Free Essay

Text

In:

Submitted By Puspanov
Words 4738
Pages 19
SEXUAL ABUSE WOMEN IN THE WORK AS SECRETARY
Vitana Adheswary
Undergraduate Program, Psychology Faculty
Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Sexual Harassment, Secretary.
ABSTRACT

In the writing of this journal the author discusses the cases of sexual harassment experienced by working women in particular who is a secretary. Expected to provide an overview of the forms of sexual abuse that occurred on the subject in the workplace, what factors that cause sexual harassment on the subject, and the reaction process caused by abuse sexual. In this study the authors used a qualitative approach form of case studies. Data collection techniques in this study is to interview and field notes with the subject and significant others. To help the process data collection, the researchers equipped with interview guidelines and tools recorder. After doing research on the subject, the result of the form sexual abuse such as physical look and touch, ask a personal problem of a sexual nature and make an invitation to the subject by giving benefits.
Factors causing the occurrence of sexual harassment because of the attraction sexual nature between the two sexes. While the reaction process the subject of the sexual abuse inflicted among others, stress, experience fear, loss of self-confidence, disturbed sleep and irritability.

PELECEHAN SEKSUAL
PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI SEKRETARIS
Vitana Adheswary
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma vitana@ymail.com ABSTRAK
Dalam penulisan jurnal ini penulis membahas tentang kasus pelecehan seksual yang dialami wanita bekerja khususnya yang berprofesi sebagai sekretaris. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada subjek di tempat kerjanya, apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual pada subjek, serta proses reaksi yang ditimbulkan akibat pelecehan seksual tersebut. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan catatan lapangan dengan subjek dan significant others. Untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara dan alat perekam. Setelah dilakukannya penelitian kepada subjek, didapatkan hasil berupa bentuk pelecehan seksual seperti memandang dan menyentuh fisik, menanyakan masalah pribadi yang bersifat seksual dan melakukan suatu ajakan kepada subjek dengan pemberian imbalan. Faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual karena adanya daya tarik seksual yang alamiah antara dua jenis kelamin yang berbeda. Sedangkan proses reaksi subjek pada pelecehan seksual yang ditimbulkan antara lain, stress, mengalami ketakutan, kehilangan rasa percaya diri, mengalami gangguan tidur dan mudah marah.
Kata kunci : Pelecehan Seksual, Sekretaris.
PENDAHULUAN

serius untuk ditanggapi Dalam banyak kasus, banyak para korban yang memilih diam dan menganggap biasa perlakuan yang diterima dari atasan ataupun rekan kerja. Persoalan ini merupakan salah satu momok bagi kaum perempuan di tempat kerjanya yang skala eskalasinya sangat luas dan menyebabkan berbagai kerugian moril maupun materiil bagi kaum perempuan.
Pelecehan seksual termasuk salah satu contoh atau tindakan yang tidak adil pada sekelompok orang atau individu terhadap kelompok atau individu yang lemah. Maka dari itu, korban dari kasus pelecehan seksual ini tidak hanya di lingkungan kerja tetapi

Latar Belakang Masalah
Perempuan sangat rentan terhadap tindak kriminal pelecehan seksual, tak terkecuali di tempat kerja. Karena apapun bentuknya, pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk kekerasan dan diskriminasi. Meski kasus pelecehan seksual sudah seringkali diekpose oleh media massa, namun dalam masyarakat
Indonesia masih banyak yang belum sepenuhnya menyadari bahwa mereka sebenarnya telah menjadi korban pelecehan seksual atau menganggap masalah ini sebagai sesuatu yang tidak

1

juga pada para wanita yang belum menikah, wanita-wanita tua, bahkan pada anak-anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah. Tindakan pelecehan yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk pemerkosaan, tetapi disini lebih menonjol pada unsur kekuasaan, yaitu kekuasaan pria terhadap wanita, dengan tujuan untuk mempermalukan atau menyakiti perasaan wanita.
Menurut Poerwandari (2000), bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan produk struktur sosial dan sosialisasi dalam masyarakat yang mengutamakan dan menomorsatukan kepentingan dan perspektif laki-laki, sekaligus menganggap perempuan sebagai jenis kelamin yang lebih rendah dan kurang bernilai dibandingkan dengan laki-laki.
Pelecehan seksual dapat terjadi dimana saja, pelecehan seksual di tempat umum dapat menimbulkan suatu masalah bagi perempuan, apalagi di tempat kerja. Pelecehan seksual di kalangan perempuan bekerja dapat menimbulkan masalah yang lebih kompleks lagi. Hal ini biasanya terjadi pada kasus pelecehan seksual di tempat umum itu berbeda dengan pelecehan seksual di tempat kerja. Pelecehan seksual di tempat umum dapat dihindari, akan tetapi pelecehan seksual di tempat kerja akan sangat sulit untuk menghindarinya, karena biasanya pelakunya adalah atasan atau orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada subjek di tempat kerjanya, apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual pada subjek, serta proses dan

reaksi yang ditimbulkan pelecehan seksual tersebut.

akibat

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual (sexual harassment) adalah suatu perbuatan yang melanggar daerah seksual pribadi seseorang, untuk tujuan mencari kepuasan seksual secara paksa dan tidak mendapat persetujuan dari orang tersebut.
Bentuk-bentuk Pelecehan Seksual
Fitzgerald dan Schullman (dalam Betz &
Fitzgerald, 1987), mengelompokkan bentuk-bentuk pelecehan seksual ke dalam lima tingkatan, antara lain:
a. Gender Harassment
Adalah pernyataan dan tingkah laku yang bersifat merendahkan seseorang berdasarkan jenis kelaminnya. Bentuk-bentuknya antara lain: cerita porno atau gurauan yang mengganggu, kata-kata seksual yang kasar dan ditunjukkan kepada seseorang, tubuh, maupun kehidupan seseorang dan lain sebagainya.
b. Seduction Behavior
Adalah rayuan atau permintaan yang tidak senonoh dan bersifat seksual, atau bersifat merendahkan tanpa adanya suatu ancaman. Bentukbentuknya antara lain: pembicaraan mengenai hal-hal yang bersifat pribadi atau seksual, tindakan untuk merayu seseorang, perhatian seksual seseorang, ajakan untuk berbuat tidak senonoh atau asusila, secara sengaja menjadikan seseorang sebagai sasaran atau sindiran dari suatu pembicaraan seksual, dan lain sebagainya. 2

c. Sexual Bribery
Yaitu ajakan untuk melakukan halhal yang berkenaan dengan perhatian seksual yang disertai dengan janjijanji untuk mendapatkan imbalan tertentu (imbalan kenaikan gaji atau jabatan). Bentuk-bentuknya antara lain seperti secara halus menyuap seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan seksual, atau secara langsung atau secara terangterangan menjanjikan hadiah untuk melayani keinginan seksualnya.
d. Sexual Coercion atau Threat
Yaitu
adanya tekanan untuk melakukan hal-hal yang bersifat eksternal dengan disertai ancaman baik secara halus ataupun langsung.
Bentuk-bentuknya
antara lain: ancaman secara halus dengan pemberian hukuman karena menolak keinginan seseorang, ancaman secara langsung atau terang-terangan dengan harapan seseorang mau melakukan tindakan seksual meskipun tindakan tersebut belum terjadi. e. Sexual Imposistion
Adalah serangan atau paksaan yang bersifat seksual dan dilakukannya secara kasar atau terang-terangan.
Bentuk-bentuknya
antara lain: dengan sengaja memaksa menyentuh, berusaha mendorong atau memegang tubuh seseorang, atau dengan sengaja memaksa seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
Penyebab
Seksual

