Free Essay

Tanggung Jawab Dan Tujuan Audit, Bukti Audit

In:

Submitted By veranica
Words 3546
Pages 15
BAB 6 : TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan keefektifan pengendalian internal, setelah itu baru menerbitkan laporan audit yang tepat.

Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit :

1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit

2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus

3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan

4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan

5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan pengendalian yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di pundak manajemen, bukan di pundak auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi perusahaan serta aktiva, kewajiban, dan ekuitas terkait ketimbang auditor. Sebaliknya, pengetahuan auditor akan masalah ini serta pengendalian internal hanya terbatas pada pengetahuan yang diperolehnya selama audit. Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan penggunaan apa yang dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar atau pendapat wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.

TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi. Standar-standar tentang tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material mencakup beberapa istilah dan frase yang penting.

1. Salah Saji yang Material versus Tidak Material

Salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut.

2. Kepastian yang Layak

Kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut (auditor bukan pemberi jaminan atas kebenaran laporan keuangan), karena beberapa alasan :

a) Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha atau persediaan.

b) Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dimasa depan.

c) Laporan keuangan yang disusun dengan penh kecurangan sering kali sangat sulit untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi di kalangan manajemen perusahaan.

3. Kekeliruan versus Kecurangan

Kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja. Sedangkan kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja. Kecurangan dapat dibedakan menjadi :

a) Misapropriasi aktiva, penyalahgunaan atau kecurangan karyawan. Contoh : pengambilan kas oleh klerk pada saat penjualan yang curang dan tidak memasukkannya ke dalam register kas.

b) Pelaporan keuangan yang curang, kecurangan manajemen. Contoh : melebihsajikan penjualan menjelang tanggal neraca untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.

4. Skeptisme Profesional

SAS 1 (AU 203) mensyaratkan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi baik kekeliruan maupun kecurangan yang material dalam laporan keuangan. Untuk mencapainya, audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme professional atas semua aspek penugasan. Skeptisme professional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit.

• Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kekeliruan yang Material

Auditor menemukan berbagai kesalahan atau kekeliruan yang berasal dari hal-hal seperti kesalahan kalkulasi, penghilangan kesalahpahaman dan misaplikasi standar akuntansi, serta pengikhtisaran dan deskripsi yang tidak benar.

• Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kecurangan yang Material

Standar auditing tidak membedakan antara tanggung jawab auditor untuk mencari kekeliruan dan kecurangan. Dalam kedua kasus, auditor harus memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material.

Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang versus Misaprosiasi Aktiva. Pelaporan keuangan yang curang dan misapropriasi aktiva berpotensi merugikan para pemakai laporan keuangan, tetapi ada perbedaan penting antara keduanya. Pelaporan keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan.

• Tanggung Jawab Auditor untuk Menemukan Tindakan Ilegal

Tindakan ilegal adalah pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan.

Tindakan ilegal yang Berdampak Langsung. Pelanggaran ini berdampak langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan. Contoh: pelanggaran terhadap UU perpajakan federal sehingga akan mempengaruhi beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan.

Tindakan ilegal yang Berdampak Tidak Langsung. Tindakan illegal hanya mempengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung. Contoh: perusahaan melanggar UU perlindungan lingkungan, laporan keuangan hanya kan dipengaruhi jika harus membayar denda atau sanksi.

Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan ilegal :

1) Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung

Auditor dapat mewawancarai manajemen tentang kebijakan yang mereka terapkan untuk mencegah tindakan ilegal.

2) Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi

Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah terjadi, ada beberapa tindakan untuk memastikannya :

a) Auditor harus meminta keterangan kepada manajemen yang berada satu tingkat diatasnya yang mungkin terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial

b) Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau spesialis lainnya tentang tindakan ilegal

c) Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit tambahan untuk menentukan apakah tindakan illegal memang benar terjadi

3) Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan illegal

Apabila tindakan ilegal telah diidentifikasi, tindakan yang dilakukan adalah mempertimbangkan pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan pengungkapan.

SIKLUS LAPORAN KEUANGAN

Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen atau komponen yang lebih kecil. Hal ini untuk mempermudah tugas dari setiap tim audit.

• Pendekatan Siklus untuk Mensegmentasi Audit

Pendekatan siklus, cara umum membagi audit yaitu dengan cara tetap mempertahankan hubungan yang erat antara jenis atau kelas transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Contoh: penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, dan penyisihan piutang tak tertagih adalah empat kelas transaksi yang menyebabkan piutang usaha meningkat atau menurun.

• Hubungan antara Berbagai Siklus

Siklus transaksi merupakan cara penting untuk menata audit. Auditor memperlakukan siklus secara independen sampai ke batas praktis dalam ranga mengelola audit yang rumit secara efektif.

MENETAPKAN TUJUAN AUDIT

Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Tujuan ini disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives). Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun, yang disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance-related audit objectives). Kategori ketiga tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, yaitu disebut tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure related audit objectives).

