penyakit biasanya terjadi pada saat musim hujan karena keadaan yang lembab. Selain itu pada saat peralihan musim (pancaroba) serangan hama dan penyakit juga banyak terjadi.

3. Hama dan Penyakit
Perusahaan juga dihadapkan pada risiko yang berasal dari serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit pada keempat komoditas ini berbedabeda. Pada vinca jenis hama yang menyerang adalah Thrips. Thrips merupakan serangga berwarna kekuningan, lonjong dan dapat meloncat yang dapat menyerang bagian daun, mahkota bunga, atau kelopak bunga. Gejala tanaman yang terserang Thrips ialah warna bunga tampak kusam, daun menggulung dan mengerut, dan pertumbuhan tanaman tidak optimal. Selain hama, pada tanaman vinca rentan terhadap penyakit layu Fusarium. Penyakit ini menyebabkan daun tampak suram, kurang segar, dan pada bagian atas tanaman kering. Serangan pada tanaman muda meyebabkan tanaman tumbuh kerdil. Serangan yang hebat terjadi pada batang sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Pada tanaman gloxinia, hama yang biasa menyerang adalah ulat Grayak. Serangan ulat Grayak pada daun menyebabkan lubang pada daun dan serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun habis dimakan ulat. Serangan berat ini umumnya terjadi pada saat musim kemarau. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang adalah layu Fusarium. Pada tanaman petunia serangan hama yang terjadi disebabkan oleh ulat Grayak. Dan pada tanaman pentas serangan hama disebabkan oleh ulat Grayak dan Thrips.

4.2 Risiko Pemasaran

4.2.1 Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen tanaman hias pada perusahaan dapat dilihat pada selera yang dimiliki oleh konsumen tersebut serta kegunaan dari masing-masing tanaman hias. Konsumen tanaman hias vinca tertarik untuk membeli tanaman ini karena bentuk bunganya yang sederhana dan warnanya yang beranekaragam. Konsumen tanaman ini berasal dari konsumen akhir, florist ataupun grower. Konsumen pada tanaman hias gloxinia tertarik untuk melakukan pembelian karena tanaman ini memiliki bentuk bunga ganda yang indah. Konsumen dari tanaman ini biasanya merupakan konsumen akhir yang memajang tanamannya di atas meja. Pada tanaman hias petunia, konsumen tertarik karena bentuk bunganya yang indah serta warnanya yang sangat bervariasi dan unik. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman hias pot gantung ataupun sebagai tanaman lanskap karena sangat cocok untuk dikombinasikan dengan berbagai tanaman lainnya. Sedangkan pada tanaman hias pentas, konsumen lebih tertarik karena bunganya dapat mekar lebih tahan lama. Konsumen tanaman ini biasanya adalah grower.
Sebelumnya tanaman gloxinia sangat diminati oleh konsumen karena bunganya yang sangat indah, namun kini berubah seiring dengan selera konsumen yang juga ikut berubah. Hal ini terlihat dari penjualan gloxinia yang terus menurun setiap periodenya. Perubahan selera ini terjadi karena saat ini banyak konsumen yang lebih suka untuk mengkombinasikan tanaman pot sehingga menghasilkan warna yang menarik, sedangkan tanaman hias gloxinia merupakan tanaman yang cocok untuk dipajang secara tunggal. Berbeda dengan tanaman vinca, petunia dan pentas yang dapat dikombinasikan dengan tanaman lainnya. Fluktuasi permintaan terhadap keempat tanaman hias merupakan factor eksternal yang sulit untuk dikendalikan oleh perusahaan. Permintaan jenis tanaman hias yang tidak menentu membuat perusahaan cenderung untuk mengusahakan berbagai jenis tanaman (diversifikasi) agar penerimaan perusahaan kontinu. Kegiatan ini juga harus diimbangi dengan perhatian perusahaan terhadap setiap jenis tanaman hias karena memiliki perlakuan pemeliharaan yang berbeda-beda.

