Free Essay

Smartfren

In: Business and Management

Submitted By rosalia93
Words 2901
Pages 12
PT Smartfren Telecom Tbk adalah operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi CDMA yang memiliki lisensi selular dan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas - FWA (Fixed Wireless Access), serta memiliki cakupan jaringan CDMA EV-DO (jaringan mobile broadband yang setara dengan 3G) yang terluas di Indonesia. Smartfren juga merupakan operator telekomunikasi pertama di dunia yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. B (setara dengan 3,5G dengan kecepatan download sampai dengan 14,7 Mbps) dan operator CDMA pertama yang menyediakan layanan BlackBerry di Indonesia.

Sejarah Perusahaan

Perseroan didirikan pada bulan Desember 2002. Setahun setelahnya, Perseroan mengakuisisi dua operator telepon selular berlisensi, yaitu Komselindo dan Metrosel.
Pada Desember 2003, Perseroan meluncurkan produk Prabayar berbasis jaringan CDMA 2000-1X dengan merk “FREN”, dan disusul pada April 2004 dengan meluncurkan, produk Paskabayar pada jaringan yang sama. Perseroan kemudian mengakuisisi Telesera, sebuah operator telepon berlisensi selular dan mengalihkan sistem telekomunikasi dari ketiga operator tersebut dari sistem selular analog (AMPS) menjadi selular digital (CDMA). Pada tahun 2006, Perseroan meluncurkan layanan 3G melalui jaringan CDMA EV-DO, serta melakukan pencatatan perdana saham pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Tahun 2007, Perseroan menerbitkan obligasi Rupiah pertamanya yang juga dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, disusul penerbitan Eurobond yang dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Pada April 2008, Perseroan memperkenalkan fitur baru yaitu “World Passport” yang menjadikan Perseroan menjadi operator CDMA pertama di dunia yang bergabung dengan Asosiasi GSM. Hal ini memungkinkan pelanggan melakukan roaming internasional ke berbagai penjuru dunia, baik di jaringan selular CDMA maupun GSM. Pada Mei 2008, Perseroan meluncurkan produk FWA Prabayar. Pada Februari 2009, Perseroan memperkenalkan layanan Mobile Data paskabayar dan prabayar. Lalu pada Mei 2009, Perseroan meluncurkan FWA Paskabayar yang disebut Fren Duo, yaitu layanan hybrid yang menggabungkan layanan selular dan FWA. Dengan fitur ini pelanggan dapat memiliki dua nomor FWA dan selular dalam satu kartu. Pada tahun 2010, Perseroan meluncurkan 2 kartu perdana baru dengan keunggulan yang berbeda, Fren Extra dan Fren Jos. Fren Extra memberikan bonus volume data ketika mengirim SMS dan bonus pulsa ketika menerima panggilan, sedangkan Fren Jos adalah produk hybrid seperti Fren Duo yang memberikan berbagai bonus SMS, bonus volume data dan bonus pulsa untuk setiap pengisian pulsa biasa. Pada awal tahun 2011, Perseroan melakukan aksi korporasi dengan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh untuk mengakuisisi PT Smart Telecom (Smartel). Kemudian Perseroan melakukan perubahan nama dari PT Mobile-8 Telecom Tbk menjadi PT Smartfren Telecom Tbk. Aksi korporasi ini bertujuan untuk melakukan