ASERSI MANAJEMEN

Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi diklarifikasi ke dalam tiga kategori :

• Asersi Tentang Kelas Transaksi dan Peristiwa

Keterjadian. Asersi keterjadian bersangkutan dengan apakah transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan benar-benar terjadi selama periode akuntansi itu.

Kelengkapan. Asersi ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sedah dimasukkan seluruhnya.

Keakuratan. Asersi ini menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang benar.

Klasifikasi. Asersi ini menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada akun yang tepat.

Cutoff. Asersi ini menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada periode akuntansi yang benar.

• Asersi Tentang Saldo Akun

Eksistensi. Asersi ini menyatakan apakah aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas yang dicantumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan. Asersi ini menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan pada kenyataannya sudah dicantumkan.

Penilaian atau Alokasi. Asersi ini menyatakan apakah akun aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat, termasuk setiap penyesuaian penilaian untuk mencerminkan jumlah aktiva pada nilai realisasi bersih.

Hak atau Kewajiban. Asersi ini menyatakan apakah aktiva merupakan hak entitas dan apakah kewajiban entitas pada tanggal tertentu.

• Asersi Tentang Penyajian dan Pengungkapan

Keterjadian serta Hak dan Kewajiban. Asersi ini menyatakan apakah peristiwa-peristiwa yang diungkapkan telah terjadi dan merupakan hak serta kewajiban entitas.

Kelengkapan. Asersi ini menyatakan apakah semua pengungkapan diperlukan telah dicantumkan dalam laporan keuangan.

Keakuratan dan Penilaian. Asersi ini menyatakan apakah informasi keuangan diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

Klasifikasi dan Dapat Dipahami. Asersi ini menyatakan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki, serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang bertalian dapat dipahami.

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhubungan erat dengan asersi manajemen. Hal ini tidak mengejutkan karena tanggung jawab utama auditor adalah menentukan apakah asersi manajemen tentang laporan keuangan dapat dibenarkan. Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten dan memutuskan bukti audit yang tepat.

• Tujuan Audit Umum yang Berkaitan dengan Transaksi

a. Keterjadian-Transaksi yang dicatat memang ada.

b. Kelengkapan-Transaksi yang terjadi telah dicatat.

c. Keakuratan-Transaksi yang dicatat dinyatakan dalam jumlah yang benar.

d. Posting dan Pengikhtisaran-Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan diikhtisarkan dengan benar.

e. Klasifikasi-Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat.

f. Penetapan Waktu-Transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

• Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Transaksi

Tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan. Kelas transaksi tersebut misalnya penjualan, penerimaan kas, akuisisi barang dan jasa, penggajian dan sebagainya.

• Hubungan Antara Asersi Manajemen dan Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi

Asersi keakuratan mempunyai dua tujuan karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan transaksi.

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang berkaitang dengan transaksi yang baru saja dibahas. Tujuan-tujuan itu juga mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum dan khusus yang berkaitan dengan saldo. Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Pertama, seperti yang tersirat dalam istilahnya, tujuan audit berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun seperti piutang usaha dan persediaan, bukan kelas transaksi seperti transaksi.

• Tujuan Audit Umum yang Berkaitan dengan Saldo

a. Eksistensi-Jumlah yang tercantum memang ada.

b. Kelengkapan-Jumlah yang ada telah dicantumkan.

c. Keakuratan-Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar

d. Klasifikasi-Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.

e. Cutoff-Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat.

f. Hubungan yang Rinci-Rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total buku besar.

g. Nilai yang Dapat Direalisasikan-Aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang diestimasikan akan direalisasikan.

h. Hak dan Kewajiban-sebagian besar aktiva harus dimiliki sebelum dicantumkan Dallam laporan keuangan.

• Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan dengan Saldo

Tujuan audit umum berkaitan dengan saldo ditentukan, tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo untuk setiap saldo akun dalam laporan keuangan dapat dikembangkan.

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan baisanya identic dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan. Asersi manajemen yang berkaita dengan tujuan ini adalah Keterjadian serta hak dan kewajiban, Kelengkapan, Penilaian dan Alokasi, dan Klasifikasi dan dapat dipahami.

BAGAIMANA TUJUAN AUDIT DIPENUHI

Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua asersi manajemen dalam laopran keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Empat Fase Audit Laporan Keuangan :

1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit

2. Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo

4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

• Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit (Fase I)

Pada setiap audit ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan bukti audit guna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :

1. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung jawab professional auditor.

2. Biaya pengumpulan bukti audit harus ditekan serendah mungkin.

Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian biaya audit membutuhkan perencanaan penugasan. Ada tiga aspek yang akan diperkenalkan untuk menghasilkan pendekatan audit yang efektif :

1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, agar dapat menilai layak risiko salah saji dalam laporan keuangan dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh selama audit.