4.2.2 Analisis Risiko pada Kegiatan Spesialisasi

Nilai variance berbanding lurus dengan standard deviation, yaitu jika nilai variance yang diperoleh tinggi maka nilai standard deviation yang diperoleh juga akan tinggi, dan sebaliknya. Diantara keempat komoditas, tanaman hias petunia memiliki nilai variance dan standard deviation paling tinggi yaitu sebesar 1,07245E+14 dan 10.355.912,31. Sedangkan tanaman hias vinca memiliki nilai variance dan standard deviation paling rendah yaitu sebesar 1,71023E+13 dan 413.549,591. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin kecil variance dan standard deviation maka tingkat risikonya semakin kecil. Namun untuk melihat tingkat risiko lebih tepat dengan menggunakan coefficient variation.
Coefficient variation yang diukur dari rasio standard deviation dengan expected return. Semakin tinggi nilai coefficient variation maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa nilai coefficient variation tertinggi adalah gloxinia sebesar 1,319. Yang berarti bahwa setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh tanaman hias gloxinia menghadapi risiko kerugian senilai 1,319. Sedangkan nilai coefficient variation terendah adalah vinca sebesar 0,603. Yang berarti bahwa setiap satu rupiah yang dihasilkan oleh tanaman hias vinca menghadapi risiko kerugian senilai 0,603.

4.2.3 Analisis Risiko pada Kegiatan Diversifikasi

Komoditas | Coefficient Variation | Spesialisasi 1. Vinca 2. Gloxina 3. Petunia 4. Pentas | 0,6031,3190,7580,786 | Diversifikasi 1. Vinca dan Gloxina 2. Vinca dan Petunia 3. Vinca dan Pentas 4. Gloxinia dan Petunia 5. Gloxinia dan Pentas 6. Petunia dan Pentas 7. Vinca, Gloxinia, dan Petunia 8. Vinca, Gloxinia, dan Pentas 9. Vinca, Petunia, dan Pentas 10. Gloxinia, Petunia, dan Pentas 11. Vinca, Gloxinia, Petunia, dan Pentas | 0,7670,6930,7160,8550,9740,7940,7490,7840,7280,8530,765 |

Kegiatan diversifikasi terbukti dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan kegiatan spesialisasi. Tanaman hias yang sangat bergantung pada preferensi konsumen sangat cocok dilakukan dengan kegiatan diversifikasi agar penerimaan perusahaan dapat kontinyu. Dari hasil diversifikasi diperoleh nilai coefficient variation terendah pada gabungan komoditas vinca dan petunia yaitu sebesar 0,693. Namun kegiatan diversifikasi tidak dapat menghilangkan risiko sepenuhnya, karena risiko selalu ada di dalam suatu usaha. Hal ini dapat dilihat pada hasil variance, standard deviation, dan coefficient variation yang tidak sama dengan nol. Dengan adanya diversifikasi diharapkan perusahaan dapat mengurangi kegagalan dari usaha lainnya.

5.3 Strategi Penanganan Risiko

5.4.1 Melakukan Diversifikasi Usaha
PT Bina Usaha Flora melakukan diversifikasi usaha dengan memproduksi berbagai macam tanaman hias untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada perusahaan. Tanaman hias memiliki tingkat penjualan yang berfluktuatif yang disesuaikan dengan permintaan konsumen, maka dari itu perlu dilakukan diversifikasi usaha pada produknya. Jika suatu jenis tanaman hias sedang mengalami sedikit permintaan, maka bisa ditutupi dengan jenis tanaman hias lainnya yang lebih banyak permintaannya. Selain itu, perusahaan berusaha melakukan untuk selalu menjaga permintaan konsumen agar tetap stabil, yaitu dengan melakukan pembudidayaan bermacam warna pada setiap komoditas.

5.4.2 Melakukan Integrasi Vertikal
PT Bina Usaha Flora merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan usahanya mulai dari hulu hingga hilir. Usaha yang dimulai oleh perusahaan mulai dari pengadaan bibit tanman hais yang berkualitas, lalu melakukan pembudidayaan dan pembesaran tanaman hias, hingga melakukan pemasaran sendiri. Tanaman hias dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas, dengan adanya integrasi vertikal perusahaan tidak akan khawatir terhadap kualitas produknya karena bibit yang dibudidaya merupakan bibit berkualitas.

