Free Essay

Social Politic

In:

Submitted By gusjuniart
Words 2472
Pages 10
“INTEGRASI POLITIK”

KELOMPOK VI

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PengertianIntegrasi
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : * Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu * Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut : * Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar) * Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial

2.2 Konsep – konsepIntegrasi Istilah integrasi nasional yang dikemukakan oleh ahli ilmu politik masih bervariasi dari kalangan sarjana sendiri, misalnya mereka cenderung menyukai terminologi lainnya seperti integrasi politik daripada istilah integrasi nasional. Ada beberapa konsep tentang integrasi nasional yang dikemukakan para ahli, konsep-konsep tersebut di antaranya :
1. Jones J. Cleman dan Carl G. Roberg
Teorinya banyak dipakai oleh para peminat teori modernisasi yang digunakan untuk memahami permasalahan integrasi nasional di negara–negara berkambang pada masa itu.
Menurut Cogman & Roberg proses pemerintahan bagian suatu negara ada 2 dimensi :
a. Integrasi vertical (elite-massa)
Integrasi ini mencakup masalah–masalah yang ada pada bidang vertikal, menjembatani celah perbedaan yang menyakini ada antara kaum elite dan massa dalam rangka pengembangan suatu proses politik terpadu dan masyarakat politik yang berpartisipasi, mereka menamakan dengan dimensi vertikal ini sebagai integrasi politik.
b. Integrasi horizontal ( teritorial )
Integrasi ini mencakup masalah–masalah yang ada pada bidang horizontal yang bertujuan untuk mengurangi diskonitalitas dan ketegangan kultur kedaerahan dalam rangka proses penciptaan suatu masyarakat politik yang homogen.
2. Rupert Emerson dan Kh. Silvert
Para sarjana – sarjana ini memahami integrasi nasional dalam arti yang sama dengan integrasi teritorial dari Colemen dan Rosberg.
3. Myron Weiner
Weiner merupakan seorang ilmuan politik amerika serikat. Dia telah mengumpulkan sejumlah pengertian integrasi yang sering dipergunakan oleh para ilmuan uraiannya itu, ia mengidentifikasi dengan jelas masalah- masalah yang tercakup dalam setiap pengertian yang pernah dipergunakan oleh para sarjana sampai pertengahan 1960-an. Dari studi ini, Weiner menampilkan beberapa pengertian integrasi lain yang lebih bermanfaat umum, seperti integrasi nilai, integrasi tingkah laku dan integrasi budaya.
Menurut Weiner, masalah integrasi nasional tidak hanya meliputi masalah teritorial dan perbedaan elit-massa saja melainkan lebih luas lagi. Luasnya masalah yang di cakup oleh pengertian integrasi tidaklah terbatas sebab masalah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat dan sistem politik. Akan tetapi keterbatasan ini antara lain disebabkan oleh kenyataan bahwa masalah integrasi dapat tumbuh secar berantai.
Dalam realita politik sering kita temukan bahwa pemecahan terhadap suatau persoalan justru dapat menimbulkan masalah integrasi yang lain. Secara emplisit, weiner memasukkan berbagai bentuk atau jenis integrasi ke dalam suatau kategori. Secara emplisit pula disebutnya sebagai integrasi politik. Jadi, tanpa memisahkan dimensi vertikal dan horizontal, Weiner memandang integrasi politik sebagai suatu konsep yang setara dengan konsep integrasi nasional dari Colemar dan Rosberg.
4. Claude Alce
Dia dengan tegas menolak terminologi integrasi nasional dan lebih menyukai istilah integrasi politik. Menurut sarjana kelahiran Nigeria ini, istilah bangsa ( nation ) yang menjadi akar kata nasinal itu, secara normatik sudah mengandung makna kelompok manusia yang sudah sangat terpadu. Dengan demikian, istilah “ bangsa “ sudah dengan sendirinya merujuk pada integrasi karena komponen-komponennya memang sudah terintegrasi.
Konsep integrasi politik (elite-massa) dan integrasi territorial seperti yang dikemukakan Rosberg, Colamen, dan pakar-pakar yang lain terlalu memusatkan diri pada arah dan tujuan integrasi. Kajiannya lebih terfokus pada faktor apa yang diintegrasikan dalam proses perpaduan itu
5. Mahfud MD
Menurut Mahfud MD integrai nasional adalah pernyataan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih untuh, secara sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.

