Free Essay

Persediaan

In:

Submitted By nadia92
Words 1525
Pages 7
STUDI KASUS PT. INDOSAT TBK.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK menilai transaksi derivatif berupa lindung nilai (hedging) PT. Indosat Tbk merupakan hal yang wajar dan tidak ditemukan adanya pelanggaran. Tetapi, otoritas pasar modal tetap akan meneliti kasus Indosat ini.
Berdasarkan keterangan dari direksi Indosat dan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangannya, langkah lindung nilai terhadap utang dollar AS perseroan adalah hal yang wajar dan tak melanggar aturan. Itu dilakukan sebagai prinsip kehati-hatian terhadap fluktuasi kurs rupiah, kata Fuad Rahmany, Ketua Bapepam.
Kasus Indosat mencuat pada tahun 2007 ketika anggota Komisi XI DPR, yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dradjad H Wibowo dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan mengatakan, Indosat diduga berpotensi merugikan negara sebesar Rp 323 miliar akibat salah kelola dalam transaksi derivatif pada tahun 2004-2006. Bapepam telah menelaah kasus ini. Namun, dari akuntan publik, Ernst & Young telah menyatakan transaksi derivatif itu wajar.
Secara terpisah, Direktur Keuangan Indosat Wong Heang Tuck mengatakan, kebijakan lindung nilai itu untuk mengelola potensi risiko dari fluktuasi kurs. Itu praktik umum yang dilakukan perusahaan di seluruh dunia yang memiliki utang valas, sementara pendapatan usahanya dalam mata uang lokal. Perseroan memiliki kebijakan lindung nilai paling sedikit 50 persen dari total utang dalam denominasi dollar AS. Pada akhir triwulan I-2007, kewajiban jangka panjang Indosat dalam dollar AS berjumlah 584 juta dollar AS. Sebanyak 400 juta dollar AS atau 69 persen di antaranya telah dilakukan program lindung nilai.
Kerugian derivatif, sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangan tahun 2004 sampai 2006, sebesar Rp 653 miliar. Porsi yang belum terealisasi merupakan transaksi atas nilai pasar wajar (marked to market) yang berjumlah lebih dari 50 persen. Dalam hal lindung nilai ini, untuk sisi utang kami mungkin merugi, namun dari sisi pendapatan kami meraih keuntungan. Jadi, sebaiknya dilihat dari sisi kerugiannya saja.
Marwan Batubara Anggota DPD RI Sewaktu posisi Dirut Indosat kosong karena diangkatnya Widya Purnama menjadi Dirut Pertamina (2004), pemerintah berupaya menempatkan pengganti. Namun Temasek menolak. Komisaris Utama Indosat, Peter Seah, mengatakan, “Posisi Dirut Indosat dikosongkan karena calon-calon yang ada tidak memenuhi kualifikasi.” Kita paham itu memang hak Temasek sebagai pemegang saham mayoritas. Tapi hal ini dapat juga dianggap menistakan kemampuan SDM Indonesia.
Sadarkah kita bahwa asing telah sedemikian menentukan pada sektor strategis negara? Meskipun divestasi Indosat pada bulan Desember 2002 telah dilakukan dengan melanggar aturan, kita belum melihat upaya menyeluruh untuk menuntaskannya. Justru kita tersentak dengan temuan Anggota DPR Dradjad H Wibowo yang menyatakan bahwa transaksi derivatif Indosat berpotensi merugikan negara hingga Rp 323 miliar. Kita khawatir temuan terbaru tentang Indosat inipun akhirnya akan hilang tanpa penyelidikan yang tuntas. Me! Mengapa semua ini bisa terjadi? Kita khawatir memang ada oknum yang terus melindungi dan bekerja untuk kepentingan Temasek. Selalu mentok Saat Iluni UI Jakarta melaporkan kasus divestasi Indosat ke Kejaksaan Agung pada awal 2003, kita menaruh harapan besar mengingat antusiasnya Tim Kejasaan Agung meminta keterangan dan informasi. Namun setelah dua kali diundang ke Kejaksaan Agung, Iluni justru diminta mendengarkan presentasi hasil penyidikan yang menyimpulkan tidak adanya pelanggaran dan kerugian negara. Yang mengagetkan, Tim Kejagung menolak untuk menyerahkan hasil penyelidikan tersebut kepada Iluni. Kejagung pun tidak pernah menyampaikan kesimpulan penyelidikannya kepada publik. Selain kepada Kejagung, Iluni UI juga mengajukan gugatan actio popularis 133 tokoh nasional ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2004. Gugatan ini ditolak dengan alasan konsep gugatan actio popularis tidak diatur dalam perundang-undangan Indonesia. Gugatan kembali ditolak dengan alasan yang sama saat banding diajukan ke Pengadilan Tinggi Jakarta (2005) dan kasasi ke Mahkamah Agung (2006).
