Free Essay

Sistem Koordinasi

In:

Submitted By 71ze
Words 7094
Pages 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita ketahui yaitu sistem koordinasi atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
Di dalam tubuh manusia terdapat tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yaitu system koordinasi yang terdiri dari saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi tubuh yang bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan oleh benang – benang saraf yang akan melaporkannya ke otak. Selain sistem saraf, terdapat sistem hormon yang mengendalikan sistem fisiologis tubuh seperti mengatur pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Sistem saraf berhubungan erat dengan alat indera manusia yang merupakan reseptor rangsang dari luar.
System koordinasi pada manusia dan hewan perbedaan. Pada makalah ini akan dibahas satu persatu system koordinasi pada manusia dan hewan. Selain itu juga akan dibahas mekanisme system koordinasi yang meliputi system saraf, system hormone serta alat indra pada manusia dan hewan. Dan sekaligus membahas kelainan pada system saraf dan alat indra.
Sehingga dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kajian ilmu mengenai system koordinasi yang terdapat pada manusia dan hewan. B. Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja organ yang terlibat dalam system koordinasi pada manusia dan hewan 2. Bagaimana mekanisme system koordinasi pada manusia dan hewan?

C. Tujuan 1. Mengetahui organ-organ yang terlibat dalam system koordinasi pada manusia dan hewan 2. Mengetahui mekanisme system koordinasi pada manusia dan hewan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Koordinasi pada Manusia
Sistem koordinasi pada manusia atau sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh dua subsistem, yaitu saraf (neural) dan endokrin (hormon). Selain itu, fungsi koordinasi juga berhubungan dengan alat-alat indera. 1. Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Fungsi system saraf, anatar lain: a. Menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus b. Memproses informasi yang diterima c. Memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan. 1) Struktur saraf a) Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. 2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma. 3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). 4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. 5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. 6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson). 7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. 8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu: 1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang. 2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang. 3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik. b) Sel Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.
2) Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu: a. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel. b. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf. c. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan Varol yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan Varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum. a) Otak Kecil
Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan. b) Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. c) Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks. 3) Gerak Sadar dan Gerak Refleks
Aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat merupakan gerak sadar, artinya gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Pada gerak itu, otakmu memberi perintah kepada otot-otot untuk melakukan gerakan tersebut.Jalannya impuls pada gerak sadar adalah sebagai berikut. impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor → neuron motorik → efektor (gerak anggota tubuh)
Selain gerak sadar, kamu juga dapat melakukan gerakan spontan tanpa disadari yang disebut gerak refleks. Contohnya bila tanganmu menyentuh benda panas tanpa sengaja, maka secara spontan kamu akan menarik tangan menjauhi benda panas itu. Perhatikan jalannya impuls pada gerak refleks berikut ini. impuls dari reseptor→neuron sensorik → sumsum tulang belakang respon efektor → neuron motorik → efektor 2. Sistem indera manusia 1) Mata
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu: a. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata. b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam. c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior. a) Bagian-bagian Mata

a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata. b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata.
Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau.
Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga. c. Selaput Jala Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang: * Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin. * Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A b) Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut. a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil. b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata. c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning. d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak. e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat. 2) Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga) a) Bagian-bagian Telinga

a. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas: * Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran. * Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran. * Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara. * Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara. b. Telinga bagian tengah * Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. * Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong. c. Telinga bagian dalam * Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran. * Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran. * Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan. b) Proses Mendengar
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.
Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.

c) Indera Penciuman/Pembau (Hidung)

Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut. a. Sel penyokong berupa sel-sel epitel. b. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf. Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut. 4) Indera Pengecap (Lidah) Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit.

Tabel Letak kuncup pengecap rasa pada lidah Rasa | Letak Kuncup Pengecap | Manis | Ujung lidah | Asin | Samping lidah pada bagian ujung | Asam | Samping lidah pada bagian pangkal | Pahit | Pangkal lidah |

5) Indera Peraba (Kulit)
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.

Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya Ujung saraf berselaput | Rangsangan | Korpuskel pacini | Tekanan | Korpuskel ruffini | Panas | Korpuskel krause | Dingin | Korpuskel meissner | Sentuhan |

Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. 3. System hormon
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil b. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target c. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target d. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus e. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan
Hormon berfungsi: a. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh. b. Memacu reproduksi. c. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis. d. Mengatur tingkah laku. 1) Kelenjar Hipofisis a) Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone. Misalnya, otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan ketersediaan pasangan kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus akan memicu pembebasan hormone reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan. b) Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh. c) Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai kegiatan dalam tubuh (mastergland). d) Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu:
1. Hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk menyekresikan hormon-hormonnya
2. Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti menyekresikan hormon. Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu hormone pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus
e) Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu:
1. lobus anterior 2. Intermediate 3. posterior.
Ketiga lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita. Karena itu, kelenjar hipofisis disebut juga master of gland. f) Hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut g) Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan.

2) Kelenjar Tiroid a) Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus. b) Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin. c) Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. 3) Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok) d) Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid (parathormon). e) Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang. 4) Kelenjar Adrenal / kelenjar anak ginjal (suprarenalis) f) Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). g) Kelenjar adrenal terdiri dari:: 5) Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans h) Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam kelenjar pankreas. i) Hormon yang dihasilkan adalah:
1. insulin 2. glukagon 6) Kelenjar Kelamin j) Testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria)
Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis. k) Ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita).
Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi. 7) Kelenjar Timus l) Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas. m) Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. n) Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi. o) Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit. 8) Kelenjar Pineal p) Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. q) Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri. r) Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur. 4. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera 1) Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. 2) Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. 3) Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya. 4) Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak.
Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak dapat membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat menetap. 5) Radang telinga
Otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat. Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti menjadi tuli. 6) Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain. Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas. 7) Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu. 8) Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak. 9) Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali. 10) Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan normal. 11) Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal). Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar ibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar. 12) Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa silindris.

B. Sistem Saraf Pada Avertebrata 1) Sistem saraf hewan bersel satu
Tidak semua Avertebrata memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya. 2) Sistem saraf pada Coelenterata
Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps. Saraf jala sudah merupakan sistem sinaps tapi tidak mempunyai cirri-ciri sinaps. 3) Sistem saraf pada Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain. 4) Sistem saraf pada Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

5) Sistem saraf pada Arthropoda
Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah, dan Mollusca primitif. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies tapimpada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal.
Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.
Pada udang terdapat otak disebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral. 6) Sistem saraf Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indera yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata. 7) Sistem saraf Mollusca
Pada tiram terdapat 3 pasang ganglion, sepasang dekat esophagus, sepasang dalam kaki, dan sepasang dekat ujung posterior massa visceral. Ganglion-ganglion itu dihubungkan satu dengan yang lain dengan serabut-serabut longitudinal dan yang anterior juga oleh serabut-serabut transversal.
Sel-sel sensori, mungkin peka terhadap sentuhan dan cahaya, terdapat di sepanjang batas mantel. Organ untuk mendeteksi gangguan keseimbangan terdapat pada tiram. Organ perasa kurang berkembang dibandingkan anggota molluska lainnya. C. Sistem Saraf Pada Vertebrata 1. Sistem saraf Pisces
Ikan perak mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh. Terdapat pada ikan bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh saraf kranial ke X (N. vagus),oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral. 2. Sistem saraf Amphibi
Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus.
Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior.
Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus melalui stapes ke koklea). 3. Sistem saraf Reptil
Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke somit-somit tubuh.
Pada lidah terdapat kuncup-kuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam. 4. Sistem saraf Aves
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak. 5. Sistem saraf Mammalia
Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior.
Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva.

