Free Essay

Penggunaan Konsep Internet of Things Dalam Membantu Technopreneur Menciptakan Business Model

In:

Submitted By kunglaw
Words 3282
Pages 14
TUGAS MATA KULIAH
MANAGING CORPORATE INFORMATION SYSTEM AND TECHNOLOGY

DOSEN
Andre M. R. Wajong, Ir., MBA

Topik :
“Penggunaan konsep Internet of Things dalam membantu Technopreneur menciptakan Business Model”

Nama : Aries Dimas Yudhistira
NIM : 1412403002

GRADUATED PROGRAM – MAGISTER MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM
FAKULTAS ILMU KOMPUTER – BINUS UNIVERSITY
JAKARTA
2014

Abstract :

Banyaknya Ide Business Model yang diciptakan karena Peran IT . Ide Business Model baru ini diciptakan dan dikembangkan oleh Technopreneur sebagai Business Model yang di implementasikan pada perusahaannya. Namun , Calon Technopreneurship belum mengetahui secara mendalam untuk memulai menjadi Technopreneurship , serta akan memakai Business Model apa. Calon Technopreneurship ragu untuk memulai menjadi Technopreneurship dikarenakan mereka tidak mengerti tentang bisnis. Kebanyakan dari mereka adalah kalangan yang mengerti tentang IT atau secara garis besar mengerti tentang teknis IT.

Untuk memulai menjadi Technopreneur dan menciptakan Business Model baru untuk perusahaan kita kelak , maka diperlukannya konsep Internet of Things ( IoT ) . Konsep ini sangat membantu dalam memulai sebuah bisnis berbasis IT . baik untuk menciptakan Business Model baru maupun memodifikasi Business Model yang sudah ada . kita dapat belajar dari para Technopreneur dalam menggunakan konsep Internet of Things sebagai modal awal pembentukan Ide tentang Business Model yang mereka jalankan.

Kata Kunci : Business Model , Technopreneurship, Internet of Things ( IoT )

Pendahuluan

Banyaknya Bussiness Model yang dipakai oleh Technopreneur membuat calon Technopreneur tergugah untuk menciptakan sesuatu yang baru , sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat , serta menggunakan IT sebagai tonggak keberlangsungan bisnis di perusahaannya.

Disini kita menghadapi dua fakta yang berlawanan terkait dengan peluang technopreneurship.
Fakta Pertama, Pertumbuhan startup lokal di Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan melambat akibat iklim investasi venture capital yang menurun. “Pertumbuhan startup lokal sudah melambat sejak 2012 karena pelaku usaha mulai sadar bahwa mendirikan bisnis itu tidak bisa hanya mengandalkan desain atau aspek website. Dibutuhkan Business Model dan pemasaran yang baik,” ungkap Co-Founder #startuplokal yang juga salah satu pendiri Indonesian Startup Foundation Natali Adrianto. Diungkapkannya, booming startup di Indonesia terjadi pada 2011 dimana dalam enam bulan ada 52 startup. Pada 2012, hanya 12 startup dari yang muncul itu mampu bertahan. Pada 2011, jumlah startup di Indonesia mencapai sekitar 800 dan pada 2012 menjadi 300 startup. “Indonesia ini juga lemah kolaborasi sedangkan jumlah startup menengah yang bisa disuntik dana oleh modal ventura juga terbatas. Untuk pasar yang digarap sebenarnya lumayan menjanjikan seperti e-commerce, bisnis perjalanan, dan aplikasi permainan,” katanya.

Fakta kedua , Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang. Hasil pencatatan tersebut tertuang dalam sebuah laporan berjudul Profil Terkini Internet Industri Indonesia, yang dipublikasi di Jakarta, Jumat (17/1). Survei tersebut dilakukan pada 78 kabupaten/kota di 33 Propinsi Indonesia. “Jumlah tersebut berarti tumbuh 13 persen dibandingkan catatan akhir 2012 yang sebanyak 63 juta orang,” kata Ketua Umum APJII Sammy.

Jika kita melihat kedua fakta diatas, maka fakta ini saling berlawanan. Pertama, jumlah technopreneur di Indonesia terus menurun yang menurut Natali Adrianto dikarenakan Technopreneur hanya berfokus pada desain dan aspek website, namun melupakan aspek yang terpenting yaitu aspek Business Model. Padahal, menurut data BPS bekerja sama dengan APJII mencatat angka pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Padahal ini merupakan sebuah peluang yang di dapatkan oleh calon Technopreneur untuk mengembangkan usaha atau startup.