Ketiga lembaga peradilan tersebut tidak pernah memeriksa esensi materi gugatan berupa pelanggaran hukum dan kerugian negara, kecuali menolak karena tidak adanya aturan perundangan. Padahal bentuk gugatan actio popularis sudah pernah (2002) diajukan oleh suatu kelompok masyarakat dalam kasus TKI Nunukan, dan pengadilan memenangkan gugatan tersebut. Sekarang KPPU sedang giat-giatnya menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh Temasek di Indosat dan Telkomsel. Kita mencatat banyaknya penolakan pakar dan pengamat atas langkah itu. Ada pula yang menuduh KPPU ditunggangi oleh pihak tertentu. Bahkan ada pula sejumlah berita yang menunjukkan pembelaan kepada Temasek. Mudah-mudahan KPPU tetap tegar untuk menuntaskan tugasnya dan menghasilkan keputusan yang mengutamakan kepentingan nasional. Kita tidak anti-investor asing dan tidak pula mengabaikan proses tender yang telah dilakukan. Kita justru mendukung langkah-langkah tersebut demi perbaikan ekonomi, sepanjang itu dilakukan sejalan dengan amanat konstitusi. Kita menolak keras oknum-oknum yang melindungi investror asing yang telah melanggar hukum, termasuk yang bekerja menjadi antek asing. Kita tidak sependapat dengan pernyataan tokoh dan beberapa tulisan yang mengatakan pembelian saham Telkomsel dan Indosat telah melalui proses tender, dan harus dihormati. Apakah disadari bahwa justru Temasek telah melakukan konspirasi jahat dan berbagai pelanggaran hukum dalam divestasi Indosat? Saat ini tindakan manipulatif juga masih berlangsung di perusahaan tersebut. Penggunaan ICL sebagai SPV dalam pembelian saham Indosat jelas melanggar Pasal 90 UU No 8/1995. Mengapa para tokoh ini diam? Jangan-jangan memang banyak orang-orang Indonesia yang bekerja untuk asing dengan berlindung di balik berbagai alasan yang sengaja ditiupkan oleh investor asing bersama kompradornya untuk mengamankan kepentingan. Dalam kasus transaksi derivatif Indosat, management letter dari auditor eksternal Indosat (Earnst & Young) kepada manajemen Indosat, pada 2004 dan 2005, telah menyatakan bahwa Indosat tidak memiliki kebijakan formal manajemen risiko atas transaksi derivatif yang dilakukan perusahaan. Akibatnya auditor tidak dapat menemukan adanya dokumentasi formal atas analisis keefektifan aktivitas lindung nilai yang diklaim telah dilakukan. Atas temuan tersebut, Earnst & Young sudah dua kali mengingatkan manajemen Indosat untuk membenahi kebijakan formal manajemen risiko atas instrumen derivatif. Aktivitas hedging Indosat yang tidak memenuhi persyaratan PSAK, tidak dapat dikategorikan sebagai hedging. Oleh sebab itu, kita mempertanyakan pernyataan Ketua Bapepam, Fuad Rahmany, yang mengatakan bahwa berdasarkan keterangan manajemen Indosat dan akuntan publik, disimpulkan tidak ada pelanggaran (Investor Daily, 8 Juni 2007). Fuad mengatakan Bapepam akan menelaah kasus tersebut. Kalau memang masih menelaah, mengapa dikatakan kesimpulan yang berisi ‘tidak ada pelanggaran’? Apakah ini dilakukan dalam rangka menggiring opini untuk kepentingan Temasek? Apakah Bapepam menilai wajar jika auditor sekelas Earnst & Young sampai setiap tahun harus mengingatkan manajemen Indosat mengenai kelemahan material yang terjadi dalam transaksi derivatif ini? Apakah