Free Essay

Mendongkrak Keberhasilan Pebisnis Ulung

In:

Submitted By Haidar
Words 791
Pages 4
Mendongkrak Keberhasilan sang Pebisnis Ulung
“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.” Begitulah kiranya kata-kata bijak yang keluar ketika ayah 3 anak ini memulai kisah perjalanannya. Seorang perantau dari Sulawesi yang telah melalang buana ini bernama Ochank. Sosok ayah 33 tahun yang rela jungkir balik untuk memberikan sesuap nasi untuk anak dan istrinya. Ochank menekuni bisnis trenggilingnya di malaysia. Uangnya berceceran dimana-mana. Jalan hidup yang awalnya sudah sangat menggembirakan.
Ochank, Pebisnis berumur 32 tahun, dengan kondisi tangan yang patah.
-------------------------------------------------

Namun keberuntungan tak selalu memihak kepadanya. Layaknya roda yang selalu berputar, kadang diatas kadang dibawah. Petualangannya dimulai ketika ia mulai merasa ada kecurangan dalam bisnisnya. Temannya telah memanfaatkannya. Siapa sangka teman lugu yang pintar, yang secara sepintas terlihat seperti sahabat, ternyata hanyalah serigala berbulu domba. Bisnisnya hancur, ia terpaksa harus gulung tikar. Peristiwa yang tepatnya berlangsung pada 2012-an silam ini memaksanya untuk menggadaikan mobilnya dan juga menjebaknya dalam hutang-piutang. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan bermodalkan uang dua juta yang ia pinjam untuk bertahan hidup. Berurusan dengan pihak yang berwajib pun ia hadapi. “Saya selalu berpindah-pindah tempat agar pihak yang berwajib tidak dapat melacak keberadaan saya.” Jelasnya. Kebangkrutannya telah menjatuhkan Ochank kepada transaksi illegal.
Ochank berusaha untuk memulai bisnisnya kembali dengan pindah ke NTT. Ia pergi dengan tangan kosong dan hanya baju usang yang melekat di tubuhnya. Tapi tak selamanya masalah selalu berlarut-larut. Jalan keluar pasti akan datang. Dan benar, kebetulan ia bertemu dengan teman seperjuangannya. Temannya itu bersedia untuk menggadai HP Ochank untuk modal usaha. Akhirnya uang yang terkumpul pada saat itu adalah tujuh ratus ribu rupiah. Dengan modal awal tersebut ia berani untuk menyewa kos-kosan untuk menjadi tempat berteduh anak dan istrinya.
Petualangan Ochank tidak hanya sampai disini, suatu ketika mulai terbesat dalam benaknya, mungkin bekerja di luar negeri itu enak. Dengan bermodalkan keberanian dan nekat ia memulai lagi petualangannya. Ia pegi ke suatu tempat yang kita kenal Timor Leste. Ochank pergi dengan lewat jalan tikus. Sesampainya disana ia masih bingung apa yang hendak dilakukannya. Namun kreativitas dan ketrampilannya dalam berbisnis membantunya. Ochank memulai bisnisnya dengan menjual jam tangan untuk mencari modal awal, setelah satu tahun berjuang dengan jalan kaki, pada suatu ketika ia merasa laba yang ia dapat hanya sedikit. “Saya mulai merasa, kalau saya seperti ini terus kapan saya akan maju.” Kata Ochank. Lalu ketika Ochank mencoba untuk menawarkan jam tangannya tadi kepada seseorang, orang tersebut menanyakan hp Ochank. Dari sanalah ia berfikir bahwa menjual hp labanya lebih banyak 3x lipat .
“Pada awal Saya masuk ke Timor leste saya cuma membawa uang sebesar 10 dolar dan 2 HP rusak. terus hsil penjualan saya belikan HP lagi dan lagi sampai hasil penjualan tersebut melimpah sejumlah emas 28 gram.” Kata sang Pebisnis Ulung tersebut. Setelah membawa modal yang ia kira cukup, lalu ia balik ke indonesia dan melunasi tunggakan-tunggakannya, dan membeli peralatan-peralatan rumah tangga sebagaimana orang-orang dalam keluarga lainnya. Ia juga membeli HP lagi secukupnya untuk dibawanya dan berjualan lagi di tanah air tercinta. Ia berjualan HP dengan menelusuri penjuru negeri. Pulang pergi Indonesia-Timor Leste pun ia lakukan.
Titik terang sudah mulai terlihat. Sampai pada suatu saat ia mengalami tragedi yang luar biasa. Pada saat ia berjualan HP dagangannya, ia dirampok. Ochank dengan 2 orang temannya yang membantunya dalam berjualan, dirampok dan dihajar habis. Babak belur. Darah berceceran. Uang puluhan juta dengan 3 tas penuh HP baru, habis semua dirampas sekelompotan perampok di daerah Boboraro, Fatuk Metan, Timor Leste. “Saya mengalami patah tulang di tangan, teman saya dibacok dengan pedang di kepala dan betisnya, lalu saya dipukul dengan balok kayu sehingga tangan saya patah. Teman saya yang satu lari ke hutan, dan yang dibacok terjun seketika ke sungai.” Kata Ochank menjelaskan. “Dari situpun saya tak punya apa-apa lagi.” Terusnya. Ochank mengira temannya meninggal, namun Tuhan berkata lain. Temannya yang kena bacok tadi masih sempat menghirup udara segar. Akhirnya dengan motor bobrok yang Ochank pakai, ia membawa temannya ke rumah sakit. Teman Ochank dirawat selama satu minggu di Rumah Sakit sekitar. Berbeda dengan Ochank yang bersikeras tidak mau dirawat. Dia lebih mementingkan nyawa temannya meskipun keadannya pun sangat memprihatinkan.

“Saya sudah sangat terpojok pada saat itu, tangan saya patah dan uang saya habis. Terpaksa saya nekat pinjam uang ke rentenir.” Terangnya lugas. Ochank akhirnya meminjam uang sebesar sepuluh juta rupiah kepada lintah darat dengan bunga 20%/bulan. Dari sana, selama sebulan Ochank berhasil memeroleh puluhan juta. “Usaha saya lancar dari jualan HP, meskipun dengan keadaan tangan yang patah.” Kata Ochank mengakhiri. Hal itu tak lain karena tekadnya yang sangat kuat. Dan uang yang ia kumpulkan akhirnya cukup untuk mengembalikan semua uang yang ia pinjam dari sang lintah darat. Dari sana ia memulai dari titik nol lagi. Pebisnis yang tak pernah ada kata menyerah di kamusnya.

Similar Documents