ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Dapat terlihat bahwa dalam menghadapi persaingan industri penerbangan yang semakin kompetitif, SWA harus melakukan perubahan strategi di semua lini. Penulis menyimpulkan perubahan strategi yang dilakukan SWA terbagi 3, yaitu operasi, sumber daya manusia dan marketing. Pada akhirnya, pilihan-pilihan stategi inilah yang menentukan SWA sebagai maskapai penerbangan jarak pendek tersukses sepanjang 30 tahun.
Operation Strategy * Pemilihan airport kelas menengah dimana penerbangan dilakukan dengan sistem point-to-point dan hanya memiliki satu jenis pesawat
Pilihan SWA untuk mengambil market baru dengan melayani penerbangan jarak pendek merupakan keputusan yang tepat, dimana maskapai lainnya bermain dengan sistem hub. Selain itu, SWA juga bermain di airport kelas menengah sehingga lalu lintas penerbangan tidak terlalu padat. Dengan sistem yang lebih sederhana (tidak perlu ada koordinasi dan sistem reservasi yang rumit dengan hub) serta turunnya tingkat keterlambatan penerbangan tentu akan memberikan kepuasan bagi penumpang.
Hal ini dapat terlihat dari tabel 1.1 dimana On-time performance SWA berada di atas rata-rata OTP industri, sedangkan tingkat komplain penumpang SWA paling kecil dibanding kompetitornya.

Tabel 1.1 Industry Performance tahun 2000 Hal penting lainnya yang menentukan hasil SWA adalah strategi hanya menggunakan satu tipe pesawat, Boeing 737 ssehingga menyederhanakan penjadwalan, maintainance, operasional penerbangan, dan training awak penerbangan. Setiap pihak akan memiliki penguasaan yang lebih mendalam tentang pesawat ini sehingga segala proses yang berlangsung saat di darat ataupun udara akan berlangsung lebih cepat dan efektif. Namun hal ini juga bisa menjadi membosankan dalam jangka panjang bagi penumpang yang mencari fitur dan fasilitas khusus dalam pesawat. * Tidak ada pengaturan tempat duduk dan layanan tambahan di atas pesawat selama penerbangan
Oleh karena sebagian besar penerbangan SWA menempuh jarak pendek, maka salah satu cara pengurangan cost adalah dengan meniadakan layanan tambahan di atas pesawat seperti tidak menawarkan makanan, bantal tambahan, dll. Sistem pemilihan tempat duduk juga dilakukan berdasarkan kedatangan check-in, tidak ada booking tempat duduk sejak awal saat pembelian tiket. SWA juga tidak melayani transfer bagasi penumpang yang akan melanjutkan penerbangan ke daerah lain. Penumpang harus membuang waktu untuk mengambil bagasi dan check-in kembali ke penerbangan selanjutnya.
Hal ini sebetulnya masih menjadi kontroversi karena semua maskapai penerbangan yang lain menawarkan semua kemudahan dan pelayanan ini sehingga akan sangat mudah bagi penumpang yang tidak puas untuk tidak menggunakan SWA lagi.
Cost operasi yang berkurang karena sistem operasi SWA tentunya memberikan pengaruh pada harga tiket yang dijual. Dengan harga tiket yang cenderung lebih murah, pendekatan personal crew penerbangan yang menjadi landasan pelayanan SWA menjadikan penumpang tidak keberatan kehilangan layanan-layanan tambahan tersebut karena SWA pada akhirnya justru menawarkan pendekatan yang tidak dimiliki maskapai lain.