Bapepam sudah memeriksa Earnst & Young dalam kasus ini? Kita meminta Bapepam bekerja objektif dan independen dari pengamanan kepentingan Temasek atas nama keamanan investasi asing. Meskipun Earnst & Young sudah menyimpulkan bahwa transaksi derivatif Indosat bukan hedging, Direktur Keuangan Indosat, Wong Heang Tuck, berkali-kali mencoba meyakinkan publik dan Bapepam bahwa itu adalah hedging. Padahal kasus-kasus seperti ini telah membangkrutkan Bank Exim akibat kerugian 2,23 miliar dolar AS (sekitar Rp 20 triliun), juga membangkrutkan Bank Duta pada tahun 1991. Oleh sebab itu tidak salah jika banyak pakar menyatakan bahwa transaksi derivatif seperti ini merupakan pelanggaran hukum berat yang pelakunya harus dipidanakan. Prospek buram Kita perhatikan cukup banyak oknum yang secara sadar atau tidak, telah bekerja untuk kepentingan asing dengan melanggar berbagai aturan dan mengabaikan kepentingan negara. Hasilnya, berbagai sektor strategis kita sudah dukuasai asing, sehingga tidak dapat mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Di sisi lain, tidak sedikit elemen masyarakat yang melakukan advokasi agar lembaga-lembaga terkait melakukan perbaikan dan para oknum penyeleweng diusut tuntas dan dituntut secara hukum. Namun, oknum-oknum yang memiliki jaringan luas, serta didukung oleh si penjajah itu demikian kuat untuk dihadapi. Akibatnya, penjajahan tersebut akan terus berlangsung dan kita hanya akan menjadi pekerja dan kuli di negeri sendiri. Bagaimanakah prospek penyelesaian kasus derivatif dan penggelapan pajak Indosat? Tampaknya, kalau kita tidak punya harga diri kasus tersebut akan lenyap seiring dengan berjalannya waktu. Ikhtisar – Penyelesaian dugaan pelanggaran hukum yang terjadi dalam penjualan Indosat belum terlihat bakal diselesaikan dengan serius. Beberapa upaya hukum yang ditempuh banyak pihak selalu menemukan jalan buntu. Masuknya investor asing sebenarnya tidak jadi soal jika berlangsung sesuai hukum. Kita melihat banyak oknum yang secara sadar atau tidak telah bekerja untuk kepentingan asing. CONTOH KASUS KECURANGAN DERIVATIF PADA PT. INDOSAT TBK.
Pada laporan keuangan periode 2006, PT. Indosat melaporkan adanya kerugian sebesar Rp 438 miliar yang di klaim sebagai ”Rugi dari perubahan nilai wajar atas transaksi derivatif-bersih” (Loss on Change in Fair Value of Derivatifes-Net). Pengakuan atas kerugian ini muncul karena perusahaan tidak menerapkan PSAK sebagaimana mestinya.
Dalam PSAK no 55 ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktifitas Lindung Nilai” disebutkan bahwa transaksi derivatif mensyaratkan adanya dokumentasi formal atas analisa manajemen resiko dan analisa efektifitas transaksi jika ingin melindungi resiko dari transaksi derivatif ini. Selain itu suatu entitas diwajibkan pula untuk melaporkan setiap transaksi derivatif paling tidak setiap tiga bulan dalam laporan keuangan perusahaan.
Dalam surat yang ditujukan kepada manajemen Indosat (management letter) pada tahun 2004, 2005 dan 2006, auditor eksternal Indosat menyarankan pihak manajemen Indosat untuk segera membenahi kebijakan formal manajemen resiko yang berkaitan dengan transaksi derivatif yang dilakukan oleh Indosat sebesar US$ 275 juta atau sekitar Rp 2,5 trilliun. Transaksi derivatif ini meliputi 17 kontrak perjanjian dengan berbagai institusi keuangan.
Kasus ini memberikan contoh dari besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan di Indonesia diakibatkan tidak adanya analisa yang memadai terhadap transaksi derivatif yang akan dilakukan. Akibat kerugian ini pula negara kehilangan potensi pajak baik atas laba bersih perusahaan maupun atas deviden yang dibagikan. Sumber : http://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/derivatif-lindung-nilai/

