Free Essay

Alm Pada Bank

In: Business and Management

Submitted By fannyhabsari
Words 8394
Pages 34
Asset and Liability Management
Pada Bank Komersil
Hinsa Siahaan [1]
Abstraksi
Risiko tingkat bunga adalah salah satu masalah tradisionil yang sangat penting diperhatikan dalam ALM (Assets and Liability Management). Meskipun risiko tingkat bunga merupakan masalah klasik tetapi masih tetap sangat krusial dalam manajemen aktiva dan kewajiban bank. Mengapa ? Oleh karena risiko tingkat bunga adalah sangat memengaruhi kinerja sebuah bank. Sebagaimana kita ketahui sasaran akhir atau The Ultimate Goal of the ALM adalah “memaksimumkan tingkat pengembalian bank setelah disesuaikan dengan risiko yang diterima oleh pemegang saham dalam jangka panjang (atau the maximization of the risk-adjusted returns to shareholders over the long run).[2] Tujuan tulisan ini adalah membahas adanya saling hubungan pencapaian tujuan bank dengan manajemen risiko tingkat bunga, apakah ada suatu posisi tingkat bunga sensitif sehingga membuat pencapaian tujuan bank menjadi optimal ? Apabila memang ada bagaimanakah cara melihatnya ? Tulisan ini juga membahas masalah identifikasi goal, definisi parameter tujuan sebuah bank, dan alternatif strategi pembiayaan yang mungkin dipilih guna mengoptimalkan pencapaian tujuan bank.

Setelah selesai membaca tulisan ini, para pembaca diharapkan mampu; • menjelaskan adanya tiga perkiraan bank dengan multi dimensi yang tidak dapat dimaksimalkan secara simultan melainkan harus dioptimalkan, karena tujuan peningkatan ketiga perkiraan bertentangan satu sama lain (conflict of interest); • mengkalkulasi atau memperkirakan tiga tujuan bank secara kuantitatip dengan menggunakan kombinasi data dari neraca (data pada sisi asset & liability) data laporan laba rugi (income statement ) lembaga keuangan bank komersil; • membahas tentang mismatch atau ketidakseimbangan karakter sumber pendanaan dengan karakteristik investasi pada bank komersil yang dapat membahayakan pertumbuhan dan kelangsungan hidup sebuah bank komersil; • membahas strategi pendanaan atau pembiayaan bank komersil yang optimal dalam menghadapi risiko perubahan tingkat bunga pasar. Memilih strategi yang cocok menghadapi risiko kredit.

1. Rekening Pada Neraca Bank Dengan Multi Dimensi Yang Harus Diperhatikan

Rekening bank dengan multi dimensi yang harus diperhatikan dalam tulisan ini adalah meliputi ”pendapatan bunga bersih (net interest income), nilai modal bersih (market value of net equity), dan rasio modal ekonomis (economic equity ratio)”.

Sebelum membahas apakah ada posisi tingkat bunga yang optimal pada sebuah bank, maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang manajer bank adalah memahami cara mengukur berbagai macam risiko . Dalam mengantisipasi segala macam bentuk risiko yang dihadapi, seorang manajer pada bank dapat melakukan apa yang disebut dengan ALM (Asset Liability Management). Dalam proses ALM ada “target accounts” neraca yang harus selalu dipertimbangkan. Tiga perkiraan penting tersebut yang berkaitan dengan manajemen risiko tingkat bunga (interest rate risk management) adalah (1) pendapatan bunga bersih (net interest income), (2) nilai saham (equity) berdasarkan pasar (market value of net equity), dan (3) rasio modal sendiri ekonomis ( economic equity ratio). • Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income). Perkiraan ini paling banyak dipertimbangkan dalam “target account”. Pengukurannya berdasarkan konsep akuntansi dan biasanya menjadi pokok pembahasan pada bank-bank. Ada kecenderungan pemusatan perhatian pada dampak penghasilan jangka pendek akibat perubahan tingkat bunga; yakni dampak perubahan tingkat bunga terhadap penghasilan selama 3 bulan hingga 12 bulan. Jadi orientasi target adalah pada penghasilan jangka pendek. • Nilai Modal Bersih Menurut Pasar (Market Value of Net Equity). Ini adalah menyangkut konsep modal berdasarkan pasar (pengukuran modal dengan mark-to-market) bukan berdasarkan konsep akuntansi. Umpamanya seberapa besar perubahan capital (perubahan harga saham) bank jika terjadi perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan (diluar rata-rata) ? Ini berorientasi pada konsep neraca tetapi berdasarkan nilai pasar. Artinya komponen-komponen modal disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga pasar. Oleh karena kapitalisasi pasar adalah menentukan nilai sekarang (present value) seluruh arus kas diterima dimasa yang akan datang atau dividen yang akan datang, dengan sendirinya nilai pasar modal bersih adalah sama dengan konsep penghasilan ekonomis untuk jangka panjang. • Rasio Modal Sendiri Ekonomis (Economic Equity Ratio). Konsep ini menyangkut sejauh manakah perubahan tingkat bunga akan merubah besarnya “rasio modal sendiri terhadap aktiva” apabila keduanya disesuaikan berdasarkan nilai pasar. Seperti konsep rasio modal (capital ratio) dengan orientasi pada nilai pasar. Sekali lagi target disini adalah arus kas yang diharapkan diperoleh dalam jangka panjang, di masa yang akan datang.
Dimensi-dimensi yang harus dipertimbangkan di dalam pengukuran rekening yang dijadikan target dalam penilaian adalah : o Dimensi neraca versus laporan laba rugi ( Balance sheet versus income statement dimensions).; o Dimensi nilai pasar versus nilai akuntansi (Market value versus accounting dimensions); o Dimensi jumlah kapital versus rasio kapital (Capital amount versus capital ratio dimensions); o Dimensi jangka pendek versus jangka panjang ( Short-term versus long-term).
Bukan hanya besarnya setiap rekening pada laporan keuangan yang dipertimbangkan. Tetapi semua dimensi yang berkaitan dengan setiap perkiraan (rekening) harus dipertimbangkan sekaligus.

2. Studi Kasus Manajemen Risiko Pada Sebuah Bank

Untuk memahami berbagai konsep penting yang berkaitan dengan manajemen risiko tingkat bunga, kiranya menjadi lebih mudah jika pembahasan ditekankan pada studi kasus bank dengan menggunakan angka-angka hipotetis yang disederhanakan sedemikian rupa. Dan untuk itu katakanlah ada sebuah bank namanya Bank “ PT. XYZ ” yang pada awal tahun pendiriannya masih sangat sederhana. Dimana kondisi dan asumsi-aumsi saat pendirian bank adalah seperti berikut: a. Bank memulai usahanya dengan aktiva (pinjaman sebesar $1,000), dengan satu deposito (Sertifikat deposito $800), dan modal sendiri atau start-up equity sebesar $200. b. Pinjaman atau loan berupa a six month “bullet” loan (semua bunga dan pokok pinjaman dibayarkan pada tanggal jatuh tempo) yang harganya sesuai dengan tingkat bunga CD yang berlaku di pasar (diasumsikan 6%) ditambah spread 2%. Oleh karena itu pada tanggal 1Januari pinjaman dicatat/dibukukan dengan yield 8%. Selain itu diasumsikan bahwa pinjaman tersebut diperpanjang secara otomatis (roll-over) untuk 6 bulan berikutnya, dan yield-nya ditetapkan kembali sesuai dengan tingkat bunga CD yang berlaku di pasar pada saat perpanjangan, dan ditambah dengan credit spread 2%. c. CD dibukukan 1 Januari dengan tingkat bunga 6%. Bank dalam posisi dapat menerbitkan CD dengan tanggal jatuh tempo mula-mula (initial maturity) sesuai yang diinginkannya. Initial maturity mungkin 1 hari atau 5 tahun, atau tanggal-tanggal yang ada diantara 1 hari hingga 5 tahun. Tetapi sekali bank telah memilih initial maturity, maka ia akan terikat untuk memperpanjang CD dengan CD baru (bunganya disesuaikan dengan bunga pasar) pada tanggal jatuh tempo dengan initial maturity sama dengan yang pertama. Jadi bank harus mengatur strategi atau terikat pada strategi pendanaan selama satu tahun. Sebagai contoh jika bank memilih mendanai neracanya dengan CD-3bulan, maka ia secara terus menerus harus memperpanjang CD periode 3bulan semula, tiga kali periode berikut, hingga akhir tahun. d. Diasumsikan bahwa kurva yield datar, tingkat bunga untuk semua jatuh tempo dari satu hari hingga lima tahun adalah 6%. Selain itu diasumsikan bahwa kurva yield bergeser sekali sejak tanggal 2 Januari, pada nilai baru yang flat (datar). Ini adalah pergeseran parallel dengan tingkat bunga.Kemudian diasumsikan lagi, sejak 2 Januari tingkat bunga tetap hingga akhir tahun. e. Semua penghasilan dibayarkan sebagai dividend setiap tengah tahunan (semi-annually). Asumsi ini perlu karena sumber kas satu-satunya untuk membayar dividend hanya bullet loan yang arus kasnya terjadi setiap tengah tahunan. f. Untuk simplikasi, biaya-biaya pajak, asuransi deposito, cadangan wajib, dan biaya operasi lainnya diabaikan (dianggap tidak ada). Memang asumsi-asumsi diatas sepertinya terlalu dipaksakan. Tetapi ini hanya sekedar contoh agar kasusnya lebih mudah dibayangkan. Tabel 1 adalah neraca dan laporan formal yang memuat ringkasan keuangan bank ketika mula-mula berdiri.

Tabel 1 Studi Kasus Risiko Tingkat Bunga Neraca Awal 1 Januari
|Assets (Aktiva): | |
|$1,000 |Six-Month Loan Priced at CD + 2% |
| | |
|Liabilities and Equitiy : | |
|$ 800 |CD of Any Desired Maturity |
|$ 200 |Equity ( Saham atau modal sendiri) |

Problem : anggaplah saudara sebagai manajer ALM ( Assets liability management) bank ini. Ketika dewan direksi ALCO memberi instruksi bahwa saudara harus meminimalkan risiko tingkat bunga yang harus dihadapi bank. Saudara hanya dapat memilih jatuh tempo CD yang akan ditetapkan hingga akhir tahun, agar meminimalkan tingkat risiko bunga bank. Persoalannya CD dengan jatuh tempo manakah yang saudara pilih, dan apa alasan pilihan tersebut ?

