Free Essay

Analysis of Marketing for Muggels : the Harry Potter Way to Higher Profit

In: Business and Management

Submitted By niken
Words 1316
Pages 6
ANALYSIS OF MARKETING FOR MUGGELS : THE HARRY POTTER WAY TO HIGHER PROFIT
Siapa yang tidak mengetahui buku Harry Potter karangan J.K.Rowling yang mengisahkan tentang petualangan seorang anak laki – laki didunia sihir. Setelah peluncuran buku yang sepenuhnya biasa-biasa saja dibandingkan dengan kampanye pra-publikasi seputar buku terlaris seperti Dan Brown Da Vinci Code (2003), Pottermania dimulai dengan rekomendasi dari mulut ke mulut namun dapat melambung setinggi langit dalam beberapa tahun, yang memiliki beragam komunitas besar serta penggemar diseluruh dunia. Seri Harry Potter telah menjadi salah satu kisah sukses yang paling mengejutkan di pasar buku internasional: Lebih dari 400 juta kopi telah terjual di seluruh dunia, novel, yang telah memenangkan berbagai penghargaan, telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa, membuat penulisnya menjadi millioner mendadak, sangat mengundang banyak petanyaan dibalik kesuksesan Harry Potter, Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa buku dan cerita ini sangat melegenda tidak hanya di negara asal penulis saja melainkan didunia juga. Setelah membaca artikel “MARKETING FOR MUGGELS : THE HARRY POTTER WAY TO HIGHER PROFIT” kami dapat menyimpulkan sebuah analisis bahwa crita ini dapat mendunia karena beberapa faktor mulai dari tokoh utama yang unik ,narasi cerita, sampai pada proses penerbitan dan pemasarannya dan akan kami bahas satu persatu. Kunci utama kesuksesan cerita ini sebagian besar dikarnakan cerita yang menarik, seperti memilliki tokoh utama yang unik bahkan bertolak belakang dengan karakter tokoh utama yang biasa diceritakan dalam novel – novel klasik lainnya, J.K.Rowling menjadikan tokoh yang memiliki karakter unik untuk dijadikan pemeran utama seperti lebih memilih karakter anak lelaki kurus berkacamata dibandingkan anak lelaki yang tampan dan menarik, lalu dipadu dengan latar belakang kehidupan klasik disekolah asrama, dan memiliki narasi yang menegangkan, memasukkan berbudaya England yang pada setiap “moment” yang ditulis dalam buku ini, terdapat juga beberapa sindiran – sindiran yang menggelitik para pembacanya, ditulis dengan bahasa intelektual yang baik sehingga dapan dimikmati oleh segala umur dan membantu pembacanya dalam berimajenasi saat membaca buku Harry Potter ini sehingga dapat menjadi buku terlaris pada saat dimana orang didunia mulai meninggalkan kebiasaan membaca buku melainkan beraktivitas dengan barang elektronik kesayangannya. Kedua adalah Harry Potter dijadikan sebagai produk kas Inggris , sehingga apapun yang dijual merupakan gambaran dari Inggris, Harry Potter dianggap sebagai sebuah merk atau brand dari inggris. Sehingga budaya England sangat kental bahkan pada adegan – adegan sederhana yang tidak begitu diperhatikan oleh penonton. Selain itu pada Harry Potter juga memadukan “jokes” klasik ala british yang dipadukan dengan era modern, juga memiliki beberapa sindiran – sindiran kecil tentang budaya lokal England sehingga sangat menarik dimata para pembacanya dalam segala umur, karena bahasa, kebiasaan, dan budayanya sangat kental dengan budaya British sehingga dapat dimengerti, diserapi, dan dipahami pembaca lokal novel ini , sekaligus menjadi gambaran dari kehidupan dan budaya klasik di England sendiri sang sangat khas. Ketiga, Harry potter juga memiliki beberapa versi novel berbeda agar mudah dibaca para penggemarnya, seperti yang diketahui bahwa Harry Potter dianggap sebagai produk England pada awal mulanya, yang memiliki budaya , narasi, dan tata bahasa dan filosofi yang sangat kental sehingga sulit untuk dipahami oleh global diluar warga england sendiri, maka dibuatlah versi amerika dengan bahasa yang mudah dipahami oleh global. Sebagai contoh tidak semua anak diamerika mengerti kata “lorry” dan kata “lorry” tersebut diganti dengan kata “truck” agar lebih mudah dipahami, contoh kecil ini menyadarkan bahwa penulis harus sangat sedikit diteliti dalam menerjemahan budaya, seperti penentuan judul, pengaturan, nama, ejaan, tanda baca, kosakata, idiom, dan sindiran budaya-spesifik, yang semuanya mungkin harus berubah, atau bahkan harus menulis ulang secara drastis agar mudah dipahami , namun dapat dipastikan inti dari cerita Harry Potter tersebut tetap sesuai dengan cerita aslinya. Keempat, penerjemahan novel Harry Potter kedalam berbagai bahasa bahkan mandarin sekali pun. Setelah menyadari betapa mendunianya Harry Potter penulisnya akhirnya menyetujui untuk menerjemahkan novel ini kedalam beberapa bahasa didunia, transediting dilakukan sesuai dengan arahan penulis dan disesuaikan dengan budaya lokal agar dapat ditrima dinegara tersebut dan telah diterjemahkan kedalam 67 bahasa didunia termasuk bahasa lantin dan Yunani. Walau pun proses menterjemah sering kali mengalami kesulitan seperti saat menterjemahkannya untuk kawasan eropa, mereka mengalami kesulitan seperti :