2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian, proses dimana auditor mengidentifikasikan pengendalian internal dan mengevaluasikan keefektifannya.

3. Menilai risiko salah saji yang material, penilaian ini akan mempengaruhi rencana dan sifat audit, penetapan waktu dan rentang prosedur audit.

• Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Fase II)

Pengujian pengendalian yaitu auditor harus menguji keefektifan pengendalian internal. Sedangkan pengujian substantif yaitu auditor mengevaluuasi pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi.

• Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo (Fase III)

Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya telah masuk akal. Pengujian atas rincian saldo merupakan prosedur spesifik ditujukan untuk menguji salah uji moneter pada saldo-saldo dalam laporan keuangan.

• Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit (Fase IV)

Setelah menyelesaikan semua prosedur, auditor harus menggabungkan informasi yang diperoleh guna mencapai kesimpulan menyeluruh tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar.

BAB 7 : BUKTI AUDIT

SIFAT BUKTI

Bukti audit telah didefinisikan sebagai informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Informasi ini sangat beragam interpretasinya sesuai dengan kemampuanya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti audit juga memiliki informasi yang sangat persuasif dan kurang persuasif yang dapat digunakan dalam menganalisa laporan.

• Perbedaan Bukti Audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah

Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan secara ekstentif oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus hukum, ada aturan tentang bukti yang tertata rapi yang digunakan oleh hakim untuk melindungi pihak yang tidak bersalah. Dalam eksperimen ilmiah, para periset memperoleh bukti untuk menguji hipotesis dengan menggunakan eksperimen yang terkendali seperti uji coba suatu jenis obat untuk menguji keampuhan pengobatan media baru. Meskipun para professional ini mengandalkan jenis bukti yang berbeda dan menggunakan bukti pada lingkungan yang berbeda serta dlam cara yang berbeda, para ahli hukum, ilmuwan, dan auditor semuanya menggunakan bukti guna membantu menarik kesimpulan.

KEPUTUSAN BUKTI AUDIT

Keputusan yang dianggap penting oleh auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memenuhi keyakinan bahwa komponen laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan secara wajar, dan bahwa klien menyelenggarakan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan.

Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan, yaitu:

1. Prosedur audit yang akan digunakan

2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut

3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi;

4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut.

• Prosedur Audit

Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti-bukti audit yang harus diperoleh selama audit.

• Item yang Dipilih

Setelah memilih prosedur audit, auditor dapat mengubah ukuran sampel dari hanya satu hingga semua item dalam semua populasi yang sedang diuji. Ukuran sampel untuk setiap prosedur tertentu mungkin akan berbeda antara satu audit dengan audit lainnya.

• Pentapan Waktu

Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup satu periode seperti satu tahun. Biasanya, suatu audit baru dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode. Oleh karena itu, waktu pelaksanaan prosedur audit dapat bervariasi dari awal periode akuntansi hingga berakhirnya periode akuntansi itu.

• Program Audit

Daftar proseduraudit untuk bidang audit tertentu atau untuk keseluruhan audit disebut sebagai program audit. Program audit selalu memuat daftar prosedur audit, dan biasanya mencakup ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan penetapan waktu mengujian. Umumnya, ada suatu program audit, termasuk beberapa prosedur audit, untuk setiap komponen audit.

PERSUASIVITAS BUKTI

Standar pekerja lapangan ketiga mewajibkan auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang tepat dan mencukupi untuk mendukung pendapat yang akan diterbitkan. Karena sifat bukti audit serta pertimbangan biaya dalam melaksanakan audit, tidak mungkin bagi auditor untuk memperoleh keyakinan 100% bahwa pendapatnya benar. Dua penetu persuasivitas audit adalah ketepatan dan mencukupi, yang langsung diambil dari standar pekerja lapangan ketiga.

1. Ketepatan bukti (appropristness of evidence)

Adalah ukuran mutu bukti yang berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan.

Relevansi Bukti, Bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat.

Reliabilitas Bukti (realibility of evidence), mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya. Seperti relevansi, jika bukti tersebut dianggap dapat diandalkan, bukti tersebut sangat membantu dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Reliabilitas, dan dengan demikian ketepatan, tergantung pada enam karakteristik bukti yang dapat diandalkan berikut :

a. Independen penyedia bukti

b. Efektivitas pengendalian internal klien

c. Pengetahuan langsung auditor

d. Kualifikasi Individu yang menyediakan informasi

e. Tingkat objektivitas

f. Ketepatan waktu

2. Kecukupan Bukti (sufficiency of evidenceI)

Kecukupan bukti diukur terutama oleh ukuran sampel yang dipilih auditor. Beberapa factor akan menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit. Dua factor yang paling penting adalah ekspektasi auditor atas salah saji dan keefektifan pengendalian internal klien.