sinergi dengan Smartel dalam berbagai aspek, di antaranya pengembangan infrastruktur jaringan, peningkatan efisiensi operasional, perluasan jaringan distribusi dan pemasaran, serta pemakaian satu merek dagang yaitu “smartfren”. Pada Juni 2011, Perseroan meluncurkan produk unggulan USB Modem tipe C682, dibarengi dengan kampanye “I hate slow” dengan maskot baru bernama Mr. Kwik. Layanan data ini menghadirkan akses data berkecepatan tinggi dengan mengusung teknologi EV-DO Rev. A dengan kecepatan download hingga 3,1 Mbps. Pada akhir tahun 2011, Perseroan kembali meluncurkan gebrakan baru dengan mengusung teknologi CDMA EV-DO Rev. B yang menghadirkan layanan internet super cepat dengan kecepatan download hingga 14,7 Mbps. Pada awal tahun 2012, Perseroan melakukan aksi korporasi dengan melakukan Penggabungan Nilai Saham (Reverse Stock Split) untuk menghidupkan kembali perdagangan sahamnya di bursa efek, diikuti dengan Penawaran Umum Terbatas II yang bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. Pada tahun 2012, Perseroan melanjutkan ekspansi dengan terus mengembangkan cakupan jaringan dan varian produk. Beberapa produk yang diluncurkan pada jajaran smartphone berbasis Android adalah Seri Andromax, yang diluncurkan sepanjang 2012 dengan beberapa tipe varian (Smartfren Andro, Andromax-i, dan Andromax Tab 7.0). Perseroan juga menyediakan layanan BlackBerry kepada pelanggan, dengan beragam paket berlangganan sesuai kebutuhan dari pelanggan di antaranya paket Hebat, Hemat Simple, Mail, Social, dan Sosialita. Pada segmen feature phone Perseroan meluncurkan produk unggulan seperti telepon genggam X-Stre@m EV-DO Hotspot dan Jambu. Untuk produk USB modem, Perseroan meluncurkan berbagai varian seperti USB modem, mini router dan wireless router dengan teknologi EV-DO Rev. A maupun EV-DO Rev. B. Perseroan juga meluncurkan layanan data baru yang dikenal dengan Smartfren Connex EVO (Extra Volume Only) yang merupakan paket langganan data dimana pulsa isi ulang (top-up) akan otomatis dikonversi menjadi volume data sesuai dengan besarnya denominasi pulsa. Pada tahun 2013, Smartfren melanjutkan fokusnya dalam berekspansi memasarkan produk-produk smartphone untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan pelanggan yang disebabkan oleh meningkatnya popularitas gaya hidup mobilitas digital. Smartfren menambah 7 model smartphone baru (Andromax C,G,I,U,V,Z) dengan fitur dan spesifikasi yang disesuaikan dengan segmen pasar yang berbeda. Untuk menjawab kebutuhan dari pengguna smartphone, Perseroan juga meluncurkan layanan paket yang dikhususkan untuk pelanggan yang memiliki paket lengkap untuk menjelajahi internet, download, melakukan panggilan telepon, dan SMS dengan nama “Smart Plan”. Paket ini ditawarkan dengan berbagai periode masa berlaku dan manfaat, yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Pada akhir 2013, Perseroan memiliki 11,3 juta pelanggan dan cakupan layanannya meliputi daerah-daerah dengan tingkat populasi terbesar di pulau Jawa, Bali, Sumatera serta kota-kota besar di pulau Kalimantan dan Sulawesi.

