Free Essay

Spesialisasi Industri

In:

Submitted By cyn3424
Words 5476
Pages 22
MAKALAH SEMINAR PEMERIKSAAN AKUNTANSI
SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR SEBAGAI PREDIKTOR ERC PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(HANS HANANTO ANDREAS)
MODEL PENELITIAN PERHITUNGAN JASWADI

KWIK KIAN GIE
SCHOOL OF BUSINESS

DISUSUN OLEH:
Agnes Priyanti | 38110110
Cynthia Yolanda | 32110011
Esther Claudya Situmorang | 31110391
Inggried | 34110198
Johanna Angela | 39110133
Maggie | 32110112

KELAS : A
DOSEN: CARMEL meiden

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KWIK KIAN GIE
MEI 2014

DAFTAR ISI BAB I 1 PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. RUANG LINGKUP 2 C. TUJUAN PENELITIAN 2 BAB II 3 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 3 A. TINJAUAN PUSTAKA 3 B. HIPOTESIS 8 BAB III 10 METODE PENELITIAN 10 A. PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL 10 B. PEMILIHAN DAN PENGUKURAN VARIABEL 11 C. TEKNIK DAN LANGKAH ANALISIS 16 D. UJI HIPOTESIS 16 BAB IV 20 ANALISIS DAN UJI PENELITIAN 20 BAB V 30 KESIMPULAN DAN SARAN 30 A. KESIMPULAN 30 B. SARAN 30 DAFTAR PUSTAKA 32

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Informasi sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Perusahaan – perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan melapor laporan keuangan secara berkala sebagai salah satu sumber informasi bagi investor dan pengambilan keputusan investasi para pelaku pasar. Salah satu informasi yang disajikan adalah pengumuman yang berhubungan dengan laba, karena informasi laba ini digunakan oleh investor serta memberikan gambaran mengenai kinerja suatu perusaha
Penelitian untuk mengetahui apakah informasi keuangan, khususnya informasi laba mempunyai nilai yang relevan bagi para pengambil keputusan investasi (value relevance), dimulai dari Ball and Brown (1968), investor menemukan bahwa laba akuntansi memiliki kandungan informasi yang relevan. Penelitian mengenai hubungan laba dengan nilai pasar saham juga dilakukan oleh Beaver (1968), bahwa investor menghubungan laba dengan nilai pasar saham untuk mengetahui kandungan informasi dalam pengumuman laba tahunan. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa pengumuman laba akuntansi berhubungan dengan harga saham, sehingga laba akuntansi memiliki relevansi nilai terhadap nilai pasar saham dan dapat digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan bisnis.
Penelitian mengenai value relevance informasi laba dilakukan dengan cara menghubungkan data kuntansi yaitu laba dengan data pasar modal (saham). Beberapa penelitian dibangun untuk mengetahui seberapa sensitif harga saham terhadap perubahan laba akuntansi dan apakah tingkat sensitivitas ini berbeda antar perusahaan. Apabila laba dan return memiliki hubungan, maka laba dikatakan memiliki kandungan informasi (Setyaningtyas, 2009). Penelitian mengenai penilaian hubungan antara laba dan harga saham seringkali berfokus pada koefisien respon laba, karena koefisien ini dianggap sebagai pengukur sensitifitas dari return ekuitas terhadap laba kejutan (Setyaningtyas, 2009). Penelitian model ini dikenal dengan penelitian Earnings Responses Coefficient atau disingkat ERC.

B. RUANG LINGKUP
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan ruang lingkup sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara kualitias audit yang diproksikan dengan auditor spesialisasi industri dengan kualitas informasi yang dapat dilihat dari ERC? 2. Apakah ERC pada perusahaan yang menggunakan auditor spesialisasi industri lebih tinggi dibandingkan ERC pada perusahaan yang tidak menggunakan auditor spesialisasi industri?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk melihat hubungan kualitias audit yang diproksikan dengan auditor spesialisasi industri dengan kualitas informasi yang dapat dilihat dari ERC. 2. Untuk menguji apakah ERC pada perusahaan yang menggunakan auditor spesialisasi industry lebih tinggi dibandingkan ERC pada perusahaan yang tidak menggunakan auditor spesialisasi industri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA * EARNINGS RESPONSES COEFFICIENT (ERC)
Ekawati (2008) mendefinisikan ERC sebagai kuat lemahnya reaksi pasar terhadap pengumuman laba, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi kandungan informasi laba yang dihasilkan oleh laporan laba. Menurut Zulhwati (2005), ERC adalah reaksi atas laba yang diumumkan perusahaan. Reaksi yang diberikan tergantung dari kualitas earning yang dihasilkan perusahaan. Beberapa penelitian berikut ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor atau determinan yang mempengaruhi ERC.
Penelitian yang dilakukan oleh Imhoff dan Lobo (1992) melihat reaksi harga saham terhadap laba kejutan berhubungan dengan kualitas angka earnings yang dilaporkan. Penelitian mereka menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki konsensus rendah dengan ramalan earnings analis cenderung memiliki ERC rendah. Easton and Zmijewsji (1989) menemukan bahwa ukuran perusahaan berkolerasi dengan ERC. Christina (2005) menyatakan bahwa potensi laba berhubungan positif dengan ERC. Lang and McNichols (1990) menggunakan korelasi antara arus kas dengan earnings sebagai proksi untuk kualitas laporan earnings. Sebagai perluasan dari pernyataan tersebut, dikatakan bahwa auditor yang berkualitas tinggi memberikan kepastian yang besar terhadap kesesuaian laporan keuangan. Oleh karena itu, diharapkan adanya korelasi yang tinggi antara expected future cash flow, earnings akuntansi dengan auditor yang berkualitas tinggi (Mayangsari 2004). Collins and Kothari (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh yang lebih besar akan memiliki ERC yang tinggi serta earnings yang berhubungan negatif dengan ERC. Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah bahwa investor merespon secara berbeda informasi laba akuntansi yang berbeda sesuai dengan kualitas informasi laba tersebut. Semakin berkualitas laba akuntansi maka semakin tinggi respon investor.
Keputusan ekonomi yang dibuat oleh pelaku pasar berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan biasanya tercermin dalam tindakan pelaku pasar yang disebut reaksi pasar. Karena investor tidak dapat secara langsung melihat hal – hal yang mendasari nilai earnings yang sesungguhnya, maka mereka pada umumnya bergantung pada angka – angka akuntansi yang dilaporkan. Untuk meningkatkan kredibilitas earnings yang dilaporkan, investor biasanya bergantung pada opini auditor eksternal yang memberikan jasa atestasi tentang kesesuaian earnings yang dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (Mayangsari 2004).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas audit dengan kualitas informasi yang dihasilkan dari jasa auditor berkualitas (spesialisasi industri auditor), dalam hal laporan keuangan khususnya earnings, yang dilihat dari besarnya ERC, serta untuk melihat pengaruh spesialisasi industri auditor pada besarnya ERC perusahaan yang menggunakan auditor spesialisasi industri dan non spesialisasi industri. Penelitian-penelitian sekarang telah berkembang dengan pengujian variabel yang berpengaruh terhadap ERC yaitu spesialisasi industri auditor (Mayangsari 2004). Auditor berperan penting dalam memberikan pendapat mengenai laporan keuangan perusahaan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, karena opini auditor dalam laporan keuangan (seperti kualitas earnings perusahaan) cenderung direaksi oleh pelaku pasar sebagai signal dalam pengambilan keputusan ekonomi (Netralia 2007). Kualitas auditor memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas earnings yang dilaporkan, karena investor beranggapan bahwa laporan earnings dari auditor yang berkualitas lebih akurat dan dapat mencerminkan nilai ekonomi yang sesungguhnya (Teoh and Wong, 1993). Craswell et al. (1995) menunjukkan bahwa spesialisasi auditor pada bidang tertentu merupakan dimensi lain dari kualitas audit. Spesialisasi industri membuat auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak spesialis (Hogan and Jeter, 1999). Hasil penelitian dari Mayangsari (2004) menyatakan bahwa spesialisasi industri auditor mempengaruhi ERC.
Auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, melainkan juga industry klien. Meskipun mengaudit perusahaan manufaktur prinsipnya sama dengan mengaudit perusahaan asuransi, namun sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berlaku mungkin berbeda, sehingga hal ini mengharuskan auditor memiliki pengetahuan mengenai karakteristik industri tertentu yang mempengaruhi pengauditan. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan terhadap spesialisasi auditor (Kusharyanti 2003).
Auditor dikatakan spesialisasi industri jika auditor memiliki banyak klien dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan cara yang digunakan oleh Craswell et al. (1995). Pertama, sampel industri yang digunakan adalah indutri yang minimal memiliki 30 perusahaan. Kedua, auditor dikatakan spesialis jika auditor tersebut mengaudit 15% dari total perusahaan yang ada dalam industri tersebut.

* TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
Penelitian mengenai tuntutan atas kualitas audit dapat dijelaskan dengan agency theory (teori keagenan). Teori keagenan merupakan proses kontrak antara dua orang atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba mendapatkan yang terbaik bagi dirinya (Scott 2000). Pemilik dan agen diasumsikan sebagai pihak yang memiliki pengetahuan di bidang ekonomi secara rasional dan saling memiliki kepentingan pribadi. Karena agen dan principal memiliki kepentingan pribadi, maka akan timbul masalah jika terdapat informasi yang asimetri (information asymetry). Scott (2000) menyatakan apabila beberapa pihak yang terkait dalam transaksi bisnis lebih memiliki informasi daripada pihak lainnya, maka kondisi tersebut dikatakan sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi dapat diartikan sebagai informasi yang terdistribusi dengan tidak merata diantara agen dan pemilik, serta tidak mungkinnya pemilik untuk mengamati secara langsung usaha yang dilakukan oleh agen. Hal ini menyebabkan agen cenderung melakukan perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour). Salah satu dysfunctional behaviour yang dilakukan agen adalah pemanipulasian data dalam laporan keuangan.
Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak manajer (agen) dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan tahunan perusahaan dan memberikan opini atas laporan keuangan tersebut mengenai kewajarannya.
Teori keagenan dapat diperluas lebih lanjut dengan audit brand name dan spesialisasi industri sebagai suatu fungsi peningkatan kos agensi (Mayangsari 2004). Penelitian-penelitian sebelumnya (Craswell et al. 1995, Hogan and Jeter 1999) menunjukkan bahwa variasi cross-sectional faktor – faktor khusus perusahaan dapat mempengaruhi kos agensi, sehingga perbedaan ini membutuhkan keahlian tertentu yang bisa mendeteksi lebih baik.
Dengan demikian, kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan terhadap spesialisasi auditor. Craswell et al. (1995) menunjukkan bahwa spesialisasi auditor dalam bidang tertentu merupakan dimensi lain dari kualitas audit. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa fee auditor spesialis lebih tinggi dibandingkan fee auditor non spesialis. Hogan and Jeter (1999) mengungkapkan bahwa spesialisasi industri membuat auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak spesialis. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pangsa pasar pada kantor-kantor akuntan yang memiliki spesialisasi dari tahun pengamatan 1976 sampai dengan 1993. Beberapa penelitian berikut ini menguji pengaruh persepsi kualitas auditor terhadap earning responses coefficient.
Teoh and Wong (1993) menunjukkan bahwa pasar merespon secara berbeda terhadap kualitas auditor, yang diproksikan dengan auditor Big 5 dan non-Big 5.Artinya, semakin berkualitas auditor maka semakin tinggi kredibilitas angka-angka akuntansi yang dilaporkan, sehingga dengan demikian semakin besar ERC nya. Tetapi sejak merebak kasus Enron yang melibatkan kantor akuntan publik Arthur Anderson, maka penelitian-penelitian yang menggunakan proksi Big 5 dan non-Big 5 mulai mendapat kritikan dan menimbulkan keraguan.
Penelitian berkembang menggunakan proksi audit yang lebih baik yaitu spesialisasi industri auditor. Hogan and Jetter (1999) menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor merupakan dimensi lain dari kualitas audit. Mereka menyatakan bahwa spesialisasi industri membuat auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak spesialis.
Balsam et al. (2003) menemukan bahwa spesialisasi industri auditor dapat meningkatkan ERC. Dunn et al. (2000) juga menemukan bahwa klien yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri memiliki kualitas pengungkapan yang tinggi. Spesialisasi industri auditor berhubungan positif dengan kualitas audit karena auditor yang berpengalaman mengaudit klien pada industri khusus lebih mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi masalah industri khusus daripada auditor yang belum berpengalaman mengaudit industri khusus, Kantor Akuntan Publik yang mempunyai banyak klien dalam industri yang sama (spesialisasi pada industri tertentu) akan lebih memahami risiko audit khas yang ada dalam industri khusus tersebut.

B. HIPOTESIS
Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis 1 yaitu:
H1: Spesialisasi industri auditor berpengaruh positif pada ERC
Hasil penelitian Mayangsari (2004) mendukung hipotesis bahwa spesialisasi industry auditor mempengaruhi ERC. Dikatakan ERC perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri lebih besar dari ERC perusahaan yang diaudit oleh auditor non spesialisasi industri. Balsam et al. (2003) menemukan juga bahwa spesialisasi industri auditor dapat meningkatkan ERC. Pelaku pasar merespon positif perusahaan yang diaudit oleh spesialisasi industri auditor dalam hal kredibilitas pengungkapan laba. Spesialisasi industri auditor memberikan signal lebih kredibel dan kemudian laba dengan presisi yang lebih baik. Laba dengan presisi lebih baik terkait dengan kualitas earnings. Secara intuitif besarnya ERC mencerminkan kualitas eanings yang tinggi.
Penelitian dari Gramling et al. (2001) menunjukkan bahwa penggunaan auditor spesialisasi industry dapat mengetahui adanya earnings manajemen, kesalahan prediksi dan kemampuan untuk memprediksi arus kas mendatang.Demikian juga penelitian dari Becker et al. (1998) yang menjelaskan bahwa dengan adanya auditor spesialisasi industri dapat mendeteksi earnings manajemen karena auditor spesialis memiliki pengetahuan lebih (superior knowledge) dan tindakan untuk mencegah terjadinya earnings manajemen demi reputasi mereka, sehingga dapat meningkatkan kualitas laba.Gramling et al. (2001) membuktikan bahwa laba perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri mempunyai daya prediksi arus kas mendatang yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor non spesialisasi industri. Dengan demikian semakin spesialis auditor maka hal tersebut akan direspon berbeda oleh investor. Auditor spesialisasi industri akan lebih memahami mengenai seluk beluk industri, masalah-masalah yang muncul, serta risiko audit khas yang ada di dalam industri tersebut. Sehingga semakin berkualitas auditor, dalam hal ini semakin spesialis, maka semakin tinggi kredibilitas angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa auditor spesialis dapat meningkatkan kualitas earnings yang dilaporkan, sehingga dapat meningkatkan ERC.
Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut:
H2: ERC pada perusahaan yang menggunakan auditor spesialisasi industri lebih tinggi dibandingkan ERC pada perusahaan yang tidak menggunakan auditor spesialisasi industri
Penelitian ini menguji kembali temuan dari Mayangsari (2004) dengan menambahkan satu hipotesis dari penelitian sebelumnya yaitu apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap ERC. Di dalam penelitian ini menggunakan perhitungan ERC yang dilakukan oleh Chandrarin (2003), serta menambahkan satu variabel kontrol yaitu konservatisme akuntansi, karena penelitian yang dilakukan oleh Suaryana (2007) yang menguji hubungan antara ERC dengan konservatisme akuntansi didapat hasil bahwa ERC perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif lebih rendah daripada perusahaan tidak menerapkan akuntansi konservatif. Penerapkan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi dan prediktibilitas laba yang rendah. Laba yang memiliki daya prediksi rendah kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan sehingga ERC yang dihasilkan akan rendah (Lipe 1990).