Terjadinya

a. Lingkungan sosialnya
Kondisi di mana seorang laki-laki dan perempuan dibesarkan akan mempengaruhi bagaimana perilakunya nanti. Berbagai sudut pandang bisa menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang untuk melakukan pelecehan seksual.
b. Suasana sekitar yang mendukung
Biasanya pelecehan seksual lebih banyak terjadi di fasilitas umum terutama pada angkutan umum yang penuh, sehingga seseorang suka mencari-cari kesempatan.
c. Memiliki kekuasaan yang lebih tinggi Beberapa orang terkadang menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan pelecehan, umumnya pelaku berpikir korban adalah orang yang lemah atau takut kehilangan pekerjaannya.
d. Stres terhadap perkawinannya
Mengalami stres terhadap kehidupan pernikahannya akan membuat seseorang berada dalam tekanan emosional sehingga rentan melakukan pelecehan seksual.
e. Mengalami penurunan moral
Saat kondisi seseorang mengalami kelemahan moral, seringkali menganggap seks pranikah atau ‘one night stand’ adalah sesuatu yang wajar sehingga menganggap hal tersebut bukanlah pelecehan seksual.
f. Memiliki perilaku seks yang menyimpang Biasanya orang ini memiliki kelainan seperti suka memperlihatkan alat vitalnya, suka membahas masalahmasalah pornoaksi atau memiliki perilaku suka mengintip.
g. Kurangnya peraturan hukum yang ada
Beberapa
orang melakukan pelecehan seksual karena memang

Pelecehan

Seperti dikutip dari Docstoc (2010), ada
7 alasan kenapa orang melakukan pelecehan seksual:

3

Pengertian Sekretaris

belum ada peraturan hukum yang bisa membuat seseorang merasa jera.

Sekretaris adalah seorang karyawan atau pegawai yang diangkat oleh pimpinannya sebagai pembantu pribadinya untuk mengerjakan tugastugas kantor atau perusahaan, karena dianggap dapat dipercaya dalam mengerjakan tugas-tugas pimpinan dan dapat memegang rahasia perusahaan.

Dampak Pelecehan Seksual
Dampak pelecehan seksual pada korban dari faktor psikologis antara lain adalah marah, stress, mengalami ketakutan, frustasi, rasa tidak berdaya dan menarik diri, serta kehilangan rasa percaya diri, merasa berdosa atau merasa dirinya sebagai penyebab terjadinya kasus pelecehan seksual. Sedangkan dampak ditinjau dari faktor kesehatan yaitu dapat mengalami akibat fisik seperti gangguan perut, nyeri tulang belakang, gangguan makan, gangguan tidur rasa cemas dan mudah marah.

Berdasarkan ruang lingkup dan tanggung jawab (Thomas W. Bratawidjaja, 1996), sekretaris dapat dibedakan menjadi 2
(dua) macam yaitu:

Pengertian Wanita Bekerja

a. Sekretaris eksekutif

Jenis dan Jabatan
Sekretaris
Berdasarkan Ruang Lingkup

Sekretaris eksekutif adalah sekretaris yang juga berfungsi sebagai manajer karena secara langsung atau nyata menjalankan fungsi manajer eksekutif yang memiliki bawahan.
Sekretaris eksekutif ini pada umumnya merupakan sekretaris untuk satu unit organisasi, contohnya: sekretaris dewan, sekretaris jenderal, sekretaris wilayah, sekretaris inspektorat jenderal, sekretaris yayasan, dan lain-lain. Wanita bekerja adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara profesional oleh wanita untuk dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jenis dan Penyebab Wanita Ingin
Bekerja
Dapat disimpulkan bahwa jenis wanita bekerja terdiri dari tiga jenis yaitu pekerja wanita secara penuh, pekerja wanita part time dan freelance.
Sedangkan penyebab wanita ingin bekerja adalah keinginan mencari tantangan baru, aktivitas baru, suasana baru, serta adanya faktor kondisi situasi dan keuangan keluarga yang kurang baik. b. Sekretaris pribadi
Sekretaris pribadi adalah seorang yang mengerjakan kegiatan perkantoran untuk membantu seseorang tertentu dan bersifat pribadi. Sekretaris dalam pengertian ini bukan pegawai atau staf dari suatu organisasi atau perusahaan tetapi diangkat dan digaji oleh perorangan. 4

Penyebab Sekretaris Mengalami

Walaupun bukan merupakan pelecehan seksual subjek penelitian mengatakan bahwa perlakuan itu tidak disukainya, menggangu konsentrasi kerja dan khawatir hubungan kerja akan terganggu jika menolak atau berlaku kasar pada pelaku. Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Dari bentuk-bentuk pelecehan seksual yang dialami oleh subjek penelitian di atas (seorang sekretaris) Fitzgerald dan
Schullman (dalam Betz & Fitzgerald,
1987), setiap tingkat akan diuraikan secara lebih terperinci mengenai pandangan subjek penelitian terhadap pelecehan seksual yang dialaminya di tempat kerja.

c. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Tiga (Sexual Bribery)
Sebagian besar subjek penelitian memandang bahwa perlakuan pada tingkat tiga (sexual bribery) sebagai bentuk pelecehan seksual. Subjek penelitian beralasan bahwa pelaku menganggapnya rendah, dan perlakuan itu sudah melampaui batas kesopanan. a. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Satu (Gender Harassment)
Sebagian besar subjek penelitian memandang bahwa perlakuan pada tingkat satu (gender harassment) sebagai bentuk pelecehan seksual.
Subjek penelitian tidak menyukai perbuatan itu karena bersifat porno, memperlihatkan perempuan sebagai objek seks, disampaikan pada saat yang tidak tepat, dan tidak sopan.
Walaupun merupakan pelecehan seksual, beberapa subjek penelitian berpendapat bahwa perlakuan itu adalah wajar karena hal itu dipandang sebagai gurauan dan bentuk perhatian.

d. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Empat (Sexual Coercion)
Sebagian besar subjek penelitian memandang bahwa perlakuan pada tingkat empat (sexual coercion) sebagai bentuk pelecehan seksual.
Subjek penelitian tidak menyukai perlakuan itu.
e. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Lima (Gender Imposition)
Semua subjek penelitian memandang bahwa perlakuan pada tingkat 5
(sexual imposition) sebagai bentuk pelecehan seksual. Subjek penelitian tidak menyukai perlakuan ini karena tidak sopan, tanpa ijin, dan pelaku mempunyai kelainan seksual.

b. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Dua (Seduction Behaviour)
Sebagaian besar subjek penelitian memandang bahwa perlakuan pada tingkat dua (seduction behaviour) tidak sebagai bentuk pelecehan seksual. Subjek penelitian beralasan bahwa perlakuan itu sebagai bentuk perhatian, gurauan, wajar jika orang dewasa membicarakan seksual, perlakuan laki-laki yang menyukai perempuan, tidak kurang ajar, pergaulan, hanya sebatas pembicaraan saja, dan sebagai salah satu resiko tugas wanita bekerja.

Pelecehan Seksual Pada Wanita yang
Bekerja Sebagai Sekretaris
Pelecehan seksual pada wanita yang bekerja sebagai sekretaris adalah perhatian yang tidak diinginkan yang datang dari seseorang di tempat kerja
5

Subjek Penelitian

dan menciptakan ketidaknyamanan atau mengganggu orang lain, yang berkaitan dengan isu seksual. Pelaku pelecehan seksual di tempat kerja adalah orang yang berada di sekitarnya, misalnya atasan yang berkedudukan lebih tinggi.
Selain itu pelaku bisa datang dari rekan laki-laki, atau tamu laki-laki. Pelecehan seksual dapat terlihat jelas apabila dalam pekerjaan tersebut laki-laki jauh lebih tinggi jabatannya daripada perempuan.
Karena tekanan-tekanan seks juga bisa datang dari pihak pekerja laki-laki yang setingkat dengan pekerja perempuan.
Pelecehan seksual di tempat kerja bagi sekretaris dapat menghasilkan problema tersendiri bagi perempuan pekerja.
Banyak perempuan yang terpaksa diam dan menerima tindakan pelecehan seksual karena takut kehilangan perkerjaan tersebut. Para korban tidak melaporkan dirinya karena takut apabila dia melaporkan akan terkena resiko seperti diberhentikan, diancam dengan cara-cara lain, akibatnya masalah ini ditutupi secara sosial.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang yaitu seorang wanita dewasa awal yang sudah bekerja sebagai sekretaris dan pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerjanya.
Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara dan catatan lapangan dengan subjek dan significant others.
Untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara dan alat perekam.
Alat Bantu Penelitian
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dikembangkan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian yang bersangkutan, pedoman wawancara yang sudah disusun terdiri dari identitas subjek dan pertanyaan wawancara.
b. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk panduan dalam melakukan observasi, pedoman ini digunakan untuk melihat perilaku apa saja yang muncul pada subjek penelitian yang akan dimasukkan dalam catatan lapangan. c. Tape Recorder
Alat bantu elektronik berupa alat perekam menggunakan media perekam
Handphone,
yang digunakan untuk merekam hasil wawancara yang dilakukan, baik untuk subjek penelitian.
d. Alat Bantu Tulis
Alat bantu tulis berupa pulpen, pensil dan kertas untuk mencatat hasil wawancara dan observasi.

METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang sifatnya studi kasus karena penelitian kualitatif studi kasus sesuai digunakan pada masalahmasalah yang bertujuan untuk mengeksplorasi kehidupan seseorang atau tingkah laku seseorang dalam kehidupannya sehari-hari, dengan menggunakan penelitian kualitatif studi kasus juga diperoleh pemahaman yang mendalam tentang berbagai gejala-gejala sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

6

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diatas dijelaskan beberapa hal yaitu:

atau handphone, dan subjek akan di berikan uang. dapat a. Sexual Coercion atau Threat
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat empat atau
Sexual Coercion/ Threat yang berupa suatu sanksi dan ancaman akan dipecat dari tempat subjek bekerja serta subjek mendapatkan kata-kata kasar oleh lawan jenisnya dikarenakan subjek menolak untuk melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya tersebut.

1. Bagaimana
Bentuk-bentuk
Pelecehan Seksual Yang Dialami
Subjek Di Tempat Kerja
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan peneliti menyimpulkan adanya beberapa bentuk-bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada subjek di tempat kerjanya yaitu diantaranya b. Sexual Imposition
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat lima atau Sexual
Imposition yang berupa serangan atau paksaan yang bersifat seksual dan dilakukan secara kasar dan terang-terangan oleh lawan jenisnya.

a. Gender Harassment
Subjek mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari lawan jenis yang mana lawan jenisnya seperti penyalahgunaan kekuasaan, perbuatan yang merendahkan, melanggar hak-hak pribadi dan tingkah laku subjek.

2. Faktor

faktor
Yang
Menyebabkan
Terjadinya
Pelecehan Seksual Pada Subjek

b. Seduction Behavior
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat dua atau
Seduction Behavior seperti tangan subjek digelitik, kerdipan mata yang agak nakal, tepukan pundak dan pantat subjek, dan berbagai macam rayuan yang berupa ajakan makan malam atau nonton bioskop pada saat di luar jam kantor, serta suatu bentuk perhatian yang khusus dari lawan jenisnya yang berupa pijatanpijatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti menyimpulkan adanya beberapa faktor pelecehan seksual yang terjadi pada subjek di tempat kerjanya yaitu diantaranya:
Pada level satu atau Gender
Harassment faktor penyebab subjek mendapatkan pelecehan seksual dari lawan jenisnya adalah situasi aman dan keadaan lingkungan kantor yang mendukung sehingga pelaku dengan leluasa melancarkan aksinya, subjek sebagai kaum wanita sebagai kaum yang lemah baik fisik maupun mental sehingga dapat dieksploitasi oleh pelaku sisi seksualitasnya.
Kemudian perilaku, penampilan dan perkataan subjek yang menurut pelaku bersifat mengundang.

c. Sexual Bribery
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat tiga atau Sexual
Bribery seperti menaikkan gaji, subjek akan dibelikan mobil, rumah

