Free Essay

Exporting, Importing, and Countertrade

In:

Submitted By anindyakusumaa
Words 4128
Pages 17
PENGEKSPORAN, PENGIMPORAN, DAN IMBAL DAGANG

DISUSUN OLEH:
Mutia Putri Ayu R. 135020200111019
Karlina Siti F. 135020200111071
Rista Amalia J. 135020207111010
Anggie Rena S. 135020207111012
Anindya Kusuma M. 135020207111016
Pangraetha Meydhawani A. 135020207111024

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2015
I. PENDAHULUAN
Meskipun kita menerima begitu saja bahwa banyak bisnis besar mengekspor atau memproduksi di luar negeri, beberapa usaha kecil juga melakukan hal serupa dengan manfaat yang besar. Volume kegiatan ekspor dalam perekonomian dunia meningkat karena ekspor menjadi lebih mudah. Pada saat yang sama, komunikasi modern dan teknologi transportasi yang semakin canggih telah meringankan masalah logistik yang terkait dengan pengeksporan. Di sisi lain, pengeksporan tetap menjadi tantangan bagi banyak perusahaan. Perusahaan yang ingin mengekspor harus mengidentifikasi peluang pasar asing, menghindari sejumlah masalah tak terduga yang sering dikaitkan dengan melakukan bisnis di pasar asing, membiasakan diri dengan mekanisme pembiayaan ekspor dan impor, dimana bisa mendapatkan pembiayaan dan asuransi kredit ekspor, dan belajar bagaimana harus berurusan dengan risiko nilai tukar. Mengatur pembayaran untuk ekspor ke negara – negara dengan mata uang yang lemah dapat menjadi masalah. Hal ini membawa kita ke topik perdagangan, dimana pembayaran untuk ekspor diterima dalam barang dan jasa sebagai pengganti uang.

II. HARAPAN DAN KESALAHAN PENGEKSPORAN
Harapan besar dari pengeksporan adalah peluang perusahaan dalam mendapatkan pendapatan besar dan keuntungan dapat ditemukan di pasar asing untuk kebanyakan perusahaan. Dengan memperluas ukuran pasar, pengeksporan dapat memungkin perusahaan untuk mencapai skala ekonomi sehingga dapat menurunkan biaya per unitnya. Banyak perusahaan besar cenderung proaktif untuk mencari peluang menguntungkan dalam pengeksporan, memindai pasar asing secara sistematis untuk melihat di mana peluang untuk memanfaatkan teknologi, produk, dan keterampilan pemasaran asing mereka. Sedangkan perusahaan yang reaktif tidak mempertimbangkan untuk pengeksporan sampai pasar domestic mereka dan muncul kelebihan kapasitas produksi di dalam negeri sehingga memaksa untuk mencari peluang pertumbuhan di negara asing. Selain itu, banyak perusahaan kecil dan menengah cenderung menunggu pasar asing untuk dating kepada mereka, bahkan ketika pasar asing tidak dating, mereka tidak merespon. Alasan perusahaan untuk tidak proaktif adalah bahwa mereka tidak terbiasa dengan peluang pasar asing; mereka hanya tidak tahu seberapa besar peluang tersebut. Hal yang memperburuj keadaan ,banyak ekportir pemula cenderung meremehkan waktu dan keahlian yang dibutuhkan untuk menggarap usaha di negara asing. Perangkap umum meliputi lemahnya analisis pasar, pemahaman yang buruk tentang kondisi kompetitif di pasar asing, kegagalan menyesuaikan penawaran produk dengan kebutuhan pelanggan, kurangnya distribusi yang baik, promosi yang buruk, dan masalah mengamankan biaya. Eksportir sering menghadapi dokumen yang melimpah, dan banyaknya kesalahan dan keterlambatan. Menurut PBB tentang perdagangan dan pembangunan, transaksi perdagangan internasional yang khas mungkin melibatkan banyak pihak, dokumen, dan salinan dokumen untuk diperiksa, ditransmisikan, dan diproses.

III. MENINGKATKAN KINERJA EKSPOR
Bagian ini menjelaskan sumber – sumber informasi bagi para eksportir untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang peluang pasar asing, dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian menggunakan perusahaan manajemen ekspor (export management companies- EMC) untuk membantu dalam proses ekspor dan meninjau berabagai strategi ekspor yang dapat meningkatkan kesuksesan ekspor. * PERBANDINGAN INTERNASIONAL
Salah satu hambatan besar untuk pengeksporan adalah kurangnya pengetahuan tentang peluang yang tersedia. Dihadapkan dengan kompleksitas dan keragaman, perusahaan terkadang ragu – ragu untuk mencari peluang ekspor. Cara untuk mengatasi ketidaktahuan adalah dengan mengumpulkan informasi. Di Jerman, salah satu negara yang paling sukses mengekspor di dunia, asosiasi perdagangan, lembaga pemerintah, dan bank komersial mengumpulkan informasi, membantu perusahaan kecil mengidentifikasi peluang ekspor. Kementerian Jepang untuk Perdagangan Internasional dan Industri, yang selalu mencari peluang ekspor. Perusahaan Jerman dan Jepang dapat menampung banyak pengalaman, keterampilan, informasi, dan sumber daya lain dari lembaga yang berorientasi ekspor. Sedangkan negara Amerika Serikat, perekonomian mereka cenderung mandiri, dimana perdagangan internasional hanya memainkan sedikit peran. Sekarang Amerika Serikat dalam bidang ekspor maupun impor sudah mempunyai peran yang lebih besar untuk perekonomian AS, namun sampai saat ini mereka belum mengembangkan struktur kelembagaan untuk mempromosikan ekspor seperti negara Jerman dan Jepang.

* SUMBER INFORMASI
Banyak negara tetap aktif di organisasi pemerintahan atau komisi perdagangan, yang tujuannya adalah untuk mempromosikan ekspor. Sebagian besar memberikan konseling bisnis, pengumpulan informasi, bantuan teknis, dan pembiayaan. Sejumlah organisasi swasta juga mulai memberikan bantuan lebih untuk calon eksportir. Bank – bank komersial dan perusahaan akuntansi besar sudah lebih bersedia untuk membantu perusahaan kecil dalam memulai ekspor dari satu decade lalu.