Konsep integrasi internasional/regional berbeda dengan konsep serupatentanginternasionalisme/ regional, gerakaninternasional/ regional, system internasional/ regional.
Integrasi menitikberatkan perhatiannya pada proses atau relationship, di mana pemerintahan secara kooperatif bertalian bersama seiring dengan perkembangan homogenitas kebudayaan, sensitivitas tingkah laku, kebutuhan sosial ekonomi, dan interdependensi yang dibarengi dengan penegakan institusi supranasional yang multidimensi demi memenuhi kebutuhan bersama.Hasil akhirnya adalah kesatuan politik dari negara-negara yang terpisah di tingkat global maupun regional ( Tom Travis, Usefulness of Four Theories of International Relations in Understanding theemergingOnder, Jurnal International Student 31 ).

2.3 Pendukung Tercapainya Integrasi
Integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila : 1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu yang bersifat fundamental dan krusial. 2. Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling mengawasi dalam aspek-aspek sosia yang potensial. 3. Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.

2.4 Permasalahan Integrasi
Masalah integrasi nasional timbul karena berdirinya suatu negara-bangsa baru. Dr Nazaruddin Sjamsuddin merumuskan integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya. Yaitu, aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya,dan meliputi aspek vertikal dan horizontal. Persoalan hakiki dalam integrasi politik adalah bagaimana membinakesetiaan nasional yang menyangkut pengaturan hubungan antara rakyatdengan negara. Dua aspek lanjutan dari masalah integrasi nasional, menurut Nazaruddin, yaitu bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh kepada negara dan bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mengatur tingkah laku politik masyarakat atau individu-individu di dalamnya.Budaya politik suatu negara tidak selalu mendukung proses integrasi nasional karena berbagai hambatan. 2.5 Bentuk Integrasi Sosial * Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli. * Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

2.6 Faktor-Faktor Pendorong Integrasi * Homogenitas kelompok * Besar kecilnya kelompok, pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi sosial. * Mobilitas geografis * Efektifitas dan efesiensi komunikasi, komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi sosial.

2.7 Dimensi Integrasi
Dalam pandangan Coleman dan Rosberg (1964), integrasi mengandung dimensi vertikal dan horizontal.
Integrasi vertikal bertujuan menjembatani celah perbedaan antara elite dan massa dalam rangka pengembangan suatu proses politik terpadu dan masyarakat politik yang berpartisipasi. Dimensi vertical dalam integrasi nasional bertujuan mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan masa dengan cara menghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan antara kelompok yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi.
Integrasi horizontal berguna untuk mengurangi diskontinuitas dan ketegangan antarkelompok masyarakat dalam rangka penciptaan suatu masyarakat politik yang memiliki persepsi sama (mendekati homogen). Dimensi horizontal mengintegrasikan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan –perbedaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/ kultur dengan mengurangi kesenjangan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut.
Mengacu konsep itu, yang disebut fungsi integrasi adalah kapasitas sistem untuk menjembatani celah elite-massa dan mengurangi diskontinuitas atau ketegangan antarkelompok masyarakat.

2.8 Syarat Keberhasilan Integrasi
William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff mengemukakan tentang syarat berhasilnya suatu integrasi sosial yaitu kemampuan untuk mengisi kebutuhan anggota masyarakat satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang baik dan saling menjaga keterikatan satu dengan yang lain.
Keberhasilan menciptakan kesepakatan (consensus) mengenai norma dan nilai-nilai sosial sebagai pedoman dalam menjalin interaksi satu dengan yang lain.
Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut berlaku dalam waktu yang cukup lama dan telah dilaksanakan secara konsisten.
Maka, integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila : 1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu yang bersifat fundamental dan krusial 2. Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling mengawasi dalam aspek-aspek sosia yang potensial. 3. Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.

2.9 Agama dan Integrasi Sosial
Analisis Durkheim dalam The Elementary Form of Religious Life (1947), sesungguhnya agama bisa memperkuat integrasi masyarakat, khususnya di dalam lingkungan kelompok agama bersangkutan, tetapi tidak menutup kemungkinan pada agama yang berbeda.

