Free Essay

Cerpen 2

In:

Submitted By r150684
Words 4544
Pages 19
ARTI SEBUAH HIDUP

Sudah tiga bulan ini aku tinggal di tempat ini. Tempat yang selama ini tidak pernah sedikit pun terbayang oleh Ku. Aku yang selama ini biasa hidup enak dan tidak mengenal kata susah sekarang harus tidur dengan beralaskan karto dan beratapkan seng yang kalau disaat hujan turun bagaikan sebuah alunan musik merdu yang memecahkan keheningan. Istanaku yang baru tak lebih dari rumah kardus yang berukuran 4x3, bahkan ini lebih kecil dari luas kamarku dulu. Di sinilah aku bersama keluarga pak engkos tinggal. Keluarga Pak Engkos sendiri terdiri dari 4 orang, dia, istri Pak Engkos yang setia menemani serta dua orang putra putri Pak Engkos yang menambah keceriaan rumah yang sebenarnya tidak layak disebut rumah. Walaupun aku sedang jauh dari rumah, aku tetap merasa seperti dirumah. Keramahan Bu Engkos, canda Pak Engkos serta senyum dan tawa dari anak-anak Pak Engkos membuatku merasa tempat ini adalah rumah. Kehidupan Pak Engkos jauh dari kecukupan, bagaimana tidak Pak Engkos hanya seorang pemulung sampah yang penghasilannya tidak tetap. Suatu hari Pak Engkos bercerita hasil memulungnya tidak pernah tetap, kalau lagi banyak bisa dapet sampai 20 ribu tapi kalau lagi sedikit 10 ribu aja susah. Uang sebesar itu dia pergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya yang sekarang di tambah dengan kehadiranku di rumah ini. Menurut Pak Engkos dia bisa dapat rame kalau lagi ada acara di stadiun terbesar di negara tercinta Republik Indonesia, apa lagi kalau bukan Glora Bung Karno, seperti acara pertandingan sepak bola, konser atau pagelaran Kampaye kayak yang sedang berlangsung ini. Karena kata Pak Engkos budaya orang indonesia yang jorok dan kotor serta tidak mau buang sampah pada tempatnya membuat segala bentuk sampah ada disekeliling stadiun tersebut. Bahkan kata Pak Engkos setelah kampaye salah satu partai besar sampah itu berserakan hingga ke depan gedung dewan. “Berbagai macam sampah ada Mas, mungkin yang ga ada cuma sampah masyarakat” celoteh Pak Engkos. Mendengar itu mau tak mau aku ikut tersenyum. Memang mengenal Pak Engkos membuatku tersadar arti ikhlas dan sabar dalam menghadapi hidup. Bagaimana tidak walaupun hidup bisa dibilang kurang dari cukup karena penghasilan yang didapat Pak Engkos dan sudah ditambah dengan hasil kerja Bu Engkos sebagai buruh cuci di kompleks perumahan mewah yang ada di dekat perkampungan tempat mereka tinggal hanya berjumlah tidak lebih dari 500 ribu sebulan. Uang tersebut dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya serta biaya sekolah ke dua anaknya. Satu hal lagi yang buat aku bangga dan haru terhadap keluarga ini, dimana biasanya keluarga seperti keluarga Pak Engkos ini akan berusaha untuk “memberdayakan” anak-anak mereka untuk memperoleh tambahan penghasilan. Namun lain dengan Pak Engkos dan Isti, mereka ingin anak mereka tidak seperti mereka yang hanya mengenal bangku sekolah dasar itupun tidak tamat, maka dari itu dengan segenap usaha dan kerja keras Pak Engkos anak-anak mereka harus tetap sekolah. Syukurlah sekarang ini ada program BOS dari pemerintah yang memberi bantuan biaya operasional bagi sekolah-sekolah sehingga sekolah dasar yang menjadi tempat belajar bagi kedua anak-anak keluarga Engkos ini tidak memungut biaya. Walaupun demikian bukan berarti Pak Engkos dapat bernafas lega, “wah mas ada BOS sih lumayan membantu, tapi tetap butuh buku pelajaran dan tulis yang harganya ga murah toh, gimana enggak beli buku anak untuk satu semester sama aja dengan penghasilan Bapak dan Ibu sebulan trus kalau beli buku kita makan apa dong mas” kata Pak Engkos sambil tersenyum. Melihat senyumannya itu membuat saya geli sendiri karena disaat dia “mengeluhkan” kehidupannya masih ada senyum tulus penuh kepercayaan bahwa hidup ini dapat dilalui apabila kita mau berusaha. Karena penasaran aku tanya sama Pak Engkos, “lalu buku pelajaran anak2 dapet dari mana?”, Pak Engkos sambil membersihkan hasil kerjanya hari ini untuk dijual ke pengepul menjawab “ ya saya cari aja ke tukang buku bekas, toh isinya sama mas cuma apa tuh mas coper eh sampulnya aja yang beda....paling bantar urutan halamannya yang berubah, yah yang penting anak-anak punya buku”. Tak terasa sambil berbicara tadi seratus botol air mineral telah selesai dibersikah, “Alhamdulillah...akhirnya selesai “ seru Pak Engkos senang namun tiba-tiba mukanya berubah serius “ tapi Mas, kadang ada guru yang memaksakan agar siswa punya buku sesuai yang dipakai saat ini, kata-katanya lho Mas??? saya mah ga tau ah urusan kayak ginian (Pak Engkos sambil menggelengkan kepalanya tanda Dia tidak tahu), guru-guru itu dapet komisi dari penerbit buku, karena urusan buku ini, saya udah jadi langganan dipanggil pihak sekolah, bahkan saya pernah dipaksa untuk membeli..aneh kan Mas”. Pembicaraan kita terhenti karena Pak Engkos kehilangan satu buah botol air mineral yang tadi dia bersihkan, setelah dia mencari sekian lama ternyata botol tersebut sudah dia masukan kedalam karung yang dia bawa. “nah ini dia dicariin kok malah ngumpet” mendengar celotehan dan gerakannya yang lucu seperti anak kecil menemukan mainannya yang hilang sekali lagi rasa letih saya setelah seharian ikut dengan Pak Engkos keliling membantunya mengumpulkan sampai. Malam sebelumnya Pak Engkos tidak mengijinkan Aku ikut, namun saya bersih kukuh untuk ikut karena saya selama ini telah banyak mereporkan Pak Engkos dan keluarga. Melihat keteguhan hati saya maka akhirnya Pak Engkos menyerah dan mengijinkan saya ikut. Ternyata sangat berat kehidupan sehari-hari yang dilalui oleh Pak Engkos. Rutinitas dimulai bahkan jauh sebelum ayam jantan berkokok, pukul 4 pagi kami sudah bangun dan menyiapkan segala peralatan yang diperlukan untuk “tugas” hari ini. Setelah selesai beribadah, kami pun berangkat mengumpulkan sesuatu yang dibuang orang namun merupakan sebuah sumber penyambung hidup bagi Pak Engkos dan orang-orang seperti beliau. Perjalanan kami dimulai dengan menyusuri deretan rumah-rumah kardus yang