BAB III
METODE PENELITIAN

A. PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dan sampel dalam penelitian iniadalah perusahaan – perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2010. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria adalah: 1) Perusahaan publik yang digunakan adalah perusahaan publik yang tidak teregulasi karena perbedaan karakteristik industri (regulasi dan non regulasi) mempengaruhi ERC. Hal ini sesuai dengan penelitian Teets and Wasley (1996) bahwa ERC perusahaan yang non regulasi lebih besar dibandingkan ERC perusahaan yang teregulasi. 2) Ukuran spesialisasi industri menggunakan klasifikasi kelompok industri besar yang memiliki sub industri lebih dari 30 perusahaan, sesuai dengan penelitian Craswell et al. (1995).
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap untuk menentukan nilai ERC masing-masing perusahaan selama 2 tahun pengamatan, sedangkan informasi mengenai data auditor independen akan dipakai sebagai pengamatan pada tahun 2010. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory yang meliputi data auditor independen atau kantor akuntan publik yang memenuhi syarat dan terdaftar di BEI tahun 2010, selanjutnya diklasifikasi menjadi auditor spesialis dan non spesialis. Pengkasifikasian ini didasarkan pada prosentase jumlah perusahaan yang diaudit oleh auditor dalam suatu industri. Penelitian dari Zhou and Elder (2001) mendefinisikan KAP sebagai spesialisasi industri jika mengaudit lebih dari 10% perusahaan dari total perusahaan yang ada dalam industri yang sama. Data laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, nilai buku ekuitas, laporan arus kas operasi, depresiasi, kapitalisasi pasar, dan nilai pasar ekuitas tahun 2006-2010, serta data IHSG (selama periode jendela 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah tanggal pengumuman laba tahunan), harga saham penutupan harian untuk setiap sampel perusahaan yang memenuhi syarat dan terdaftar di BEI tahun 2006-2010.

B. PEMILIHAN DAN PENGUKURAN VARIABEL 1) Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Earnings Response Coefficient (ERC). ERC adalah reaksi atas laba yang diumumkan perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah cumulative abnormal return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah unexpected earnings (UE). (Zulhwati 2005). Besarnya ERC diperoleh dengan melakukan beberapa tahap perhitungan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chandrarin (2003). Tahap pertama menghitung cumulative abnormal return (CAR) masing-masing sampel dan tahap kedua menghitung unexpected earnings sampel.
Cumulative abnormal return (CAR) adalah proksi harga saham yang menunjukkan besarnya respon pasar terhadap laba akuntansi yang dipublikasikan (Mayangsari 2004). Penelitian ini menggunakan market adjusted model. Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return sekuritas adalah return pasar pada saat peristiwa. Market adjusted model digunakan karena pasar modal di Indonesia memiliki nilai dan volume transaksi perdagangan yang relatif sedikit. Harga saham di bursa cenderung bergerak pada hari – hari atau peristiwa tertentu saja. Sehingga dalam menggunakan market adjusted model tidak akan ditemui kesulitan dikarenakan perdagangan disekitar hari pengumuman cenderung lebih banyak (Junaedi2005). Market Adjusted Model menganalisis abnormal return kumulatif disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan tahunan. Penelitian ini menggunakan periode jendela selama 5 hari yaitu 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah pengumuman laporan keuangan. Abnormal return harian dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan market adjusted model dengan rumus: ARit = Rit – RMit (1) dimana: ARit = return tidak normal saham ke i pada hari ke t
Rit = return saham ke i pada periode hari ke t
RM it = return pasar ke i pada hari ke t
Sedangkan untuk return saham harian diukur dengan rumus: Rit = (Pit – Pit-1) / Pit-1 (2) dimana: Rit = return saham i pada periode hari ke t
Pit = harga penutupan saham i pada hari ke t
Pit–1 = harga penutupan saham i pada hari t-1
Return pasar (RMit) dihitung dengan rumus: RM it = (IHSG it – IHSG it-1) / IHSG it-1 (3) dimana: RMit = return pasar i pada perioda hari ke t
IHSG it = indeks harga saham gabugan pada hari ke t
IHSGit-1 = indeks harga saham gabungan pada hari t-1
CAR diperoleh dengan cara menjumlahkan return tidak normal perusahaan i sepanjang periode jendela. Penggunaan periode jendela pendek karena investor akan bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang memiliki nilai ekonomis.
CAR selama periode jendela dihitung dengan rumus: CAR = ΣAR it (4) dimana: CAR it = return tidak normal kumulatif saham perusahaan i selama periode jendela 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah tanggal pengumuman laba tahunan
AR it = return tidak normal saham ke i selama periode jendela
Sedangkan untuk unexpected earnings (UE) diukur dengan menggunakan pengukuran yang dilakukan oleh Hartono (2000), yaitu: UE it = (E it – E it-1) / E it-1 (5) dimana: UEit = Unexpected earnings perusahaan i pada periode t
Eit = Laba akuntansi perusahaan i pada periode t
Eit-1 = Laba akuntansi perusahaan i pada periode tahun sebelumnya
(t-1)

2) Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesialisasi industri auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variable dummy, yaitu 1 untuk auditor spesialis dan 0 untuk auditor non spesialis. Auditor spesialis diukur dengan cara yang digunakan oleh Zhou and Elder (2001) dalam mendefinisikan KAP sebagai spesialisasi industri jika mengaudit lebih dari 10% dari total perusahaan yang ada dalam industry yang sama.

3) Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Widhiarso 2011). Variabel kontrol yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain: a) Persistensi laba
Persistensi laba merupakan cerminan kualitas laba yang diperoleh perusahaan karena perusahaan dapat mempertahankan perolehan laba tersebut dari waktu ke waktu (Mayangsari, 2004). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kormendi and Lipe (1987), Easton and Zmijweski (1989) menunjukkan bahwa persistensi laba berhubungan positif dengan ERC. Perhitungan persistensi laba diukur dari slope regresi atas perbedaan laba saat ini dengan laba sebelumnya karena sesuai dengan kondisi Indonesia (Chandrarin, 2003), yaitu: X it = α + βXit-1 + ε (6) dimana: Xit = laba perusahaan i tahun t
Xit-1 = laba perusahaan i tahun t-1 b) Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil laba dibandingkan dengan perusahaan yang setara dalam kelompok industri. Variabel ini diukur dari market to book ratio masing-masing perusahaan pada periode akhir laporan keuangan (Mulyani 2007) dengan rumus: Market to book ratio = nilai pasar ekuitas/nilai buku ekuitas (7) c) Struktur Modal
Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan modal. Dengan demikian jika terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah debtholders, sehingga semakin baik kondisi laba perusahaan maka semakin negatif respon pemegang saham, karena pemegang saham beranggapan bahwa laba tersebut hanya menguntungkan kreditur (Mayangsari 2004). Untuk mengukur struktur modal menggunakan rumus dari Dhaliwal et al. (1991) dan Kim et al. (2000) yaitu: Lev it = TUit / TA it (8) dimana: TUit = Total hutang perusahaan i pada tahun t
TAit = Total asset perusahaan i pada tahun t d) Ukuran Perusahaan
Perusahaan besar dianggap memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil. Konsekuensinya, semakin informative harga saham, maka semakin kecil muatan informasi earnings sekarang (Mayangsari 2004). Besaran perusahaan diukur dengan log natural total asset menurut penelitian dari Collins and Kothari (1989). e) Konservatisme Akuntansi
Penelitian yang dilakukan oleh Suaryana (2007) yang menguji hubungan antara ERC dengan konservatisme akuntansi didapat hasil bahwa ERC perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif lebih rendah daripada perusahaan tidak menerapkan akuntansi konservatif. Penerapkan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berfluktuasi dan prediktibilitas laba yang rendah. Laba yang memiliki daya prediksi rendah kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan sehingga ERC yang dihasilkan akan rendah (Lipe 1990). Assegaf (2008) kembali menguji pengaruh konservatisme laporan keuangan dengan ERC dengan menambah sejumlah variabel kontrol dan menggunakan pengujian yang berbeda. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa konservatisme berhubungan positif tidak signifikan terhadap earnings response coefficient. Pengukuran konservatisme akuntansi dalam penelitian ini menggunakan model Penman and Zhang (2002, 2000) menggunakan conservatism index (C-score) sebagai proksi konservatisma neraca, dan earnings quality indicator (Q-score) untuk menghitung tingkat konservatisma laporan laba rugi. C-score menunjukkan tingkat estimasi cadangan akibat penggunaan metoda akuntansi konservatif. Q score menunjukkan kualitas laba akibat penggunaan metoda yang konservatif. Ukuran konservatisma lainnya berdasarkan pada observasi bahwa konservatisma menyebabkan kejadian-kejadian yang merupakan bad news atau good news terefleksi dalam laba pada waktu yang tidak sama.

C. TEKNIK DAN LANGKAH ANALISIS
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

D. UJI HIPOTESIS 1. Hipotesis 1
Model yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada Chandrarin (2003) dalam menentukan response coefficient masing-masing sampel, yaitu: CARit = α0 + α1 UEit + ε (9) di mana:
CARit = Cumulative abnormal return perusahaan i
UEit = Unexpected earnings ε = Komponen error

Untuk pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan regresi berganda dengan persamaan regresi: ERC = β0 + β1Dit + β2PERSit + β3MBit + β4LEVit + β5LMVit + β6KAit + ε (11) di mana: ERC = Earnings Response Coefficient D it = variabel dummy yaitu 1 untuk auditor spesialis, dan 0 untuk auditor non spesialis PERSit = persistensi laba akuntansi MB it = market value dibagi book value, sebagai proksi pertumbuhan LEVit = struktur modal LMVit = log natural dari total asset KAit = konservatisme akuntansi β = koefisien regresi ε = error

2. Hipotesis 2
Hipotesis 2 diuji dengan menggunakan independent t-test.uji beda independent t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel tersebut memiliki rata-rata yang berbeda. Uji bedaindependent t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel (Ghozali 2008). Analisa dilakukan dengan melihat besarnya nilai rata-rata dari independent t-test dan ERC antara perusahaan yang menggunakan auditor spesialisasi industri dan auditor non spesialisasi industri. CARs = α0 + α1 UEit + ε (12) di mana:
CARs = Cumulative abnormal return perusahaan i auditor spesialisasi industri
UEit = Unexpected earnings ε = Komponen error CARns = α0 + α1 UEit + ε (13) di mana:
CARns = Cumulative abnormal return perusahaan i auditor non spesialisasi industri
UEit = Unexpected earnings ε = Komponen error

ERC s = β0 + β1PERSit + β2MBit + β3LEVit + β4LMVit + β5KAit + ε (14) ERC ns = β0 + β1PERSit + β2MBit + β3LEVit + β4LMVit + β5KAit + ε (15)

di mana:
ERC s = Earnings Response Coefficient untuk auditor spesialisasi industri
ERC ns = Earnings Response Coefficient untuk auditor non spesialisasi industri
PERS it = persistensi laba akuntansi
MB it = market value dibagi book value, sebagai proksi pertumbuhan
LEV it = struktur modal
LMV it = log natural dari total asset
KA it = konservatisme akuntansi β = koefisien

BAB IV
ANALISIS DAN UJI PENELITIAN

ANALISIS DATA Data yang tersedia sebagai berikut : (Di Excel)

Untuk mencari nilai PERS, masukkan data NIT dan NIT-1 ke dalam SPSS lalu klik analyze >> regression >> linear >> lalu masukan NIT (variabel dependent) dan NITMIN1 (variabel independent) >> klik OK.

Nilai PERS didapat dari output SPSS dengan melihat tabel coefficients kolom B >> lihat nilai NITmin1.
Hasil output sebagai berikut :

Kemudian untuk mendapatkan nilai ERC ialah dengan cara mengcopy data pada kolom CAR dan UE ke SPSS.
Klik analyze >> regression >> linear >> lalu masukkan CAR (variabel dependent) dan UE (variabel independent).

Hasil output sebagai berikut :

Selanjutnya untuk mendapatkan nilai KA kita perlu mencari c-score dari data berikut ini :

Nilai c-score didapatkan dengan rumus total hidden reserve dibagi dengan NOA. Nilai c-score tersebutlah yang akan menjadi nilai KA-nya.
Sedangkan Dummy diperoleh dari :

Jika hasil persentase perusahaan yang diaudit dalam industri yang sama oleh suatu auditor (KAP) > 15% maka auditor tersebut bisa dibilang sebagai auditor spesialis.
Maka selanjutnya diperlukan untuk meregresikan semua variabel yang ada.
HIPOTESIS 1
ERC = β0 + β1Dit + β2PERSit + β3MBit + β4LEVit +β5LMVit + β6KAit + ε

Lalu klik analyze >>regression >> linear

Hasil output sebagai berikut :

Kesimpulan :
Hipotesis 1 menguji apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh pada ERC. Nilai signifikansi sebesar 0,187 lebih besar dari nilai α = 0,05 berarti Tidak Tolak Ho. Ini berarti auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap ERC. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian dari Balsam et al. (2003), bahwa pelaku pasar merespon positif perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri dalam hal kredibilitas pengungkapan laba. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian dari Gramling et al. (2001) menunjukkan bahwa penggunaan auditor spesialisasi industri dapat mengetahui adanya earnings manajemen, kesalahan prediksi dan kemampuan untuk memprediksi arus kas mendatang. Demikian juga penelitian dari Becker et al. (1998) yang menjelaskan bahwa dengan adanya auditor spesialisasi industri dapat mendeteksi earnings manajemen karena auditor spesialis memiliki pengetahuan lebih (superior knowledge) dan tindakan untuk mencegah terjadinya earnings manajemen demi reputasi mereka, sehingga dapat meningkatkan kualitas laba. Penelitian dari Gramling et al. (2001) membuktikan bahwa laba perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri mempunyai daya prediksi arus kas mendatang yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor non spesialisasi industri. HIPOTESIS 2
ERC s = β0 + β1PERSit + β2MBit + β3LEVit +β4LMVit + β5KAit + ε
Pada program SPSS klik analyze >> compare means >> independent samples T test

Kemudian masukkan PERS, MB, LEV, LMV, KA, ERC ke test variables dan dummy-nya ke grouping variable >> klik define groups.. dengan nilai group 1 : 0 dan group 2 : 1 >> klik OK