* MEMANFAATKAN PERUSAHAAN MANAJEMEN EKSPOR
Salah satu cara ekportir pemula untuk mengidentifikasi peluang yang terkait dengan ekspor dan untuk menghindari banyak perangkap adalah dengan menyewa sebuah perusahaan manajemen ekspor ( export management company) – EMC. EMC adalah spesialis ekspor yang bertindak sebagai departemen pemasaran ekspor atau departemen internasional untuk perusahaan klien mereka. EMC biasanya menerima dua jenis tugas ekspor. Mereka memulai operasi ekspor untuk sebuah perusahaan dengan pengertian bahwa perusahaan akan mengambil alih operasi setelah mereka mapan. Dalam jenis layanan lain, EMC melakukan pembukaan layanan dengan pemahaman bahwa EMC akan bertanggung jawab yang berkelanjutan untuk menjual produk perusahaan.
Secara teori, keuntungan EMC adalah bahwa mereka adalah spesialis berpengalaman yang dapat membantu eksportir pemula mengidentifikasi peluang dan menghindari perangkat umum.

* STRATEGI EKSPOR
Selain menggunakan EMC, perusahaan dapat mengurangi resiko yang terkait dengan pengeksporan jika perusahaan berhati-hati dalam menerapkan pilihan strategi ekspor. Kemungkinan kesuksesan ekpor dapat meningkat secara dramatis dengan mengambil beberapa langkah strategis yang sederhana. Pertama, terutama untuk eksportir pemula menyewa EMC adalah hal yang membantu atau setidaknya menyewa konsultan ekspor berpengalaman untuk membantu mengidentifikasi peluang dan menavigasi dokumen dan peraturan yang sering terlibat dalam kegiatan ekspor. Kedua, sering masuk akal untuk awalnya berfokus pada satu pasar atau sekelompok kecil pasar. Pelajari apa yang diperlukan untuk sukses di pasar tersebut sebelum pindah ke pasar lainnya. Perusahaan yang masuk ke banyak pasar sekaligus mempunyai resiko menyebarkan sumber daya manajemen mereka yang terbatas. Hasil dari pendekatan senapan semacam itu untuk ekspor mungkin gagal untuk membuat perusahaan menjadi mapan dipasar manapun. Ketiga, sering masuk akal untuk memasuki pasar asing dalam skala kecil untuk mengurangi biaya kegagalan berikutnya. Hal yang paling penting, masuk dalam skala kecil memberikan waktu dan kesempatan untuk belajar tentang negara asing sebelum membuat komitmen modal yang signifikan ke pasar tersebut. Keempat, eksportir perlu mengenali waktu dan komitmen manajerial yang terlibat dalam membangun penjualan ekspor dan harus memperkerjakan personel tambahan untuk mengawasi kegiatan ini. Kelima, dibanyak Negara, adalah penting untuk mencurahkan banyak perhatian demi membangun hubungan yang kuat dan abadi dengan distributor local dan atau pelanggan. Keenam, penting untuk menyewa tenaga local untuk membantu perusahaan membangun dirinya di pasar asing. Masyarakat lokal cenderung memiliki selera yang lebih baik tentang bagaimana melakukan bisnis di Negara tertentu daripada seorang manajer dari sebuah perusahaan ekspor yang sebelumnya tidka pernah menginjakkan kaki di Negara tersebut. Ketujuh, beberapa studi menyarankan bahwa perusahaan perlu lebih proaktif untuk mencari peluang ekspor.

IV. PEMBIAYAAN EKSPOR DAN IMPOR
Mekanisme untuk pembiayan ekspor dan impor telah berkembang selama berabad-abad sebagai respon terhadap suatu problematika yang khususnya dapat menjadi gawat dalam perdagangan internasional : kurangnya kepercayaan yang timbul ketika seseorang harus yakin kepada seseorang yanga sing bagi dirinya. Perangkat keuangan yang telah berkembang untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam konteks perdagangan internasional: letter of credit, wesel (draft atay bill of change), dan konosemen (bill of lading). * KURANGNYA KEPERCAYAAN\
Perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam perdagangan internasional harus mempercayai seseorang yang mungkin belum pernah mereka temui, tinggal di Negara lain, berbicara dengan bahasa asing, ang terikat atau tidak terikat dengan system hukum yang berbeda, dan sulit untuk dilacak bila orang tersebut gagal dalam memenuhi kewajibannya dalam suatu perjanjian. Sudah seharusnya, pihak yang terlibat dalam perdagangan saling mempercayai satu sama lain. Kurangnya kepercayaan ini semakin buruk seiring dengan meningkatnya jarak diantara kedua pihak dalam ruang, bahasa, dan kultur dan oleh berbagai masalah dalam menggunakan system hukum internasional yang belum dikembangkan untuk menegakkan kewajiban berdasarkan pada suatu perjanjian. Oleh karena kurangnya kepercayaan diantara kedua pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional, masing-maisng pihak mempunyai preferensi tentang bagaimana transaksi dapat dilakukan. Menggunakan pihak ketiga yag dipercaya oleh keduanya biasanya bank yang sudah mempunyai reputasi untuk bertindak sebagai perantara dalam memecahkan masalah. Apa yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut : pertama, importer Perancis memperoleh janji bank untuk membayar atas namanya, mengetahui eksportir AS akan mempercayai bank. Janji ini dikenal sebagai letter of credit (L/C). setelah mencermati letter of credit, eksportir AS kini mengirim produknya ke Perancis. Sertifikat produk diberikan ke bank dalam bentuk dokumen yang disebut wesel (bill of lading). Sebagai imbalannya, eksportir AS meminta bank untuk membayar produknya, yang dilakukan oleh bank. Dokumen untuk meminta pembayaran ini disebut sebagai draft (wesel). Bank, setelah membayar untuk produk itu, sekarang memberikan sertifikat tersebut ke importir prancis, yang dipercayai oleh bank. Pada saat itu atau setelahnya, bergantung kesepakatan mereka, importir mengganti pembayaran ke bank. Dalam sisa bagian ini, kita meneliti bagaimana system ini bekerja secara lebih terperinci.

* LETTER OF CREDIT
Letter of credit merupakan bagian transaksi komersial internasional. LC diterbitkan oleh bank atas permintaan importir, dan menyatakan bahwa bank akan membayar sejumlah tertentu uang kepada penerima (eksportir) dalam pemberian dokumen yang khusus dan terspesifikasi.
Pada umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C adalah: 1. Pemohon (Applicant) adalah pihak yang memohon untuk diterbitkan L/C yang dalam hal ini umumnya adalah pembeli/importir. 2. Bank Penerbit (Issuing Bank) adalah bank yang atas permintaan Applicant menerbitkan L/C. 3. Penerima (Beneficiary) adalah pihak kepada siapa L/C diterbitkan/diperuntukkan yang dalam hal ini adalah eksportir. 4. Bank Penerus (Advising Bank) Bank yang melakukan otentikasi atas L/C yang diterima dan menginformasikanBeneficiary mengenai penerimaan L/C tersebut. 5. Bank yang ditunjuk (Nominated Bank) L/C seperti melakukan negosiasi (selanjutnya disebut Negotiating Bank), melakukan konfirmasi (selanjutnya disebut Confirming Bank) dan lain-lain. 6. Bank Penegosiasi (Negotiating Bank) Bank yang melakukan negosiasi/pengambil-alihan atas dokumen ekspor dan karenanya membayar terlebih dahulu kepada Beneficiary dan untuk selanjutnya menagih pembayaran kepada Issuing Bank. 7. Bank Pengkonfirmasi (Confirming Bank) Bank yang memberikan konfirmasi atau jaminan kepada Beneficiary apabila Issuing Banktidak melakukan pembayaran sebagaimana yang diperjanjikan dalam L/C.

