Free Essay

Economic Management

In:

Submitted By mikabladus
Words 6975
Pages 28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, tidak hanya perusahaan yang memiliki daya saing antar perusahaan. Sekolah dasar sekolah dasar baik negeri dan swasta juga ternyata diyakini memiliki daya saing antar organisasi. Diataranya memerlukan seorang pemimpin yang piawai dalam memimpin suatu organisasi. Pemimpin sekolah dasar mempengaruhi system pembelajaran siswa dengan memberitahu visi yang mengarahkan dan memastikan proses pembelajaran organisasi diberikan dengan baik oleh guru juga dapat meningkatkan kemampuan siswa. Gaya kepemimpinan transformasional menggunakan visi sebagai komponen dari kepemimpinan sendiri yang digunakan untuk memotivasi orang ke tingkat yang lebih tinggi dari upaya dan kinerja dalam organisasi pada umumnya dan di sekolah dasar pada khususnya (Stewart, 2006). Visi disini diartikan bahwa seorang pemimpin mengetahui apa nilai-nilai inti dan tugas-tugas inti dari organisasi yang dipimpinnya, dan apa yang harus dicapai oleh organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan transformasional, visi dan proses organisasi pembelajaran sekolah dasar merupakan suatu kunci untuk perbaikan sekolah dasar (Leithwood, 2004). Studi ini dilaporkan dengan mengusulkan sebuah model yang meneliti hubungan antara pelaku gaya kepemimpinan, visi sekolah dasar, dan organisasi pembelajaran di sekolah dasar, dan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dasar terhadap organisasi pembelajaran sekolah dasar dengan menggunakan visi sebagai mediator.
Organisasi pembelajaran di sekolah dasar dapat berjalan dengan baik apabila guru dapat mengetahui nilai dari suatu pembelajaran tersebut dan melakukannya secara terus menerus (Schechter et al., 2004). Gaya kepemimpinan sendiri disini diartikan sebagai cara mempengaruhi orang dengan paksaan yang minimum tetapi mampu membuat orang lain berada dalam posisi yang baik (Bass, 1999). Untuk visi sendiri, dianggap sebagai inti dari kepemimpinan yang dapat menjadi peran pendukung untuk memotivasi tindakan dari pengikutnya guna menuju hasil yang diinginkan (Kantabutra, 2007).
Secara garis besar, ketiga variabel diatas memiliki keterkaitan satu sama lain. Gaya kepemimpinan membutuhkan visi sekolah dasar untuk menyuarakan inti dari organisasi tersebut agar para karyawan dapat terarah dan membangun pengembangan organisasi yang dibutuhkan oleh sekolah dasar untuk dapat bersaing dengan sekolah dasar lain. Organisasi pembelajaran juga akan berjalan dengan sukses apabila memiliki pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik dengan visi yang baik pula.
Mengacu pada penelitian sebelumnya yang berjudul leadership style and organizational learning : the mediate effect of school vision (Kurland Hanna, Peretz Hilla, Hertz-Lazarowitz Rachel, 2010). Penelitian dilakukan pada sekolah dasar dasar yang terletak di Israel. Terlihat bagaimana pengaruh pemimpin yang bertanggung jawab atas bagaimana guru mengajar dengan baik dan berapa banyak siswa yang belajar (Fullan, 2002), dan sangat penting untuk pendidikan yang memiliki kualitas tinggi (Stewart, 2006). Keefektifan seorang pemimpin dalam sekolah dasar biasanya tidak berdampak secara langsung. Tidak hanya itu, pemimpin mempengaruhi pembelajaran para murid dengan cara memperkenalkan visi sekolah dasar yang dapat dijadikan patokan untuk pembelajaran sekolah dasar dalam diri tiap guru agar dapat mengajar secara baik (Voulalas, and Sharpe, 2005).
Dalam penelitian terkait saya akan meneliti sebuah sekolah dasar dasar yang berada di Sukabumi yaitu Sekolah Dasar Bertaraf Internasional Kabupaten Sukabumi yang terdapat di Jalan Pelabuhan ratu KM.22 Cikembang-Cikembar Sukabumi. Selain itu, saya mengambil juga pada beberapa sekolah dasar swasta dan negeri yang terdapat di Cianjur diantaranya Sekolah Dasar Islam Kreatif yang berada di Jalan KH Abdullah Bin Nuh No. 64 Cianjur, Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 18 yang terdapat di Jalan Dr. Muwardi No. 182, By Pass Cianjur dan Sekolah Dasar Negeri Sirnagalih yang berada di Jalan Cibeber Pasirhayam Kec. Cilaku Cianjur. Saya mengambil penelitian disana karena organisasi pembelajaran disana yang berbeda dengan sekolah dasar-sekolah dasar lainnya yang ada di daerah. Selain itu, sekolah dasar yang berada di atas juga telah diakui dan memiliki prestasi di masing-masing daerahnya. Untuk beberapa sekolah di atas, telah menjalankan kerjasama dengan sekolah lain.
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka peneliti ingin meneliti mengenai “Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organisasi pembelajaran melalui visi sekolah pada sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang terdapat diatas, maka perumusan masalah yang diperoleh yaitu: “Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organisasi pembelajaran melalui visi sekolah pada sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : a) Untuk menganalisis gaya kepemimpinan transformasional di sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. b) Untuk menganalisis visi sekolah di sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. c) Untuk menganalisis organisasi pembelajaran di sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. d) Untuk menganalisi gaya kepemimpinan transformasional terhadap organisasi pembelajaran melalui visi sekolah di sekolah dasar negeri dan swasta di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain : a) Bagi sekolah dasar, penelitian ini dapat memberikan manfat dalam mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap organisasi pembelajaran sekolah dasar melalui visi sekolah, b) Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan manfaat sebgai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan dan organisasi pembelajaran di sekolah dasar.

