Free Essay

Bab I

In:

Submitted By chiiichy
Words 7611
Pages 31
BAB I
PENDAHULUAN

Analisis permintaan dan penawaran memberikan bantuan yang sangat berarti kepada ahli ekonomi dalam memahami peristiwa yang wujud dalam masyarakat. Teori permintaan dan penawaran terutama berguna untuk menerangkan interaksi penjual dan pembeli di pasar persaingan sempurna dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Didalam makalah ini, penulis akan menerangkan lebih jelas tentang bagaimana perubahan penawaran dan permintaan mempengaruhi perubahan harga barang pertanian, implikasi dari perubahan itu kepada pendapatan petani-petani dan produsen pertanian lainnya, serta kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga barang pertanian dan pendapatan petani.
Analisis ketiga persoalan diatas merupakan bagian terpenting dari uraian dalam makalah ini. Disamping itu makalah ini juga membahas hal-hal seperti berikut, kebijakan pemerintah dalam menentukan harga maksimum dan implikasinya terhadap masyarakat, efek pajak penjualan terhadap harga dan barang yang diperjualbelikan, dan efek subsidi pemerintah terhadap harga dan jumlah barang yang diperjual belikan.

BAB II
PEMBAHASAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Pengertian Elastisitas
Secara umum, elastisitas adalah perubahan harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga.

Elastisitas Permintaan & Penawaran
Elastisitas permintaan adalah satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Elastisitas permintaan dibedakan kepada tiga konsep berikut: elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang. Elastisitas penawaran adalah ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan.

KOEFISIEN ELASTISITAS PERMINTAAN HARGA
Dalam analisis, elastisitas harga permintaan lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan.

RUMUS UNTUK PERHITUNGAN KOEFISIEN ELATISITAS

Rumus Penghitungan
Koefesien elastisitas permintaan adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai seberapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefesien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Ed= Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta Presentasi perubahan harga

Misalnya harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta berubah dari Q menjadi Q1. dengan permisalan ini rumus diatas dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q1 - Q
Ed = QP1 - P P

Dengan rumus yang telah diterangkan diatas sekarang dapatlah dihitung besarnya koefesien elastisitas permintaan atau dengan singkat elastisitas permintaan, apabila diketahui besarnya perubahan harga dan perubahan jumlah yang diminta. Untuk tujuan ini perhatikanlah dua contoh berikut, yaitu: (i) kasus harga meningkat dan (ii) kasus harga menurun.

Kasus Harga Menurun
Misalkan kita ingin mengetahui besarnya koefesien elastisitas dari permintaan keatas beras. Didapati bahwa pada waktu harga beras adalah Rp. 4000 sekilogram, jumlah beras yang dibeli konsumen adalah 10.000 kg; dan pada waktu harga Rp. 3000 sekilogram, jumlah berah yang ingin dibeli adalah 15.000 kg. Dengan menggunakan rumus yang telah diterangkan dan dengan menggantikan nilai-nilai diatas dalam rumus tersebut, dapatlah elastisitas permintaan beras dihitung. Nilai koefesien elastisitas yang diperoleh adalah:

15000 - 10000
Ed = 100003000-4000 4000 5000 = 10000-1000 = 1/2-1/4 4000 = -2

Ternyata nilai yang diperoleh adalah negatif. Ini merupakan keadaan yang selalu akan terjadi. Nilai yang negative disebabkan karena harga dan jumlah barang yang diminta mengalami perubahan kearah yang berbalikan. Penurunan harga menaikan permintaan, manakala kenaikan harga menaikan permintaan.
Kasus Harga Meningkat
Didalam perhitungan diatas dimisalkan bahwa harga mengalami penurunan dari Rp 4000 menjadi Rp 3000, oleh sebab itu permintaan telah bertambah dari 10000 kg menjadi 15000 kg. Bagaimanakah kalau perubahan tersebut dipandang dari sudut sebaliknya? Yaitu dimisalkan harga naik dari Rp 3000 menjadi Rp 4000, oleh karenanya permintaan berkurang dari 15000 kg menjadi 10000 kg? kalau perubahan harga dan permintaan dipandang secara ini, elastisitas permintaan ke atas beras adalah:

15000 - 15000
Ed = 150004000-3000 4000 -5000 = 150001000 = -1/3-1/3 3000 = -1

CARA MENGHITUNG KOEFISIEN ELATISITAS YANG DISEMPURNAKAN

Cara yang digunakan untuk memperbaiki kelemahan diatas adalah dengan menggunakan nilai titik tengah (nilai diatas sebelum perubahan dan sesudah perubahan) dari pada harga dan jumlah yang diminta didalam menghitung persentasi perubahan harga dan persentasi perubahan jumlah yang diminta. Kalau dimisalkan harga berubah dari P menjadi P1 dan jumlah barang yang diminta berubah dari Q menjadi Q1; berdasarkan kepada prinsip perhitungan yang baru, rumus yang disempurnakan untuk mencari koefesien elastisitas berubah menjadi seperti berikut: Q1 - Q
Ed = (Q+Q1)/2P1 - P
(P + P1)/2

TINGKAT ELASTISITAS PERMINTAAN
Nilai koefesien elastisitas berkisar diantara nol dan tak terhingga. Dalam menentukan tingkatan elastisitas harga permintaan ada lima tingkatan, yaitu: 1. Apabila perubahan harga mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barang yang diminta disebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefesiennya adalah besar dari satu. Bentuk kurva permintaannya lebih landai. 2. Apabila persentase perubahan harga sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta, disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefesiennya sama dengtan satu, bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal. 3. Apabila persentase perubahan harga mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta yang lebih kecil, disebut dengan elastisitas yang inelastic dimana besar koefesiennya lebih kecil dari satu. Bentuk kurva permintaannya lebih curam. 4. Pembagian kedalam tiga katagori tersebut disebabkan karena perbedaan (Total Renenue) sebagai akibat perubahan harga masing-masing katagori.
Permintaan yang elastis sempurna (perfectly elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana resp[on yang paling besar dari jumlah barang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah jumlah permintaan dapat lebih banyak.
Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertical dengan sempurna dengan sumbu tegak, besar koefesien elastis nya adalah nol, artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaaan nya.

FAKTOR PENENTU ELASTISITAS PERMINTAAN
Ada beberapa factor yang menentukan elastis harga permintaan, yaitu: 1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar 2. Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang tersebut 3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen 4. Priode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga atau priode waktu penggunaan barang tersebut 5. Kemampuan relative anggaran untuk mengimpor barang

 Elastisitas akan besar jika: a. Terdapat banyak barang subtitusi yang baik b. Harga relative tinggi c. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain

 Elastisitas umumnya akan kecil, jika: a. Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain b. Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah c. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang subtitusi yang baik dan benda tersebut sangat dibutuhkan.

JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN YANG LAIN

ELASTISITAS PERMINTAAN SILANG
Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau dengan ringkas elastisitas silang.
Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat penghubung diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang. Besarnya elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan pada rumus berikut:

Ec=Persentasi perubahan jumlah barang X yang diminta Persentasi perubahan harga barang Y

ELASTISITAS PERMINTAAN PENDAPATAN
Koefesien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian dinamakan elastisitas penerimaan pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Besarnya elastisitas pendapatan (EY) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:

Ey=Persentasi perubahan jumlah barang yang dimintaPersentasi perubahan pendapatan

Apabila yang terjadi adalah kenaikan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta disebut barang normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalh negative dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

ELASTISITAS PENAWARAN
Konsep elastisitas juga dapat digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran. Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan ynag ditimbulkan oleh perubahan harga. Sedangkan penawaran mengukur responsive penawaran sebagai akibat perubahan harga.

KOEFISIEN ELATISITAS PENAWARAN Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Es= Persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkanPersentasi perubahan harga Untuk tujuan penghitungan rumus diatas perlu diubah menjadi:

QB - QA
ES = QAPB - PA PA
Dimana Es adalah koefesien elastisitas penawaran, QB jumlah baru barang yang ditawarkan, QA jumlah penawaran yang asal, PB tingkat harga yang baru, dan PA tingkat harga yang asal.

TINGKAT ELASTIS KURVA PENAWARAN
Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu tedapat lima tingkatan elastisitas: elastis sempurna, elastis, elastisitas uniter, tidak elastis dan tidak elastis sempurna.
Elastis sempurna terwujud apabila para penjul bersedia menjual semua barangnya pada satu harga tertentu. Bentuk kurva penawarannya sejajar dengan sumbu datar. Tidak elastis sempurna bentuk kurva penawarannya sejajar sumbu tegak, terwujud apabila penjual sama sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga bertambah timggi.
Kurva penawaran yang tidak elastis, elastisitas uniter dan elastis. Pada elastisitas uniter apabila kurva tersebut bermula dari titik 0. kurva penawaran yang tidak elastis apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran. Dan kurva penawaran elastis apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang relative besar terhadap penawaran.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELATISITAS PENAWARAN
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran tersebut dianalisis. 1. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Biaya produksi akan berubah sekiranya harus dilakukan pertambahan produksi yang sangat besar berpengaruh terhadap elastisitas penawaran. Penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, sehingga penawaran akan bersifat elastis.
Apabila produksi ditambah, tergantung kepada banyak faktor. Salah satu faktornya yang penting adalah sampai mana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya telah mencapai tingkat tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk menambah produksi.