Hasil output sebagai berikut :

Kesimpulan :
Pada hasil output dapat dilihat bahwa F hitung levene test untuk ERC yaitu 0,280 (diatas 0,05). Karena itu dapat disimpulkan bahwa variance populasi dari ERC auditor spesialisasi industri dengan non spesialisasi industri adalah sama. Dengan demikian analisis uji beda ini harus menggunakan equal variances assumed. Nilai t pada equal variances assumed didapat sebesar 2,077 dengan probabilitas 0,052 (two tail). Karena nilai 0,052 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata ERC auditor spesialisasi industri dengan non spesialisasi industri adalah sama (tidak tolak Ho).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya pada hipotesis 1 dapat disimpulkan bahwa, Spesialisasi industri auditor tidak berpengaruh pada ERC. Hal ini berarti di dalam pengambilan keputusan bisnisnya, investor tidak mengetahui dan tidak mempertimbangkan adanya auditor spesialisasi industri dan auditor non spesialisasi industri. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa investor merespon negatif dengan adanya auditor spesialisasi industri, meskipun auditor spesialis memiliki pengetahuan lebih (superior knowledge) dan tindakan untuk mencegah terjadinya earnings manajemen. Penelitian ini bertentangan dengan Gramling et al. (2001) yang membuktikan bahwa laba perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialisasi industri mempunyai daya prediksi arus kas mendatang yang lebih akurat dibandingkan dengan auditor non spesialisasi industri.
Kemudian untuk hipotesis 2 dapat disimpulkan bahwa, ERC untuk auditor spesialisasi industri tidak lebih tinggi dari pada ERC untuk auditor non spesialisasi industri. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa kualitas earnings yang di laporkan tidak dipengaruhi oleh spesialisasi industri auditor. Oleh karena itu, rata-rata ERC auditor spesialisasi industri dengan non spesialisasi industri adalah sama (tidak tolak Ho).

B. SARAN
Rentang waktu untuk pengamatan variabel ERC hanya dari tahun 2006-2010 saja, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dalam memperoleh data laporan tahunan untuk periode 2005 kebawah. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah dengan data laporan tahunan periode 2011 dan 2012 untuk dapat menggambarkan kondisi yang terbaru. Kemudian, Kondisi faktor makro ekonomi yaitu terjadi krisis global pada tahun 2008 yang menyebabkan kondisi pasar modal dalam negeri menjadi labil, diduga dapat mempengaruhi variabel ERC.

DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Y.U. (2008). Hubungan Konservatisme Akuntansi dan Earnings Responses Coefficient. Tesis, MM UNS, Surakarta.
Ball, R. & Brown, P. (1968). An Empirical Evaluation of accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research, Autumn.
Balsam, Steven, Khrisnan, & Yang (2003). Auditor Industry Specialization and Earnings Quality. Tersedia dari: URL: http:/www.papers.ssrn.com, diakses tanggal 13 Juli 2010.
Beaver, W.B. (1968). The Informational Content of Annual Earnings Announcement, Empirical Research in Accounting. Suplement to Journal of Accounting Research, 6, 67-92.
Becker, C.L., Mark, L. DeFond, J.J. & Subramanyam,K.R. (1998). The Effect of Audit Quality on Earnings Management. Social Science Research Network, 1-24.
Chandrarin, G. (2003). Laba (rugi) Selisih Kurs Sebagai Salah Satu Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba Akuntansi: Bukti Empiris Dari Pasar Modal Indonesia. Disertasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Christina, S. (2005). Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap ERC. Simposium Nasional Akuntansi, VII, 504-520.
Collins, D. W. & Kothari, S. P. (1989). An Analysis of Intemporal and Cross-Sectional Determinants of Earnings Response Coefficient. Journal of Accounting and Economics, 1, 143-182.
Craswell, A.T., Francis, J.R. & Taylor, S.L. (1995). Auditor Brand Name Reputation and Industry Specialization. Journal of Accounting and Economics, 20, 297-322.
Dhaliwal, Dan, S., Lee, K.J. & Fargher, N.L.(1991). The Association Between Unexpected
Earnings and Abnormal Security Returns in the Presence of Financial Leverage. Contemporary Accounting Research, 8, 20-41.
Dunn, K.A., Brian, W.M. & Suzanne, G.M. (2000). Auditor Industry Specialization and Client Disclosure Quality. Social Science Research Network, 1-39.
Easton, P.D. & Zmijweski, M.E. (1989. Crosssectional variation in the Stock Market Response to Accounting Earning Announcements. Journal of Accounting and Economics, 117-141.
Ekawati, E. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 4(2), 100-115.
Ghozali, I. (2008). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gramling, A.A., Johnson, V.E. & Khurana, I.K. (2001). Audit Firm Industry Specialization and Financial Reporting Quality, Working Paper, Georgia State University and University of Missouri-Columbia. Tersedia dari: URL: http:/www.papers.ssrn.com, di akses tanggal 13 Juli 2010.
Givoly, D. & Hayn, C. (2000). The Changing Time-Series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More Conservative? Journal of Accounting and Economics,29, 287–320.
Hartono, J. (2000), Teori Portofolio dan Investasi, BPFE.Yogyakarta.
Hogan, C.E. & Jeter, D.C. (1999). Industry Specialization by Auditors. A Journal of Practice & Theory, 18, 1-17.
Imhoff, E. & Lobo, G.J. (1992). The Impact of ex ante Earnings Uncertainly on Earnings response Coefficient. The Accountinf Review, 67, 427-439.
Junaedi, D. (2005). Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan Terhadap Volume Perdagangan dan Return Saham: Penelitian Empiris Terhadap Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2(2), 1-28.
Kim, Y.H., Willet, R.J. & Jang, J. (2000). Default Risk as a Factor Affecting Earnings Response Coefficient. Social Science Research Network, 23-45.
Kormendi, R.C. & Lipe, R. (1987). Earnings Innovations, Earnings Persistence and Stock Return. Journal of Business, 60, 323-345.
Kusharyanti (2003). Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, Edisi Desember, STIE YKPN, 25-34.
Lang, M.H. & McNichols, M.F. (1990). Earnings Quality, Financial Distress and the Incremental Information Content of Cash Flow”. Working paper, Stanford University. Tersedia dari: URL: http:/www.papers.ssrn.com, diakses tanggal 10 Februari 2010.
Lipe, Robert, C. (1990). The Relation Between Stock Return, Accounting Earnings and Alternative Information. The Accounting Review, 49-71.
Mayangsari, S. (2004). Bukti Empiris Pengaruh
Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Earning Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 7(2), 154-178.
Mulyani, S. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ERC pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 11(1), Juni, 35-45.
Netralia (2007). Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Terhadap ERC. Skripsi, UKSW, Salatiga.
Setyaningtyas, T. (2009). Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan, dan Siklus Hidup Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Scott, W.R. (2000). Financial Accounting Theory. 2nd ed, Prentice Hall Inc. Ontario, Canada.
Suaryana, A. (2007). Pengaruh Konservatisme Laba Terhadap Koefisien Respon Laba. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Tersedia dari: URL: http:/ejournal.unud.ac.id, diakses 23 Mei 2011.
Teoh, S.H. & Wong, T.J. (1993). Perceived Auditor Quality and the Earnings Response Coefficient.The Accounting Review, 346-366.
Teets,W.R. & Wesley, C.E. (1996) “Estimating Earnings Response Coefficient: Pooled Versus Firm-Specific Models”, Journal of Accounting and Economics, Vol 21, pp.279-295.
Widhiarso, W. (2011). Analisis Data Penelitian Denagn Variabel Kontrol, [Dikutip 9 November 2011]. Tersedia dari: URL: http:/widhiarso. staff.ugm.ac.id, diakses 2 Januari 2011.
Zhou, J. & Elder, R. (2001). Audit Quality and Earnings Management by Seasoned Equity Offering Firms. Asia Pasific Journal of Accounting and Economics, 11, 95-120. Tersedia dari: URL: http:/ejournal.unud. ac.id, diakses 23 Mei 2011.
Zulhwati (2005). Pengaruh Pemerataan Laba Terhadap Kualitas Laba. Jurnal Akuntansi. Manajemen dan Sistem Informasi, 2, 194-205.