1.4 Sistematika Pembahasan
Bagian ini memberikan gambaran secara garis besar mengenai materi penulisan bab I sampai dengan bab V, dimana bab-bab sebelumnya merupakan dasar untuk pembahasan pada bab-bab selanjutnya, pembahasan ini memiliki sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, bab ini juga menjelaskan sistematika pembahasan berupa uraian singkat mengenai bab-bab skripsi. BAB II KERANGKA TEORITIS Bab ini terdiri dari landasan teori, yang membahas tentang definisi
Gaya Kepemimpinan, Visi Sekolah dasar, dan Organisasi Pembelajaran. Bab ini juga membahas tentang rerangka konseptual, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan penelitian, variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian, prosedur pengumpulan data, uji data, data analisis, dan hasil penelitian. BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menganalisa dan membahas tentang data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dari seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan mengacu kepada kemampuan orang dengan menggunakan paksaan yang minimal untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk tampil dalam tingkat komitmen yang tinggi pada organisasi (Bass, 1985, 1999). (Burns 1978 dan Bass 1985) mengembangkan teori kepemimpinan transformasional, didasarkan pada pengakuan bahwa orang termotivasi tidak hanya oleh motivasi instrumental tetapi juga oleh faktor-faktor seperti kebutuhan untuk realisasi diri. Terdapat teori yang menjelaskan pola-pola dari dua kepemimpinan seperti transformasional dan kepemimpinan transaksional. Berfokus pada menanamkan keyakinan pada kemampuan seseorang dan pada menghasilkan emosi yang positif. Dalam konteks lingkungan sekolah dasar, (Leithwood et al., 1998) menemukan kepemimpinan transformasional sebagai faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran organisasi di sekolah dasar. Model kepemimpinan transformasional muncul dalam literature pendidikan sekitar tahun 1980-an. Model ini menghadapi beberapa kesulitan dalam system sekolah dasar untuk meningkatkan standar sekolah dasar dan kinerja akademik siswa, juga adanya pengakuan tentang terdapat hubungan antara kepemimpinan dan efektivitas sekolah dasar (Stewart, 2006). Model kepemimpinan transformasional juga muncul di tengah ketidakpuasan yang lebih besar terhadap model kepemimpinan instruksional yang terlalu eksklusif kepada otoritas yang kuat (Hallinger, 2003). Model ini mengakui kapasitas dari suatu organisasi untuk memilih tujuan dengan mengembangkan visi bersama, komitmen bersama untuk mengubah sekolah dasar dan untuk mendukung perkembangan perubahan dalam mengajar dan belajar, daripada berfokus pada koordinasi langsung, control dan pengawasan dari kurikuilum dan instruksi (Hallinger, 2003, hal 330). 2.2.2.1 Faktor yang mempengaruhi Gaya Kepemimpinan
Dalam melaksanakan aktivitas pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Berikut adalah pendapat dari pada ahli dalam menanggapi Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan.: 1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan. 2. Harapan dan perilaku atasan. 3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan. 4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. 5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. 6. Harapan dan perilaku rekan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.( http://ngops.blogspot.com/2010/12/dalam-melaksanakan-aktivitas-pemimpin.html). 1. Pertama, kepemimpinan kepala sekolah pada sekolah berprestasi mempunyai karakteristik yang sama dengan kepemimpinan transformasional dengan tipologi the value-based juggler, yaitu mampu mempengaruhi komponen sekolah dalam proses perbaikan sekolah dengan tetap berorientasi pada kemajuan belajar siswa. Kepala sekolah mengkomunikasikan visi pribadi dan visi sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Kepala sekolah mempunyai nilai kepemimpinan yang menjadi landasan berfikir dan bertindak dalam memimpin sekolah yaitu (a) disiplin dan bekerja sebagai ibadah, (b) bersikap demokratis, (c) bertanggung jawab, (d) berani berinovasi dan yakin pada pembaharuan dan (e) jujur, amanah dan terbuka. Kepala sekolah juga mempunyai hubungan sosial yang terjalin baik dengan warga sekolah antara lain; (1) kesejawatan, (2) ketauladanan, (3) menghargai prestasi guru dan siswa, dan (4) kekeluargaan, kepedulian dan kesejahteraan. 2. Kedua, strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi sekolah adalah: (1) optimalisasi proses pembelajaran, (2) memberdayakan dan meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan sekolah, (3) pemberdayaan potensi siswa, (4) menjalin kemitraan dan kerjasama, (5) melakukan studi banding dan (6) mengoptimalkan penggunaan fasilitas sekolah. Strategi tersebut dilakukan bersamaan karena ada keterkaitan satu dengan yang lain 3. Ketiga, faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan prestasi sekolah antara lain; (1) sarana prasarana sekolah yang lengkap dan memadai, (2) input siswa yang unggul dan terseleksi, (3) komitmen guru dan karyawan yang berkualifikasi di bidangnya, (4) lingkungan sekolah yang kondusif sebagai tempat pembelajaran sehingga tercipta iklim belajar dan iklim kerja yang sehat dan kompetetif, (5) memperoleh dukungan dari komponen sekolah, dan (6) jalinan kerjasama dan kemitraan dengan orangtua, masyarakat, lembaga pemerintah, bisnis swasta, dan lembaga pendidikan internasional. 4. Keempat, faktor kendala dalam meningkatkan prestasi sekolah antara lain: (1) belum semua guru menguasai ICT, (2) kurangnya tenaga pelatih dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan (3) masyarakat yang kurang paham terhadap inovasi pendidikan 5. Kelima, Upaya kepala sekolah dalam memberdayakan faktor pendukung yang berasal dari guru, karyawan dan siswa adalah dengan melibatkan dan meningkatkan potensi guru dan siswa dalam semua kegiatan sekolah, sedangkan untuk memberdayakan sarana pendidikan dilakukan dengan menyusun jadwal penggunaan fasilitas pendidikan secara rutin maupun diluar jadwal yang ada. Upaya mengatasi kendala dalam meningkatkan prestasi sekolah dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak terkait misalnya komite sekolah, masyarakat, dan bisnis swasta. (http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/1207).

2.1.1.2 Macam – Macam Gaya Kepemimpinan 1. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan. Seorang pemimpin dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. Sedangkan menurut Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari tingginya komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat tujuan organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. 2. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang diemban oleh bawahan. Pemimpin di sini merupakan seseorang yang mendesain pekerjaan serta mekanismenya, sementara staf adalah seseorang yang melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing. Kepemimpinan ini lebih difokuskan pada peranannya sebagai manajer karena pemimpin sangat terlibat dalam aspek-aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik. 3. Kepemimpinan Laissez faire Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya. Dari beberapa definisi diatas dapat diartikan gaya kepemimpinan sebagai suatu alat untuk mempengaruhi pengikutnya demi mendapatkan hasil yang diinginkan dari setiap organisasi.

2.2.2 Visi Sekolah
Visi dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap organisasi guna mencapai target atau tujuan dari organisasi tersebut. Visi juga bisa mempermudah kinerja seorang pemimpin untuk menentukan output yang bagaimana yang mencapai target dari organisasi yang dipimpinnya.
Visi sendiri dianggap sebagai hal yang penting bagi kepemimpinan, memenuhi peran memotivasi tindakan pengikut menuju hasil yang diinginkan (Kantabutra, 2007). Visi didefinisikan dan dijelaskan dalam berbagai macam cara. Visi sendiri bekerja dalam sejumlah cara yang penting. Sebuah visi yang efektif menyediakan hubungan antara hari ini dan besok, berfungsi sebagai energi dan memotivasi karyawan menuju masa depan, memberikan arti bagi orang bekerja, dan menetapkan standar keunggulan dalam organisasi. Visi seharusnya dapat dikomunikasikan oleh para pemimpin kepada setiap pengikutnya agar tujuan dari organisasi jelas di mata pengikutnya. Memiliki visi dan tujuan untuk mencapai sesuatu itu menghasilkan makna, tantangan, motivasi dan tujuan umum untuk setiap orang dalam organisasi. (Berson et al, 2001) menemukan bahwa karakteristik pernyataan visi pada pemimpin transformasional cenderung lebih optimis, menekankan keamanan dan memberikan tujuan tertentu. Dengan cara yang sama, koneksi negatif ditemukan diantara kepemimpinan pasi dengan kepemimpinan inspirasional atau “kuat” akan visi. Visi dengan atribut-atribut ini dianggap membawa hasil kinerja yang lebih diingkan dari mereka ketimbang tidak memiliki visi sama sekali. Visi yang ditandai dengan atribut-atribut ini telah ditemukan secara empiris untuk memiliki hubungan langsung dengan kinerja organisasi melalui kepuasan staf (Kantabutra dan Avery, 2007) dan juga pertumbuhan usaha.
2.1.2.1 Pengertian Visi terhadap Sekolah dasar
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah dasar, tujuan - tujuan sekolah dasar dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi. (http://smkypkserui.com/index.php?option=com_content&view=article&id=47:peng-visiminis-sklh&catid=35:pendidikan&Itemid=75) :
- Orientasi sekolah dasar ke depan
- Tidak dibuat berdasarkan kondisi sekolah dasar saat ini
- Mengekspresikan kreatifitas
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
2.1.2.2 Macam-macam Visi
Ada 3 macam visi, yaitu: (http://www.brandkita.com/article/45-pb/53-kekuatan-visi-untuk-personal-brand-yang-berkualitas-bagus) 1. Masa depan yang mungkin terjadi: apa yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. 2. Masa depan yang diinginkan: apa yang sangat kita inginkan untuk terjadi. 3. Masa depan yang hancur: Sesuatu yang buruk terjadi bila semuanya semakin buruk
Visi harus efektif dengan karakteristik yang bisa dibayangkan, menarik, dapat dilaksanakan, fokus, fleksibel, dan bisa dikomunikasikan. Visi dalam operasionalisasinya harus: (1) Dikembangkan secara kuat dan bagus. (2) Kembangkan strategi pencapaiannya. (3) Sosialisasikan. (4) Percaya diri dan antusias. (5) Percaya kepada mitra-bawahan. (6) Memberikan teladan. (7) Sesuaikan dengan budaya baru. (8) Kendalikan perubahan.
Secara garis besar visi dapat diartikan menjadi sesuatu yang harus dimiliki setiap organisasi yang mendorong setiap karyawan bahkan membantu kepemimpinan dalam memimpin suatu organisasi. 2.2.3 Organisasi Pembelajaran
Agar perbaikan sekolah dasar dapat berjalan dengan lancar dan sukses, sangatlah penting bagi guru untuk mengetahui nilai dari pembelajaran yang berlangsung secara terus menerus mengikuti prosesnya (Schechter et al, 2004).
Menurut (Voulalas dan Sharpe 2005, hal 196) sebuah organisasi pembelajaran adalah suatu hal yang diartikan sebagai entitas perusahaan yang mengharuskan semua orang didalamnya terus belajar dari pengalaman yang sudah terjadi maupun yang baru saja terjadi juga perenungan dari masa depan. Secara sadar pembelajaran ini digunakan agar terus dapat berubah juga beradaptasi sedemikian rupa untuk memaksimalkan hasil dalam hal mencapai tujuan di dalam lingkungan yang terus berubah-ubah. Dari sejumlah bukti yang terkumpul, sekolah dasar yang menerapkan organisasi pembelajaran dengan baik dapat meningkatkan keefektivitasan mereka (Fullan, 2002).
2.1.3.1 Dimensi-dimensi Organisasi Pembelajaran
Adapun beberapa dimensi dari organisasi pembelajaran (Senge, P. 1990) seperti : 1. Personal Mastery Kemampuan untuk secara terus menerus dan sabar memperbaiki wawasan agar Organisasi pembelajaran ektif dalam melihat realitas dengan pemusatan energi pada hal-hal yang strategis. Organisasi pembelajaran memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi, agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, khususnya perubahan teknologi dan perubahan paradigma bisnis dari paradigma yang berbasis kekuatan fisik ke paradigma yang berbasis pengetahuan. 2. Mental Model Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami, asumsi, keyakinan, dan prasangka atas rangsangan yang muncul. Mental model memungkinkan manusia bekerja dengan lebih cepat. Namun, dalam organisasi yang terus berubah, mental model ini kadang-kadang tidak berfungsi dengan baik dan menghambat adaptasi yang dibutuhkan. Dalam organisasi pembelajar, mental model ini didiskusikan, dicermati, dan direvisi pada level individual, kelompok, dan organisasi. 3. Shared Vision Komitmen untuk menggali visi bersama tentang masa depan secara murni tanpa paksaan. Oleh karena organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak memiliki visi yang sama. Selain perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai unit yang pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan organisasi pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi. 4. Team Learning Kemampuan dan motivasi untuk belajar secara adaptif, generatif, dan berkesinambungan. Kini makin banyak organisasi berbasis tim, karena rancangan organisasi dibuat dalam lintas fungsi yang biasanya berbasis team. Kemampuan organisasi untuk mensinergikan kegiatan tim ini ditentukan oleh adanya visi bersama dan kemampuan berfikir sistemik seperti yang telah diuraikan di atas. Namun demikian tanpa adanya kebiasaan berbagi wawasan sukses dan gagal yang terjadi dalam suatu tim, maka pembelajaran organisasi akan sangat lambat, dan bahkan berhenti. Pembelajaran dalam organisasi akan semakin cepat kalau orang mau berbagi wawasan dan belajar bersama-sama. Berbagi wawasan pengetahuan dalam tim menjadi sangat penting untuk peningkatan kapasitas organisasi dalam menambah modal intelektualnya 5. System Thinking Organisasi pada dasarnya terdiri atas unit yang harus bekerja sama untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Unit-unit itu antara lain ada yang disebut divisi, direktorat, bagian, atau cabang. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk melakukan pekerjaan secara sinergis. Kemampuan untuk membangun hubungan yang sinergis ini hanya akan dimiliki kalau semua anggota unit saling memahami pekerjaan unit lain dan memahami juga dampak dari kinerja unit tempat dia bekerja pada unit lainnya. Kelima dimensi dari Peter Senge tersebut perlu dipadukan secara utuh, dikembangkan dan dihayati oleh setiap anggota organisasi, dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Kelima dimensi organisasi pembelajaran ini harus hadir bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas pengembangan SDM, karena mempercepat proses pembelajaran organisasi dan meningkatkan kemampuannya untuk beradaptasi pada perubahan dan mengantisipasi perubahan pada masa depan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_belajar).