3. Diskusi Kasus
Untuk kasus sederhana seperti ini, nampaknya tidak ada satu solusi terbaik. Tidak ada satu pun CD dengan maturity tertentu yang pasti meminimalkan profil risiko tingkat bunga bank. Mari kita kaji ulang masalahnya untuk untuk mengungkapkan apa yang menjadi alasannya secara popular: Jika tujuan adalah meminimalkan risiko tingkat bunga, yang menjadi pertanyaan adalah CD dengan jatuh tempo berapa lamakah yang harus digunakan untuk membiayai (mendanai) pinjaman 6 bulan ? Jika tujuannya adalah meminimalkan risiko penghasilan (to minimize earnings risk), maka sebaiknya jangan menggunakan CD-6bulan. Alasannya dapat dimengerti melalui kajian pengaruh kenaikan 1% bunga pasar dari hari kedua hingga jatuh tempo terhadap tiga target ( net interest income, market value of net equity, dan economic equity ratio) yang dijadikan sebagai ukuran, lihat Tabel 2.

Tabel 2
Hasil Studi Kasus Risiko Tingkat Bunga
(Dampak kenaikan 1% Kurva Yield CD Pada 2 Januari)

|CD Maturity |Annual Net Interest Income ($) |Market Value of Equity (%) |Economic Equity Ratio (%) |
|(Months) | | | |
|3.0 |$ - 1.0 | - 1.4% | - 0.9% |
|4.5 | 0.0 |- 0.9 |- 0.5 |
|6.0 |+ 1.0 |- 0.5 | 0.0 |
|7.5 |+ 2.0 | 0.0 |+ 0.5 |
|9.0 |+ 3.0 |+ 0.5 |+ 0.9 |

Ada tiga kolom (kolom 2, 3, dan 4) yang dapat mengungkapkan dampak perubahan tingkat bunga yang naik 1 % sejak 2 Januari terhadap CD 3.0 bulan, 4.5 bulan, 6.0 bulan, 7.5 bulan, dan 9.0 bulan. Untuk memahami tabel ini, lihat salah satu baris dari satu CD Maturity secara rinci. Seandainya manajer ALM memilih CD-3bulan untuk mendanai bank, dan pada 2 Januari tingkat bunga pasar naik 1%, maka pendapatan bunga bank (net interest income) akan turun $ 1 dibandingkan jika seandainya situasi pada tingkat bunga tetap tidak berubah. Dalam hal ini penghasilan bank selama setahun turun dari $32.00 menjadi $31.00. Untuk membuktikannya cukup mudah, yakni dengan menghitung total pendapatan bunga bersih selama satu tahun, tetapi dengan asumsi menggunakan dua tingkat bunga yang berbeda. Jika bunga stabil hingga akhir tahun, pendapatan bunga bank adalah 8% x $1,000 =$ 80. Sementara biaya bunga CD adalah 6% dari saldo pinjaman $800 atau $48. Jadi pendapatan bunga bersih : $80 -$48 = $32. Tetapi jika tingkat bunga naik 1%, pendapatan bunga bank, biaya bunga, dan pendapatan bunga bersih per kuartal bank akan berubah seperti terlihat pada Tabel 3. Untuk simplikasi perhitungan diasumsikan bahwa setiap kuartal adalah sama dengan 91 hari.
Tabel 3
Pendapatan Bunga Bersih Perkuartal
Menggunakan CD-3bulan dan tingkat bunga naik 1%
| |Quarter 1 |Quarter 2 |Quarter 3 |Quarter 4 |Year |
|Loan Yield |8.00% |8.00% |9.00% |9.00% |8.5% |
|Interest Income |$20.00 |$20.00 |$22.50 |$22.50 |$85.00 |
|CD Rate |6.00% |7.00% |7.00% |7.00% |6.75% |
|Interest Expense |$12.00 |$14.00 |$14.00 |$14.00 |$54.00 |
|Net Interest Margin |3.20% |2.40% |3.40% |3.40% |3.10% |
|Net Interest Income |$8.00 |$6.00 |$8.50 |$8.50 |$31.00 |

Terlihat bahwa penetapan harga baru terhadap pinjaman (loan) adalah refleksi tingkat bunga baru yang lebih tinggi pada kuartal III dan IV, setelah jatuh tempo dan diperpanjang kembali dalam lingkungan CD 7% untuk total yield 9%. Namun CD jatuh tempo setelah kuartal I dan diperpanjang dengan tingkat bunga baru 7% dimulai sejak kuartal II. Selanjutnya, pendapatan bunga bersih untuk sementara terkoreksi pada kuartal II, tetapi kemudian mencapai pendapatan bunga bersih tertinggi pada kuartal III dan IV. Adalah mudah menjelaskan bahwa seandainya tingkat bunga naik 2% dari 1% semenjak 2 Januari dan seterusnya, pendapatan bunga bersih per tahun turunnya $2 bukan $1. Yaitu akibat setiap pergeseran tingkat bunga (dalam persen) dikalikan dengan - $1. Oleh karena itu jika tingkat bunga turun 1% maka pendapatan bunga bersih akan naik $1 (yakni diperoleh dari - $1 dikalikan dengan perubahan tingkat bunga – 1%, lihat Tabel 2) yang hasilnya menjadi $ 33 pada tahun yang bersangkutan. Sekarang dapat dimengerti penggunaan analisa perubahan bunga 1 %; nilai dapat dikalikan dengan setiap perubahan tingkat bunga. Mari kembali pada garis CD pada Tabel 2, terlihat bahwa pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap nilai pasar modal sendiri (market value of equity) adalah -1.4%. Nilai equity selalu merupakan sisa (residual) nilai pasar aktiva dikurangkan dengan nilai pasar utang (nilai pasar pasiva atau nilai total kewajiban). Misalkan bahwa spread pinjaman (loan spread) ditetapkan 2% sebagai premi risiko yang sepadan untuk tingkat bunga CD sesuai dengan yang kualitas peminjam. Sehingga ketika tingkat bunga naik 1% pada 2 Januari nilai pasar pinjaman sekarang (yang baru) berkurang seperti terlihat pada Tabel 4. Kolom nilai pasar sekarang (nilai pasar yang baru) adalah hasil kalkulasi ”mark-to-market” atau kalkulasi disesuaikan dengan tingkat bunga baru yang berlaku di pasar untuk loan dan CD. Sebagai contoh loan (pinjaman) akan dibayar kembali $1,040 yang terdiri dari bunga 6 bulan ditambah pokok pinjaman. Ketika nilai pinjaman di diskonto dengan 9% nilai pasarnya sekarang yang berlaku adalah $995.22. Pada Tabel 4 terbukti bahwa nilai pasar equity menurun dari $200 menjadi $ 197.18 jika tingkat suku bunga naik 1%, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 4. Selain itu Tabel 4 memperlihatkan bahwa economic equity ratio menurun dari 20% menjadi 19.81%, yakni penurunan sebesar 0.9%. Sebaliknya jika suku bunga turun 1% maka nilai pasar equity dan economic equity ratio akan naik dengan magnitude yang sama. Setelah memahami angka-angka pada Tabel 2, sekarang kita kembali kepada persoalan sebenarnya; CD atau sertifikat deposito dengan jatuh tempo (maturity) yang manakah yang meminimalkan risiko tingkat bunga bank ini ? Hasil pengujian pada Tabel 2 terbukti tidak ada solusi. Alasannya tidak ada CD yang secara absolut dapat menghasilkan/mencapai target rekening dalam tiga dimensi yang hasilnya nol. Sebab upaya meminimalkan risiko pada satu dimensi akan menaikkan risiko pada dimensi lain.

Kajian tentang target tiga dimensi secara satu persatu, atau kajian dimensi demi dimensi adalah seperti berikut :

• Pendapatan bunga bersih (Net interest income). Perkiraan ini dapat distabilkan untuk horison waktu satu tahun terhadap pergeseran tingkat bunga jika menggunakan CD 4.5 bulan. Mungkin ini secara intuisi tidak terbukti, tetapi bagi yang ragu-ragu ini dapat diuji secara matematika. Alasannya CD 6 bulan (sesuai dengan maturity pinjaman) tidak menstabilkan penghasilan tahunan sebab hanya cocok dengan maturity kalau saldonya juga cocok, pada contoh ini volume pinjaman (loan) lebih besar dari volume CD.( Pada semua bank volume earning asset biasanya lebih besar dari volume ”interest-bearing depoits).
Tabel 4
Kalkulasi Nilai Pasar –Studi Kasus CD-3bulan
Ketika Tingkat Bunga Naik 1%
| |Maturity |Saldo Awal |Tingkat Diskonto |Nilai Pasar |Tingkat Diskonto |Persentase |
| |(Bulan) | |Awal |Sekarang |Baru |perubahan |
|Loan |6.0 |$1,000 |8.0% |$995.22 |9.0% |- 0.48% |
|CD |3.0 |800 |6.0% |798.03 |7.0% |- 0.25% |
|Equity | |200 | |197.18 | |- 1.41% |
|Economic | | | | | | |
|Equity Ratio | |20% | |19.81% | |- 0.94% |

• Nilai pasar equity (Market value of equity) Ini dapat distabilkan dari perubahan bunga hanya apabila yang dipilih adalah CD 7.5 bulan. Selisih pendanaan dibutuhkan untuk melindungi nilai (to hedge) nilai pasar equity dari pada mencoba melindungi pendapatan bunga bersih. • Rasio equity ekonomis (Economic equity ratio) Eureka ! Kebanyakan orang cenderung mencocokkan maturity (jatuh tempo) CD dengan loan (pinjaman). Ini yang disebut menstabilkan risiko tingkat bunga, jika pencocokan maturities antara CD dan loan berhasil atau efektif. Jika ditegaskan bahwa penggunaan CD-6bulan adalah strategi yang tepat dalam studi kasus ini, sedikit yang menyadari bahwa strategi ini secara implisit telah melindungi rasio equity ekonomis bank. Ini bukan kebetulan. Dapat dibuktikan bahwa memang ini akan terjadi.