2. Jangka Waktu Analisis
Di dalam menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan tiga jenis jangka waktu, yaitu: masa amat singkat, jangka pendek, dan jangka panjang. 1. Masa Amat Singkat
Jangka waktu di mana para penjual tidak dapat menambah penawarannya. Dengan demikian penawarannya tidak elastis sempurna. 2. Jangka Pendek
Di dalam jangka ini kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat ditambah, tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikan produksi dengan kapasitas yang tersedia itu dengan cara menggunakan faktor-faktor produksi, termasuk barang modal secara lebih intensif. Dengan cara antara lain memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan tenaga kerja lebih efektif dan sebagainya. Usaha ini akan menambah produksi barang yang ditawarkan. 3. Jangka Panjang
Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam jangka panjang.

APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

2.1 MASALAH JANGKA PANJANG SEKTOR PERTANIAN

Didalam perekonomian yang belum berkembang, sektor pertanian penting sekali artinya. Sebagian besar dari produksi nasional merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk membeli hasil-hasil pertanian. Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan sektor pertanian yang besar tersebut. Dalam perekonomian yang sudah modern, seperti di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa Barat, pertanian memegang peranan yang sangat kecil dalam sumbangan terhadap produksi nasional. Hanya sebagian kecil saja pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang-barang pertanian. Sejalan dengan berlakunya kemerosotan peranan sektor pertanian dalam menciptakan produksi nasional maka peranannya dalam menyediakan pekerjaan juga merosot. Dinegara industri yang modern hanya sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan disektor pertanian. Sedangkan dinegara-negara yang baru saja sedang berkembang biasanya sebagian besar penduduknya hidup dan bekerja di sektor pertanian. Apakah yang menyebabkan kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang semakin berkembang? Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai tingkat kemajuan yang tinggi ditimbulkan oleh dua faktor, yaitu: permintaan terhadap hasil pertanian yang lambat perkembangannya dan kemajuan teknologi disektor pertanian yang memungkinkan pertambahan produktivitas yang tinggi. Apakah pengaruh dari kedua faktor ini kepada perkembangan haarga barang pertanian dalam jangka panjang? Hal tersebut dianalisis dibawah ini.
a. Pertambahan permintaan barang pertanian lambat

Pertambahan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus-menerus bertambah. Dinegara-negar barat, pertambahan pendapatan yang dicapai semenjak permulaan abad yang lalu adalah sangat besar. Dalam masa tersebut pendapatan mereka bertambah beberapa kali lipat. Ini memungkinkan mereka membeli lebih banyak barang. Bagaiman pendapatan yang mengalami kenaikan yang sangat besar tersebut digunakan? Lebih khusus lagi sampai di manakah pertambahan pendapatan itu mempengaruhi permintaan terhadap barang pertanian?

Corak permintaan masyarakat mengalami perubahan yang sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami pertumbuhan. Kenaikan pendapatan akan menaikan konsumsi berbagai macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan itu tidaklah berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan. Pertambahan konsumsi barang-barang bukan pertanian-seperti barang pakaian, perumahan, barang tahan lama, hiburan dan pelancongan mengalami pertambahan yang lebih cepat daripada pertambahan pendapatan. Ini berarti barang-barang seperti itu memiliki elastisitas permintaan yang tinggi. Sebaliknya, permintaan terhadap hasil pertanian bertambah lebih lambat daripada pertambahan kenaikan peendapatan, yang berati elastisitas permintaan pendapatannya rendah. Akibat dari sifat permintaan yang demikian, pada tingkat pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil dari pada pendapatan rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian.
Dengan demikian, dari sudut permintaan, wujud kecendrungan yang melebarkan jurang antara harga barang pertanian dan barang industri. Tingkat kenaikan permintaan barang industri adalah lebih cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan yang lebih cepat pula kalau dibandingkan dengan kenaikan harga barang pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang perbedaan harga barang industri dan pertanian cendrung untuk semakin melebar.

b. Kemajuan tekhnologi yang pesat

Telah dijelaskan diatas bahwa dinegara-negara maju hanya sebagian kecil penduduknya bekerja disektor pertanian. Hal ini dimungkinkan oleh perkembangan teknologi yang cepat disektor tersebut sehingga memungkinkan kenaikan produktivitas yang sangat tinggi. Sebagai contoh, dalam tahun 1929 di Amerika Serikat sebanyak 12,8 juta orang bekerja disektor pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929, kalau dihasilkan pada masa sekarang, yaitu kurang lebih sesudah tujuh dekade, hanya memerlukan pekerja sebanyak 1,7 juta orang saja. Gambar ini menunjukan betapa besar kenaikan produktivitas perorang yang berlaku dalam masa lebih 70 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Sebagai akibat dari kenaikan produktivitas yang seperti itu yang dialami Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya, produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila terdapat cukup banyak permintaan. Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami perkembangan yang jauh lebih lambat dari pada kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.
Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada sektor pertanian dinegara-negara maju. Yang pertama, hal itu mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian kesektor industri. Tetapi perpindahan itu pada umumnya tidaklah secepat yang diperlukan dan ini terutama disebabkan oleh karena kekurangan kesempatan kerja disektor lain. Yang kedua, kemajuan teknologi yang cepat menimbulkan masalah kelebihan produksi pertanian. Jumlah yang dapat diproduksi oleh petani adalah melebihi daripada yang diperlukan oleh masyarakat. Keadaan ini menyebabkan harga barang pertanian cendrung untuk tetap berada ditingkat yang sangat rendah.

c. Masalah jangka panjang pertanian dalam grafik

Masalah jangka panjangsektor pertanian dapat juga diterangkan dengan menggunakan perubahan terhadap kurva permintaan dan penawaran. Ini ditunjukan pada gambar 1.1. pada mulanya, dalam perekonomian yang belum berkembang, permintaan terhadap barang pertanian adalah seperti yang ditunjukan kurva DD dan penawaran seperti ditunjukan kurva SS. Maka harga barang pertanian adalah Pdan jumlah hasil pertanian yang diperjualbelikan adalah Q.

Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah permintaan. Tetapi, karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah rendah, maka pertambahan permintaan terhadap hasil pertanian tidak begitu besar. Katakanlah pertambahan permintaan tersebut dari DD ke D1D1. Pada waktu yang sama penawaran hasil pertanian mengalami pertambahan yang relatif besar, yaitu bisebabkan oleh perkembangan dalam teknologi. Kemajuan teknologi bercocok tanam yang sangat tinggi telah menyebabkan kenaikan produktivitas dan produksi yang sangat pesat dan ini menyebabkan penawaran bertambah dari SS menjadi S1S1 yang menggambarkan suatu pertambahan yang relatif besar.

Karena permintaan telah bertambah menjadi D1D1 dan penawaran juga berubah menjadi S1S1 maka keseimbangan pasar yang baru adalah E1. Dengan demikian harga yang dicapai sekarang adalah lebih rendah, yaitu harga adalah P1 dan ini jauh dibawah harga yang lama (P).
2.2 MASALAH JANGKA PENDEK DALAM SEKTOR PERTANIAN
Dalam jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cendrung mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya boleh mencapai ketingkat yang sangat tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemorosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak elastis. Sifat ini menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila permintaan atau penawaran mengalami perubahan. Faktor yang menimbulkan ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan kepada dua sumber berikut: (i) naik turunnya permintaan, (ii) naik turunnya penawaran.