2.1.3.2 Faktor yang mempengaruhi Organisasi Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran diantaranya adalah: 1. Faktor guru. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran, meski bagus dan idealnya suatu strategi, tanpa guru tidak mungkin hal itu dapat diaplikasikan. Keberhasilan tergantu dengan kepiawaian guru. 2. Faktor siswa. Siswa suatu organisme unik yang berkembang sesuai perkembangannya yang merupakan perkembangan seluruh aspek kepribadiannya. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama. 3. Faktor sarana dan prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. 4. Faktor lingkungan. Dilihat dari segi dimensi lingkungan ada dua faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa di dalam kelas yang dapat mempengaruhi belajar, organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk suatu masalah, menjawab memahami, pengetahuan siswa serta membuat suatu keputusan.
2.1.3.3 Langkah-langkah Membangun Organisasi Pembelajaran 1. Hal yang penting dalam membangun organisasi pembelajaran adalah komitmen bersama menjadi organisasi pembelajaran. Dalam hal ini harus mendorong birokarasi dan merampingkan struktur. Birokrasi terkait dengan tugas dalam fungsi, tatakelola organisasi pembelajaran secara baik. Birokrasi tidak bagus jika terjadi disfungsi sehingga tujuan tidak tercapai. Mendorong birokrasi menjadi selayaknya dan merampingkan struktur artinya mengarahkan flat organisasi bukan tall organisasi, ahli dan mengetahui apa yang dikerjakan. Hal yang penting adalah kooerdinasi dan monitoring. 2. Empowering → Memeberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan belajar lebih lanjut dan memfasilitasi, memberikan sumberdaya lain dalam memberdayakan skill yang dimiliki, dan memberikan reward. Reward dalam hal ini tidak dalam bentuk uang financial atau materi semata, tetapi idelaisme juga bisa dianggap reward. Dalam konteks ini, maka pemimpin tidak harus lebih pintar dari anggota organisasinya. Masing-masing organisasi memiliki nilai (value) dan ada kode etik dalam setiap organisasi dan harus taat dengan kode etik tersebut. Jika tidak menjaga komitmen, maka mereka telah melanggar kesepakatan. Tujuan adanya kode etik agar organisisi tersebut mampu bersaing, dan berkembang serta survive. 3. Tujuan keberhasilan transpormasi untuk menjadi organisasi pembelajaran, adalah: 1) Membangun keinginan/kebutuhan kuat menjadi organisasi pembelajaran; 2) Membentuk koalisi yang kuat mendorong organisasi pembelajaran bersinergi, memadukan kesamaan antar organisasi diibaratkan seperti diagram venn (irisan) menggabungkan kesamaan didalam perbedaan untuk menghasilkan kekuatan baru (added value); 3) Merumuskan visi organisasi pembelajaran; 4) Mengemunikasikan dan mewujudkan visi; 5) Menyingkirkan hambatan-hambatan yang menghalangi usaha-usaha mewujudkan visi baru organisasi pembelajaran (birokrasi, persaingan, kontrol, komunikasi, kepemimpinan, hirarki). Jika birokrasi menghabat organisasi pembelajaran maka birokrasi yang diperbaiki, persaingan yang sehat, kontrol → tanggung jawab, komunikasi → komunikasi yang tidak bertanggungjawab (gosip), hirarkià pembagian tugas dan tanggung jawab; 6) Menciptakan hasil-hasil jangka pendek; 7) Mengonsolidasikan kemajuan yang diperoleh dan dorong untuk terus maju; 8) Menanamkan perubahan dalam budaya organisasi. 4. Faktor-faktor pendukung organisasi pembelajaran, adalah: 1) tuntutan lingkungan; 2) kesenjangan kinerja; 3) perhatian terhadap pengukuran; 4) pola pikir bereksperimen; 5) iklim keterbukaan; 6) pendidikan berkelanjutan; dan 7) keragaman kegiatan.(http://sofyanzaibaski.wordpress.com/2012/06/06/organisasi-belajar-kepemimpinan-dalam-organisasi/)
Dari berbagai artian diatas, organisasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang dilakukan oleh organisasi dan setiap anggotanya agar dapat mencapai tujuan organisasinya. Pembelajaran ini adalah suatu peningkatan kualitas dari masing-masing individu atau karyawan yang terlibat dalam organisasi tersebut. 2.2 Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organisasi pembelajaran melalui visi sekolah
Di dalam artikel ini, gaya kepemimpinan transformasional mempengaruhi proses organisasi pembelajaran melalui visi sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan model kepemimpinan transformasional yang lebih konsisten dengan tren dalam reformasi pendidikan seperti pemberdayaan guru, distribusi kepemimpinan dan organisasi pembelajaran (Kurland H, 2010). Model ini mengakui kapasitas organisasi untuk memilih tujuan dengan cara mengembangkan visi bersama, komitmen bersama dari setiap individu di organisasi untuk melakukan perubahan sekolah dan untuk mendukung perkembangan perubahan dalam proses belajar mengajar, dari pada berfokus pada koordinasi langsung, pengendalian, dan pengawasan kurikulum serta pengajaran (Hallinger, 2003). Pemimpin sekolah harus melibatkan guru dalam mengembangkan visi untuk masa depan organisasi seperti tujuan dalam mencapai visi tersebut. Visi yang jelas merupakan elemen kunci dalam menempa sebuah organisasi pembelajaran. Kekuatan pendorong untuk perubahan dalam organisasi pembelajaran berasal dari “ketegangan kreatif”. Ketegangan kreatif menandai perbedaan antara visi dan realitas saat ini (Senge, 1990). Dapat diartikan bahwa artikel ini meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organisasi pembelajaran melalui visi sekolah sebagai mediator. 2.3 Kerangka Berpikir
Gaya Kepemimpinan Transformasional telah diakui sebagai salah satu syarat utama yang mempengaruhi dan meningkatkan proses suksesnya organisasi pembelajaran sekolah dasar. Sebuah study di sekolah dasar menengah Australia menemukan bahwa “kondisi untuk pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh tiga variable yaitu: kepala sekolah dasar dengan gaya kepemimpinan transformasional, tim administrasi dan distribusi kepemimpinan. Gaya kepemimpinan transformasional terbukti akan memiliki hubungan positif kepada visi sekolah dasar dari pada gaya kepemimpinan transaksional. Selanjutnya kepada visi sekolah dasar yang menjadi suatu variable yang dapat mempengaruhi organisasi pembelajaran sekolah dasar dengan cara menyediakan kaitan antara hari ini dan besok, berfungsi juga untuk member energi juga memotivasi karyawan ke masa depan, memberikan makna bagi orang bekerja, dan menetapkan standar keunggulan dalam organisasi. Visi sekolah dasar
Visi
Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar
Gaya Kepemimpinan H2 H3 H1 2.4 Hipotesis Gaya kepemimpinan yang paling berhasil dalam berhubungan dengan organisasi pembelajaran sekolah dasar dan visi sekolah dasar adalah transformasional. Hal ini terbukti dengan banyaknya para ahli yang mengatakan bahwa transformasional berhubungan positif dengan visi sekolah dasar. Gaya Kepemimpinan transformasional telah diakui sebagai salah satu syarat utama yang mempengaruhi dan meningkatkan proses suksesnya organisasi pembelajaran sekolah dasar (Leithwood et al, 1998). H1. Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar. Untuk para pemimpin pendidikan yang menerapkan perubahan dalam sekolah dasar mereka, visi sekolah dasar adalah suatu keharusan dalam melihat perbaikan. Para pemimpin sekolah dasar harus dapat melibatkan guru dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan sekolah dasar dan tujuan untuk mencapai visi. H2. Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap Visi Sekolah dasar. Visi tidak hanya menjelaskan tujuan organisasi, tetapi juga sarana untuk mencapainya. Visi digambarkan sebagai konstruksi mental yang berorientasi pada tujuan perilaku panduan masyarakat. Namun, visi lebih dari gambaran masa depan, memiliki kekuatan untuk menginspirasi, memotivasi, dan melibatkan orang. Visi memberikan orang untuk berupaya bersama, memotivasi untuk berkomitmen, meningkatkan kualitas kinerja serta menyebabkan mereka untuk mengerahkan upaya tambahan untuk mencurahkan proses pembelajaran organisasi. H3. Visi Sekolah dasar memediasi pengaruh antara Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar.
H1 : Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar.
H2 : Gaya Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif terhadap Visi Sekolah dasar.
H3 : Visi Sekolah dasar sebagai mediator berpengaruh positif kepada Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan penelitian yang dipergunakan adalah penelitian menggunakan uji hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, visi sekolah dan organisasi pembelajaran di sekolah dasar. 4.2 Variabel dan Pengukurannya Jenis variable yang di teliti terdiri dari gaya kepemimpinan, visi sekolah dasar, dan organisasi pembelajaran sekolah dasar. 4.3.1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang terikat, baik secara positif maupun negatif. Dengan adanya kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pengaruh baik itu penurunan atau kenaikan pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan. Untuk Gaya Kepemimpinan diteliti menurut 6 faktor yaitu ; Kharisma, Stimulasi intelektual, Pertimbangan Individu, Kontinjensi Penghargaan, Manajemen Aktif, Pasif / Penghindar. (Avolio et al 1999). Menggunakan lima poin skala mulai dari (1) "sangat tidak setuju" sampai (5) "sangat setuju”. Berikut ke-28 item yang dapat dilihat