4. Unsur-unsur Penting Yang Mendapat Prioritas Secara Tradisionil

Untuk menambah cakrawala pembahasan studi kasus bank ini, misalkan pembuat undang-undang menghimbau agar manajer ALM memberikan tambahan perhatian pada target rekening tertentu. Secara histories, manajemen senior bank memusatkan perhatiannya pada rekening penghasilan yang ditargetkan, yang dalam studi kasus ini adalah pendapatan bunga bersih. Bukan tidak lazim manajemen menghendaki earnings tidak menyimpang dari perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan selama tahun berjalan. Sangat lazim manajemen bank merekomendasikan penggunaan maturity yang 4.5 bulan sebagai pilihan. Nilai pasar equity (nilai pasar modal sendiri) bank adalah sinonim dengan modal bank berdasarkan pasar ( bank’s market capitalization ). Sudah pasti stakeholders sangat berkepentingan dengan karakter risiko pasar modal atau harga saham bank bagi pemegang saham. Apabila mereka menginginkan bank meminimalkan risiko tingkat bunga, maka yang dipilih adalah CD – 7.5 bulan. Hanya ini cara agar supaya nilai investasinya pada bank tidak menjadi korban risiko tingkat bunga. Stakeholder yang paling berkepentingan dengan rasio equity adalah pengawas bank (regulator). Regulator dalam hal ini lebih memperhatikan konsep rasio modal berdasarkan nilai pasar ketimbang menurut akuntansi. Dalam studi kasus ini rasio modal yang digunakan adalah economic equity ratio (rasio modal sendiri secara ekonomi). Oleh karena itu setiap regulator yang menghendaki meminimalkan risiko tingkat bunga bank selalu menggunakan dimensi economic equity ratio, dan menganjurkan bank menggunakan CD-6 bulan untuk pendanaannya. Jadi dapat dimengerti tiga stakeholders utama (management, shareholders, dan regulators), semuanya (masing-masing) menghendaki penggunaan CD dengan jatuh tempo (maturity) yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya meminimalkan risiko tingkat bunga. Bagaimana dengan manajer ALM. Apakah yang sebaiknya dilakukan ? Meskipun dengan contoh studi kasus yang amat sederhana ini, tidak ada solusi yang jelas. Itulah salah satu penyebab, mengapa ALM lebih cenderung disebut seni (art) bukan ilmu pengetahuan (science). Tetapi jangan buru-buru menyerah. Sebab ada pendekatan yang rasionil terhadap dilema (buah si malakama) risiko tingkat suku bunga. Namun sebelum pembahasan pendekatan rasionil yang dapat digunakan memecahkan dilema risiko tingkat bunga, berikut ini pembahasan adalah dipusatkan pada analoginya dengan *obligasi berbunga tetap dan obligasi berbunga mengambang* atau fixed and floating-rate bonds.

5. Analogi Dengan Obligasi

Strategi penting yang dapat dipertimbangkan oleh manajer ALM dalam studi kasus ini adalah memilih antara dua macam sertifikat deposito, yakni CD yang 4.5 bulan dan 7.5 bulan. Pilihan strategi disini apakah “melindungi penghasilan bank” atau “melindungi nilai pasar saham bank “ yang bersangkutan. (hedge the bank’s earnings and the hedge bank’s stock price). Keduanya adalah strategi pendanan yang dapat menstabilkan dua rekening penting yang ditargetkan : pendapatan bunga bersih (net interest income) dan nilai equity menurut pasar ( the market value of equity). Seperti biasa terjadi, tingkat risiko rasio equity ekonomi berubah-ubah tergantung risiko pasar equity dan risiko penghasilan. Oleh karena itu kalau kedua target dikelola dengan arah yang bijaksana berarti rasio modal ekonomis (economic equity ratio) juga akan terkelola dengan baik. Sesungguhnya kedua strategi sangat penting difahami oleh manajer ALM, CEO, dan dewan direksi/dewan pengawas bank. Untuk menjelaskan kedua macam strategi, angka-angka dari Tabel 2 dapat dikutip dan dituangkan kembali dalam bentuk Tabel 5. Jika bank menggunakan pendanaan CD 4.5 bulan dan CD 7.5 bulan, maka penghasilan bank selama satu tahun tidak dibatasi pergeserah tingkat bunga. Tetapi modal bank berdasarkan pasar (market capitalization) sangat rapuh atau sangat rentan terhadap perubahan bunga, setiap kenaikan 1% bunga menyebabkan penurunan nilai modal bank sebesar 0.9%. Secara kualitatif ini adalah benar berlaku untuk semua bank (untuk setiap arus kas). Jika penghasilan (arus kas) dilindungi atau di hedge dari perubahan tingkat bunga, maka harga saham (stock price) dan modal bank berdasarkan pasar atau market capital of bank atau nilai sekarang arus kas pasti turun (merosot) jika tingkat bunga naik.
Tabel 5
Dua Strategi Pendanaan Terpenting
(Dampak Kenaikan 1% Tingkat Bunga)
|Maturity |Pendapatan Bunga Bersih Tahunan ($) |Nilai Pasar Equity ($) |
|( Bulan ) | | |
|4.5 |0.0 |- 0.9% |
|7.5 | + 2.0 |0.0 |

Jika pilihan dijatuhkan pada CD 7.5 bulan, harga saham bank tidak berubah kendatipun tingkat bunga berubah. Tetapi penghasilan bank akan naik setiap tingkat bunga naik. Sekali lagi, secara kualitatif ini adalah benar untuk semua bank atau untuk semua arus kas. Memperkuat dua paragraph terakhir diatas, ini analog dengan dua obligasi jangka panjang. Analogi ini penting karena keduanya secara intuisi mudah untuk difahami, dan mengilustrasikan bahwa risiko dan karakter penilaian setiap konsep keuangan adalah berlaku universal. Dapat diaplikasikan untuk semua situasi, apakah untuk pertimbangan ALM pada bank, atau di dalam pembelian sekuritas sebagai wacana investasi atau untuk hedging dengan menggunakan produk derivatif yang canggih, seperti options atau swaps. Setiap analogi dengan posisi CD-4.5 Bulan dalam studi kasus pasti mempunyai karakter bahwa arus kasnya tidak berbeda dengan pergeseran tingkat bunga, dan nilai pasarnya pasti menurun setiap tingkat bunga naik diatas rata-rata. Obligasi yang paling sederhana memiliki karakter seperti ini adalah obligasi pemerintah jangka panjang, yang biasa disebut long bond ( Catatan : analogi hanya berlaku untuk dua karakteristik penting pola kas atau penghasilan tetap dan nilai pasar, yang merosot jika tingkat bunga naik. Harap analogi jangan dikaburkan bahwa semua aktiva lembaga keuangan semacam ini harus jangka panjang dan bunga tetap. Sebab mungkin saja jangka pendek dengan pendanaan jangka pendek yang sepadan, sepanjang pendapatan bunga bersih dilindungi (di hedge) dari pergerakan tingkat bunga. Semua bankir mengetahui bahkan sangat mengetahui bahwa arus kas setiap obligasi jangka panjang dengan bunga tetap ; tidak berubah dalam keadaan tertentu, dan pasti tidak meskipun ketika tingkat bunga pasar naik atau turun. Tetapi untuk setiap sekuritas yang arus kasnya tetap, nilai pasarnya sangat peka (rentan) terhadap setiap perubahan (fluktuasi) tingkat bunga. Ini adalah karena nilai pasar arus kas berbunga tetap, seperti long bond sama dengan nilai sekarang (present value) arus kas yang diperoleh dengan mendiskonto arus kas yang diterima di masa yang akan datang. Nilainya tergantung pada tingkat diskonto yang berlaku. Jadi ketika tingkat bunga bergerak naik, faktor diskonto naik, justru nilai sekarang arus kas setelah di diskonto tentnya turun. Analogi pendanaan dengan CD-7.5 bulan adalah obligasi yang nilai pasarnya stabil, namun arus kasnya meningkat setiap kali suku bunga pasar meningkat. Ini serupa dengan floating-rate bond yang kuponnya (bunganya) ditetapkan kembali setiap interval yang regular, biasanya setiap tiga atau enam bulan, berdasarkan index jangka pendek tertentu, misalnya berdasarkan LIBOR atau bunga surat pebendaharaan pemerintah ( Treasury bill rates). Jelaslah setiap kali tingkat bunga naik maka arus kas terkait dengan instrumen ini akan naik. Oleh karena itu floating-rate bond selalu diperdagangkan dengan harga mendekati nilai par atau nilai nominal, sebab ketika suku bunga naik, kenaikan kupon mengimbangi kenaikan tingkat diskonto, membiarkan nilai sekarang arus kas tidak berubah. Tabel 6 adalah ringkasan karakter dua analogi. Kiranya terbukti mengapa hasil pada Tabel 5 secara kualitatif adalah harus seperti itu. Penggunaan CD 4.5bulan adalah ekuivalen membuat pendapatan bunga tetap pada tahun yang bersangkutan. Demikian juga dengan arus kas tetap, dikaitkan dengan nilai pasar, akan turun setiap kali suku bunga naik, sebab arus kas yang jumlahnya tetap di diskonto dengan tingkat diskonto yang lebih tinggi. Pada sisi lain, dengan CD 7.5bulan, arus kas meningkat setiap kali suku bunga naik. Jumlah kenaikan persis mengimbangi atau mengkompensir tingkat diskonto pasar yang lebih tinggi. Oleh karena itu nilai pasar perusahaan tidak berubah. Jelas bahwa tidak ada bank yang dapat melindungi nilai (to hedge) penghasilan dan nilai pasar equity (harga saham) sekaligus pada saat yang sama. Jadi setiap manajer asset and liability dan setiap ALCO harus membuat keputusan tentang posisi risiko tingkat bunga yang menunjukkan volatilitas (risiko), paling tidak menggunakan salah satu dimensi.
Tabel 6
Dampak Kenaikan Suku Bunga
| |Arus Kas (Cash Flow) |Nilai Pasar (Market Value) |
|Obligasi Bunga Tetap | Tidak berubah |Jatuh (Turun) |
|(Fixed Rate Bond) | | |
|Obligasi Bunga Mengambang |Meningkat |Tetap (Stabil) |
|(Floating Rate Bond) | | |

Tidak ada posisi sensitivitas tingkat bunga untuk bank yang dapat menghapuskan/menghilangkan semua risiko sekaligus dari tiga rekening yang ditargetkan. Dasar pilihan bank adalah seperti digariskan pada Tabel 6. Kalau tidak menstabilkan harga saham dan penghasilan ( arus kas ) meningkat ketika suku bunga naik, pilihan lainnya adalah menstabilkan penghasilan tetapi harga saham menurun ketika suku bunga naik.