**One common problem for most translators is the use of pronouns for address: The universal English "you" is "du," "ihr," "Sie" in German, "tú," "usted," "ustedes" in Spanish, and "tu," "vous" in French so that the translator has to add differentiations to the original version. In the German translation of Harry Potter and the Philosopher's Stone, for example, Snape uses the Geman informal "du" when talking to Harry (whom he calls "Potter"), says "tú" in the Spanish version, while he employs the much more formal "vous" in French.
Menariknya hal ini tidak menjadi kendala yang terlalu besar pagi para penerbit karena penulis buku Harry Potter ini sangat koorporatif dalam menerjemahkan karangannya dengan memberikan arahan dan gambaran yang jelas kepada para penterjemah. Kelima , Para pembaca tidak hanya bereran dalam membaca saja melainkan juga menjadi konsumen dari “prodak” asal England ini, Para pemasarnya menjual aneka Merchandise berlogokan Harry Potter, metode ini dilakukan untuk menciptakan hubungan emosional antara pembacanya dengan cerita ato film yang dipasarkan sebelumnya, dengan target market yang sesungguhnya adalah anak kecil dan remaja, namun nyatanya metode ini dapat diterima dalam berbagai usia. Mereka mulai menyediakan mainan ( action figures , Lego , sapu , tongkat ) , pakaian (T - shirt , syal , kostum ) , game komputer , alat tulis ( pena , notebook , stiker , kartu ucapan , kalender ) , permen , serta kostum halloween ala tokoh penyihir di Harry Potter, dan semua yang berhubungan dengan Harry Potter, namun tentunya tidak sembarangan diproduksi, Para pemasar harus menjalani proses quality control yang sangat ketat demi menjaga kualitas produk yang dijadikan merchandise, mulai dari kemiripan karakter yang dijual sampai pada harga yang ditetapkan untuk dijual dipasaran. Bahkan untuk mempertahankan pangsa pasarnya penulis rela bersusah payah menerbitkan tiga buku tambahan yaitu : Fantastic Beasts and Where to Find Them (2001), Quidditch Through the Ages (2001), and The Tales of Beedle the Bard (2008). yang semua profitnya disumbangkan sebagai dana amal. Keenam, Selain itu mereka juga membuat berbagai website menarik agar bisa dimikmati semua orang baik secara gratis maupun membayar. Mereka juga membuat Fandom agar para pembacanya lebih mencintai Harry Potter, dan juga menjadikannya “iklan” dari sebuah pelirisan film maupun buku harry potter. Web ini menyediakan berbagai sumber informasi tentang Harry Potter baik melalui website resmi yang dibuat oleh penerbit atau studio dan melalui situs resmi yang dijalankan oleh fans. Yang berfungsi sebagai pengumpulan dan penyimpanan informasi tentang buku-buku , penulis , dan film-film , dan inspirasi kegiatan , mulai dari diskusi dan bermain peran untuk menulis kreatif . bahkan komunitas penggemar diinternet sebagai besar situs fan menunjukkan, beberapa di antaranya memberikan hadiah yang diberikan oleh Rowling sendiri . Web yang paling poplar adalah " The Leaky Cauldron " ( www.the - bocor - cauldron.org ) , " The Harry Potter Alliance " ( www.thehpalliance.org). Web – web ini membuktikan penerbit dan pemasar yang sangat profesional dalam perihal memasarkan Harry Potter sendiri . Para penerbit menggunakan metode ini untuk memasarkan Buku yang akan diterbitkannya dengan cepat merespon fans mereka, seperti Carlsen di Jerman menyelenggarakan beberapa kegiatan online dengan meminta pembaca untuk memilih pada cover. Atau pada penerbitan buku berikutnya The Warner Brothers secara teratur memperbaharui websitenya dengan menyajikan foto dan trailer dari setiap film baru ( misalnya " Harry Potter dan Half - Blood Prince , " harrypotter.warnerbros.com / harrypotterandthehalf - bloodprince / ) , serta terus menambahkan materi visual baru seiring dengan tanggal peluncuran film yang semakindekat , sehingga menarik minat penonton maupun pembacanya. Kesimpulannya adalah beberapa faktor inilah yang menurut kami adalah alasan yang tepat mengapa Harry Potter dapat menghasilkan Profit yang sangat besar dalam waktu singkat dari seluruh dunia, tidak hanya dinegara asalnya. Jadi Harrypotter selalu melibatkan unsur “pemasaran” dalam segala hal sehingga sangat menarik dimata masyarakat luas, selain itu juga sangat teliti sekali pada saat memasuki pasar global dengan memperhatikan segala produk yang di produksi oleh penerbit atau pihak merchan, bahasa yang diterjemahkan, sampai budaya daerah lokal tempat diterjemahkannya Harry Potter harus sesuai dengan kriteria yang sangat ketat , hal ini menjaga kualitas dari cerita dan image Harry Potter sendiri agar tetap menarik dan dicintai para penggemarnya dari berbagai negara, bahasa, dan kebudayaan.

Dibuat oleh:
Syenny Purnamasari (115120193)
Niken Permana putri (115120194)

Similar Documents