a. Ketidak stabilan yang bersumber dari perubahan penawaran

Tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar kemampuan para petani untuk mengendalikannya. Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor alamiah. Pada umumnya, produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke musim lainnya. Perubahan musiman ini terutama dipengaruhi oleh keadaan cuaca, iklim dan faktor-faktor alamiah yang lain, seperti banjir yang terlalu besar atau kemarau yang terlalu panjang. Selain itu serangan hama tanaman dan binatang pengganggu misalnya serangan tikus atau burung pada tanaman padi juga dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap perubahan produksi hasil pertanian. Faktor-faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian cendrung mengalami perubahan yang relatif besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi barang-barang industri.
Dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, permintaan terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis. Dalam jangkan panjang disebabkan karena elastisitas permintaan pendapatan terhadap barang-barang pertanian adalah rendah, yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan kenaikan yang kecil saja terhadap permintaan. Dalam jangka pendek ia tidak elastis karena kebanyakan hasil-hasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok harian, yaitu digunakan tiap-tiap hari. Walaupu harganya sangat meningkat namun jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi. Sebaliknya pada waktu harga sngat merosot konsumsi tidak akan banyak bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap tadi.
Oleh karena sifat permintaan keatas barang pertanian yang tidak elastis tersebut, harga akan mengalami perubahan yang sangat besar sekiranya penawaran hasil pertanian mengalami perubahan. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dalam gambar 1.2. Gambar 1.2 (i) menggambarkan keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian dan gambar 1.2 (ii) menggambarkan keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Misalkan pada mulanya dimasing-masing sektor, penawaran seperti yang ditunjukan oleh kurva SS, tetapi sektor pertanian kurva permintaannya adalah Dp sedangkan disektor industri kurva permintaan adalah Di. Kurva Di adalah lebih elastis dari kurva Dp. Dalam sektor pertanian keseimbangan dicapai di Ep dan disektor industri di Ei. Maka harga barang pertanian adalah P dan harga barang industri adalah H dan dapat dilihat bahwa P=H.
Selanjutnya kita misalkan penawaran terhadap barang pertanian dan barang industri masing-masing bertambah dari SS menjadi S1S1. Perubahan ini menyebabkan disektor pertanian keseimbangan berubah dari Ep menjadi ep dan dari sektor industri keseimbangan berubah dari Ei menjadi ei. Dengan demikian disektor pertanian harga menjadi sangat merosot, yaitu hanya mencapai P1 sedangkan pada sektor industri tidak mengalami penurunan yang terlalu besar, yaitu dari H ke H1.

b. Ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh perubahan permintaan

Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi. Adakalnya ia mengalami resesi dan kemunduran dan adakalanya tenaga kerja dan barang-barang modal hampir sepenuhnyadigunakan (berarti kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil-hasil pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunyya kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi sifat perubahan harga ini adalah berbeda untuk berbagai jenis barang. Barang-barang pertanian cendrung menngalami perubahan harga yang lebih besar dari pada harga barang-barang industri. Sifat perubahan yang seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-barang pertanian, seperti juga dengan permintaannya, yaitu tidak elastis.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak elastis. Yang pertama, barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan pada bulan-bulan tertentu dan dari tahun ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan harga yang cukup besar. Kedua, kapasitas memproduksi sektor pertanian cendrung untuk mencapai tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan. Petani cendrung untuk secara maksimal menggunakan tanah yang dimilikinya. Pada waktu harga turun mereka akan bekerja giat dan berusaha mencapai produksi yang tinggi agar pendapatan mereka tidak dapat menaikkan produksi karena kapasitas produksi mereka (dalam jangka pendek) telah mencapai tingkat maksimal. Ketiga, beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya dapat diperoleh. Tanaman seperti ini antara lain tanaman buah-buahan dan bahan-bahan mentah pertanian seperti minyak kelapa sawit dan karet.
Penawaran barang pertanian yang sukar berubah tersebut, yang diikuti pula oleh ketidak elastisan permintaannya, dapat menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila berlaku perubahan permintaan. Hal ini dapat dengan jelas ditunjukan dengan grafik, yaitu seperti yang ditunjukan pada gambar grafik 1.3.
Didalam gambar tersebut dibandingkan akibat perubahan permintaan, terhadap harga barang pertanian dan harga barang industri. Gambar 1.3 (i) menunjukan keadaan permintaan dan penawaran barang pertanian, dan gambar 1.3 (ii) menunjukan permintaan dan penawaran barang industri.
Misalkan pada mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian berturut-berturut ditunjukan oleh kurva Dp dan Sp. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang pertanian, yaitu keduanya bersifat tidak elastis, kurva Dp dan Sp adalah tidak elastis. Keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah di P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan, oleh karena beberapa faktor tertentu, perekonomian mengalami resesi. Kemunduran ekon omi ini menyebabkan permintaan keatas barang pertanian pinda dari Dp menjadi dp. Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka keseimbangan yang baru dicapai di titik ep. Dengan demikian, harga barang pertanian telah merosot menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan menjadi Q1.
Seterusnya perhatikanlah keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Pada mulanya dimisalkan, permintaannya dan penawarannya berturut-turut adalah D1 da S1. Berdasarkan pemisalan ini pada mulanya keseimbangan dicapai pada titik E1. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang industri maka kedua kurva tersebut adalah relatif lebih elastis. Apabila berlaku kemerosotan ekonomi, perubahan permintaan keatas barang industri telah memindahkan kurva permintaan dari D1 menjadi d1. Maka keseimbangan yang baru adalah pada e1, yang berarti harga telah turun ke P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi Q1.
Jelas kelihatan bahwa PP1 dalam grafik (i) adalah jauh lebih besar dari pada PP1dalam grafik (ii)(walaupun digambarkan bahwa perubahan permintaan terhadap barang industri adalah kira sama besar dengan perubahan permintaan terhadap barang pertanian). Ini membuktikan bahwa perubahan permintaan menimbulkan perubahan harga yang lebih besar terhadap harga barang pertanian daripada terhadap harga barang industri.

c. Permintaan, pendapatan dan penggunaan tenaga kerja

Dengan menggunakan gambar 1.3 dapat pula ditunjukan bagaimana perubahan harga mempengaruhi pendapatan dan penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan menghasilkan barang industri dan barang pertanian. Terlebih dahulu akan diperhatikan keadaan yang wujud dalam kegiatan yang menghasilkan barang pertanian.
Telah diterangkan bahwa perubahan permintaan dari Dp menjadi dptelah menyebabkan keseimbangan pindah dari Ep menjadi ep. Dengan demikian pendapatan produsen barang pertanian menurun dari sebanyak yang ditunjukan kotak OQEPP menjadi seperti yang ditunjukan oleh kotak OQePP1. (catatan: pendapatan produsen/penjual adalah sama dengan harga dikali dengan jumlah barang yang diperjualbelikan). Kedua kotak tersebut menggambarkan hasil perkalian antara harga dan jumlah barang pertanian yang diperjualbelikan.

Jelas kelihatan bahwa pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar sebagai akibat dari permintaan yang merosot. Pengurangan pendapatan yang besar tersebut terutama disebabkan oleh harga yang sangat merosot dan bukan karena produksi yang sangat besar penurunannya.produksi mengalami penurunan yang relatif sedikit, yaitu dari Q ke Q1. Kalau produksi tidak banyak berubah maka maka tenaga kerja yang digunakan juga tidak banyak berubah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja.
Adakah perubahan permintaan menimbulkan akibat yang sama keatas kegiatan menghasilkan barang industr? Untuk memperoleh jawabannya perhatikan gambar 1.3 (ii). Perubahan permintaan dari D1menjadi d1 menyebabkan perubahan keseimbangan dari E1 menjadi e1. Dengan demikian pendapatan dari penjualan barang industri berkurang dari seperti ditunhukan oleh kotak OQE1P menjadi yang ditunjukan oleh kotak OQe1P1.
Jelas dapat dilihat bahwa walaupun pendapatan dari penjualan hasil industri berkurangtetapi pengurangan itu tidaklah sebesar pengurangan pendapatan produsen barang pertanian. Disamping itu dapat pula dilihat bahwa penurunan pendapatan dan hasil penjualan tersebut terutamadisebabkan oleh kemerosotan produksi barang industri, yaitu Q menjadi Q1. Pengurangan produksi pada kegiatan menghasilkan biasanya diikuti oleh memberhentikan pekerja. Dari penjelasan ini maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa dalam kegiatan industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan pendapatan (terutama pendapatan tiap pekerja) tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.

2.3 MENSTABILKAN HARGA DAN PENDAPATAN PERTANIAN

Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian berbagai negara melakukan campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara.

I. Membatasi (menentukan quota) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.

II. Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasaran bebas.

III. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalaah lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.