Tujuan

Dibuatnya makalah ini dapat membantu calon Technopreneur untuk menentukan Business Model yang tepat serta memulai usaha dibidang IT dan menjadi Technopreneur seutuhnya. Dengan menggunakan konsep Internet of Things diharapkan Calon Technopreneur dapat mengembangkan ide dan menciptakan produk yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat dengan menggunakan IT

Pembahasan

Setiap Perusahaan di dunia pasti memiliki Business Model. Tak terkecuali dengan Perusahaan yang bergerak di bidang IT. Business Model yang mereka miliki adalah hasil dari dampak IT terhadap Business Model yang mereka pakai.

Pengertian Business Model secara umum, ialah suatu konsep yang menjelaskan tentang bagaimana Organisasi menciptakan , mengirimkan , dan mendapatkan keuntungan.
Pengertian Business Model menurut Stewart dan Zhao (2000), Business Model sebagai sebuah pernyataan tentang bagaimana suatu perusahaan akan membuat uang dan mempertahankan aliran keuntungan dari waktu ke waktu .
Menurut Osterwalder et al. (2005) , Business Model adalah Blueprint bagaimana sebuah perusahaan melakukan bisnis
Menurut Mayo and Brown (1999) , Business Model adalah Desain dari kunci dari system yang saling ketergantungan yang menciptakan dan mempertahankan Bisnis yang kompetitif
Kesimpulannya , Business Model adalah Kerangka Kerja ( Framework ) bagaimana Perusahaan menjalankan bisnis dan mendapatkan keuntungan .

Beberapa contoh Business Model :

* Bricks And Click Business Model
Business Model dimana perusahaan mengintegrasikan baik offline ( bricks ) dan secara online ( klik ) . Salah satu contoh model bricks - dan - klik adalah ketika jaringan toko memungkinkan pengguna untuk memesan produk secara online , tetapi memungkinkan mereka mengambil pesanan mereka di toko lokal .
Contohnya adalah sebuah UKM yang menjual barang ( goods ) dengan memasarkan dan melakukan transaksi secara Online, namun si pembeli masih tetap harus datang ke toko retailnya

* Cutting out the middleman model
Yaitu Business Model dimana pada prinsipnya menghilangkan middleman ( dalam hal ini distributor ) pada Rantai Suplai ( Supply Chain ) . sehingga Pihak Seller dapat bertemu langsung dengan Pihak Buyer. Contohnya dengan menggunakan Internet

* Direct sales model
Yaitu Kegiatan Marketing ( pemasaran ) dan Selling ( Penjualan ) yang dilakukan secara langsung kepada pihak buyer, tidak dilakukan pada lokasi retail. Contohnya salesman yang melakukan pemasaran melaui door to door

* The industrialization of services business model
Yaitu sebuah Business Model yang digunakan dalam manajemen dan jasa pemasaran strategis yang memperlakukan penyediaan layanan sebagai proses industri, sesuai dengan prosedur optimasi industri.

* Franchise ( Waralaba )
Waralaba adalah praktek menggunakan Business Model Perusahaan lain yang sukses. Untuk pemilik waralaba, waralaba adalah sebuah alternatif untuk membangun 'jaringan Seller' untuk mendistribusikan barang dan menghindari investasi dan kewajiban atas Supply Chain. Keberhasilan franchisor adalah keberhasilan dari franchisee. Franchisee ini dikatakan memiliki insentif yang lebih besar daripada karyawan langsung karena ia memiliki kepentingan langsung dalam bisnis.

IT sebagai dampak dari Business Model , juga memberi keuntungan atau peluang kepada calon Technopreneur tentang bisnis apa yang akan mereka jalankan. Untuk mencari peluang tersebut diperlukan parameter sebagai berikut. * Can IT change the basis of competition? * Can IT change the nature of relationships and the balance of power in buyer-seller relationships? * Can IT build barriers to entry? * Can IT raise switching costs? * Can IT add value to existing products or services or create new ones?