Saham Perseroan dan Anak Perusahaan

Per tanggal 31 Desember 2010, Perseroan telah menerbitkan 42.880.880.260 lembar saham. Jumlah tersebut terdiri atas Saham Seri A dengan nilai nominal Rp 100,- per lembar saham sebanyak 20.235.872.427 lembar saham dan Saham Seri B yang memiliki nilai nominal Rp 50,- per lembar saham sebanyak 22.645.007.833 lembar saham. Per tanggal 31 Desember 2011, Perseroan telah menerbitkan 118.639.133.918 lembar saham. Jumlah tersebut terdiri atas Saham Seri A dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham sebanyak 20.235.872.427 lembar saham dan Saham Seri B yang memiliki nilai nominal Rp 50 per lembar saham sebanyak 98.403.261.491 lembar saham. Per tanggal 31 Desember 2012, Perseroan telah menerbitkan 17.795.870.091 lembar saham, yang terdiri atas Saham Seri A dengan nilai nominal Rp 2.000 per saham sejumlah 1.011.793.622 lembar saham, Saham Seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham sejumlah 4.920.163.075 lembar saham, dan Saham Seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham sejumlah 11.863.913.394 lembar saham. Per tanggal 31 Desember 2013, Perseroan telah menerbitkan 17.795.870.091 lembar saham, yang terdiri atas Saham Seri A dengan nilai nominal Rp 2.000 per saham sejumlah 1.011.793.622 lembar saham, Saham Seri B dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham sejumlah 4.920.163.075 lembar saham, dan Saham Seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham sejumlah 11.863.913.394 lembar saham. Berikut adalah kronologis pencatatan dan perubahan jumlah saham Perseroan:
|Aksi Korporasi |Tgl Efektif |Saham Baru (lembar) |Jumlah Saham (lembar) |Nilai Nominal |
| |Pencatatan | | | |
|Sebelum Penawaran Umum |- |- |15.685.360.160 |Rp 100 |
|Perdana | | | | |
|Penawaran Umum Perdana |29 Nov 2006 |3.900.000.000 |19.585.360.160 |Rp 100 |
|Penggabungan Usaha |22 Mei 2007 |43.045.567 |19.628.405.727 |Rp 100 |
|Konversi Waran |15 Agt 2007 |607.466.700 |20.235.872.427 |Rp 100 |
|Penambahan Modal Tanpa |19 Des 2009 |12.797.783.900 |33.033.656.327 |Rp 100 dan Rp 50 |
|HMETD* | | | | |
|Penambahan Modal Tanpa |25 Mei 2010 |4.002.357.107 |37.036.013.434 |Rp 100 dan Rp 50 |
|HMETD | | | | |
|Penambahan Modal Tanpa |25 Okt 2010 |5.844.866.826 |42.880.880.260 |Rp 100 dan Rp 50 |
|HMETD | | | | |
|Penawaran Umum Terbatas I|18 Jan 2011 |75.684.753.658 |118.565.633.918 |Rp 100 dan Rp 50 |
|Penambahan Modal Tanpa |19 Mei 2011 |52.500.000 |118.618.133.918 |Rp 100dan Rp 50 |
|HMETD | | | | |
|Penambahan Modal Tanpa |27 Okt 2011 |21.000.000 |118.639.133.918 |Rp 100 dan Rp 50 |
|HMETD** | | | | |
|Penambahan Modal Tanpa |21 Feb 2012 |22 |118.639.133.940 |Rp 100 dan Rp 50 |
|HMETD | | | | |
|Penggabungan Saham (Rasio|21 Feb 2012 |- |5.931.956.697 |Rp 2.000 dan Rp 1.000 |
|20:1) | | | | |
|Penawaran Umum Terbatas |22 Feb 2012 |11.863.913.394 |17.795.870.091 |Rp 2.000, Rp 1.000, dan Rp 100|
|II*** | | | | |

Keterangan:
*HMETD : Hak Memesan Terlebih Dahulu
** Seri A : 20.235.872.427 lembar saham, nilai nominal Rp 100
Seri B : 98.403.261.491 lembar saham, nilai nominal Rp 50
*** Setelah Penggabungan Saham dengan Rasio 20:1
Seri A : 1.011.793.622 lembar saham, nilai nominal Rp 2000
Seri B : 4.920.163.075 lembar saham, nilai nominal Rp 1000
Seri C : 11.863.913.394 lembar saham, nilai nominal Rp 100

Struktur Pemegang Saham Utama
|Nama |Jumlah Lembar saham |Persentase Kepemilikan |
|PT Wahana Inti Nusantara |5.839.300.400 |32,8% |
|PT Global Nusa Data |4.415.700.542 |24,8% |
|PT Bali Media Telekomunikasi |4.288.319.438 |24,1% |
|Masyarakat/Publik |3.252.549.711 |18,3% |
|Total |17.795.870.091 |100% |