7

Pada level dua atau Seduction
Behavior faktor penyebab subjek pernah mendapatkan suatu permintaan yang tidak senonoh dari lawan jenis adalah karena adanya niat dari atasannya yang mengajak subjek untuk melakukan hal-hal yang negatif, adanya obrolan yang menjurus kearah seksualitas, adanya sinyal dari subjek yang terlalu pasif, maka dari itu si pelaku bisa lebih dengan leluasa memberikan ajakan yang tidak senonoh tersebut serta di beberapa kasus lingkungan dan situasi sekitarnya yang cukup buat pelaku melancarkan untuk berbuat mesum. Pada level tiga atau Sexual
Bribery faktor penyebab subjek pernah mendapatkan suatu ajakan untuk melakukan hal-hal yang bersifat seksual dengan disertai imbalan seperti uang, materi dan kenaikan jabatan yang dapat mengambil hati subjek, dan memberikan semua kebutuhan yang subjek perlukan berserta hadiah.
Pada level empat atau Sexual
Coercion atau Threat faktor penyebab ketika subjek menolak ajakan atau tawaran dari lawan jenis, subjek mendapatkan sanksi yaitu karena subjek menolak keinginan si pelaku, maka pelaku akan marah, mengancam lalu memberikan sanksi, tidak mendapat kenaikan gaji, promosi, tidak adanya lembur, dan faktor yang menyebabkan subjek pernah mendapatkan suatu siksaan dan kata-kata kasar dari lawan jenis anda ketika subjek menolak di ajak untuk berhubungan seksual.
Pada level lima atau Sexual
Imposition faktor yang menyebabkan subjek pernah mendapatkan suatu serangan secara kasar atau terang-

terangan dari lawan jenis yaitu karena subjek secara kasar menolak permintaan si pelaku maka dari itu si pelaku menjadi lebih kasar dan agresif secara terang-terangan, faktor yang menyebabkan subjek langsung menceritakan hal tersebut pada orang-orang terdekatnya yaitu karena supaya subjek mendapatkan berbagai macam solusi mengenai permasalahan yang sedang subjek hadapi itu, faktor penyebab subjek pernah di ajak oleh lawan jenis yang dengan sengaja untuk memaksa menyentuh pada bagian-bagian seksualitas lawan jenis karena si pelaku merasa mempunyai kuasa makanya si pelaku bisa seenaknya bersikap seperti itu, dan faktor yang menyebabkan lawan jenis subjek suka medorong atau memegang tubuh secara langsung atau terangterangan yaitu karena subjek yang mana sebelumnya sudah berusaha menolaknya secara halus akan tetapi si pelaku tidak memperdulikannya begitu saja sehingga subjek akhirnya menolaknya dengan tegas dan kasar supaya si pelaku tidak melakukan hal yang sama dengan subjek.
3. Bagaimana Proses Reaksi Subjek
Terhadap Pelecehan Seksual Yang
Dialaminya Di Tempat Kerja
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan peneliti menyimpulkan proses reaksi adanya pelecehan seksual yang terjadi pada subjek di tempat kerjanya yaitu
a. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Satu (Gender Harassment)
Reaksi subjek yang memandang perlakuan pada tingkat satu (gender

8

harassment) sebagai pelecehan seksual adalah berawal dengan menanggapi, misalnya dengan ikut melihat gambar porno yang diperlihatkan pada rekannya itu.
Selanjutnya, mengambil tindakan langsung dengan cara tersenyum, marah, atau berbicara ramah untuk menjaga nama perusahaan. Subjek menghindari perlakuan itu dengan pergi meninggalkan pelaku atau mengalihkan topik pembicaraan.
Langkah
untuk mengabaikan perlakuan itu dengan cara seolaholah tidak mengetahui jika perlakuan pelecehan seksual itu sedang berlangsung. Sekarang tindakan menghindari dilakukan dengan cara pergi meninggalkannya.
Di
abaikannya tindakan tersebut dengan cara seolah-olah subjek penelitian tidak mengetahuinya. Lalu tidak berbuat apa-apa dengan cara diam karena malu, dan merasa bersalah karena telah memakai rok mini.
Saran dari significant other adalah karena adanya salah persepsi dari rekan kerja pria atau atasan maka subjek harus mengontrol perilaku, perkataan dan cara berpakaian agar tidak mengundang rekan kerja pria untuk melakukan pelecehan seksual terhadap diri subjek. mengalihkan pokok pembicaraan.Sekarang tindakan mengabaikan dilakukan dengan cara membiarkan, tidak melayani pembicaraan pelaku, atau melupakan peristiwa itu. Serta subjek diam saja karena tidak tahu bagaimana cara menolaknya. Saran dari significant other adalah lebih berhati hati dalam perkataan, berusaha menolak permintaan yang menjurus ke arah seksualitas, di ikuti dengan tindakan profesionalitas di tempat kerja.
c. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Tiga (Sexual Bribery)
Reaksi subjek yang awalnya memandang perlakuan pada tingkat tiga (sexual bribery) sebagai bentuk pelecehan seksual adalah menolak secara kasar, memberi saran, tertawa, mengucapkan terima kasih, mengembalikan hadiah pelaku, pulang, dan keluar kerja. Selanjutnya subjek hanya diam saja karena merasa terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa dan mengabaikannya.
Sekarang tindakan mengabaikannya dilakukan dengan cara tidak mempedulikannya. Saran dari significant other adalah tidak mudah menerima hadiah-hadiah atau imbalan dalam bentuk apapun, sebaiknya subjek bertindak secara profesional dalam bekerja maupun kehidupan pribadi.

b. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Dua (Seduction Behavior)
Reaksi subjek yang awalnya memandang bahwa perlakuan pada tingkat dua (seduction behavior) sebagai pelecehan seksual adalah terkejut, marah, menolak, memberi saran, atau tertawa. Selanjutnya subjek menghindari dengan cara pergi meninggalkan pelaku, atau

d. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Empat (Sexual Coercion / Threat)
Reaksi subjek yang awalnya memandang bahwa perlakuan pada tingkat empat (sexual coercion / threat) sebagai bentuk pelecehan

9

seksual adalah secara langsung dengan cara menolak, memberi saran kasar, marah, melaporkannya dengan melalui mengirim surat ke atasan yang lebih tinggi jabatannya, dan keluar dari pekerjaan. Selanjutnya mengabaikannya dengan cara membiarkan karena merupakan kebiasaan atasan berbuat seperti itu, lalu melupakannya begitu saja.
Sedangkan sekarang subjek tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sebenarnya di dalam hati subjek sangat tidak menyukai perlakuan itu.
Saran dari significant other adalah supaya subjek lebih berhati hati terhadap rekan atau atasan yang mempunyai dan maksud tertentu, serta berusaha untuk menjauhi dan menghindari orang-orang tersebut.

berusaha menyakiti subjek secara seksual. Kemudian untuk memberikan dampak jera, laporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang. Dan beri tuntutan agar pelaku tidak mengulangi pelecehan seksual terhadap karyawan perempuan yang lain.
PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sbagai berikut :
Kesimpulan
1. Bagaimana bentuk-bentuk pelecehan seksual yang dialami subjek di tempat kerja

e. Pelecehan Seksual pada Tingkat
Lima (Sexual Imposition)