Similar Documents

Free Essay

Persediaan

...PENGELOLAAN PERSEDIAAN A. Tujuan Penetapan prosedur pengelolaan persediaan ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada petugas rumah sakit, yang tugas dan fungsinya terkait dengan pengelolaan persediaan, mengenai alur dokumen berikut ini: 1. pengelolaan persediaan obat , bahan/ alat medis habis pakai 2. pengelolaan persediaan non medis Pengelolaan persediaan di RSUD A ini berdasarkan surat keputusan direktur RSUD A. A. Ruang Lingkup Ruang lingkup prosedur pengelolaan persediaan ini mencakup 3. Pengelolaan persediaan obat, bahan /alat medis habis pakai 4. Pengelolaan persediaan non medis B. Unit Terkait 5. Pengguna barang (instalasi/ poliklinik/ ruang) 6. Sub Bagian Rumah tangga 7. Instalasi Farmasi 8. Pemegang Barang C. Bagan Alur 9. Pengelolaan Persediaan Medis 10. Pengelolaan Persediaan Non Medis * D. Prosedur PENGELOLAAN PERSEDIAAN 1. Pengelolaan Persediaan- Barang Medis Habis Pakai * Ruang/Poliklinik/Instalasi 11. Melakukan pencatatan Persediaan BHP Medis 12. Jika Persediaan Bahan Medis Habis Pakai telah habis; 2) Mengajukan permintaan persediaan ke Gudang Farmasi * Gudang Farmasi 1. Menerima permintaan persediaan dari Ruang/ Poliklinik/ Instalasi 2. Jika Persediaan ada; 1) Input data distribusi persediaan dalam SIM...

Words: 615 - Pages: 3

Free Essay

Program Pemeriksaan Persediaan

...PROGRAM PEMERIKSAAN ATAS PERSEDIAAN TUGAS MATA KULIAH AUDITING II [pic] DISUSUN OLEH IVAN JUNIANSYAH 125020304111023 JURUSAN AKUNTANASI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PROGRAM PEMERIKSAAN PENGENDALIAN ATAS PERSEDIAAN |No. |Tujuan Audit |Risiko yang dihadapi |Pengujian Pengendalian |Indeks KKP |Paraf | |1 |2 |3 |4 |5 |6 | |1 |Apakah Desain Sistem |Perangkapan fungsi yang mengganggu |Gambarkan sistem pengelolaan, pencatatan dan |A.3.1 | | | |Pengendalian Internal telah |pengendalian |pelaporan persediaan (upayakan dalam bentuk | | | | |memadai untuk mendeteksi |Pemisahan fungsi secara desain tetapi |flowchart), | | | | |adanya salah saji yang |implementasi tidak terjadi |Apakah terdapat pemisahan fungsi antara | | | | |material |Tidak dilakukan pemeriksaan fisik |pengadaan, penyimpanan, pengeluaran, dan | | | | | |barang atau stock opname |pencatatannya baik desain maupun | | | | | ...

Words: 2529 - Pages: 11

Free Essay

Audit

...Membandingkan data klien dengan hasil perkirakaan yang menggunakan data non keuangan. Table 1. Prosedur analitik siklus persediaan dan pergudangan Analytical procedure | Kemungkinan Misstatement | Membandingkan persentase gross margin dengan tahun lalu | Overstatement pada persediaan atau harga pokok penjualan | Membandingkan inventory turnover dengan tahun lalu | Keusangan persediaan ; overstatement atau understatement pada persediaan | Membandingkan unit cost dari persediaandengan tahun sebelumnya | Overstatement atau understatement pada unit cost persediaan | Membandingkan biaya pabrikasi tahun ini dengan tahun sebelumnya | Misstatement pada unit cost persediaan; khususnya biaya tenaga kerja langsung dan overhead | Pengamatan fisik persediaan Paragraf 3 SA Seksi 331 (PSA No. 07) m enyatakan: Jika kuantitassediaan hanya ditentukan melalui penghitungan fisik, dan semua penghitungan dilakukan pada tanggal neraca atau pada suatu tanggal dalam periode yang tepat, baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca, maka perlu bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan fisik persediaan dan melalui pengamatan, pengujian dan permintaan keterangan memadai, untuk meyakinkan dirinya tentang efektivitas metode penghitungan fisik persediaan dan mengukur keandalan yang dapat diletakkan atas representasi klien kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Artinya: - Ada...