6. Strategi Menghadapi Risiko Suku Bunga Yang Mungkin Dipilih

Apakah teori corporate finance (teori manajemen keuangan perusahaan) memberikan pengertian yang mendalam tentang apakah dari antara dua posisi risiko terdapat satu posisi terbaik ? Sesungguhnya diluar contoh dua posisi dapat digeneralisir adanya kisaran risiko yang mungkin dipilih. Ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 7.

Pada butir 5 posisi 2 dan 4 telah dibahas secara rinci. Sementara isi Tabel 7 adalah berkaitan dengan alternatif yang tersedia dengan diskripsi kualitatif sederhana, seluruh posisi risiko yang mungkin. Harap diperhatikan pengaruh lambat laun pada arus kas dan nilai pasar pada berbagai posisi strategi.

Tabel 7
Ringkasan Semua Posisi Risiko Tingkat Bunga yang Mungkin
Akibat Kenaikan Tingkat Suku Bunga
|Macam Sensitivitas |Penghasilan atau Arus Kas |Harga Saham atau Nilai Pasar |
|1. Liability Sensitive Bank |Menurun (Decreases) |Anjlok secara drastis |
|2. Fixed Earnings Bank | Tetap (Fixed) |Jatuh |
|3. “Hybrid” Bank | Sedikit Naik |Sedikit Turun |
|4. Stable Stock Price Bank |Naik |Stabil |
|5. Very Asset Sensitive Bank |Naik Banyak |Naik Sedikit |

Untuk membahas seluruh strategi secara tuntas, pembahasan berikut ini adalah difokuskan pada “hybrid” strategi dan dua strategi posisi risiko lainnya yang paling ekstrim; Strategi 3-“Hybrid” Bank. Strategi ini mencakup seluruh posisi menengah antara “fixed earnings” strategi 2 dan “stable stock price” strategi 4. Dalam studi kasus ini diaplikasikan pada CD 4.5 bulan dan dibawah CD 7.5 bulan. Ciri utama strategi 3 adalah bahwa risiko earnings dan equity berubah dengan arah berlawanan. Jadi bagi bank yang menggunakan strategi ini, setiap pertambahan (perpanjangan) jatuh tempo pendanaan (maturity atau duration) diperkirakan akan meningkatkan volatility (risiko) penghasilan tetapi menurunkan volatility harga saham. Tambahan pula, “hybrid’ bank selalu bertambah penghasilannya jika tingkat bunga naik diatas rata-rata, dan nilai pasar equty (harga sahamnya) turun seiring dengan kenaikan tingkat bunga. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa posisi “ stable economic equity ratio” dapat dicapai dengan macam strategi seperti ini. Dalam studi kasus ini, CD-6 bulan dapat mencegah perubahan “ratio of equity to assets” (jika keduanya equity dan aktiva dinilai berdasarkan nilai pasar). Jadi penggunaan CD 6 bulan sebagai pendanaan adalah termasuk kategori strategi 3. Strategy 1 Liability Sensitive Bank. Istilah “liability sensitive” atau “peka terhadap kewajiban” adalah suatu keadaan penghasilan bank akan menurun setiap terjadi perubahan suku bunga yang tidak terduga (tidak diharapkan). Kondisi ini berkaitan dengan “neraca” dimana penetapan kembali harga kewajiban (utang-utang) rata-rata tertimbang lebih kecil dari aktiva. Poisi seperti ini paling dominant pada bank tabungan pada tahun 1980an. Strategi 5 Very Asset Sensitive Bank. Istilah ini digunakan pada bank yang nilai pasar kapitalnya meningkat karena suku bunga naik dari rata-rata (meningkat dari tingkat bunga yang diharapkan). Pada studi kasus ini, berlaku pada penggunaan dana yang jatuh temponya lebih lama dari 7.5 bulan. Strategi 1 dan 5 disebut ekstrim karena situasinya ALL sebagai rekening yang ditargetkan naik atau turun dengan arah yang sama, berbeda dengan strategi, 2, 3, atau 4 dimana risiko akan naik pada satu dimensi, dan pada dimensi lain turun.

7. Risiko Tingkat Bunga Dan Biaya Kepailitan Berdasarkan prinsip yang telah dikembangkan, dari antara 5 strategi yang terdaftar pada Tabel 7 apakah terdapat posisi yang optimal ? Masalah ini sama dengan mempertanyakan : “ apakah mungkin menciptakan nilai tambah secara konsisten bagi pemegang saham untuk jangka panjang (secara berkesinambungan) dengan mengambil risiko tingkat bunga, mis. dengan melakukan mismatching pada bank ? Dengan tegas jawabnya adalah tidak ada. Akan tetapi sudah pasti bahwa dapat terjadi penghancuran nilai, penciutan nilai akibat pengambilan risiko tingkat bunga di luar yang ditargetkan. Kembali pada pertanyaan semula studi kasus ini : “strategi manakah yang menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan memaksimumkan harga saham ?” Jawabnya adalah strategi 2, 3, dan 4 semuanya dapat diterima pemegang saham. Hasilnya akan sama terhadap harga saham. Bagaimana kita dapat sampai pada kesimpulan sederhana seperti ini ? Jawabnya sederhana bahwa “tidak ada makan siang yang gratis” (there is no free lunch). Misalkan manajemen sebuah bank tidak tidak membuat ramalan tingkat bunga yang lebih baik ( lebih akurat) dibandingkan yang dilakukan oleh rata-rata lembaga keuangan atau investor lembaga. Pemegang saham tidak akan membayar atau memberi imbalan kepada bank untuk pekerjaan yang dilakukan yang tidak lebih baik dari pada yang dilakukan (maksudnya yang dilakukan pemegang saham), tetapi mereka akan membebani bank (dengan harga saham yang lebih rendah) jika bank merusak nilai bank.
Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari dari 3 skenario berikut:

Skenario A: Bank memilih Skenario 2 menggunakan CD 4.5 Bulan sebagai sumber pendanaannya selama satu tahun. Pemegang saham tidak setuju dan memilih Strategi 4, atau Strategi 7.5 Bulan. Pemegang saham membeli $200 saham bank dan menarik dana $800 dengan cara menjual CD 7.5 Bulan seraya menginvestasikan uangnya pada CD 4.5 Bulan dari bank lain.(Jika investor tidak dapat menerbitkan/menjual CD, dia dapat menggunakan transaksi pada pasar berjangka atau futures markets, misalnya membeli put option dengan aktiva induk CD ). Kombinasi transaksi ini memungkinkan setiap orang mencapai tujuannya. Manajemen dapat memastikan penghasilannya dan pemegang saham menstabilkan nilai portofolio-nya. Oleh karena itu pemegang saham indifference dengan keputusan manajemen seperti ini.

Skenario B : Bank memilih Skenario 4 dan menjual (menerbitkan) “CD 7.5 Bulan”. Ini akan menyebabkan pendapatan meningkat jika tingkat bunga naik, dan pendapatan turun jika tingkat bunga turun. Tetapi pemegang saham tidak setuju dengan strategi ini dan lebih suka memilih strategi 2.

Pemegang saham membeli $200 saham bank dan menarik dana $800 dengan cara menjual “CD 4.5 Bulan” seraya menginvestasikan uangnya pada “CD 7.5 Bulan” dari bank lain. Seperti pada skenario A, pengaruh CD mungkin di duplikasikan dengan transaksi berjangka. Sekali lagi, pemegang saham akan mencapai objective dalam bentuk “penghasilan portofolio yang stabil” atau “arus kas yang stabil” sembari memenuhi hasrat manajemen bank untuk menstabilkan “harga saham bank”. Kedua tujuan terpenuhi.

Skenario C: Bank menjual loan (pinjaman) 6 bulan, membeli “Obligasi-30 tahun” bunga tetap, dan mendanai bank $800 dengan “CD-6Bulan”. Bank menghadapi risiko modal sendiri negative yang cukup significant. Pemegang saham tidak setuju dengan strategi ini, dan lebih memilih menstabilkan “economic equity ratio “ (rasio modal sendiri ekonomis). Sama seperti pada skenario A dan B, pemegang saham dapat mengimbangi mismatch tingkat bunga yang dilakukan oleh bank dengan menerbitkan $1,000 “Obligasi-30 tahun” dan uang hasil penjualannya digunakan membeli “CD-6Bulan”. (Sama seperti diatas dapat dilakukan melalui transaksi berjangka). Transaksi ini hasilnya akan sama dengan posisi yang diinginkan pemegang saham seperti yang dapat dicapai melalui Strategi 3. Berbeda dengan scenario A dan B, dengan scenario C terdapat kesempatan atau kemungkinan yang realistik bahwa bank akan jatuh pailit, oleh karena itu terpaksa menanggung biaya-biaya legal yang significant, pengawasan, bank investasi, biaya likuidasi, dan lain sebagainya. Bagaimana investor dapat menutup potensi biaya tersebut ? Tidak ada selama saham bank dimiliki atau dipertahankan pemiliknya. Satu-satunya obat bagi pemegang saham dalam situasi seperti ini adalah menjual sahamnya. Pasar akan menurunkan harga saham sesuai dengan kesadaran adanya potensi biaya yang akan terjadi yang tidak diproteksi (di hedge). Manajemen bank telah menghancurkan nilai bank dengan mengambil risiko tingkat bunga yang sangat mungkin membuat bank bangkrut. Jika manajemen bank mempertahankan scenario 2, 3, atau 4 probabilita bahwa bank akan bangkrut adalah zero (nol) meskipun terjadi perubahan tingkat bunga.