JENIS-JENIS BUKTI AUDIT

Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilihnya dari delapan kategori bukti yang luas, yang disebut sebagai jenis-jenis bukti. Setiap prosedur audit mendapat satu atau lebih jenis-jenis bukti berikut:

1. Pemeriksaan fisik (physical examination), adalah insepeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva berwujud.

2. Konfirmasi (confirmation), menggambarkan penerimaan respons tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan informasi yang diajukan oleh auditor.

3. Dokumentasi (documentation), adalah inspeksi oleh auditor atas dokumen dan catatan kliennuntuk mendukung informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji, dalam laporan keuangan.

4. Prosedur analisis (analytical procedures), menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya tampak wajar dibandingkan dengan harapan auditor.

5. Wawancara dengan klien (inquiries of the client), adalah upaya untuk memperoleh informasi secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai respons atas pertantnyaan yang diajukan auditor.

6. Rekalkulasi (recalculation), melibatkan pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang dilakukan oleh klien.

7. Pelaksanaan ulang (performance), adalah pengujian independen yang dilakukan auditor atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien, yang semula telah dilakukan sebagai bagian dari system akuntansi dan pengendalian internal klien.

8. Observasi (observation), adalah penggunaan indera untuk menilai aktivitas klien. Selama menjalani penugasan dengan klien, auditor mempunyai banyak kesempatan untuk menggunakan inderanya-pengelihatan, pendengaran, perasaan dan penciuman guna mengevaluasi berbagai item.

DOKUMENTASI AUDIT

Standar akuntansi menyatakan bhwa dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang perlu dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit secara memadai dan mendukung laporan audit. Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit. Secaara khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun berjalan, yaitu:

1. Dasar bagi perencanaan audit;

2. Catatan bukti yang dikumpulkan dari hasil pengujian;

3. Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat;

4. Dasar bagi review oleh supervisor dan partner.

Dokumentasi audit yang disiapkan selama penugasan adalah properti auditor. Namun, selama penugasan audit, auditor tidak boleh membuka informasi yang dianggap klien sebagai rahasia kepada pihak manapun. Karenanya auditor harus senantiasa menjaga file yang dimilikinya agar tetap aman. Contoh dari beberapa file tersebut antara lain:

1. File Permanen.

Berisi tentang data yang bersifat historis atau berlanjut yang bersangkutan dengan audit ini. File permanen meliputi hal-hal berikut:

a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang penting;

b. Analisis akan tahun-tahun sebelumnya yang penting bagi auditor;

c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian;

d. Hasil prosedur analisis dari audit tahun sebelumnya.

2. File Tahun Berjalan

Mencakup semua data mengenai dokumentasi audit yang dapat diterapkan pada tahun yang diaudit. Ada satu set file permanen untuk masing-masing klien dan auditor tiap tahun. File tahun berjalan meliputi hal-hal berikut:

a. Program audit;

b. Informasi umum;

c. Neraca saldo berjalan;

d. Ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi;

e. Skedul pendukung.

Dokumentasi audit harus disiapkan secara rinci agar auditor dan klien dapat pemahaman sempurna akan laporan tersebut. Walaupun rancangannya bergaantung pada tujuan yang ingin dicapai, dokumentasi audit harus memiliki karakteristik tertentu, yaitu;

1. Setiap file audit harus diidentifikasi secara wajar dengan informasi seperti nama klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, tanda tangan orang yang menyiapkan, tanggal persiapan, dan kode indeks;

2. Dokumentasi audit harus memiliki indeks dan referensi silang untuk membantu pengaturan dan pengarsipannya;

3. Dokumentasi audit harus dengan jelas menunjukkan pekerjaan yang dilakukan;

4. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan yang telah dirancang;

5. Kesimpulan yang dicapai tentang segmen audit yang dipertimbangkan harus dinyatakan dengan jelas.[pic]

Similar Documents

Free Essay

Case Advanced Auditing

...PENYELESAIAN AUDIT Sebagai bagian dari tahap IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti yang mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan apakah mereka mesti melaksanakan prosedur prosedur tambahan untuk tujuan-tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan saldo. · Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian resiko. · Melakukan uji pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal atas resiko pengendalian berada di bawah maksimum. · Melaksanakan prosedur substantive untuk memperoleh assurance bahwa semua tujuan audit dicapai untuk informasi dan jumlah yang disajikan dan diungapkan dalam laporan keuangan. TABEL 24-1 Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan| Tujuan Audit|Contoh Prosedur Substantif| Keterjadian serta hak dan kewajiban|Mereview kontrak | Kelengkapan|Menggunakan daftar pengungkapan| Klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami|Mereview laporan keuangan| Ketepatan dan penilaian |Merekonsiliasi jumlah yang dimasukkan dalam catatan kaki utang panjang dengan informasi yang diperiksa dan didukung dalam kertas kerja audit utang jangka panjang auditor.| II. REVIEW KEWAJIBAN KONTIJEN DAN KOMITMEN Kewajiban kontijen (contingent liability) adalah potensi kewajiban di masa mendatang kepada pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui...