D. Sistem Indra Pada Hewan 1. Sistem Indra pada Hewan Vertebrata a) Sistem Indra pada Ikan
Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air.
Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Indera pencium pada ikan terdapat didekat mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan indra pendengar ini kurang berkembang dengan baik. b) Sistem Indra pada katak
Pada katak indera penglihatan dan indera pencium berkembang lebih baik dari pada organ indera lainnya. Inder apenglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan membran tembus cahaya yang disebut membran niktitans.
Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indera pendengar pada katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian telinga paling luar berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng berfungsi menangkap getaran suara. c) Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf pencium. d) Sistem Indra pada Burung
Indera pada burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh. e) Sistem Indra pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz. 2) Sistem Indra Hewan Invertebrata a) Sistem Indra pada Hewan bersel Satu (Protozoa)
Pada umumnya tidak memiliki indera, tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut. b) Sistem Indra pada Hewan Berongga (Coelenterata)
Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka tehadap cahay serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba. c) Sistem Indra pada Hewan Lunak (Mollusca)
Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada sepasang antenna yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indera peraba. d) Sistem Indra pada Cacing Pipih
Cacing pipih, contohnya planaria memiliki sepasang bintik mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata tersebut sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung bergerak menjahui cahaya. e) Sistem Indra pada Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki indera penerima rangsangan yang cukup baik. Indera tersebut berada di permukaan tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif terhadap rangsangan cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas), terutama pada bagian anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah juga peka terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat- zat kimia, dan suhu. f) Sistem Indra pada Serangga Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa. E. Sistem Hormon pada Hewan
Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu. Pada Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda hanya mempunyai mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan yang lebih kompleks lainya. Pada Crustacea terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian belakang) pada vertebrat. Jadi pada dasarnya hewan rendah maupun vertebrata terdapat suatu hub ungan antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin. Hipotisis pada vertebrata disebut kelenjar neuroendokrin.
1) Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya pada ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel neurosekresi. Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting misalnya untuk proses melepaskan gamet.

2) Platyhelminthes
Pada cacing pipih sel-sel neurosekresi terdapat pada ganglion otak. Fungsinya belum diketahui tapi diduga belum mempunyai peranan dalam proses regenerasi. 3) Annelida
Sel-sel neurosekresi pada annelida terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak diselidiki peran neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi: a. Tumbuh dan regenerasi b. Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksi c. Pemotongan ganda dan perkembangan seksual d. Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder) e. Penyembuhan luka 4) Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus.
Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari tentakel merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.

5) Crustacea (udang-udangan)
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat hubungannya dengan sistem saraf dan ganglionnya. 6) Insecta
Hampir semua hormon dihasilkan sel neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya yang dapat ditemukan pada protoserebrum, tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan ganglia ventral.

BAB III
KESIMPULAN
Organ-organ tubuh makhluk hidup dapat bekerja secara selaras dan teratur karena memiliki suatu sistem yang dikenal sistem koordinasi. Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf, sistem hormon dan sistem indera. System koordinasi sendiri merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
Mekanisme system koordinasi pada gerak sadar yaitu impuls dari reseptor → neuron sensorik → pusat saraf (otak) → respon efektor → neuron motorik → efektor (gerak anggota tubuh). Sedangkan system koordinasi pada gerak tidak sadar yaitu impuls dari reseptor→neuron sensorik → sumsum tulang belakang respon efektor → neuron motorik → efektor.
Sistem saraf pada hewan invertebrata dan vertebrata memiliki perbedaan. Tidak semua invertebrata memiliki sistem saraf misalnya protozoa dan porifera, namun setiap sel penyusun tubuhnya mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima. Adapun invertebrata yang lebih kompleks telah memiliki sistem saraf tetapi lebih sederhana dibandingkan sistem saraf vertebrata yang telah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

DAFTAR RUJUKAN
Fembriyanti, Risma. 2013. Sistem Indera Manusia. https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-koordinasi-manusia/sistem-indera-manusia/ diakses tanggal 22 Januari 2016 Kimbal, John W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Surtiretna, Nina. 2006. Mengenal Sistem Saraf. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Similar Documents

Free Essay

Kimia Koordinasi

...2011 KIMIA KOORDINASI ABDUL MAJID PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNMUL SAMARINDA KIMIA KOORDINASI Page 1 DAFTAR ISI JUDUL PRAKATA …………………………………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1.1 Teori Koordinasi Warner ……………………………….. 1.2 Aturan Bilangan Atom Efektif ………………………… KLASIFIKASI, TATA NAMA DAN STEREOKIMIA SENYAWA KOMPLEKS …………………………………………. 2.1 Klasifikasi Senyawa Komleks ……………………….. a. Jenis Ligan ……………………………………………….. b. Jenis Logam …..…………………………………………. 2.2 Tata Nama Senyawa Kompleks ….…………………. 2.3 Stereokimia Senyawa Kompleks …………………. TEORI IKATAN VALENSI (TIV) ……………………………….. 3.1 Prinsip Elektronetralitas dan Ikatan Balik …… 3.2 Keunggulan dan Kelemahan Teori Ikatan Valensi ………………………………………………………… TEORI MEDAN KRISTAL (TMK) ……………………………… 4.1 Pengukuran 10 Dq ……………………………………….. 4.2 Energi Stabilitasasi Medan Kristal ………………… 4.3 Medan Kristal Tetrahedral …………………………….. 4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi harga 10 Dq ………………………………………………………………… 4.5 Distorsi Tetragonal dari Oktahedral ……………… 4.6 Kompleks Bujursangkar ………………………………… TEORI ORBITAL MOLEKUL (TOM) …………………………. 5.1 Teori Ikatan π dan TOM kompleks Logam ……… 5.2 Pengukuran Pengaruh Ikatan π ……………………. hal i ii 1 4 6 BAB II 9 9 9 15 17 20 26 32 35 38 40 41 44 46 50 60 69 71 75 BAB III BAB IV BAB V KIMIA KOORDINASI Page 2 BAB I PENDAHULUAN Banyak dijumpai senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2...