Tabel 1 Item Kuesioner Kepemimpinan Transformasional No | Item | | Kharisma | 1 | Memperlihatkan kekuatan dan keyakinan | 2 | Memandang moral | 3 | Memiliki rasa hormat | 4 | Pembicaraan optimis | 5 | Membangkitkan kesadaran | | Stimulasi Intelektual | 6 | Menguji asumsi berulangkali | 7 | Mencari pandangan yang berbeda | 8 | Menunjukkan cara-cara baru | 9 | Menunjukkan sudut pandang yang berbeda | | Pertimbangan Individual | 10 | Memperhatikan tiap individu | 11 | Berfokus pada kekuatan | 12 | Mengajarkan dan melatih | 13 | Membedakan antar individu | | Kontinjensi Penghargaan | 14 | Mengklarifikasi penghargaan | 15 | Membantu berdasarkan upaya | 16 | Memberikan hadiah untuk prestasi | 17 | Mengakui prestasi anda | | Pemimpin Aktif | 18 | Berfokus pada keunggulan anda | 19 | Tidak memperpanjang masalah | 20 | Tidak suka mencari kesalahan anda | 21 | Konsentrasi kepada kegagalan dan keunggulan anda | | Pemimpin Pasif / Penghindar | 22 | Bereaksi terhadap kegagalan dan keunggulan | 23 | Ikut terlibat dalam menghadapi masalah | 24 | Ada saat dibutuhkan | 25 | Tepat dalam menanggapi | 26 | Ikut dalam membuat keputusan | 27 | Bereaksi terhadap masalah apabila sudah kronis | 28 | Berekasi terhadap masalah baru | 4.3.2 Variabel Intervening Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah Visi Sekolah dasar. Visi Sekolah dasar Untuk Visi sekolah dasar diteliti dengan menggunakan kuesioner yang berjumlah 22 (Larwood, 1995). Menggunakan lima poin skala Likert mulai dari (1) "sangat tidak setuju" sampai (5) "sangat setuju". Dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2 Item Kuesioner Visi Sekolah Dasar No | Deskripsi Visi | 1 | Berekasi sesuai dengan prosedur | 2 | Merespon setiap kompetisi | 3 | Bersifat jangka panjang | 4 | Memiliki tujuan | 5 | Memiliki orientasi dasar | 6 | Produk dari kepemimpinan | 7 | Membawa hiburan interaktif untuk pasar missal | 8 | Tumbuh secara teknis dan geografis ke dalam dunia | 9 | Berhasil menanggapi persaingan organisasi yang berat dan tidak adil | 10 | Mempertahankan klien dimana manajemen puncak terlibat tapi tetap teratur | 11 | Menciptakan lingkungan dimana pelanggan merasa puas | 12 | Mengarahkan upaya | 13 | Inovasi | 14 | Terintegrasi oleh visi yang lain | 15 | Mudah untuk diterima | 16 | Menginspirasi | 17 | Mudah dikomunikasikan | 18 | Mudah dimengerti | 19 | Memiliki taktik | 20 | Detail | 21 | Diformalkan | 22 | Beresiko | 4.3.3 Variabel Terikat Peneliti memfokuskan perhatian utama pada variabel terikat. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel ini menjadi faktor utama yang berlaku dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah Organisasi Pembelajaran. Organisasi Pembelajaran Untuk Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar diteliti dengan menggunakan kuesioner yang berjumlah 27. Dibagi menjadi 4 bagian yaitu; Keterlibatan staff, Evaluasi, Pengembangan Professional di sekolah dasar, dan Manajemen informasi. Dikarenakan keterbatasan dari data yang diambil, 27 item dibawah ini dicari menggunakan data sekunder yang diambil dari internet. Menggunakan lima poin skala Likert mulai dari (1) "sangat tidak setuju", mewakili rendahnya tingkat aktivitas / perilaku pembelajaran organisasi, sampai (5) "sangat setuju", diantaranya : Tabel 3 Item Kuesioner Organisasi Pembelajaran No | Item | | Keterlibatan Staff | 1 | Staff tidak terlibat dalam perubahan keputusan yang mempengaruhi pekerjaan | 2 | Staff tidak berkonsultasi tentang perubahan yang mempengaruhi pekerjaan | 3 | Staff tidak mendapatkan umpan balik yang jelas tentang pekerjaan mereka | 4 | Responden berpikir bahwa manajer tidak melibatkan staff dalam pengambilan keputusan | 5 | Responden berpikir bahwa komunikasi manajemen dan staff efektif | 6 | Responden berpikir bahwa manajer tidak mendorong saran dari staff | 7 | Staff yang langsung menjabat manajer tidak diminta untuk menyatakan pendapat mereka | | Evaluasi | 8 | Guru memantau perilaku muridnya | 9 | Guru memotivasi muridnya | 10 | Guru memberikan instruksi pembelajaran kepada murid | 11 | Guru menyiapkan sesi tanya jawab dengan murid | 12 | Adanya pengawasan instruksional | 13 | Guru memberikan penilaian langsung kepada muridnya | 14 | Adanya penilaian penilaian terhadap muridnya | | Pengembangan Professional di sekolah dasar | 15 | Guru diamati secara acak untuk menentukan penggunaan sebuah inovasi dan efeknya pada siswa | 16 | Guru dan siswa secara terbuka menyatakan kegiatan pengembangan staff | 17 | Kegiatan pengembangan iklim belajar yang professional adalah dengan kolaboratif, informative, dan secara hormat | 18 | Program ini diharapkan dapat menunjukkan perubahan dalam praktek guru di dalam kelas | 19 | Pemimpin program berpengetahuan dan memiliki kredibilitas dengan peserta | 20 | Peserta dalam kegiatan pengembangan staf yang terlibat dalam menentukan topik dan konten. | 21 | Pengembangan staf termasuk kegiatan pelatihan | 22 | Program ini memberikan perubahan menantang tetapi tidak berlebihan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan peserta. | | Manajemen Informasi | 23 | Meningkatkan efektivitas dari operasi | 24 | Meningkatkan produktivitas kepala sekolah dasar | 25 | Meningkatkan servis konsumen | 26 | Mempermudah dalam memelihara system | 27 | Mempermudah kerjasama dengan sekolah dasar lain |