Words: 3034 - Pages: 13

Free Essay

Auditing

...Audit Laporan Keuangan Menurut Boynton dan Kell (2003:6), terdapat tiga tipe audit, yaitu: 1. Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). 2. Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu. 3. Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Yusuf (2001:6) menyatakan audit atas laporan keuangan adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini, auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum. Dalam PSA No. 02 (IAI,2001:110.1) dinyatakan bahwa tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum...

Words: 3405 - Pages: 14

Free Essay

Csdvsvs

...CHAPTER 21 AUDITING INTERNAL, OPERASIONAL, DAN PEMERINTAHAN AUDITING INTERNAL Definisi Auditing Internal Auditing internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkanpendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Evolusi Auditing Internal Auditing internal dimulai sebagai fungsi klerikal yang dilakukan oleh satu orang, yang terutama terdiri dari pelaksanaan verifikasi tagihan secara independent sebelum melakukan pembayaran. Setelah bertahun-tahun, auditing internal berevolusi menjadi aktivitas yang sangat professional yang mencakup penilaian atas efisiensi dan efektivitas semua tahap operasi perusahaan, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Standar-Standar Praktik IIA telah menetapkan standar praktik yang mengikat para anggotanya. Standar umum yang berkaitan dengan masalah-masalah berikut ini : a. Indepenensi b. Keahlian professional c. Ruang lingkup pekerjaan d. Pelaksanaan pekerjaan audit e. Pengelolaan departemen auditing internal Hubungan dengan Auditor Eksternal Biasanya terdapat hubungan yang erat antara auditor internal dan auditor independent dari luar entitas. Pekerjaan auditor internal bisa menjadi pelengkap, tetapi bukan pengganti...

Words: 1924 - Pages: 8

Free Essay

Silabus

...SILABUS MATA KULIAH Dan KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi (Audit) 1 Kode Mata Kuliah : AKI 403 Sks : 3 sks Semester : 5 Dosen Pengampu : Daniel S. Stephanus, SE, MM, MSA, Ak. 1. Tujuan Instruksional Umum: Meletakkan dasar-dasar pengetahuan dan pemahaman mengenai Pemeriksaan Akuntansi (auditing). Khusus: 1) Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai pemeriksaan akuntansi secara umum. 2) Mahasiswa mengetahui cara merencanakan pemeriksaan akuntansi. 3) Mahasiswa mampu untuk menyusun program pemeriksaan akuntansi. 4) Mahasiswa mampu untuk menilai risiko dan materialitas temuan pemeriksaan akuntansi. 2. Organisasi Materi Kuliah 3. Strategi Perkuliahan Perkuliahan dilaksanakan dengan sistem tutorial biasa untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang bersifat fundamental mengenai pemeriksaan akuntansi. 4. Bahan Ajar Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasly. 2008. Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Edisi 12. Penerbit Erlangga. Jakarta. Indonesia Arens, Alvin and James K. Loebkecke. 2005. Auditing. A Simon and Schuster Company. New Jersey, USA. Mulyadi dan Kanaka Piradireja. 1988. Auditing. Salemba 4. Jakarta, Indonesia 5. Tugas-Tugas Tugas terstruktur untuk mengetahui perkembangan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa akan pemeriksaan akuntansi dan pada tugas akhir diminta untuk berinteraksi langsung dengan praktisi (auditor)...

Words: 1016 - Pages: 5

Free Essay

Audit

...M Tuanakotta : Ada 3 topik yang dibahas pada kuliah umum yaitu IAASB (Internatioanl Auditing and Assurance Standard Board), ABR (Audit Berbasis Resiko), ISA (International Standar Auditing). Serta ada beberapa istilah lain yaitu IESBA, ISQC, ISAE. 1. IAASB Ada bagan yang menggambarkan tahap-tahap yang dilakukan auditor dalam melakukan auditing : * Kode etik : yang harus dimiliki oleh setiap auditor untuk menjalankan profesinya sebagai akuntan. * Engagement (penugasan) : yang di cover oleh IAASB * ISQC (International Standard Quality Assurance) : berhubungan dengan standar mutu atau kualitas yang harus dimiliki seorang auditor. * Assurance Engagement . terbagi 2 yaitu pertama audit and reviews berupa berupa historical,angka atau data di masa lalu, yang mana pada audit and reviews terdapat ISA dan kedua other assurance engagement Tugas seorang auditor adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan opini yang dibutuhkan klien. Laporan keuangan itu bisa diandaikan seperti sebuah kursi dengan 3 kaki penyangga, pertama ada entitas yang bertugas menyusun laporan keungan, kedua ada Auditor merupakan pihak independen yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangna dan memberikan opini yang tepat jika ada permasalahan pada perusahaan. Ketiga adalah pengguna laporan keuangan,pengguna membutuhkan bukti laporan keuangan salah satunya untuk menentukan mana perusahaan yang layak sebagai wadah untuk berinvestasi. 2. ISA (International...