2.10 Integrasi Nasional
Menurut Claude Ake (dlm Nazaruddin Syamsuddin, Integrasi dan Ketahanan Nasional di Indonesia (Lemhanas, Jakarta 1994, hal 3). integrasi nasional pada dasarnya mencakup dua masalah pokok Yaitu : * Bagaimana membuat rakyat tunduk dan patuh kepada tuntutan-tuntutan negara, yang mencakup perkara pengakuan rakyat terhadap hak-hak yang dimiliki negara. * Bagaimana meningkatkan consensus normatif yang mengatur prilaku politik setiap anggota masyarakat, consensus ini tumbuh dan berkembang diatas nilai-nilai dasar yang dimiliki bangsa secara keseluruhan.
Sedangkan menurut pakar sosiologi, Manrice Duverger dalam bukunya, mengatakan sebagai berikut: “Integrasi didefinisikan sebagai “dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara bagian-bagian antara organisme hidup atau antar anggota-anggota dalam masarakat” sehingga integrasi adalah proses mempersatukan masyarakat,yang cenderung membuatnya menjadi suatu kata yang harmonis yang didasarkan pada tatanan yang oleh angota-anggotanya dianggap sama harminisnya.
Dari dua pengertian tersebut diatas pada hakekatnya integrasi merupakan upaya politik/ kekuasaan untuk menyatukan semua unsure masyarakat yang majemuk harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan bersama.
Proses integrasi disebabkan adanya, kebersamaan sejarah, ada ancaman dari luar yang dapat mengganggu keutuhan wilayah, adanya kesepakatan pemimpin, homogenitas social budaya serta agama ,dan adanya saling ketergantungan dalam bidang politik dan ekonomi.
Nazarudin berpendapat istilah integrasi nasional merujuk kepada perpaduan seluruh unsur dalam rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi social,budaya, ekononi, maka pengertian integrasi nasional adalah menekan kan pada persatuan persepsi dan prilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Nazaruddin Sjamsudin mengatakan “Integrasi lazim dikonsepsikan sebagai suatu proses ketika kelompok social tertentu dalam masyarakat saling menjaga keseimbangan untuk mewujudkan kedekatan hubungan-hubungan social,ekonomi ,politik. Kelompok-kelompok sosial tersebut bisa terwujud atas dasar agama dan kepercayaan, suku, ras dan kelas. Konsepsi tersebut mengisyaratkan bahwa integrasi tercipta melalui proses interaksi dan komunikasi yang intensif (dengan tetap mengakui adanya perbedaan. Kemudian jalan menuju proses intagrasi tidak selalu lancer atau mulus seringkali menemukan hambatan-hambatan, itu jelas ada seperti adanya primordialisme, suku, ras, agama dan bahasa. Dalam setiap kebijakan pemerintah selalu ada reaksi setuju dan tidak setuju, hal tersebut adalah wajar apabila suatu negara dibentuk dari suatu masyarakat yang majemuk, ada yang merasa diuntungkan dan ada yang merasa dirugikan okeh kebijakan tersebut. Kelompok yang merasa dirugikan dengan adanya kebijakan tersebut akan merasa tidak puas maka kelompok tersebut akam menyalurkan kekecewaannya dalam masyarakan melalui kelompok-kelompok yang ada didalammya.

2.11 Integrasi dan Norma Sosial
Integrasi sosial terjadi karena unsur-unsur sosial saling berinteraksi. Proses integrasi sosial dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh norma-norma sosial dan adat istiadat yang baik. Norma-norma sosial dan adat istiadat merupakan unsur yang mengatur perilaku dengan mengadakan tuntutan mengenai bagaimana orang harus bertingkah laku. Apabila proses integrasi sosial tidak tercapai maka didaalam masyarakat akan terjadi disintegrasi sosial.
Tercapainya integrasi sosial memerlukan pengorbanan baik pengorbanan perasaan, maupun pengrobanan materil. Dasar dari pengorbanan adalah langkah penyesuaian antara bhanyak sekali perbedaan perasaan, keinginan, ukuran dan penilaian. Apabila pengorbanan dan toleransi dapat dicapai dalam bentuuk konsensus, kemungkinan terjadinya integrasi tahap awal akan mulai nampak.
Norma sosial sebagai acuan bertindak dan berprilaku dalam masyarakat akan memberikan pedoman untuk seorang bagaimana bersosialisasi dalam masyarakat.