I. Membatai jumlah produksi

Untuk menjaga agarproduksi tidak mencapai tingkat yang berlebihan, sehingga menimbulkan masalah-masalah yng menyebabkan kemerosotan pendapatan produsen hasil pertanian, pemerintah dapat membatasi jumlah produksi yang dibenarkan dicapai para produsen. Bagaimana kebijakan itu dilaksanakan dan bagaimana akibatnya kepada produksi dan harga, dapat diterangkan dengan menggunakan gambar 1.4. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran keatas sesuatu hasil pertanian berturut-turut ditunjukan oleh inetraksi antara permintaan dan penawaran, maka harga yang tercapai adalah P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan Q1.
Misalkan harga yang tercapai dalam pasar bebas ini tidak memuaskan petani dan pemerintah, sebab dianggap harga tersebut terlalu rendah. Harga yang dianggap memadai adalah yang akan memberikan pendapatan yang lumayan kepada para petani, yaitu P2. Apabila permintaan adalah tetap seperti yang ditunjukan oleh kurva DD maka harga P2 hanya akan wujudapabila penawaran adalah seperti yang ditunjukan oleh Sq. Dengan demikian barang yang sebaiknya diproduksikan dan diperjualbelikan haruslah sebesar Q2. Ini berarti para petani seara keseluruhan memproduksi tidak lebih dari Q2. Tanpa adanya pembatasan produksi, pada harga P2 para petani akan memproduksi sebanyak Q3. Tujuan dari kebijakan pembatasan produksi adalah untuk menghalangi petani memproduksi lebih daripada Q2.
Kebijakan membatasi produksi, kalau dibandingkan dengan penentuan produksi secara pasar bebas menimbulkan dua macam perubahan berikut : (i) harga barang naik, tetapi ini dapat mempengaruhi pendapatan para petani? Apakah pendapatan petani akan bertambah atau berkurang, setelah kebijakan membatasi tingkat produksi dilakukan, tergantung kepada elastisitas permintaan diantara titik E2 dan E1. Apabila diantara kedua titik tersebut permintaan permintaan bersifat tidak elastis maka kebijakan membatasi produksi akan menaikan pendapatan para petani. Maka dapatlah dibuat kesimpulan bahwa kebijakan membatasi produksi dengan tujuan untuk menaikan pendapatan para petani akan mencapai sasrannya hanya apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi produksinya adalah tidak elastis.

II. Campur tangan dalam jual beli

Cara lain yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan menjaga agar petani menerima harga yang wajar adalaha dengan melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan distabilkan. Untuk melakukan campur tangan ini pemerintah perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan menyimpasn stok barang yang akan diperjualbelikan. Dalam persoalan ini akan dianalisis dua keadaan berikut:

i. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditemukan oleh pasar bebas.

ii. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.

2.1 Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas

Dalam kebijakan ini yang diusahakan pemerintah adalah: “didalam jangka panjang tingkat harga adalah sama dengan harga keseimbangan ang ditentukan dalam pasar bebas”. Jadi pada hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa harga yang ditentukan oleh pasar bebas sudah cukup wajar dan tidak perlu diubah. Yang diusahakan pemerintah adalah agar dalam jangka panjang harga dapattetap dipertahankan. Untuk melihat bagaimana kebijakan menstabilkan harga seperti yang dinyatakan diatas dilaksanakan. Perhatikanlah gambar 1.5
Kurva DD dan SS berturut-turut adalah permintaan dan penawaran dipasar. Maka keseimbangan dicapai pada titik E, harga keseimbngan pasar bebas adalah P dan jumlah yang diperjualbelikan adalah Q. Pemerintah merasa bhwa harga keseimbangan ini merupakan harga yang wajar dan berusaha menjaga agar dalam jangka panjang harga tersebut dapat dipertahankan. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan jual beli dipasar
Apabila produksi mencapai Q2 maka harga cendrung mencapai tingkat yang lebih rendah daripada P. Untuk menghindari kemerosotan harga ini maka pemerintah akan membeli sebanyak QQ2 pada harga sebesar P dan menyimpan barang tersebut. Sebaliknya, jika produksi hanya mencapai Q1 maka harga cendrung menjadi cbertambah tinggi. Pemerintah akan mencegah hal ini dengan menjual stoknya sebanyak Q1Q. Dengan demikian pada hakikatnya campur tangan pemerintah dalam bentuk menjual atau membeli barang yang ingin distabilkan harganya telah menyebabkan permintaan keatas barang itu berubah dari DD menjadi D1D1.
Bagaiman akibat kejikan ini kepada pendapatan petani? Adakah akan stabil? Ternyata tidak. Kebijakan ini hayna menstabilkan harga sedangkan pendapatan petani menjadi sangat tidak stabil. Pada waktu produksi tinggi, pendapatan petani juga tinggi dan pada waktu produksi rendah, pendapatan petani juga rendah. Keadaan ini dapat dengan jelas dilihat dalam Gambar 1.5. pada waktu produksi Q1, pendapatan para petani hanya OQ1E1P. Sedangkan pada waktu produksi Q2 pendapatan para petani berjumlah OQ2E2P.
Campur tangan dalam jual beli yang bagaimanakah dapat menjamin agar pendapatan para petani tetap stabil? Dalam bab 5 telah diterangkan bahwa hasil penjualan akan tetap besarnya apabila elastisitas permintaan adalah uniter (elastisitas=1). Untuk menstabilkan pendapatan petani maka kebijakan jual beli pemerintah haruslah membuat perubahan terhadap tingkat harga pada presentasi yang sama dengan perubahan produksi. Sekiranya produksi naik 10 persen maka harga harus diturunkan 10 persen juga dan sekiranya produksi turun 10 persen maka pemerintah perlu berusaha agar harga mengalami kenaikan sebesar 10 persen. Dengan demikian, sesudah pemerintah melakukan campur tangan, elastisitas permintaan yang dihadapi petani haruslah bersifat uniter. Untuk mencapai tujuan ini maka tingkat harga perlu disesuaikan dengan peerubahan produksi. Kebijakan menstabilkan harga tidaklah harus dilakukan secara kaku (rigid) tetapi perlu dibuat secara lebih fleksibel. Sampai kebatas-batas tertentu, perlu terdapat kebebasan perubahan harga.

2.2 Menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada harga keseimbangan

Kebijakan lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tigkat yanglebih tinggi dari pada yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal sebagai kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah. Bagaimana bentuk kebijakan tersebut dan apa dan apa efeknya terhadap pembeli dan para produsen dapat diterangkan dengan menggunakan gambar 1.6.
Apabial didalam pasar tidak terdapat campur tangan pemerintah, keseimbangan dicapai pada titik E – pada harga sebesar P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah sebanyak Q. Jika pemerintah merasa harga P terlalu rendah, kebijakan harga minimum akan dijalankan dan harga akan ditetapkan pada Pm. Dengan kebijakan ini maka pemerintah telah mengubah permintaan dalam pasar dari DD menjadi D1D1. Akibat kenaikan harga tersebut maka pembeli hanya bersedia membeli sebanyak Q2sedangkan penjual menawarkan sebanyak Q1. Maka dipasar akan terjadi kelebihan penawaran yang wujud tersebut pada harga Pm.
Satu masalah penting yang akan timbul dalam menjalankan kebijakan penetapan harga di tas harga keseimbangan adalah masalah stok surplus produksi yang terus-menerus bertamabah tinggi. Sekiranya setiap tahun pemerintahperlu membeli kelebihan penawaran maka dari tahun ketahun stok surplus produksi akan bertambah banyak. Kalau barang ini ditawarkan kembali ke pasar maka tindakan tersebut akan menurunkan harga. Cara yang dapat dilakukan agar harga tetap pada tingkat yang ditentukan adalah dengan melakukan kebijakan membuang atau menghancurkan kelebihan produksi yang dibeli pemerintah ataupun dengan cara mengekspor kelebihan produksi itu keluar negeri.

III. Menstabilkan pendapatan dengan subsidi

Masalah yang diterangkan diatas, yaitu stok kelebihan produksi yang terus menerus bertambah akibat dari pembelian atas harga keseimbangan, dapat dihindari dengan cara memberi subsidi pendapatan kepada para petani. Dalam kebijakan ini, pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima petani untuk setiap produksinya. Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara harga jaminan dan harga keseimbangan.
Akibat dari kebijakan memberi subsidi kepada pendapatan petani dan harga dapat dilihat dalam gambar 1.7. Tanpa campur tangan pemerintah maka keseimbangan akan dicapai pada titik E dan harga pasar adalah sebesar P. Karena harga ini dianggap tidak memberi pendapatan yang memadai kepada para petani maka pemerintah perlu menentukan harga jaminan sebesar P2. Akibat kebijakan harga jaminan yang lebih tinggi itu maka penawaran bertambah dari Q menjadi Q1 dan kurva penawaran berubah dari SS menjadi S1S1. Akibatnya, kedudukan keseimbangan di pasar berubah dari E menjadi E1. Berarti harga pasar barang tersebut menurun menjadi P1.
Keseimbangan baru ini menunjukan bahwa kebijakan subsidi pendapatan dapat petani dari penjualan kepasar sangat sedikit sekali, yaitu sebesar OQ1E1P1 dan oleh karena itu untuk mempertahankan pendapatan mereka pada tingkat yang dikehendakimaka subsidi pemerintah diperlukan. Dalam gambar 1.7 besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2 dan dengan demikian pendapatan yang diterima para petani adalah OQ1E2P2.