8. Daerah Aman Bebas Dari Risiko Tingkat Bunga

Beranjak dari diskusi terdahulu, kita sampai pada kesimpulan penting. Persisnya tidak ada kemungkinan bank akan bangkrut akibat risiko tingkat bunga : ▪ Sepanjang manajemen berhasil menstabilkan harga saham apapun yang terjadi dengan suku bunga. ▪ Sepanjang manajemen berhasil menstabilkan pendapatan bunga bersih, sekalipun terjadi perubahan bunga di pasar. ▪ Sepanjang manajemen mendapatkan strategi menengah (strategi 3).

Strategi ini di definisikan sebagai “the interest rate risk safety zone” atau “daerah aman risiko tingkat bunga”. Jika manajemen menempatkan posisi bank di luar “safety zone” berarti manajemen telah mengambil risiko yang menyebabkan penurunan nilai atau merusak nilai kekayaan pemegang saham tanpa si pemegang saham dapat melindungi dirinya. Ilustrasi klasik dampak negative dari strategi di luar “safety zone” adalah pengalaman industri lembaga simpan pinjam pada 1970an hingga awal 1980an. Pada masa tersebut lembaga simpan pinjam berada pada “extreme liability sensitive with deposits” yang perubahan harganya lebih cepat dari campuran aktivanya, yang didominasi “30-year , fixed rate mortgage” (Obligasi hipotik 30 tahun bunga tetap). Oleh karena itu strategi 1 yang di adopsi. Tetapi akibat kenaikan suku bunga awal 1980an, industri simpan pinjam telah mengalami kerugian karena merosotnya nilai bersih modal sendiri (net equity value) dalam persentase yang significant. Untuk mengatasinya maka dipasarkan “adjustable-rate mortgage” secara besar-besaran agar dapat kembali pada posisi “safety zone”. Meskipun dapat dicapai kemajuan yang lumayan, tetapi risiko tingkat bunga telah menyumbang kepada terjadinya krisis lembaga simpan pinjam. Dikalangan bankir terdapat dalil yang terkenal bahwa fungsi utama bank adalah “ meminjam jangka pendek meminjamkan jangka panjang” atau “ borrow short and lend long”. Berdasarkan konsep ini, berarti terdapat premi likuiditas pada kurva yield, atau dalam jangka panjang bank dapat memperoleh liquidity spread. Sekali lagi, ini adalah pendekatan dengan strategi 1, tetapi dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan lembaga simpan pinjam. Apakah liquidity spread dapat diperoleh atau tidak, bukan itu yang menjadi persoalan. Apakah ada spread, berapa besar, dan apakah itu positive atau negative adalah perdebatan matematika ekonomi. Masalah penting adalah apakah pemegang saham akan bersedia membayar premi untuk saham bank untuk hal yang dapat dikerjakan sendiri oleh pemegang saham. Sayang sekali tidak ada sinterklas dan tidak ada makan siang yang gratis. “Gapping” atau “short funding” untuk menangkap spread pada yield curve tidak ada gunanya bagi pemegang saham karena alasan yang dikemukakan pada scenario A, B, dan C. Oleh karena pembayaran margin dalam ribuan (bukan jutaan) dollar, seseorang dapat membeli “Treasury bond futures” dan menjual “Eurodollar futures” jika mereka menginginkan “gap” (celah) berdasarkan ramalan tingkat bunga sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Sebab itu bank yang menginginkan celah (“gap”) dapat menaikkan pendapatan bersihnya tetapi tidak menaikkan harga sahamnya. Seperti dijelaskan diatas, harga sahamnya turun karena kemungkinan risiko bank akan bangkrut semakin besar. Kesimpulan utama dari pembahasan diatas, adalah bahwa bank harus berusaha melindungi penghasilannya terhadap risiko tingkat bunga, atau harus sedikit peka terhadap aktiva (harus asset sensitive). Bank sebaiknya tidak mencoba mempertahankan “ a liability sensitive position” lebih lama. Juga tidak harus “asset-sensitive” sehingga harga sahamnya naik jika tingkat bunga naik. Tidak berarti bahwa bank tidak pernah berada pada posisi “ a liability-sensitive position” . Sebab pada keadaan tertentu posisi tersebut adalah cocok, atau kriteria-kriteria tertentu terpenuhi. Tetapi yang jelas sebaiknya bank jangan secara rutin mengadopsi strategi “significantly liability-sensitive position” . Sebab strategi ini akan menurunkan pendapatan bunga bersih lebih dari 1 % setiap pergerakan tingkat bunga memburuk 100-basis point. Juga tidak adil jika mengabaikan bahwa bank-bank tabungan secara sengaja dan hati-hati menjalankan “significantly liability-sensitive position”. Harus selalu di ingat bahwa adanya ancaman kebangkrutan bank akan menghancurkan nilai aktiva pemegang saham. Sangat dianjurkan memilih strategi “interest rate strategy” yang tidak mengancam solvency bank atau lembaga impan pinjam. Meskipun demikian, terdapat kemungkinan memilih strategi yang lebih berisiko, dengan asumsi bahwa lembaga simpan pinjam memiliki capital cukup untuk mengurangi risiko kebangkrutan pada sampai level tertentu. Ini adalah situasi terkecuali, tetapi situasi seperti ini memang ada.

9. Penutup Apabila diperhatikan studi kasus yang dikemukakan diatas, dapat dilihat satu contoh masalah manajemen risiko yang sesungguhnya yang menggunakan kerangka pemikiran rasio risk/return. Terlihat bahwa risiko tidak dapat diperlakukan hanya satu dimensi. Meskipun hanya memperhatikan satu macam risiko saja, yaitu risiko tingkat bunga, paling tidak terdapat tiga dimensi perkiraan (rekening ) bank yang ditargetkan, dan tiga strategi pemilihan posisi penting yang harus dipertimbangkan. Tidak mungkin mengeliminir risiko tingkat bunga dari tiga dimensi secara simultan. Oleh karena itu, setiap strategi bank yang realistis akan tetap menghadapi risiko pada salah satu dimensi atau lebih. Manajemen harus senantiasa memahami baik buruknya semua kombinasi strategi sebelum memilih strategi jangka panjang. Masih diperdebatkan bahwa ‘expected risk-adjusted return ‘ dari ‘aggressive interest rate mismatching’ adalah zero atau dapat diabaikan dan bank tidak perlu mengkompensirnya dengan biaya volatility dan kemungkinan bangkrut yang terkait dengan strategi. Sebab itu, bank harus beruaha meminimalkan risiko tingkat bunga dalam jangka panjang. Ini dapat dicapai dengan mengadopsi “a mildly asset-sensitive risk structure”.

Lampiran A

Apakah Risiko Tingkat Bunga Dapat Dihilangkan Dengan Diversifikasi ?

Hinsa Siahaan [3]

Bagi yang sudah terbiasa dengan corporate finance theory (teori tentang manajemen keuangan perusahaan), adalah agak diragukan apakah risiko tingkat bunga merupakan risiko sistematic atau nonsistematic. Apakah dapat dihilangkan dengan diversifikasi atau tidak? Tidak perlu diragukan bahwa risiko tingkat bunga sesungguhnya dapat dimodifikasi secara efisien atau dilindungi (hedged) dengan menggunakan serangkaian instrumen khusus, bahwa sesungguhnya ada instrumen yang dapat dirancang khusus untuk tujuan ini. Instrumen tersebut adalah obligasi pemerintah, financial futures, put dan call options, interest rate atau basis swaps, forward rate agreements, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, setiap pemegang saham yang sudah memahami kepekaan suku bunga (the interest rate sensitivity) terhadap harga pasar saham bank dapat berupaya merubah karakter risiko, sehingga berada pada final net sensitivity position yang dikehendaki. Ini biasanya paling efisien dilakukan pada portfolio (reksa dana) bukan pada saham secara individual.. Oleh karena adanya fasilitas ini, banyak analist yang ngotot bahwa risiko tingkat bunga dapat di diversifikasi. Tetapi terminologi ini tidak akurat seperti pada capital asset pricing model (CAPM). Diversifikasi adalah berkaitan dengan karakter volatility (risiko) yang dapat dihilangkan dari risiko ekonomi ketika berbagai sekuritas dikombinasikan dalam portfolio. Tetapi ketika risiko suku bunga dilindungi (hedged) dengan menggunakan instrumen lain, risiko tidak hilang. Hanya berpindah kepada pihak lain yang bersedia melakukan transaksi hedging. Oleh karena itu risiko suku bunga tidak dapat di diversifikasi, tetapi sangat mudah dipindahkan dirubah kadar risikonya sampai tingkat tertentu yang diinginkan pemegang saham. Transaksi pemindahan risiko adalah yang paling hemat biaya ( the most cost effectiveness) yang tersedia di masyarakat dan tersedia bagi pemegang saham perorangan maupun pemegang saham lembaga besar (investor lembaga). Dikalangan akademika ilmu keuangan perusahaan, risiko suku bunga banyak kesamaannya dengan utang (debt) dalam model struktur modal yang dikemukakan Modigliani Miller, dimana terbukti bahwa struktur modal tidak relevan, karena pemegang saham dapat mengimbangi setiap posisi keuangan perusahaan yang dipilihnya. Menurut model Modigliani Miller tidak ada istilah biaya kebangkrutan. Apabila pada argumentasi diatas biaya kebangrutan adalah zero, maka setiap ada risiko suku bunga (berapapun besarnya) akan dapat diterima pemegang saham dan tidak menciptakan juga tidak menghancurkan nilai saham (equity) pemegang saham. Berhubung adanya biaya kebangkrutan yang definite, dua ”keputusan struktur modal” dan ”risiko suku bunga” yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan nilai saham, apakah dapat atau tidak menciptakan nilai? Ketika terdapat biaya kebangkrutan, meskipun risiko suku bunga dapat di diversifikasi saham bank memiliki karakter put option (harganya sedikit dibawah zero jika terdapat biaya kebangkrutan). Sama seperti Black Scholes option model, dalam hal ini yang menjadi masalah pokok adalah total volatiliy harga saham bank ( the total volatility of the bank’s stock price), bukanlah porsi risiko yang dapat di diversifikasi.