Pelecehan seksual pada tingkat satu atau Gender Harassment seperti penyalahgunaan kekuasaan, perbuatan yang merendahkan, melanggar hak-hak pribadi dan tingkah laku subjek, yaitu berbagai macam gurauan-gurauan yang menjurus kearah seksualitas karena lawan jenisnya melihat serta menganggap bahwa perempuan bisa dipakai sebagai objek seks, meskipun cara penyampaian lawan jenisnya tersebut bukan pada saat yang tepat untuk dibicarakan.
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat dua atau
Seduction Behavior seperti ketika bersalaman dengan lawan jenisnya tangan subjek digelitik, subjek juga mendapatkan kerdipan mata yang agak nakal dari si pelaku, tepukan pundak dan pantat subjek, dan subjek pernah mendapatkan berbagai macam rayuan yang berupa ajakan

Reaksi pada subjek yang awalnya memandang perlakuan pada tingkat lima (sexual imposition) sebagai bentuk pelecehan seksual adalah secara langsung dengan melengos, mendorong, berontak, menolak secara tegas, marah, menegur secara baik-baik dulu jika tidak bisa baru secara kasar, melaporkannya ke atasan yang lebih tinggi jabatannya, dan keluar kerja. Reaksi selanjutnya menghindari dengan cara lari, dan pergi meninggalkan pelaku. Sekarang reaksi mengabaikan dengan cara melupakan dan memaafkan peristiwa itu. Kemudian tidak berbuat apa-apa yaitu dengan diam karena terkejut dan salah tingkah. Saran dari significant other adalah berikan perlawanan dan pelajaran terhadap orang yang

10

2. Faktor

faktor yang menyebabkan terjadi pelecehan seksual pada subjek

makan malam atau nonton bioskop pada saat di luar jam kantor, serta suatu bentuk perhatian yang khusus dari lawan jenisnya yang berupa pijatan-pijatan. Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat tiga atau Sexual
Bribery yang berupa suatu ajakan untuk melakukan hal-hal yang berkenaan dengan perhatian seksual yang mana disertai dengan janji-janji untuk mendapatkan imbalan tertentu jika subjek mau diajak untuk berhubungan seksual dengan lawan jenisnya seperti menaikkan gaji, subjek akan dibelikan mobil, rumah atau handphone, dan subjek akan di berikan uang.
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat empat atau
Sexual Coercion/ Threat yang berupa suatu sanksi dan ancaman akan dipecat dari tempat subjek bekerja serta subjek mendapatkan kata-kata kasar oleh lawan jenisnya dikarenakan subjek menolak untuk melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya tersebut.
Subjek mendapatkan pelecehan seksual pada tingkat lima atau Sexual
Imposition yang berupa serangan atau paksaan yang bersifat seksual dan dilakukan secara kasar dan terang-terangan oleh lawan jenisnya ketika subjek mendapatkan tugas ke luar kota dengan atasannya. Dimana atasannya meminta subjek untuk menemaninya dikamar yang berujung untuk melakukan hubungan seksual dengan subjek secara terangterangan.

Pada pelecehan seksual level satu atau Gender Harassment faktor penyebab subjek mendapatkan pelecehan seksual dari lawan jenisnya adalah situasi aman dan keadaan lingkungan kantor yang mendukung sehingga pelaku dengan leluasa melancarkan aksinya, subjek sebagai kaum wanita sebagai kaum yang lemah baik fisik maupun mental sehingga dapat dieksploitasi oleh pelaku sisi seksualitasnya, dari perilaku, penampilan dan perkataan subjek yang menurut pelaku bersifat mengundang. Pada level dua atau Seduction
Behavior faktor penyebab subjek pernah mendapatkan suatu permintaan yang tidak senonoh dari lawan jenis adalah karena adanya niat dari atasannya yang mengajak subjek untuk melakukan hal-hal yang negatif sehingga menurut atasannya itu sebagai seorang sekretaris subjek harus menuruti semua permintaan atasannya, mulai dari masalah dengan pekerjaan sampai pada masalah pribadi, dan pelaku berusaha untuk membuat suatu hubungan dengan subjek yang mana hubungan tersebut yang selanjutnya akan bisa lebih intens atau serius dengannya. Selanjutnya pada level tiga atau Sexual Bribery faktor penyebab subjek pernah mendapatkan suatu ajakan untuk melakukan hal-hal yang bersifat seksual dengan disertai imbalan seperti uang, materi dan kenaikan jabatan yang dapat mengambil hati subjek yaitu dengan memberikan semua kebutuhan yang subjek

11

perlukan berserta hadiah, maka si pelaku beranggapan kalau subjek bisa menuruti semua keinginannya.
Lalu pada level empat atau
Sexual Coercion/ Threat faktor penyebab ketika subjek menolak ajakan atau tawaran dari lawan jenis, subjek mendapatkan sanksi yaitu karena apabila subjek menolak keinginan si pelaku, maka pelaku akan marah, mengancam lalu memberikan sanksi, tidak mendapat kenaikan gaji, promosi, tidak adanya lembur, dan justru mendapatkan tugas-tugas yang lebih berat pada jam kerjanya daripada rekanrekannya yang lain dan karena subjek telah menolak ajakannya si pelaku untuk melakukan hubungan seksual, maka dari itu si pelaku marah-marah, mencaci maki ke subjek yang kurang jelas sebabnya.
Pada level lima atau Sexual
Imposition faktor yang menyebabkan subjek pernah mendapatkan suatu serangan secara kasar atau terangterangan dari lawan jenis yaitu karena subjek secara kasar menolak permintaan si pelaku maka dari itu si pelaku menjadi lebih kasar dan agresif secara terang-terangan, faktor yang menyebabkan subjek langsung menceritakan hal tersebut pada orang-orang terdekatnya yaitu karena supaya subjek mendapatkan berbagai macam solusi mengenai permasalahan yang sedang subjek hadapi itu.

berawal dengan menanggapi.
Selanjutnya, mengambil tindakan langsung dengan cara tersenyum, terkejut, marah, menolak secara kasar, memberi saran, tertawa, mengucapkan terima kasih, mengembalikan hadiah pelaku, pulang, dan keluar .Subjek menghindari perlakuan itu dengan pergi meninggalkan pelaku, mengabaikannya, mengalihkan topik pembicaraan, menghindari dengan cara lari, dan pergi meninggalkan pelaku. Sekarang tindakan menghindari dilakukan dengan cara pergi meninggalkannya.
Di
abaikannya tindakan tersebut dengan cara seolah-olah subjek penelitian tidak mengetahuinya, lalu tidak berbuat apa-apa dengan cara diam, mengabaikan dengan cara melupakan dan memaafkan peristiwa itu. Kemudian tidak berbuat apa-apa yaitu dengan diam karena terkejut dan salah tingkah,
Saran – saran
a. Sebaliknya subjek memakai pakaian yang lebih tertutup dan sopan.
b. Pilihlah tempat yang terbuka saat ingin berkomunikasi dengan rekan kerja yang lawan jenis, karena hal ini untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual.
c. Melakukan komunikasi dengan rekan kerja yang lawan jenis hanya sebatas untuk kepentingan pekerjaan.
d. Bersikap tegas untuk mengatakan tidak mengenai hal-hal yang mengarah pada perilaku pelecehan seksual. e. Sebaiknya anda menghindari berpergian sendirian pada malam