Mekanisme dari LC ini yaitu 1. Importir (Pemohon) mengajukan penerbitan letter of credit ke bank lokalnya (Bank Penerbit). 2. Bank Penerima kemudian melakukan pemeriksaan kredit importir. Jika Bank Penerima merasa puas dengan kreditnya, makan akan mengeluarkan letter of credit. Kemudian Bank A akan memerlukan setoran tunai atau bentuk lain sebagai jaminan pertamanya, lalu Bank A akan menagih importir atas biaya untuk layanan ini. Biaya yang diperlukan berjumlah 0,5% dan 2% dari nilai letter of credit, tergantung pada kredit importir dan ukuran transaksi. 3. Bank Penerima mengirimkan L/C kepada bank eksportir (Bank Penerus). 4. Bank B akan melakukan otentikasi atas kebenaran penerbit L/C dan memberi tahu atas penerimaan LC kepada eksportir (Beneficiary) dan eksportir (Beneficiary) dapat mengirimkan barangnya, 5. Kemudian eksportir (Beneficiary) menarik draf dari Bank Penerima sebagai ketentuan LC, melampirkan dokumen yang diperlukan, menyajikan draf ke Bank Penerus untuk pembayaran dari importir nantinya. 6. Bank Penerus kemudian meneruskan LC dan dokumen yanng terkait kepada Bank Penerima. Jika semua persyaratan dan kondisi yang terdapat dalam LC telah dipenuhi, Bank Penerima akan menindak lanjuti draft dan akan mengirimkan pembayara kepada Bank Penerus. 7. Ketika Bank Penerima telah menerima dana tersebut, maka akan membayarnya ke eksportir (Beneficiary). 8. Setelah Bank Penerima mentransfer dana kepada Bank Penerus, Bank Penerima akan menagih pembayaran dari importir, atau Bank Penerima dapat memberikan jangka waktu pada importir untuk menjual barang dagangan sebelum menagih pembayaran. Keuntungan besar dari sitem ini adalah baik importir maupun eksportir cenderung memercayai bank terkemuka, walaupun mereka tidak percaya satu sama lain. Adanya penjaminan pembayaran kepada eksportir, setelah eksportir melihat LC. Bagi importir, dia tidak harus membayar untuk barang tersebut sampai dokumen telah tiba dan setidaknya semua ketentuan tercantum dalam letter of credit.

Kelemahan bagi importir adalah biayayang harus dibayarkan ke Bank Penerima untuk LC.

* DRAF
Draf/ Wesel (Bill of Exchange) merupakan instrumen yang biasanya digunakan dalam perdagangann internasional untuk melakukan pembayaran. Draf merupakan sebuah perintah tertulis oleh eksportir (Beneficiary) yang menginstruksikan importir (Pemohon), atau agen importir (Bank Penerima) untuk membayar sejumlah tertentu uang pada waktu tertentu.
Contoh, eksportir (Beneficiary) menulis rancangan yang menginstruksikan Bank Penerima (agen dari importir(Pemohon)) untuk membayar barang yang dikirim ke importir (Pemohon).
Dalam transaksi domestik, pembeli sering dapat memperoleh kepemilikan barang dagangan tanpa menandatangani dokumen resim yang mengakui kewajibannnya untuk membayar. Sehinggak karena kurangnya kepercayaan dalam transaksi Internasional, pembayaran atau janji formal untuk membayar diperlukan sebelum pembeli dapat memperoleh barang dagangan.
Dua kategori draf ; sight draft dan time draft. Sight draf (wesel bank atas tunjuk) dapat dicairkan ke penarik (pihak kepada siapa draf disajikan dalam hal ini agen importir) saat sudah disampaikan. Time draft (wesel berjangka) memungkinkan untuk keterlambatan pembayaran biasanya 30,60,90, atau 120 hari. Time draft ini disampaikan kepada penarik, yang menandakan penerimaan dengan menulis atau memberi stempel pada draf. Setelah diterima, rancangan wakru menjadi janji untuk membayar pihak penerima.
Time draft adalah surat berharga yang bisa dinegosiasikan yaitu setelah draft tersebut dicap oleh penerima, pembuat dapat menjual draft ke investor dengan diskon dari nilai nominalnya. Eksportir mungkin menjual draft waktu yang diterima dengan segara jika ia membutuhkan dana untuk membiayai barang dalam transit dan/ atau untuk menutup kekurangan arus kas.

* KONOSEMEN
Konosemen adalah surat tanda terima barang yang dimuat dalam pengangkutan dan merupakan bukti kepemilikan atas barang serta perjanjian pengangkutan barang. Surat ini dikeluarkan oleh maskapai dan dilengkapi datanya oleh pengirim
Konosemen (Bill Of Lading) melayani tiga tujuan : 1. Sebagai sebuah tanda terima. Konosemen menunjukkan bahwa kurir telah menerima barang dagangan yang dijelaskan dalam dokumen. 2. Sebagai kontrak. Konosemen menetapkan bahwa kurir wajib menyediakan layanan transportasi dengan imbalan biaya tertentu. 3. Sebagai dokumen kepemilikan. Konosemen dapat digunakan untuk memperoleh pembayaran atau janji tertulis pembayran sebelum barang tersebut dilepas ke importir.
Selain itu Konosemen juga dapat berfungsi sebagai jaminan terhadap yang dana mana yang dapat diajukan ke eksportir oleh bank lokal sebelum atau selama pengiriman dan sebelum pembayran akhir oleh importir.