3.3 Uji Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Dalam penelitian yang menggunakan pertanyaan atau kuesioner akan sering terjadi penyimpangan atau kesalahan, jika hal tesebut terjadi maka tidak akan bisa dijadikan dasar penghitungan hipotesa. Agar tidak terjadi penyimpangan dan bias dalam jawaban dari responden maka perlu dilakukan uji instrumen penelitian berupa uji validitas dan uji reabilitas.
3.3.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berkaitan dengan apakah kita mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes instrumen ukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menjalani fungsi ukurannya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Perhitungan validitas skala penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer.
Dasar dari uji validitas adalah memilih item yang sudah tersedia dan mengukur kebenaran item tersebut. Secara teknis menguji item dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi.
Pengambilan Keputusan :
Apabila koefisien korelasi < 0.05 maka data yang dijadikan sampel tidak valid.
Apabila koefisien korelasi > 0.05 maka data yang dijadikan sampel valid.
Tabel 4
Uji Validitas No | Variabel | Dimensi | Koefisien korelasi | p-value | Keputusan | 1 | Gaya kepemimpinan | | | | | | 1 | Kharismatik | | | | | | Kha1 | 0.895 | 0.000 | Valid | | | Kha2 | 0.899 | 0.000 | Valid | | | Kha3 | 0.926 | 0.000 | Valid | | | Kha4 | 0.907 | 0.000 | Valid | | | Kha5 | 0.911 | 0.000 | Valid | | 2 | Stimuli intelektual | | | | | | Sti6 | 0.896 | 0.000 | Valid | | | Sti7 | 0.901 | 0.000 | Valid | | | Sti8 | 0.873 | 0.000 | Valid | | | Sti9 | 0.858 | 0.000 | Valid | | 3 | Pertimbangan individual | | | | | | Per10 | 0.923 | 0.000 | Valid | | | Per11 | 0.949 | 0.000 | Valid | | | Per12 | 0.934 | 0.000 | Valid | | | Per13 | 0.936 | 0.000 | Valid | | 4 | Kontijensi penghargaan | | | | | | Kon14 | 0.885 | 0.000 | Valid | | | Kon15 | 0.866 | 0.000 | Valid | | | Kon16 | 0.884 | 0.000 | Valid | | | Kon17 | 0.853 | 0.000 | Valid | | 5 | Pemimpin aktif | | | | | | Akt18 | 0.856 | 0.000 | Valid | | | Akt19 | 0.858 | 0.000 | Valid | | | Akt20 | 0.860 | 0.000 | Valid | | | Akt21 | 0.885 | 0.000 | Valid | | 6 | Pemimpin pasif | | | | | | Pas22 | 0.808 | 0.000 | Valid | | | Pas23 | 0.821 | 0.000 | Valid | | | Pas24 | 0.831 | 0.000 | Valid | | | Pas25 | 0.861 | 0.000 | Valid | | | Pas26 | 0.848 | 0.000 | Valid | | | Pas27 | 0.854 | 0.000 | Valid | | | Pas28 | 0.859 | 0.000 | Valid | 2 | Visi sekolah | | | | | | | Visi1 | 0.911 | 0.000 | Valid | | | Visi2 | 0.915 | 0.000 | Valid | | | Visi3 | 0.907 | 0.000 | Valid | | | Visi4 | 0.904 | 0.000 | Valid | | | Visi5 | 0.913 | 0.000 | Valid | | | Visi6 | 0.912 | 0.000 | Valid | | | Visi7 | 0.890 | 0.000 | Valid | | | Visi8 | 0.890 | 0.000 | Valid | | | Visi9 | 0.912 | 0.000 | Valid | | | Visi10 | 0.902 | 0.000 | Valid | | | Visi11 | 0.918 | 0.000 | Valid | | | Visi12 | 0.918 | 0.000 | Valid | | | Visi13 | 0.917 | 0.000 | Valid | | | Visi14 | 0.904 | 0.000 | Valid | | | Visi15 | 0.909 | 0.000 | Valid | | | Visi16 | 0.907 | 0.000 | Valid | | | Visi17 | 0.909 | 0.000 | Valid | | | Visi18 | 0.913 | 0.000 | Valid | | | Visi19 | 0.904 | 0.000 | Valid | | | Visi20 | 0.911 | 0.000 | Valid | | | Visi21 | 0.901 | 0.000 | Valid | | | Visi22 | 0.907 | 0.000 | Valid | 3 | Organisasi pembelajaran | | | | | | 8 | Keterlibatan staff | | | | | | Ket1 | 0.902 | 0.000 | Valid | | | Ket2 | 0.870 | 0.000 | Valid | | | Ket3 | 0.871 | 0.000 | Valid | | | Ket4 | 0.864 | 0.000 | Valid | | | Ket5 | 0.876 | 0.000 | Valid | | | Ket6 | 0.865 | 0.000 | Valid | | | Ket7 | 0.872 | 0.000 | Valid | | 9 | Evaluasi | | | | | | Eva8 | 0.903 | 0.000 | Valid | | | Eva9 | 0.875 | 0.000 | Valid | | | Eva10 | 0.907 | 0.000 | Valid | | | Eva11 | 0.896 | 0.000 | Valid | | | Eva12 | 0.836 | 0.000 | Valid | | | Eva13 | 0.892 | 0.000 | Valid | | | Eva14 | 0.848 | 0.000 | Valid | | 10 | Pengembangan professional | | | | | | Pro15 | 0.904 | 0.000 | Valid | | | Pro16 | 0.930 | 0.000 | Valid | | | Pro17 | 0.930 | 0.000 | Valid | | | Pro18 | 0.916 | 0.000 | Valid | | | Pro19 | 0.914 | 0.000 | Valid | | | Pro20 | 0.919 | 0.000 | Valid | | | Pro21 | 0.903 | 0.000 | Valid | | | Pro22 | 0.916 | 0.000 | Valid | | 11 | Manajemen informasi | | | | | | Man23 | 0.883 | 0.000 | Valid | | | Man24 | 0.893 | 0.000 | Valid | | | Man25 | 0.901 | 0.000 | Valid | | | Man26 | 0.865 | 0.000 | Valid | | | Man27 | 0.883 | 0.000 | Valid |
Sumber: Data diolah dengan SPSS
Dari data diatas, untuk variabel gaya kepemimpinan yang dibagi ke dalam 6 bagian dengan total 28 item dimana keseluruhan itemnya dinyatakan valid. Berikut ini penjelasannya, dalam bagian kharismatik 5 item dinyatakan valid dan kha3 memiliki nilai yang paling tinggi dengan 0.926. Selanjutnya masuk ke bagian stimulasi intelektual dengan 4 item dinyatakan valid. Stimulasi intelektual memiliki item tertinggi yaitu sti7 dengan nilai 0.901. Beralih kepada pertimbangan individual dimana 4 item dinyatakan valid, dan memiliki item tertinggi yaitu Per11 dengan nilai 0.949. Masuk kepada bagian kontijensi penghargaan yang memiliki 4 item dan dinyatakan valid. Kontijensi pertimbangan juga memiliki item dengan nilai tertinggi yaitu Kon14 dengan nilai 0.885. Selanjutnya kepada bagian pemimpin aktif dimana 4 item dinyatakan valid. Pemimpin aktif memiliki item dengan nilai tertinggi yaitu Akt21 dengan nilai 0.885. Bagian terakhir adalah pemimpin pasif yang memiliki 7 item dan keseluruhan item dinyatakan valid. Bagian ini memiliki item tertinggi yaitu Pas25 dengan nilai 0.861.
Variabel kedua adalah visi sekolah yang memiliki 22 item kuesioner. Keseluruhan item dari visi sekolah dinyatakan valid dan memiliki 2 item dengan nilai tertinggi yaitu item Visi11 dan Visi 12 dengan nilai 0.918.
Variabel ketiga adalah organisasi pembelajaran yang terbagi ke dalam 4 bagian dengan total 27 item yang dinyatakan valid. Berikut keterangannya, untuk bagian keterlibatan staff yang memiliki 7 item keseluruhan itemnya dinyatakan valid. Keterlibatan staff memiliki nilai tertinggi yaitu item Ket1 dengan nilai 0.902. Bagian kedua adalah evaluasi yang memiliki 7 item dan keseluruhan itemnya dinyatakan valid. Evaluasi memiliki item tertinggi yaitu Eva10 dengan nilai 0.907. Bagian ketiga adalah pengembangan professional dengan 8 item yang keseluruhan itemnya dinyatakan valid. Pengembangan professional memiliki 2 item tertinggi yaitu Pro16 Pro17 dengan nilai 0.930. Bagian terakhir adalah manajemen informasi yang memiliki 5 item dengan keseluruhan item dinyatakan valid. Manajemen informasi memiliki nilai tertinggi yaitu Man25 dengan nilai 0.901.
3.3.2 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Uji reabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.
Uji reabilitas dari setiap konstruk yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS 15.0. Cronbach Alpha yang cukup dapat diterima adalah yang bernilai 0.60 sampai 0.70 atau lebih (Sekaran, 2003:312). Dasar pengambilan keputusan uji reabilitas untuk instrumen yang reliable adalah sebagai berikut: 1. Jika Cronbach’s coefficient alpha (α) ≥ 0.6 maka cronbach’s alpha acceptable (construct reliable) atau pertanyaan dalam kuesioner layak digunakan. 2. Jika Cronbach’s coefficient alpha (α) ≤ 0.6 maka cronbach’s alpha poor acceptable (construct unreliable) atau pertanyaan dalam kuesioner tidak layak digunakan.
Tabel 5
Uji Reabilitas No | Variabel/Dimensi | N of Items | Cronbach's Alpha | Keputusan | 1 | Kharismatik | 5 | 0.946 | Reliabel | 2 | Stimuli intelektual | 4 | 0.904 | Reliabel | 3 | Pertimbangan individual | 4 | 0.952 | Reliabel | 4 | Kontijensi penghargaan | 4 | 0.894 | Reliabel | 5 | Pemimpin aktif | 4 | 0.887 | Reliabel | 6 | Pemimpin pasif | 7 | 0.930 | Reliabel | 7 | Gaya Kepemimpinan Transformasional | 28 | 0.919 | Reliabel | 8 | Visi sekolah | 22 | 0.990 | Reliabel | 9 | Keterlibatan staff | 7 | 0.949 | Reliabel | 10 | Evaluasi | 7 | 0.951 | Reliabel | 11 | Pengembangan professional | 8 | 0.973 | Reliabel | 12 | Manajemen informasi | 5 | 0.930 | Reliabel | 13 | Organisasi Pembelajaran | 27 | 0.951 | Reliabel |
Sumber: Data diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 5 diatas, koefisien cronbach alpha untuk masing-masing variabel ≥ 0.60, artinya Cronbach Alpha dapat diterima. Variabel pertama yaitu gaya kepemimpinan memiliki cronbach alpha sebesar 0.919 ≥ 0.60, dengan kata lain jawaban responden terhadap gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional yang dibagi kepada 6 bagian memiliki nilai cronbach alpha tertinggi yaitu bagian pertimbangan individual dengan nilai 0.952. Cronbach alpha untuk variabel visi sekolah memiliki nilai 0.990 ≥ 0.60, yang artinya jawaban responden untuk variabel visi sekolah adalah konsisten dan konstruk dapat dipercaya. Selanjutnya kepada variabel organisasi pembelajaran yang memiliki cronbach alpha sebesar 0.951 ≥ 0.60, dengan kata lain jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel organisasi pembelajaran adalah konsisten dan konstruk dapat dipercaya (reliable). Organisasi pembelajaran yang dibagi ke dalam 4 bagian ini memiliki bagian dengan nilai cronbach alpha tertinggi yaitu bagian pengembangan professional dengan nilai 0.973. Dari ketiga variabel diatas, keseluruhan pertanyaan dinyatakan valid dan visi sekolah menjadi variabel dengan nilai cronbach alpha tertinggi yaitu 0.990.
3.4 Prosedur Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti untuk selanjutnya data tersebut dapat diolah dan kemudian dapat diambil kesimpulan. Adapun sumber data diperoleh : 1. Penelitian Lapangan
Yaitu melakukan penelitian lapangan secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data primer berupa informasi dan keterangan lain yang diperlukan. Metode yang digunakan adalah : a. Wawancara terstruktur
Yaitu mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada guru sekolah dasar di Sukabumi dan Cianjur. Dimana pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan telah dipersiapkan terlebih dahulu secara tertulis dan kemudian disampaikan secara lisan. b. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yakni guru sekolah dasar-sekolah dasar yang berada di daerah Sukabumi dan Cianjur. Tujuan mengadakan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei obyek yang diteliti secara langsung. 2. Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu didasarkan atas pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan tersebut adalah keterbatasan waktu, dana, dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Kuesioner yang berisi 77 pertanyaan dibagikan kepada 100 Guru di sekolah dasar-sekolah dasar. Penelitian terhadap jawaban kuesioner ini menggunakan skala likert yang dibagi dalam 5 poin.
3.5 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk analisa data dalam skripsi ini adalah : 1. Untuk menganalisis Gaya Kepemimpinan digunakan statistik deskriptif yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk table rata-rata (mean). 2. Untuk menganalisa Visi Sekolah dasar digunakan statistik deskriptif yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk table rata-rata (mean) 3. Untuk menganalisa Organisasi Pembelajaran Sekolah dasar digunakan statistik deskriptif yaitu menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk table rata-rata (mean) 4. Untuk mengetahui tiap-tiap hubungan dari gaya kepemimpinan transformasional terhadap organisasi pembelajaran melalui visi sekolah sebagai mediator dengan metode analisa SEM menggunakan software SPSS 15 dan AMOS. Analisa SEM merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana hubungan antar variabel tersebut.