3. Bagaimana proses reaksi subjek terhadap pelecehan seksual yang di alami subjek di tempat kerja
Reaksi subjek yang memandang perlakuan perlakuan tersebut sebagai tindakan pelecehan seksual adalah

12

hari dan tidak bekerja lembur sendirian pada malam hari. Juga dianjurkan untuk pergi bersama teman lainnya apabila ada keperluan diluar jam kantor dan memastikan bahwa keberadaan diri diketahui oleh orang lain.
f. Kalau memungkinkan kita tegur pelaku pelecehan tersebut. Tindakan menegur ini akan membuat dia sadar bahwa aksinya diperhatikan orang dan tidak pantas dilakukan, syukur-syukur membuat pelaku ini malu untuk melakukannya lagi.
g. Segera melapor pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja anda kepada pihak-pihak yang ditunjuk
(atasan atau HRD) atau langsung melaporkan kepada kepolisian.

Juni Bandung:
Rosdakarya.

PT.

Remaja

Betz, L. & Fitzgerald, E. (1987). The career psychology of women.
California: Academic Press, Inc.
Collier, Rohan. (1992). Pelecehan seksual : Hubungan dominasi mayoritas dan minoritas. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.
Guntoro & Paramita Utamadi. (2001).
Pelecehan seksual, hii serem. http://groups.yahoo.com/group/w anita-muslimah/message/3536.
Diakses tanggal 27 September
2010.
Heru Basuki, A. M. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya.
Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Untuk Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan melihat pengaruh budaya patriarki atau anggapan bahwa secara sosial laki-laki diposisikan lebih tinggi dari pada perempuan di lingkungan kerja, pandangan-pandangan perempuan mengenai tindakan pencegahan dan penyebarluasan informasi tentang pelecehan seksual, dan pelecehan seksual dilingkungan lain dengan subjek yang bervariasi. Serta diharapkan dapat untuk menambah jumlah subjek. Serta diharapkan dapat melakukan penelitian dengan lebih mendalam lagi, dengan melakukan observasi langsung di tempat kerja subjek.

Moleong, L. J. (2005). Metode pendekatan kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Poerwandari, Kristi. (2000). Pemahaman bentuk-bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan dan alternatif pemecahannya. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sabaroedin,
S.
(1998).
Wanita, pendidikan, pekerjaan dan kodrat. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Thomas W. Bratawidjaja. (1996).
Pengertian
sekretaris. http://sakilasakina.blog.com. Diakses tanggal 13 Februari
2010.

DAFTAR PUSTAKA
Abrar, A. N. (1998). Pemberitahuan isu pelecehan dan kekerasan seksual dalam surat kabar Indonesia.

13

Similar Documents

Premium Essay

To Text or Not to Text

...To text or not to text Text messaging has become a convenient way to communicate or maybe an obsession. Texting as is it is commonly referred to today, allows individuals to literally to express their thoughts, information, and maintain relationships with the tips of their fingers. The use of the text message has redefined the way in which our society communicates with each other. Would you believe that 11% of people have sent a text message during sex! Wow! This trend seems to have become an addiction. Text messages are usually read within 5 minutes of being received and responded to instantly. Though this function has many benefits, it has created several negative problems as well. The cost to ones safety as well as the general public has made texting a highly debated subject. I prefer to just pick up the phone and make a call. It’s quick, it’s easy and if you don’t get an answer, you just leave a message or call back later. Thought of as a convenient way of communication, texting with technology advances faster than etiquette has contributed to the erosion of our society. The power of text messaging is one that has redefined how the world communicates and those that choose to use it have a responsibility to use it correctly. Text messaging allows for individuals to maintain person relationships for those that do not have the ability to see one another on a regular basis. As a study showed, the average teenager uses the text message for about 54% of their interactions with...

Words: 698 - Pages: 3

Premium Essay

Text Message

...necessity for social survival. However, we are no longer limited to the simple phone call, as most of us teens now use our phones to send text messages. The danger is this: are we, as teens, becoming addicted to our cell phones? Parents, I am sure that when you consider punishing your teen one of the first ideas that comes to mind is taking away the cell phone. This is no coincidence, for we truly have become irrationally attached to our phones and to text messaging in particular. But whether you are a parent or teen, who is to say that the new age of the text message is all bad or all good? Here are some pros and cons : Pros to Text Messaging: It is ConvenientTruly we are not always available or in the mood to talk on the phone. Phone conversations are time consuming and often require complete and undivided attention. Moreover, you are limited to the locations in which you can talk on the phone without disturbing others. Text messaging allows you to quickly communicate short thoughts to your friends and family. Comments such as “I’ll be in home in five minutes” Often it is less intimidating to begin communicating with someone over text message because you have more time to think of what you are going to say and how you are going to express yourself. Parents, think of it as a shorter, digital version of a letter. Personally, I know that I text a lot of people that I would have never had contact with otherwise. This allows me to expand beyond my narrow group of friends and to experience...

Words: 668 - Pages: 3

Free Essay

Text Mining

...2013 Submitted To: Prof. Raleigh 06/07/2013 Text Mining Submitted By: Roshan Bhattachan What challenges does the increase in unstructured data present for businesses? Text mining is the discovery of pattern and relationships from large set of unstructured data-the kind of data we generate in emails, phone conversation, blog posting, online customer surveys, and tweets (Laudon & Laudon, 2012). These unstructured data contains lots of useful information, and businesses can use this information to make a better decision making. The challenges for today businesses are how they can make best use of this unstructured information. It’s not a piece of cake to get information out easily because there are millions of information over the internet, and the success of businesses lies in how effectively and efficiently they can process and analyze this information , and use it to make better decision making. It’s a complex and rigorous tasks, and needs people time and money to take out best of information from this unstructured data. How does text-mining improve decision making? Text mining tools are now available to help businesses analyze unstructured data. These tools are able to extract key elements from large unstructured data sets, discover patterns and relationship, and summarize the information. For example: JetBlue in 2007 experienced a number of customer discontent which resulted in large number flight cancelation. It received around 15000 emails per day, and...