* SEBUAH TRANSAKSI KHAS PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Transaksi khas melibatkan 14 langkah (contoh eksportir As dan importir Prancis) 1. Importir Prancis melakukan pesanan ke eksportir As dan bertanya eksportir apakah dia akan bersedia untuk mengirimkan barang di bawah letter of credit. 2. Para Eksportir AS setuju untuk mengirim barang di bawah letter of credit dan menentukan informasi yang relevan seperti harga dan persyaratan pengiriman. 3. Importir Prancis mengajukan proposal ke Bank of Paris unuk letter of credit yang akan diterbitkan atas nama eksportir AS untuk barang yang ingin dibeli oleh importir. 4. Bank of Paris mengeluarkan letter of credit atas nama importer Prancis dan mengirimkannya ke bank eksportir AS, Bank of New York. 5. Bank of New York menyarankan eksportir untuk pembukaan letter of credit atas namanya. 6. Eksportir AS mengirimkan barang ke importir Prancis melalui kurir umum.Seorang petugas kurir memberikan konosemen kepada eksportir. 7. Para eksportir AS menyajikan draf berjangka 90 hari untuk menarik dana dari Bank of Paris sesuai dengan letter of credit dan konosemen ke Bank of New York. Eksportir menguasakan konosemen sehingga kepemilikan barang dialihkan ke Bank of New York. 8. Bank Of New York mengirimkan draf dan konosemen kepada Bank of Paris. Bank of Paris menerima draf, mengambil alih kepemilikan dokumen dan menjanjikan untuk membayar draf yang diterima dalam waktu 90 hari. 9. Bank of Paris mengembalikan draf diterima kepada Bank of New York. 10. Bank of New York mengatakan kepada eksportir AS bahwa mereka telah menerima draf yang sudah disetujui oleh bank,yang dapat dicairkan dalam 90 hari. 11. Eksportir menjual draf kepada Bank of New York dengan harga diskon dari nilai nominal dan menerima nilai uang tunai seharga diskon dalam draf sebagai imbalan. 12. Bank of Paris memberitahukan kepada importir Prancis tentang kedatangan dokumen. Dia setuju untuk membayar Bank of Paris dalam waktu 90 hari. Bank of Paris merilis dokumen sehingga importir dapat mengambil alih pengiriman. 13. Dalam 90 hari, Bank of Paris menerima pembayaran dari importir sehingga memiliki dana untuk membayar draf yang jatuh tempo. 14. Dalam 90 hari, pemegang draf jatuh tempo(dalam hal ini, Bank of New York) menyajikan kepada Bank of Paris untuk pencairan dana ke Bank of Paris. Dana dibayrkan oleh Bank of Paris.

* BANK EKSPOR IMPOR
Sering disebut sebagai Eximbank (Bank Exim). Bank tersebut dapat berupa instansi pemerintah ataupun lembaga swasta. Biasanya misi dari Bank EXIM adalah untuk menyediakan pembiayaan yang akan memfasilitasi ekspor,impor,dan bursa komoditas.
Contoh Bank tersebut : - 1. Korea EXIM Bank 2. EXIM Bank of India 3. Japan Bank for International Cooperation

* ASURANSI KREDIT EKSPOR
PhilEXIM, Philippine Export-Import Credit Agency (Badan Kredit Ekspor-Impor Filipina), dan Export Finance and Insurance Cooperation (EPIC) dari Australia, keduanya menawarkan asuransi kredit ekspor. Asuransi tersebut biasanya memberikan perlindunan terhadap risiko komersial dan politik. Kerugian akibat risiko komersial disebabkan oleh kebangkrutan pembeli atau gagal bayar. Kerugian politik timbul dari tindakan pemerintah yang berada di luar kendali, baik pembeli maupun penjual

V. IMBAL DAGANG * TERJADINYA IMBAL DAGANG
Pada era modern, imbal dagang muncul pada tahun 1960 sebagai cara Uni Soviet dan negara – negara komunis di Eropa Timur, yang mata uangnya umumnya tidak dapat dikonversi, untuk membiayai impor. Selama 1980, teknik ini tumbuh dalam popularitas di kalangan banyak negara berkembang yang kekurangan cadangan devisa yang dibutuhkan untuk membeli impor yang diperlukan. Hal ini, mencerminkan kurangnya cadangan devisa mereka, beberapa penerus menyatakan kepada bekas Uni Soviet dan negara – negara komunis Eropa Timur secara berkala terlibat dalam imbal dagang untuk membiayai impor mereka.
Perkiraan persentase perdagangan dunia yang ditutupi oleh kesepakatan imbal dagang semacam ini berkisar antara 8 dan 10 persen untuk nilai tinggi ke posisi terendah sekitar 2 persen. Angka pastinya tidak diketahui, tetapi mungkin juga berada di ujung rendah dari perkiraan yang diberikan oleh meningkatnya likuiditas pasar keuangan internasional dan kovertabilitas mata uang yang lebih luas. Namun, lonjakan jangka pendek dalam volume imbal dagang dapat mengikuti krisis keuangan berkala. Misalnya, aktivitas imbal dagang meningkat terutama setelah krisis keuangan Asia pada tahun 1997. Krisis ini menyebabkan banyak negara – negara Asia dengan sedikit mata uang untuk membiayai perdagangan internasional. Dalam rezim moneter ketat yang mengikuti krisis 1997, banyak perusahaan – perusahaan Asia menemukannya sangat sulit untuk mendapatkan akses ke kredit ekspor untuk membiayai perdagangan internasional mereka sendiri. Jadi mereka beralih ke satu – satunya pilihan yang tersedia baggi mereka yaitu imbal dagang.
Mengingat bahwa imbal dagang adalah sarana pembiayaan perdangan internasional, meskipun salah satu yang relatif kecil, calon eksportir mungkin harus terlibat dalam teknik ini dari waktu ke waktu untuk mendapatkan akses ke pasar internasional tertentu. Pemerintah negara – negara berkembang terkadang bersikeras pada sejumlah imbal dagang. Sebagai contoh, semua perusahaan asing yang dikontrak oleh lembaga negara Thailand untuk pekerjaan yang berbiaya lebih dari 500 juta baht ( $12,3 juta ) diminta untuk menerima setidaknya 30 persen dari pembayaran mereka dengan produk pertanian Thailand. Antara 1994 dan pertengahan 1998, perusahaan asing membeli 21 miliar baht ( $517 juta ) barang Thailand di bawah kesepakatan imbal dagang.

* JENIS IMBAL DAGANG
Dengan berakar pada pertukaran sederhana antara barang dan jasa untuk barang dan jasa lainnya, imbal dagang telah berkembang menjadi beragam kegiatan yang dikategorikan menjadi lima jenis berbeda dari kesepaktan perdagangan * BARTER
Adalah pertukaran langsung barang dan atau jasa antara dua pihak tanpa transaksi tunai. Meskipun barter adalah penghaturan paling sederhana, ini tidak umum terjadi. Permasalahannya menjadi dua kali lipat. Pertama, jika barang tidak dipertukarkan secara bersamaan, satu pihak berakhir dengan membiayai pihak lain untuk suatu periode. Kedua, perusahaan yang bergerak di barter menanggung resiko harus menerima barang – barang yang tidak mereka inginkan, tidak dapat digunakan, atau mengalami kesulitan menjual pada harga yang wajar. Untuk alasan ini, barter dipandang sebagai pengaturan perdagangan paling ketat. Hal ini terutama digunakan untuk satu kali transaksi saja dengan mitra dagang yang tidak layak kredit atau dapat dipercaya.