Similar Documents

Free Essay

International Economy Review

...Adi Sayoga / 1021105018 Ekonomi Internasional Sebuah tinjauan kritis atas bab dalam buku China’s Trade Pattern yang ditulis oleh Xiao-guang Zhang, 2000, dengan judul “Measuring Comparative Advantage”, Macmillan Press Ltd, hal. 75-89. Lahirnya pandangan bahwa setiap negara akan memperoleh keuntungan dengan melakukan perdagangan bebas dan spesialisasi terhadap produk unggulan menjadi dasar dari pemikiran keuntungan absolut yang dipopulerkan oleh Adam Smith pada abad ke-18, sebagai anti-tesis dari pandangan kaum merkantilis yang menganggap bahwa perdagangan antar negara hanya didorong oleh transaksi ekspor semata dan impor produk harus dibatasi. Pembagian kerja dan spesialisasi menjadi garis besar dari pandangan keuntungan absolut dari Smith dan selama beberapa dekade pemikiran Smith menjadi kunci utama dalam perdagangan internasional. Akan tetapi keuntungan absolut hanya ditentukan oleh perbandingan sederhana dari produktifitas buruh sehingga sangat mungkin sebuah negara tidak memiliki keuntungan absolut sama sekali. Hal inilah yang mendasari David Ricardo, seorang ekonom asal Inggris, untuk memodifikasi pemikiran Smith dengan suatu teori baru yang disebut keuntungan komparatif. Prinsip keuntungan komparatif telah memberi kontribusi yang signifikan terhadap efisiensi sumber daya dan pertumbuhan ekonomi dunia. Fenomena keuntungan absolut inilah yang ingin disajikan oleh Zhang dalam bab ini terutama bagaimana keuntungan komparatif ditentukan oleh perbandingan antara domestic shadow...

Words: 865 - Pages: 4

Free Essay

Trade Internasional

...Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini berhasil diselesaikan , yang berjudul “PERDAGANGAN INTERNASIONAL”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ekonomi makro. Bahan makalah ini disusun berdasarkan data-data sekunder yang penulis himpun dari berbagaio sumber yang penulis rangkum kembali menjadi beberapa kajian penting berkaitan dengan materi pembahasan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian makalah ini, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan maupun untuk meningkatkan taraf pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Penyusun Latar Belakang Masalah Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks...

Words: 2742 - Pages: 11

Free Essay

Economic of Strategic

...Laporan 18 Juni 2014 MICHAEL E. PORTER’S GENERIC STRATEGIES Oleh: Aileen Gitta Wijaya / 0131111005 Angky Rinaldi / 0131111140 Fransisca Natania / 0131111279 Oviani Natalia / 0131111132 Syamsul Bakhri Salam / 0131111177 William Prasetya Tanuwijaya/ 0131111016 ECONOMICS OF STRATEGY S1 BISNIS PRASETIYA MULYA BUSINESS SCHOOL 2011 Pada tugas akhir kali ini, kami mengambil pembahasan teori chapter 9 yang berjudul Strategic Positioning for Competitive Advantage dan fokus kepada analisa teori Michael Porter yang terkenal yaitu Generic Strategies. Berikut ini adalah bagannya: Cost Leadership Strategi ini berbicara mengenai langkah perusahaan untuk mengalahkan kompetitornya dengan menawarkan produk atau jasa yang memiliki cost atau biaya yang lebih rendah. Berikut ini adalah 3 tipe pendekatan cost leadership: 1. Benefit Parity: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki benefit atau manfaat yang sama, namun dengan cost atau biaya yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan kompetitor. 2. Benefit Proximity: Produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki benefit atau manfaat yang sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan kompetitor. 3. Qualitatively Different from its rivals: Perusahaan mendefinisikan ulang suatu produk atau jasa dengan cara mengubah benefit maupun cost yang dimilikinya sehingga berbeda dari konsep awal mula produk atau jasa tersebut. AirAsia Berhad adalah sebuah maskapai penerbangan dengan sistem low-cost yang berkantor...

Words: 2872 - Pages: 12

Free Essay

Mene

...1. Audit, bersama dengan kontrol internal dan evaluasi, terdiri dari proses dan mekanisme yang dirancang untuk memastikan bahwa perencanaan, penganggaran dan penggunaan sumber daya publik sudah sesuai dengan hukum suatu negara, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh parlemen dan pemerintah dan berhubungan dengan prakteknya di dunia nyata. Tanpa mekanisme ini, ada resiko besar bahwa keputusan kebijakan akan didasarkan pada informasi yang cacat, sumber daya akan menjadi salah kelola, dan bahwa keputusan kebijakan akan diabaikan oleh organisasi operasi yang berkaitan Sehingga proses melakukan audit eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan. Keterlibatan di dalam proses manajemen strategis dapat mengarah ke pemahaman dan komitmen dari para anggota organisasi. Untuk melakukan audit eksternal sebuah perusahaan harus terlebih dahulu mengumpulkan / menyiapkan data intelijen kopetitif, dan informasi mengenai berbagai tren ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum dan teknologi. 2. 1. Memilih variabel kunci yang tepat. 2. Mencari informasi dan memilih informasi yang tepat. 3. Menggunakan alat peramalan dan teknik yang tepat sehingga dapat mengetahui perubahan yang terjadi di di masa depan. 4. Membuat EFE Matrix dari semua data yang telah di pilih dan di ramal. Kemudian lakukan Evaluasi dan jika ada yang salah dapat dilakukannya perbaikan. 3. Adanya peringatan dini tentang peluang dan ancaman, seperti diperlukannya...

Words: 3848 - Pages: 16

Free Essay

Behavioural Research in Accounting

...Teori Akuntansi Keuangan BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING Disusun oleh: 1. 2. 3. DaisyaLuthfiany Lia Mustikawati Sarimdivo Tamba (1306484210) (1306484734) (1306485301) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2014 1 STATEMENT OF AUTHORSHIP “Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.” Mata Ajaran : Teori Akuntansi Keuangan Judul Makalah/Tugas : Behavioural Research in Accounting Tanggal Dosen : 24 November 2014 : Tubagus Muhamad Yusuf Khudri S.E., M.T.I. 1. Nama : DaisyaLuthfiany NPM : 1306484210 TTD : 2. Nama : Lia Mustikawati NPM : 1306484734 TTD : 3. Nama : Sarimdivo Tamba NPM : 1306485301 TTD : 2 BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING Penelitian yang terdapat pada bab 12, membahas mengenai bagaimana pasar modal bereaksi atas keluarnya informasi akuntansi. Kesulitan dalam penelitian pasar modal (capital markets research) adalah tidak meneliti bagaimana informasi sebenarnya diproses oleh pelaku pasar karena berfokus hanya pada dua item yaitu, keluarnya informasi dan...