2.12 Hukum dan Integrasi
Dengan kata lain menurut pendapat Pound, hukum adalah upaya untuk meraih kepuasan, rekonsiliasi, harmonisasi, penyesuaian terhadap berbagai pertentangan tuntutan dan permintaan, bahkan memberikan perlindungan secara langsung dan segera, atau memberikan jaminan perlindungan atas berbagai kepentingan individu, sehingga memberikan dampak luas bagi kepentingan warga masyarakat dengan pengorbanan yang minimal pada berbagai kepentingan tersebut secara keseluruhan. (Pound, 1943: 39)
Dalam pandangan Pound, hukum dalam masyarakat yang heteronom dan pluralistik, sebagaimana di Amerika Serikat, memerlukan pemahaman yang baik sebagai upaya kompromi masyarakat dengan menekankan pada ketertiban sosial dan harmonisasi. Pound memberikan argumentasi bahwa dalam sejarah pembangunan hukum telah menunjukkan suatu pengakuan terhadap pertumbuhan dan kepuasan kebutuhan manusia, tuntutan dan keinginan melalui hukum.
Selanjutnya, Roscoe Pound juga memandang hukum sebagai bentuk perubahan sosial (social engineering) yang diarahkan untuk mewujudkan keharmonisan masyarakat. Pound berpendapat bahwa tujuan hukum adalah mempertahankan dan memastikan esensi nilai-nilai dan kebutuhan terhadap ketertiban sosial (social order), tidak dengan memaksa keinginan suatu kelompok kepada kelompok lainnya, akan tetapi dengan melakukan pengawasan (controlling), rekonsiliasi dan mediasi terhadap keberagaman dan pertentangan kepentingan antara para individu dan kelompok masyarakat. Singkatnya, tujuan hukum adalah untuk mengawasi berbagai kepentingan dan mempertahankan atau memelihara keharmonisan dan integrasi masyarakat.
Hukum merefleksikan kompromi dan konsensus antara beragamnya kepentingan kelompok-kelompok dan nilai-nilai fundamental demi terwujudnya ketertiban sosial (Chambliss, 1976 : 4).

2.13 Pandangan Konsensus Integrasi(Integration-Consensus Perspective)
Pandangan konsensus integrasi (integration-consensus) menggambarkan masyarakat yang terintegrasi secara fungsional dan relatif memiliki sistem yang stabil. Sistem tersebut diadakan dan dibuat secara bersama dan didasarkan pada suatu kesepakatan atau konsensus dasar atas nilai-nilai. Ketertiban sosial (social order) merupakan hal yang relatif permanen dan para individu dapat meraih kepentingan-kepentingan mereka melalui kerjasama.
Pandangan ini memandang konflik sosial sebagai upaya perjuangan tidak diperlukan bagi para individu dan kelompok yang belum memperoleh pemahaman yang cukup tentang kepentingan bersama dan saling ketergantungan secara mendasar.
Pandangan ini justeru menekankan pada rasa kepaduan (cohesion), rasa solidaritas, rasa kesatuan (integration), sikap kerjasama (cooperation) dan stabilitas masyarakat, yang dilihat sebagai budaya berbagi dan kesepakatan pada nilai-nilai dan norma-norma yang fundamental.
Pandangan konsensus integrasi (integration-consensus) ini melihat hukum sebagai suatu kerangka kerja yang netral (a neutral framework) untuk mempertahankan dan memelihara integrasi masyarakat. Salah satu sarjana terkemuka dan paling berpengaruh adalah Roscoe Pound (1943-1959). Menurut Pound, masyarakat sebagai keragaman kelompok yang kepentingan-kepentingannya seringkali bertentangan satu sama lain, tetapi pada dasarnya berjalan secara harmonis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Integrasi politik menunjuk pada sebuah ‘proses kepada’ atau sebuah ‘produk akhir’ penyatuan politik di tingkat global atau regional di antara unit-unit nasional yang terpisah.

3.1.2 Integrasi masyarakat dalam negara dapat tercapai apabila :Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu yang bersifat fundamental dan krusial.Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling mengawasi dalam aspek-aspek sosia yang potensial.Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh.

Similar Documents

Premium Essay

Social Group and Politics

...members of legislative bodies through contribution to political parties, working to elect sympathetic or pliable politicians, and conducting covert or open propaganda campaigns. At this juncture, My emphasis is on The Anti-Abortion Right Group in My State of Maryland,which is of particular interest to me. Because my  Delegate is a Republican. In the late 1960s, a number of organizations were formed to mobilize opinion against the legalization of abortion. In the United States, the National Right to Life Committee was formed in 1968, while in Australia, the National Right to Life formed in 1970. The United States pro-life movement (also known as the United States anti-abortion movement or the United States right-to-life movement) as a social and political movement in the united state opposing on moral or sectarian grounds elective Abortion and usually supporting its legal prohibition or restriction. Advocates generally argue that human life begins at conception and that the human fetus (and in most cases the human embryo) is a  and therefore has a right to life. The pro-life movement includes a variety of organizations, with no single centralized decision-making body.   The description "pro-life" was adopted by the right-to-life (anti-abortion) movement in the United States following the...