5.4.3 Melakukam Kemitraan
PT Bina Usaha Flora melakukan kemitraan dengan beberapa petani sekitar. Hal ini dilakukan karena permintaan terhadap tanaman hias sangat berfluktuatif dan tidak dapat diprediksi. Apabila permintaan sangat banyak, maka tanaman hias akan dipasok dari petani tersebut. Perusahaan memperhatikan kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dengan pemasok. Dengan bermitra kepada pihak lain, maka perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar tanaman hias. Kegiatan strategi penanganan risiko yang telah dilakukan oleh perusahaan ternyata masih belum dapat mengatasi permasalahan pada kegiatan pemasaran tanaman hias. Kegiatan pemasaran tanaman hias yang dilakukan perusahaan perlu mendapat perhatian yang sama penting dengan kegiatan produksi tanaman hias tersebut. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Melakukan promosi yang lebih efektif 2. Menjalin Networking yang luas 3. Kontrak Pemasaran

Kesimpulan

1. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan berasal dari adanya fluktuasi penjualan dari tanaman vinca, gloxinia, petunia dan pentas yang berdampak terhadap penerimaan perusahaan. Fluktuasi penjualan pada keempat komoditas perusahaan terjadi karena beberapa sumber risiko, yaitu adanya preferensi konsumen, adanya event tertentu, kurangnya informasi pasar dan kerusakan tanaman pada saat pengiriman

2. Diversifikasi usaha yang dilakukan oleh PT Bina Usaha Flora dengan melakukan penjualan tanaman vinca, gloxinia, petunia dan pentas merupakan suatu cara untuk mengurangi risiko pemasaran. Diversifikasi yang dilakukan dengan kombinasi vinca memberikan risiko yang paling rendah dibandingkan dengan kombinasi lainnya. Dari hasil diversifikasi diperoleh nilai coefficient variation terendah pada gabungan komoditas vinca dan petunia yaitu sebesar 0,693. Hal ini berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan akan menghasilkan risiko sebesar 0,693 rupiah.

3. PT Bina Usaha Flora sudah menyadari akan adanya risiko dalam kegiatan usahanya, sehingga perusahaan berusaha untuk melakukan penanganan dan pengendalian terhadap risiko yang dihadapi. Strategi yang telah dilakukan perusahaan adalah strategi mitigasi, yakni strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari adanya risiko, seperti: melakukan diversifikasi usaha, melakukan integrasi vertikal dan melakukan kemitraan.

Similar Documents

Free Essay

Evaluasi Risiko Bisnis Klien Pada Dell Computer

...UTS AUDITING DAN ATESTASI DELL COMPUTER CORPORATION EVALUASI RISIKO BISNIS KLIEN [pic] OLEH: Elisa Dian Fatmawati 2012200676 PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 DELL COMPUTER CORPORATION EVALUASI RISIKO BISNIS KLIEN PENDAHULUAN Dell Computer Corporation (Dell) mendesain, mengembangkan, membuat, memasarkan, melayani, dan mendukung beragam sistem komputer, termasuk desktop, notebook, workstation, dan server network. Perusahaan juga memasarkan software, peripheral komputer, dan program layanan dan ukungan pasca jual. Produk perusahaan dijual di lebih dari 170 negara dan memiliki fasilitas manufaktur di dan sekitar Austin, Texas; Nashville, Tennessee; Eldorado do Sul, Brazil; Limerick, Irlandia; Penang, Malaysia; dan Xiamen, China. Pendapatan bersih pada tahun fiskal 2011 sebasar $61,494 milyar dan laba bersihnya sebesar $ 2,635 milyar. Strategi bisnis perusahaan adalah memberikan pengalaman konsumen terbaik lewat hubungan konsumen yang langsung dan komprehensif, penelitian dan pengembangan kooperatif bersama partner teknologi, sistem komputer custom-built, dan program layanan dan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Pendekatan konsumen langsung menghapuskan kebutuhan untuk mendukung network ekstensif dari dealer wholesale dan retail. Fokus konsumen langsung sepertinya memudahkan perusahaan untuk mengurangi produknya dengan menghindari markup dealer tipikal dan menghindari biaya inventaris...