Anak Perusahaan
Sampai dengan saat ini Perseroan memiliki 2 anak perusahaan yaitu: 1. Mobile-8 Telecom Finance BV (”M-8 BV”) M-8 BV beroperasi sejak 18 Juli 2007 dan beralamat di Herengracht 450, 1017 CA Amsterdam, Netherlands. Efektif tanggal 1 September 2010 M-8 BV memindahkan pusat aktifitasnya ke London, UK dan beralamat di 54 Clarendon Road, Watford WD17, IDU, England. Kepemilikan Perseroan atas M-8 BV adalah seluruhnya atau 100%. M-8 BV bergerak di bidang keuangan seperti mencari pendanaan, pinjam dan meminjamkan modal, memberikan jasa konsultasi, dan hal-hal bersifat industri finansial dan komersial lainnya. 2. PT Smart Telecom (”Smartel”) Smartel didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas PT Indoprima Mikroselindo No. 60 tanggal 16 Agustus 1996, yang dibuat di hadapan Achmad Abid, S.H, Notaris pengganti dari Sutjipto, S.H, Notaris di Jakarta juncto Akta Perubahan Anggaran Dasar PT Indoprima Mikroselindo No. 195 tanggal 25 April 1997, yang dibuat di hadapan Sutjipto, S.H, Notaris di Jakarta, yang telah (i) memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7023 HT.01.01.TH97 tanggal 25 Juli 1997; (ii) diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 11 November 1997, Tambahan No. 5282. PT Smart Telecom beralamat di Jl. H.Agus Salim 45, Menteng Jakarta Pusat, Indonesia. Persentase kepemilikan Perseroan terhadap PT Smart Telecom adalah sebesar 99,97%. PT Smart Telecom bergerak di bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan izin penyelenggaraan jaringan bergerak selular berbasis teknologi CDMA 2000.

Kasus
Beberapa waktu lalu, Mobile-8 (FREN) menggelar right issue sebanyak 75.684.753.658 lembar saham pada harga Rp50 per lembar saham, dengan pembeli siaganya adalah tiga perusahaan yang tergabung dalam Grup Sinarmas.

Analisa: Apa yang akan FREN lakukan dengan dana 3.8 trilyun yang ‘dihibahkan’ Sinarmas kepada mereka? Ternyata hampir seluruhnya atau 99.9%, digunakan untuk membeli PT Smart Telecom (Smartel), sebuah perusahaan telekomunikasi milik Grup Sinarmas. Kesimpulannya, Sinarmas menyuntikkan dana 3.8 trilyun ke FREN melalui mekanisme right issue, untuk membeli perusahaannya sendiri, yaitu Smartel. Jadi sebenarnya sama sekali tidak ada uang yang berpindah tangan, karena pembeli dan penjualnya adalah pihak yang sama, yaitu sama-sama Sinarmas. Dengan cara ini, Smartel bisa merger dengan FREN, sekaligus secara tidak langsung listing di bursa melalui FREN, sehingga Smartel menjadi memiliki nilai pasar, yaitu 3.784.237.682.900 (75.684.753.658 lembar x Rp 50). Setelah Smartel ini digabung dengan Mobile-8, maka jadilah SmartFren dengan total nilai pasar:

Saham seri A dengan nilai nominal Rp 100
(20.235.872.427 lembar x Rp 100) Rp 2.023.587.242.700
Saham seri B dengan nilai nominal Rp 50
(22.645.007.833 lembar x Rp 50) Rp 1.132.250.391.650
Saham baru setelah merger, seri B, nilai nominal Rp 50
(75.684.753.658 lembar x Rp 50) Rp 3.784.237.682.900
Pembagian waran atas saham seri B, nilai nominal Rp 50 (75.684.753.658 / 101 x 20 x Rp 50) Rp 749,353,996,614

Total nilai Rp 7.689.429.313.864

Ketentuan: Terdapat pembagian waran seri II untuk setiap 101 saham seri B, melekat 20 waran secara cuma-cuma)
Dimana nilai tersebut, terdiri dari 20.235.872.427 lembar saham seri A dan 113.316.841.423 lembar saham seri B, sehingga perbandingan untuk saham seri A dan saham seri B adalah 1 : 6