Words: 1392 - Pages: 6

Premium Essay

Social Media's Influence On Politics In The United States

...Everyone who watches the news, goes on social media, reads the newspaper, or indulges in any form of media has their political views changed subconsciously. We the people of the United States of America have a lot of freedoms; we can live our lives and make thousands of choices that will influence how our lives play out. One of the choices we make multiple times in our lives is electing government officials, whether it be as small as a state representative or as big as electing the president we have the right to make those choices once we hit eighteen. We learn a lot about politics before we hit eighteen, whether it be through family, friends, or TV by the time we hit eighteen we usually have our opinions on politics. But with the new age driving towards technology, the media has many outlets to reach out to people and force their agenda upon them....

Words: 641 - Pages: 3

Free Essay

Social Media's Impact on Politics

...Topic: Social Media’s Impact on the Government Subtopic: Social Media’s impact on Politics Social Media has had a lot of impacts in the government. It affects the governments in different ways such as:Globally, Politically, economically, and Involvement. As we know now a days the government likes to use social media to keep us informed or as youths like to say it to keep us Hip. The Government doesn’t just use social media to keep us Hip, but they also use it for campaigning. As said here “It has become fairly common for political campaigns to produce commercials and publish them for free on YouTube instead of, or in addition to, paying for time on television or the radio.”(Tom, Different ways of doing it). Politicians use social Media to do things like this in order to save money. Meaning when they are campaigning they also try to save money. “Personal communication via social media brings politicians and parties closer to their potential voters.”(European Parliamentary, Politicians).This shows how politicians are brought together with the people that could potentially vote for them. “Reactions, feedback, conversations and debates are generated online as well as support and participation for offline events.”(European Parliamentary, People). Due to social Media more and more youths are involved in politics, this means youths are no longer left in the dark they are knowledged. “41% of young people engaged in at...

Words: 784 - Pages: 4

Free Essay

The Relevance of Social Capital in Politics

...The Relevance of Social Capital in Politics Social capital is about the value of social networks, bonding similar people and bridging between diverse people, with norms of reciprocity. (Dekker and Uslaner 2001) As indicated by Robert Putnam (2000), there is a distinction between bonding social capital, which is exclusive, and bridging social capital, which is inclusive. In other words, those with similar ideas and views join groups or organizations that collectively share the same; these groups provide social capital that is bonding in nature and reinforces their views or beliefs. Other groups that tend to be open to many different viewpoints and ideas are inclusive, and allow for the development of social capital that is bridging in nature. Every relationship tends to come with its own reciprocity, or mutual benefit, which can translate into social capital. Social capital is equal to one’s social value, and is what most determines outcomes in politics (and business in many cases). If you have developed strong bonds with like-minded individuals and strong bridges with those with differing views, then you would generally be considered to have good, well rounded social capital. Politicians are, (in theory at least), representative of their constituents. The reality is that they represent most of the values and ideology of the majority of their constituents. The reality may be that they put on a good show in order to gain enough social capital to be voted into office...

Words: 417 - Pages: 2

Free Essay

Social Media Politics

...Noah Chadwick Lecture 5 Reading Responses Vincent Raynauld Social Media and Politics Long ago in the history books of America and around the world politics occurred in open spaces and in crowded rooms. Grass roots organization actually occurred on grass. In the new millennium the political landscape is rapidly changing and people don’t know what to consider a fickle trend or an actual anthropological shift in the way in which politics operates today. What is becoming clear is that the Internet, or more specifically social media, is now a mean in which politicians can communicate with their electorate. At the same time it is a means in which electorates can engage with politicians. The political landscape is now scattered and fractured; and it is becoming difficult to discern what is politics and what is white noise. The article Party Change, Social Media, and the Rise of “Citizen-Initiated” Campaigning Rachel Gibson dissects the recent trends in the way that the internet and social media have changed the populist political landscape. What she focuses most on is Citizen Initiated Campaigning or CIC. This is grass roots campaigning that occurs in the digital sphere but eventually blends into actual organizations and voter turn outs for specific events and elections. Through her article Gibson examines how citizens engage with politicians they are passionate about and how they use social media to relay that politicians message to people they know through the internet...