Words: 15657 - Pages: 63

Free Essay

National Research Data Centralization Policy

...Indonesia yasir@ristek.go.id ABSTRAK Saat ini lembaga riset yang melakukan kegiatan riset tersebar di Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang) Pemerintah, Daerah, Perguruan Tinggi dan Industri. Masingmasing lemlitbang tersebut melakukan kegiatan riset yang sebagian besar menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sayangnya, kegiatan riset yang dilakukan oleh lembaga riset tersebut sering berjalan tanpa koordinasi. Duplikasi hasil riset dengan fokus dan bidang yang sama di beberapa lembaga riset yang berbeda sering terjadi. Hal ini disebabkan fungsi koordinasi dan sinergi kegiatan riset tidak berhasil dijalankan secara optimal. Beberapa aspek menjadi faktor yang memengaruhi tingkat koordinasi dan sinergi kegiatan riset yang sangat rendah. Faktor utama yang menjadi kendala adalah kurang berperannya leading sector di bidang riset. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) yang berfungsi sebagai koordinator di bidang ini juga menghadapi kendala sulitnya mensinergikan lembagalembaga riset yang berada di luar koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi secara langsung, misalnya lembaga litbang di Lembaga Pemerintah Kementerian (LPK) lain, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), perguruan tinggi, litbang daerah, dan industri. Kendala tersebut memerlukan upaya yang besar dalam mengintegrasikan seluruh lembaga litbang di Indonesia. Namun, sembari menunggu hal tersebut diwujudkan, ada solusi jangka pendek untuk meminimalisir masalah duplikasi dan redudansi...

Words: 2760 - Pages: 12

Free Essay

Bisnis International

...mekanisme untuk mengkoordinasikan kegiatan subunit, termasuk lintas fungsional Control system adalah metric yang digunakan untuk mengukur kinerja subunit dan membuat penilaina tentang seberapa baik menejer menjalankan subunit mereka Insentive adalah perangkat yang digunakan untuk menghargai prilaku menejer yang tepat Proses adalah cara dimana keputusan dibuat dan perkerjaan yang dilakukan didalam organisasi Organizational culture mengacu pada norma-norma dan sistem nilai terhadap karyawan didalam organisasi People dimaksudkan bukan hanya karyawan organisasi tetapi juga strategi yang digunakan untuk merekrut kompensasi, dan mempertahankan orang-orang dan tipe orang yang masuk kedalam hal keterampilan, nilai, dan orientasi mereka. Organizational structure 1. Vertical differentiation 2. Horizontal differentiation 3. Integrating mechanism 1. Vertical differentiation Argument of Centralization Ada 4 argumen utama dari sentarlisasi : a) Sentralisasi dapat memfasilitasi koordinasi b) sentralisasi dapat membantu memastikan bahwa keputusan konsisten dengan tujuan organisasi c) dengan memusatkan kekuasaan dan otoritas dalam satu individu atau tim manajemen, sentralisasi dapat memberikan manajer tingkat atas sarana untuk membawa perubahan yang dibutuhkan organisasi besar d) sentralisasi dapat menghindari duplikasi kegiatan yang terjadi ketika berbagai subunit dalam organisasi melaksanakan kegiatan yang sama ...