Sebagai calon Technopreneur , kebanyakan dari mereka ragu untuk memulai bisnis karena melihat banyaknya kegagalan – kegagalan yang dialami oleh Technopreneur terdahulu. Contohnya , Friendster. Banyak factor yang menjadi alasan Utama kegagalan pada Friendster. Salah satunya adalah beberapa fitur pada Friendster yang dirasa mulai mengganggu para penggunanya. Yaitu fitur Customizable yang membebaskan pengguna untuk mengkustomisasi Halaman utama User. Awalnya ini memang menyenangkan digunakan oleh user. Namun tidak bagi user lain yang mengunjungi halaman user tersebut. Terkadang user melakukan desain secara over yang akhirnya tidak menyenangkan bagi user lain. Lalu Friendster tidak bisa membendung terhadap fake user atau user palsu yang jumlahnya membludak. Berapa banyak pesan yang tiba di mailbox yang hanya berisi pesan berantai saja. Berapa banyak pesan yang berasal dari account yang palsu yang digunakan untuk mengirim spam. Berapa persen dari daftar teman Kita yang benar-benar teman yang pernah Kita kenal?

Dari sini kita dapat belajar bahwa banyak celah untuk menjadi Technopreneur. Karena Facebook melihat ini sebagai keuntungan. Lalu Facebook membuat tampilan user profilenya tidak dapat diubah templatenya oleh user. User juga tidak bisa membuat nama pada profilenya sembarangan. Nama seperti sebutan akan seseorang , tidak akan bisa menjadi Nama pada profile user. Sayangnya ini tidak berlaku bila sebutan itu berasal dari bahasa Indonesia. User juga tidak bisa membuat fake user secara mudah, karena bila fake user mendafatar dan mengacau kepada user lain, maka fitur –fitur seperti block user dan fitur “this is spam” akan membantu user lain mencegah supaya fake user tidak mengacau. Facebook juga menempatkan posisinya hanya untuk kalangan tertentu saja. Sehingga orang yang lain , ikut mendaftar ke Facebook. Karena bila kalangan seperti artis dan idola mendaftar ke Facebook , otomatis para fans nya akan ikut mendaftar ke Facebook.

Banyak sekali peluang yang bisa didapatkan bila kita ingin menjadi Technopreneur.
Pengertian Technopreneurship menurut Jeffrey Timmons ( 1990 ), yaitu kemampuan untuk menciptakan visi dari ketidakpraktisan. Secara mendasar , ialah Manusia , aksi kreatif. Aplikasi dari energy yang berinisiatif dan membangun perusahaan atau organisasi, daripada sekedar menonton atau menganalisa.
Pengertian Technopreneurship menurut Peter Druker , sebuah praktek mengubah ide cemerlang kedalam Usaha komersil yang menguntungkan secara konsisten
Tecnopreneurship adalah bagian dari entrepreneurship. Namun memiliki perbedaan antara Technopreneurship dengan Enterpreneurship. Karena Technopreneurship merupakan gabungan dari Technology + Enterpreneurship.

Pengertian Calon Technopreneur ialah seseorang yang memiliki skill di bidang IT namun dia masih ragu atau belum memiliki pengetahuan , bagaimana caranya agar skill tersebut dia kembangkan dan diimplementasikan kedalam bisnis untuk menciptakan produk – produk yang bermutu bagi masyarakat. Artinya , kalau Technopreneur asal kata dari Technology dan Enterpreneur , calon Technopreneur idak memiliki skill Eterpreneur.

Karakteristik yang dimiliki Technopreneur sebagai berikut : * Belajar dari pengalaman para pelaku technopreneurship. Pada langkah inilah biasanya calon Technopreneurship belajar dari kegagalan Technopreneurship terdahulu dan takut untuk memulai. Padahal di dalam kegagalan itu terdapat sebuah peluang untuk memulai hal yang baru * Selalu mengeksplorasi ketidakpastian.Artinya selalu mencoba hal-hal baru yang belum pernah dicoba sebelumnya walaupun dia tidak tahu seperti apa usahanya nanti dimasa mendatang. * Penemu ( Inventor ) artinya Penemu yang dapat menciptakan hal-hal yang inovatif yang berbeda dari penemuan2 yang sebelumnya. * Tidak hanya berhenti pada peluang, tetapi membangun institusi . Artinya Setelah melihat peluang, ia lalu menciptakan sebuah perusahaan yang sistematis secara bertahap. * Seorang yang berani menghadapi resiko

Untuk Menjadi Technopreneur, kita harus memiliki Business Model yang tepat untuk keberlangsungan Perusahaan kita kelak. Memiliki Business Model yang tidak tepat atau bahkan tidak memiliki Business Model yang jelas, akan mengacaukan keberlangsungan kehidupan perusahaan kita kelak. Untuk membantu menciptakan Business Model yang tepat , kita perlu menggunakan konsep Internet of Things .