Words: 2580 - Pages: 11

Free Essay

Metlit

...TUGAS MATA KULIAH : METODE PENELITIAN BISNIS NAMA : Antonius NPM : 120820110526 KONSENTRASI : Perbankan PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013 PENELITIAN Bank merupakan sebuah lembaga intermediasi yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan serta memberikan jasa layanan transaksional. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melindungi nasabah dan perekonomian dari kegagalan proses dan prosedur yang dilaksanakan oleh bank yang kemudian menyebabkan kerugian atau negative impact. Bank diwajibkan memiliki modal yang cukup untuk mengantisipasi risiko yang dihadapi atau dengan kata lain tercukupinya modal minimal dalam menghadapi potensi kerugian yang mungkin muncul. Risiko didefinisikan sebagai peluang terjadinya hasil (outcome) yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian bank. Bank wajib menerapkan manajemen risiko, yang berupa serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengindentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang dapat timbul dari kegiatan usaha bank. Risiko dalam dunia perbankan cukup banyak terutama karena adanya ketidakpastian, salah satunya adalah risiko operasional. Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari kejadian eksternal dan hukum. Bank Daerah yang notabene merupakan lembaga keuangan...

Words: 508 - Pages: 3

Free Essay

Tugas

...PEMBAHAS MANAJEMEN RISIKO Anggota Kelompok 9: 1. Fetty Rahmawati (1203011312xxx) 2. Oktaviana (12030113140187) 3. Rr. Naidia Astrinita (12030113140198) 4. M. Irwan Bin Sutikno (12030113140234) 5. Andrea Suryajaya (12030113140xxx) KELAS E FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG BAB I Pembahasan Manajemen Risiko * Risiko Risiko dapat didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan, selain itu ada juga yang mendefinisikan sebagai kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan, pengertian ini biasanya dipakai dalam analisis investasi. Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan dapat memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Alat untuk mengukur risiko disebut standar deviasi yang biasa digunakan untuk mengukur penyimpangan. Selain standar deviasi, probabilitas juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur risiko. Terdapat 2 tipe risiko : 1. Risiko Murni (pure risks) adalah risiko di mana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Contoh untuk tipe risiko ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran. 2. Risiko spekulatif adalah risiko di mana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Contoh risiko untuk tipe ini adalah usaha bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan mengutungkan individu lainnya. Menurut SBC Warburg, The Practice of Risk Management...

Words: 1084 - Pages: 5

Free Essay

Auditing

...AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 Prosedur Penilaian Risiko Tujuan dari prosedur penilaian risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saju yang material dalam laporan keuangan. Didalam prosedur penilaian risiko, akan terdapat bukti-bukti audit yang berguna untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Selain bukti, harus juga dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian dan/atau prosedur subtantif. Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang berpotensi berdampak pada salah saji yang material. Selama proses audit, terdapat tiga langkah prosedur penilaian risiko yang perlu dilakukan oleh auditor, yaitu: a. Prosedur Menanyakan Kepada Manajemen dan Pihak Lain (inquiries of management and others) Didalam ISA 240 dijelaskan mengenai beberapa hal yang wajib ditanyakan auditor kepada manajemen, yaitu antara lain : • Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kecurangan. • Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan. • Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas. ...

Words: 4693 - Pages: 19

Free Essay

Paper Ansoff

...itu produk / pasar matriks Pengenalan Matriks Ansoff Pertumbuhan adalah alat yang membantu bisnis memutuskan produk dan strategi pertumbuhan pasar. Produk / pasar matriks pertumbuhan Ansoff ini menunjukkan bahwa usaha bisnis 'untuk tumbuh tergantung pada apakah ia memasarkan produk baru atau yang sudah ada di pasar baru atau yang sudah ada.  Output dari matriks produk / pasar Ansoff adalah serangkaian strategi pertumbuhan menyarankan agar mengatur arah untuk strategi bisnis. Hal ini dijelaskan di bawah ini: Penetrasi pasar Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan untuk strategi pertumbuhan di mana bisnis berfokus pada penjualan produk yang ada ke pasar yang ada. Penetrasi pasar berusaha untuk mencapai empat tujuan utama: • Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk saat ini - ini dapat dicapai dengan kombinasi strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi penjualan dan sumber daya mungkin lebih didedikasikan untuk penjualan pribadi • Aman dominasi pasar pertumbuhan • Menata pasar yang matang dengan mengusir pesaing, hal ini akan membutuhkan kampanye promosi jauh lebih agresif, didukung oleh strategi harga yang dirancang untuk membuat pasar tidak menarik bagi pesaing • Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang sudah ada - misalnya dengan memperkenalkan skema loyalitas. Sebuah penetrasi pasar strategi pemasaran sangat banyak tentang "bisnis seperti biasa". Bisnis ini berfokus pada pasar dan produk yang tahu juga. Hal ini mungkin memiliki informasi yang...