Nilai baru dari Smartfren tersebut sepertinya terlalu tinggi, jika mengingat bahwa kedua perusahaan tersebut selama ini mengalami kerugian terus. Pada Juni 2010, FREN (Mobile 8) mencatat rugi bersih sebesar 437.743.390.235, sementara Smartel juga saat itu mencatat rugi bersih sebesar 450.780.452.641. Nilai saham FREN dan Smartel di pasar tidak mungkin turun lebih rendah dari Rp 50 (karena nilai nominal Rp 50 sudah yang paling rendah), sehingga nilai pasar masing-masing perusahaan tidak mungkin turun dari posisi 6,9 triliyun dan 3,78 triliyun. Disini merupakan letak strategi Grup Sinarmas, jika mereka memasukkan Smartel ke bursa dengan cara IPO, maka nilai Smartel bisa saja turun, mengingat fundamental Smartel yang sama rapuhnya dengan fundamental Mobile 8. Sementara tujuan utama Sinarmas sebenarnya bukanlah meraih dana dari masyarakat, melainkan untuk memberikan Smartel harga pasar yang stabil. Dengan menggunakan jasa FREN, Sinarmas lalu berhasil menghargai Smartel 3.78 trilyun, pada harga saham minimum yaitu 50 per saham, yang tentunya tidak bisa lebih rendah lagi. Sekarang, siapapun yang berminat untuk membeli 100% saham Smartel, maka dia harus membayar 3,78 triliyun, dan tidak bisa lebih rendah.

Masalah utama yang dihadapi oleh para perusahaan yang bermain di bisnis ini adalah tingkat persaingan yang sangat ketat. Mobile-8 dan Smartel bisa jadi merupakan segelintir perusahaan telekomunikasi yang kalah bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lainnya. Itu terlihat dari ketidak mampuan mereka berdua dalam mencetak laba bersih dalam setahun terakhir. Tapi bagaimana ceritanya kalau dua perusahaan ini bergabung menjadi SmartFren? Harapannya tentu, kinerja mereka akan jadi lebih baik. Jika Mobile-8 dan Smartel terus saja berjalan sendiri-sendiri, maka sampai kapanpun mereka akan kalah bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lainnya, karena ukuran mereka berdua terlalu kecil, bahkan untuk ukuran perusahaan telekomunikasi di pasar CDMA. Tapi jika mereka berdua digabung, maka akan diperoleh sebuah perusahaan dengan total aset Rp11,81 trilyun (per 31 Agustus 2010), dan nilai pasar 6.78 trilyun. ROSA Lantas, bagaimanakah prospek yang mungkin terjadi setelah Fren bergabung (merger) dengan Smartel?
Melihat akan kebutuhan masyarakat Indonesia pada industry telekomunikasi, prospek pertumbuhan bisnis telekomunikasi di Indonesia dapat dikatakkan masih cerah. Namun masalah utama yang dihadapi oleh para perusahaan yang bermain di bisnis ini adalah tingkat persaingan yang sangat ketat.
Sebelumnya, XL Axiata (EXCL) juga mencatat kinerja yang buruk ketika masih bernama Excelcom, dan masih dipegang oleh Grup Rajawali. Namun setelah Axiata Berhad, sebuah perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, mengambil alih EXCL dan mengucurkan dana untuk meningkatkan modal dan asetnya, kinerja EXCL serta merta membaik. Harga sahamnya pun dengan cepat menanjak terutama dalam dua tahun terakhir. Kemungkinan besar, Grup Sinarmas memperhatikan hal ini, sehingga mereka mengajak Mobile-8 untuk merger.
Faktor lainnya, merger ini seperti mendapat angin segar ketika proses merger Esia-Bakrie Telecom (BTEL) dengan Flexi-Telkom (TLKM), seperti menemui jalan buntu. Selama ini, Esia dan Flexi adalah penguasa pasar CDMA di Indonesia. Meski demikian, dua perusahaan ini pun tetap sadar akan perlunya merger untuk kelangsungan usaha mereka (sayangnya dalam mergernya banyak klausul yang ditengarai hanya menguntungkan Esia, sehingga banyak pihak menolak merger tersebut). Sementara Smartel dan Mobile-8 hanyalah pemain kelas dua. Jika Esia dan Flexi gagal bergabung, maka gabungan Smartel dan Mobile-8 dalam bentuk SmartFren memiliki peluang untuk muncul sebagai penguasa pasar CDMA yang baru.