3.5.1 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesa dilakukan untuk menjawab masalah penelitian. Syarat dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan adalah dengan membandingkan ρ-value dengan tingkat keyakinan signifikan (alpha) sebesar 0,05. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesa : 1. Menyatakan hipotesis
H1 : Ada pengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan transformasional terhadap Organisasi Pembelajaran
H2 : Ada pengaruh positif antara Gaya Kepemimpinan transformasional terhadap Visi Sekolah dasar
H3 : Visi Sekolah dasar sebagai mediator berpengaruh positif kepada Gaya kepemimpinan transformasional terhadap Organisasi Pembelajaran
2. Memilih alat untuk melakukan pengujian hipotesa yang tepat berdasarkan skala interval dan jenis variabel. 3. Menentukan tingkat signifikan ρ=0,05 4. Jika nilai hitung lebih kecil dari pada nilai kesalahan, maka hipotesa diterima (Ho ditolak dan Ha diterima) Jika nilai hitung lebih besar daripada nilai kesalahan, maka hipotesa gagal ditolak (Ho gagal ditolak).

Similar Documents

Premium Essay

Management Economics

...A Firm in a perfectly competitive market invents a new method of production that lowers its marginal cost. What happens to its output? What happens to the price of charges? A profit-maximizing firm compares the marginal revenue received from output sold with the marginal cost of producing it. If marginal revenue equals marginal cost, then the firm produces the profit-maximizing output quantity. If marginal revenue is less than marginal cost, then it can boost profit by increasing production. If marginal revenue is greater than marginal cost, then it can boost profit by decreasing production. A. The firm has an employee who threatens to tell all other firms in the industry about how to implement this new technique. Will it be possible to bribe the employee not to do this? Why or why not? I don’t know it would be possible for the firm to bribe the employee unless they were under a contractual agreement with him/her. For example: my husband company makes their employees sign a no compete policy. The employee cannot take any patent that they have implemented nor can they speak of any patents or services that were implemented. B. Why should this employee probably choose to tell only some of the other firms rather than all of them? He would only loose his leverage by telling all of the firms. If he/she wanted to make money and keep a good reputation with these companies he has given this secret to he must limit his transaction to only a few firms to keep the perfect competitive...

Words: 1021 - Pages: 5

Premium Essay

Economics and Management

...Hao Long 2339 Willowbrook Drive Apt. 301 long80@purdue.edu West Lafayette, IN 47906 (765) 418-3466 [pic] Profile • Seeking an internship in Human Resource specific interest in compensation, data analysis and labor economics. • Interdisciplinary knowledgeable about human resource management, economics and statistics. • Positive team player with proven abilities in critically thinking, data analysis and project management. • Fluent in spoken English, Mandarin and Cantonese languages EDUCATION Krannert School of Management, Purdue University Aug. 2011 – May 2013 Master of Science in Human Resources Management The MSHRM is a two-year management degree with the strongest business core among graduate HR programs. It incorporates 25 hours of coursework from Krannert's MBA core curriculum. Renmin University of China – Beijing, China Sep. 2007 – Jun. 2011 Bachelor in Economics GPA: 3.36 PROFESSIONAL EXPERIENCE Mercer Consulting Co., Ltd. Beijing Branch – Beijing, China Aug. 2010 – Nov. 2010 Human Capital Department Intern Participated in compensation design projects, including Audi Group; took charge of data check and analysis of 27 dealers in 3 regions. Joined in assessment center...