Words: 2606 - Pages: 11

Free Essay

Rouge Trader Case Study

...arbitrase risiko rendah antara kontrak derivatif dari Singapura Mercantile Exchange dan Jepang Osaka Exchange. Sebuah skandal terjadi ketika Leeson meninggalkan kerugian $ 1,4 miliar pada neraca Barings 'karena spekulasi derivatif yang tidak sah, menyebabkan kematian bank berusia 233 tahun ini. Bagaimana Nick Leeson Menjadi Superstar Barings Bank Nick Leeson dibesarkan di Watford pinggiran London dan bekerja untuk Morgan Stanley setelah lulus dari universitas. Tak lama setelah itu, Leeson bergabung Barings dan dipindahkan ke Jakarta, Indonesia untuk menata ulang back-office yang melibatkan £ 100 juta dari sertifikat saham. Nick Leeson meningkatkan reputasinya dalam Barings ketika ia berhasil memperbaiki situasi dalam 10 bulan. Pada tahun 1992, setelah sukses awalnya, Nick Leeson dipindahkan ke Barings Securities di Singapura dan dipromosikan menjadi manajer umum, dengan kewenangan untuk mempekerjakan trader dan staf back office. Pengalaman Leeson dengan perdagangan terbatas, tapi ia mengambil ujian yang memenuhi syarat dia untuk berdagang di Singapura Mercantile Exchange (SIMEX) bersama tradernya. Menurut Istilah Risiko: "Leeson dan trader nya memiliki wewenang untuk melakukan dua jenis perdagangan: 1. Bertransaksi berjangka dan opsi pesanan untuk klien atau untuk perusahaan lain dalam organisasi Barings 2. Perbedaan harga arbitraging antara Nikkei berjangka yang diperdagangkan di SIMEX dan pertukaran Osaka Jepang. Arbitrase adalah strategi risiko inheren...

Words: 2069 - Pages: 9

Free Essay

Keterbatasan Laporan Keuangan Pt Modern Internasional

...PT MODERN INTERNASIONAL Tbk Keterbatasan laporan keuangan PT Modern Internasional sebagai berikut: 1. Risiko Persaingan Perusahaan dan anak perusahaan menghadapi persaingan pasar terhadap produk-produk sejenis yang dipasarkan oleh perusahaan lainnya. Adapun saingan-saingan PT Modern Internasional terutama persaingan pada salah satu sektor bisnis nya yaitu 7-Eleven. Indomaret, Alfamart, dan Circle K merupakan saingan utama dalam mendapat pangsa pasar. Terutama pada Circle K yang juga merupakan convenience store yang juga menjual beberapa produk siap saji. Persaingan yang ketat dapat mengakibatkan menurunnya tingkat laba yang diperoleh dan berkurangnya sebagian pangsa pasar produk-produk perusahaan. Apalagi persaingan di Indonesia pada industri ritel telah berada pada situasi yang sangat ramai. Convenience store 7-Eleven merupakan bisnis ritel yang fokus pada produk makanan dan minuman siap saji. Sebagai pemain baru di bisnis ritel di Indonesia 7-Eleven harus bisa ikut bersaing dengan pemain – pemain yang sudah ada. Tapi, meskipun persaingan industri ritel di Indonesia saat ini sangat ketat, pemain baru seperti 7-Eleven telah menunjukkan perkembangan yang baik dan perusahaan juga optimis mampu bersaing karena gerai convenience store 7-Eleven yang menyajikan makanan dan minuman siap saji ini memiliki perbedaan dari lawan - lawannya. Salah satu produknya yang telah dikenal secara internasional yaitu Slurpee yang telah membuat sebuah tren baru dalam sebuah minuman. Slurpee...