Words: 766 - Pages: 4

Free Essay

Triton Energy

...Bill Lee pensiun pada pertengahan 1990-an dari Triton Energy setelah memimpin minyak yang berbasis di Dallas dan perusahaan eksplorasi gas melalui tiga dekade bergolak. Selama masa Lee, Triton menemukan cadangan minyak dan gas yang besar di beberapa daerah terpencil yang tersebar di seluruh dunia. Meskipun mahir minyak nding fi, ukuran kecil Triton menghambat upaya perusahaan untuk mengeksploitasi sifat minyak dan gas. Perusahaan minyak utama, bank metropolitan besar, dan investor kaya lain sering menolak untuk berpartisipasi dalam pengembangan properti migas menjanjikan dan ditemukan oleh Triton. Kenapa? Karena mereka terkesima oleh reputasi Bill Lee sebagai run-dan-gun, setan-mungkin-perawatan "wildcatter." Untuk mengimbangi Triton akses terbatas terhadap pemodal berkantung tebal, Lee terpaksa strategi kurang konvensional untuk mencapai tujuan keuangan perusahaan-nya. Pada awal 1980-an, Triton minyak bulus di barat laut Perancis pada situs diabaikan oleh banyak minyak utama fi rms. Untuk mempercepat upaya pengeboran dan untuk mendapatkan keuntungan lebih dari pesaing yang mulai gertakan sewa pada properti di dekatnya, Triton membentuk aliansi dengan BUMN minyak fi rm, Compagnie Francaise des PETROLES. Kemitraan ini terbukti sangat benefi finansial untuk Triton karena memberikan akses siap teguh pada lembaga pemerintah yang diatur industri perminyakan Perancis. Seorang wartawan bisnis mengomentari keterampilan politik Triton sebagai faktor kunci dalam usaha Perancis sukses....

Words: 4477 - Pages: 18

Free Essay

Zzzz Best Company

...Ernst & Whinney tidak pernah mengeluarkan opini audit atas laporan keuangan Best ZZZZ tetapi mengeluarkan laporan review terhadap laporan kuartalan perusahaan untuk tiga bulan yang berakhir 31 Juli 1986. Bagaimana tinjauan berbeda dari audit, terutama dalam hal tingkat jaminan tersirat oleh laporan auditor? Jawab : Riview dilakukan untuk mendapatkan dasar memadai untuk memberikan jaminan terbatas yang laporan keuangan klien telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit independen dirancang untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat tentang apakah atau tidak laporan keuangan klien ini telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ada juga perbedaan besar antara review dan audit dalam hal lingkup pekerjaan yang dilakukan. Ketika review ini dilakukan, teknik pengumpulan bukti utama adalah prosedur analitis dan pertanyaan dari personil klien. Padahal, dalam audit, berbagai macam teknik pengumpulan bukti yang tersedia kepada auditor kemungkinan akan digunakan. Riview tidak menilai risiko pengendalian, tes catatan akuntansi dan tanggapan terhadap pertanyaan dengan mendapatkan memvalidasi bukti melalui inspeksi, pengamatan atau prosedur audit lain. Hal ini dapat menunjukkan hal-hal yang signifikan dari laporan keuangan tetapi tidak memberikan jaminan keakuratan. Karena riview umumnya tidak seperti audit, bukti yang dikumpulkan dari riview lebih sedikit dibandingkan dengan audit. Masalah dengan kasus Best ZZZZ adalah bahwa review...

Words: 838 - Pages: 4

Free Essay

Accounting

...IAI sebagai anggota International Federation of Accountants (IFAC) telah meluncurkan Chartered Accountant (CA). CA diluncurkan untuk menaati Statement Membership Obligations & Guidelines IFAC dan untuk memberi nilai tambah bagi akuntan beregister negara. Sejalan dengan tujuan tersebut Kementerian Keuangan telah mengeluarkan PMK 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara yang telah disahkan pada tanggal 3 Februari 2014. PMK tersebut merupakan terjemahan dari UU 34/1954 yang mengamanatkan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur lebih lanjut mengenai kebijakan pelaksanaan untuk pemakaian gelar akuntan. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community 2015, kawasan ASEAN akan menjadi kawasan ekonomi yang sangat kompetitif dan terintegrasi ke dalam ekonomi global, sekaligus tumbuh sebagai pasar bebas dan basis produksi yang terintegrasi. Pasal 19 PMK tentang Akuntan Beregister Negara menyebutkan bahwa sertifikat akuntan profesional diberikan kepada seseorang yang telah lulus ujian profesional dan memenuhi persyaratan yang ditentukan asosiasi profesi akuntan, dalam hal ini IAI. Dengan begitu, pemegang CA sebagai akuntan profesional teregister akan menjadi motor profesionalisme akuntan dan memiliki daya saing tinggi di kancah regional maupun global, serta bisa membawa Indonesia memimpin di era pasar tunggal ASEAN tersebut. Tak bisa dipungkiri, Indonesia kini termasuk salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Bahkan dalam sepuluh tahun, Indonesia diproyeksikan menjadi...