saling berhimpitan memenuhi kolong jembatan. Dilanjutkan dengan menyebrangi sungai yang airnya telah menghitam akibat perilaku manusia yang membuang segala kotoran, mulai dari sampah rumah tangga sampai sampah yang dihasilkan oleh perut mereka yang sendiri dibuangnya ke sungai. Sampailah kami pada sebuah pemukiman mewah yang berdiri megah dengan berbagai fasilitas dan keindahannya, disinilah kami akan memulai mengais sampah dari satu tong sampah ke tong sampah lainnya. Melihatnya kadang membuat hati bertanya, inikah hasil pembangunan selama 50 tahun lebih Indonesia merdeka yang selalu dielu-elukan setiap tanggal 17 Agustus. Padahal jurang pemisah antara si miskin dan si kaya sangatlah besar. Teringat Aku akan pemikiran Marx yang dulu aku pelajari di bangku kuliah, bahwa masyarkat terdiri atas dua kelompok yaitu proletar seperti Pak Engkos dan teman-temannya yang hanya bisa menempati petak tanah tak bertuan dibawah kolong jembatan yang suatu saat akan digusur dengan alasan penghijauan tanpa ada kepastian akan hak mereka yang sebenarnya telah tertuang dalam konstitusi dasar negara ini, apalagi kalau bukan UUD 45 yang telah diamandemen dengan menghabiskan uang rakyat namun tetap tidak berpihak pada rakyat. Bagaimana tidak? hak dasar untuk memperoleh penghidupan yang layak seperti yang ‘dijanjikan’ didalamnya tidak pernah didapat oleh orang-orang yang masuk dalam kelompok ini. Dan kelompok borjuis yang jumlahnya tak begitu banyak namun menguasai faktor ekonomi di negara yang demokrasi ini. Sehingga mereka inilah yang dapat merasakan kehangatan dan keindahan pembangunan. Jangan pernah membayangkan perjalanan kami akan sangat menyenangkan. Banyak hambatan yang kami alami mulai dari dikejar anjing penjaga salah satu rumah mewah yang kami keruk sampahnya sampai dengan dikejar hansip yang mengira kami adalah sepasang perampok yang hendak merampok di daerah mereka. Namun segala penat dan jelaga terbalaskan ketika melihat senyuman dan ucapan syukur yang mengalir dari mulut Pak Engkos setiap menemukan sampah yang dapat dijual. Dalam hati Aku termenung, “begitu simple-kah hidup dimata Pak Engkos, tanpa beban ia menjalani hidup yang bagiku sangat mustahil untuk dijalankan, namun di tangan Pak Engkos dan teman-teman hidup seperti inilah yang sangat indah”. Ditengah renunganku memikirkah hari-hari yang aku lewati bersama keluarga Pak Engkos aku dikagetkan dengan suara yang memanggilku, “Nak Sofyan ayo makan malam”. Ternyata suara itu datang dari Bu Engkos yang baru saja selesai menyiapkan makan malam yang, “ iya Mas ayo makan, Ani sudah lapar.....” sela ani sambil membantu ibunya menyiapkan makanan di atas alas kardus yang biasanya kami pakai untuk tidur. “setelah makan, mas ajari Ani dan Bayu ya soalnya besok ulangan” lanjut Ani. Aku pun mengangguk mengiyakan. Kedua anak ini perlu diacungkan jempol, dengan kondisi perekonomian yang ada dan tanpa buku pelajaran yang memadai mereka berdua mampu mencapai prestasi yang membanggakan, bahkan mereka dapat mempertahankan peringkat 3 besar mereka selama ini. Oleh sebab itu pihak sekolah tidak lagi mempermasalahkan kepemilikan buku mereka, karena ke dua anak ini juga beberapa kali mewakili sekolahnya untuk berbagai perlombaan. Dalam hati aku berkata, “sayang sekali anak-anak berpotensi untuk mengharumkan bangsa seperti ini tidak dapat binaan lebih dari negara, yang sudah tentu nantinya mereka akan tergerus oleh ketidakmampuan ekonomi ke dua orang tuanya sehingga tidak dapat meneruskan pendidikan”.(1) Aku jadi teringat kejadian dulu waktu Aku dalam perjalanan pulang dari kampus. Mobil yang biasa aku kendarai sedang dalam perawatan, sehingga terpaksa aku naik bis kota dan merasakan buruknya kualitas transportasi di Ibukota Negara yang katanya kaya akan sumber daya alam. Ditengah perjalanan aku melihat sesosok anak dengan penampilan yang jauh dari bersih. Badanya hitam penuh kotor, bajunya penuh noda dan rambutnya acak-acakan. Aku pikir, “paling mau minta-minta, mana sih orang tunya anak kok disuruh nyari duit”. Kemudian aku menyiapkan uang kecil untuk diberikan kepadanya. Namun tingkah anak ini membuatku penasaran, dia tidak seperti anak yang akan meminta-minta di bis. Dia hanya berdiri dan terdiam di tengah-tengah bis kota. Ketika ada orang yang akan memberinya uang, dia tidak mau menerimanya. Bahkan dia mulai berteriak-teriak dan memukuli dirinya sendiri. Hal tersebut sontak membuat penumpang di dalam bis ketakutan. Beberapa kali dia berteriak dan memukul-mukul dirinya. Melihat hal tersebut, kondektur alias kenek bis membujuk anak itu untuk turun. Namun anak tersebut malah meronta-ronta dan menangis. Ada rasa iba dan takut yang ada di dalam hati ku, apalagi ketika dengan terpaksa anak tersebut diturunkan paksa oleh sang kenek dan melihat dia masih meronta-ronta dan ditinggalkan diatas aspal hitam jalanan. “Kenapa anak sekecil itu yang seharusnya sedang bermain bersama teman-temannya dan menerima kehangatan keluarga harus menghadapi kerasnya hidup dijalanan......salah siapakah ketika dia menjadi seperti itu?”diriku membatin. Kegiatan makan malam yang penuh kehangatan selesai tanpa terasa. Sementara Ani membantu ibunya merapihkan sisa makanan, Aku dan Bayu menyiapkan tempat belajar sementara Pak Engkos kembali merapihkan hasil usaha kami hari ini. Dari luar Pak Engkos berkata “Alhamdulillah, hasil hari ini lumayan. Insya Allah ditambah hasil besok Bapak bisa nabung”. Oh iya Pak Engkos pernah bilang dia dan Ibu sedang berusaha menabung untuk keperluan pendidikan ke dua anaknya nanti, “walaupun dikit, kan lama-lama jadi bukit toh” begitu ungkap mereka. Malam mulai larut, Pak Engkos dan keluarga sudah tidur terlelap. Malam ini seperti biasa aku tidak dapat tidur, maka pelan-pelan aku keluar dari rumah dan duduk di dipan yang dibuat sendiri oleh Pak Engkos. Teringat kembali raut muka Mama, Papa serta Dian adiku ketika aku meninggalkan rumah, meninggalkan kemapanan yang aku miliki. Aku tahu mungkin Mama, Papa dan Dian masih belum mengerti kenapa aku pergi dari rumah. “Mama, Papa, Dian