Words: 441 - Pages: 2

Free Essay

Manajemen Risiko Suku Bunga

...MANAJEMEN RISIKO SUKU BUNGA Risiko Suku Bunga & Pengelolaannya Semua lembaga keuangan tentunya akan menghadapi suatu risiko suku bunga yang mana merupakan risiko yang dialami akibat adanya perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran dan memberikan pengaruh tertentu terhadap perbankan. Risiko ini timbul dikarenakan adanya ketidakcocokan pada repricing aset dan kewajiban perbankan serta dapat memberikan pengaruh secara keseluruhan terhadap pendapatan dan modal perbankan. Risiko perubahan suku bunga tersebut dapat saja berakibat pada timbulnya kerugian maupun keuntungan yang akan dialami perbankan. Berkaitan dengan perubahan suku tingkat suku bunga, dalam hal ini terdapat 3 faktor utama yang memengaruhi perubahan tingkat suku bunga, diantaranya : * Kondisi ekonomi global. * Stabilitas ekonomi dalam negeri. * Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri. Dikarenakan adanya perubahan dan fluktuasi tingkat suku bunga secara tidak menentu, deregulasi, dan pertumbuhan produk-produk baik on maupun off-balance-sheet pada perbankan, hal tersebut kemudian menciptakan kerumitan dan tantangan tertentu bagi perbankan sehingga manajemen risiko suku bunga adalah hal yang mutlak diperlukan untuk menghadapi segala tantangan dan risiko yang ada. Manajemen risiko suku bunga dalam hal ini terdiri dari beragam kebijakan, aksi, dan teknik yang dapat digunakan perbankan untuk mereduksi risiko menurunan net equity yang diakibatkan dari adanya adverse change dari suku bunga. Sumber...

Words: 1781 - Pages: 8

Free Essay

Dbms Journal

...Bagaimana Cloud Computing Memungkinkan Proses dan Inovasi Model Bisnis Saul J. Berman, Lynn Kesterson-Townes, Anthony Marshall dan Rohini Srivathsa Meskipun cloud computing secara luas diakui sebagai permainan perubahan teknologi karena menawarkan layanan kapan saja, di mana saja, potensi untuk mengendalikan inovasi bisnis yang hampir belum dimanfaatkan. Bahkan, teknologi cloud memiliki kekuatan fundamental untuk menggeser competitive landscape dengan menyediakan sebuah platform baru untuk menciptakan dan memberikan nilai bisnis. Proposisi nilai pelanggan ( Customer Value Preposition) * Meningkatkan: organisasi dapat menggunakan cloud services untuk mempertahankan yang telah ada saat ini dan menarik pelanggan baru, mengumpulkan pendapatan tambahan dengan meningkatkan produk dan pelayanan saat ini serta meningkatkan pengalaman pelanggan. * Memperpanjang: teknologi cloud dapat membantu perusahaan menciptakan produk dan layanan baru atau memanfaatkan saluran baru ataupun metode pembayaran untuk menarik pelanggan yang ada atau yang memiliki segmen berdekatan untuk menghasilkan pendapatan baru yang lebih signifikan. * Menciptakan: perusahaan dapat menggunakan teknologi cloud untuk membuat sebuah ''kebutuhan”baru dan berpotensi memiliki pasar baru, sehingga menarik segmen pelanggan baru dan menghasilkan aliran pendapatan baru. Rantai nilai ( Value Chain ) * Meningkatkan: Cloud dapat membantu organisasi mempertahankan tempatnya dalam rantai nilai yang ada melalui...

Words: 2037 - Pages: 9

Free Essay

Basel 2

...potensial pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing individu nasabah. Sejalan dengan banyaknya inovasi keuangan, dan produk-produk yang ada di dunia perbankan semakin berkembang, maka semakin banyak pula risiko risiko yang muncul. Dan risiko-risiko ini tidak diatur dalam Basel I, sehingga dikembangkanlah konsep permodalan dan risiko perbankan yang baru, yang lebih dikenal dengan Basel II. Tentang Basel II Basel II dibuat berdasarkan struktur dasar the Basel I. Basel II memberikan kerangka perhitungan modal yang bersifat lebih sensitif terhadap risiko serta memberikan insentif terhadap peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko di bank. Hal ini dicapai dengan cara penyesuaian persyaratan modal dengan risiko dari kerugian kredit dan juga dengan memperkenalkan perubahan perhitungan modal dari eksposur yang disebabkan oleh risiko dari kerugian akibat kegagalan operasional. Basel II bertujuan meningkatkan keamanan dan kesehatan sistem keuangan, dengan menitikberatkan pada tiga pilar, yakni pilar pertama, perhitungan permodalan yang berbasis risiko; pilar kedua, supervisory review process; dan pilar ketiga, market discipline. Perbedaan Basel I dan Basel II [pic] Pilar-Pilar Basel 2 1. Pilar 1 - Minimum Capital Requirement Definisi Modal Dalam Basel II, bank harus menjaga sekurang -kurangnya delapan persen dari modalnya terhadap aset tertimbang menurut risiko. Dalam konteks ini, modal dibagi menjadi beberapa...