Words: 2264 - Pages: 10

Free Essay

Mental Retardation

...MENTAL RETARDATION DEFINISI Mental retardation refers to significantly subaverage general intellectual functioning resulting in or associated with deficits in adaptive behavior, and manifested during the developmental period (Grossman, 1983) KLASIFIKASI Sistem AAMR - Mild retardation (IQ 50 – 55 s/d 70) - Moderate retardation (IQ 35-40 s/d 50-55) - Severe retardation (IQ 20 – 25 s/d 35-40) - Profound retardation (dibawah 20 - 25) Sistem Pendidikan - Educable Mentally Retarded (Kategori mild atau dengan IQ 50 s/d 70 - 75) - Trainable Mentally Retarded (Kategori moderate atau dengan IQ 25 – 50) Sistem AAMR – 1992 • Intermittent : anak membutuhkan bimbingan dalam jangka pendek, hanya pada masa transisi • Limitted : anak membutuhkan bimbingan secara konsisten namun tidak intensif • Extensive : anak membutuhkan bimbingan secara reguler dengan waktu yang tidak terbatas • Pervasive : anak membutuhkan bimbingan dengan intensitas yang sangat tinggi dan melibatkan banyak pihak KARAKTERISTIK Karakteristik Kognitif - Rentang perhatian rendah - Daya ingat rendah - Mengalami hambatan bahasa - Prestasi akademik rendah Karakteristik Kepribadian - Outer-directed - External locus of control - Kemampuan adaptif rendah Karakteristik Fisik (DS) Kemampuan Adaptif (AAMD) Bagian I (Domain Perilaku) - Independent functioning - Physical development - Economic activity - Language development - Numbers and time - Domestic activity - Vocational activity ...

Words: 467 - Pages: 2

Free Essay

Arsitektur Perbankan Indonesia

...ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan industry perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu kerangka menyeluruh arah kebijakan pengembangan industri perbankan Indonesia ke depan. Peluncuran API tersebut tidak terlepas pula dari upaya Pemerintah dan Bank Indonesia untuk membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, dimana API menjadi salah satu program utama dalam buku putih tersebut. Dengan tujuan untuk memperkuat fundamental industry perbankan di Indonesia, Bank Indonesia mulai tahun 2004 berusaha menerapkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar pengembangan sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan...

Words: 1787 - Pages: 8

Free Essay

Uu Ojk

...UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, diperlukan otoritas jasa keuangan yang memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel; c. Mengingat bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk UndangUndang tentang Otoritas Jasa Keuangan; : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank ... -2- Bank Indonesia Menjadi...

Words: 16066 - Pages: 65

Free Essay

South West Airlines

...ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Dapat terlihat bahwa dalam menghadapi persaingan industri penerbangan yang semakin kompetitif, SWA harus melakukan perubahan strategi di semua lini. Penulis menyimpulkan perubahan strategi yang dilakukan SWA terbagi 3, yaitu operasi, sumber daya manusia dan marketing. Pada akhirnya, pilihan-pilihan stategi inilah yang menentukan SWA sebagai maskapai penerbangan jarak pendek tersukses sepanjang 30 tahun. Operation Strategy * Pemilihan airport kelas menengah dimana penerbangan dilakukan dengan sistem point-to-point dan hanya memiliki satu jenis pesawat Pilihan SWA untuk mengambil market baru dengan melayani penerbangan jarak pendek merupakan keputusan yang tepat, dimana maskapai lainnya bermain dengan sistem hub. Selain itu, SWA juga bermain di airport kelas menengah sehingga lalu lintas penerbangan tidak terlalu padat. Dengan sistem yang lebih sederhana (tidak perlu ada koordinasi dan sistem reservasi yang rumit dengan hub) serta turunnya tingkat keterlambatan penerbangan tentu akan memberikan kepuasan bagi penumpang. Hal ini dapat terlihat dari tabel 1.1 dimana On-time performance SWA berada di atas rata-rata OTP industri, sedangkan tingkat komplain penumpang SWA paling kecil dibanding kompetitornya. Tabel 1.1 Industry Performance tahun 2000 Hal penting lainnya yang menentukan hasil SWA adalah strategi hanya menggunakan satu tipe pesawat, Boeing 737 ssehingga menyederhanakan penjadwalan, maintainance, operasional penerbangan, dan training...