Words: 929 - Pages: 4

Free Essay

Marketing

...Yermia 140321255 Karina Rahma 140321273 Chapter 12 Manajemen Persediaan Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan.Semua organisasi memiliki beberapa jenis perencanaan dan sistem kontrol persediaan.Dalam kasus produk-produk fisik,suatu organasisasi harus menentukan apakah lebih baik membuat atau membelinya Fungsi-fungsi Persediaan Keempat fungsi persediaan adalah sebagai berikut 1.Decouple atau memisahkan beberapa tahapan dari produksi.Sebagai contoh,jika persediaam sebuah perusahaan berfluktuasi,persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukam decouple proses produksi dari pemasok 2.Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan baranr-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan.Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada bisnis eceran 3.Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dari jumlah besar dapat mengurangi biaya pengurangan barang 4.Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga Jenis-jenis Persediaan 1.Persediaan bahan mentah adalah bahan-bahan yang biasanya dibeli,tetapi belum memasuki proses manufaktur. 2.Persediaan barang setengah jadi adalah produk-produk atau komponen-komponen yang tidak lagi merupakan bahan mentah,tetapi belum menjadi barang jadi 3.MRO ( Maintenance,repair and operating materials) adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk pemeliharaan,perbaikan,oeprasi yang dibutuhkan untuk...

Words: 2438 - Pages: 10

Free Essay

Psak 14

... IKATAN AKUNTAN INDONESIA Persediaan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tentang Persediaan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1994 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 7 September 1 994. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items) Jakarta, 7 September 1994 Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia Komite Prinsip Akuntansi Indonesia Hans Kartikahadi Jusuf Halim Hein G. Surjaatmadja Katjep K. Abdoelkadir Wahjudi Prakarsa Jan Hoesada M. Ashadi Mirza Mochtar IPG. Ary Suta Sobo Sitorus Timoty Marnandus Mirawati Soedjono Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Daftar Isi PENDAHULUAN Tujuan Ruang Lingkup Definisi [01 - 04] [01 - 02] [03 - 04] PENJELASAN Pengukuran Persediaan Biaya Persediaan Biaya Pembelian Biaya Konversi Biaya Lain - Lain Biaya Persediaan Pelayanan Jasa Teknik Pengukuran Biaya Rumus Biaya Nilai Realisasi Bersih Pengakuan Sebagai Beban Pengungkapan [05 - 36] [05] [06 - 17] [07 - 08] [07 - 11] [12 - 14] [15] [16 - 17] [18 - 21] [22 - 27] [28 - 30] [31 - 36] PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 14 PERSEDIAAN Tanggal Efektif [37 - 45] [45] PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk merumuskan perlakuan akuntansi untuk persediaan menurut sistem biaya historis...

Words: 3121 - Pages: 13

Free Essay

Audit

...PEMERIKSAAN PERSEDIAAN Sifat dan contoh Persediaan 2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Persediaan 3. Prosedur Pemeriksaan Persediaan 1. 1 Sifat dan contoh Persediaan Menurut SAK: persediaan adalah aktiva: a. yang tersedia untuk dijual b. dalam proses produksi dan atau dlm perjalanan c. dalam bentuk perlengkapan [supplies] untuk digunakan dlm proses produksi atau pemberian jasa Sifat Persediaan: - biasanya mrpkan aktiva lancar [perputaran < 1 thn] - mrpkn jml yg besar - mempunyai pengaruh yg besar thd Neraca dan Lap. Laba rugi. 2 Sifat dan contoh Persediaan Contoh Persediaan: - Bahan baku - Bahan dalam proses - Barang jadi - Suku cadang [spare parts] - Bahan pembantu - Barang dalam perjalanan [sudah dikirim supplier ttp belum sampai ke gudang] - Barang konsinyasi [consignment out]: barang perush yg dititip jual kpd perush lain. Sedang consignment in [barang perush lain yg dititip di perush] tidak boleh dicatat sbg persediaan perusahaan. 3 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Persediaan 1. Utk memeriksa apakah terdpt internal control yg baik atas persediaan 2. Utk memeriksa apakah persediaan yg tercantum di neraca betul-betul ada dan dimiliki perush. 3. Utk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dg SAK. 4. Utk memeriksa apakah apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dg PABU. 5. Utk memeriksa apakah terhadap barang-barang yg rusak [defective], bergerak lambat [slow moving], dan ketinggalan mode [absolescence] sudah dibuatkan allowance yg...