Words: 2212 - Pages: 9

Free Essay

Pengaruh Tingkat Kepatuhan Atas Norma Dan Prosedur Terhadap Independensi Opini Audit

...(Herliansyah, Yudhi 2008) Auditor adalah profesi yang bertugas untuk melayani kepentingan masyarakat yaitu dengan melaksanakan audit atas laporan keuangan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam tugasnya memeriksa laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut untuk bersikap profesional yang akan memberikan pendapatnya sesuai dengan kenyataan yang ditemuinya selama audit berlangsung. Berkembangnya profesi auditor telah banyak diakui oleh banyak kalangan. Kebutuhan dunia usaha atau pemerintah dan masyarakat luas akan jasa auditor adalah pemicu perkembangan tersebut. Dalam penelitiannya (Winarna, Jaka 2005) nyatakan : Berkembangnya profesi auditor juga diikuti dengan meningkatnya kekhawatiran tentang menurunnya independensi auditor, yang didasarkan adanya suatu sikap skeptis tentang bagaimana hubungan yang erat antara auditor dan manajemen dari klien audit tanpa menciptakan, baik dalam fakta ataupun dalam persepsi, suatu hubungan kepentingan yang dapat merusak independensi auditor. Auditor tidak dapat memihak, baik untuk kepentingan klien ataupun pihak ketiga. Auditor bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan keuangan klien dan tidak memihak karena auditor tidak hanya mendapat kepercayaan dari klien tapi juga pihak ketiga. Namun sering kali kepentingan klien dan pihak ketiga bertentangan, Dalam penelitiannya (Manggala S. Sulaiman dan Hutapea V. Jenny 20017) nyatakan : Pada saat ini kebutuhan akan etika cukup penting, karena dengan beretika semuanya...

Words: 1592 - Pages: 7

Free Essay

Auditing

...Auditing dan Masalah Resiko : Antara Resiko Operasional Organisasi dengan Resiko Informasi dan Kebutuhan atas Jasa Auditing Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Muhamad Arief R. (NIM. 2015250969) Riza Rizky Fitri (NIM. 2015250973) Kelas Reguler PPAK Angkatan 25 [pic] JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 Prosedur Penilaian Risiko Tujuan dari prosedur penilaian risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saju yang material dalam laporan keuangan. Didalam prosedur penilaian risiko, akan terdapat bukti-bukti audit yang berguna untuk mendukung penilaian risiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Selain bukti, harus juga dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian dan/atau prosedur subtantif. Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang berpotensi berdampak pada salah saji yang material. Selama proses audit, terdapat tiga langkah prosedur penilaian risiko yang perlu dilakukan oleh auditor, yaitu: a. Prosedur Menanyakan Kepada Manajemen dan Pihak Lain (inquiries of management and others) Didalam ISA 240 dijelaskan mengenai beberapa hal yang wajib ditanyakan auditor kepada manajemen, yaitu antara...

Words: 4693 - Pages: 19

Free Essay

Audit Investigasi

...BAB II 2. 1. 1. Pengertian Audit Investigatif Audit investigatif adalah salah satu aktivitas dalam rangka implementasi upaya strategi memerangi korupsi dengan pendekatan investigatif. Ditinjau dari profesi auditor atau bidang auditing, audit investigatif merupakan perkembangan atau spesialisasi dari auditing dengan tujuan tertentu (special audit). Dengan maraknya masalah kecurangan (fraud), yang di Indonesia kita kenal dengan istilah ” korupsi ” berkembanglah audit yang berkaitan dengan kecurangan tersebut menjadi suatu spesialisasi dengan istilah investigatif audit, forensik audit, fraud audit, namun demikian hingga saat ini belum ada batasan yang jelas tentang ruang lingkup istilah-istilah tersebut. Untuk keperluan praktis, audit investigatif didefinisikan menurut G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist dalam bukunya ”Fraud Auditing and Forensic Accounting” yang terjemahannya berbunyi audit investigatif mencakup reviu dokumentasi keuangan untuk tujuan tertentu yang mungkin saja berhubungan dengan masalah ligitasi dan pidana. Praktik investigatif atau fraud accountant diutamakan pada dua bidang kegiatan yaitu mencari bukti perbuatan kriminal dan penyebab atau pendukung kerugian (damages). Sebelum dibahas lebih lanjut, ada beberapa aksioma yang menarik terkait dengan fraud examiners/audit investigatif, yaitu: · Kecurangan itu tersembunyi (Fraud is Hidden) Kecurangan memiliki metode untuk menyembunyikan seluruh aspek yang mungkin dapat mengarahkan...