Bagaimana dengan sahamya?

Kembali ke nilai pasar FREN. Telah disebutkan bahwa nilai FREN di market (market cap-nya) tidak bisa lebih rendah dari 6.7 trilyun, karena harga saham FREN tidak bisa lebih rendah dari 50. Pertanyaannya, bagaimana jika harga FREN naik? Maka tentu market cap FREN juga akan naik. Setiap kenaikan harga saham FREN sebesar Rp1, market cap FREN akan naik Rp133.6 milyar (jumlah saham FREN yang beredar di market setelah right issue yaitu 133.6 milyar lembar). Jika FREN naik ke 100, misalnya, maka market cap FREN akan menjadi 13.4 trilyun.

Lalu mungkinkah saham FREN bisa naik? Secara fundamental tentu tidak mungkin, karena merger antara Mobile-8 dan Smartel masih belum menghasilkan apa-apa. SmartFren masih merupakan perusahaan dengan utang segudang, dan juga rugi bersih yang besar. Tapi secara spekulasi, FREN bisa saja naik sewaktu-waktu.
Bagi Sinarmas, mereka bisa memperoleh keuntungan tertentu jika FREN naik ke, katakanlah, level 100. Contohnya, mereka bisa menjaminkan 25% saham FREN yang senilai Rp3.4 trilyun (25% x 133.6 milyar x Rp100) ke bank atau lembaga keuangan lainnya, untuk memperoleh pinjaman sebesar Rp1.5 trilyun untuk merestrukturisasi utang-utang SmartFren. Tentu bank manapun akan dengan senang hati memberikan pinjaman tersebut. Mengapa? Karena nilai jaminannya jauh lebih besar dari nilai pinjamannya. Bahkan kalaupun harga saham FREN jeblok ke level 50, maka nilai jaminannya hanya turun menjadi Rp1.7 trilyun, masih lebih besar sekitar 200 milyar dibanding nilai pinjamannya. Dan pihak bank juga bisa imemainkan sekian milyar saham FREN yang mereka pegang untuk menggoreng harganya di market, sehingga mereka bisa meraup keuntungan tambahan diluar bunga. Oleh karena itu, jika dilihat dari sisi ini, Sinarmas punya cukup alasan untuk sewaktu-waktu menaikkan harga saham FREN.

Kesimpulan dari artikel ini ada dua. Pertama, dengan merger ini, FREN kini memiliki secercah peluang untuk bersaing dengan perusahaan telekomunikasi yang lebih mapan seperti Telkom (TLKM), XL Axiata (EXCL), Bakrie Telecom (BTEL) dan Indosat (ISAT). Menarik untuk melihat apakah perusahaan ini akan mampu mencatat peningkatan kinerja di masa mendatang. Dan kedua, berbeda dengan sebelumnya, kini FREN memiliki peluang untuk menguat sewaktu-waktu, meski hanya secara spekulatif.