Lampiran B
Hubungan Volatiliti Tingkat Bunga Baik Terhadap Pendapatan Bunga dan Nilai Pasar Kapital (Nilai Saham)

Untuk memahami hubungan risiko antara penghasilan dan equity (modal sendiri) agaknya perlu menggunakan model bank yang realistis. Uraian berikut ini menjelaskan persamaan yang digunakan untuk penilaian pertumbuhan dividend berdasarkan teori manajemen keuangan perusahaan, yakni dengan menggunakan model laporan laba rugi hipotesis sebuah bank. Dari tabel 2 dapat diturunkan tingkat risiko bunga relative terhadap penghasilan bersih, pendapatan bunga bersih, dan nilai pasar saham, dan bagaimana ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain.
Tabel 2
Hasil Studi Kasus Risiko Tingkat Bunga
(Dampak kenaikan 1% Kurva Yield CD Pada 2 Januari)

|CD Maturity |Annual Net Interest Income ($) |Market Value of Equity (%) |Economic Equity Ratio (%) |
|(Months) | | | |
|3.0 |$ - 1.0 | - 1.4% | - 0.9% |
|4.5 | 0.0 |- 0.9 |- 0.5 |
|6.0 |+ 1.0 |- 0.5 | 0.0 |
|7.5 |+ 2.0 | 0.0 |+ 0.5 |
|9.0 |+ 3.0 |+ 0.5 |+ 0.9 |

Untuk menelaah adanya saling hubungan atau saling pengaruh “pendapatan bersih” (net income) dengan modal menurut harga pasar (market capitalization), dapat dipergunakan model dividend seperti berikut:

Market capital =[pic]

dimana; DPOR = Dividen payout ratio = persentase dividen dari pendapatan bersih setelah potong pajak NI = Net income = pendapatan bersih k = Required Return on Economic Capital = tingkat pengembalian minimal dari modal ekonomi g = Expected Growth Rate of Earnings and Dividends = Tingkat pertumbuhan rata-rata penghasilan dan dividend.

Model ini adalah aljabar dasar yang dapat digunakan menjelaskan saling hubungan antar rekening-rekening bank sesederhana mungkin. Misalnya, semakin tinggi posisi risiko tingkat bunga semakin tinggi risiko kebangkrutan, semakin tinggi tingkat pengembalian minimal (cost of equity) yang dikehendaki pemegang saham, dan akhirnya akan menaikkan biaya modal atau menaikkan cost of capital. Sebagaimana diperdebatkan diatas, market capital tidak meningkat karena kenaikan risiko, tetapi pada contoh ini belum dipertimbangkan adanya kaitan risiko dengan cost of capital yang sukar dimengerti. Sebagai contoh, jika pendapatan bersih (net income) tidak berubah meskipun terjadi pergeseran/perubahan tingkat bunga dari yang biasa, maka sangat mungkin memprediksi pengaruhnya terhadap nilai market capital (nilai pasar saham) dengan menggunakan persamaan diatas. Apabila diasumsikan k = 15% dan g = 5% dan bahwa DPOR dan NI tidak berubah dalam lingkungan tingkat bunga yang berubah, maka dapat dibuat persamaan market capital sebelum dan sesudah perubahan tingkat bunga seperti berikut:

Market Capitalbef = [pic]

Market Capitalaft = [pic]

dan membagikan satu sama lain dan menyusunnya kembali sehingga diperoleh ;

[pic]

MC atau market capital (kapital menurut pasar) adalah sama dengan harga pasar saham.

Didalam penggunaan persamaan, diasumsikan bahwa kbef adalah 15%, kaft 16%, dan g adalah 5%. Sekarang seandainya market capital tidak berubah meskipun tingkat bunga tetap tidak berubah dibandingkan sebelumnya, dapat diprediksi bahwa pendapatan bersih (net income) naik 10% karena berubahnya suku bunga. Berarti dapat dihitung perubahan pendapatan bersih (net income) untuk setiap perubahan market capital, dan sebaliknya.

Tabel II-B
Income Statement for a High Performance Bank
Stated as a Percentage of Total Assets
| |Sebelum Bunga Berubah |Setelah Bunga Berubah |
| |(Before Rate Shift) |(After Rate Shift) |
|Net Interest Income |4.00% |4.20% |
|Loan Loss Provision |1.00% |1.00% |
|Noninterest Income |2.00% |2.00% |
|Noninterest Expense |3.00% |3.00% |
|Pretax Income |2.00% |2.20% |
|Income Taxes @ 40% |0.80% |0.88% |
|Net Income |1.20% |1.32% |

Model yang menjelaskan saling hubungan net income (pendapatan bersih) dengan net interest income (pendapatan bunga bersih) dapat dibuat dengan menggunakan berbagai asumsi dan menggunakan laporan laba rugi hipotetis bank berkinerja tinggi seperti dipaparkan pada Tabel II-B. Sekarang dapat diungkapkan seberapa besarkah perubahan pendapatan bunga bersih secara arbitras mempengaruhi pendapatan bersih (net income) sebuah bank. Dalam kasus ini diasumsikan bahwa pergeseran 1% tingkat bunga menaikkan pendapatan bunga bersih 5% dan mempertanyakan bagaimana dampaknya terhadap pendapatan bersih. Seperti terlihat pada Tabel II-B, setiap kenaikan pendapatan bunga 5% telah menyebabkan kenaikan pendapatan bersih 10%, tetapi dengan catatan faktor-faktor lainnya tetap dianggap konstan. Berdasarkan persamaan dividend dan model Tabel II-B dapat dibuat Tabel-II B1 yang merupakan ringkasan perubahan pendapatan bersih, pendapatan bunga bersih, dan nilai pasar saham dengan berbagai macam posisi mismatch pada neraca.
TABEL B 1
Effect of a 100-Basis Point Increases in the Yield Curve
For Various Balance Sheet Mismatch Positions
|Strategy Type |Net Income |Net Interest |Market Value |
| | |Income |of Equity |
|1 |- 6.5% |- 3.3% |- 15.0% |
|1 |- 3.2% |-1.6% |-12.0% |
|2 |+ 0.0% |+ 0.0% |- 9.0% |
|3 |+ 4.5% |+ 2.3% |-5.0% |
|4 |+10.0% |+ 5.0% |+ 0.0% |
|5 |+15.5% |+ 7.8% |+ 5.0% |
|5 |+ 19.9% |+ 10.0% |+ 9.0% |

Catatan : nomor yang terdapat pada kolom paling kiri, menunjukkan macam strategi. Jadi ada dua strategi 1 dan dua strategi 5.

Lampiran - C
Kondisi dan Rumus Untuk Melindungi Nilai ”Saldo Rekening Bank”
Dari “Risiko Suku Bunga “

Hasil perhitungan dari studi kasus yang dipaparkan pada Tabel 2 bukanlah kebetulan. Tetapi perhitungan diperoleh dari persamaan yang mampu memprediksi setiap angka. Yang menjadi perhatian utama adalah peryaratan-persyaratan (conditions) yang membuat risiko rekening-rekening yang diamati menjadi nol. Sebagai contoh, telah ditegaskan bahwa ketika jatuh tempo (maturities) loan dan CD sama, dan equity ratio terisolasi dari pergeseran suku bunga yang tidak diharapkan. Rumus berikut menjelaskan saling-keterkaitan jangka waktu jatuh tempo, perubahan suku bunga, dengan equity ratio. Konsep ini aslinya pertama kali diperkenalkan oleh Macaulay 60 tahun yang silam, kemudian dipopulerkan George Kaufman, Alden Toevs, dan pakar keuangan lainnya.
Untuk menurunkan atau menjelaskan persyaratan-persyaratan dalam rumus, terlebih dahulu harus diketahui apa yang disebut dengan duration atau “modified duration” atau “ interest rate elasticity (IRE)”. Menurut definisi IRE adalah persentase perubahan nilai pasar arus kas akibat kenaikan 1% pada yield curve. Definisi ini berlaku universal. Berlaku untuk setiap konsep keuangan, sekuritas, atau lembaga keuangan: Treasury bill, options contract, dan bank. Definisi ini dalam bentuk rumus atau formula dijabarkan seperti berikut: IRE = [pic] …………………………… (1) dimana; D = duration in years of the cash flow stream r = yield to maturity MV = market value of the cash flow stream

Lampiran – C 1
Rumus Untuk Menghitung Nilai Pasar Saham (Equity)

Uraian berikut membahas rumus yang dapat menjelaskan bahwa jika suku bunga berubah akan membuat nilai pasar equity (saham) berubah pula.. Mari kita mulai dengan persamaan dasar :

MVE = MVA – MVL …………………………………… (2)

Persamaan ini lebih lanjut diturunkan dengan memasukkan perubahan r sehingga diperoleh rumus: [pic] …………………………….. (3)

Persamaan (1) disusun kembali dengan menggunakan market value dan duration dari aktiva, sehingga diperoleh : [pic] …………………………… ……. (4)
Subsitusikan persamaan (4) dengan pasangannya utang (liability), dan persamaan (3) sehingga dihasilkan persamaan baru : [pic] …………………. (5)
Persamaan ini menjelaskan perubahan nilai pasar saham karena perubahan suku bunga atau akibat pergeseran kurva yield. Untuk mendapatkan persentase perubahan nilai saham, rumus dapat dimodifikasi dengan cara dengan membagi persamaan (5) dengan persamaan (2):

[pic] ……………….. ………. (6)

Dengan menggunakan studi kasus terdahulu sebagai contoh (lihat Tabel 2), rumus ini dapat diperiksa silang. Misalkan ketika suku bunga naik 1%, dan penggunaan CD-3Bulan akan menyebabkan penurunan nilai pasar equity 1.4%. Dengan mensubsitusikan nilai pada persamaan (6) maka diperoleh : [pic] …… ……….. (7)

Perlu diperhatikan bahwa untuk kedua loan dan CD durasinya sama dengan jatuh temponya (dinyatakan dalam tahun).Ini selalu menjadi kasus bagi transaksi keuangan yang memiliki hanya satu arus kas di masa yang akan datang. Oleh karena itu durasi untuk loan-6 bulan adalah 0.5 dan durasi untuk CD-3bulan adalah 0.25. Seperti diharapkan nilainya adalah -1.4%. Hasilnya yang sangat penting adalah nilai pasar saham dalam “hedge condition”. Nilai saham terlindungi dari risiko suku bunga. Jadi, saling hubungan yang bagaimanakah harus dipelihara jika bank menghendaki nilai sahamnya tetap stabil meskipun terjadi pergeseran/perubahan yield curve ? Ini dapat dijelaskan melalui persamaan 5 untuk perubahan equity yang selalu sama dengan zero kapan saja kondisi terjadi: Persamaan (8) [pic]
Konsistensi persamaan ini dapat diperiksa dengan hasil studi kasus pada Tabel 2. Untuk memperoleh CD Duration yang akan melindungi nilai equity adalah :

DL =[pic] tahun = 7.5 bulan.
Nilai CD-7.5 bulan ini cocok dengan yang ada pada Tabel 2.