Istilah Internet of Things pertama kali dikemukakan oleh Kevin Ashton ( 1999 ) meskipun ini telah di diskusikan pada tahun 1991. merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Konsep dari Internet of Things pertama kali populer melalui Auto-ID Center at MIT dan publikasi relasi analisis pasar. Radio Frequently Identification ( RFID ) telah dipkitang sebagai prasyarat untuk Internet of Things belum lama ini. Jika semua objeck dan orang – orang ( people ) pada kesehariannya dilengkapi dengan identifikasi, mereka akan mengatur dan menyimpannya kedalam computer. Disamping menggunakan RFID , tagging pada sesuatu mungkin akan mencapai semacam teknologi seperti Near Field Communication, Barcodes, QR Codes, dan Digital Watermarking.

Banyak Perusahaan yang menyediakan jasa mereka dengan menggunakan konsep Internet of Things. Salah satunya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Online Tracking.
Istilah Tracking secara harfiah memiliki arti mengikuti jalan, atau dalam arti bebasnya adalah suatu kegiatan untuk mengikuti jejak suatu obyek. Pengertian tracking atau pemantauan dalam hal ini adalah kegiatan untuk memantau keberadaan Packaging berdasarkan posisi yang didapatkan dari peralatan tracking. Apa saja ang bisa di tracking ? Mobil, Paket pengiriman, Gadget, dan barang – barang berharga lainnya. Lalu Tracking Record tersebut bisa kita pantau secara Online. Jadi, Online Tracking adalah suatu kegiatan pemantauan pada suatu benda yang dilakukan secara Online.

Tekonologi – teknologi yang dipakai untuk mendukung Online Tracking adalah * Global Positioning System yaitu sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit, Nama formal dari GPS adalah NAVSTASR GPS, kependekan dari “Navigation Staelit Timing and Ranging Global Positioning System”. * SMS Gateway dapat diartikan sebagai suatu penghubung untuk lalu lintas data-data SMS, baik yang dikirimkan maupun yang diterima.

Disini kita akan membahas tentang Online Tracking yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pengiriman Barang. Contohnya adalah JNE, dimana perusahaan tersebut telah memiliki tracking system yang juga bisa dipantau oleh user secara online. Jadi data barang yang di track adalah pada nomor resi nya. Resi/AWB adalah Nomor Pengiriman Paket Kita sehingga kita bisa memantau status pengiriman barang kita yang sudah terkirim via web JNE. Dalam hal jual beli Online biasanya Resi dijadikan Bukti bahwa paket yang dibeli sudah dikirim sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Biasanya Resi diinfo 1-2 hari setelah pengiriman.

Untuk dapat melihat data barang yang dikirimkan , user hanya perlu memasukkan nomor resi paket. Jika nomornya benar atau sesuai dengan yang ada didatabase, maka status paket tersebut akan muncul: * No : Nomor urut (bisa langsung cek 20 resi sekaligus) * No.AWB : Nomor resi kita * Services : Layanan yang digunakan ( OKE/REG/YES/SS) * Destination : Kota/Wilayah Tujuan * Consignee : Pengirim (untuk jasa pickup biasanya diisi nama agen) * Date Received : Tanggal paket diterima (jika sudah diterima) * Receiver : Nama penerima paket (jika sudah diterima) * Status : Status Paket kita ( On Process / Delivered )
Dari Penjelasan diatas , ada peluang yang bisa didapatkan berdasarkan parameter Can IT add value to existing products or services or create new ones? Yaitu sebuah website yang juga menyediakan layanan online tracking melalui kerjasama dengan Jasa pegiriman barang. Jadi JNE juga mensharing data – data status pengiriman barang ke website – website yang menjalin kerjasama.

Contohnya adalah cekresi.com. website ini menyediakan layanan online tracking terhadap jasa ekspedisi. Tidak hanya Jasa Ekspedisi dari Indonesia seperti JNE , tapi jasa Ekspedisi dari luar negeri. Sampai saat ini , cekresi.com telah bekerja sama dengan 11 perusahaan Ekspedisi terkait jasa Online Tracking. Tidak hanya menyediakan fiturnya di website, tapi juga menghadirkan dalam bentuk mobile. Kedepannya cekresi.com juga akan menghadirkan fitur cek resi via email maupun SMS. Ada juga fitur Free Widget, Fitur ini memungkinkan para pemilik Web Online Shop untuk memasang widget ini pada online shop mereka. Hal ini sangat memudahkan pelanggan mereka untuk mengecek resi mereka langsung di web online shop tempat mereka berbelanja. Ada beberapa tampilan sederhana yang di berikan situs ini untuk tampilan widget mereka. Dari beberapa pengalaman user, untuk pengecekan resi pada jasa Ekspedisi JNE lewat cekresi.com, loading pencariannya lebih cepat dibandingkan dengan cek resi melalui situs JNE sendiri. Disini salah satu keunggulan Cekresi.com dibandingkan JNE.