maafkan Aku meninggalkan kalian...ku harap kalian mengerti”. Kembali kutelusuri alam pikiran ku, teringat aku pada sebuah peristiwa dimana aku memutuskan untuk meninggalkan rumah. Aku memang orang yang tidak pernah puas akan apa yang aku dapat, penuh dengan ambisi dan keinginan untuk selalu lebih dari pada orang lain. Perasaan itu membuat hidupku tidak pernah tenang dan gelisah. Setiap hari aku berusaha keras bisa lebih dari teman-teman sesama mahasiswa baik dari sisi akademis maupun non akademis. Aku memang seorang yang diberikan berkah memiliki otak yang sangat cerdas sehingga aku menjadi mahasiswa dengan indek prestasi tertinggi di kampusku, selain itu aku adalah bintang di tim Basket Kampus sudah tentu dong aku punya badan yang cukup atletis. Dengan kelebihan yang ada terkadang aku suka memandang rendah kepada yang lain. Beberapa teman bahkan berkali-kali memberi nasehat kepada ku, bahwa sifatku ini tidak baik dan tidak mensyukuri apa yang Allah telah berikan kepada diriku. Namun kata-kata mereka bagai angin yang berhembus lewat begitu saja tanpa bekas. Hal ini membuat aku banyak dijauhi oleh teman-teman, hanya Vieka yang mau menemaniku di kala suka dan duka walau terkadang Aku tahu Dia sering merasakan sakit hati atas kelakuanku. Sampai pada suatu ketika, kalau kata orang jawa Aku kena “Tulahnya”. Dalam sebuah pertandingan Basket antar kampus tim kami kalah. Aku yang memang saat itu sedang mengalami hari “sial” karena hari sebelumnya Vieka meninggalkanku setelah perkataanku yang membuat dirinya sakit hati. Sepeninggalan Vieka dari sisiku membuat diriku hampa, sendiri tak berarti. Ditambah dengan kekalahan ini membuat aku gelap mata, ketika akan bersalaman kulayangkan sebuah tinjuan tepat di rahang membuat kapten tim lawan tersebut tersungkur mencium lantai dan sontak tim tersebut menyerang balik kepada Ku. Perkelahian tidak terelakan, teman-teman satu timku berusaha melerai dan akhirnya perkelahian dilerai oleh aparat keamanan dan aku diboyong ke kantor polisi. Peristiwa tersebut merupakan awal kehidupan kelamku. Setelah itu aku dikeluarkan dari tim Basket. Kuliahku pun berantakan, aku sering tidak masuk kuliah, melihat hal tersebut orang tua ku mengajukan cuti kuliah dengan harapan aku dapat memulihkan kekecewaan yang ada dalam hatiku. Dian mencoba mencari Vieka dan menceritakan semua yang terjadi terhadapku, namun kelihatannya Vieka terlalu membenciku sehingga meminta adiku, Dian, untuk meninggalkannya. Beberapa kali aku berusaha menemui Vieka namun dia menolak kehadiranku baik di rumah maupun di kampus. Dalam keputusasaan dan tak ada tempat untuk bersandar, aku mulai jarang pulang ngeluyur ga jelas. Saat itu keadaanku sangat lusuh, seperti orang tidak terurus. Aku mulai jauh dariNya. Mama sering menangis melihat kelakuanku, dan Papa hanya bisa menenangkan hati Mama. Walau aku jauh dariNya, namun Allah masih sayang padaku. Dalam keputusaasaan beberapa kali aku mencoba untuk bunuh diri, namun karena aku takut mati beberapa kali pula aku urungkan niatku. Dunia hitam jakarta mulai mendekatiku, ada niat untuk memasukinya. Namun kaki ini tidak pernah dapat dipijakan ke tempat yang kata orang dapat membantu orang seperti Aku untuk melupakan dunia. Hingga pada suatu ketika, dalam kondisi tidak menentu dan penuh kegundahan aku bertemu dengan sekelompok preman di sebuah terminal di daerah Tanjung Priok. Saat itu Papa dan Mama tidak mengetahui bahwa aku telah keluar dari rumah, dan menumpang sebuah mobil tibalah aku di terminal bis Tanjung Priok. Saat itu pukul 3 pagi, dan daerah ini merupakan daerah yang tidak aku kenal. Kebingunganku menarik perhatian 5 orang yang sedang mabok dan berjudi di pinggir jalan. Mereka mendekatiku dan membawaku salah satu sudut terminal yang gelap. “HEH MINTA DUIT” bentak salah seorang yang ku perkirakan pimpinan kelompok ini, dan uggh bau alkohol menyeruak dari mulut orang tersebut.”gue ga punya uang” sahut Aku dengan nada sedikit “nyolot”. “Eh nih anak malah ngelawan” kata salah satu orang yang memegang tanganku dan sebuah ‘bogem mentah’ melayang ke mukaku. Sekali lagi orang yang ada didepanku membentak, “MANA DUIT LOE”. Dan ketika Aku jawab tak punya sekali lagi sebuah bogem mentah bersarah di wajahku. “Ah udah bos kita hajar aja nih anak, ga tau siapa kita kali “ kata seorang yang berdiri disamping orang yang berada dihadapanku. Maka tanpa tunggu hitungan menit aku pun menjadi sangsak hidup buat kelima preman yang tengah mabok, kalau mabok cinta sih paling sakit hati. Dalam keadaan berlumuran darah, seluruh benda yang ada didalam tubuhku dipreteli mulai dari jam, sepatu, hingga aku hanya ditinggalkan mengenakan celana bokser pendek dan pakaian dalam. Lemah dan sakit terasa diseluruh tubuhku, dan lambat laun kesadaranku hilang. Sinar matahari menerpa wajahku, membuatku lambat laun berusaha membuka mataku yang lengket akibat darah yang mengering. Kulihat aktivitas mulai menggeliat di terminal ini. Orang-orang sibuk lalu lalang kesana kemari mengejar bis kota yang hendak ditumpanginya untuk berangkat kerja. Beberapa orang yang menyadari kehadiranku melihat dengan kasihan namun takut, ada yang tidak peduli bahkan ada yang melihatku dengan sangat merendahkan serta mencibir. Baru kali ini aku tahu bagaimana rasanya direndahkan. Tak tahan dengan ratusan mata yang melihat dengan merendahkan dan mencibir, aku berusaha keras memindahkan tubuhku. Beberapa kali aku terjatuh karena lemahnya kondisi badanku, beberapa kali pula aku berusaha meminta tolong dan sebanyak itu pula orang-orang mengusirku dari hadapan mereka, “PERGI” bahkan seorang laki-laki mendorongku sampai terjerembab kebelakan dan membentakku, “PERGI...DASAR GEMBEL”. Batinku menangis, namun aku tak dapat berbuat apa-apa. Dengan sekuat tenaga aku berjalan hingga kepinggiran terminal, dan aku hempaskan tubuhku di sebuah sudut yang tersembunyi dari keramaian. Dan kembali aku tidak sadarkan diri. Aku terbangun untuk kedua kalinya dan dalam keadaan setengah sadar kurasakan bahwa tubuhku bergerak tak beraturan. Kucoba mengejab-ngejab