2.4 KEBIJAKAN HARGA MAKSIMUM

Di dalam masa perang atu ketidak stabilan politik dan kadang kadang juga dalam masa damai, adakalanya timbul keadaan di mana penawaran adalah terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar. Dalam pasar bebas, keadaan itu akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang lebih jauh lebih tinggidari harga yang wajar. Di bawah ini di uraikan cirri-ciri kebijakan maksimum dan implikasinya.

a. Ciri-ciri kebijakan harga maksimum

Dalam pasar bebas, permintaan dan penawaran akan menentukan tingkat harga yang berlaku di pasar. Harga yang yang di tetapkan oleh pasar bebas itu adalah terlalu tinggi dan menimbulkan implikasi yang buruk pada kegiatan ekonomi secara keseluruhan.atau sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Cirri-ciri kebijakan harga maksimum akan dapat dengan lebih jelas di lihat dengan menggunakan gambar 6.8.

Tanpa adanya campuran pemerintah keseimbangan akan tercapai pada E, di mana harga dalam pasar bebas adalah sebesar P dan barang yang di perjual belikan sebanyak Q, harga sebesar P di anggap pemerintah terlalu tinggi dan mendorong pemerintah menjalankan kebijakan harga maksimum. Misalkan harga maksimum tersebut di tetapkan pada Pm dan pada

Harga tersebut jumlah yang di tawarkan para penjual adalah Q2sedangkan jumlah yang di minta pembeli adalah Q1. dengan demikian kebijakan harga maksimum menimbulkan kelebihan permintaan sebanyak Q2Q1.

b. Implikasi kebijakan harga maksimum

Karena kebijakan maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka kebijakan seperti itu berkecenderungan untuk menciptakan pasar gelap.yaitu kegiatan jual beli yang di lakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang di harapkan. Kalau semua barang yang tersedia di jual belikan kembali ke pasar gelap maka harga akan mencapai P1.

pemerintah tidak dapat menghindari kecenderungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat di pandang dan tidak menemui sasarannya. Adalah lebih baik menentukan harga dengan mekanisme pasar karena dengan cara demikian harga akan lebih rendah dari P1 (yaitu hanya mencapai P) dan jumlah barang yang di perjual belikan banyak (yaitu sebanyak Q) kalau di pasar gelap mencapai P1 maka pendapatan yang di terima oleh para penjual di pasar gelap adalah sebesar Pm ABP1.

Cara untuk mengurangi pasar gelap adalah dengan mengenakan hukuman atau denda yang berat pada pihak-pihak yang melakukannya. Tindakan yang lain tidak terlalu drastis adalah melaksanakan penjatahan, yaitu pembeli di perbolehkan membeli sejumlah tertentu saja dan jumlah ini adalah kurang dari yang di inginkannya.

Kelebihan permintaan yang wujud adalah sebagai akibat kebijakan maksimum akan terus menerus bartambah besar dari waktu kewaktu. Maka dari itu pasar besar akan semakin meluas dan jurang antara harga pasar gelap dan harga maksimum yang di tetapkan menjadi semakin besar.akhirnya keburukan yang di timbulkan oleh pasar gelap adalah lebih besar dari kebaikan yang di peroleh dari kebijakan harga maksimum. Akibat yang seperti ini akan mendorong pemirintah untuk meninjau kembali kebijakan harga maksimum yang dijlankannya.
2.5 Pengaruh pajak penjualan

Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu jual beli keatas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak penjualandikenakan dalam bentuk suatu presentasi tertentu dari hasil penjualan. Misalkan, pajak penjualan adalah 10% dari harga atau hasil penjualan. Pungutan pajak penjualan akan menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut. Dalam analisis dapat ditunjukan bahwa pajak penjualan tersebut tidak seluruhnya dibayar oleh pembeli. Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul oleh para penjual. Pembagian beban pajak antara pembeli dan penjual dinamakan insiden pajak atau tax insidance. Analisis mengenai insiden pajak akan memberikan suatu gambaran tentang besarnya proporsi pajak penjualan yang akan yang akan ditanggung oleh penjual dan pembeli. Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat proporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual pada masing-masing keadaan berikut.

 Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan penjual.

 Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan penjual.

a. Insiden pajak dan elastisitas permintaan

Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengarruhi insiden pajak akan dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana permintaan adalah elastis dengan permintaan adalah tidak elastis. Keadaan seperti itu akan ditunjukan dalam gambar 1.9 (i) menggambarkan insiden pajak apabila permintaan elastis dan bagian (ii) menggambarkan keadaan apabila permintaan tidak elastis.

Kasus permintaan elastis

dalam gambar 6.9(1)dimisalkan sebelum adanya pajak penjualan, kurva permintaan dan penawaran berturut-turut adalah DD dan SS, Maka keseimbangan adalah pada titik E dan keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga adalah P dan jumlah barang yang di perjualbelikan adalah Q. Kemudian misalkan pemerintahan mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Akibat pajak penjualan ini kurva penawaran akan berubah dari SS menjadi S,S, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan keseimbangan dari E kepada Dapat dilihat bahwa harga akan naik menjadi dan jumlah barang yang di perjualbelikan hanya mencapai jumlah .

kalau dibandingkan harga sebeum adanya pajak penjualan dan harga sesudah pajak tersebut dikenakan, uraian di atas menunjukkan bahwa harga naik sebanyak . ini berarti bahwa beban pajak yang di tanggung konsumen hanyalah dan selebihnya yaitu (T- )= PA ditanggung oleh penjua/produsen.

Kasus permintaan tidak elastis

Dalam gambar 6.9 (ii) dimisalkan sebelum pemerintah memungut pajak penjualan permintaan dan penawaran adalah DD dan SS. Kurva penawaran SS pada gambar 6.9 (ii) adalah sama dengan kurva penawaranpada gambar 6.9 (i). Akan tetapi kurva permintaan lebih tidak elastis pada kurva permintaan DD berdasarkan pemmisalan yang di buat keseimbangan permulaan adalan pada titik E yaitu pada harga P dan jumlah barang yang di perjual belikan adalah Q. Seperti pada gambar 6.9 (i) dimisalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan sebasar T dan akibatnya kurva penwaran bergeser dari SS ke serta keseimbangan berubah daari E menjadi .

`Keadaan keseimbangan yang baru menunjukkan harga telah naik menjadi dan jumlah baarang yang di perjualbelikan turun menjadi . gambar 6.9 (ii) menunjukkan pajak penjualan yang diayar konsumen adalah dan produsen membayar senbanyak PA. Dalam grafik jelas terlibat P > PA yang berarti beban pajak yang di tanggung konsumen lebih besar dari yang ditanggung oleh konsumen.

Kesimpulan

Dari analisis di atas dapat di buat 2 kesimpulan penting berikut:

1. Semakin elastis kurva permmintaan semakin sedikit pajak yang di tanggung pembeli

Apabila kurva permintaan elastis sempurna, maka seluruh pajak penjualan di bayar oleh penjual. Jika permintaan tidak elastis sempurna, seluruh pajak penjualan di tanggung pembeli.

2. Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit barang yang di perjualbelikan akibat pemungutan pajak oleh pemerintah

b. Insiden pajak dan elastisitas pesawaran

Untuk melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua keadaan keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan yang pertama kurva penawaran adalah elastis dan pada keadaan kedua kurva penawaran tidak elastis. Dalam kedua keadaan tersebut dimisalkan kurva permintaan tetaap sama. Insiden pajak yang ditunjukkan dalam gambar 6.10 dibuat berdasarkan pemisalan ini.

Kasus Penawaran Elastis

Terlebih dahulu akan kita perhatikan keadaan dalam gambar 6.10 (1), yaitu untuk melihat corak insiden pajak apabila kurva penawaran bersifat elastic. Sebelum ada pajak penjualan kurva penawaran adalah SS, kurva permintaan adalah DD dan berdasarkan kedua kurva tersebut keseimbangan dicapai di titik E. Yang menujukkan harga adalah P dan jumlah yang di perjualbelikn adalah Q. Seterusnya misalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Ini mengakibatkan kurva penawaran bergeser dari SS menjadi dan sekarang keseimbangan dicapai di titik . Harga naik menjadi dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi . Dengan demikian dari pajak penjualan sebanyak T yang dibayar pembeli adalah sedangkan selebihnya yaitu ditanggung penjual.