* IMBAL BELI
Adalah perjanjian pembelian timbal balik. Hal ini terjadi ketika perusahaan setuju untuk membeli sejumlah bahan kembali dari negara yang membuat penjualan. Misalkan sebuah perusahaan AS menjual beberapa produk ke Cina. Cina membayar perusahaan AS dalam dolar, tetapi sebagai gantinya, perusahaan AS setuju untuk menghabiskan beberapa hasil dari penjualan pada tekstil yang diproduksi oleh Cina. Dengan demikian, meskipun Cina harus menarik cadangan devisa untuk membayar perusahaan AS, Cina tahu ia akan menerima beberapa dolarnya kembali karena kesepakatan imbal beli. Dalam satu perjanjian imbal beli, Rolls – Royce menjual bagian jet ke Finlandia. Sebagai bagian dari kesepakatan, Rolls – Royce sepakat untuk menggunakan beberapa dari hasil penjualan untuk membeli serangkaian TV hasil produksi Finlandia yang kemudian akan dijual di Inggris.

* OFFSET
Offset mirip dengan imbal beli sejauh satu pihak setuju untuk membeli barang dan atau jasa dengan persentase tertentu dari hasil penjualan aslinya. Perbedaannya adalah bahwa pihak ini bisa memenuhi kewajiban dengan perusahaan mana saja di negara yang membuat penjualan. Dari sudut pandang eksportir, bentuk ini dianggap lebih menarik bila dibandingkan dengan kesepakatan imbal beli yang bersifat kaku, sedangkan offset memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi eksportir untuk memilih barang yang ingin dibeli.

* ALIH DAGANG
Alih dagang mengacu pada penggunaan lembaga dagang terspesialisasi sebagai pihak ketiga dalam kesepakatan imbal dagang. Alih dagang terjadi ketika lembaga dengan pihak ketiga membeli kredit imbal dagang dari perusahaan dan menjualnya ke perusahaan lain yang dapat menggunakannya lebih baik.
Sebagai contoh perusahaan Korea membuat sebua kesepakatan imbal dagang untuk pembelian barang Polandia. Perusahaan Korea tidak dapat menggunakan dan tidak menginginkan barang dari Perusahaan Polandia, sehingga menjual kreditnya ke lembaga dagang sebagai pihak ketiga dengan harga diskon. Kemudian lembaga dagang akan menemukan sbuah perusahaan yang dapat menggunakan kredit tersebut dan menjualnya dengan keuntungan.

* KOMPENSASI ATAU PEMBELIAN KEMBALI
Pembelian kembali (buyback) terjadi ketika perusahaan membangun pabrik di suatu negara atau memasok teknologi, peralatan, pelatihan, atau jasa lainnya ke sebuah negara, dan setuju untuk mengambil persentase tertentu dari hasil pabrik sebagai bagian pembayaran pada kontrak.
Misalnya, Occidental Petroleum menegosiasikan kesepakatan dengan Rusia untuk membangun beberapa pabrik amonia di Rusia dan sebagai bagian pembayaran, Occidental menerima amonia selama periode 20 tahun.

* KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN IMBAL DAGANG
Keuntungan dari imbal dagang (countertrade) adalah dapat memberikan cara bagi perusahaan untuk membiayai kesepakatan ekspor ketika cara lain tidak tersedia, memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bersedia melakukan perjanjian countertrade seperti yang dialami oleh perusahaan yang berada di negara berkembang yang ingin meningkatkan devisa, dan countertrade memberikan keuntungan bagi pemerintah suatu negara untuk membantu melakukan ekspor barang maupun jasa.
Kerugian dari imbal dagang adalah perusahaannya harus setara dan perusahaan biasanya memilih untuk dibayar dalam mata uang kuat (hard currency), kontrak imbal dagang mungkin melibatkan pertukaran barang yang tidak dapat digunakan atau berkualitas buruk yang tidak menguntungkan perusahaan, sekalipun barang yang ditemukan berkualitas tinggi, perusahaan tetap perlu memutar cara untuk membuatnya menjadi menguntungkan, dan imbal dagang mensyaratkan perusahaan untuk berinvestasi dalam departemen perdagangan lokal yang didedikasikan untuk mengatur dan mengelola perjanjian imbal dagang yang memakan waktu serta biaya yang besar.
Imbal dagang menjadi paling menarik bagi perusahaan multinasional yang besar dan beragam yang dapat menggunakan jaringan kontaknya di seluruh dunia untuk mengatur barang-barang yang diperoleh dalam imbal dagang. Sedangkan bagi eksportir kecil dan menengah mungkin harus mencoba untuk menghindari perjanjian imbal dagang karena mereka tidak memiliki jaringan operasi di seluruh dunia yang mungkin diperlukan untuk memanfaatkan atau mengambil untung dari barang yang diperoleh dari imbal dagang.

VI. PROFIL PT. COCA COLA AMATIL

| Home Country (Australia) | Host Country (Indonesia) | Alamat kantor pusat | 40th Mount Street, North Sydney. NSW 2060, Australia | Sultan Iskandar Muda Street, Kav. V-TA, Pondok Indah, South Jakarta. Jakarta 12310, Indonesia | Tahun Berdiri | * 1904 : Berdiri di Australia sebagai perusahaan British Tobacco * 1964 : membeli saham PT. Coca Cola Company, Atlanta, USA. * 1977 : perusahaan berganti nama menjadi PT. Coca Cola Amatil Limited. | * 1962 : Berdiri di Indonesia, akan tetapi masih menggunakan nama yang berbeda pada tiap daerah (tetapi tetap dibawah PT Coca Cola Company) * 1992 : Berganti nama menjadi PT. Coca Cola Amatil Indonesia | Presiden Direktur | David Gonski, AC | Kadir Gunduz ( General Manager Indonesia ) | Produk | All Item Products | * Sparkling Beverages :Coca colaCoca cola zeroDiet CokeFantaSchweppesA&WSprite * Still Beverages :FresteaAquariusMinute Maid PulpyAdesMinute MaidNutriboost | Kepemilikan Saham | 29 % dengan PT Coca Cola Company, Atlanta. USA | * |

VII. STRUKTUR ORGANISAS
Board of Commissioners
Board of Commissioners
Home Country ( Australia )

Chairman
David Gonski
Chairman
David Gonski

Group Managing Director
Executive Director
Allison Watkins

Group Managing Director
Executive Director
Allison Watkins

Non – Executive Director
Anthony Froggat
Non – Executive Director
Anthony Froggat
Non –Executive Director
Catherine Brenner
Non –Executive Director
Catherine Brenner
Non-Executive Director
Illana Atlas
Non-Executive Director
Illana Atlas