Words: 365 - Pages: 2

Premium Essay

Construction Management and Economics

...Project management competence in public sector infrastructure organisations PANTALEO MUTAJWAA DANIEL RWELAMILA* Graduate School of Business Leadership, University of South Africa, PO Box 392, UNISA 0003, South Africa Received 3 June 2006; accepted 2 November 2006 Public sector organisations responsible for infrastructure development in most non-industrialised countries, which include infrastructure departments/ministries, parastatal organisations and other statutory organisations qualify as project-oriented organisations (POO). There are strong indications to suggest that these organisations’ project management (PM) competencies leave a lot to be desired. At face value they purport to be fully fledged project-oriented organisations and performing as competent PM organisations, while in reality they are predominantly dependent on accidental project managers. This paper reports on a study that was carried out in one of the large infrastructure departments in South Africa. The focus is on one of the premiere programmes managed by the department. The management of the programme is scrutinised in order to establish the department/ministry’s PM competence. An evaluation of the performance of the programme was carried out in relation to the ministry’s mandate in order to assess its PM competence. It is found that the programme in its current form could be described as a ‘white elephant’ and a programme that does not have an appropriate organisation structure, nor appropriate...

Words: 1236 - Pages: 5

Premium Essay

Practice Paper - Ecs Economics for Business and Management

...ECS1260-65 ECONOMICS (FOR BUSINESS AND) MANAGEMENT 2012-13 Seminar Exercises 13 (to take place in Week 16 starting 11th February 2013) 1) Please say whether the following statements are true or false: a. An economy experiences growth if it produces more goods and services than the year before. (T) (An increase in the production means an increase in the GDP) b. Investment in physical capital means hiring more employees. (F) (Human capital is used for workforce) c. The convergence hypothesis asserts that poor countries grow slower than rich countries, thereby widening the income gap between the two sets of countries. (F) d. Trend output fluctuates around actual output, since it is latter that matters most. (F) (Actual output fluctuates around Trend output due to change in trends) e. Real business cycles assume that cycles reflect fluctuations around output, while political cycles reflect fluctuations around the political establishment. (T) ( f. In the business cycle, recession follows boom, and is followed by slump. (T) g. During recession, business profits increase. (F) Multiple Choice: 2) An increase in living standards generally takes place when: a) GDP grows vigorously over a long period of time. b) GDP declines only moderately. c) GDP is volatile. d) GDP long-term trend is flat. 3) Which of the following is NOT an example of an increased standard of living? a) Lower life expectancy. b) Indoor plumbing...

Words: 428 - Pages: 2

Premium Essay

Global Economic Environment in: Business and Management Global Economic Environment Global Economic Environment Generally, Global Economic Environment Is Influenced by Various Factors Such as Technological, Environment,

...Global Economic Environment In: Business and Management Global Economic Environment Global Economic Environment Generally, global economic environment is influenced by various factors such as technological, environment, political, socio-cultural, and demographic that directly affects businesses. Economic environment refers to the nature of economic systems and policies, distribution of income and wealth, and level of income. Indeed, economic environment has a complex and very dynamic nature; it is continually changing along with the changes in political situations and government policies. Global Economic Environment Mainly, global economic environment is comprised of several components including the economic systems, conditions, policies, legislations, and environment. Indeed, the economic policies being imposed in every business unit are significantly influences by the overall condition of economy. This includes the improvements that occurred in economic conditions such as the purchasing power of the public, standard of living, distribution of income, and supply and demand. Mainly, these factors reflect the size of the market. Another factor reflecting the economic condition is the business cycle, which is critical to every business unit. It refers to the different stages such as prosperity, boom, decline, depression, and recovery. The economic condition of a country can be understood through its national income, per capita income, and distribution of income, demand and...

Words: 279 - Pages: 2

Premium Essay

Explain How Social, Political and Economic Forces Have Influenced Organization and the Practice of Management

...RUNNING HEADER: Social, Political and Economic Forces Explain how social, political and economic forces have influenced organization and the practice of management Maxine Williams Portmore Community College, Old Harbour 3 December 2009 Introduction The social, political and economic forces do indeed influence how organizations operate as well as the practice of management. When an organization plans to conduct marketing activities or expand its market, it is recommended that they conduct SWOT analysis to find out its strengths, weakness, opportunities and threats in order to move forward. They do this by evaluating the social, political and economic forces in the environment. In addition, the practice of management is influenced by the social environment e.g. cultural climate in a country and an organization. It is further influenced by the political environment such as trade regulations, wage legislation, political instability et al. The economic factors will also influence the practice of management by the economic growth rate, labour costs, the skill level of workers et al. The author will discuss these factors in greater detail throughout the body of the paper. Defining the Social, Political and Economic Forces The social environmental factors include the demographic and cultural aspects of the external macro-environment. These factors affect customer needs and the size of potential markets. Political factors include government regulations...

Words: 2730 - Pages: 11

Free Essay

Construction Management and Economics

...Construction Management and Economics (May 2004) 22, 347–356 The development of the construction legal system in China LAM YOW THIM and CHEN ZONGGUI School of Civil and Environmental Engineering, Nanyang Technological University, Singapore Received 2 December 2002; accepted 29 May 2003 China has been developing at an amazing speed since it carried out reform and open-door policy in 1978. Construction industry is playing a leading role in the rapid Chinese economic development. At the same time, China has also worked hard to encourage overseas investors to expand their investment in the construction industry. With its development over the years, China has established a legal system for governing construction activities. To participate in such a major market in the world, it is important to understand the legal system governing it and the impact of China’s joining the World Trade Organization. The Chinese construction laws and practice are still very different from the international norm. If foreign participants are to make a success out of doing business in China, they must understand the Chinese way of life. Particularly, they must prepare to adapt to an environment where new rules are created as circumstances and situations change. Keywords: Construction laws, legal system, construction industry, China, foreign investment, foreign designers and contractors, World Trade Organization (WTO) Introduction China has been developing at an amazing speed since it carried out...

Words: 6661 - Pages: 27

Free Essay

Economic Context of Management

...MGSM845 : ECONOMIC CONTEXT OF MANAGEMENT    Essay Term 2, 2013        ‘Sustaining Australia’s rate of economic growth above 3.25%, once the mining sector’s level  of investment spending reduces during the next couple of years, is going to be a major  challenge which will require a focus by the public and private sectors on productivity’.  Discuss this statement, including an analysis of Australia’s GDP growth rate since 2000 and  the drivers of GDP growth in Australia. What are the implications of your outlook on  monetary policy settings?                        Name:          1,500  Student No.:  Word Count:  MGSM845:ECONOMIC CONTEXT OF MANAGEMENT  Term 2, 2013          The Australian resources sector plays a vital role in the Australian economy. The resources  sector  is  the  largest  contributor  to  merchandise  exports,  a  major  contributor  to  GDP,  a  major  employer,  a  major  contributor  to  government  revenue  and  investment.  Other  benefits  such  as  its  contribution  to  rural  and  regional  development  and  technological  development and environmental research are also significant.  Australia  has  experienced  significant  GDP  growth  since  the  early  2000’s,  it  has  effectively  been a two speed economy where the strong mining sector growth has been offset by the  reduction in the manufacturing sector.  Following the global financial crisis in the late 2000’s, the Australian government fiscal policy  placed signi...

Words: 1989 - Pages: 8

Premium Essay

“Economics of It Security Management”

...“Economics of IT Security Management” 1) The article questions the loss estimate obtained from CSI/FBI security surveys since they exclude some categories of costs associated with security breaches. It suggests that cost estimate based on the loss in capital markets as a result of a breach in security may be a proxy to estimate true cost of security breaches. a. What do you think about the quality of this cost estimate? Can you think of better ways to capture true cost of security breaches? Although I can see the benefit to utilizing capital market losses as a basis for estimating the true costs of a security breach because it attempts to capture the intangible costs of a breach, there is a great deal of uncertainty in the market and market share may go up or down as much based on the public perception of company’s ability to handle the situation as the damage done by the event itself. Additionally, the marketplace is often affected, in the long term by a multitude of indirect factors that skew the data; the price of fuel, socio-economic instability or new laws/regulations in parts of the world where they have warehouses or production facilities, natural disasters etc. Furthermore capital market changes only capture the effects of those security breaches that are publicly reported. Privately held companies are not subject to many of the laws and regulations that compel larger businesses to self-report and even when companies are required by law, to report security...