Kasus Penawaran Tidak Elastis

Gambar 6.10 (ii) menujukan corak insiden pajak apabila kurva penawaran tidak elastic sedangkan kurva permintaan DD adalah sama dengan permintaan dalam gambar 6.10 (i). sebelum dipungut pajak penjualan kurva penawaran adalah SS maka keseimbangang tercapai pada E dan keseimbangan ini menujukan bahwa jumlah barang yang diperjualbelikan Q unit pada harga sebanyak P. pajak penjualan sebesar T telah menggeser kurva penawaran ke dan keseimbangan yang baru adalah . Jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi . mengenai insiden pajak, keadaan yang di gambarkan dalam gambar 6.10 (ii) menujukan bahwa dari

Pajak penjualan sebesar T, sebesar P ditanggung oleh pembeli dan sebaliknya, yaitu PA ditnggung olaeh penjual.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap keadaan yang ditunjukkan dalam gambar 6.10 dapat disimpulkan dalam dua hal berikut.

a. Semakin elastic kurva penawaran, semakin banyak beban pajak penjualan yang akn ditanggung pembeli. Seluru beban pajak akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran bersifat elastis sempurna. Sebaliknya seluruh beban pajak ditanggung penjual apabila kurva penawaran bersifat tidak elastis.

b. Pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang diperjualbelikan. Semakin elastic kurva penawaran, semakin banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.
2.6 EFEK SUBSIDI PEMERINTAH Untuk melihat bagaimana subsidi dapat member manfaat kepda pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentu saja bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi dapat menuirunkan harga. Sampai di mana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku. Gambar 6.11 dan Gambar 6.12 dapat di gunakan untuk mengetahuinya.
SUBSIDI DAN ELASTISITAS PERMINTAAN
Dalam gambar 6.11(i) dimisalkan sebelum ada subsidi tingkat keseimbangan ini menunjukan harga adalah P dan jumblah barang yang di perjualbelikan adalah Q. Subsidi sebesar R akan bergeser kurva penawaran dari SS menjadi S₁S₁ dan keseimbangan bergeser pula kepada E₁. Sekarang harga adalah P₁ dan jumlah barang yang di perjualbelikan Q₁. Dengan cara yang sama,analisis terhadap keadaan pada gambar 6.11 (ii) akan menunjukan bahwa subsidi sebesar R akan akan menyebabkan harga turun dari P kepada P₁.dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan akan meningkat dari Q menjadi Q₁. berdasarkan analisis ini,kesimpulan yang dapat dibuat mengenai subsidi adalah:

 Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

 Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.

SUBSIDI DAN ELASTISITAS PENAWARAN

Gambar 6.12 menunjukan pengaruh elastisitas penawaran kepada bagian subsidi yang di terima pembei dan penjual. Terlebih dahulu diperhatikan Gambar 6.12(i) dan dimisalkan keseimbangan permulaan adalah pada tingkat E dimana harga adalah P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Misalkan jumlah subsidi pemerintah adalah sebesar R dan ini menyebabkan kurva penawaran bergeser menjadi S₁S₁ dan keseimbangan yang baru adalah E1. Berarti, harga telah turun menjadi P1dan jumlah barang yang diperjualbelikan telah naik menjadi Q1. Dengan cara yang sama, berdasarkan kepada gambar 6.12 (ii) padat di tunjukan bahwa subsidi sebesar R akan menurunkan harga dari P kepada P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan meningkat dari Q menjadi Q1.Berdasarkan analisis ini, dapat disimpulkan bahwa:

 Semakin elastic penawaran,semakin kecil bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.

 Semakin elastic penawaran, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang diperjualbelikan.

BAB III
KESIMPULAN

Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, perbedaan diantara satu barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.
Elastisitas permintaan menunjukan presentasi perubahan kuantitas yang di minta sebagai akibat perubahan harga sebesar satu persen. Kuantitas yang diminta dapat berubah sebanyak satu persen, lebih besar atau lebih kecil. Elastisitas permintaan dapat di bedakan menjadi kepada tiga konsep yaitu: elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan silang, dan elastisitas permintaan pendapatan.
Analisis dengan menggunakan teori permintaan dan penawaran akan dapat membantu memahami peristiwa-peristiwa ekonomi dalam masyarakat dan faktor-faktor yang menimbulkan keadaan yang berlaku. Dalam bab ini akan di perhatikan hal-hal berikut: (i) masalah sector pertanian dalam jangka panjang dan jangka pendek, (ii) beberapa kebijakan pemerintah di sektor pertanian, dan (iii) efek pajak penjualan dan subsidi kepada keseimbangan permintaan dan penawaran. Dalam jangka panjang, di Negara-negara,perkembangan sector pertanian dipengaruhi oleh dua factor berikut: (i) walaupun pendapat meningkat dengan pesat,tetapi permintaan terhadap permintaan terhadap barang pertanian sangat lambat peningkatannya;dan (ii) teknologi di sector pertanian berkembang dengan pesat dan meningkatkan produktivitas.Kedua factor tersebut menyebabkan semakin sedikit penduduk yang bekerja di sector pertanian dan harga barang pertanian berkembang dengan lambat. Permintaan dan penawaran barang-barang pertanian yang bersifat elastis. Oleh sebab itu dalam perubahann dalam permintaan dan penawaran akan menimbulkan (i) fluktuasi harga yang sangat tinggi, dan (ii) fluktuasi pendapatan petani yang sangat besar. Masalah di sector pertanian menimbulkan implikasi yang buruk kepada taraf kemakmuran penduduk yang menjalankan kegiatan di sector tersebut. Disamping itu perkembangan pendapatannya jauh tertinggal dengan penduduk di sekto lain. Untuk mengatasi persoalan ni pemerintah Negara maju melakukan berapa bentuk campur tangan yang bertujuan mengstabilkan harga,menstabilkan dan meningkatkan pendapatan para petani. Kebijakan tersebut adalah (i) membatasi produksi pertanian,dan(ii) melakukan campur tangan dengan jual bali hasil pertanian. Campur tangan hasil jual beli dalam pertanian meliputi tiga langka berikut: (i) mengstabilkan haraga pada harga keseimbangan melalui hasil jual beli hasil pertanian,(ii) menetapkan haraga minimum, dan (iii) memberikan subsidi kepada petani. Campur tangan pemerintah dalam mempengaruhi harga jual dilakukan diluar sector pertanian. Contohnya adalah kebijakan pemerintah membatasi tingkat sewa rimah(di Negara maju) dan membatasi harga sesuatu barang (seperti harga bensin). Kebijakan menekan harga ini dinamakan kebijakan harga maksimum. Apabila tidak dikendalikan atau diatur dengan baik,kebijakan harga maksimum dapat menimbulkan pasar gelap. Disetiap perekonomian pemerintah akan memungut cukai penjualan dan member subsidi. Kedua-dua kebijakan pemerintah tersebut akan mempengaruhi keseimbangan pasar dari barang yang harus membayar pajak penjualan atau menerima subsidi. Sebagai akibat pajak penjualan,harga meningkat dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang. Kenaikan harga akan ditanggung bersama,yaitu oleh penjual dan pembeli dan dinamakan beban pajak. Subsidi akan menurunkan harga dan menambah kualitas barang yang di jual. Subsidi akan dinikmati bersama, yaitu oleh penjual maupun pembeli.

DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2005
Lukman, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Jakarta UIN Jakarta Press, 2007
http://monaliasakwati.blogspot.com/2012/01/aplikasi-teori-permintaan-dan-penawaran.html

Similar Documents

Free Essay

Bab I

...BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan era globalisasi menyebabkan perubahan lingkungan dan orientasi bisnis. Perubahan ini disebabkan oleh semakin kompleksnya kebutuhan konsumen yang kritis, berkembang pesatnya infrastruktur informasi dan transportasi, tumbuhnya kesadaran akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan, serta globalisasi perekonomian dunia. Hal ini menyebabkan perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif terutama dalam hal memenuhi permintaan konsumen. Komponen di dalam perusahaan dan komponen di luar perusahaan, misalnya supplier, distributor, wholesaler, dan retailer, merupakan komponen-komponen yang mendukung aktivitas perusahaan dan harus saling bersinergi untuk memenuhi permintaan konsumennya. Catatan kinerja sektor industri makanan dan minuman Indonesia di tahun 2010 masih menunjukkan pertumbuhan walaupun diiringi bayang-bayang penurunan tingkat daya saing dibanding dengan produk makanan dan minuman impor. Industri Makanan, Minuman dan Tembakau masih menjadi cabang yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan Industri Nasional. Data dari Departemen Perindustrian menunjukkan Bahwa di tahun 2010 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau memberikan kontribusi sebesar 34,35% atas pertumbuhan industri nasional non-migas yang samapi Triwulan III 2010 mencapai 4,69%. Data GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) juga menunjukkan trend pertumbuhan industri makanan dan minuman dalam negeri yang...