Words: 427 - Pages: 2

Free Essay

Organization Design and Dynamics

...FINAL ASSIGNMENT ORGANIZATION, DESIGN, DYNAMICS Anggota: Edwina Leila (0134121007) Novrica Puteri (0134121017) Valensia (0134121003) Yunike Timothy (0134121040) Lindsey Leslie (0134121025) Accounting 4B DAFTAR ISI Cover……………………………………………………………………………………………………………………..Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………. BAB 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………………………........ 1.1 Profil Perusahaan………………………………………………………………………………………… 1.2 Alasan Memilih Perusahaan………………………………………………………………………. 1.3 Batasan Studi……………………………………………………………………………………………. 1.4 Critical Issue…………………………………………………………………………………………………. BAB 2 Tinjauan Teori……………………………………………………………………………………………… 2.1 Organizational Environment…………………………………………………………………………. 2.2 Organizational Design……………………………………………………………………………………. 2.3 Organizational Changes…………………………………………………………………………………. 2.4 Organizational Culture………………………………………………………………………………….. 2.5 Survival Strategies…………………………………………………………………………………………. BAB 3 Analisis Masalah…………………………………………………………………………………………... 3.1 Masalah Mengenai Pendanaan Perusahaan………………………………………………….. 3.2 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Akuntansi Perusahaan…………………….. BAB 4 Rekomendasi……………………………………………………………………………………………….. BAB 5 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………..... Lampiran……………………………………………………………………………………………………………...... Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………... BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Petrus Kanisius Ojong bertemu dengan Jakob Oetama...

Words: 3303 - Pages: 14

Free Essay

Leadership Contigency Model

...LEADERSHIP (kepemimpinan) TEORI KONTINGENSI DARI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF MODEL KONTINGENSI LPC Model kontingensi LPC dari fiedler menjelaskan bagaimana situasi menengahi hubungan antara efektivitas kepemimpinan dengan ukuran ciri yang disebut “nilai (LPC) rekan kerja yang paling tidak disukai”. Nilai LPC Pemimpin Nilai LPC pemimpin ditentukan dengan meminta seseorang pemimpin untuk memikirkan semua rekan kerja lama dan yang ada saat ini, memilih salah satu yang paling sulit bekerja sama dengan pemimpin, dan memberikan peringkat orang ini pada sekumpulan skala sifat biopolar. Nilai LPC adalah jumlah peringkat pada skala sifat biopolar ini. Seorang pemimpin yang umumnya toleran akan mendapatkan nilai LPC yang tinggi. Variabel Situasional 1. Hubungan pemimpin anggota 2. Kekuasaan posisi 3. Struktur tugas Fiedler telah menjawab kecaman, dan perdebatan mengenai validitas model itu masih berlanjut. Namun, ketertarikan dalam teori itu telah melemah seiring waktu saat teori situasional yang lebih baik telah dikembangkan. Model kontingensi LPC adalah salah satu dari teori kontingensi paling awal dari kepemimpinan dan kontribusi utamanya mungkin untuk mendorong ketertarikan yang lebih besar pada faktor-faktor situasional. Teori Jalur-sasaran dari kepemimpinan telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku dari seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja dari bawahan. Perilaku Pemimpin : 1. Kepemimpinan suportif 2. Kepemimpinan mengarahkan 3...

Words: 2754 - Pages: 12

Free Essay

Manajemen

...menetapkan srategi penjenuhan dlam ekspansi toko yg dibuat sejauh mungkin dari pusat distribusi namun masih dalam jangkauan. Dengan pusat distribusi yang srategis dapat melayani 150-200 toko dalam sehari. Pusat distribusi beroprasi 24 jam dengan sabuk berjalan yang dipandu laser san teknik dok silang yang memungkinkan di satu sisi menerima barang dan sisi lainya mengisi pesanan secara serentak. 3. Armada distribusi sendiri yg terdiri dari 6.100 truk dengan 7.600 pengemudi mempermudahkan pengangkutan persediaan dan sistem komunikasi satelit yang memudahkan unutk informasi di bagi antara toko, pusat distribusi dan pemasok. Dan dengan sistem penggabungan pesanan barang memungkinkan perusahaan membeli barang satu truk penuh tanpa menanggung biaya persediaan, pemesana dan pengangkutan yang berulang kali dan tidak optimal memakan biaya besar. >> Sistem pengendalian yang diterapkan membantu implemantasi strategi dengan merencanakan apa yang harus dilakukan, koordinasi aktifitas, mengkomunikasi informasi, evaluasi dan mengambil tindakan dan mempengaruhi orang untuk keselarasan tujuan antara lain adalah: a....