Words: 758 - Pages: 4

Free Essay

Text Analytics

...Selection of the topic- Text Analytics Title- Using text analytics to improve the hospitality experience of customers. Key Words- Text analytics, content categorization, sentiment analysis, Abstract- With advance text analytics solutions, the hotels and hospitality providers can analyze conversations on the social media and online public forums to extract valuable business insights and using the same to improve their customer’s experiences into their hotels and with their services. Introduction- Today’s travelers are vocal and willing to share their experiences with hotel and travel providers; they’re more apt to share their experiences online with others through means of social media like- facebook & twitter, in online review sites such as tripadvisor.com etc. From check-in process to the quality of services, their feedbacks provide valuable insights that hospitality providers can improve the guest experience with their brands, better target customers with offers and differentiate ‘emselves from the competitors in terms of products and services. Collecting quantitative responses from the guests through surveys was the sole feedback method used by hotels and travel service providers. Of late, the trend has changed. These days, these providers recognize the value of collecting feedback through social media and other online sites. They even encourage open-ended comments in their surveys these days. With thousands of reviews generated each day, compiling and interpreting...

Words: 890 - Pages: 4

Free Essay

Text Addiction

...popular and trendy over the last several years. In 2005 I purchased my first cell phone a Boost Mobile/ Walkie Talkie Phone. I was able to send text messages but never did. Being a prepaid phone it was expensive and I preferred for every bit of my time to go towards and actual conversation. However once phone companies started offering plans of unlimited texting, texting became very popular. I can appreciate the fact of how convenient texting is. It’s a great way for people to communicate quickly and quietly. Texting is a accommodating device to use when transferring information, directions, and other helpful things. On the other hand there are cases of the negative effects texting can cause people. I watched a television program on MTV about two young ladies who considered their selves textaholics. (http://www.mtv.com/videos/true-life-im-a-textaholic/1672744/playlist.jhtml, True Life: I am a Textaholic, October 2011) One young lady was a senior with the dream of playing volleyball in college. She texted so much that she begun having difficulties in her wrist. She also was going to have to have surgery. What surprised me was that her mother was asking her if she could text less. If a child cannot resist the urge to lay their phone down for their own safety and health reasons then a parent needs to step in. At the end the girl reduced her text messaging by thousands but ended up not playing volleyball. The other young lady neglected her husband with her excessive texting. They ended...

Words: 471 - Pages: 2

Premium Essay

Don't Text and Drive

...Don’t Text and Drive Every day there are many motor vehicle accidents in the world. The use of cell phones while driving causes many of these accidents. In Albuquerque there is a hands free law. We can get fined if we have our cell phone in our hand when we are driving. Even with the law, I still see people with their phone in their hands while driving all of the time. Some people are talking on their phone and other people are texting. In order to save your own life as well as save the lives of other people on the road, it is important that people stop texting while driving. Texting while driving is very distracting. Imagine if your best friend was driving a car and received a text. They look down to read the text and a car pulls out in front of him or her. They look up at the last second but it is too late. If someone is going 55 mph, they will drive the length of an entire football field in the time it takes to look at a text. There are applications people can get that will read a text to you. I think the best thing would be to turn your phone on silent until you have reached your destination. Most text messages can wait. If someone is texting, that means they do not have both hand on the steering wheel. The reaction time if they need to swerve out of the way would not be as good. They would need to drop their phone and grab the steering and then turn the wheel. This would also cause an accident. Text messaging makes the likelihood of an accident...

Words: 599 - Pages: 3

Free Essay

Do Not Text and Drive

...will happen to them and that they are immune. Despite so, that is most definitely not the case. Life is precious and can be taken away in an instant. I urge everyone, especially my friends and family, to not text and drive . I beg everyone to listen carefully to my statements. Do not disregard this plead; it may save your life and others’ lives . I know that you may be rolling your eyes. However, even YOU can be a victim of an accident that resulted from texting and driving. When individuals text and drive, they are have greater chances of crashing. By texting and driving, people are tremendously impaired. To be a safe driver, people must pay attention to the road and be aware of upcoming dangers. Drivers are not conscious of traffic, pedestrians, signs, or changes when they are texting. When eyes are taken off the road, the driver has no control over the direction they are going in and are at risk. In the blink of an eye, an accident may suddenly occur. This may have happened because of ONE text message. Is answering a text message more important than preventing critical injuries and deaths? If someone died in an accident because of a car accident, imagine how heartbreaking that would be. Imagine if your friend, sibling, parent, or child died in a car crash due to a text message of all things. It is unquestionably tragic because the person could have achieved...

Words: 966 - Pages: 4

Premium Essay

Dont Text and Drive

...Don’t text and drive Victoria Guerriero Image Analysis “Five seconds is the average time your eyes are off the road while texting. When traveling at 55mph, that's enough time to cover the length of a football field.” (2009, VTTI). While texting and driving has always been an issue since people were able to text on phones, it has not gained much media attention until recently. People may have sent an occasional text while driving ten years ago, but because the keyboard was harder to use, people were not doing it as often. Today’s phones allow you to text with one hand, making it easier to text while driving. With that being said there have been more accidents related to texting and driving. Those that have been injured or almost injured in an accident may no longer text and drive, but the vast majority of people that have yet to injure themselves or others while doing this will continue to text and drive because they feel safe. There are many ads, commercials and even organizations that are against texting and driving but the number of people that have actually stopped texting while driving is at a bare minimum. “60% of drivers use cell phones while driving.” (2011, Harris Poll). It seems as if all the advertisements have not paid off like planned. The reason behind so many ads is to cut back on texting and driving and I believe the media helps get the idea of texting and driving into people’s heads. People will participate in this dangerous action...

Words: 601 - Pages: 3

Free Essay

Building a Text Corpus

...Patel et al. (Eds) Amsterdam: IOS Press © 2001 IMIA. All rights reserved Building a Text Corpus for Representing the Variety of Medical Language Pierre Zweigenbauma, Pierre Jacquemarta, Natalia Grabara, Benoît Habertb a DIAM — Service d’Informatique Médicale/DSI, Assistance Publique – Hôpitaux de Paris & Département de Biomathématiques, Université Paris 6 b LIMSI-CNRS & Université Paris 10 Abstract Medical language processing has focused until recently on a few types of textual documents. However, a much larger variety of document types are used in different settings. It has been showed that Natural Language Processing (NLP) tools can exhibit very different behavior on different types of texts. Without better informed knowledge about the differential performance of NLP tools on a variety of medical text types, it will be difficult to control the extension of their application to different medical documents. We endeavored to provide a basis for such informed assessment: the construction of a large corpus of medical text samples. We propose a framework for designing such a corpus: a set of descriptive dimensions and a standardized encoding of both meta-information (implementing these dimensions) and content. We present a proof of concept demonstration by encoding an initial corpus of text samples according to these principles. Keywords: Natural language processing, documents, French. text corpus, medical apply to another type [2]1. This has consequences for the design...