Words: 8342 - Pages: 34

Free Essay

Marketing Management

...Strategi Pemasaran Produk Industri Marketing Strategy for Industrial Product (by Vincentiussan – Vincentiussan.multiply.com) A. Pengantar Berbagai jenis kegiatan ekonomi dilakukan manusia , semua ini didasarkan pada pemikiran pilihan yang terbaik atau terefisien di dalam penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh seseorang atau masyarakat. Pemikiran – pemikiran yang timbul di masa sekarang bersumber dari ilmu ekonomi, oleh Prof. P.A. Samuelson didefinisikan sebagai berikut: suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannnya untuk keperluan konsumsi, sekarang dan masa datang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat .Ilmu ekonomi menganalisa biaya dan keuntungan dan memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya.(Sukirno, 1985:3) Pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu rumah tangga , perusahaan, dan pemerintah. Rumah tangga adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian, sektor ini menyediakan tenaga kerja , tenaga usahawan, alat-alat modal, kekayaan alam, dan harta seperti tanah dan bangunan. Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis http://Vincentiussan.multiply.com Page 1 barang dan jasa...

Words: 6613 - Pages: 27

Free Essay

Solution Enagers Case

...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN [pic] MAKALAH EVALUASI ATAS PENGUKURAN KINERJA PADA ENAGERS INDUSTRIES, INC Diajukan oleh : OKDIANI DARUNIFAH NPM : 144060006344 Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VII T.A. 2014/2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN PERNYATAAN KEASLIAN MAKALAH |NAMA |: |OKDIANI DARUNIFAH | |NOMOR POKOK MAHASISWA |: |144060006344 | |BIDANG SKRIPSI |: |AKUNTANSI MANAJEMEN | |JUDUL SKRIPSI |: |EVALUASI ATAS PENGUKURAN KINERJA PADA ENAGERS INDUSTRIES, INC | Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya makalah ini adalah hasil tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin atau tiru tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Bila terbukti saya melakukan tindakan plagiarisme saya siap dinyatakan tidak lulus dan...

Words: 2724 - Pages: 11

Free Essay

Pengaruh Penduduk Pendatang Bagi Kelangsungan Hidup Kota Jakarta Pada Tahun 2012

...Bakrie University | Fiska J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman orde baru pembangunan di Indonesia sudah mulai mengalami banyak kemajuan yang sangat signifikan khususnya Jakarta karena pada saat itu pemerintah menggunakaan sistem sentralisasi yaitu menempatkan Jakarta sebagai pusat pembangunan modern di Indonesia. Disaat Jakarta tumbuh sebagai kota yang modern, kota-kota lain disekitarnya terutama daerah di luar Pulau Jawa. Karena itu banyak penduduk dari kota lain yang berkeinginan untuk berkunjung ke Jakarta untuk sekedar wisata, bahkan untuk menyambung hidup. Banyaknya penduduk kota lain yang masuk ke Jakarta menimbulkan permasalahan baik bagi penduduk tersebut maupun bagi kota Jakarta sendiri. Jakarta dianggap sebagai kota yang pas untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada ditempat mereka terdahulu. Menurut badan kependudukan di Jakarta, jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 9607787 jiwa1 hampir seperempat dari penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta jiwa2. Urbanisasi tidak dapat dihindari dari Indonesia yang dulunya menganut sistem sentralisasi. Pembangunan di pusat lebih diutamakan dari pembangunan didaerah. Karena itu walaupun Indonesia mempunyai sistem pembangunan sebagai bagian dari kemajuan bangsa, yang dimajukan hanyalah daerah pusat atau pulau jawa. Sekarang perkembangan dipulau jawa sudah sangat pesat berbeda dengan pembangunan di pulau lain seperti Papua, Kalimantan dan Sulawesi. Daerah-daerah ini masih menggunakan...

Words: 5259 - Pages: 22

Premium Essay

Chadwick Case

...Sistem Pengendalian Manajemen Kasus Chadwick, Inc. Disusun oleh: Kelompok 5 1. Canna (4) 2. Carolina Diany Nugroho (5) 3. Lusiana Claudia (21) 4. Noval Hidayatullah (30) PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI BCA A. LATAR BELAKANG MASALAH Chadwick, Inc. Perusahaan yang bervariasi dalam produk konsumen produk dan farmasi. Divisi Norwalk yang merupakan pengembangan dari Chadwick, memproduksi dan menjual obat legal untuk digunakan oleh manusia dan hewan. Chadwick merupakan salah satu dari lima atau enam perusahaan yang cukup besar dalam pasar dan belum mendominasi industri. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dinilai cukup baik dan diakui kualitasnya. Norwalk tidak menyediakan seluruh kebutuhan pokok untuk bersaing, tapi lebih mengkhususkan pada pasar mikro dan berusaha untuk terus mencari aplikasi baru untuk senyawa yang ada. Norwalk menjual produknya ke beberapa distribusi kunci yang merupakan supplier pasar lokal seperti toko eceran, organisasi pelayanan kesehatan dan rumah sakit dan praktek dokter hewan. Norwalk bergantung pada hubungan baik dengan distributor yang mempromosikan produknya pada konsumen dan juga menerima umpan balik dari konsumen tentang produk baru yang diinginkan oleh konsumen. Chadwick mengetahui jika kesuksesan jangka panjang tergantung pada banyaknya uang yang dihasilkan oleh distributor melalui promosi dan penjualan produk Norwalk. Jika keuntungan penjualan meningkat berarti produk tersebut dipromosikan secara besar-besaran oleh...

Words: 2493 - Pages: 10

Free Essay

Economics

...JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN “PENGARUH VARIABEL STRUKTUR PERDAGANGAN TERHADAP ARUS PERDAGANGAN BILATERAL NEGARA ANGGOTA ASEAN+5: PENDEKATAN GRAVITY MODEL” Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti OLEH Nadya Purnamasari Kaitjily1 DRA. Hj Husna Leila Y., MM2 Abstrak This study examined trade among of ASEAN+5 member countries (year 2002 to 2012). This study aims to determine what factors determine bilateral trade flows between ASEAN+5 member countries by applying Gravity Model through panel data. The results show that GDP, GDP per capita, FDI and Corruption Index have significant affect on trade. In the other hand, Distance has no significant effect in explaining trade among ASEAN+5 member countries. Based on these findings, several important policies implication should be applied in leading ASEAN to develop and to achieve the ASEAN Economic Community in 2015 Keyword: Gravity Model, ASEAN+5 Bilateral Trade, Panel Data 1Mahasiswa Fakultas Ekonomi universitas Trisakti 2Dosen Fakultas Ekonomi universitas Trisakti PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara-negara melakukan perdagangan internasional dikarenakan dua alasan utama yang keduanya bertujuan untuk menghasilkan gains from trade bagi mereka. Pertama, negara-negara melakukan perdagangan dikarenakan mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain, karena dengan adanya kerjasama maka suatu negara dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan...

Words: 4940 - Pages: 20

Free Essay

Rehan

...BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Istilah desentralisasi digunakan dalam sejumlah besar literature yang beragam. Dengan demikian, istilah ini memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Desentralisasi mempunyai beberapa arti yaitu : Suatu organisasi  administrative adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat  pada tingkatan yang relative lebih tinggi dalam organisasi tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang lebih rendah.( H.A. Simon) Dalam praktiknya, difinisi ini sangat sulit diterapkan, hal ini dikarenakan konsep mengenai keputusan yang dapat diidentifikasikan merupakan suatu konsep yang samar-samar. Pandangan yang terkait menyatakan bahwa dalam banyak kasus, kemampuan seseorang untuk mendefinisikan suatu masalah adalah lebih penting dibandingkan dengan wewenang pengambilan keputusan formal karena agenda tersebut mengharuskan pilihan-pilihan solusi. Akhirnya, penggunaan prosedur operasi standar, rutinitas pencarian, profesionalisme, sosialisasi, dan hal-hal semacam itu dalam organisasi dapat mempengaruhikeputusan dengan mengendalikan dasar pemikiran atas mana keputusan itu dibuat. Bahkan jika orang harus menerima lokasi pengambilan keputusan sebagai aspek kunci dari desentralisasi, masih terdapat masalah mengenai keputusan-keputusan manakah yang harus didesentralisasikan. Simon et al menggunakan istilah “ penting” untuk menandai keputusan-keputusan...