mataku untuk melihat sekeliling. Ternyata aku berada didalam sebuah gerobak yang ditarik seorang Bapak berusia kira-kira 40 tahunan. Dengan sekuat tenaga dia menarik gerobak yang bebannya bertambah berpuluh-puluh kilo dengan adanya aku diatas gerobaknya. “Pak ini dimana?” sahutku dengan suara masih bergetar karena lemahnya badanku. “alhamdulillah si Mas udah bangun, ini Bapak lagi mau bawa si Mas kerumah sakit” jawab Bapak itu. “udah Mas istirahat nanti kalau udah sampai di rumah sakit saya bangunkan” lanjutnya. Karena rasa sakit dan lemahnya badan saya mau tidak mau saya akhirnya tertidur di atas gerobaknya. Sayup-sayup dari kejauhan saya dengar suara Bapak yang tadi membawa saya beradu bicara dengan seorang perempuan. Saya coba untuk bangkit, dan ternyata saya sudah ada di atas tempat tidur ruang gawat darurat salah satu rumah sakit ternama di Jakarta, namun saya terlalu lemah untuk bangkit. Dari kejauhan saya dengarkan berdebatan mereka.”Tolong saya Bu, tolong agar si Masnya di tolong” kata si Bapak, perempuan yang saya perkirakan sebagai suster kepala membentak “TIDAK, sebelum bapak melunasi biaya administrasi”. “Tolonglah Bu, saya tidak punya uang tapi demi Allah akan saya bayar biaya administrasinya asalkan si Masnya ditolong, kasian Bu” iba si Bapak. “Bapak ini denger ga kata saya, TIDAK BISA, orang kayak kalian mana mampu bayar biaya adminisrasi yang ada paling nanti nunggak...yang kayak gini yang bikin kita rugi” caci si suster kepala. Sedih dan tak berdaya mendengar cacian si suster kepala, dan rasa marah ketika bapak yang seharusnya dihormati karena lebih tua usianya di caci maki namun bapak tetap bersih kukuh memohon agar aku yang bukan siapa-siapa baginya untuk segera di obati. “Pak kenapa mau menolongku yang tidak kau kenal?”jerit batinku. Ternyata keributan tadi didengar oleh Dokter kepala yang bertanggung jawab di rumah sakit ini. “Ada apa ini?” suara dokter tersebut penuh wibawa. “eh Pak Dokter” kata suster kepala dengan nada dilembut-lembutkan,”ini Pak, ada pemulung ini bawa orang yang terluka dan minta diobati, namun karena pemulung ini tidak punya uang untuk bayar biaya administrasi belum kami lakukan tindakan tuh orang yang luka ada di pojok sana” terdengar nada suara sang suster yang merendahkan si Bapak dan Aku. Kemudian selang berapa lama kudengar suara Bapak memohon dengan sesegukan karena menangis kepada dokter tersebut “Pak saya mohon,hugh... tolong si Masnya saya memang tidak punya uang tapi saya janji akan bayar...tolong Pak..ugh huh..huh”. “Bangun Pak, sudah jangan menangis saya yang akan tangani anak Bapak” jawab si Dokter penuh kehangatan, “dia bukan anak saya Pak, dia saya temukan dalam kondisi terluka di terminal dan dengan gerobak saya saya bawa dia kemari...Pak tolong si Masnya...”jelas si Bapak. Selesai si Bapak berbicara, suster kepala angkat bicara “Dok, orang ini belum bayar administrasi, nanti kalau mereka ga mampu bayar kan rumah sakit yang rugi”.”DIAM” bentak si Dokter,”kamu tahu fungsi kita sebagai tenaga medis apa?” masih dengan suara geram si Dokter melanjutkan “adalah menolong orang tanpa pandang kaya atau miskin, MENGERTI, setelah ini kamu ke ruangan saya Suster”. Terdengar ucapan terima kasih dari si Bapak dan bahkan beberapa pasien dan keluarganya mulai bergumam mengkritisi sikap si suster kepala.(2) Sekali lagi aku terbangun dari entah tidur ataukah pingsan dan tidak tahu berapa lama mataku tertutup. Ketika Aku bangun, aku sudah berada dalam sebuah kamar inap rumah sakit tersebut. Kulihat sekeliling ada 7 orang lagi yang ada di dalam kamar tersebut. “wah, si Masnya sudah bangun” sapa seorang suster cantik. Pertanyaan pertama yang muncul adalah “udah berapa lama saya disini?”, kalau dipikir-pikir kenapa ga nanya siapa namanya mbak trus berapa nomor HPnya. Si suster cantik menjawab “ini hari ke dua Mas disini, si Mas pingsang udah cukup lama”. Aku cuma mengangguk lemah dan mengucapkan terima kasih. Sekelibat memori hadir dalam benakku namun aku masih belum mau memikirkannya yang aku inginkan hanya kembali tidur. “Mas, Mas...”, sebuah suara membangunkanku dari tidur panjang, udah kayak Sleeping Beauty deh tapi ini versi ancurnya. “eh Pak Dokter” sapaku sambil mengucek-ngucek mata yang penuh belek, dihadapanku kini muncul Dokter kepala yang menjadi ‘dewa penyelamat’-ku.”maaf dibangunkan nih, tapi saya perlu tanya nama si Mas dan kalau ada nomor keluarga Mas yang bisa dihubungi, soalnya Kami tidak menememukan identitas diri “ tanya pak Dokter dengan ramah. Sambil menjulurkan tangan kanan, “Nama saya Sofyan Pak, terima kasih dan maaf mereporkan Bapak”, dan kami pun saling bersalaman, “saya Andri” balas Dokter Andri.”Dokter bisa hubungi Papa saya ini nomor dan namanya” saya berikan nomor HP Papa. Saya memilih Papa, karena takut Mama Shok mendengar kabar tentang saya. “Baik, akan saya hubungi Papanya Mas” terang Dokter Andri, sebelum Dokter Andri keluar saya berkata, “Dok, Bapak yang bawa saya kemari dokter tahu tidak dia siapa?”. “Maaf Mas, saya tidak tahu. Setelah si Mas ditangani, Bapak itu segera keluar dari ruangan gawat darurat. Saya coba mencarinya setelah selesai memberikan perawatan dan memastikan Mas dibawa ke ruang ini untuk dirawat namun menurut satpam si Bapak telah lama pergi” terang Dokter Andri sambil tersenyum. Setelah Dokter Andri pergi aku berkali-kali mengucap syukr kepada Allah, selama ini sikapku begitu jauh dari yang disebut bijak dan dewasa bahkan belakangan ini aku mulai mensia-siakan hidup yang hanya sekali diberikan oleh Allah. Dan aku bertekad setelah sembuh aku akan mencari Bapak itu. Tangis Mama dan Dian pecah melihat kondisiku yang tergolek lemah ditempat tidur. Papa terlihat sedang berbicara dengan Dokter Andri. Kemudian Dokter Andri mendekat dan berkata, “Alhamdulillah Bu, Mas Sofyan tidak apa-apa, namun masih harus menjalani bed rest selama beberapa waktu dan tadi atas permintaan Bapak saya akan menyiapkan kamar di kelas 1”.”Terima kasih Dok, sudah menyelamatkan anak saya” untuk kesekian kalinya Mama mengucapkan terima kasih ke Dokter