Non – Executive Director
David Meiklejohn
Non – Executive Director
David Meiklejohn
Non – Executive Director
Wal King
Non – Executive Director
Wal King
Non – Executive Director
Martin Jansen
Non – Executive Director
Martin Jansen

Non – Executive Director
Krishnakumar Thirumalai
Non – Executive Director
Krishnakumar Thirumalai

Host Country ( Indonesia )
Direktur Utama
Kadir Gundus
Direktur Utama
Kadir Gundus

Sales & Marketing

Sales & Marketing

IT
IT
HR (Human Resource) * Personalia * OHS
HR (Human Resource) * Personalia * OHS
Business Service * Public Relation * Cold Drink
Delivery Service (CDDS)
Business Service * Public Relation * Cold Drink
Delivery Service (CDDS)
Finance
Finance

Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional
Manajemen Nasional

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Regional * WIB * WITA * WIT

Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area
Manajemen Area

Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff
Staff

Similar Documents

Premium Essay

Business

...different country? A) importing B) countertrading C) exporting D) freight forwarding Answer: C Diff: 1 Skill: Concept Objective: 1 2) Small and medium-size enterprises, such as SpinCent as seen in the opening case for chapter 13, account for ________ of all U.S. exporters. A) 38% B) 54% C) 79% D) 97% Answer: D Diff: 1 Learning Outcome: Discuss the roles of exporting, importing, and countertrade in international business Skill: Concept Objective: 1 3) Which of the following best explains why SpinCent decided to export? A) growth opportunities in Asia B) labor demands in the U.S. C) declining tariffs in the EU D) promising market locations in South America Answer: A Diff: 2 Skill: Concept Objective: 1 4) Iverson Products is a U.S. firm that is considering expanding internationally by exporting. Which of the following is the LEAST likely benefit for Iverson? A) boosting marketplace flexibility B) improving economies of scale C) facing lower business risk compared to other foreign market entry options D) requiring fairly few resources Answer: B Diff: 2 Learning Outcome: Discuss the roles of exporting, importing, and countertrade in international business Skill: Application Objective: 1 5) Which of the following transactions refers to the purchase of goods or services produced by a company based in one country from sellers that reside in a different country? A) importing B) countertrading C) exporting D) freight forwarding ...

Words: 6622 - Pages: 27

Premium Essay

Busieess

...Chapter THIRTEEN Export and Import Strategies Objectives • To introduce the ideas of export and import • To identify the elements of export and exporting strategies • To compare direct and indirect selling of exporting • To identify the elements of import and import strategies • To discuss the types and roles of third-party intermediaries in exporting • To discuss the role of countertrade in international business Chapter Overview The first part of Chapter Thirteen is devoted to an examination of export and import strategies. Table 13.1 identifies the steps to consider when developing an export (or import) business plan. Next, the roles of a wide variety of third-party intermediaries are discussed. The chapter concludes with a discussion of the major issues related to export financing, including the use of countertrade as a form of payment mechanism. Chapter Outline OPENING CASE: Grieve Corporation—A Small Business Export Strategy A small firm located near Chicago, Grieve Corporation manufactures laboratory and industrial ovens, furnaces, and heat processing systems for the U.S. market. Grieve began losing business as (i) foreign competitors began to penetrate the U.S. market and (ii) its customers began to move overseas and started sourcing locally. With the help of the International Trade Administration of the U.S. Department of Commerce, Grieve was able to identify potential Asian distributors. During a business trip to Asia, the...

Words: 4062 - Pages: 17

Premium Essay

Marketing

...International Business, 7e (Griffin/Pustay) Chapter 1 An Overview of International Business 1) Olympic sponsorship is best suited for companies that are ________. A) pursuing a niche market B) selling technological goods C) pursuing a worldwide market D) marketing athletic equipment Answer: C Diff: 2 Skill: Concept Objective: 3 2) IBM is considering becoming a worldwide partner for the 2012 Olympics. Which of the following would IBM most likely receive as a result? A) free public relations B) low-cost marketing C) top athlete endorsements D) priority advertising space Answer: D Diff: 2 Skill: Application Objective: 3 3) Cities wishing to host the Olympic Games must do all of the following except ________. A) make facilities commitments B) develop a volunteer workforce C) generate organizational support D) build high-speed rail links between event cities Answer: D Diff: 2 Skill: Concept Objective: 3 4) Which of the following is the LEAST likely benefit to Olympic host cities? A) enhanced media sponsorship B) greater economic growth C) improved infrastructure D) increased tourism Answer: A Diff: 2 Skill: Concept Objective: 3 5) ________ consist(s) of business transactions between parties from more than one country. A) Currency exports B) International business C) Domestic business D) Global ventures Answer: B Diff: 1 Skill: Concept Objective: 1 Learning Outcome: Define the fundamental concepts of international...

Words: 3368 - Pages: 14

Premium Essay

Summary

...Exporting, Importing, and Countertrade OPENING CASE: SteelMaster Buildings How has SteelMaster Building been able to grow its exports? Did they use resources? What were they? How has the Internet helped to level the playing field for small- and medium-sized enterprises like SteelMaster Buildings that want to maximize their export opportunities? IMPROVING EXPORT PERFORMANCE Why export? Why has export increased? What are the enablers? What are our major exports? What are the common pitfalls of marketing? Management Focus: Export Strategy at 3M Understand why 3M initially enters markets on a small scale. How does the firm’s strategy fit with the philosophy that exporting is not an end in itself, but merely a step on the road toward establishment of foreign production? Explain the three principles that make 3M so successful. Why was it important for 3M to hire local personnel? Management Focus: Red Spot Paint and Varnish In an era of “time is money,” how can the trusting relationships that are so often critical to the success of a foreign venture be achieved? How important was the establishment of trust between Red Spot Paint & Varnish and its local distributors and customers to the success of the company? EXPORT AND IMPORT FINANCING Lack of Trust Why? What are the following? Know the definitions. Letter of Credit Draft Bill of Lading In a Typical International Trade Transaction what can go...