Words: 541 - Pages: 3

Free Essay

Bab I

...BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2005). Faktor utama berjalannya sebuah organisasi adalah faktor sumber daya manusia (SDM). Tujuan didirikannya organisasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, organisasi harus memiliki karyawan yang tujuan pribadinya selaras dengan perusahaan. Maka dari itu perlu diungkapkan secara garis besar dalam pengertian spesifik mengenai tujuan perusahaan dan cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi memiliki beberapa aspek yang sangat berpengaruh pada kelangsungan hidupnya, salah satunya adalah penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dalam organisasi tersebut. Keselarasan tujuan-tujuan setiap pribadi dengan tujuan organisasi sangatlah diperlukan untuk mengurangi perilaku penyimpangan organisasi (organizational deviance) yang merugikan organisasi. Keselarasan antara tujuan pribadi dan tujuan perusahaan bukanlah tanpa halangan. Manusia adalah makhluk individual yang bersosialisasi dan memiliki emosi. Emosi yang dirasakan para karyawan saat melakukan pekerjaan harian tidak lepas dari pengaruh lingkungan kerja mereka. Banyak para ahli mengatakan bahwa kecerdasan emosi sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual. Karena kecerdasan emosimanusia dapat menjadi masalah tersendiri bila ia tidak dapat mengontrolnya...

Words: 1747 - Pages: 7

Free Essay

Sample Test

...GCSE English Literature Specimen Assessment Materials 1 For assessment from 2013 GCSE ENGLISH LITERATURE SPECIMEN ASSESSMENT MATERIALS GCSE English Literature Specimen Assessment Materials 3 Contents Page Question Papers English Literature Unit 1 (H.T.) English Literature Unit 2 a and b (H.T.) English Literature Unit 1 (F.T.) English Literature Unit 2 a and b (F.T.) 5 Mark Schemes English Literature Unit 1 (H.T.) English Literature Unit 2 a and b (H.T.) English Literature Unit 1 (F.T.) English Literature Unit 2 a and b (F.T.) 93 GCSE ENGLISH LITERATURE Higher Tier UNIT 1 Specimen Assessment Materials 2 hours SECTION A Question 1. 2. 3. 4. 5. Of Mice and Men Anita and Me To Kill a Mockingbird I Know Why the Caged Bird Sings Chanda’s Secrets SECTION B 6. Poetry 12 Pages 2-3 4-5 6-7 8-9 10 - 11 ADDITIONAL MATERIALS Twelve page answer booklet. INSTRUCTIONS TO CANDIDATES Answer both Section A and Section B. Answer one question in Section A and the question in Section B. INFORMATION FOR CANDIDATES The number of marks is given in brackets after each question or part-question. You are reminded that assessment will take into account the quality of written communication used in your answers. JD*(S-2011 Higher) Turn over. 2 SECTION A 1. Of Mice and Men Answer part (a) and either part (b) or part (c). You are advised to spend about 20 minutes on part (a), and about 40 minutes on part (b) or part (c). (a) Read the extract on the opposite...

Words: 59492 - Pages: 238

Free Essay

What Is Happiness Interview

...Happiness The first person I decided to interview was my sister’s friend, Jared. He is 27 years old and has had what most would consider a hard life. The interview went as follows…. Me: What is your definition of happiness? Jared: I guess the definition would be to be being at peace with yourself and being at peace with who you are and where you are emotionally and mentally. Me: What makes you happy in life? Jared: A loud 375 hp Trans am with the top down (chuckling), being with a good woman. Me: Would you consider yourself to be a happy person, why or why not? Jared: No, some things make me happy, but still struggle with inner demons and I think too much most of the time. Me: Do you think you will ever get past your inner demons and be happy again? Jared: Yea, just personal things I have to deal with, my personal demons cannot be fixed, they are in the past and you can’t always change the past. Me: What experiences have influenced your definition of happiness? Jared: No real experiences, it is just what I think happiness is. Me: Has your definition of happiness changed over time? Jared: Yes, ten years ago I was just happy to have another party to go to, but now I see it is more about being at peace with yourself. Me: Do you expect the definition to change again? Jared: I am sure it probably will. The second person I decided to interview was someone I know very well, my Mom. She is 48 years old and she was a single mom of three girls and has since married a...

Words: 353 - Pages: 2

Free Essay

Decoupling the Univac Computer from Spreadsheets in Redundancy

...Decoupling the UNIVAC Computer from Spreadsheets in Redundancy Taras Mos Abstract The implications of embedded models have been farreaching and pervasive. Given the current status of lossless algorithms, computational biologists predictably desire the study of symmetric encryption, which embodies the confusing principles of e-voting technology. In order to fix this issue, we concentrate our efforts on demonstrating that Smalltalk and the location-identity split can collaborate to surmount this problem. the analysis of object-oriented languages. Furthermore, we validate that IPv6 and lambda calculus can interfere to surmount this riddle. The rest of this paper is organized as follows. We motivate the need for Boolean logic. Furthermore, to fulfill this objective, we concentrate our efforts on disproving that extreme programming and IPv7 can interact to answer this problem. To achieve this objective, we motivate a novel application for the investigation of compilers (Cutch), which we use to disconfirm that consistent hashing can be made robust, “smart”, and optimal. Ultimately, we conclude. 1 Introduction Many biologists would agree that, had it not been for Smalltalk, the improvement of gigabit switches might never have occurred. The influence on distributed cryptoanalysis of this has been adamantly opposed. Next, two properties make this method perfect: our heuristic requests symbiotic communication, without providing the UNIVAC computer, and also Cutch emulates the...

Words: 2196 - Pages: 9

Free Essay

Alone on a Stormy Night

...hotel of choice. Usually I would stay with Aunt Rose, but I begged them to let me stay home alone. In my opinion, I was a big girl and our neighborhood was very quiet. It turned out to be a rainy night, I was alone in my room reading my favorite Nancy Drew book on my new iPad. Suddenly, I heard very loud thud at the front door. I didn't expect anyone at that late hour, so I assumed it was some stray animal on our porch. But once again that mysterious thud, that was no animal. I decided to check it out, I went in to the door peeped out no one was there, maybe I was just sleepy. I checked all the doors to make sure they were all locked and started back to my room. Suddenly, there was a flash of lightning as bright as daylight startled me. At that same moment I saw a tall figure at the window, I immediately started creeping towards the kitchen to get to the home phone. The lights then started flickering, and before I knew it the electricity was off. I stood their completely stunned as I thought of what to do next. Another loud thud. I peeked out of the kitchen looking at the window, to my relief the mysterious figure was no where in sight. Cautiously, I emerged from the kitchen and headed blindly to the store room to look for a flash light. After a couple minutes searching for a flashlight, I finally found one. At that same moment I heard movement in the living room. I then froze completely as I tried to listen to see if it was just my imagination. However, I was soon convinced,...

Words: 658 - Pages: 3

Premium Essay

Paying College Athletes

...The Controversy of Payment to College Athletes Michael H. Rubin University of Maryland Baltimore County Abstract The benefits of allowing college athletes to accept regulated payments are examined through surveys’ and facts. Several possible techniques and systems that can help aid student-athletes’ through the rest of their college career and life are discussed. This topic addresses anyone who is involved or interested in college athletics and aims to end the exploitation of NCAA athletes. It will be proven that the majority of the student body, players and several coaches all agree in the payment of some form to student- athletes’. The University and the NCAA are worried about losing revenue and tainting the NCAA’s name. Throughout this study, many issues are addressed, involving the pros and cons of allowing student athletes to receive their share of the large amount of revenue received. Included are interviews from college level players and professional level players, as well as a survey of an unbiased group of college students. All of this research emphasizes that these athletes deserve to take a small share of this multi-billion dollar industry. Keywords: university, college, athlete, compensation, corruption, payment, student, NCAA, money, sports, salary The Controversy of Payment to College Athletes In several recent events, there has been a reoccurring trend in college athletics involving student athletes being paid money or given other incentives to...

Words: 3451 - Pages: 14

Premium Essay

Of Those Who Lived and Died

...Of those who lived and died She sat there watching the men walk around. No one seemed to notice her. She was used to people walking over her. But this was not a time for someone not to notice her. She grew angry, shifting in her seat banging on the table in front of her. She would not be ignored. The sky grew black and miserable since she had been sitting in that wooden seat. Her name was Mollie. She lived on the corner of town. The mysterious girl had bright almost clear blue eyes and hair that would sweep off her shoulders like the swirls at the beach. This was the third time she would claim that she saw it. She sat in the police department for she had just witnessed a crime. Mollie was a girl of just 19. She felt it in her head again. Mollie knew what was coming next. It was a flash of light. A man. A woman. She didn’t understand. But she had seen it all before. There was always something about Mollie. She saw things, heard things and felt things that people would never understand. That’s why he found her interesting. Oscar had always found her interesting. Oscar was a man of just 22. He had been stationed in the city of Franklin to work as a detective at his young age. This was his first week and he had heard the stories she told. No one could deny them false but no one could find the truth either. Mollie always told the police she had seen it happen in a dream but they never believed her. Oscar found her attractive. She was curious and different and that’s what grabbed...