Lampiran C 2
Persamaan Untuk Menghitung Rasio Ekuiti Ekonomi
Untuk melihat pengaruh pergeserah suku bunga terhadap rasio ekuiti secara ekonomi, dapat dimulai dengan Persamaan [2] membagi semua variabelnya dengan nilai pasar aktiva sehingga di dapatkan persamaan [10] seperti berikut :

[pic] ............................................ [10]

Sisi kiri persamaan [10] adalah rasio ekuiti ekonomis. Ini kemudian di diffrensiasikan dengan r (tingkat bunga) : [pic] .......... [11] Persamaan ini lebih lanjut dapat disusun kembali sehingga diperoleh persamaan baru sebagai berikut:

[pic] ................. [12] Persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam kurung dapat digantikan dengan variasi pada persamaan [1]:

[pic]........................ [13] Persamaan ini dapat disusun kembali menjadi : [pic] ........................ [14] Apabila persamaan ini dibagi dengan persamaan [10] hasilnya adalah ; [pic] ......... [15] Sisi kiri persamaan [19] adalah persentase perubahan rasio ekuiti ekonomis. Persamaan ini, sekarang bolehlah digunakan untuk menghitung perubahan rasio ekuiti bank yang digunakan sebagai tudi kasus, dalam contoh pendanaannya (funding) menggunakan ”CD-3Bulan” : [pic] ........ [16]

Hasil ini konsisten dengan - 0.9% yang terdapat pada Tabel 2. Dari persamaan [15] terlihat hedge conditions untuk rasio ekuiti ekonomis, artinya meskipun terdapat perubahan suku bunga tetapi rasio modal sendiri (ekuiti) secara ekonomis tidak berubah (dapat distabilkan). Persentase perubahan rasio ekuiti akan tetap nol selama durasi aktiva dan durasi pasiva sama.(The percentage change in the equity ratio is always be zero whenever the duration of assets equals to the duration of liabilities): [pic]

Ini adalah pembuktian seperti dikemukakan pada 5.3 bahwa pencocokan durasi aktiva dengan durasi passiva adalah ekuivalen dengan melindungi Rasio Ekuiti Ekonomis ( Economic Equity Ratio) agar tetap stabil. Ini juga merupakan konfirmasi hasil perhitungan pada Tabel 5.2 bahwa lindung nilai rasio ekuiti dapat dilakukan dengan menggunakan ”CD-6Bulan” untuk ”loan 6 bulan” artinya durasi aktiva = durasi pasiva.

Lampiran C 3
Persamaan Untuk Menghitung Pendapatan Bunga Bersih

Derivasi persamaan yang berkaitan dengan pendapatan bunga bersih perlu memisahkan persamaan pendapatan bunga dengan persamaan biaya bunga selama periode analisa. Untuk pendapatan bunga dimulai dengan situasi ketika terjadi perubahan bunga pada awal periode seperti berikut : IntInc[pic] [pic]0 = [ MVA x DA x rA] + [MVA x (T – DA) x (rA +[pic])] .......... [18]
Dimana T adalah total waktu periode yang dianalisa. Isi dalam kurung pertama persamaan [18] adalah pendapatan bunga aktiva selama umur aktiva mula-mula (sebelum perubahan suku bunga) dimana yield adalah fixed sebesar suku bunga mula-mula. Isi pasangan dalam kurung kedua adalah menyangkut pendapatan bunga setelah di roll over dengan suku bunga baru, dimana delta r adalah jumlah setelah perubahan suku bunga. Sudah pasti, jika suku bunga tidak berubah, persamaan [18] adalah sebagai berikut: InInc[pic] = 0 = [ MVA x DA x rA] + [MVA x (T – DA) x rA ] .......... [19]
Dampak perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga adalah selisih persamaan [18] dengan persaman [19], atau [pic]IntInc = IntInc[pic] [pic]0 - InInc[pic] = 0 = MVA x (T - DA) x [pic] .............. [20]
Analog dengan persamaan, persamaan untuk menghitung dampak biaya bunga adalah diturunkan sebagai berikut; [pic]IntExp = MVL x ( T – DL) x [pic]r .......... [21]
Dampak total akibat perubahan suku bunga terhadap pendapatan bunga bersih ( net interest income = NII) sekarang dapat dikalkulasi yakni selisih persamaan [20] dengan [21] yakni : NII = [pic]IntInc - [pic]IntExp = MVA x (T - DA) x [pic] - MVL x ( T – DL) x [pic]r ........ [22]
Dengan menggunakan sesuai dengan situasi dalam studi kasus sebelumnya. Persamaan [22] dapat digunakan sebagai alat bedah kasus. Sebagai contoh dampak perubahan bunga 1% dalam penggunaan CD-3bulan akan diperoleh : [pic]NII = 1000 x (1.0 – 0.5) x 0.01 – 800 x ( 1.0 – 0.25 ) x 0.01 = 5.0 – 6.0 = 1 .......... [23]

Nilai ini sama dengan yang terdapat pada Tabel 2. Dari persamaan [22] dapat dijelaskan persamaan lindung nilai (hedge equation) untuk pendapatan bunga bersih (net interest income ) :
[pic]
Persamaan [24] dapat disusun kembali sehingga dapat digunakan untuk menentukan maturity CD ( jangka waktu jatuh tempo CD) sehingga pendapatan bunga bersih (net interest income) dapat dilindungi nilainya dari risiko perubahan suku bunga seperti berikut : DL =[pic] = 1.0 - [pic] [25] = [pic] tahun = 4.5 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Saunders Marcia Millon Cornett : “Financial Institutions Management A Risk Management Approach”, McGraw-Hill International, Sixth Edition 2008
Dennis G. Uyemura, Donald R. Van Deventer : ”Financial Risk Management In Banking:The Theory&Application of Asset&Liability Management”. McGraw- Hill, 1993.
Frank K. Reilly, Keith C. Brown : ”Investment Analysis Portfolio Management” Thomson South-Western, Seventh Edition, 2003.

Jeff Madura :”Financial Markets And Institutions” West Publishing Company, Third Edition, 1995
Philippe Jorion : ”The New Bernchmark For Managing Financial Risk: Value at Risk” McGraw-Hill International Edition, Second Edition 2002.
Robert J. Schwartz and Clifford W.Smith. Jr. : “ The Handbook of Currency and Interest Rate Risk Management”, New York Institute of Finance, 1990.
Roger LERoy Miller, David Van Hoose : ”Money, Banking, & Financial Markets” South-Western College Publishing, 2001[pic]
-----------------------
[1] Peneliti Senior Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan. ( Alumni Graduate School of Management Boston University Hubert H. Humphrey Fellowships Program 1991/1992 )

2. Dennis G.Uyemura Donald R.Van Deventer:”Financial Risk Management In Banking ; The Theory&Application of Asset&Liability Management”, McGraw-Hill, 1993.
[2] Peneliti Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan RI, berdomisili di Jakarta.

-----------------------
Hedge Condition: Economic Equity Ratio

DA x MVA =DL x MVL

Hedge Condition : Economic Equity Ratio DA = DL

Persamaan [17]

Hedge Condition : Net Interest Income
MVA x (T-DA) = MVL x (T – DL)

[24]

Similar Documents

Free Essay

Paper

...EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Akuntansi Keuangan Disusun oleh : EMMA MUTIARA RAHMAWATI F 3306135 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii iii MOTTO “Kesempurnaan bukanlah jaminan untuk kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dan membahagiakan kita” “ wanita itu diciptakan dari tulang rusuk pria..bukan dari kepalanya untuk menjadi atasannya, bukan pula dari kakinya untuk dijadikan alasnya, melainkan dari sisinya untuk menjadi teman hidupnya, dekat pada lengannya untuk dilindungi dan dekat dengan hatinya untuk dicintai..” “Mempercayai segala sesuat adalah indah, namun membawa kepercayaan-kepercayaan itu di dalam karya nyata adalah sebuah ujian kekuatan. Banyak yang berbicara seperti deru ombak tetapi kehidupanyya dangkal dan mati, seperti rawa-rawa yang berbau tidak enak. Banyak yang mengangkat kepalanya tinggi-tinggi diatas puncak-puncak pegunungan, namun jiwa mereka tetap mati di dalam lubang besar” “ Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, Sesungguhnya ALLah beserta dengan orang-orang yang sabar, DIA adalah sebaik-baik pelindung, dan hanya dengan mengingat ALLah hati menjadi tenteram” “dalam kisah pasti ada akhir, tapi dalam kehidupan setiap akhir adalah awal” iv PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini...

Words: 11429 - Pages: 46

Free Essay

Crude Palm Oil: Case Study

...alm OilAnalisis Determinan Ekspor Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia http://arfendios.blogspot.com/2013/08/analisis-determinan-ekspor-minyak_1.html PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara suatu negara dengan negara lain baik di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya (Hady, 2001). Menurut Dornbusch, Fischer dan Startz (2008: 278) dan Sugiharini (2006) keadaan ini sering disebut dengan istilah globalisasi yaitu pergerakan ke suatu perekonomian global. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangsa dan negara yang ingin maju khususnya dalam bidang ekonomi. Negara-negara melakukan perdagangan internasional dikarenakan dua alasan utama. Pertama, adanya perbedaan antara satu sama lain seperti kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan lain-lain. Kedua, adanya tujuan untuk mencapai skala ekonomis (economies of scale) dalam proses produksi. Kedua tujuan tersebut memicu untuk menghasilkan keuntungan (gains from trade) bagi kedua negara yang melakukan perdagangan (Krugman dan Obstfeld, 1993: 15). Keuntungan tersebut antara lain: (a) memperoleh berbagai produk yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, (b) memperluas pasar produk dalam negeri, (c) memperoleh transfer teknologi yang lebih moderen dari luar negeri...