Words: 276 - Pages: 2

Premium Essay

Public Sector Accounting

...Academic Year Semester/Term 2012 / 2013 1 / 2 Course Code Course Title Credit Medium of Instruction Course Pre-requisite(s)/ Minimum Requirement(s) CBEB 3305 INTERNATIONAL BUSINESS MANAGEMENT 3 English None Main Reference 1. Charles W. L. Hill, Chow-Hou Wee, Krishna Udayasankar (2012), International Business: An Asian Perspective, Singapore: McGraw hill. Additional References: 2. Charles W. L. Hill (2009), International Business, 7th edition, Singapore: McGraw-Hill 3. Mohd Nazari Ismail (2007), Globalization Debate, UM Press. Teaching Materials/ Equipment Text Book, Journal Articles, Case Studies Learning Strategies Lecture, Tutorial, Discussion Student Learning Time 120 Hours Face to face: 41 Hours (lecture, tutorial) Independent learning: 75 Hours (preparation before and after lecture, preparation for final examination) Assessment : 4 Hours (Test, Final Exam) (Refer to Student Learning Time form) Soft Skills Communications Skills : CS1 – CS3 Critical Thinking : CT1 – CT3 Team Work : TS1 – TS2 Entrepreneurship : KK1 Ethics and Professional Moral : EM1 – EM2 Leadership : LS1 – LS2 Lecturer Room Telephone/e-mail Prof. Dr. Mohd Nazari Ismail A2-25 mdnazari@um.edu.my Lecture Session: Day/Time Venue Tutorial/Practical Session: Day/Time Venue Isnin 2.00 – 4.00 ptg DK1 Monday 4 – 5 pm; Tuesday 2 – 3 pm; 3 – 4 pm; Thursday 9 – 10 am; Thursday 12 pm – 1 pm; 1pm – 2 pm. BSB 2 Important Dates ...

Words: 417 - Pages: 2

Premium Essay

Dddddddddddddd

...organization has made a decision to enter an overseas market, there are a variety of options open to it. These options vary with cost, risk and the degree of control which can be exercised over them. The simplest form of entry strategy is exporting using either a direct or indirect method such as an agent, in the case of the former, or countertrade, in the case of the latter. More complex forms include truly global operations which may involve joint ventures, or export processing zones. Having decided on the form of export strategy, decisions have to be made on the specific channels. Many agricultural products of a raw or commodity nature use agents, distributors or involve Government, whereas processed materials, whilst not excluding these, rely more heavily on more sophisticated forms of access. These will be expanded on later. Chapter Objectives The objectives of the chapter are: Structure of the Chapter The chapter begins by looking at the concept of market entry strategies within the control of a chosen marketing mix. It then goes on to describe the different forms of entry strategy, both direct and indirect exporting and foreign production, and the advantages and disadvantages connected with each method. The chapter gives specific details on "countertrade", which is very prevalent in global marketing, and then concludes by looking at the special features of commodity trading with its "close coupling" between production and marketing. Basic issues An organization wishing to "go...

Words: 7175 - Pages: 29

Premium Essay

Entry and Exit

...Business Entry 4 1.4 Basic Issues an Organisation Faces 5 1.5 Strategies used by Firms 5 ENTRY STRATEGIES 6 2.0 EXPORTING 6 2.1 Advantages and Disadvantages of Exporting 7 2.2 Passive exports Vs Aggressive exports 7 2.3 Direct and Indirect Export 8 2.4 Case Study 9 3.0 PIGGYBANKING…………………………………………………………………………………….10 4.0COUNTERTRADE……………………………………………………………………………………10 4.1 Forms of Countertrade…………………………………………………………………………….10 4.2 Examples of Countertrade…………………………………………………………………………11 4.3 Disadvantages of Countertrade……………………………………………………………………11 5.0 BARTER………………………………………………………………………………………………11 5.1 Forms of Barter Trade…………………………………………………………………………….11 6.0 FOREIGN PRODUCTION……………………………………………………………………………14 6.1 Licensing…………………………………………………………………………………………..14 6.2 Joint Ventures……………………………………………………………………………………..15 6.3Ownership………………………………………………………………………………………….16 6.4 Exports Processing zones………………………………………………………………………….17 7.0 ANALYSIS AND CONCLUSION…………………………………………………………………...17 7.1 Conclusion and Recommendation………………………………………………………………..17 8.0 REFERENCES………………………………………………………………………………………...19 EXECUTIVE SUMMARY. There are a variety of ways in which a company can enter a foreign market. No one market entry strategy works for all international markets. Direct exporting may be the most appropriate strategy in one market while in another you may need to set up a joint venture and in another...

Words: 5355 - Pages: 22

Premium Essay

Business

...position; raising quality levels; and becoming more customer oriented. 2. Describe the principal strategies for going global. Perhaps the simplest and least expensive way for a small business to begin conducting business globally is to establish a site on the World Wide Web. Companies wanting to sell goods on the Web should establish a secure ordering and payment system for online customers. Trade intermediaries such as export management companies, export trading companies, manufacturer’s export agents, export merchants, resident buying offices, and foreign distributors can serve as a small company’s “export department.” In a domestic joint venture, two or more U.S. small companies form an alliance for the purpose of exporting their goods and services abroad. In a foreign joint venture, a domestic small business forms an alliance with a company in the target area. Some small businesses enter foreign markets by licensing businesses in other nations to use their patents, trademarks, copyrights, technology, processes, or products. Franchising has become a major industry for the United States. Successful franchisers have learned to adapt their products and services to suit local customers’ tastes. Some countries lack a hard currency that is convertible into other currencies, so companies doing business there must rely on countertrading or bartering. A...

Words: 823 - Pages: 4

Premium Essay

Houzit

...GLOBAL BUSINESS MANAGEMENT (MGT380) DEGREE IN BUSINESS STUDY (BBA) MODULE HANDBOOK Instructor: IMRAN KHAN Office Timing: 0930-1730 Faculty of Business Administration Department of Management Sciences CONTENTS S.No | Topic | Page No. | 1. | Module Handbook | 1 | 2. | Contents | 2 | 3. | Introduction | 3 | 4. | Contacting the Module Instructor | 3 | 5. | Aim for this Course | 3 | 6. | Prerequisites | 4 | 7. | Teaching and Learning Strategies | 4 | 8. | Learning outcomes | 5 | 9. | My teaching Philosophy | 5 | 10 | Assessment Scheme | 5 | 11. | Reading Materials | 6 | 12. | Course Requirements and Expectations | 6 | 13. | Assessed Coursework | 7 | 14. | Academic Dishonesty | 7 | 15. | Plagiarism and Cheating | 7 | 16. | Course Outline | 8 | 17. | Detailed Course Outline | 9 | INTRODUCTION__________________________________________________ Today the world is becoming a global village. No country has such great economy that can survive by its own. The 21st century is the era of interdependence, globalization, and outsourcing. The International environment is more complicated than domestic and more challenging. Transnational problems whether environmental, cultural, economic and political, needs better understanding to compete in international world. This course, International Business (IB MGT 480) provides a foundation to understand different strategies required in international business whether at small scale or large scale....