Words: 1200 - Pages: 5

Free Essay

Strategic Management

...E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 2, No. 1, Januari 2013 Analisis Persediaan Bahan Baku Tebu pada Pabrik Gula Pandji PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Situbondo, Jawa Timur CHAIRUL BAHTIAR ROBYANTO*) MADE ANTARA RATNA KOMALA DEWI PS Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Bali *) Email: roby_dreamaniac@yahoo.com ABSTRACT Analysis of Raw Material In Pabrik Gula Pandji PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Situbondo, Jawa Timur Raw material is a production cost factor of an industrial manufacture. Lack of raw material may cause production disruption which means manufacture will probably experience profit opportunity loss. This study aims to acknowledge efforts of raw materials supply that Pabrik Gula Pandji PTPN XI (persero) should fulfill. In this study, data had been analyzed in two ways ; Descriptive methods. A research methods that uses analysis in form of narration using logical view to explain numbers in elucidations so that can help in making decisions. (2) Quantitative methods, by several methods, namely: (a) Metode Economical Order Quantity (EOQ); (b) Safety Stock; (c) Reorder Point (ROP); (d) Maximal Inventory (MI); dan (e) metode Total Inventory Cost (TIC). Quantitative methods was done in couple ways ; (a) Metode Economical Order Quantity (EOQ); (b) Safety Stock; (c) Reorder Point (ROP); (d) Maximal Inventory (MI); dan (e) metode Total Inventory Cost (TIC). According to...

Words: 2899 - Pages: 12

Free Essay

Analisis Lap Keu

...DASAR ANALISIS Analisis likuiditas Likuiditas merupakan ukuran yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. PT Matahari Dept Store, Tbk Current ratio (rasio lancar) CR = Aset Lancar/Utang Lancar 2011 = 1.567.335.000.000/1,708,305,000,000 = 0,91 2012 = 1,744,220,000,000/2,170,205,000,000 = 0,80 Semakin CR semakin likuid perusahaan. - Kemampuan PT MDS untuk memenuhi kewajiban jangka pendek semakin buruk. - Apabila rata-rata CR industri 1,1. Kemampuan PT MDS dalam memenuhi kewajiban jangka pendek lebih buruk dari pada rata-rata industri. Current Ratio = Aset Lancar/Utang Lancar |PT |2008 |2009 |2010 |2011 |2012 |Rata2 |Tren | |PT MDS | | | |0,91 |0,80 | | | |PT GGI | | | | | | | | |PT APA | | | | | | | | |PT Lain | | | | | | | | | | | | | | | | | |Rata2 Industri ...

Words: 475 - Pages: 2

Premium Essay

Knapp, Doughtie Food

...Doughtie’s Foods, Inc. In the late 1970s, William Nashwinter accepted a position as a salesman with Doughtie's Foods, Inc., a publicly owned food products company headquartered in Portsmouth, Virginia. The ambitious young salesman impressed his superiors with his hard work and dedication and was soon promoted to general manager of the Gravins Division of Doughtie's a promotion that nearly doubled his salary. The Gravins Division was essentially a large warehouse that wholesaled frozen-food products to retail outlets on the East Coast. Nashwinter quickly discovered that managing a large wholesale operation was much more complicated and stressful than working a sales route. Within a short time after accepting the promotion, Nashwinter found himself being maligned by corporate headquarters for his division's poor performance. After several rounds of scathing criticism for failing to meet what he perceived to be unrealistic profit goals, Nashwinter decided to take matters into his own hands. The young manager began fabricating fictitious inventory on his monthly performance reports to headquarters. By inflating his monthly inventory balance, Nashwinter lowered his division's cost of goods sold and thus increased its gross profit. Several years later, Nashwinter insisted that he had never intended to continue his scheme indefinitely. Instead, he saw his actions simply as a solution to a short-term problem: "I always had in the back of my mind that the division would make enough...