Words: 1023 - Pages: 5

Free Essay

Social Media and Politics

...Bacheloropdracht Bestuurskunde Wie regeren het social media landschap? Een onderzoek naar de rol van social media bij de informatievoorziening van én naar de diverse politieke partijen en politici in Nederland. Auteur: Jeroen Wichers Studentnr: s0121568 Studie: Bestuurskunde Juni 2012 Begeleider: Prof . Dr. C.W.A.M. Aarts Meelezer: Mw. Dr. A. Dassen 1 SAMENVATTING De doelstelling van dit onderzoek was het analyseren van de rol van social media bij de informatievoorziening van én naar de diverse politieke partijen en partijleiders in Nederland in december 2011. Een longitudinaal onderzoek gedurende vier weken, waarin alle berichten, blogs en tweets van politieke partijen en politici op Facebook, Hyves en Twitter (en LinkedIn) werden geanalyseerd en gedocumenteerd, was hier de opmaat naar. Daarnaast werd het online publiek in kaart gebracht, gemeten op diverse momenten, zodat tevens de dynamiek van dit publiek kon worden geanalyseerd. De eerste afbakening van het onderzoek, met betrekking tot de schifting in de betrokken social media netwerken, is gebaseerd op de grootte ervan; het betreft de grootste vier netwerken die Nederland kent. Het onderzoeken van de rol van social media werd vertaald naar vier centrale constructen, elk vertegenwoordigd in een deelvraag: bereik, intensiteit, interactie en thema. Het onderzoeken op welke wijze en hoe intensief social media gebruikt worden door de diverse actoren in het vaderlandse politieke landschap was één van de (sub-)doelstellingen...

Words: 11604 - Pages: 47

Free Essay

Social Theory of International Politics

...Social Theory of International Politics Is it a good alternative on established theories in international relations? 1811 Words Maxim de la Haije (2509740) VU University Political Analysis Dr. Paul Pennings Amsterdam, 28 June 2013 Introduction In recent decades, many approaches have emerged which all try to clarify the processes of international relations as best as possible. Alexander Wendt, a staunch supporter of the social constructivist school, developed the ‘Social Theory of International Politics’ to explain this process, this theory is based on social constructivism. His works can be seen as a response to the theory developed by Waltz, which provided the basis for the neorealist school. This new approach to international relations is increasingly gaining ground and can be seen as a important contribution towards existing theories of international relations. Wendt felt that the existing theories in international relations were too restrictive and too much adherence to guidelines. He thinks out of the box and is in certain areas very rebellious. He beliefs that realism misses the inter subjectively shared ideas which shape behaviour by constituting the identities and interest of actors. Wendt (1999) sees the international system as a social construction. In his works he emphasizes the role of shared ideas and norms in shaping state behavior. Liberal and realist perspectives aim that materialist or individualist reasons causes actions by states. Wendt...

Words: 1934 - Pages: 8

Free Essay

Mpob

...[pic] LOVELY SCHOOL OF BUISNESS AND ARTS DEPARTMENT OF MANAGEMENT TERM PAPER TOPIC:POWER AND POLITICS IN CORPORATE SECTOR Submitted to Regards, Miss Tejbir Kaur Kaushal Kishore(RR1903B42) POWER AND POLITICS IN CORPORATE SECTOR Contents: ➢ Introduction ➢ Power empowerment ➢ Objectives Of Power & Politics ➢ Defination of power ➢ Types of power ➢ Graphical Representation of power ➢ Defination Of Politics ➢ How power and politics means in corporate sector? ➢ Relate power and poltics ➢ Methodology ➢ Conclusion INTRODUCTION Power and Politics have been described as the last dirty words. People who got power but they supposed to deny and sometimes they misuse their power and they want it not to try and not look like they are seeking it, and those who are good at getting it are secretive and how they have to do so. Politic also plays an important role in corporate sector. All things should mentioned below, how they supposed to use their political work in an organization. By harassing the employees and specially the ladies for their sexual...