Words: 4147 - Pages: 17

Free Essay

Best Practices Pada Implementasi Data Center

...baik suara, teks, gambar, maupun multimedia melalui jaringan. Paper ilmiah ini ditulis untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai perancangan data center yang paling baik yang sudah diimplementasikan didalam praktik bisnis yang ada. Metodologi yang digunakan dalam penulisan paper ilmiah ini adalah dengan menggunakan referensi dari buku dan jurnal ilmiah sebagai dasar penulisan. Hasil yang ingin dicapai dari penulisan paper ilmiah ini adalah informasi yang ada didalam paper ilmiah ini diharapkan dijadikan acuan dan memberikan alternatif didalam perancangan dan perencanaan pembuatan data center bagi perusahaan. Melihat keadaan yang ada saat ini tentang pembuatan data center yang dilakukan, masih terdapat banyak aspek – aspek penting yang kurang diperhatikan seperti pemilihan lokasi pembangunan, perancangan layout data center, pemilihan hardware dan yang lainnya. Dengan mengidentifikasi kelemahan – kelemahan yang ditemukan tersebut, paper ilmiah ini akan membahas satu per satu bagian dalam perancangan dan perencanaan pembuatan data center secara keseluruhan, dari pemilihan lokasi pembangunan yang tepat sampai estimasi biaya yang dibutuhkan. Desain, perancangan dan perencanaan data center yang baik berperan penting dalam kelangsungan proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. Kata Kunci: Data...

Words: 5693 - Pages: 23

Free Essay

Corporate Diversification Strategy

...strategis sering mengejar diversifikasi ketika perusahaan mereka menghasilkan free cash flow, yaitu, sumber daya keuangan mereka tidak perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri inti perusahaan yang dapat digunakan untuk membiayai usaha bisnis baru yang menguntungkan. Sebuah perusahaan yang terdiversifikasi dapat menciptakan nilai dengan (a) mentransfer kompetensi di kalangan bisnis yang ada, (b) meningkatkan kompetensi untuk menciptakan bisnis baru, (c) berbagi sumber daya untuk mewujudkan ruang lingkup ekonomi, (d) menggunakan bundling produk, dan (e) mengambil keuntungan kompetensi organisasi umum yang meningkatkan kinerja dari semua unit bisnis dalam perusahaan yang terdiversifikasi. Biaya birokrasi kenaikan diversifikasi sebagai fungsi dari jumlah unit bisnis dalam perusahaan independen dan sejauh mana manajer mengkoordinasikan transfer sumber daya antara unit-unit bisnis. Ada tiga metode yang perusahaan digunakan untuk memasukkan industri baru: 1. Internal new venturing internal new venturing digunakan untuk memasukkan industri baru ketika sebuah perusahaan memiliki seperangkat kompetensi yang berharga dalam bisnis yang ada yang dapat dimanfaatkan atau digabungkan untuk memasuki sebuah bisnis baru atau industri. Banyak usaha internal yang gagal karena of entry on to small a scale, poor...