Words: 4160 - Pages: 17

Free Essay

Penerapan Sarbanes Oxley Di Indonesia

...Rangkuman Pelaporan & Akuntansi Keuangan AKUNTAN PUBLIK DAN REGULATOR ATAS KEANDALAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN Studi Kasus : Penerapan Sarbanes Oxley di Indonesia Oleh : Levinda Edvandini Yustina Hiola [pic] PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012 AKUNTAN PUBLIK DAN REGULATOR ATAS KEANDALAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN Perekonomian  suatu  negara  yang  menganut  sistem  pasar,  terutama  yang memiliki  pasar modal  untuk menggalang  dana masyarakat  bagi  kebutuhan  investasi peruisahaan  emiten,  sangat  dipengaruhi  oleh  tingkat  kepercayaan  masyarakat terhadap  pasar modal  tersebut.  Suatu  pasar modal  yang  dikelola  dengan  baik  (well managed) akan dapat memberikan ketenangan  bagi  investor  bahwa dana  investasi mereka  akan  aman dan dipergunakan oleh emiten  secara bijak untuk meningkatkan kemakmuran  pemegang  saham  dan  stakeholders  lainnya.  Kepercayaan  pemegang saham  terhadap manajemen  suatu  perusahaan   dapat meningkat  apabila  informasi finansial  dan  informasi  penting  lainnya  dapat  mereka  peroleh  (transparan)  dan ketepatan serta kebenarannya diatestasi oleh kantor akuntan public yang kompeten, efektif  dan independen. Beberapa  peristiwa   yang menyangkut masalah  pelaporan  laporan  keuangan emiten,  seperti  kasus  Kimia  Farma  dan  Bank  Lippo,  yang  terjadi  di  pasar  modal Indonesia,  membuat  investor  tidak  dapat  sepenuhnya  mempercayai  begitu  saja  laporan yang dibuat oleh emiten...

Words: 3097 - Pages: 13

Free Essay

Bachelor

...penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu — Dasar-dasar dan kosakata Quality management systems – Fundamentals and vocabulary (ISO 9000:2005, IDT) ICS 01.040.03; 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” SNI ISO 9000:2008 Daftar isi “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” Daftar isi.....................................................................................................................................i Prakata .....................................................................................................................................ii Pendahuluan............................................................................................................................iv 1 2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 Lingkup .............................................................................................................................. 1 Dasar-dasar sistem manajemen mutu............................................................................... 1 Alasan dasar sistem manajemen mutu.......................................................................... 1 Persyaratan sistem manajemen mutu dan persyaratan bagi produk...

Words: 10796 - Pages: 44

Free Essay

Agency Theory

...ALASAN DIPERLUKAN TATA KELOLA YANG BAIK DAN ETIKA BISNIS MAKALAH ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT * Oleh Bimo Satryo Nugrohudi ( NIM 2015250959 ) * Dimas Indra Respati ( NIM 2015250962 ) KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI 2015 Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai: “Agency relationship as a contract under which one or more person (the principals) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent.” Maksud dari kutipan dalam teori keagenan Jensen dan Meckling diatas bahwa pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen disini adalah pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu, maka pihak manejemen harus mempertanggung jawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Dalam teori agensi, hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal...

Words: 20426 - Pages: 82

Free Essay

Paper

...EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Akuntansi Keuangan Disusun oleh : EMMA MUTIARA RAHMAWATI F 3306135 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii iii MOTTO “Kesempurnaan bukanlah jaminan untuk kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dan membahagiakan kita” “ wanita itu diciptakan dari tulang rusuk pria..bukan dari kepalanya untuk menjadi atasannya, bukan pula dari kakinya untuk dijadikan alasnya, melainkan dari sisinya untuk menjadi teman hidupnya, dekat pada lengannya untuk dilindungi dan dekat dengan hatinya untuk dicintai..” “Mempercayai segala sesuat adalah indah, namun membawa kepercayaan-kepercayaan itu di dalam karya nyata adalah sebuah ujian kekuatan. Banyak yang berbicara seperti deru ombak tetapi kehidupanyya dangkal dan mati, seperti rawa-rawa yang berbau tidak enak. Banyak yang mengangkat kepalanya tinggi-tinggi diatas puncak-puncak pegunungan, namun jiwa mereka tetap mati di dalam lubang besar” “ Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, Sesungguhnya ALLah beserta dengan orang-orang yang sabar, DIA adalah sebaik-baik pelindung, dan hanya dengan mengingat ALLah hati menjadi tenteram” “dalam kisah pasti ada akhir, tapi dalam kehidupan setiap akhir adalah awal” iv PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini...

Words: 11429 - Pages: 46