Words: 2084 - Pages: 9

Free Essay

Influence in Everyday Chinese Politics

...Influence in Everyday Politics The Chinese political realm differs vastly from liberal democracies that people in the west are familiar with. The statement “in China today, the general public have no political influence” is complicated by a focus on everyday politics. Chinese citizens do participate in everyday politics, although not in the direct way found in democratic nations. The power of social media in China is allowing internet users to express dissatisfaction with the government, even in the face of censorship. The power of social media and its political influence is illustrated through the 2011 Wenzhou train collision case, which ignited outrage from online communities and led to the exposure of corruption amongst government officials. Typically, when a person thinks about the western concept of political influence, voting in a democratic election comes to mind. For the average citizen, their vote represents their voice in politics. If a person is not satisfied with the government or want to voice their concerns, they are able to freely criticize the state or engage in peaceful protests. They may also participate in politics by joining a political party or even forming a new party. The western concept of political influence centers on free speech and acting directly to affect politics. The concept of political influence by the general public in China is vastly different from western norms. The political system in China is not a liberal democracy, thus many foreigners...

Words: 1688 - Pages: 7

Premium Essay

Potential Product – Sunsilk Shampoo Is Still Evolving and We Have Seen That Every Alternate Year Some Major Improvement Is Introduced in the Product Line to Incorporate Innovation to Satisfy Customers and

...THE IMPACT OF ORGANIZATIONAL POLITICS ON THE WORK OF THE INTERNAL HUMAN RESOURCE PROFESSIONAL by Julie A. Paleen Aronow A Research Paper Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for Master of Science Degree in Training and Development Approved: 4 Semester Credits Dr. Kat Lui The Graduate College University of Wisconsin – Stout May, 2004 ii The Graduate School University of Wisconsin – Stout Menomonie, WI 54751 ABSTRACT Aronow Julie Ann Paleen ________________________________________________________________________ (Last Name) (First) (Middle) THE IMPACT OF ORGANIZATIONAL POLITICS ON THE WORK OF THE INTERNAL HUMAN RESOURCE PROFESSIONAL ________________________________________________________________________ (Title) Training and Development Dr. Kat Lui May 2004 65 ________________________________________________________________________ (Graduate Major) (Research Advisor) (Month/Year) (No. of Pages) American Psychological Association, 5th Edition ________________________________________________________________________ (Name of Style Manual Used in this Study) The coveted epicenter for the contemporary human resource professional is partnering with other internal business leaders to fulfill the organization’s mission through sound and ethical business principles and human resource practices. Over three decades, the discipline has matured into one that includes transactional practices along side the more sophisticated organizational development...

Words: 16734 - Pages: 67

Premium Essay

College

...ORGANIZATIONAL POLITICS* PATRICIA BRADSHAW-CAMBALL AND VICTOR V. MURRAY York University, 4700 Keele Street, North York, Ontario, Canada Despite recent and growing interest in organizational politics, conceptual thought in this area tends to be dominated by a single theoretical perspective. In this paper we describe and contrast three views of organizational politics (functionalist, interpretive and radical) according to their differing structures, processes and outcomes. Each view, or lens, directs attention to some aspects of politics and away from others, and each has strengths and weaknesses embedded in it. In order to assess whether multiple perspectives on politics can be fruitfully applied simultaneously, we describe and analyze a case of a hospital administration engaged in budgeting games and illusion making. The data for the case were collected using naturalistic inquiry and multiple methods including structured and unstructured interviews, review of documents, observation of meetings and casual interaction facilitated by frequent visits over a ten-month period. The case revolves around the hospital administrators' attempts to deal with what they termed a "disastrous deficit" and the most serious financial situation in the hospital's history. Strategies for dealing with the funding agency and board of directors included the management of meaning and communications about the term "deficit." The three perspectives on organizational politics highlight different...

Words: 12371 - Pages: 50

Free Essay

Goverment and Politics

...CREST CENTRE FOR RESEARCH INTO ELECTIONS AND SOCIAL TRENDS Working Paper Number 106 June 2004 Is Britain Facing a Crisis of Democracy? By Catherine Bromley, John Curtice and Ben Seyd The Centre for Research into Elections and Social Trends is an ESRC Research Centre based jointly at the National Centre for Social Research (formerly SCPR) and the Department of Sociology, University of Oxford http://www.crest.ox.ac.uk Is Britain Facing a Crisis of Democracy? by Catherine Bromley, John Curtice and Ben Seyd EXECUTIVE SUMMARY Britain is widely believed to be suffering a crisis of democracy. This briefing examines whether this perception is justified or not. Our findings - which are based on a four year research project funded by the ESRC - address four key issues: the legitimacy of governments, patterns of participation in politics, the impact of constitutional reform, and the explanation for any crisis. Legitimacy There has been a decline in levels of trust in government and confidence in the political system. Thirty years ago, four in ten people in Britain trusted government to put the needs of the nation above those of their political party; today, just one in five do so. But much of this decline set in during the early 1990s, although trust and confidence have fallen further since 1997. Participation Turnout at all elections has declined since 1997, most noticeably at the 2001 general election, when the participation rate was the lowest since 1918....