Words: 2118 - Pages: 9

Free Essay

Sabi

... Kemas M (2012320169) Kelas : C Perbaikan Proses Persediaan Bengkel Champion Jaya Jalan Pelajar Pejuang 45 no.82 Proses penyimpanan persediaan (ban,sekring,oli,busi,lampu kabel,dll) yang dilakukan oleh Bengkel Champion Jaya pada saat ini membuat adanya perbedaan jumlah persediaan yang ada di gudang dengan data yang ada di dalam pembukuan perusahaan dan diidentifikasi banyak barang yang hilang maka dilakukan perbaikan sistem proses persediaan. Tapi dengan adannya perbaikan system computer yang dilakukan maka system keuangan menjadi dapat diatasi. Masuknya persediaan barang dagang dari supplier langsung diinput ke jumlah pemasukan di komputer Masuknya persediaan barang dagang dari supplier langsung diinput ke jumlah pemasukan di komputer Masuknya persediaan barang dagang dari supplier Masuknya persediaan barang dagang dari supplier Proses Sistem yang salah Proses Perbaikan sistem Pencatatan penginputan barang secara manual (tulis tangan) Pencatatan penginputan barang secara manual (tulis tangan) Adanya pembeli yang membutuhkan barang A langsukngdicek di jumlah persediaan barang A di dalah komputer Adanya pembeli yang membutuhkan barang A langsukngdicek di jumlah persediaan barang A di dalah komputer Permintaan barang dari konsumen Permintaan barang dari konsumen Pelaporan secara cepat kepada konsumen akan persediaan barang tersedia atau tidak Pelaporan secara cepat kepada konsumen akan persediaan barang tersedia atau tidak Karena pencatatan secara manual...

Words: 766 - Pages: 4

Free Essay

Ffff

...Subject | Stok Opname – Tahunan | Created by | Okt | Updated On | 2014 | Updated by | Okt | * Urgent | For review | * Please Comment | * Please reply | * Please recycle | Penjelasan umum: proses perhitungan stok fisik atas semua barang yang nilainya dicocokan dengan perhitungan pencatatan transaksi di komputer hingga menghasilkan selisih opname. Nilai selisih harus dipertanggung jawabkan 00 ke 11 setiap tahun. 90% dari keberhasilan opname terletak pada proses persiapan, sisanya adalah pelaksanaan. Workflow Diagram Stok opname - Tahunan: Stok Opname - Tahunan 1 | Penjelasan | Panitia opname 00 | Stok 11 | | A ACC? Pengajuan Mulai Persiapan fisik gudang Tidak Ya A Fisik Siap? B B Update Kode rak Inventarisir kd. rak C D Tidak Ya A ACC? Pengajuan Mulai Persiapan fisik gudang Tidak Ya A Fisik Siap? B B Update Kode rak Inventarisir kd. rak C D Tidak Ya | 1) Buat dokumen Pengajuan Stok Opaname Tahunan. Isinya adalah: a) Kepanitian: personil hitung, pengawas area, operator input, penanggung jawab. b) Rincian rencana persiapan opname. (lihat rincian diproses Persiapan) c) Jadwal batas terakhir update transaksi. d) Jadwal pelaksanaan opname. e) Jadwal transfer dan laporan ke 11 2) periksa kelayakan: apakah pengajuan opname tahuna diACC? f) Tidak: minta 00 koreksi. g) Ya: proses selanjutnya 3) Buat cek list dan pastikan: h) Barang: i) Tidak ada yang tercecer...