Andri. Dan sekali lagi Dokter Andri menjawab dengan bijak, “ini semua adalah berkah Allah, saya hanya perantaranya saja”. Dan tanpa disadari oleh anggota keluargaku, Dian adikku ternyata menaruh kekaguman terhadap dokter muda ini. Aku yang menyadari hal tersebut hanya tersenyum. “Akan ada cerita cinta dalam penderitaanKu” seru batinku sambil tertawa geli. Kondisi badanku sudah mulai membaik, namun semangat hidupku yang sedang kacau balau ini membuat proses penyembuhanku berjalan lebih lama. Sehingga butuh waktu lebih lama bagiku untuk kembali sembuh. Sudah hampir 7 hari aku terbaring di rumah sakit ini. Secara bergantian Mama atau Papa dan Dian bergantian menjagaku, walaupun sudahku bilang bahwa aku tak perlu ditunggu namun ketiga orang tersebut tetap kekeh mau menemaniku. “Kalau sudah gini mah terserah mereka aja deh, lumayan ada yang ngurusin...hehehe”gumamku dalam hati. Sore itu Aku terbangun, dan perlahan ku dengar suara dua orang berbicara di balik pintu. “ah itu kayaknya suara Dian, tapi siapa yang sedang bicara dengannya?” ucap batinku. Perlahan Aku bangkit dari tempat tidurku dan menuju ke pintu untuk melihat siapa gerangan yang diajak bicara oleh adikku. Betapa terkejutnya aku ketika pintu terbuka dan sosok Vieka ada dihadapanku. Vieka pun terlihat sangat kaget, sepertinya dia tidak berharap bertemu dengan ku sore itu. “Hai Vie” sapaku lemah, “hai Mas Sofyan” jawab Vieka sambil tertunduk. Suasana canggung dan penuh kikuk menyelimuti kita berdua, bahkan kita betah lama-lama berdiri depan pintu. Kualihkan pandanganku ke Dian, dia tersenyum senang melihat kondisi kami berdua, bahkan dia ngeloyor pergi meninggalkan kami yang sedang mematung “Kak, Mbak Dian ke kantin dulu ya..Daaaa”. “Didalam aja yuk Vie”ungkapku membuka kebisuan ini. Setelah duduk di sofa yang merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk kamar kelas ini, kami pun kembali terdiam tanpa kata. Aduh jadi inget lagu Jamrud deh, 30 menit kita disini...tanpa suara..dan aku benci harus jujur padamu tentang semua ini. Setelah beberapa lama mungkin ada kali 30 menit, malu-maluin kan, akhirnya Aku memulai pembicaraan “sudah lama tadi Vie?”.
”Ah enggak kok Mas” Jawab Vieka sambil tertunduk. Vie selalu memanggilku dengan sebutan Mas, walaupun usaiku hanya lebih tua beberapa bulan.”tadi baru datang setelah asar”sambung Vieka.
“kok kamu tahu Mas disini?” tanyaku kembali,
“sebenarnya Mas.....”Vie kia. tertunduk dan pipinya tergurat rona merah seperti menahan malu. Aku tatap dia lekat-lekat, yang ditatap makin meringkuk malu.
“Aduh ada apa sih nih anak, bikin Aku makin serba salah aja” diriku membatin. “Sebenarnya...setelah Mas ga pernah nongol ke kampus lagi, Vie sempat nyariin Mas. Karena temen2 Mas ga ada yang tahu Vie coba telepon ke rumah, yang angkat Bi Inah” lanjut Vieka.
“Bi Inah ngasih taunya Mas masuk rumah sakit, tapi ga tau di rumah sakit mana....”Vieka terdiam sebentar sambil mengusap matanya. “apakah anak ini menangis?”batinku dalam hati.
”Vie, kaget denger kabar Mas masuk rumah sakit, Vie panik dan coba menelepon ke semua rumah sakit”, dalam hati geli juga dengernya kenapa ini anak enggak telepon ke Dian? Kan dia punya nomornya.
Tahu kalau yang diceritakannya adalah hal yang konyol, Vieka melanjutkan ceritanya “tapi akhirnya Vie telepon Dian...Dian yang kasih tahu Mas dirawat dimana, begitu tau Vie langsung ke sini..tapi pas sampai disini Masnya tidur jadi Vie cuma ketemu sama Mama. Dan dari Mama, Vie tahu apa yang sebenarnya terjadi” cerita Vieka sambil sesegukan, kemudian sebelum tangisnya pecah Vie melanjutkan kalimatnya,”Kenapa Mas sampai begini?”. Itulah kalimat terakhir yang keluar dari mulut Vieka sebelum akhirnya menangis. Aku yang tidak terbiasa melihat seorang gadis nan cantik, alah sok puitisnya, menangis didepanku jadi kelabakan sendiri. Untuk Dian datang, “lah Mbak, kenapa nangis? Kak, Mbak Vieka diapain” sahut Dian dengan tatapan penuh amarah kepadaku. Aku yang tidak tahu apa-apa hanya bisa melongo kayak kambing cengo melihat Vieka menangis dan Dinda yang melotot marah padaku sambil menenangkan Vieka. Setelah Vie tenang, dia pamit pulang dan di antar oleh adikku. Aku tahu sekembalinya dari mengantar Vie pasti dia akan ngamuk besar padaku. Dan benar saja, begitu masuk kamar mukanya penuh amarah, dan tidak perlu hitungan detik dia mulau berkoar-koar memarahiku. Dan dari marahnya itu dapat kuketahui bahwa, Vie beberapa kali datang untuk menjenguk aku, namun bertepatan dengan aku yang sedang istirahat walaupun berkali-kali akan dibangunkan, Vie selalu melarang agar jangan dibangunkan. Vie setiap menjengukku selalu menangis, walaupun tidak ditunjukan didepan Mama maupun Dian namun mereka tahu. Vie menyesal tidak berada untuk membantuku disaat labil dan lebih mengedepankan emosi yang ada. Dan bahkan dari penuturan Dian, aku mengetahui bahwa Vie menaruh hati padaku. Setelah cukup lama berkoar akhirnya Dian meninggalkanku sendiri di kamar, katanya dia mau beli juice buah dikantin. Sambil keluar kamar ku bilang padanya, “makanya kalau udah ngomong napas”. Dia tidak mengomentari apa-apa hanya ngeloyor begitu saja keluar kamar, mungkin udah abis tuh suara. Dalam kesendirian ini aku coba renungkan jalan hidupku. Kusadari telah banyak kesalahan yang Aku lakukan, aku telah menyakiti orang-orang yang mengasihiku semua karena kesombongan dan keangkuhanku. Padahal tidak ada yang perlu aku sombongkan. Karena apa yang ku miliki saat ini adalah milikNya semata. Rasa bersalah dan berdosa mundul bagai beban besar yang diletakan diatas tubuhku. Pengap dan sakit rasa hati ini, tanpa terasa air mata membasahi pipi Ku. Penyesalan dan rasa syukur berbaur menjadi satu, menciptakan keharuan yang sangat mendalam di diri serta rasa kangen akan kehangatan belaian Allah. Tak terasa ucapan takbir terucap dari mulutku. Begitu indah namamu ya Allah, dan sudah terlalu lama lidah ini tak mengucap nama sang penguasa alam semesta. Perlahan sambil terus menyebut kalam Illahi akhirnya aku bisa memejamkan mata dan terasa hati kian tenang dan damai.(3)