Words: 7183 - Pages: 29

Free Essay

The Fashion Channel Analysis

...The Fashion Channel Analysis I. INTRODUCTION TFC adalah stasiun jaringan TV kabel yang sukses. Itu tidak lama sebelum jaringan TFC menyadari bahwa jaringan lain mencatat keberhasilan dan mulai menambahkan program fashion juga (seperti CNN dan Lifetime). The Fashion Channel merasa perlu untuk meningkatkan segmentasi, positioning dan iklan untuk mempertahankan eksistensi mereka saat ini. Dana Wheeler dipekerjakan untuk memanfaatkan kekuatan mereka sehingga diharapkan dapat mendapatkan kembali pangsa pasar mereka dari pesaing, membuat lebih banyak pendapatan dan memelihara posisi dan kondisi TFC ini seperti pada awal berdiri. TFC menyadari bahwa mereka perlu fokus pada target pasar mereka yaitu segmen perempuan antara usia 18 sampai 34 tahun. II. PROBLEM STATEMENT Dana Wheeler harus mempertimbangkan langkah-langkah berikut dalam mencoba untuk meningkatkan pendapatan iklan: 1. Menargetkan segmentasi dan posisi terhadap perempuan antara usia 18 sampai 34. 2. Menempatkan lebih fokus pada segmen Fashionista dan menghabiskan penghasilan tambahan pada pemrograman. 3. Menargetkan dua segmen-yang Fashionista dan Pembeli / Perencana. Saluran situasi muncul dari peningkatan kompetisi dari persaingan yang ada. Pada skala 1 sampai 5 (dengan 5 merupakan skor tertinggi), TFC mendapatkan rating 3.8, sedangkan dua kompetirornya mendapatkan rating yang lebih tinggi pada program fashionnya: CNN mendapat rating 4.3 dan Lifetime 4.5. Lifetime menarik...

Words: 3012 - Pages: 13

Free Essay

Bisnis International

...Organizational Architecture mengacu pada totalitas organisasi perusahaan Dengan organization structure kita mengartikan 3 hal : 1. Divisi formal ke sub unit seperti devisi produk 2. Lokasi dari tanggung jawab pengambilan keputusan dalam struktur yang misalnya, tersentralisasi dan desentralisasi 3. Pembentukan integrasi mekanisme untuk mengkoordinasikan kegiatan subunit, termasuk lintas fungsional Control system adalah metric yang digunakan untuk mengukur kinerja subunit dan membuat penilaina tentang seberapa baik menejer menjalankan subunit mereka Insentive adalah perangkat yang digunakan untuk menghargai prilaku menejer yang tepat Proses adalah cara dimana keputusan dibuat dan perkerjaan yang dilakukan didalam organisasi Organizational culture mengacu pada norma-norma dan sistem nilai terhadap karyawan didalam organisasi People dimaksudkan bukan hanya karyawan organisasi tetapi juga strategi yang digunakan untuk merekrut kompensasi, dan mempertahankan orang-orang dan tipe orang yang masuk kedalam hal keterampilan, nilai, dan orientasi mereka. Organizational structure 1. Vertical differentiation 2. Horizontal differentiation 3. Integrating mechanism 1. Vertical differentiation Argument of Centralization Ada 4 argumen utama dari sentarlisasi : a) Sentralisasi dapat memfasilitasi koordinasi b) sentralisasi dapat membantu memastikan bahwa keputusan konsisten dengan...

Words: 2264 - Pages: 10

Free Essay

Mengenali Kontibusi Ibnu Khaldun Terhadap Pemikiran Ekonomi

...Amwaluna, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah. Vol. 1. No. 1. Januari 2009. Hal. 61-75 Mengenali Kontribusi Ibnu Khaldun terhadap Pemikiran Ekonomi Adi Susilo Jahja ABFII Perbanas, Jakarta Abstrak Para pemikir Barat umumnya kurang mengenal kontribusi pemikir muslim terhadap ilmu pengetahuan. Mereka menyebutkan adanya Great Gap pemikiran ekonomi sepanjang 500 tahun yaitu antara berakhirnya kekuasaan Roma hingga kebangkitan Eropa Barat. Namun akhirnya pandangan tersebut dikoreksi. Ibnu Khaldun, pemikir yang hidup pada abad ke 14 merupakan orang yang telah mengemukakan sejumlah gagasan jauh sebelum orang Barat menyatakannya. Kontribusi terpenting dari pemikiran Ibnu Khaldun adalah penggunaan konsep ekonomi bersama-sama dengan disiplin ilmu lain seperti sosiologi, politik, norma-norma dan keyakinan untuk membangun model yang selaras dan lengkap dalam rangka menjelaskan jatuh bangunnya suatu peradaban. Makalah ini bermaksud menelusuri sumbangan pemikiran Ibnu Khaldun dalam pemikiran ekonomi modern melalui studi kepustakaan. Melalui tulisan ini diharapkan dapat dikenali pemikiran Ibnu Khaldun yang memiliki relevansi hingga saat ini. PENDAHULUAN Mengaitkan pemikiran ulama Islam dengan pemikiran ekonomi Barat modern merupakan hal yang penting untuk mendapatkan interpretasi yang lebih baik terhadap teks hasil pemikiran para ulama, menelusuri hubungan antara pemikiran para ulama Islam dengan para pemikir Barat dalam rangka meningkatkan pemahaman hubungan antara Islam...

Words: 5403 - Pages: 22

Free Essay

Resume Teori Akuntansi

...THEORY OF THE FIRM: MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST, AND OWNERSHIP STRUCTURE 1. Pendahuluan 2.1. Tujuan Makalah Dalam makalah ini kami menggunakan pendekatan pengembangan terbaru dari teori (1) hak milik, (2) lembaga, dan (3) keuangan untuk menghasilkan teori struktur kepemilikan1 bagi perusahaan. Selain untuk mengikat masing-masing unsur-unsur teori tiga bidang tersebut, analisis kami memberikan pencerahan baru dan memiliki implikasi untuk berbagai masalah dalam literatur profesional dan populer termasuk definisi perusahaan, "pemisahan kepemilikan dan kontrol", "tanggung jawab sosial" bisnis, definisi dari "fungsi objektif perusahaan", penentuan struktur modal yang optimal, spesifikasi isi perjanjian kredit, teori organisasi, dan sisi penawaran dari kelengkapan masalah pasar. Teori kami membantu menjelaskan: 1. mengapa seorang pengusaha atau manajer dari suatu perusahaan yang memiliki struktur keuangan campuran (terdiri dari utang dan hak ekuitas luar) akan memilih serangkaian kegiatan untuk perusahaan sehingga nilai total perusahaan adalah kurang dari yang seharusnya jika ia sebagai pemilik dan mengapa hasil ini tidak tergantung pada apakah perusahaan beroperasi di monopolistik atau produk yang kompetitif atau faktor pasar; 2. mengapa kegagalan untuk memaksimalkan nilai perusahaan benar-benar berbanding lurus dengan efisiensi; 3. mengapa penjualan saham biasa merupakan sumber modal yang layak meskipun manajer tidak sungguh-sungguh memaksimalkan nilai...

Words: 17070 - Pages: 69