Words: 2433 - Pages: 10

Free Essay

Accounting

... a. Goodwill b. Penjualan c. Piutang Usaha d. A dan C 2. Berikut ini yang termasuk akun nominal (temporer) adalah.. a. Pendapatan diterima di muka b. Beban gaji c. Persediaan d. Saldo laba 3. Penggunaan standar akuntansi yang sama di seluruh Negara akan menjamin.. a. Konsistensi b. Komparabilitas c. Rendahnya biaya penyiapan laporan d. B dan C 4. Di bawah ini adalah bagian dari Laporan Keuangan utama, kecuali.. a. Laporan Posisi Keuangan/Neraca b. Laporan Perubahan Posisi Keuangan c. Laporan Laba Komprehensif d. Laporan Ekuitas Pemilik 5. Elemen laporan keuangan yang manakah yang akan terpengaruh dengan adanya aktivitas penerbitan saham biasa (ordinary shares) secara tunai? a. Pendapatan b. Kerugian c. Liabilitas d. Ekuitas 6. Karakteristik dari sistem pencatatan persediaan dari sistem perpetual adalah a. Pembelian persediaan dicatat dengan menggunakan akun pembelian b. Harga pokok penjualan dicatat bersamaan dengan pencatatan penjualan c. Tidak dilakukan pencatatan persediaan dalam buku persediaan d. Harga pokok penjualan dihitung dengan jalan mengurangi jumlah barang yang tersedia dijual dengan nilai persediaan akhir barang dagang 7. Perusahaan Kerinci membeli peralatan kantor seharga Rp. 12,000,000. Pajak penjualan Rp. 600,000. Biaya lain-lain diantaranya adalah ongkos angkut Rp. 240,000, biaya perbaikan atas kerusakan...

Words: 3242 - Pages: 13

Free Essay

Tujuan Dan Bukti Audit

...BAB 6 TUJUAN DAN BUKTI AUDIT TUJUAN AUDIT Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran. Dalam semua hal yang meterial, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan audit spesifik ditentukan berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laoran keuangan. Asersi-asersi diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Keberadaan atau Keterjadiaan Asersi tentang keberadaan atau keterjadiaan berhubungan dengan apakah aktiva atau utang benar terjadi selama periode tertentu. Asersi keberadaan berkaitan dengan akun-akun riil yang tercantum pada neraca. 2. Kelangkapan Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun (rekening) yang semestinya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan. 3. Hak dan Kewajiban Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan dua hal, yaitu : a. Apakah aktiva yang tercantum dalam laporan keuangan benar-benar merupakan hak perusahaan pada tanggal tertentu. b. Apakah utang yang tercantum dalam laporan keuangan benar-benar merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. 4. Penilaian atau Pengalokasian Asersi tentang penilaian dan pengalokasian berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, utang, pendapatan, dan biaya sudah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya. 5. Penyajian dan Pengungkapan Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan...

Words: 2575 - Pages: 11

Free Essay

De Economic Alk

...yang diusulkan memuaskan untuk mencapai tujuan perusahaan, mereka harus tahu ini ketika anggaran komprehensif diterima. Penggunaan LIFO Cadangan Sebuah perusahaan yang menggunakan LIFO biasanya mengungkapkan rekening cadangan LIFO dalam catatan di muka neraca. Jika akun LIFO cadangan tidak diungkapkan, biasanya ada beberapa indikasi dari jumlah yang mendekati biaya saat ini. Analisis tambahan menggunakan informasi persediaan tambahan ini dapat sangat signifikan ketika ada cadangan LIFO besar dan / atau perubahan substansial dalam cadangan. Likuiditas dan rasio utang tertentu dapat menghitung ulang, dengan mempertimbangkan persediaan disesuaikan angka. Untuk membuat perhitungan ini, menambah cadangan persediaan kotor persediaan diungkapkan dalam aktiva lancar. Tambahkan pajak tambahan perkiraan dengan kewajiban lancar. Perkirakan angka pajak tambahan dengan mengalikan cadangan LIFO bruto dengan tarif pajak efektif. Angka pajak ini berkaitan dengan penghasilan tambahan yang akan telah dilaporkan dalam tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya jika jumlah persediaan yang lebih tinggi telah dilaporkan. Jumlah pajak tambahan adalah jumlah pajak tangguhan yang ditambahkan ke kewajiban lancar, menjadi...

Words: 663 - Pages: 3

Free Essay

Jawaban an

...Metode LOCOM, NRV Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Pada umumnya perusahaan menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama. Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut : Persediaan awal                      xxx Pembelian                                xxx + Tersedia untuk dijual              xxx Penjualan                                 xxx – Persediaan akhir                      xxx (OK) Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang terakhir kali masuk, bila saldo fisik ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus dalam kartu persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan dijurnal dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua mencatat harga pokok barang yang dijual, seperti berikut ini : Kas/ Piutang Dagang              xxx Penjualan                                 xxx HPP                                         xxx Persediaan barang                   xxx(OK) Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last...

Words: 1633 - Pages: 7