Words: 377 - Pages: 2

Free Essay

Holcim Group Support : Managing Knowledge Initiatives

...HOLCIM GROUP SUPPORT : MANAGING KNOWLEDGE INITIATIVES Teguh Anggara 120820100513 / P41 MM UNPAD About Holcim : Dengan kepentingan mayoritas dan minoritas di lebih dari 70 negara di semua benua, Holcim adalah salah satu pemasok terkemuka dunia semen, serta agregat (kerikil dan pasir), konstruksi beton dan layanan terkait. • Karyawan : 48,220 • Kapasitas Produksi : 145.2 Mio t • Penjualan : 12,600 Mio CHF • Laba Operasi : 1,925 Mio CHF History • 1912: Holcim was founded in 1912 in the village of Holderbank, Canton Aargau, Switzerland 1920s: investments in cement companies in Europe, Egypt, Lebanon and South Africa 1945-1960s: development of holdings network in North and Latin America. 1970-1990s: continued expansion in Asian-Pacifc emerging markets and Central & Eastern Europe. Greater focus on aggregates and ready-mixed concrete production. 2000: The name of the Group was changed from “Holderbank” Financière Glaris Ltd to Holcim Ltd in May 2001. • • • • • The Service Center • Sejak 1996 Holcim Group Support (HGRS) bertindak sebagai service center yang melakukan fungsi penting dari transfer knowledge sebuah grup yang besar • Pentingnya HGRS untuk Holcim dicontohkan oleh fakta bahwa komite eksekutif secara langsung membantu HGRS dalam keputusan utama HGRS Board (Holcim EXCO) HGRS Delegate Jurg Meili Communications Corporate Technical Services Finance and Services Corporate Technical Services Corp. Human Resources & Training Corporate...

Words: 1070 - Pages: 5

Free Essay

Metodologi Berorientasi Objek

...i ABSTRAKSI RANCANGAN SISTEM INFORMASI FLEXI COMPLAIN HANDLING PADA HELPDESK FLEXI NSR II JAKARTA DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBYEK Oleh : Linda Aryanti (NIM:0712521004) Teknologi hadir untuk memberikan kemudahan dalam menghadapi suatu masalah. Teknologi dapat mempercepat penyelesaian masalah yang sebelumnya dilakukan secara manual menjadi secara system, sehingga dapat lebih efektif dan efisien. Kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat saat ini telah diimbangi dengan hadirnya berbagai jenis teknologi yang mampu mengakomodir hal tersebut, salah satunya adalah teknologi aplikasi berbasis web. Dengan teknologi tersebut, menghasilkan beragam aplikasi yang membantu kita untuk mewujudkan pencapaian informasi sesuai yang kita inginkan. Contoh aplikasi tersebut diantaranya, aplikasi laporan penjualan, aplikasi rumah sakit, aplikasi laporan complain handling, dan lain sebagainya. Pada tulisan ini, dibuatlah suatu aplikasi laporan complain handling yang diperuntukkan sebagai laporan complain yang masuk pada Divisi Telkom Flexi NSR 2 Jakarta. Aplikasi ini menggabungkan beberapa inputan complain handling dari berbagai chanel sehingga terkumpul menjadi satu data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan performansi baik secara individu maupun team dan sebagai bahan analisa trend complain yang sedang terjadi. Dengan aplikasi ini, kita dapat mengetahui berapakah jumlah complain yang masuk via channel CCF (Customer Care Flexi), telepon, email, sms milis, dan tennos. Laporan performansi...