Words: 846 - Pages: 4

Free Essay

Hatshepsut

...as lesser human beings who are unworthy to be in a position of power or status. However, shifts in power can be recognized at the beginning of the New Kingdom in Egypt. In the eighteenth dynasty, the wife and mother of King Ahmose showed growing signs of power as many cults proclaimed dedication towards them. Shortly afterwards, the New Kingdom produced the “rarity” of a “ruling queen” (Freeman 64). Queen Hatshepsut was a great example of how formidable and influential a woman could be when serving in a position of power. Hatshepsut was the daughter of King Thutmose I and when her father died, she married her half-brother, King Thutmose II. When her husband died, his son Thutmose III (who was only a boy at the time), ruled the throne and Hatshepsut was accepted as co-regent. However, she quickly assumed absolute control over the Egyptian empire by “claiming that she was ruler by right as the heir of Thutmose I” (Freeman 64). Her rise to power defied the patriarchal views set in place by the men in power and set a new precedent for the roles women led. Hatshepsut is historically significant for a number of reasons. During the time in which she ruled, her reign was peaceful, successful, and stable because “for the first time in the New Kingdom a ruler had effective control over Middle Egypt” (Freeman 65). One of her greatest achievements was the campaign she led into the land of Punt which resulted in many exotic goods such as aromatic plants, cattle, and ebony. Hatshepsut...

Words: 1063 - Pages: 5

Free Essay

The Real Empress Theodora

...The Real Empress Theodora Theodora was born at around the time of 497 AD in Rome. She died of cancer in 548 AD when she was 51 years of age. Theodora’s father was a bear trainer and her mother, a homemaker. She then met Justinian I, the then later Byzantine emperor. Justinian kept her life very interesting.Theodora was born a peasant, but as she overcame that she helped establish women’s rights. Theodora was born into a peasant family, but then later met Justinian I, the emperor’s nephew. She met him after she took a job spinning wool at a house that was close to the palace. Justinian fell in love with Theodora. They shared passion and chemistry for each other. By law the two could not marry each other. Justinian I then was able to get the law changed to allow them to marry. They were crowned emperor and empress in 527 AD. As Empress Theodora had the power to influence others. Using her power she helped establish protection towards women and women’s rights. She establish many laws that helped women have more rights with divorce, inheritance, and especially poverty. Most importantly, the laws made prostitution illegal and established that anyone who committed rape will be sentenced to death penalty. Theodora is also know for saving Justinian and his role as emperor. In 532, Two political groups called the Blues and the Greens broke out in a riot, that later turned into a revolt. Justinian and his advisors could not control the Blues and the Greens, and soon became to pack...

Words: 421 - Pages: 2

Premium Essay

Apple

...1. Cupertino, California based high school friends Steve Wozniak and Steve Jobs produced their first computer, the single-board Apple I, in a garage workshop in 1976. After selling 200 or so of the computer, Jobs attracted the attention of some investors, co-founding Apple Computer with Wozniak, and introducing the Apple II computer in 1977. Steven Wozniak and Steven Jobs had been friends in high school. They had both been interested in electronics, and both had been perceived as outsiders. They kept in touch after graduation, and both ended up dropping out of school and getting jobs working for companies in Silicon Valley. (Woz for Hewlett-Packard, Jobs for Atari) Wozniak had been dabbling in computer-design for some time when, in 1976, he designed what would become the Apple I. Jobs, who had an eye for the future, insisted that he and Wozniak try to sell the machine, and on April 1, 1976, Apple Computer was born. Hobbyists did not take the Apple I very seriously, and Apple did not begin to take off until 1977, when the Apple II debuted at a local computer trade show. The first personal computer to come in a plastic case and include color graphics, the Apple II was an impressive machine. Orders for Apple machines were multiplied by several times after its introduction. And with the introduction in early '78 of the Apple Disk II, the most inexpensive, easy to use floppy drive ever (at the time), Apple sales further increased. With the increase in sales, however, came...

Words: 462 - Pages: 2

Free Essay

I Mode

...2002 YOUNGME MOON NTT DoCoMo: Marketing i-mode ¿Olvidar mi teléfono en casa? Yo jamás lo Izaria. No puedo imaginarme pasar todo el día sin i-mode. -Takumi Ebina, 16 1 Para Keiic:hi Enoki, Director Gerente del servicio i-nwde de DoCoMo, este tipo de leal- tad era una espada de doble filo. En Febrero de el lanza- miento japonés de i-mode, un servicio de Internet inaláIllbrico a través del teléfono móvil. En ese tiempo, la mayoría de los analistas y miembros de los.medios de comunicación ha- bían redbido la introducción con escepticismo; sólo unoscuaIltos periodistas se habían mo- lestado en acudir a lainauguración del servicio. Ahora, treS años después, muchos de esos mismos expertos se preguntaban si - con más de 30 millones de abonados y un 60% de la participación del mercado de Internet móvil de Japón - podría sostener su abrumador dominio del mercado. Por su parte, Enoki encontró imposible dejar de sonreíriá toda esta ironía. Mientras se recostaba en el respaldar de su sillón y reía entre dientes, EIlokise veía notablemente relaja- do. Cansado quizás/pero sin embargo relajado. Era difídlcreer que este hombre gentil y de hablar suave era lafuerza motora detrás de una de lasorganizac:iones de movimiento más rápido de Japón. Él comentó, "Al hacernos más exitosos, la presión sobre nosotros tam- bién ha incrementado. La pregunta que todos se hacen es si vamos a poder mantener el impulso en forma continua." El Concepto de i-mode En Japón, la penetración del teléfono...

Words: 2999 - Pages: 12

Premium Essay

Bubonic Plague

...china or central asia before spreading west and estimated to have kill 25 million people in china or 30% of its population. the oriental fleas, that were infected with the bubonic plague, were living on black rats that were regular passengers on merchant ships and trader that went along the mediteranian and the silk road spreading it through out asia and europe. the mongols cut off the trade route of the silk road connecting asia to europe stopping the disease from sreading to western europe from eastern russia. the epidemic however started when the mongols launched an attack against one of the italian merchant's last trading station. the first recorded data on the bubonic plague however was in the briztanite empire when the emperor justinian I contracted the illness, but did not die through extensive...

Words: 495 - Pages: 2

Free Essay

Life of Constantine

...History May 6, 2013 Dr. Kletter Eusebius : Life of Constantine The Life of Constantine, written by Eusebius of Caesarea (260-339 C.E) is a story written in the memory of Constantine the Great. The tone somewhat seems to be giving high praise to Constantine commenting on the deeds of Constantine. Kevin Reilly states, “The emperor’s historian Eusebius recognized both the importance of the emperor and the role of the empire in the success of Christianity in the winning the Roman Empire”(246). Eusebius who is also called Eusebius of Caesarea and Eusebius Pamphili was a Roman Historian and Christian Polemicist. He later became the Bishop of Caesarea in Palestine. He wrote other things besides the Life of Constantine. He wrote other biographical details including the Life of Constantine, The Library of Nicene and Post Nicene, Father of Church History, Oration and Phase of Constantine. The view point is of the Author, Eusebius who is a Christian and a Bishop. The events in the Life of Constantine seems to have taken place in the Roman Empire. Reilly says, “Part of the answer lies in the location of these Christians. They were more concentrated in urban than rural areas and managed to gain significant advocates among the powerful elite” (246). The purpose of this is educate us about Constantine the Great from the point of view of the author Eusebius. The audience that Eusebius is targeting are Christians, Roman, Non-Christians, students and pagans. The introduction of Life of...

Words: 1000 - Pages: 4

Free Essay

Hatshepsut

...Carter in the 20th Tomb in The valley of the kings (KV20) (Brown, C. 2009). The search continued for who this Pharaoh was, how did she die, and why did she chose to progressively alter her image to male. The Religion of Egypt at the time would not support a women ruler. Not outside of the confines of a regency until the “rightful” king reached maturity (Brown, C. 2009). So if she intended to rule, she would need the support of the priests and through them the people. This transformation may seem drastic and unstable to modern eyes but to myself I see the most impactful and original political spin job in all of history. Hatshepsut was a millennia ahead of her time. I will be brazen enough at lay at your feet my own theory, that her disappearance was not done to be malicious. But was done to protect her. Hatshepsut the only surviving child of her father Thutmose I and his queen Ahmose, she was forced to marry her half-brother (son of Thutmose I and a second wife) Thutmose II. Thutmose II died early in his reign, the royal couple only having a daughter who could not inherit the throne by virtue of her sex, The Crown would be passed to Thutmose III son to Thutmose II and a second wife. Since Thutmose III was still a child...

Words: 1339 - Pages: 6