Words: 7074 - Pages: 29

Free Essay

Political Science

...Name: Tutor: Course: Date: The Role of Women in Kuwaiti Politics Introduction Kuwait is a rapidly growing modernizing country where women enjoy a number of similar social and civil rights that men do enjoy. The country has gone through numerous economic, political, and social developments throughout the 20th century. Regardless of this, rulers in Kuwait continue to cherish that fact that Kuwait can be a developed nation with its traditionally organized formation. The people of Kuwait dream that “Kuwait can be simultaneously a "developed" country and a "traditional" tribally organized” (Tetreault 204, p. 203). Social formation run by an autocratic ruler Rulers such as Emir Mubarak consolidated the power of ruling Sabah family against merchant clans that dominated before. More, the ruler made sure that his autocratic reign could go beyond his descendants after his death. In the reign of Emir Abdullah al-Salim, policies, which strengthened social forces in Kuwait, were emphasized. In as much as women enjoy similar social and civil rights as men, they are deprived of several political rights that men enjoy. Whereas they are entitled to take part as voters as well as candidates in the administration of local cooperatives stores, they are offered with the chance to run for national legislature/vote for its members. In the month of May, 1999, the emir of Kuwait promulgated a decree that offered women with the right to vote and for public office in municipal and parliamentary...

Words: 2416 - Pages: 10

Premium Essay

Political Science

...Gabriel Laurencin Jr Political Science Assignment VI April 17, 2015 The last three months of college have offered me opportunity to learn and understand the science that is involved in politics. Politics can be simplified into smaller components and an easier understanding by studying how it works and the systems of which they operate. This is what we call a social science. According to Britannica Encyclopedia Political science is a social science discipline that deals with systems of government and the analysis of political activity and political behavior. It deals extensively with the theory and practice of politics which is commonly thought of as the determining of the distribution of power and resources. When I started the political science class my views on politics were negative. Negative in the sense that I wanted little to do with politics. My view of politics was a form of corruption were citizens were robbed. My recent studies of the political science have changed my views, interest, and expectations of politics. Growing up in the Virgin Islands my generation has heard and seen very little positive talks about politics. My definition of politics before my political science class was fairly simple. I thought politics were a group or an entity of elected officials that controlled government money. I learned that I was not one 100% right but there was way more to that one simple word. The very first thing that political science made me understand is the importance...

Words: 1181 - Pages: 5

Free Essay

Intro to Politology

...Введение в Политологию Программа учебного курса Российская экономическая школа, совместный бакалавриат РЭШ-ВШЭ, весенний семестр 2014 года (64 часа в аудитории) Преподаватель – Балалаева Дина Яновна, Ph.D. Занятия: лекция - среда, 15:10-16:30, семинар- 13:40-15:00 Консультации – TBA Компетенции, формируемые в результате освоения дисциплины: В результате освоения дисциплины студент должен обладать следующими общекультурными (ОК) и профессиональными компетенциями (ПК): ОК-4, ПК-8, ПК-9 Общий объем аудиторных часов – 64 в том числе:  лекции  –  32  часа. практические занятия -   32  часа. Промежуточный контроль – статья. Краткая аннотация Данный курс по «Сравнительной политологии» охватывает наиболее важные темы дисциплины и прослеживает развитие методологии от сравнительных кейс-стади до крупномасштабных межвременных исследований и экспериментов на местах. Почему, в среднем, самые богатые страны – демократии? Или, заимствуя вопрос Л. Даймонда (2010), почему мир не знает ни одной арабской демократии? Почему авторитаризм не помешал (помог?) «азиатским тиграм»? Насколько устойчивы гибриды? В чем «секрет эффективности» парламентской формы правления? Почему страны с пропорциональной системой выборов больше тратят на социальные расходы, чем страны с мажоритарной формулой? Производят ли федерации больше технологических инноваций, чем унитарные государства? Каково оптимальное...

Words: 5430 - Pages: 22