Words: 280 - Pages: 2

Free Essay

Analysis of Organizational Behavior

...TUGAS INDIVIDU ORGANIZATIONAL BEHAVIOR Analisa Penyebab Tingginya Turn Over Karyawan di PT. X [pic] NURUL BATHARI SINAYANGSIH LATAR BELAKANG Pada era perdagangan bebas saat ini , laju persaingan bisnis menjadi agresif dan sangat ketat dengan banyak munculnya kompetitor asing yang masuk ke Indonesia. Sejalan dengan hal ini, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten dalam menghadapi persaingan bisnis. Faktor sumber daya manusia menjadi faktor utama dan berperan penting dalam jalannya suatu bisnis atau perusahaan. PT. X yang sedang mengalami growth berusaha untuk selalu mengikuti persaingan atau tantangan bisnis yang ada sebagai upaya dalam pencapaian misi perusahaan (Recognized Internationally, Be a Market Leader, and Being Expert) dengan cara selalu menjaga kualitas perusahaan termasuk dalam pengelolaan sumber daya manusianya. PT. X merupakan salah satu perusahaan pemegang hak eksklusif atau retail resmi 16 brand internasional di dunia (timepieces dan fashion lifestyle) yang berdiri sejak tahun 1993 dan berlokasi di pusat sentra bisnis Jakarta. PT. X telah memiliki ±100 store di seluruh Indonesia dengan karyawan head office 280 orang (Data November 2012). Persaingan bisnis yang semakin agresif mempengaruhi PT. X terutama faktor sumber daya manusia. Permintaan sumber daya manusia yang semakin tinggi tiap tahunnya di PT. X juga dibarengi dengan keluar masuk karyawan dalam waktu yang relative singkat, maka...

Words: 1625 - Pages: 7

Free Essay

Introduction to Is

... 3. Support of Business Processes and Operations * Role of e-business in business * E-Business Penggunaan teknologi internet untuk memberdayakan proses bisnis, e-commerce, dan ECS antar perusahaan, pelanggan, pemasok, dan stakeholder. Aplikasi e-business yang membantu dalam proses pertukaran informasi, uang sumber daya, jasa dll antara lain : * Intranet = Jaringan yang menghubungkan antar divisi didalam perusahaan * Extranet = Jaringan antar perusahaan dengan customer dan partner bisnis Fungsi : * Merombak internal business process * Menerapkan e-commerce dengan customer dan supplier * Mendukung kolaborasi antar tim bisnis dan kelompok kerja * Enterprise Collaboration System Mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi di antara tim-tim jaringan / kelompok kerja * E-Commerce Pembelian, penjualan, pemasaran, dan servis produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer * Types of information System * Operation Support Systems Membantu menjalankan bisnis sehari-hari, tetapi tidak memberikan banyak informasi untuk pengambilan keputusan manajerial * Transaction Processing Systems Merekam & memproses transaksi harian * Process Control Systems Memantau dan mengendalikan proses fisik * Enterprise Collaboration Systems (Office Automation Systems) Meningkatkan komunikasi dan produktivitas tim dan workgroup * Management Support Systems Menyediakan informasi dan mendukung pengambilan keputusan...

Words: 2333 - Pages: 10

Free Essay

Global Financial

...THE GLOBAL FINANCIAL CRISIS AND DEVELOPMENT Implication for the Entrepreneurial Economy Dunia mengalami krisis global di akhir tahun 2008. Namun apa dampak yang terjadi dua tahun kemudian? Beberapa kejadian seperti kejutan dari neagra berkembang, global financial architecture (GFA) karena banyak peraturan-peraturan di bidang keuangan diperbaiki turut mewarnai dampak dari krisis serta perubahan perilaku penguasa dan manajemen perusahaan. A Brief History of the Crisis Pada tahun 2007 terjadi lonjakan pertumbuhan dari mortgage loan di US. Peningkatan tersebut diiringi dengan peningkatan harga rumah dan semakin lemahnya aturan kehati-hatian dalam memberikan mortgage loan tersebut. Lender semakin berani memberikan pinjaman subprime tersebut karena investment bank membeli kredit tersebut dan menggabungkannya menjadi sebuah instrument keuangan yang dinamakan collateralized debt obligations (CDO). Kemudian investment bank menjual CDO tersebut kepada investor dengan peringkat AAA. Permasalahan terjadi ketika terjadi gagal bayar oleh debitur mortage loan sehingga banyak sekali rumah yang disita dan suku bunga terus naik. Akibatnya CDO juga mengalami gagal bayar dan merugikan banyak investor. Akhirnya pada tahun 2008, banyak perusahaan keuangan yang ditutup dan dijual seperti Fannie Mae, Freddie Mac (mortgage lender terbesar) dan Lehman Brothers (salah satu investment bank terbesar). Kejadian tersebut membuat harga rumah langsung menurun, harga minyak dunia meningkat...

Words: 1101 - Pages: 5