Words: 3989 - Pages: 16

Premium Essay

Text While Driving

...Parents always tell us how dangerous it is to text or talk while driving. But we don’t even think about it. . How many of you have ever text or call while you were driving? I want to share a story with you that happened only a few weeks ago. We had just finished our match against BYU and we were trying to find a place to eat. Since we have never been to Utah we didn’t know where we could get food. Our coach decided to call her friend who lives in Provo. While she was on the phone a cop drove by and I heard her say “ Ill call you back in a second because there is a cop driving next to me”. Her friends said that it was legal to talk and drive in Utah. So, our coach stayed on the phone. She was so focused on her phone call that she didn’t really pay attention to the road. We saw that the light in front of us was red but our coach wasn’t stopping. A bus was coming from the right and we were going right at it. And still our coach didn’t stop. When we were about to hit the bus Emily screamed “IT’S RED!”. Our coach turned the car quickly and we just missed crashing. This would not have happened if she wasn’t talking on her phone while driving. U.S. National Highway Traffic Safety surveys state that 79% people from 19 to 24 years old admit that they use their phone while they drive. These surveys also show that cell phones are a leading cause of car crashes. The police records of 2012 show that about 6,000 deaths and a half a million injuries were caused...

Words: 823 - Pages: 4

Premium Essay

Text vs Call

...of the draw would have it, the next speaker also had the same topic. I value the ideas that young people have and find that often the first ideas, ideas which haven’t been researched or massaged into the perfect five paragraph essay, are ideas that are near and dear to the heart. Here is a summary of the points these students made regarding texting vs. phone calls: 1. Private conversations—texting is more private than a phone call because it is silent. As one speaker said, “If I’m sitting on a bus and talking to my friend on the phone about where I hid the pirate treasure, the guy next to me will hear it and might steal the treasure. If I text the information, only my friend will know.” 2. Non-Interruptions. Texting doesn’t have to interrupt an activity. 3. Easier to Multi-task Multi-tasking is easier because you can ignore the text message for a while. 4. Multiple conversations are possible. 5. On-going conversationYou can take your time with responding. The conversation can “linger” and occur with larger time breaks than on the phone. 6. Time differences (Time zones) are less important because you can...

Words: 390 - Pages: 2

Premium Essay

Problems with Text Messaging

...meant a conversation I could utterly control. I get to say exactly what I want exactly when I want to say it. It consumes no more time than I want it to and, to a much greater degree than is possible with a phone call, I get to decide if it takes place at all. The telephone call is a dying institution. According to a recent survey, the number of text messages sent monthly in India. exploded from 14 billion in 2000 to 188 billion in 2010 and the trend shows no signs of abating. The problem, of course, is what's lost when that chit-chat goes. Developmental psychologists studying the impact of texting worry especially about young people, not just because kids are such promiscuous users of the technology, but because their interpersonal skills have not yet fully formed. For example a texted apology — we type an 'I'm sorry' message and hit send. Its a vivid example of what's lost when we type instead of speak. A full-scale apology means I know I've hurt you, I get to see that in your eyes. You get to see that I'm uncomfortable, and with that, the compassion response kicks in. There are many steps and they're all bypassed when we text. When the apology takes place over the phone rather than in person, the visual cues are lost, of course, but the voice and the sense of hurt it can convey is preserved. Part of the appeal of texting in these...

Words: 521 - Pages: 3

Premium Essay

Is Text Worth A Life Essay

...Is a Text Worth a Life? "More than ten of us are killed and 1,000 are injured every day in the United States as a result of distracted driving", according to the highway traffic safety administration. People can all relate to texting and driving as an everyday accordance. In todays' society most people own a cellular device. This ad although using a male as the example was made to provide awareness to all genders to take responsibility behind the wheel. This ad with a cell phone and text message showing the person never made it home was made to show awareness to drive safe and not to text behind the wheel. While analyzing this ad one of the things people start off noticing is the cell phone. It is one of the most noticeable items in the ad. A cell phone is a device people all have and carry at their sides. All it takes is seconds for someone to pick up a cell phone and send an instant message that can result in a catastrophic event. The audience can also notice how the driver is holding the phone. The way his hands are off the steering wheel and onto the phone. Resulting in not having complete and...

Words: 733 - Pages: 3

Premium Essay

At&T Text Messaging Case

...AT&T TEXT MESSAGING CASE QUESTIONS 1. Describe the cost behavior in the wireless industry. What are the key cost drivers? What are the implications of this cost behavior for cost-volume-profit (CVP) relationships? The cost behavior is difficult in the wireless industry because the key components making up the costs for texting and wireless calls are the same. While there has been an increase in the number of text messages sent, almost to the point where more time is spent texting than calling, it’s hard to differentiate how the costs should be split. The key cost driver’s include several factors ranging from the fixed costs of infrastructure (purchasing servers, cell towers, etc), services (billing, accounting, maintenance, etc), and variable costs (storage on servers). The implications of the CVP is that it is difficult to determine what portion of the fixed/variable costs are associated with texting vs. other cell phone operations that use all of the same cost drivers. 2. What kinds of margins does text messaging produce? It’s difficult to say exactly what type of margins texting produces, but I think that the best way to determine it would be to allocate a weighted-average contribution margin to determine the approximate number. The fixed costs such as servers should have a 90/10 allocation because text messages take up little bandwidth, but all other costs should be allocated 50/50 because the total income from the two operations seems to be about equal...

Words: 462 - Pages: 2

Premium Essay

The Hidden Positive Impact of Text Messaging on Literacy

...The Hidden Positive Impact of Text Messaging On Literacy The importance of text messaging is emphasized by several research findings. According to research cited in Education (Education), text message shorthand is vital in assisting youngsters to improve their phonic awareness and linguistic creativity. Powell and Dixon also discuss the importance of short messaging systems (SMS) and exposure to textism (the use of texting slangs) in enhancing learners’ spelling skills (Powell and Dixon). Wood conducted a research on the implications of text messaging on the literacy of 9 to 10-year-old-children’s literacy skills. Wood notes that the exposure to text messaging and their counterparts who do not have access to SMS might be contributing, positively, to the literacy skills development among 9 to 10-year-old-children (Wood). Furthermore, past studies analyzed by Verheijen report a positive correlation between the use of SMS and literacy levels among users (Verheijen). Belying the findings of these studies, however, is the viewpoint among older generation researchers and academicians that text messaging has negative correlations to improving learning skills among users. They argue that text messaging has contributed detrimental implications on learners as opposed to its emphasized importance by recent researchers. They present counterarguments justifying their disapproval of the importance of text messaging on learning. They cite the negative implications of technology on learners...

Words: 1435 - Pages: 6