Words: 2740 - Pages: 11

Premium Essay

Mann Economic Management

... 349 Statistics in Practice STATISTICS in PRACTICE JOHN MORRELL & COMPANY* CINCINNATI, OHIO John Morrell & Company, which began in England in 1827, is considered the oldest continuously operating meat manufacturer in the United States. It is a wholly owned and independently managed subsidiary of Smithfield Foods, Smithfield, Virginia. John Morrell & Company offers an extensive product line of processed meats and fresh pork to consumers under 13 regional brands including John Morrell, E-Z-Cut, Tobin’s First Prize, Dinner Bell, Hunter, Kretschmar, Rath, Rodeo, Shenson, Farmers Hickory Brand, Iowa Quality, and Peyton’s. Each regional brand enjoys high brand recognition and loyalty among consumers. Market research at Morrell provides management with up-to-date information on the company’s various products and how the products compare with competing brands of similar products. A recent study compared a Beef Pot Roast made by Morrell to similar beef products from two major competitors. In the three-product comparison test, a sample of consumers was used to indicate how the products rated in...

Words: 29095 - Pages: 117

Free Essay

Human Resource Management and Safety: Technical Efficiency and Economic Incentives

...Upjohn Institute Press Book Chapters Upjohn Research home page 2005 Human Resource Management and Safety: Technical Efficiency and Economic Incentives Richard J. Butler Brigham Young University Yong-Seung Park Kyung Hee University Citation Butler, Richard J., and Yong-Seung Park. 2005. "Human Resource Management and Safety: Technical Efficiency and Economic Incentives." In Safety Practices, Firm Culture, and Workplace Injuries. Kalamazoo, MI: W.E. Upjohn Institute for Employment Research, pp. 1-12. http://research.upjohn.org/up_bookchapters/33 This title is brought to you by the Upjohn Institute. For more information, please contact ir@upjohn.org. 1 Human Resource Management and Safety Technical Efficiency and Economic Incentives More U.S. workers die each year on the job than were killed in the U.S. military cumulatively from 1998 through November 2004, even after including self-inflicted and accidental military deaths (DIOR 2005). In 2001, there were 8,786 job-related fatal injuries (5,900 not counting the fatalities caused by the terrorist attacks of September 11), or about 3.7 fatal injuries per 100,000 workers. Workers made 2.1 million trips to the emergency room for injuries sustained from accidents at work (Centers for Disease Control and Prevention 2004). Workers’ compensation insurance, which covers all medical expenses and part of lost wages associated with injuries, cost employers $63.9 billion in 2001 (Williams, Reno, and Burton 2003). The...

Words: 4381 - Pages: 18

Premium Essay

Exploring the Chalenges of Strategic Management Accounting in the Post Global Economic Crisis Era

...THE CHALLENGES OF STRATEGIC MANAGEMENT ACCOUNTING IN POST GLOBAL ECONOMIC CRISIS ERA IN NIGERIA: IMPLICATIONS FOR THE NIGERIAN PROFESSIONAL BY BENNETT B. BENNETT UNIZIK/ACC/Ph.D./2011387014F DEPARTMENT OF ACCOUNTANCY, FACULTY OF MANAGEMENT SCIENCES, NNAMDI AZIKIWE UNIVERSITY, AWKA SEPTEMBER, 2012 TABLE OF CONTENTS Certification Approval Declaration Acknowledgement List of Tables Abstract CHAPTER ONE INTRODUCTION 1.0 Background to Study 1.1 Statement of Research Problem 1.2 Objective of Study 1.3 Research Question 1.4 Research Hypothesis 1.5 Significance of the Study 1.6 Scope and Delimitation of Study 1.7 Limitations CHAPTER TWO LITERATURE REVIEW 2.1 Historical Background 2.2 Conceptual Frame work 2.3 theoretical Frame work 2.4 Review of Current Literature CHAPTER THREE METHODOLOGY 3.1 Design of the Study 3.2 Data Collection 3.3 Method of Data Analysis CHAPTER FOUR DATA PRESENTATION, ANALYSIS AND INTERPRETATION 5.1 Summary 5.2 Conclusion 5.3 Recommendations 5.4 Suggestions for Further Studies Bibliography Appendix CERTIFICATION This is to certify that this research work was carried out by Bennett, B. Bennett of the Department of Accountancy Nnamdi Azikiwe University, Awka. _______________________ Prof. B.C. Osisioma Date. APROVAL This paper titled “Exploring the Challenges of Strategic Management Accounting in Post Global Economic Crisis Era: Implications for...

Words: 3081 - Pages: 13

Premium Essay

Explain How Social, Political and Economic Forces Have Influenced Organization and the Practice of Management

...Basic Leadership Principles Colonel Royal Mortenson Colonel United States Marie Corps 1. Be a good person, a person of character and strength, and you will always be a good firefighter. 2. Never be afraid to take a moral or ethical stand on something you believe in your gut to be right. Stand up and be counted. 3. Someone has to lead, in the absence of authority---take Charge. 4. “Band of brothers” is not just a line from Shakespeare’s Henry the V. We are a “Band of brothers,” so, like a brother, never turn your back on a fellow firefighter. 5. Always strive to be tactically and technically proficient in all you do. The price of anything less is far too costly. Our environment is uncertain and lethal. Never let it be said that you lost a man or a woman because you failed to do your homework. 6. I will listen to and help any person, anytime. I expect my subordinate leaders to do the same; however, every member of our team must reach out and grab the “offered hand.” 7. Everything I do must prepare myself and my team for mission success and survival. Our enemies must understand that they have but two choices---“make peace or die.” 8. Take care of our families. Stress at home tears at the fiber of our organization. 9. I will hold myself accountable for all I do and don’t do. I will hold others accountable for their actions commensurate with their position and responsibilities at every level. 10. Don’t lie, steal or cheat. 11. Never accept...

Words: 326 - Pages: 2

Premium Essay

The Economic Impact of Tourism on Hotel Management

...ECONOMIC IMPACT OF TOURISM ON HOTEL DEVELOPMENT (A STUDY OF SHERATON HOTEL, IKEJA, LAGOS) A RESEARCH PROJECT SUBMITTED BY ODEODE FAITH EBANEHITA (Matric. No: RUN06-07/925) IN PARTIAL FULFILMENT OF REQUIREMENTS FOR THE AWARD BACHELOR OF SCIENCE (B. SC) DEGREE IN TOURISM MANAGEMENT TO THE DEPARTMENT OF TRANSPORT AND TOURISM STUDIES, COLLEGE OF MANAGEMENT SCIENCES, REDEEMER’S UNIVERSITY, OGUN STATE. MAY 2010 CERTIFICATION I certify that this research project titled ECONOMIC IMPACT OF TOURISM ON HOTEL DEVELOPMENT (A STUDY OF SHERATON HOTEL, IKEJA, LAGOS) .................................................................................................. Was conducted and written by ODEODE FAITH EBANEHITA Run06-07/925 ........................................................ ........................ Name Matric No Under my supervision In partial fulfilment of the requirement for the award of (B. SC) TOURISM MANAGEMENT ............................................................. In the College of Management Sciences Redeemer’s University, Redemption City, Ogun State, Nigeria Mrs. A.O. Idowu Dr. (Mrs.) B.O. Adeleke _______________________ ____________________ Name, Signature and Date ...

Words: 22394 - Pages: 90

Premium Essay

Explain How Social, Political and Economic Forces Have Influenced Organization and the Practice of Management Basic Leadership Principles Colonel Royal Mortenson Colonel United States Marie Corps 1. Be a Good Person, a

...Explain How Social, Political and Economic Forces Have Influenced Organization and the Practice of Management Basic Leadership Principles Colonel Royal Mortenson Colonel United States Marie Corps 1. Be a good person, a person of character and strength, and you will always be a good firefighter. 2. Never be afraid to take a moral or ethical stand on something you believe in your gut to be right. Stand up and be counted. 3. Someone has to lead, in the absence of authority---take Charge. 4. “Band of brothers” is not just a line from Shakespeare’s Henry the V. We are a “Band of brothers,” so, like a brother, never turn your back on a fellow firefighter. 5. Always strive to be tactically and technically proficient in all you do. The price of anything less is far too costly. Our environment is uncertain and lethal. Never let it be said that you lost a man or a woman because you failed to do your homework. 6. I will listen to and help any person, anytime. I expect my subordinate leaders to do the same; however, every member of our team must reach out and grab the “offered hand.” 7. Everything I do must prepare myself and my team for mission success and survival. Our enemies must understand that they have but two choices---“make peace or die.” 8. Take care of our families. Stress at home tears at the fiber of our organization. 9. I will hold myself accountable for all I do and don’t do. I will hold others accountable for their actions commensurate...

Words: 340 - Pages: 2