Similar Documents

Free Essay

Mr. Videl

...random manner. Show that regardless of how the numbers are positioned on the wheel, there are three adjacent numbers whose sum is at least 39. Adding all 25 inequalities, we find that 3∑_(i=1)^25▒xi = 3∑_(i=1)^25▒i < 25(39) = 975. But 3∑_(i=1)^25▒i=(25)(26)/2=325 gives us the contradiction that 988 = 3(325) < 975 7. A lumberjack has 4n + 110 logs in a pile consisting of n layers. Each layer has two more logs than the layer directly above it. If the top layer has six logs, how many layers are there? . . 18. Consider the following four equations: 1) 1 =1 2) 2 + 3 + 4 = 1 + 8 3) 5 + 6 + 7 + 8 + 9 = 8 + 27 4) 10 + 11 + 12 + 13 + 14 + 15 + 16 = 27 + 64 1) 1=1 n = 1 2) 2 + 3 + 4 = 1 + 8 n = 2 3) 5 + 6 + 7 + 8 + 9 = 8 + 27 n = 3 4) 10 + 11 + 12 + 13 + 14 + 15 + 16 = 27 + 64 n = 4 Formula (n-1)²+1, or n²-2n+1+1or n²-2n+2. n²-2n+2 Exercise 4,3 10 & 15 10. If n ∈ Z+, and n is odd, prove that 8|(n2 − 1). 15. Write each of the following (base-10) integers in base 2 and base 16. a)22 b) 527 c) 1234 d) 6923 22) base 2 10110 base 16 = 16 527 base 2 = 1000001111 base 16 = 20F 1234 base 2 = 10011010010 base 16 = 4D2 6923 base 2 = 1101100001011 base 16 = 1B0B Exercise 4.4 (1&14) 1. For each of the following pairs a, b ∈ Z+, determine gcd(a, b) and express it as a linear combination of a, b. 231, 1820 b) 1369, 2597 c) 2689, 4001 a) 231, 1820 a) 231, 1820 1820 = 7 (231) + 203 ...

Words: 634 - Pages: 3

Free Essay

Humn

...Identifying Good or Bad Statements Anit Maharjan HUMN210-H5WW Meghan Roehll Franklin University 4th April, 2013 a. Nobody in the world today is really good. Yes, I have heard of good people, but not really good people. - Good statement. b. The world is not flat. Well, if you look at a map it is: - in what point of view - bad statement. c. I will need an extended period of laborious cogitation to assimilate the missive. This doesn't make any sense - bad statement. d. The number 2 is odd. Are we talking about an even number? I believe your confusion comes from the fact that 2 is a prime number, but it is still even. It is the only even number that is prime – false statement. e. If you believe in evolution, then your ancestors were filthy apes. There are two kinds of people in the world: - one is god prayer and the next is science believer. If you support the statement from the point of scientific theory of evolution by Darwin, then yes our ancestors are filthy apes, whereas if you think form the side of god’s prayer then the statement is false – good statement. f. Some swans are black. In this statement, I am not sure that some swans are black or not, all swans could be black or white – good statement. g. If you are a human, then you are a person. If you are an individual, then you are alive. Human is a person and of course the person becomes an individual and every individual breaths...

Words: 384 - Pages: 2

Free Essay

Science Music

...Year | Album | Peak chart positions | Sold | | | UK | AUS | GER | SWI | FRA | NZ | AUT | IRE | | 2000 | Bright Lights * Released: August 2000 * Label: Island | 1 | 3 | 2 | 2 | 6 | 3 | 10 | 1 | * UK: 3xPlatinum * AUS: Platinum * GER: Platinum * SWI: Platinum * FRA: Gold * NZ: Platinum * IRE: Platinum | 2001 | Dangerously In Love * Released: October 2001 * Label: Island | 1 | 1 | 1 | 1 | 3 | 1 | 6 | 1 | * UK: 4xPlatinum * AUS: Platinum * GER: Platinum * SWI: Platinum * FRA: Platinum * NZ: Platinum * AUT: Gold * IRE: Platinum | 2003 | All Night Long * Released: August 2003 * Label: Island | 1 | 6 | 5 | 5 | 10 | 6 | 14 | 1 | * UK: 2xPlatinum * AUS: Gold * GER: Gold * SWI: Gold * NZ: Gold * IRE: Platinum | 2004 | Troublemaker * Released: October 2004 * Label: Island | 3 | 12 | 10 | 10 | 14 | 12 | 18 | 3 | * UK: Platinum * IRE: Platinum | Year | Song | Peak chart positions | Sold | Album | | | UK | AUS | GER | SWI | FRA | NZ | AUT | IRE | | | 2000 | | 2 | 12 | 10 | 10 | 14 | 12 | 16 | 2 | * UK: Gold * AUS: Gold * NZ: Gold | | | | 1 | 6 | 4 | 4 | 8 | 6 | 10 | 1 | * UK: Platinum * AUS: Platinum * GER: Gold * SWI: Gold * NZ: Platinum | | 2001 | | 8 | 24 | 22 | 22 | 26 | 24 | 28 | 8 | * UK: Gold | | | | 12 | - | - | - | - | - | - | 12 | | | | | 1 | 8 | 6 | 6 | 10 | 8 | 12 | 1 | * UK: Platinum * AUS: Platinum * GER: Gold * SWI: Gold * NZ: Platinum...

Words: 318 - Pages: 2

Free Essay

You Decide

...receives it. And also some other facts which should be considered like life expectancy, importance, age etc. when deciding on whom to donate the heart to. He’s cause for damage to the heart was the steroids, of which he was unaware of the consequences of taking the steroids at the time he took so there wasn’t any sort of health irresponsibility known otherwise. His chances to live 10-15 more years are very high so it’s one point investing in him. He has a family to take care of, wife and the 3 kids who he has to support till they are on their feet and so forth. He also has been a good supporting father as he’s already being supporting their dreams career wise and the future. So my first choice with all confidence would be Jerry. The number 2 choice is Ozzie because as LONG as he does not get back on his old ways HE does hold out some hope on society as a whole as long he does NOT revert back and does good in society by helping out and he no longer does any drugs - he really can have a useful and a prosperous and productive life. His chances of living after a successful heart transplant are another 10 years but only if he stays off the drugs and which is not really guaranteed but if he does he can be a very good mentor and a coach or a guidance for teens with troubled life as they are on drugs already. Since Ozzie have seen the side effects and losses because of the drugs, he can let the teens know it too and...