Words: 7540 - Pages: 31

Premium Essay

Prohibition of Riba from the Perspective of 4 Main Schools of Thought

...PROHIBITION OF RIBA FROM THE PERSPECTIVE OF FOUR MAIN SCHOOLS OF THOUGHT Introduction In the comprehensive and restrictive meaning, riba is defined as “any increment incurred upon specific ribawi (usurious) items originated either from debt or trading transactions”. Apart from its literal meaning of “increase”, classical Islamic scholars such as Ibn Arabi, Mujahid and Tabari interpreted riba as an ‘increase without wealth (mal) attached to it’, or as ‘compensation for waiting’ or ‘increase of amount owing to the lenders due to the deferment of payment resulted from extension of original loan tenure’. Such interpretation encompasses riba from debt transaction (i.e. riba ad-duyun) as well as riba from trading of the six ribawi items (i.e. riba al buyu’). The prohibition of riba appears in Al-Quran in four different revelations. The first of these is in Surah Ar-Rum ayyat 39 which emphasized on moral denunciation for those who gives riba and commendation for those who contribute tithe (zakat). The second revelation is in Surah An-Nisa ayyat 161 concerning riba and the Jews. It severely condemned the Jews who took riba despite they were forbidden to do so. The third revelation in Surah Ali Imran ayyat 130 enjoined the Muslims to keep away themselves from riba and the fourth revelation in Surah Al-Baqarah ayyat 275-278 delineate the strong verdict against riba especially the two excerpts from ayyat 275 which stated that “Those who devour riba will not stand except as one...

Words: 6784 - Pages: 28

Free Essay

Business Analyst

...Bhajagovindam or Moha Mudgara of Adi Shankaracharya A Layman's Commentary This layman’s commentary on Bhajagovindam is made so that those who have not read the great work of the most revered Jagat Guru Sri Sankara Bhagavatpada would be prompted to do so and study it with the help of an authoritative commentary. Prayer: “Om Sthaapakaaya cha dharmasya sarva dharma swaroopine Avataara varishthaya Ramakrishnaayate namah” ("I bow to Sri Ramakrishna, the most Supreme among all Incarnations of God, who established Dharma (religion) and who is the embodiment of all dharmas") ******************************************************************************************* Let us start with what the great Rajaji (C.Rajagopalachari) said about Bhajagovindam: RAJAJI’S INTRODUCTION “Adi Sankaracharya wrote a number of Vedantic works for imparting knowledge of the Self and the Universal Spirit. He also composed a number of hymns to foster Bhakti in the hearts of men. One of these hymns is the famous Bhajagovindam. The way of devotion is not different from the way of knowledge or Jnana. When intelligence matures and lodges securely in the mind, it becomes wisdom. When wisdom is integrated with life, and issues out in action, it becomes Bhakti. Knowledge, when it becomes fully mature, is Bhakti. If it does not get transformed into Bhakti, such knowledge is useless tinsel. To believe that Jnana and Bhakti, knowledge and devotion, are different from each other, is ignorance...

Words: 20925 - Pages: 84

Free Essay

Riddles in Hinduism

...Bharat Ratna Dr. Bhimrao Ramji Ambedkar "Father Of Indian Constitution" India’s first Law Minister Architect of the Constitution of India ii http://www.ambedkar.org Born April 14, 1891, Mhow, India Died Dec. 6, 1956, New Delhi Dr. Bhimrao Ramji Ambedkar, was the first Minister of Law soon after the Independence of India in 1947 and was the Chairman of the drafting committee for the Constitution of India As such he was chiefly responsible for drafting of The Constitution of India. Ambedkar was born on the 14th April, 1891. After graduating from Elphinstone College, Bombay in 1912, he joined Columbia University, USA where he was awarded Ph.D. Later he joined the London School of Economics & obtained a degree of D.Sc. ( Economics) and was called to the Bar from Gray's Inn. He returned to India in 1923 and started the 'Bahishkrit Hitkarini Sabha' for the education and economic improvement of the lower classes from where he came. One of the greatest contributions of Dr. Ambedkar was in respect of Fundamental Rights & Directive Principles of State Policy enshrined in the Constitution of India. The Fundamental Rights provide for freedom, equality, and abolition of Untouchability & remedies to ensure the enforcement of rights. The Directive Principles enshrine the broad guiding principles for securing fair distribution of wealth & better living conditions. On the 14th October, 1956, Babasaheb Ambedkar a scholar in Hinduism embraced Buddhism. He continued the crusade for...

Words: 132541 - Pages: 531

Premium Essay

Term Paper

...to have read the manuscript Of Changes and Transformations: Bangladesh Bank [July 2009-June 2013] highlighting changes the central bank has gone through in the past four years, but certainly had a cursory look at it. The publication of the book is of great significance at a time when the present government has just completed its four years in office. I welcome this initiative by Bangladesh Bank. I would like to thank Governor Dr. Atiur Rahman and others concerned with the project. The effort put in by the editors and their team of script writers to enrich the volume is certainly praiseworthy. I am extremely delighted to have the opportunity to write few words upon the book. Here I would like to touch upon the key aspects of the revolutionary changes that I have witnessed in Bangladesh Bank during the past four years. Firstly, digitization has taken place rapidly in the central bank and the whole banking sector was quick to follow suit. Secondly, mobile banking has been introduced and expanded significantly. This process will come its fruition with the introduction of PayPal payment system. Thirdly, revolutionary changes have taken place in CSR. Fourthly, Bangladesh Bank has achieved commendable success in financial inclusion program. Bangladesh Bank's role in involving the mass people into financial activities is undeniable. Finally, the establishment of Currency Museum is a great initiative of Bangladesh Bank. I would now like to say a few words on the economic condition of the...

Words: 93727 - Pages: 375

Free Essay

Garuda Purana

...The Garuda Purana This is a translation of an abridged version of the Garuda Purana. The Garuda Purana is one of the Vishnu Puranas. It is in the form of a dialog between Vishnu and Garuda, the King of Birds. The second section of this Purana (given here) deals with issues connected with death, particularly funeral rites and the metaphysics of reincarnation. Portions of the Garuda Purana are used by some Hindus as funeral liturgy. Indeed, some consider it unlucky to read this text except during funerals. Of interest are the intermediate states between birth and rebirth, which roughly correspond to the western concepts of Hell and Heaven. Since this was written during the medieval era, it is possible that the writer of this text had contact with Christianity. Earlier Hindu texts do not elaborate about 'hell' and 'heaven,' at least not to this extent, and the subject is completely absent in the oldest texts. Here, the torments of Hell are described in terms that would not be out of place in a Baptist revival tent (or Dante, for that matter). In addition, the four-square city of Yama, the God of Death, is reminiscent of the heavenly city in Revelation. However, these are way stations between incarnations (or, as termed in the Tibetan Book of the Dead, Bardos), not a permanent destination. The Garuda Purana starts with the details of the afterlife. Following this is an account of funeral procedures, including rituals, the astrological timing of the post-death observances, and ritual...

Words: 36600 - Pages: 147

Free Essay

Oracle

...Kautilya's Arthashastra Translated into English by R. Shamasastry Kautilya's Arthashastra Translated into English by R. Shamasastry Kautilya's Arthashastra Table of Contents Book I, "Concerning Discipline" .............................................................. 3 Book II, "The Duties of Government Superintendents" ....................... 60 Book III, "Concerning Law" ................................................................. 213 Book IV, "The Removal of Thorns"...................................................... 285 Book V, "The Conduct of Courtiers" ................................................... 336 Book VI: The Source of Sovereign States ............................................ 362 Book VII, "The End of the Six-Fold Policy" .......................................... 370 Book VIII: Concerning Vices and Calamities........................................ 467 Book IX, "The Work of an Invader" ..................................................... 490 Book X, "Relating to War" ................................................................... 521 Book XI, "The Conduct of Corporations" ............................................ 541 Book XII, "Concerning a Powerful Enemy" ......................................... 547 Book XIII, "Strategic Means to Capture a Fortress" ............................ 563 Book XIV, "Secret Means" ................................................................... 584 Book XV, "The Plan of a Treatise" ......

Words: 166183 - Pages: 665

Free Essay

Khoabnamap Study About Religion

...IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA ISLAMIC STUDIES AND ISLAMIC EDUCATION i ii IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA ISLAMIC STUDIES AND ISLAMIC EDUCATION Editors KAMARUZZAMAN BUSTAMAM-AHMAD PATRICK JORY YAYASAN ILMUWAN iii Perpustakaan Negara Malaysia Cataloguing-In-Publication Data Islamic studies and Islamic education in contemporary Southeast Asia / editors: Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, Patrick Jory ISBN 978-983-44372-3-7 (pbk.) 1. Islamic religious education--Southeast Asia. 2. Islam--Education--Southeast Asia. I. Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad. II. Jory, Patrick. 297.77 First Printed 2011 © 2011 Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad & Patrick Jory Publisher: Yayasan Ilmuwan D-0-3A, Setiawangsa Business Suites, Taman Setiawangsa, 54200 Kuala Lumpur, Malaysia. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means – for example, electronic, photocopy, recording – without prior written permission of the publisher. The only exception is brief quotations in printed review. The opinions expressed in this publication is the personal views of the authors, and do not necessary reflect the opinion of the publisher. Layout and cover design: Font: Font size: Printer: Hafizuldin bin Satar Goudy Old Style 11 pt Gemilang Press Sdn Bhd iv ACKNOWLEDGEMENTS T his book grew out of a three-day workshop jointly held by the Regional Studies Program, Walailak University, and the Department...

Words: 104903 - Pages: 420