Words: 2534 - Pages: 11

Premium Essay

Export

...into exporting, its definitions and other international business transactions, it goes on discussing the different strategies available to a firm internationalizing for the first time, and these include both direct and indirect strategies available, and provides examples of firms that use export strategies. It also gives the advantages and disadvantages of such strategies. At the end of the report it provides a conclusion and recommendations to what strategies a firm can adopt depending on the situation. 2.0 INTRODUCTION AND BACKGROUND The most conventional forms of international business transactions are international trade and investment. International trade refers to an exchange of products and services across borders. Exchange can be through exporting, importing or countertrade. Exporting is an entry strategy involving the sale of products and services to customers located abroad from the home base or third country. Importing is the buying of products abroad and bringing them to the home market. Countertrade is a business transaction where all or partial payments are made in kind rather than cash. Both finished and intermediate goods, such as raw materials and components are subject to trade. While on the other hand international investment refers to the transfer of assets to another country, or acquisition of assets in that country through foreign direct investment and contractual agreements, Cavusgil (2008). Among the organizations arrangements for exporting are Indirect...

Words: 3014 - Pages: 13

Premium Essay

Finance

...End-of-Chapter Question Solutions 1 ____________________________________________________________________________________________ CHAPTER 23: INTERNATIONAL TRADE FINANCE 1. Trade dilemma. What is meant by the term ‘trade dilemma’? International trade must work around a fundamental dilemma. Imagine an importer and an exporter who would like to do business with one another. They live in different countries located far apart. They have never met. They speak different languages. They operate in different political environments. They worship different gods (each capitalizes “God” in the home religion and uses a lower case “god” for foreign religions!). They come form cultures that have different standards for honoring obligations to other persons and different ways to settle disputes. They both know that if they default on an obligation, the other party will have a hard time catching up to seek redress. Although it might be too harsh to say they don’t trust one another, each has perfectly valid reasons for being very cautious in dealing with the other. Because of the distance between the two, it is not possible to simultaneously hand over goods with one hand and accept payment with the other. 2. Basic documents of trade. What are the three basic documents used in trade with unrelated parties? The fundamental dilemma of being unwilling to trust a stranger in a foreign land is solved by using a highly respected bank as intermediary. A greatly simplified view is described in Exhibit...

Words: 5877 - Pages: 24

Premium Essay

Export Documentation

...Import Export Pakistan Legislation Terms and Definition Posted on June 19, 2008 by Imran [pic][pic][pic] Bill of Lading for Import Export Pakistan A bill of lading (also referred to as a BOL or B/L) is a document issued by a carrier , e.g. a ship’s master or by a company’s shipping department, acknowledging that specified goods have been received on board as cargo for conveyance to a named place for delivery to the consignee who is usually identified. Care (Customers Administrative) for Import Export Pakistan Care stands for Customs Administrative Reforms and it is a project of the Central Board of Revenue overseeing reforms in Pakistan Customs. The project was initiated in February 2002. Since its inception CARE has carried out research and development work to enhance the efficiency of the department. Cost and Freight (CFR) for Import Export Pakistan Cost and Freight (CFR) means that the seller pays for transportation to the Port of Loading (POL), loading and freight . The buyer pays for the insurance and transportation of the goods from the Port of Discharge (POD) to his factory . The passing of risk occurs when the goods pass the ship ’s rail at the port of shipment which means that this term cannot be used for airfreight or land transport and also is inappropriate for most containerised sea shipments. Cost, Insurance and Freight (CIF) for Import Export Pakistan Cost, Insurance and Freight (CIF) is a common term in a sales contract that may be encountered in international...

Words: 7147 - Pages: 29

Premium Essay

Bussiness

...BUSN 8 3 The World Marketplace: Business Without Borders Copyright ©2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly accessible website, in whole or in part. LEARNING OUTCOMES 1 Discuss business opportunities in the world economy 2 Explain the key reasons for international trade 3 Describe the tools for measuring international trade 4 Analyze strategies for reaching global markets 5 Discuss barriers to international trade and strategies to surmount them 6 Describe the free-trade movement and discuss key benefits and criticisms Copyright ©2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. BUSN8 | CH3 2 1 Business Opportunities • Advancement in technology and reduction of barriers to trade have made the individual economies interdependent • Results in better communication with increased competition and shifting opportunities Copyright ©2016 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be scanned, copied or duplicated, or posted to a publicly acce ssible website, in whole or in part. BUSN8 | CH3 3 Reasons for International Trade • Access to factors of production • International trade helps even out some of the resource imbalances among nations • Reduced risk • Global trade reduces dependence on one economy, lowering the risk for multinational firms • Inflow...

Words: 1599 - Pages: 7

Premium Essay

Global Business Today

...\ eighth edition Global Business Today CharlesW. L Hill University of Washington McGraw-Hill Irwin contents PREFACE xiii PART ONE Chapter One Introduction 4 What Is Globalization? 6 The Globalization of Markets 6 The Globalization of Production 7 The Emergence of Global Institutions 9 Drivers of Globalization 11 Declining Trade and Investmen t Barriers 11 The Role of Technological Change 14 The Changing Demographics of the Global Economy 16 The Changing World Output and World Trade Picture 16 The Changing Foreign Direct Investment Picture 18 The Changing Nature of the Multinational Enterprise 19 The Changing World Order 22 The Global Economy of the Twenty-First Century 23 The Globalization Debate 24 Antiglobalization Protests 24 Globalization, Jobs, and Income 26 Globalization, Labor Policies, and the Environment 28 Globalization and,National Sovereignty 29 Globalization and the World's Poor 30 Managing in the Global Marketplace 31 Key Terms 33 Chapter Summary 33 Critical Thinking and Discussion Questions 34 Research Task 34 Closing Case: Legal Outsourcing 35 Introduction and Overview 2 Globalization 3 PART TWO Chapter Two Country Differences 36 National Differences in Political Economy 37 Opening Case: Ghana: An African Dynamo 37 Introduction 38 Political Systems 39 Collectivism and Individualism 39 Democracy and Totalitarianism 42 Economic Systems 44 Market Economy 44 Command Economy 45 Mixed Economy 45 Legal Systems 46 Different Legal Systems 46 Differences...

Words: 2427 - Pages: 10

Premium Essay

Pest Analysis

...[pic] COURSE OUTLINE |Course Code |MKT-403 |Title |International Business | |Credit Hours |3 |Semester |Spring 2014 | |Course |This course is an interdisciplinary and systematic introduction to international business with an emphasis on the:| |Objective |drivers, patterns and trends of globalization | | |national differences in political economy | | |international trade theories and patterns of international trade | | |political economy of international trade and investment | | |implications of regional economic integration | | |global monetary system | | |strategies and structures of international business | | |foreign market entry strategies and international...

Words: 713 - Pages: 3