Words: 604 - Pages: 3

Premium Essay

Mbjdh

...MON TUE FEB WED THU FRI SAT SUN MON TUE MAR WED THU FRI SAT SUN MON TUE APR WED THU FRI SAT 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 30 31 2012 SUN MON TUE 7 14 21 28 5 6 7 12 13 14 19 20 21 26 27 28 SUN MON TUE 1 2 3 8 9 10 15 16 17 22 23 24 29 JUNE WED THU FRI 4 11 18 25 4 5 6 7 11 12 13 14 18 19 20 21 25 26 27 28 SUN MON TUE 1 2 3 8 9 10 15 16 17 22 23 24 29 30 31 FRI SAT 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 30 AUG SUN MON TUE WED THU FRI 7 14 21 28 MAY WED THU FRI SAT JULY SAT WED THU SAT 6 7 13 14 20 21 27 28 2012 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 15 16 17 18 19 22 23 24 25 26 29 30 31 SEPT WED THU FRI SAT 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 24 25 26 27 28 OCT SUN MON TUE WED THU 1 8 15 22 29 FRI 2 9 16 23 30 SAT 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 30 31 NOV SUN MON TUE WED THU FRI 7 14 21 28 5 6 7 12 13 14 19 20 21 26 27 28 SUN MON TUE 1 2 3 8 9 10 15 16 17 22 23 24 29 30 31 DEC WED THU FRI 4 11 18 25 SUN MON TUE SAT SAT 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 30 1 8 15 22 29 7 14 21 28 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 30 31 4 5 6 7 11 12 13 14 18 19 20 21 25 26 27 28 1 2 3 8 9 10 15 16 17 22 23 24 29 30 2 9 16 23 30 3 4 5 6 7 10 11 12 13 14 17 18 19 20 21 24 25 26 27 28 31 1 8 15 22 29...

Words: 466 - Pages: 2

Premium Essay

Ewfefwefefw

...  30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 30 29 28 27 26  Dec (12)2011 Nov (11)2011 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 31 30 29 28 27 26  Jan (1)2012 Dec (12)2011 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 31 30 29 28 27 26 25 24  Feb (2)2012 Jan (1)2012 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 29 28 27 26 25 24 23  Mar (3)2012 Feb (2)2012 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 31 30 29 28 27 26 25 24  Apr (4)2012 Mar (3)2012 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 30 29 28 27 26 25 24 23 22  May (5)2012 Apr (4)2012 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22  Jun (6)2012 May (5)2012 29 28 27...

Words: 796 - Pages: 4

Free Essay

12 Angry Men

...Corridors of Transition between 12 Angry Men and 12 “I have always found that mercy bears richer fruits than strict justice”. Abraham Lincoln “The virtue of justice consists in moderation, as regulated by wisdom”. Aristotle ”Nobody gets justice. People only get good luck or bad luck”. Orson Welles Justice = mid-12c., "the exercise of authority in vindication of right by assigning reward or punishment;" also "quality of being fair and just," from Old French justice "justice, legal rights, jurisdiction" (11c.), from Latin iustitia "righteousness, equity," from iustus "upright, just" . The Old French word had widespread senses, including "uprightness, equity, vindication of right, court of justice, judge." The word began to be used in English c.1200 as a title for a judicial officer. Meaning "right order, equity" is late 14c. Justice of the peace first attested early 14c. In the Mercian hymns, Latin iustitia is glossed by Old English rehtwisnisse. To do justice to (someone or something) "render fully and fairly showing due appreciation" is from 1670s. This word, with such a strong connotation, influenced and formed the basis of many philosophical...

Words: 5039 - Pages: 21

Free Essay

Qnt351 Data Analysis

...Week 2 Learning Team A Paper Parts 4 & 5 Levels of Measurement for Each Variable in the Study In the survey that Debbie Horner, the Human Resource manager, distributed to the company, there are different levels of data available for analysis. The question seeking information about the respondent’s gender is a nominal-level question. “The nominal level of measurement observations of a qualitative variable can only be classified and counted” (Lind, Marchal, & Wathen, p. 10, 2011). For analytical purposes the order in which the data is displayed makes no difference. The question regarding the division of work for the respondent, and the question regarding if the respondent is a member of management or supervision is also nominal. Also, the question pertaining to length is service is nominal because it only seeks one answer. The ten questions relating to how each respondent feels is interval-level data. The ten questions ask each respondent to rate his or her individual feelings on a scale of one to five. One is considered very negative and five is considered very positive. This is known as a Likert Scale. The Likert Scale is the most popular form of survey data collection because it is easy to assemble, the scale is more reliable, and produce more interval-level data (Cooper & Schindler, 2011). Data Coding After collecting the data, Sally, one the office support staff, began the task of coding the data. While some values were pre-determined other...

Words: 734 - Pages: 3

Free Essay

Numerology

...1 www.oldwitchcraft.com 2 www.oldwitchcraft.com 3 INTRODUCTION The science of numerology can be traced back thousands of years. The Chinese, Japanese, Greek, Hebrews, Egyptians, Phoenicians, early Christians, Mayans, and Incas all used some form of numerology to gain a deeper understanding of themselves and the universe. Numerology is perhaps the easiest of the occult arts to understand and use. All you need is the birth date and the complete name of an individual to unlock all of the secrets that the numbers hold. (Most authorities agree that the full birth name as recorded on your birth certificate is the name that must be used for all calculations involving name.) There are eleven numbers used in constructing Numerology charts. These numbers are 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, and 22. Larger numbers that occur from adding the numbers in the complete birth date or from the values assigned to each name are reduced by adding the digits together until the sum achieved is one of the core numbers. Merely add the components of the larger number together (repeatedly, if necessary) until a single digit (or the "master" numbers 11 or 22) results. Each of these numbers represents different characteristics and expressions. Master numbers are the only exception to rule of reducing to the single digit. The master numbers 11 and 22 are intensified versions of the single digit number they replace (2 and 4). These numbers suggest a potential for a high degree of learning and/or achievement...

Words: 10684 - Pages: 43

Premium Essay

Student

...Customer number 1 Interested in a Camera Photo • What is your age? 38 • What is your gender? Male • What is your household size? 2 people • What is your household income? $40,000.00 • What is your profession? Handling heavy machinery • What is your education level? High School Diploma Psychographic Questions • What did you find interesting about this product? It’s capability of taking photos • What are your thoughts about the product? It has a great resolution Buying Pattern Questions • Do you ever purchase electronics? YES • Where do you go when you are looking for electronics? On Web • How often do you purchase electronics? Once in a while • How long does it take you to make a buying decision? A few days • What is your typical budget for electronics? $200-$500 • How far would you travel to make the purchase? Around Windsor Benefits Questions • What features do you look for when you purchase electronics? Its quality • What specific benefits do you look for in electronics? Reliability • What motivates you to purchase electronics? Universal Trend • What needs are you trying to meet when you purchase electronics? Enhancing lifestyle • How do you hope electronics will make your life better? Time saving Customer Number 2 Interested in a gaming console • What is your age? 22 • What is your gender? Male • What is your household size? 4 people • What is your household income? $30,000.00 • What is your profession? Student • What is your education...