Words: 624 - Pages: 3

Free Essay

Wolf Street Stimulate Greedness

...oleh Vedy Virnata (1306 357642) Pada film The Wolf of Wall Street, digambarkan bahwa banyak investor melakukan investasi tanpa pertimbangan financial yang baik, tanpa melihat kewajaran risiko dan return yang dihasilkan dari suatu investasi. Hal tersebut terjadi karena kekurangpahaman investor mengenai produk investasinya dan juga ditambah dengan broker, , yang pada saat itu hanya membesar-besarkan keuntungan investasi saham, bahkan dari saham yang tidak ada nilainya pun dibesar-besarkan broker untuk menjadi barang daganan dan mencari keuntungan dari investor yang tidak mengerti. Salah satu broker yang menjadi tokohnya adalah Jordan Belfort dan perusahaan broker-nya Stratton Oakmont, Inc. Lebih jauh lagi perusahan broker tersebut juga ikut terlibat dalam upaya go public sebuah perusahaan dengan tujuan memiliki barang dagangan berupa saham hasil IPO untuk “digoreng” dengan memberikan informasi yang dibesar-besarkan kepada para investor sehingga harga sahamnya menjadi melonjak sangat tinggi dengan tujuan hanya untuk kepentingan pribadi broker untuk menjadi kaya raya dari komisi yang didapatkannya. Pada film Inside Job, digambarkan kejadian-kejadian yang menyebabkan terjadinya krisis financial pada tahun 2008. Pada intinya krisis tersebut terjadi karena globalisasi financial, yang menyebabkan risiko investasi pada suatu perusahaan investasi keuangan menyebar dan membesar sangat luar biasa ke seluruh dunia dengan dukungan deregulasi sektor keuangan oleh pemerintah dan beberapa pelaku...

Words: 1041 - Pages: 5

Free Essay

Kasus Materialitas

...EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2014 KASUS 7-31 Berikut ini adalah enam situasi yang melibatkan model risiko audit sebagaimana digunakan untuk perencanaan persyaratan bukti audit dalam audit persediaan. SituasiRisiko123456Risiko audit yang dapat diterimaTinggiRendahTinggiRendahTinggiSedangRisiko bawaanTinggiRendahRendahTinggiSedangSedangRisiko pengendalianRendahTinggiRendahTinggiSedangSedangRisiko deteksi yang direncanakan−−−−−−Bukti direncanakan−−−−−− Diminta : Jelaskan arti rendah, sedang, tinggi untuk setiap empat risiko dan bukti direncanakan. Isi bagian kosong untuk risiko deteksi direncanakan dan bukti direncanakan menggunakan istilah rendah, sedang, atau tinggi Jelaskan dampak dari bukti direncanakan (meningkat atau menurun) dari mengubah setiap lima factor berikut ini, ketiga hal lainnya tetap tidak berubah. Sebuah peningkatan dalam risiko audit yang diterima Sebuah peningkatan dalam risiko pengendalian Sebuah peningkatan dalam risiko deteksi direncanakan Sebuah peningkatan dalam risiko bawaan Sebuah peningkatan dalam risiko bawaan dan sebuah penurunan dalam risiko pengendalian dengan jumlah yang sama. Jawab : Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. Sedangkan, adanya risiko bawaan dan risiko pengendalian...

Words: 579 - Pages: 3

Free Essay

Audit Pengendalian Internal

...1. Pengendalian intern merupakan suatu proses atau kebijakan yang dijalankan dalam operasi perusahaan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi, dan keandalan pelaporan keuangan, sehingga tujuan perusahaan secara keseluruhan dapat tercapai. 2. Empat tipe pengujian pengendalian (test of control) yang digunakan untuk menilai efektifitas operasi 1) Permintaan keterangan, Permintaan keterangan didesain untuk menentukan pemahaman personel terhadap tugas-tugasnya, pelaksanaan pekerjaan mereka secara individual, frekuensi, penyebab, dan penyelesaian penyimpangan yang terjadi. 2) Pengamatan, Secara ideal, prosedur pengamatan dilaksanakan tanpa sepengetahuan personel yang diamati dan bersifat mendadak. Prosedur permintaan keterangan dan pengamatan merupakan prosedur yang khusus bermanfaat untuk memperoleh bukti tentang unsur pemisahan tugas dalam pengendalian intern. 3) Inspeksi, Inspeksi dilakukan terhadap dokumen dan laporan yang menunjukan kinerja pengendalian. Pelaksanaan kembali (reperforming) dilakukan oleh auditor dengan melaksanakan kembali prosedur tertentu. 4) Pelaksanaan kembali. Prosedur pelaksanaan kembali (reperforming) tidak digunakan oleh auditor dalam pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern, namun digunakan untuk menilai...

Words: 1014 - Pages: 5