Similar Documents

Free Essay

Persaingan Bisnis Telekomunikasi Indonesia

...1. Pendahuluan Struktur pasar dasar perekonomian secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Pengelompokan ini berdasarkan pada empat hal pokok, yaitu: ciri-ciri jenis barang yang dihasilkan, banyak perusahaan dalam kegiatan yang menghasilkan barang tersebut, mudah tidaknya perusahaan baru menjalankan kegiatan untuk memproduksi barang tersebut, dan besar kekuatan suatu perusahaan di dalam pasar. Struktur pasar merupakan salah satu bagian dalam kerangka pemikiran yang dikenal dengan structure-conduct-performance yang merupakan salah satu alat untuk menganalisis sektor industri. Struktur pasar persaingan sempurna merupakan bentuk yang paling ideal, karena menganggap system pasar ini akan menjamin terwujudnya kegiatan perekonomian yang sangat efisien. Model persaingan sempurna mengasumsikan bahwa ada banyak penjual dan pembeli, produk yang diperjualbelikan merupakan produk yang standar, setiap perusahaan mudah untuk masuk maupun keluar pasar dan pelaku pasar mempunyai pengetahuan yang sempurna dan lengkap. Monopoli merupakan bentuk pasar yang hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya pasar monopoli, yaitu mempunyai sumber daya tertentu yang unik, menikmati skala ekonomis (monopoli alamiah), dan melalui undang-undang (peraturan paten, hak cipta, dan hak usaha eksklusif). Pasar...

Words: 5410 - Pages: 22

Free Essay

Sektor Pasar Modal Indonesia

...Manajemen Investasi Sektor-Sektor Pasar Modal Indonesia Oleh: Yosefina Selvy Arief(2012-012-093) SEKTOR-SEKTOR PASAR MODAL INDONESIA Semua perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI (dulu BEJ= Bursa Efek Jakarta) diklasifikasikan ke dalam 9 sektor BEI yang didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh NEJ yang disebut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah: A. Sektor Utama (Industri Penghasil Bahan Baku) 1. Sektor Pertanian 2.1. Sub sektor Tanaman Pangan Daftar perusahaan industri penghasil bahan baku, sektor pertanian, sub sektor tanaman pangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah No | Kode | Nama | Tanggal | | Saham | Emiten | IPO | 1 | BISI | Bisi International Tbk | 28-Mei-2007 | (Diperbaharui 2 Oktober 2013) Catatan penting lainnya untuk sub sektor tanaman pangan : * 12 September 2013| CKRA (PT. Citra Kebun Raya Agri Tbk) pindah dari sektor tanaman pangan (kode sektor 1.1) ke sektor pertambangan logam dan mineral lainnya (kode sektor 2.3) 2.2. Sub sektor Perkebunan Daftar perusahaan industri penghasil bahan baku, sektor pertanian, sub sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah No | Kode | Nama | Tanggal | | Saham | Emiten | IPO | 1 | AALI | PT. Astro Agro Lestari Tbk | 09-Des-1997 | 2 | ANJT | PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk | 10-Mei-2013 | 3 | BWPT | PT. BW Plantation...

Words: 8376 - Pages: 34

Free Essay

Audiensi Konsumen

...IDX STATISTICS 2012 The IDX Statistics Book includes comparative statistics on all aspects of trading and listing for January - December 2012 For more information please contact the Corporate Secretary at: Gedung Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange Building) Tower 1 Jln. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53 Jakarta 12190 Indonesia Phone: (62-21) 515-0515 ext. 4302, 4320, 4322 Fax (62-21) 515-0330, 515-0118 Compiled by Research Division © 2012 Indonesia Stock Exchange. All rights reserved The facts and opinions stated or expressed in this publication are for information purposes only and are not necessarily and must not be relied upon as being those of the publisher or of the institutions for which the contributing authors work. Although every care has been taken to ensure the accuracy of the information contained within the publication, it should not be by any person relied upon as the basis for taking any action or making any decision. The Indonesia Stock Exchange cannot be held liable or otherwise responsible in anyway for any advice, action taken or decision made on the basis of the facts and opinions stated or expressed within this publication. Table of Contents IDX STATISTICAL HIGHLIGHTS ............................................................................................................................... 1 STOCK PRICE INDICES Composite Stock Price Index - Highlights ..........................................................

Words: 115498 - Pages: 462