Words: 2014 - Pages: 9

Free Essay

Nt1210 Lab 1.1

...10⁰ 10¹ 10¹ 10² 10² 10³ 10³ 1 1 10 10 100 100 1000 1000 2931 2931 30 30 1 1 2000 2000 900 900 2 2 1 1 3 3 9 9 X X X X 1.1.2 2² 2¹ 2º 4 2 1 1 1 X X X 0 0 1 1 5 5 4 4 0 0 1 1 1.1.3 2² 2¹ 2º 4 2 1 0 0 X X X 1 1 1 1 3 3 0 0 2 2 1 1 1.1.4 24 2³ 2² 2¹ 2º 16 8 4 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 X X X X X 0 0 2 2 16 16 18 18 0 0 0 0 1.1.5 27 26 25 24 2³ 2² 2¹ 2º 128 64 32 16 8 4 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 X X X X X X X X 226 226 128 128 64 64 32 32 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 1.1.6 28 28 156 156 28 28 28 28 12 12 4 4 0 0 0 0 ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ 27 26 25 24 2³ 2² 2¹ 2º 128 64 32 16 8 4 2 1 10011100 10011100 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 X X X X X X X ...

Words: 739 - Pages: 3

Free Essay

Financial Inclusion

..., Corporate Centre, Tulsiani Chambers, 1st Floor, ( West Wing), 212, Free Press Journal Marg, Nariman Point - Mumbai 400 021. INTRODUCTION This Booklet gives you detailed information about the objective type Competitive examination for recruitment of Probationary Officers in State Bank of India. This post was advertised in the Employment News/Rozgar Samachar issue dated 9-15 February, 2013 and on the Bank’s website www.statebankofindia.com and www.sbi.co.in. The terms and conditions, period of probation, emoluments etc. were given in the advertisement. You should ensure that you are eligible in respect of age, educational qualification, nationality as stipulated in the advertisement. Details of tests are given ahead in the booklet. 1. 2. 3. GENERAL INSTRUCTIONS Particulars to be Noted : Please note carefully your Roll Number, Registration Number, date, time and venue for the examination given in the call letter. Punctuality in Attendance : Candidates should be present at the examination hall at the time given in the call letter. Candidates arriving late will not be permitted to enter the Examination Hall. Call letter to be Surrendered : Affix firmly a copy of your recent passport size photograph in the space provided for it in the call letter and bring it with you alongwith photo identity proof in original and a photocopy when you come to the venue for the examination. You will not be permitted to appear for the examination if you come without the photo identity proof in original...

Words: 7045 - Pages: 29

Free Essay

Quiz-Gen. Knowledge

...Gen. Knowledge 1. At which racecourse did two horses tragically die this year? Newbury 2. In the film The King’s Speech, who does colin firth play? King George 6 3. As of 2011 how many star signs are they in the zodiac? 13 4. Name 5 categories on Pornhub? 5. Which countrys flag features a maple leaf? canada 6. Which us presidents are featured on mount rushmore? Jefferson, Washington, Lincoln, roosevelt 7. In what year did the berlin wall come down? 1989 8. Which is the only city in the world to lie in two continents? Istanbul EU/ASIA 9. Cube root of 64? 4 10. Where is the laryinx in the human body? Voice box Tv and Film 11. Name 5 Jim Carrey films? 12. Name the character played by Al Pacino in Scarface? Tony Montano 13. How many Oscars did the film Titanic? 11 14. Who played the joker in the 1989 batman? Jack Nicholson 15. In which james bond film did Halle Berry appear? Die another day 16. Apart from matt, jeff, merse, phil Thompson and Charlie, name four other people who have appeared on the Gillette soccer Saturday panel 17. Name the actor who plays nucky Thompson in Broadwalk empire? Steve buscemi 18. Name four permenant team captain on question of sport – ally, john parrot, matt dawson, tuffers, Frankie d 19. In Shameless which character did jody latham play? Lip 20. What is the name of the presenter on to catch a predator? Chris Hanson Sports 21. Who is the last English born manager to...

Words: 608 - Pages: 3

Premium Essay

Memento Assignment

...Memento assignment The structure What we see beneath is how the parts that is coloured in the movie is played. The dots are where the scenes start and stop, and the green numbers above the arrows is scenes. We start at the end of the movie at dot number 2 and then we see scene number 1 which ends at dot number 1. Afterwards we see the first black/white part of the movie. The black/white parts are played in chronological order. After we have seen the first black/white part we jump to dot number three and watch scene number 2 which ends at dot number two. After seeing scene number two we watch the second black/white part. Then we jump to dot number 4 and so on. The real chronological order would be to first see all the black/white scenes in the movie in the order we see in the movie. Afterwards we would see scene 7, then scene 6 and so on until we have seen the last scene, the scene the movie started with. Because of this structure of the movie you need to follow closely or you need to know before you watch the movie how it works or else it can be very confusing. It also demands from the viewer that he/she notices the little things that happens for example when we see Sammy Jenkins at the institution and when someone walks by and suddenly it is Lenny sitting in the chair. As a viewer you also need to know when we deal with flashbacks and when we just jumped one scene back. Through the story we kind of experience how it feels to suffer from short-term memory loss like Lenny...

Words: 587 - Pages: 3

Free Essay

Dead End

...You are diary holder number 1 "The random diary" -You will know the diary users that will die before they get eliminated. You are diary holder number 2 "The Yukiteru diary" -You can save diary holder number 1 if he was being eliminated if you choose to. You are diary holder number 3 "The murder diary" -You get to eliminate one diary holder if you choose to. You are diary holder number 4 "The criminal investigation diary" -you will know the 3 diary users who will be eliminating other people. You are diary holder number 5 "The Hyper Vision Diary" -You won't have to answer one of the 3 questions given. You can only use this diary once. You are diary holder number 6 "The Clairvoyance Diary" -You can know about one diary user and the diary's ability. You are diary holder number 7 "The exchange Diary" -You get to choose from number 1-12 (7 is an exception) and you will get the diary's ability (Number of diary you choose) You are diary holder number 8 "The blog diary" -You can bring a dead user back to life. You are diary holder number 9 "The escape Diary" -you can escape from being eliminated. You are diary holder number 10 "The breeder diary" -I will send you the questions first before I post them. You can only use your diary once in this game. You are diary holder number 11 "The watcher" -I will tell you the name of the diary holders and their diary's ability. You are diary holder number 12 "The Justice Diary" -You can be...

Words: 277 - Pages: 2