Lalu ada PackageTrackr , ialah Online Tracking khusus untuk yang berada di luar negeri atau internasional. Fitur – fitue yang disediakan juga cukup menarik,
Salah satunya Devices, Fitur ini memungkinkan kita membuka web PackageTrackr versi mobile atau bisa mengunduhnya melalui App Store. Gadget, Fitur ini memungkinkan kita untuk menggunakan web ini langsung di dekstop kita. Jika kita menggunakan Win 7, Vista atau 2008 dengan sidebar extention.Plugins, Fitur ini layak nya yahoo toolbar web kita, bisa langsung kita gunakan pada browser kita. Notifications, Fitur ini memudahkan kita untuk menerima pemberitahuan dimana paket kita dengan pilihan via SMS , Email atau Twitter. Cukup dengan daftar di web PackageTrackr.

Kesimpulan Online Tracking, ialah salah satu Business Model Click And Mortar. Calon Technopreneur dapat membuat Online Tracking untuk membantu masyarakat dalam memonitor pengiriman barang. Karena untuk pengguna Internet di Indonesia , no.3 terbanyak orang Indonesia menggunakan internet untuk kepentingan bisnis, yaitu bertransaksi lewat online.

Kembali kepada Internet of Things, bila kita kaji kedalam pengertian Internet of Things, maka pengertian – pengertian tersebut merujuk kepada sesuatu yang bersifat kebendaan yang terkoneksi Internet. Sebenarnya jika kita merujuk kepada bahasa , things yang dimaksud adalah dengan pengertian yang luas. Things secara bahasa menurut kamus Oxford, “An object that one need not, cannot, or does not wish to give a specific name “. Artinya , things yang dimaksud bukan hanya yang bersifat kebendaan, namun juga yang bersifat bukan kebendaan. Contohnya , Data Personal , Perilaku, Data Statistik akan sesuatu, aktifitas kehidupan sehari – hari.

Contohnya adalah media social seperti Facebook dan Twitter seperti yang kita ketahui. Awalnya Mark Zukerberg membuat media social seperti Facebook bukan untuk kepentingan komersil. Dia hanya membuat untuk hobby semata dan digunakan untuk teman-temannya di Jaringan kampusnya Harvard. Namun saat dia bertemu Sean Parker , Founder dari Napster, barulah Mark menyadari bahwa Facebook bisa dijadikan sebagai mesin uang. Konsep bisnisnya adalah membawa aktivitas kehidupan sehari – hari kedalam internet.

Business Model yang digunakan oleh Facebook dan Twitter adalah Social Business Model. Dimana yang dijual dalam website ini adalah kehidupan social. Bagaimana orang beraktivitas, bagaimana orang curhat, bagaimana orang mengabadikan momentnya, bagaimana orang berinteraksi. Semuanya adalah sesuatu yang bisa dijadikan komoditas. Lalu bila orang – orang sudah mulai addict terhadap media social seperti Facebook , maka banyaknya permintaan iklan akan berdatangan dengan sendirinya. Tetapi belajar dari kesalahan Friendster, Facebook tidak menggunakan iklan yang terlalu berlebihan. Facebook hanya mediakan space kecil yang berisikan 4 content iklan.disebelah kanan pada timeline.

Facebook memanfaatkan peluang Social Business Model , dimana dia menampilkan layanan yang membantu personal maupun perusahaan untuk kegiatan seperti advertising , komunikasi, dan lain – lain. Element – element dari the Social Business Model :
Marketing yaitu perusahaan memanfaatkan media social sebagai sarana marketing.
Customer Support, banyak dari perusahaan menggunakan media social sebagai customer Support karena dapat dengan mudah dijangkau oleh customer untuk berkomunikasi serta lebih bersahabat. Lalu ada Crowdsourcing yaitu suatu teknik dimana kita melakukan problem solving menggunakan orang – orang yang ada di internet untuk memecahkan permasalahan kita. Konsep crowdsourcing sangat berguna untuk media social kaskus.

Karakteristik Organisasi yang menggunakan Social Business Model : * Connected , karyawan akan mampu menghilangkan batasan – batasan untuk mengikutsertakan one-on-one secara real-time dengan karyawan yang lain dan secara individu diluar organisasi ( customer, prospek, partner, media dan lain –lain) menggunakan metode variasi komunikasi termasuk text chat, voice, file sharing, email, dan video chat. * Social, Karyawan akan mengikuti Social Networking etiket( autentik, membantu dan trasparan ) dalam interaksi eksternal. * Presence, Perbincangan ini akan berpangkal pada website perusahaan atau dimanapun secara online (contoh : website publikasi, portal industry, atau situs social networking seperti LinkedIn atau Facebook ) * Intelligent, Organisasi akan menggunakan analisis secara mendalam untuk memonitor connection, interaksi sosial, menghitung korespondensi hasil bisnis, terus menyesuaikan, memperbaiki pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas.

Jadi intinya , dengan menggunakan Social Business Model banyak perusahaan atau organisasi maupun individu dapat diuntungkan untuk melakukan berbagai kegiatan bisnisnya. Pada parameter pencarian peluang , Business Model memiliki parameter “ Can IT change the basis of competition? “ karena Social Business Model digunakan oleh facebook, yang letak kekuatannya pada fitur Content Sharing yang membantu organisasi ataupun individual dalam melakukan kegiatan komunikasi, marketing , dan Selling. Orang berfikir bahwa kekuatan social media bertumpu pada perubahan template atau tampilan yang bisa dilakukan oleh user. Namun lama kelamaan orang mulai bosan melihat tampilan yang aneh – aneh dan meninggalkan Friendster. Namun Facebook mematahkan itu semua dengan menggunakan Social Business Model. Dengan pembahasan Social Business Model , calon Technopreneur juga dapat memanfaatkan Media Social untuk memperlebar sayap bisnisnya dengan melakukan kegiatan marketing, selling, dan komunikasi dengan menggunakan media social.

Kesimpulan

Dalam menumbuhkan semangat Technoprenenurship , kita perlu menganalisa apa saja yang diperlukan dalam membangun usaha atau startup. Tentunya kita juga perlu menciptakan Business Model yang tepat untuk keberlangsungan Startup. Banyak Technopreneur yang gagal dalam menjaga keberlangsungan Startupnya dikarenakan beberapa factor, selain karena Technopreneur yang terlalu berfokus pada desain atau website juga tidak ada nya Business Model. Kebanyakan Calon Technopreneur yang ingin memulai startup terganjal oleh keterbatasan ide – ide untuk melakukan bisnis apa walaupun mungkin mereka bisa melakukan hal yang bersifat teknis . Maka dengan Internet of Things , akan membantu calon Technoreneur untuk menciptakan Ide dan membantu Calon Technopreneur mencarikan peluang bisnis dan Business Model yang tepat bagi mereka. Karena inti dari pembahasan Internet Of Thing memasukkan segala hal yang bersifat kebendaan dan bukan kebendaan “terkoneksi” dengan internet

Daftar Pustaka

Jumlah pengguna internet Indonesia capai 71,19 juta pada 2013 [online ]
Tersedia : http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-internet-indonesia-capai-7119-juta-pada-2013.html [ 15 April 2014 ]

Jumlah Perusahaan Startup Teknologi di Indonesia Turun Drastis Pada Tahun 2012 [online] Tersedia : http://techrity.com/2013/01/12/jumlah-perusahaan-startup-teknologi-di-indonesia-turun-drastis-pada-tahun-2012/ [ 15 April 2014 ]

Facebook harus belajar dari kegagalan Friendster [online]
Tersedia : http://kolom.abatasa.co.id/kolom/detail/techno/1169/facebook-harus-belajar-dari-kegagalan-friendster.html [ 14 April 2014 ]

Internet of Things [Online]
Tersedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Internet_of_Things [ 14 April 2014 ]

Business Model , Social Business Model [ Online ]
Tersedia http://en.wikipedia.org/wiki/Business_Model [14 April 2014]

Zulkarnain-Corp November 2012 , Technopreneurship [ Online ]
Tersedia : http://yahya29zulkarnain.blogspot.com/2012/11/technopreneurship.html [ 14 April 2014]

Gani , Abdul ( 2009 ), Makalah Technopreneurship.

Similar Documents